Cari Review Buku

Tampilkan postingan dengan label Novel Misteri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel Misteri. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Agustus 2024

Seri Petualangan 3: Petualangan di Lembah Maut by Enid Blyton - Gara-Gara Salah Naik Pesawat!

Hai haiii. Ya ampuun, sudah lama banget ya nggak review buku. Apalagi ngereview Seri Petualangan ini. Terakhir review di tahun 2021. Wakakak, udah lama banget. Sebenernya sih buku yang dibaca tuh udah banyak, tapi waktu buat mereviewnya yang kurang banget. Banyak kesibukan sehari-hari yang lebih prioritas. Nggak apa-apa lah ya. 

Buku ini juga sebenarnya sudah lama banget selesai dibaca, cuman baru sempet direview sekarang. Petualangan di Lembah Maut ini punya judul asli The Valley of Adventure. Diterbitkan pertama kali tahun 1947 oleh penerbit Macmillan di UK. Novel ini merupakan bagian dari Adventure Series (Seri Petualangan). Kalau di Indonesia, tepatnya di penerbit Gramedia Pustaka Utama, sepertinya buku ini dicetak pertama kali di Desember 1982. Yang kami baca ini terbitan Juni 2017. Novel ini juga menjadi salah satu novel yang punya tema Perang Dunia Kedua.

SINOPSIS

Liburannya Jack, Philip, Dinah, Lucy-Ann, dan tidak lupa Kiki si kakak tua yang cerewet, kali ini sebetulnya agak-agak mewah ya. Karena mereka mendapat tawaran pesiar menggunakan pesawat terbang yang sedang dioperasikan oleh Bill. Pesiar malam hari lagi rencanya. Yup, betul sekali, malam hari. Waktu yang tepat untuk terjadinya hal-hal tak terduga. 

Tidak lama dari kedatangan mereka ke bandara, mereka semua terjebak di tengah-tengah baku tembak yang terjadi secara mendadak. Sebenarnya, mereka sudah terbiasa dengan pesawat Bill. Tapi, kegelapan dan kepanikan merupakan paduan yang pas untuk berbagai kesalahan. Termasuk kesalahan naik pesawat. Mereka pun salah naik ke pesawat musuh, bukannya pesawat Bill. Musuh yang juga buru-buru kabur pun tidak sempat memeriksa pesawat. Jadilah mereka berlima penumpang gelap sampai ke tujuan yang antah berantah.

Untungnya sih mereka cukup cerdas untuk segera sadar kalau mereka salah naik pesawat. Mereka juga anak-anak yang cukup waspada, sehingga tidak langsung ketahuan. Mereka berlima pun tiba di sebuah lembah yang dikelilingi gunung. Yang tidak jelas ada di mana. Untuk keluar masuk lembah itu hanya bisa menggunakan pesawat. Mereka pun terjebak sampai entah berapa lama di lembah itu.

Selama terjebak banyak kejadian seru dan menegangkan yang mereka alami. Kucing-kucingan dengan para penjahat, mengamankan makanan, dan tidak lupa eksplorasi lembah. Mereka menemukan gua tersembunyi yang cukup aman untuk mereka berlima. Tapi siapa sangka, ternyata gua itu juga menyimpan rahasia, dan tentu saja...harta karun.

REVIEW

Kali ini kami bisa bilang kalau seri petualangan ini seru banget. Petualangannya benar-benar menantang dan super berbahaya. Ada unsur hopeless juga. Bayangkan saja, mereka nggak sengaja ikut penjahat ke sebuah pulau terpencil. Keluar masuk hanya bisa dengan pesawat, dan pesawat yang tersedia ya hanya milik para penjahat yang entah sedang melakukan apa di lembah itu. Sudah begitu, mereka tidak punya moda komunikasi apa pun. Jadi mereka tidak bisa minta tolong pada Bill atau Bu Mannering. Ya gimana mau minta tolong juga kan, kan mereka nggak tahu juga mereka ada di mana persisnya. Petualangan menyusuri lembah, hutan-hutan, dan gua-guanya seru banget. Sampai ending, pembaca dibuat tegang dan penasaran dengan kejadian apa yang akan terjadi di halaman berikutnya. Berharap-harap cemas kapan mereka akan ditolong sama Bill.

Recommended banget deh untuk judul yang ini. Seru. Kami suka banget. Rating Goodreads untuk buku ini bagus banget 4.22 dari 5 Bintang. Kalau di Google 93% suka sama buku ini. 

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami, silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/seri-petualangan-3-petualangan-di-lembah-maut

BACA JUGA

Rabu, 27 September 2023

Review Novel (Victor) Frankenstein by Mary Shelley - Siapakah Monster yang Sebenarnya?

TENTANG FRANKENSTEIN

Jujur saja, sebelumnya saya sama sekali tidak tahu bahwa tokoh monster Frankenstein itu berasal dari sebuah tokoh novel. Baru ketika saya membaca novel Waking the Dead karya Heather Graham lah saya baru ngeh, kalau Mary Shelley menulis novel Frankenstein. Sejak itu saya lumayan tertarik untuk membaca novel klasik ini. 

Novel Frankenstein ini menurut saya punya sejarah yang menarik, dan terkait dengan Indonesia lho. Karya ini lahir pada tahun 1816. Tahun yang dikenal dengan Tahun Tanpa Musim Panas. Saat itu dunia sedang mengalami musim dingin vulkanis akibat ledakan gunung Tambora di tahun 1815. Saat itu, Mary Shelley, yang berumur 18 tahun, bersama kekasihnya (yang kemudian menjadi suaminya), Percy Bysshe Shelley, dan adik tiri Mary, Claire Clairmont, mengunjungi Lord Byron dan dr. John Polidori di Villa Diodati di dekat danau Jenewa. Saat itu, cuaca sedang tidak bersahabat dan terlalu dingin untuk mengadakan kegiatan di luar ruangan. Sambil menghangatkan diri, mereka membaca kisah-kisah horor dari buku Fantasmagoriana, sebuah buku kumpulan cerita hantu dari Jerman. Byron lalu menantang mereka untuk masing-masing membuat sebuah kisah horor. Dari sinilah kemudian, bibit-bibit lahirnya Frankenstein.

Frankenstein punya judul lain, The Modern Prometheus. Tapi judul kedua ini sudah sangat jarang digunakan. Frankenstein pertama kali diterbitkan pada 1 Januari 1818 di London tapi secara anonim. Nama Mary Shelley baru muncul di edisi kedua yang terbit di Paris pada tahun 1821. Pada masa novel ini dibuat, topik tentang galvanisme (pemicuan arus listrik melalui reaksi kimia) sedang menjadi topik hangat. Topik ini sedikit banyak menjadi inspirasi lahirnya Frankenstein.

Sebelum lebih jauh lagi, sebenarnya orang banyak yang salah kaprah. Frankenstein bukanlah nama si monster. Frankenstein adalah nama ilmuan yang menciptakan monster itu. Nama sang ilmuan, Victor Frankenstein. Monsternya sendiri sebenarnya tidak punya nama. Cuman dijuluki monster aja, bahkan Victor sendiri tidak memberi nama kepada monster ciptaannya. Victor memanggil ciptaannya itu dengan dengan kata-kata kasar dan buruk. Tapi seiring berjalannya waktu kesalahan ini terjadi terutama di dunia adaptasi perfilman.


SINOPSIS

Novel Frankenstein dinarasikan dengan narasi orang pertama. Ada 3 orang yang bercerita. Novel ini dibuka dengan narasi dari Kapten Walton dalam bentuk surat menyurat dengan adiknya. Kapten Walton sedang dalam misi mencari ilmu pengetahuan dan misinya membawanya berlayar jauh ke utara. Nah, suatu waktu, Kapten Walton melihat keanehan. Seseorang dengan bentuk tubuh yang sangat besar sedang mengendarai kereta anjing melintasi laut beku. Beberapa jam kemudian, Kapten Walton menyelamatkan Victor Frankenstein yang nyaris membeku karena Victor dan keretanya tidak berhasil mengejar sang monster. Kapten Wilton yang sedang mencari seorang sahabat yang mau menemani ekspedisinya, menemukan Victor sangat cocok dengannya. Di sisi lain, Victor menemukan ambisi Wilton menyamai ambisinya dulu. Ambisi yang membuatnya menciptakan sang monster. Ambisi yang telah menghancurkannya. 

Maka Victor pun mulai menceritakan kisah hidupnya. Di sinilah, narasi berganti menjadi narasi Victor Frankenstein. Victor menceritakan kisah hidupnya dari mulai masa kecilnya. Lahir dari keluarga berada, Victor merupakan anak yang cerdas dengan keinginan kuat untuk memahami ilmu pengetahuan. Beberapa minggu sebelum kepergiannya ke Universitas Ingolstadt di Jerman, ibu Victor meninggal. Untuk mengatasi kesedihannya, Victor menenggelamkan dirinya ke dalam ilmu pengetahuan dan percobaan-percobaan ilmiah. Di saat-saat inilah, Victor mulai membuat sang monster. Awalnya, Victor ingin membuat manusia buatannya semirip mungkin dengan manusia. Tapi karena kerenikan bagian-bagian tubuh manusia, Victor terpaksa membuat tubuh manusia buatannya berukuran raksasa. Victor begitu tenggelam ke dalam tekad dan eksperimennya. Percaya bahwa manusia buatannya akan membawanya pada kejayaan. Tapi ketika akhirnya sang monster betulan hidup, Victor dihadapkan akan kengerian yang sangat nyata. Victor sendiri, sang pencipta, kabur karena ngeri ketika melihat ciptaannya sendiri. Tapi ketika akhirnya Victor memberanikan diri untuk kembali, ciptaannya itu sudah menghilang, pergi entah kemana.

Gara-gara itu, Victor jadi jatuh sakit. Untungnya, saat Victor kabur waktu itu, Victor bertemu dengan sahabatnya, Henry Clerval. Victor pun dirawat oleh Henry hingga sembuh. Tapi Victor mendapatkan kabar buruk, adiknya, William, terbunuh. Saat tiba di Jenewa ke kediaman keluarganya, Victor melihat sekilas makhluk ciptaannya di dekat tempat kejadian. Yakinlah Victor bahwa monster ciptaannya lah yang bertanggung jawab atas kematian William. Tapi siapa yang akan percaya pada ceritanya? Justine Moritz, pengasuh William menjadi tertuduh, setelah ditemukan kalung William di dalam kantongnya. Sang monster pun berbuat hingga sejauh itu. Dua nyawa tak bersalah melayang di tangan monster yang diciptakan oleh Victor. Karena kesedihan dan rasa bersalahnya, Victor pun mengasingkan diri ke pegunungan, hanya untuk akhirnya bertemu dengan sang monster.

Di sini lah, narasi berganti menjadi narasi dari sang monster. Sang monster ternyata sangat cerdas. Monster ini tuh ibarat bayi yang baru lahir. Tapi lahir-lahir langsung bertubuh besar, dan sayangnya, dengan rupa yang buruk. Sang monster menceritakan kehidupannya yang terpaksa hidup dalam kesendirian. Karena rupanya yang buruk, orang-orang menjadi takut dan benci kepadanya. Bahkan ada yang berbuat kasar kepadanya. Hal ini mendorongnya untuk menyembunyikan diri dari manusia. Suatu hari, sang monster mendapatkan tempat persembunyian di sebuah kandang, tepat di sebelah sebuah pondok bobrok yang dihuni oleh keluarga miskin. Di sinilah sang monster banyak belajar. Belajar membaca, belajar berbicara, bahkan belajar tentang kasih sayang. Sang monster pun diam-diam membantu keluarga tersebut, dan diam-diam berharap, semoga suatu hari keluarga itu dapat menerima dirinya.

Tapi malang tak dapat ditolak. Sang monster mungkin bisa membujuk sang ayah yang buta, karena tak dapat melihat rupa buruknya. Tetapi ketika anak-anak sang ayah melihat sang monster, mereka pun ngeri dan menyerangnya. Sang monster pun pergi dengan sedih. Keluarga itu pun pada akhirnya meninggalkan pondok, takut sang monster akan kembali. Pada dasarnya, sang monster sebetulnya punya hati yang baik dan lembut. Tapi dia diciptakan dengan rupa yang buruk dan memiliki kekuatan melebihi manusia. Sedangkan fitrah manusia adalah merasa takut akan segala sesuatu yang berada di luar nalar mereka. Merasa takut akan segala sesuatu yang terlihat luar biasa buruk dan mengerikan.

Sang monster pun marah. Dia merasa sang penciptanya harus bertanggung jawab atas semua kemalangan yang menimpanya. Maka dia pun pergi mencari penciptanya dengan niat balas dendam. Dia membunuh William ketika bertemu dengannya, lalu memfitnah Justine.

Tapi hanya satu hal, yang sebetulnya sangat diinginkan sang monster. Pasangan. Teman hidup. Kesendirian menyiksanya. Dia dibenci oleh semua orang yang ditemuinya. Penciptanya sendiri membencinya. Maka, ketika akhirnya sang monster bertemu dengan Victor, dia memnuntut agar Victor menciptakan lagi satu wanita manusia buatan untuk menjadi pasangannya. Sang monster berjanji, setelah ia mendapatkan apa yang ia mau, dia dan pasangannya akan menghilang dan mengasingkan diri. Tidak akan terlihat lagi oleh siapa pun.

Narasi tak lama kembali ke sudut pandang Victor. Victor dengan berat hati menyetujui permintaan gila sang monster. Tertekan karena pengawasan dan ancaman dari makhluk ciptaannya sendiri. Victor pun akhirnya pergi ke suatu tempat terpencil untuk melaksanakan tugas mengerikan itu. Tetapi pada akhirnya, kengerian Victor akan masa depan mengalahkan ketakutannya atas ancaman-ancaman sang monster. Maka Victor pun akhirnya menghancurkan calon pasangan sang monster. Sang monster pun murka dan berjanji akan mendatanginya di malam pernikahannya. Di tengah kemurkaan sang monster, Clerval akhirnya menjadi korban. Victor pun salah mengartikan ancaman sang monster. Dia sudah siap berduel dan mati di tangan ciptaannya, tapi justru orang-orang di sekitarnya lah yang menjadi korban kekejaman sang monster.

Victor pun bertekad untuk balas dendam. Dia mengejar monster itu sekuat tenaga hingga titik darah penghabisan. Tapi Victor hanya manusia biasa yang terbatas. Sedangkan ciptaannya itu dibuat di luar batas-batas manusia. Pada akhirnya, sang pencipta dan sang monster dipisahkan juga oleh satu-satunya hal yang bisa memisahkan mereka. Kematian.


REVIEW 

Novel Frankenstein mungkin bisa digolongkan ke dalam genre novel horor fiksi ilmiah. Titik beratnya ada di obsesi Victor terhadap ilmu pengetahuan. Pencariannya berujung pada kemalangan dan penderitaan yang amat sangat. Sebagai umat beragama, mungkin teman-teman akan menemukan buku ini sangat menggelitik untuk dikritik. Karena memang sejatinya Victor sedang bermain-main menjadi Tuhan dengan menciptakan sang monster. Victor tidak sanggup menciptakan manusia yang sempurna. Yang pada akhirnya menyebabkan penderitaan untuk si monster, Victor, dan bahkan orang-orang di sekitar mereka.

Ada banyak hikmah yang bisa disimpulkan dari buku ini. Ada banyak pembahasan yang bisa menjadi bahan diskusi. Misalnya saja, bagaimana kalau, seandainya saja Victor tidak lari dan tidak membenci sang monster? Bagaimana seandainya Victor, sebagai penciptanya, menjadi teman dan "orangtua" yang baik untuk sang monster? Akankah semua kemalangan itu bisa dihindari?

Karakter para tokoh juga sangat menarik untuk dibahas. Victor adalah orang yang ambisius tapi senang lari dari kenyataan. Dia selalu lari dari masalahnya, lari dari kesedihannya dan menyendiri. Tapi masalah yang tidak diselesaikan akan selalu menghantui dan datang kembali. Victor akhirnya dipaksa menghadapi masalahnya. Sang monster juga unik. Dia adalah bayi yang lahir besar. Sayangnya, bayi yang terlantar. Tapi untungnya, sang monster masih punya hati yang baik dan rasa kasih sayang yang lebih dominan daripada sifat jahatnya. Sang monster terpapar keluarga baik yang dipenuhi kasih sayang selama masa persembunyiannya. Seandainya dia terpapar dengan hal-hal jahat, mungkin novel ini akan lain ceritanya.

Buku ini mengajarkan kita untuk tidak pernah berlari dari masalah. Semengerikan apa pun masalah yang harus kita hadapi, hadapilah. Masalah tidak akan selesai kalau kita berlari dan bersembunyi. Ambisi yang berlebihan juga merupakan suatu hal yang buruk. Ambisi Victor terhadap ilmu pengetahuan telah membawanya untuk menciptakan sesuatu yang di luar kemampuannya sendiri untuk menanganinya. Yang pada akhirnya hanya membawa kepada penderitaan. Ambisi Kapten Walton juga nyaris saja membawa bencana kepada dirinya dan kru kapalnya. Ambisi akan menenggelamkan siapa saja yang tidak tahu, dan tidak mau mengakui, sampai di mana batas kemampuan dirinya.

Buku ini telah melahirkan banyak karya setelah terbitnya. Tokoh sang monster telah diadaptasi ke banyak film ataupun animasi bergenre horor. Penggambarannya dalam film ada yang sesuai dengan novelnya, tapi banyak juga yang kurang pas. Tapi terlepas dari itu semua, monster Frankenstein adalah tokoh yang legend. Ketenarannya bahkan melebihi penciptanya. Seandainya saja ya, sang monster tahu, bahwa di masa depan, dia lebih banyak dicintai, persis seperti keinginannya, diterima keberadaannya.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami lho. Silahkan ke link di bawah ini:

QUOTE

Tak ada apa pun yang bisa menenangkan jiwa, kecuali kebulatan tekad
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Konstruksi jiwa kita memang sangat aneh. Kita hanya dihubungkan oleh ikatan yang sangat tipis menuju kebahagiaan atau kehancuran.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Rasanya seperti ada roh pelindung yang menyelamatkanku pada saat terakhir  dari halilintar yang siap menyambarku dari langit. Kemenangan malaikat pelindung ini ditandai oleh ketenangan jiwa dan kegembiraan yang kemudian kurasakan setelah aku sama sekali menyingkirkan penyelidikan yang penuh siksaan ini.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Kalau aku bahagia, keindahan alam rasanya punya kekuatan memberiku rasa gembira yang tiada taranya.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

"...Tuhan sudah membuang kelemahanku serta memberiku kekuatan dan keberanian untuk memanggul cobaan yang terburuk. ..."
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Victor, kalau kepalsuan bisa kelihatan begitu sama dengan kebenaran, siapa yang bisa yakin akan kebahagiaannya sendiri?
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Semua orang membenci apa saja yang punya rupa buruk. Tapi mengapa aku harus dibenci kalau keadaanku paling menyedihkan di antara semua makhluk hidup?
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Hidup ini memang kumpulan penderitaan, tapi sangat kusayangi dan aku akan mempertahankannya.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Kalau makhluk yang begitu cantik saja bisa bersedih hati, tak aneh lagi kalau aku -- makhluk tak sempurna yang sebatang kara -- susah dan merana.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Sungguh aneh hakikat ilmu pengetahuan! Sekali masuk ke otak, ilmu pengetahuan akan terus berpegangan erat-erat seperti kancing-kancingan melekat pada batu.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Tidak punya sahabat di dunia memang kemalangan besar. Tapi hati manusia, kalau tidak mementingkan diri sendiri, selalu penuh persahabatan dan belas kasihan.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Alangkah anehnya perasaan kita! Kita merasa begitu mencintai hidup pada saat-saat kita terancam bahaya maut!
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Orang yang tidak beruntung bisa bersikap pasrah, tapi orang yang bersalah takkan memperoleh kedamaian.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Tak ada yang lebih menyakitkan bagi perasaan manusia daripada perubahan yang begitu besar dan tiba-tiba.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

Carilah kebahagiaan dalam ketenangan. Hindarilah ambisi, walaupun kelihatannya ambisi yang tidak berbahaya -- hanya mencari pengetahuan dan penemuan baru.
(Victor) Frankenstein by Mary Shelley

BACA JUGA

Kamis, 25 Agustus 2022

Review Novel Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie - Plot Twist Banget

Mari mereview novel Agatha Christie lagi. Kali ini Peril At End House alias Hotel Majestic. Hercule Poirot ceritanya sudah pensiun dari dunia detektif. Niatnya sih biar ada regenerasi. Tapi tentu saja, kasus-kasus tidak mengenal kata pensiun, dan kemampuan Poirot pun masih banyak dibutuhkan dimana-mana. Tapi Poirot menepis semua tawaran penyelidikan karena dia mau santai-santai saja menikmati masa pensiunnya. Poirot dan sahabatnya Hastings sedang enak-enak berlibur di Hotel Majestic hingga suatu hari mereka berdua berpapasan dengan nona cantik bernama Nick Buckley. Nick tampaknya tipe wanita yang menggampangkan segala sesuatu dan tidak terlalu menganggap serius hal-hal yang seharusnya berbahaya. Lagipula, dasar detektif, Poirot punya magnet terhadap kejahatan. Kalau Poirot tidak mau menerima kasus yang disodorkan kepadanya, maka kasus-kasus itulah yang akan mendatangi Poirot. Maka ketika Nick hampir tersengat lebah yang ternyata adalah sebutir peluru, Poirot pun mulai beraksi. Nick sudah tiga kali mendapati serangan yang mematikan. Ajaibnya dia bisa lolos dari ketiga serangan itu. Apa yang sebenarnya diincar dari Nick? Nick memang pemilik rumah besar bernama End House. Tapi hartanya tidak banyak dan rumah itu pun sudah bobrok dan digadaikan pula. Apakah setelah tiga kali si pembunuh akan menyerah? Ternyata masih ada serangan keempat yang gagal diantisipasi oleh Poirot. Tapi kali ini korbannya adalah gadis lain. Nick ajaibnya kembali lolos dari maut. Tapi bagi Poirot, satu korban sudah cukup, dia harus segera menemukan siapa pembunuhnya.

Kami suka sih sama cerita di novel ini. Seru dan cukup menegangkan. Poirot dan Hastings juga kadang-kadang bisa kocak. Teka-tekinya lumayan membingungkan. Tapi yang menyebalkan sebenarnya plot twist-nya. Ngga nyangka aja gitu kalau penjahatnya yang itu (tenang aja, kali ini kami ngga akan kasih spoiler). Belum lagi karena penjahatnya ada dua dengan motif kejahatan yang berbeda. Makin bikin ribet kan. Tapi overall seru sih.

Sisi negatif novel ini sebenarnya tidak banyak sih. Kami hanya tidak suka dengan penyelesaian ending ceritanya. Kenapa Poirot membiarkan pelakunya mengambil penyelesaian sendiri? Kayaknya keadilannya kurang gitu, secara kejahatannya sangat terencana dan bisa dibilang kejam juga.

Rating Goodreads buku ini 3.98/5.00. Bagus banget. Kalau rating pribadi kami sih, antara 3.50-4.00/5.00. Kami suka ceritanya tapi tidak terlalu setuju sih sama endingnya. Tapi overall recommended kok.

Novel ini bisa dibaca sama siapa saja yang suka cerita detektif. 

Buku ini bisa dipesan di Tokopedia. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.link/FDcaVYSp1Lb

QUOTE

"Tapi Anda tidak menceritakan segala-galanya yang ada dalam hati Anda--dalam hidup Anda..."

Lambat-lambat ia berkata,

"Apakah ada orang yang bisa berbuat begitu?"

~ Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Karena, sahabatku, makin biasa-biasa saja suatu penjelasan, makin besar kemungkinannya.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Dia seorang anak muda yang tertutup. Dia tak mudah memperlihatkan perasaannya. Padahal orang-orang begitulah yang sering punya perasaan paling keras.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Tak menyukai cara hidup seseorang tak berarti dia tak menaruh hati pada orang itu.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Tidak semua orang mau mengorek-ngorek hal yang tak ada hubungannya dengan diri kita sendiri.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Kalau pikiran kita diatur dan ditata, kita takkan lupa.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Menyimpan rahasia merupakan suatu seni yang menuntut kepandaian kita menceritakan kebohongan dengan lihai, dan kita harus memiliki kemampuan besar untuk memainkan komedi itu, dan menikmatinya.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie

BACA JUGA

Senin, 30 Mei 2022

Review The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie - Siapakah Mr. Quin? atau Lebih Tepatnya...Apakah Mr. Quin?

Sebelum kita ke review bukunya, mari berkenalan dulu dengan Harlequin. Teman-teman mungkin lebih akrab dengan Harlequin sebagai salah satu kumpulan novel-novel roman ya. Tapi Harlequin di sini bukan yang itu. Harlequin di sini adalah salah satu karakter klasik di dunia teater. Tokoh Harlequin berawal dari teater Italia, dan dipopulerkan seorang aktor Italia, Tristano Martinelli, di Paris pada tahun 1584-1585. Harlequin ini punya ciri khas kostum kotak-kotak dan berwarna-warni. Mungkin akan terlihat mirip dengan Jester ataupun Joker. Tapi ketiganya punya esensi yang berbeda. Harlequin punya kisah roman lho. Cinta segitiga antara Harlequin, Columbina dan Pierrot. Harlequin sendiri melambangkan humor dan kesedihan, serta romantisme dan hiburan.

Nah, tokoh Mr. Harley Quin di buku ini merupakan tokoh yang digambarkan seperti Harlequin dengan penuh nuansa misterius. Pergerakan Mr. Quin juga sangat misterius dan hampir bisa dikatakan mistis. Novel ini merupakan kumpulan cerita pendek. Ada 12 cerita yang berbeda. Di setiap cerita, kita akan mengikuti Mr. Satterthwaite, seorang pria tua sosialita berselera tinggi, dalam perjalanannya sosialnya. Mr. Satterthwaite juga seorang pengamat kehidupan dan senang sekali melihat drama kehidupan. Kadang, di setiap tempat yang dikunjungi Mr. Satterthwaite ada kejadian luar biasa. Di setiap kejadian itu selalu ada Mr. Quin. Kehadiran Mr. Quin memancing Mr. Satterthwaite untuk memecahkan kasus-kasus yang yang telah lewat, yang akan terjadi, atau sebuah tragedi yang baru saja terjadi.

Kami akan memberikan sedikit ringkasan dari cerita-cerita yang ada di buku ini:

Munculnya Mr. Quin

Di cerita pertama ini Mr. Satterthwaite sedang merayakan malam tahun baru di Royston. Royston adalah sebuah rumah besar yang punya sejarah tragis dan penuh misteri. Malam itu, Mr. Satterthwaite dan penghuni Royston yang lain sedang memperbincangkan misteri yang tak terpecahkan itu ketika tiba-tiba saja Mr. Quin datang. Pendekatan Mr. Quin yang berbeda dan bijak terhadap misteri Royston memancing Mr. Satterthwaite untuk dapat memecahkan misteri yang berumur tahunan itu. Tapi Mr. Satterthwaite tak hanya menyelesaikan sebuah misteri, dia juga memberikan kelegaan besar pada seseorang di sana.


Bayangan di Jendela

Mr. Satterthwaite diundang ke Greenways House. Tentu saja rumah itu juga ramai dengan tuan rumah dan tamu-tamu undangan lainnya. Tapi, diantara tamu-tamu itu ada orang-orang yang seharusnya tidak diundang secara bersamaan.

Greenways House punya legendanya sendiri. Tentang kekasih dan pengkhianatan. Sayangnya, sebuah tragedi mengerikan terjadi. Ada nyawa-nyawa yang hilang. Ada tersangka pembunuhan. Tapi apakah betul dia pembunuhnya? Atau jangan-jangan ada pembunuh yang sedang berlindung di balik bayang-bayang legenda Greenways House. Sekali lagi, kedatangan Mr. Quin yang tiba-tiba tapi di saat yang tepat memberikan sebuah sudut pandang baru. Mr. Satterthwaite pun dapat memecahkan misteri ini dan menemukan pelaku yang sebenarnya.

 

Di Bells dan Motley

Hari itu Mr. Satterthwaite sedang mengalami berbagai nasib malang. Perjalanannya terganggu terus. Ban mobilnya bocor terus dan ini sudah yang ketiga kalinya. Mr. Satterthwaite sudah kesal sekali karena harus menunggu lagi setengah jam, sementara perjalanan mereka masih jauh. Mau tidak mau Mr. Satterthwaite terjebak sebentar di Kirtlington Mallet. Tempat itu bukan tempat yang biasa dihinggapi oleh orang seperti Mr. Satterthwaite yang perlente. Tapi setidaknya Kirtlington Mallet masih punya sebuah penginapan yang mungkin bisa menyajikan makanan yang cukup layak. Nama penginapan itu Bells dan Motley. Maka kesanalah Mr. Satterthwaite menuju sambil menunggu mobilnya diperbaiki. Lagipula, sepertinya akan ada badai juga.

Tapi tanpa disangka-sangka, ternyata di Bells dan Motley sudah ada Mr. Quin yang hari itu sedang menjadi tamu juga di situ. Tentu saja Mr. Satterthwaite sangat senang. Makanannya ternyata cukup lumayan. Mr. William Jones, sang pemilik penginapan juga ternyata orang yang ramah dan sangat supel. Dia senang mengobrol dengan tamu-tamunya. 

Mr. Sattertwaite baru ingat, dia pernah membaca tentang Kirtlington Mallet. Ada misteri hilangnya seorang Kapten. Polisi tidak bisa menemukan sang Kapten. Ada yang dituduh, tapi tidak ada bukti-bukti kuat. Akhirnya misteri ini terpaksa dibiarkan tak terpecahkan. Tapi dengan kehadiran Mr. Quin dan Mr. Satterthwaite sepertinya misteri ini bisa menemui titik terangnya. Agar seseorang akhirnya bisa membersihkan nama baiknya, dan memberikan kebahagiaan untuk seorang lagi.


Tanda di Langit

Kali ini Mr. Satterthwaite menghadiri sebuah sidang pembunuhan. Kasus sudah diputuskan dan terdakwa dinyatakan bersalah. Tapi entah kenapa ada yang mengganjal. Mr. Satterthwaite sebenarnya tidak suka dengan kasus-kasus biasa seperti ini. Tapi  Mr. Satterthwaite mengenal korbannya secara pribadi. Sambil memikirkan kasus itu, Mr Satterthwaite masuk ke restoran langganannya, Arlecchino. Sebuah restoran kecil tapi sangat eksklusif dan mahal. Sesuai dengan selera Mr. Satterthwaite. Mr. Satterthwaite sedang menuju ke meja langganannya yang ternyata sudah terisi oleh tak lain dan tak bukan, Mr. Quin. Mr Satterthwaite pun sangat gembira dan langsung bergabung. Kasus pembunuhan itu pun langsung jadi bahan pembicaraan. Seperti biasa, Mr. Quin menjadi pendengar yang baik dan Mr. Satterthwaite menjadi pengamat super yang sangat detail. Usulan Mr. Quin kadang selalu mengejutkan. Ternyata ada saksi yang hilang, dan Mr. Satterthwaite pun memburunya hingga ke Kanada. Awalnya seperti tidak ada hasilnya. Tapi sekali lagi, Mr. Quin memberi sedikit petunjuk. Mr. Satterthwaite sudah punya semua faktanya, dia hanya harus menyusunnya dengan benar.


Rahasia Si Bandar Kasino

Mr. Satterthwaite punya kegiatan rutin tahunan yang menyenangkan. Saat ini dia sedang menikmati matahari di Monte Carlo. Tapi kali ini dia sedikit kecewa. Karena beberapa perubahan, sekarang semua orang bisa menikmati hal-hal yang dulunya hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan dan kaum kelas atas. Mr. Satterthwaite merindukan dikelilingi oleh para bangsawan, para pangeran dan putri. Dia suka drama kehidupan di kalangan kelas atas. Tapi meskipun banyak keluh kesah, toh di antara orang-orang biasa masih ada seorang Countess yang cukup menarik perhatian. Ada drama menarik antara sang Countess yang anggun dengan seorang pemuda Amerika. Tentu saja ada tambahan nona muda yang masih berapi-api yang memandang sang Countess dengan garang. 

Mungkin Mr. Satterthwaite terlihat seperti orang yang enak diajak berbicara dan mencurahkan segala isi hati, pada akhirnya ia pun terseret ke dalam pusaran drama mereka bertiga. Mr. Quin pun ternyata juga sedang berada di sana, dan Mr. Satterthwaite sangat senang dan mengajaknya bergabung. Tapi diantara kecurangan di meja kasino dan makan malam bersama, ternyata ada rahasia-rahasia kehidupan yang terungkap. Sebuah drama yang menyedihkan.


Laki-Laki dari Laut

Mr. Satterthwaite sedang merasa tua. Maksudnya, dia memang sudah cukup tua, tapi baru kali ini dia betul-betul merasa tua dan capek. Dia juga heran kenapa dia sampai berjalan-jalan ke pulau ini. Pulau yang tidak kenal siapa Mr. Satterthwaite dan teman-teman sosialitanya. Tapi pulau itu juga punya sebuah rumah di atas tebing. Sebuah rumah putih berkerai hijau yang tertutup rapat bernama La Paz. Mr. Satterthwaite senang dengan kebun rumah itu dan sebetulnya cukup tertarik dengan rumah yang kelihatan misterius itu. Dia suka mengarang-ngarang sendiri kisah rumah itu.

Awalnya Mr. Satterthwaite tidak bertemu dengan Mr. Quin. Tapi seorang pemuda tampaknya pernah bertemu dengannya di malam sebelumnya. Menggagalkan niat apa pun yang ada di dalam diri pemuda itu terhadap tebing-tebing dan laut. Malam ini, dia bertemu dengan Mr. Satterthwaite sehingga dia terpaksa mengurungkan niatnya lagi. Pemuda itu jadi kesal dan akhirnya mencurahkan perasaannya pada Mr. Satterthwaite. Sebuah drama kehidupan yang mungkin akan berakhir sedih. Tetapi, di antara rumah putih itu dan cerita sang pemuda, ada yang mengusik Mr. Satterthwaite. Ada kisah apa di La Paz? Ada kisah apa di tebing-tebing ini? Mungkinkah nyawa-nyawa bisa diselamatkan? Tidak hanya satu, tetapi dua.


Suara dalam Kegelapan

Di Cannes, Mr. Satterthwaite menjadi pendengar yang baik atas keluhan-keluhan Lady Stranleigh. Lady Stranleigh khawatir terhadap putrinya, Margery, yang katanya akhir-akhir ini sering mendengar bisikan supernatural di rumah mereka, Abbot's Mede. Mr. Satterthwaite kenal banyak orang. Jadi, Lady Stranleigh pun membujuk Mr. Satterthwaite untuk membantunya dan menengok Margery di Abbot's Mede. Dalam perjalanan pulang, sekali lagi Mr. Satterthwaite bertemu dengan Mr. Quin.

Ternyata gangguan hantu itu menjadi semakin intens dan berbahaya. Sampai-sampai diadakan pemanggilan arwah. Hasilnya pun cukup mengejutkan. Tapi Mr. Satterthwaite tetap belum menemukan penyelesaian dari masalah ini. Kabar bahwa Lady Stranleigh akan segera pulang pun pada akhirnya membuat Mr. Satterthwaite menuntaskan urusannya di Abbot's Mede dan pulang ke London, meskipun dia merasa masih ada sesuatu yang mengganjal. Ia akan menyerahkan masalah Abbot's Mede kepada Lady Stranleigh sendiri. Tapi suatu kemalangan yang tidak disangka-sangka terjadi. Dalam kegalauannya, Mr. Satterthwaite mencari Mr. Quin. Sekali lagi, Mr. Quin mendengarkan serta memberikan sedikit dorongan. Mr Satterthwaite sudah punya seluruh faktanya, dia hanya perlu menyusunnya dengan benar.


Wajah Helen

Sesuai dengan kesukaannya akan hal-hal berseni dan berkelas, tentu saja Mr. Satterthwaite adalah pelanggan tetap Covent Garden. Mr. Satterthwaite senang dengan musik yang bagus dan dia biasanya punya boks sendiri tempat dia menonton pertunjukkan. Mr. Satterthwaite biasanya tidak pernah duduk sendirian. Tapi malam itu seorang Countess sudah mengecewakannya. Jadi, di terpaksa sendirian. Tapi tentu saja tidak dalam waktu yang lama. Mr. Quin ternyata juga sedang di sana. Mr. Satterthwaite gembira sekali dan langsung saja dia mengajak Mr. Quin untuk bergabung dengannya.

Banyak orang di teater. Bagi Mr. Satterthwaite yang duduk di box tentu mudah saja untuk melihat orang-orang itu dari boks-nya. Seorang nona muda dengan kepala yang cantik menarik perhatiannya. Kalau saja Mr. Satterthwaite tahu. Dia sebentar lagi akan terseret ke dalam arus drama kehidupan yang mematikan.


Harlequin yang Mati

Sebagai pecinta seni, tentu saja tidak akan aneh kalau kita menjumpai Mr. Satterthwait di sebuah galeri seni sedang melihat-lihat lukisan. Frank Bristow adalah seniman baru yang belum terkenal. Tapi toh itu tidak menghalangi Mr. Satterthwaite melihat karya-karyanya. Di antara lukisan-lukisan Frank Bristow ada satu lukisan yang membuat Mr. Satterthwaite tersentak. Judul lukisan itu Harlequin yang Mati. Lukisan seorang Harlequin yang tewas di sebuah ruangan berlantai marmer hitam putih dengan sebuah sosok di luar jendela yang menatap sang Harlequin. Sosok itu mirip sekali dengan Mr. Quin. Mr. Satterthwaite juga mengenali ruangan tempat Harlequin itu tergeletak. Itu Ruang Beranda di Charnley.

Mr. Satterthwaite berhasil membeli lukisan itu sebelum orang lain. Dia jadi ingin mengenal Bristow lebih jauh lagi. Ia pun mengundang Frank Bristow makan malam sambil mendiskusikan lukisan itu. Mendiskusikan lukisan itu berarti juga mendiskusikan tragedi di Charnley. Tapi acara makan malam yang tadinya hanya tiga orang dengan Kolonel Monckton berubah menjadi ramai. Ada dua wanita yang menginginkan lukisan itu juga. Dan tentu saja, ada Mr. Quin yang datang secara tiba-tiba dan bergabung dengan mereka.


Burung dengan Sayap Patah

Mr. Satterthwaite sedang di pedesaan. Saat itu sedang hujan dan dingin sekali. Rumah-rumah di pedesaan jarang yang sehangat rumah-rumah di London. Di rumah yang dia tempati, kebanyakan isinya anak-anak muda yang masih lincah. Empat orang sudah pergi ke perpustakaan untuk main jelangkung. Mereka mengajak Mr. Satterthwaite juga sebetulnya, tapi permainan begitu bukan seleranya. Mr. Satterthwaite tidak sabar untuk kembali ke London. Dia bahkan sudah menolak undangan Madge Keeley untuk mampir ke Laidell.

Udaranya dingin sekali, dan satu-satunya tempat hangat hanya di perpustakaan. Jadi Mr. Satterthwaite pun ke sana. Di sana anak-anak muda itu sedang seru-serunya. Tapi Mr. Satterthwaite tidak tertarik dan hanya duduk di kursi besar sambil tidur-tiduran. Hingga sebuah nama disebut, Quin. Ada pesan untuk Mr. Satterthwaite...Laidell. Tanpa menunda-nunda Mr. Satterthwaite membatalkan kepulangannya ke London dan pergi ke Laidell. 

Di Laidell yang ternyata tengah penuh tamu sepertinya akan terjadi sebuah drama kehidupan. Apakah dramanya akan mematikan? Bisakah Mr. Satterthwaite menemukan kebenarannya. Kali ini tanpa kehadiran langsung Mr. Quin.


Ujung Dunia

Kali ini Mr. Satterthwaite menemani seorang duchess super pelit ke Corsica. Sebenarnya Corsica bukanlah tempat favorit Mr. Satterthwaite, apalagi dengan perjalanan yang tidak nyaman. Tapi Mr. Satterthwaite juga sombong. Duchess of Leith adalah seorang duchess sejati. Dan Mr. Satterthwaite sangat menyukai orang-orang kelas atas. Di sana ada keponakan perempuan Duchess of Leith yang seorang seniman. Namanya Naomi. Lukisan-lukisan Naomi sedikit mengerikan tapi toh ada yang disukai Mr. Satterthwaite, jadi dia membelinya juga satu. Tapi lukisan-lukisan itu bukan selera sang duchess. Terlalu boros tinta.

Sang duchess sangat pelit. Dia ingin berjalan-jalan tapi tidak mau mengeluarkan uang untuk menyewa mobil. Mobil Naomi terlalu tua untuk mereka bertiga. Tapi tentu saja sang Duchess menemukan solusinya. Di sana kebetulan ada Mr. Tomlison, seorang hakim India yang sudah pensiun. Selanjutnya kan tinggal masalah bersosialisasi saja.

Acara jalan-jalan itu pun dilaksanakan. Mr. Tomlison pun ikut serta. Tapi Mr. Satterthwaite tidak ingin naik di sedan itu bersama sang duchess. Sayangnya, Naomi pun menolak Mr. Satterthwaite mentah-mentah. Alasannya kenyamanan dan keamanan. Tapi sepertinya ada alasan lain yang disembunyikan Naomi. Meraka pun jalan-jalan berkeliling hingga terus menanjak hingga ke puncak dunia, Coti Chiaveeri. Dan tanpa di sangka-sangka, di sana ada Mr. Quin yang sedang duduk di sebuah batu besar dengan wajah menghadap ke laut. 

Naomi tampak ketakutan dengan Mr. Quin, terutama matanya. Mr. Quin tampaknya tahu niat Naomi. Hujan salju yang tiba-tiba turun memaksa mereka ke sebuah pondok untuk berteduh. Di sana, sebuah rahasia terungkap. Sebuah rahasia yang akan membebaskan jiwa-jiwa yang tersiksa.


Jalan Harlequin 

Mr. Satterthwaite tidak tahu apa yang menyebabkan dia masih mau bertamu dan menginap di rumah keluarga Denman. Keluarga Denman bukan dari kalangan yang dia sukai. Dia pun selalu jemu jika bertamu ke sana. Tapi toh dia selalu kembali lagi kesana. Kali ini juga begitu. Tapi mungkin, samar-samar Mr. Satterthwaite tahu alasannya. Ada satu ruangan di rumah itu yang mengusik hatinya, ruang duduk pribadi Mr. Denman.

Saat Mr. Satterthwaite sampai, Mr & Mrs Denman sedang latihan untuk pertunjukkan tarian saat pesta topeng di tempat Lady Roscheimer. Selama Mr & Mrs Denman pergi, Mr. Sattertwaite bebas berkelana kemana saja. Saat berjalan-jalan di taman, Mr. Satterthwaite menemukan sebuah pintu di dinding. Pintu tidak terkunci dan di baliknya ada sebuah jalan, jalan pedesaan kecil yang indah. Nama jalan itu, Jalan Harlequin. Dan Mr. Satterthwaite pun bertemu dengan Mr. Quin di jalan itu.

Kalau ada Mr. Quin berarti akan ada sebuah drama kehidupan. Entah duka, cinta, atau ... kematian. Pertunjukkan tarian yang akan diselenggarakan nanti adalah tarian Harlequin. Kisah cinta antara Harlequin, Columbina, dan Pierrot. Ketika penari utama yang menjadi Harlequin dan Columbina mengalami kecelakaan dan tidak bisa menari, banyak rahasia-rahasia yang mulai terbongkar satu persatu. Saat Mrs. Denman dan Mr. Quin menjadi penari pengganti Columbina dan Harlequin, tarian menjadi terasa magis. Siapa sebenarnya Mrs. Denman? Siapa sebenarnya Mr. Quin? Misteri apa yang tersimpan di Jalan Harlequin?


REVIEW

Cerita-cerita di novel ini bagus-bagus banget. Novel ini punya rating Goodreads yang lumayan bagus. 3.73/5.00 bintang. Rating pribadi kami sendiri 4.50/5.00 bintang. Kami suka banget sama cerita-ceritanya. Memang ada beberapa cerita yang menurut kami kayaknya mudah ketebak ya kasusnya. Tapi cara pembawaan ceritanya yang menarik menjadikan ceritanya tetap enak diikuti sampai selesai. Buku ini recommended banget sih.

Kami juga suka dengan tokoh Mr. Satterthwaite yang meskipun sosialita abis tapi kayaknya juga orang yang seru dan enak dijadikan teman curhat. Mr. Quin adalah tokoh yang sangat misterius dan unik. Sampai di cerita terakhir, apakah Anda bakal percaya kalau Mr. Quin itu manusia? Tapi Mr. Quin pasti manusia, karena banyak yang bisa melihatnya dan berinteraksi dengannya. Tapi...Anda yakin Mr. Quin manusia? Atau Mr. Harley Quin seperti asal namanya ... adalah tokoh sang iblis...

Buku ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Klik link di bawah ini yah:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-mysterious-mr-quin-mr-quin-yang-misterius-by-agatha-christie


QUOTE

"Pada saat tertimpa stres berat, otak cenderung menaruh perhatian pada hal-hal kurang penting, yang malahan teringat terus sesudahnya, terpicu oleh stres berat yang dialami waktu itu. Yang diingat mungkin hal-hal kecil yang tidak ada artinya, seperti corak kertas pelapis dinding, tapi hal itu tak pernah terlupakan ."

~ The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Gagasan Anda memang aneh," kata Mr. Satterthwaite pelan. "Bahwa kita bisa melihat segala sesuatunya dengan lebih baik setelah lewat waktu."

"Semakin lama waktu yang lewat, semakin jelas segalanya terlihat. Kita dapat melihat setiap kejadian pada tempatnya."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Asal-usul selalu penting,"

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Suatu kejadian hanya bisa berlalu kalau sudah diselesaikan," sahut Mr. Quin.

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Pikiran hanya menjadi milik orang yang bersangkutan," kata Mr. Satterthwaite. "Tak seorang pun bisa mengubah atau memengaruhinya, kecuali Anda sendiri. ..."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Kadang-kadang kita melihat sesuatu dengan lebih jelas sepuluh tahun sesudahnya ketimbang ketika kita melihatnya waktu itu."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Saya rasa kalau dalam hidup ini kita pernah mengalami sesuatu yang sangat mengenaskan dan nyaris tak tertahankan, kita mungkin bisa seperti itu. Kita akan melarikan diri dari dunia nyata dan bersembunyi dalam dunia kita sendiri, dan setelah beberapa saat, kita jadi tidak bisa kembali."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Tidak begitu. Anda membuat saya melihat segalanya--segalanya yang semestinya dapat saya lihat dari dulu, yang sebenarnya sudah saya lihat, tapi tidak mengetahui maknanya ketika melihatnya."

"Kedengarannya pelik sekali," komentar Kolonel Monckton.

"Sesungguhnya tidak," kata Mr. Quin. "Masalahnya adalah kita tidak puas dengan cuma melihat-lihat saja. Kita cenderung punya kesan yang salah atas apa yang telah kita lihat."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Janganlah terlalu memikirkan kesan apa yang akan Anda timbulkan pada diri orang lain, dengan begitu saya rasa Anda akan lebih bijaksana dan bahagia. ..."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Tapi berdasarkan pengalamanku, tak seorang pun bisa mengenali seseorang sedalam-dalamnya. Itulah salah satu daya tarik dan keunikan hidup."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Banyak hal terlihat indah," kata Mr. Satterthwaite, "sebelum kita sampai padanya. Sesungguhnya, banyak hal paling jelek di dunia ini kelihatannya indah sekali."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Apa yang sebenarnya bisa diketahui seseorang?" tanyanya. "Hanya sedikit--sedikit sekali."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Selama sepuluh tahun saya hidup dengan pria yang saya cintai," kata Anna Kharsanova. "Sekarang saya akan pergi pada pria yang selama sepuluh tahun telah mencintai saya."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"... . Kita memang selalu mencarinya--seorang kekasih yang sempurna dan abadi. Kita selalu mendengar musik Harlequin. Tak seorang pun pernah puas dengan seorang kekasih, karena semua kekasih adalah manusia belaka. Sedangkan Harlequin adalah sebuah mitos, sesuatu yang tak nyata, kecuali..."

"Ya?" kata Mr. Satterthwaite. "Ya?"

"Kecuali kalau namanya adalah... Kematian!"

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


Baca Juga:

Senin, 02 Mei 2022

Trio Detektif 6: Misteri Pulau Tengkorak - Petualangannya Kelewat Berbahaya Yah

Petualangan apa lagi yang menanti pembaca kali ini? Yang jelas sih kami bisa bilang bahwa petualangan kali ini cukup berbahaya. Sebetulnya dari buku-buku Trio Detektif yang sudah kami review di blog ini, hampir semua petualangannya punya tingkat bahaya yang lumayan. Tapi entah mengapa, sekali ini tuh rasanya kok kayak yang bahaya banget. Okeh supaya tidak lama-lama mari kita kulik dulu sedikit sinopsisnya.


SINOPSIS

Kali ini Trio Detektif mendapatkan tawaran menjadi bintang figuran di salah satu produksi film. Tugas mereka adalah menjadi turis remaja yang sedang menikmati liburan dan melakukan penyelaman. Tapi tentu saja, mereka bukan sekedar pemain hiburan biasa, mereka juga punya tugas sebagai penyelidik di sana.

Shooting akan diadakan di sebuah pulau yang sudah lama terbengkalai. Namanya Pulau Tengkorak. Pulau ini punya legenda yang cukup menyeramkan. Penduduk desa di dekat pulau itu juga percaya sekali dengan legenda itu. Tempat shooting ini agak menyulitkan para kru. Karena mereka seringkali kehilangan properti shooting. Trio Detektif akan menyelidiki hal ini diam-diam sesampainya mereka di sana.

Tapi, rencana ternyata tidak bisa berjalan mulus. Karena kedatangan mereka entah bagaimana sudah diketahui. Bukannya diantarkan ke akomodasi yang sudah disiapkan, mereka malah sengaja didamparkan ke pulau tak berpenghuni di malam berbadai. Bahaya sudah menghadang mereka bahkan ketika mereka baru saja sampai.

Bahaya demi bahaya datang bergantian, mereka masih didamparkan sekali lagi, terjebak di gua, bahkan nyaris terbunuh. Untungnya mereka punya sekutu. Dan meskipun dihadang bahaya, mereka ternyata masih sempat berburu harta karun.


REVIEW

Rating Goodreads novel ini lumayan bagus, 3.87/5.00. Kami suka sih. Ceritanya bagus, seru, dan menegangkan. Tapi tingkat bahaya di novel ini rasanya kayak, gimana yaa...kok rasanya orang-orang dewasanya agak kurang bertanggung jawab ya sampai membiarkan remaja-remaja ini menempuh bahaya segitunya. Kami gemes banget, apalagi sama Alfred Hitfield pas di akhir buku saat mereka laporan. Dih, mereka nih hampir mengantar nyawa lhoo. Tidak hanya sekali, tapi sampai berkali-kali. But anyway, tetep bagus kok ceritanya.


Novel ini masih tersedia yah di Tokopedia. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.link/85uIyA5xFqb


Baca Juga:


Kamis, 27 Januari 2022

Trio Detektif 4: Misteri Hantu Hijau by Robert Arthur - Teror Hantu Penasaran di Rumah Tua

Kembali lagi kita dengan petualangan seru dari Trio Detektif. Trio Detektif 4: Misteri Hantu Hijau by Robert Arthur ini diawali dengan petualangan Bob dan Pete di suatu malam. Kebetulan mereka sedang melihat-lihat dari jauh sebuah rumah tua di Rocky Beach yang kabarnya akan segera di bongkar. Sejarah rumah itu cukup terkenal di Rocky Beach, dan sudah lama dibiarkan kosong. Sampai akhirnya, rumah itu dijual dan sekarang akan dibongkar. Tapi di malam kedatangan Bob dan Pete, terdengar jeritan yang sangat keras dari arah rumah itu. Tak lama datanglah rombongan beberapa orang yang juga sepertinya penasaran akan rumah itu dan ingin melihat-lihat. Bob dan Pete yang tadinya mau pulang sekarang malah sekalian ikut bersama rombongan itu melihat-lihat ke dalam rumah. Betapa terkejutnya mereka ketika mereka melihat sesosok hantu hijau yang menakutkan. Apakah itu hantu Mathias Green, sang pemilik rumah yang sudah lama meninggal?

Petualangan mereka semakin bertambah seru karena hantu hijau itu ternyata terlihat dimana-mana di Rocky Beach. Tadinya, Trio Detektif memang tidak ada permintaan penyelidikan, dan mereka berniat menyelidiki hantu hijau itu sendiri, sampai akhirnya, hantu itu muncul di rumah Miss Lydia Green, kopanakan Mathias Green yang menjual rumah itu. Miss Green sangat ketakutan dan meminta Bob dan Pete datang ke Verdant Valley. Jupe yang tidak ikut petualangan pertama dan memang tidak bisa pergi terpaksa menjaga kandang. Tapi Jupe jadi bisa menyelidiki beberapa hal di Rocky Beach.Ternyata rumah tua itu menyimpan sebuah rahasia besar. Rahasia yang sampai melibatkan sebuah organisasi dan orang yang sangat rahasia. Masalah semakin bertambah ketika Bob dan Pete tiba-tiba menghilang begitu saja di Verdant Valley. Kemanakah Bob dan Pete? Bisakah Jupe menemukan mereka dan memecahkan teka-teki hantu hijau sebelum terlambat?

Seperti buku Trio Detektif yang lain, buku ini juga sama serunya. Petualangannya kali ini sampai masuk-masuk goa sempit yang bikin ceritanya jadi lumayan menegangkan. Trio detektif ini memang selalu kami rekomendasikan karena seru dan ceritanya lumayan cepat alurnya. Rating Goodreads buku ini 3.82/5.00. Rating pribadi kami 4.50/5.00. Ratingnya bagus.


QUOTE

Nasib mujur hanya ada gunanya apabila kita tahu cara memanfaatkannya.

~ Trio Detektif 4: Misteri Hantu Hijau by Robert Arthur


BACA JUGA:

Senin, 24 Januari 2022

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie - Terlalu Banyak Politiknya

Kalau ada novel Agatha Christie yang susah diselesaikan dan rasanya zonk banget, nah, inilah novelnya. Bukan awalan review yang menyenangkan memang, tapi jujur saja yah, kami memang kesulitan banget menyelesaikan novel yang satu ini. Oke, sebelum kami ngomel-ngomel lebih jauh, ada baiknya untuk sedikit melihat sinopsisnya.


SINOPSIS

Jadi cerita Passenger to Frankfurt ini bermula dari seorang diplomat yang sedang bertugas ke luar negeri, Sir Stafford Nye. Sir Stafford baru saja menyelesaikan tugas diplomatnya di Malaya. Sir Stafford ini sebenarnya tipe diplomat yang bodo amat, dia tidak terlalu serius, atau seriusnya agak aneh. Tapi sebenarnya Sir Stafford adalah seorang pengamat yang bagus. 

Sir Stafford sedang bosan dengan kesehariannya, dia tak terlalu memberikan perhatian penuh terhadap tugas-tugasnya. Rapat-rapat diplomatik itu membuatnya jemu. Dia ingin sedikit tantangan atau petualangan. Di perjalanan pulang ke London, penerbangan Sir Stafford terhambat kabut tebal di Jenewa. Pesawatnya pun terpaksa dialihkan ke Frankfurt, dan dari sana baru nanti kemudian melanjutkan penerbangan ke London.

Di ruang tunggu Frankfurt yang padat dengan manusia, Sir Stafford didekati oleh seorang wanita cantik. Seorang wanita yang mengaku hidupnya sedang berada dalam bahaya dan meminta bantuan Sir Stafford. Wanita ini ingin bertukar tempat dengan Sir Stafford, menyamar sebagai Sir Stafford, menggunakan identitasnya, pasport, boarding pass, hingga ke mantel Sir Stafford yang bergaya flamboyan untuk terbang sampai ke London. Mereka tidak akan benar-benar bertukar tempat, karena Sir Stafford tidak akan menjadi wanita itu, dia akan tetap di Frankfurt, tampak tertidur dan dirampok.

Tawaran wanita itu mendesak, dan sangat menarik untuk Sir Stafford yang sedang kebosanan. Sedikit petualangan seru yang menggugah. Lagi pula wanita itu memang mirip dengan dirinya, atau lebih tepatnya, mirip dengan adiknya yang sudah wafat. Jadi, Sir Stafford memutuskan untuk melakukan petualangan kecil itu, dan si wanita pun lolos terbang ke London menggunakan identitasnya.

Sekembalinya di London, kejadian kerampokan yang dialami Sir Stafford di bandara Frankfurt tentu saja sedikit membuatnya menjadi bulan-bulanan di kantor. Tapi ada beberapa orang yang ternyata menanggapi ini dengan lebih serius. Mereka tahu kalau passport Sir Stafford sudah dipakai untuk masuk ke London dan lolos. Mereka ingin tahu siapa yang sudah menggunakan Pasport itu untuk masuk ke London. Sir Stafford menanggapinya dengan santai walaupun sama-sama ingin tahu juga.

Sir Stafford tidak bisa berharap banyak bahwa ia akan bertemu lagi dengan wanita itu. Tapi, ketika pasportnya dikembalikan, rasa penasarannya semakin menjadi-jadi. Sir Stafford tidak mengerti dia terlibat di dalam hal apa. Yang jelas, sepertinya ada orang-orang yang mengincar kematiannya, si wanita pun sangat misterius dan punya banyak identitas. Sir Stafford pun terseret ke dalam sebuah masalah yang lebih besar dan lebih rumit, dengan potensi yang sangat berbahaya di banyak negara.


REVIEW

Rating Goodreads novel ini sangat tidak membesarkan hati. Hanya 2.90/5.00. Rendah banget. Untuk ukuran novelnya Agatha Christie, rating segitu kayaknya gimana banget gitu yah. Tapi jujur saja, rating pribadi dari kami pun tidak lebih dari 3.00/5.00. Karena ratingnya rendah, kami akan membahas dulu apa jeleknya novel ini sampai kami memberikan rating segitu untuk buku Agatha Christie.

Pertama, novel ini agak membosankan untuk kami. Kasusnya bukan kasus detektif sepeti Hercule Poirot ataupun Miss Marple, dan jangan mengharapkan sedinamis seri Tommy & Tuppence walaupun sama-sama spionase. Ceritanya politik banget. Awal-awalnya sebetulnya cukup seru dengan petualangan Sir Stafford Nye yang menegangkan dan cukup misterius. Tapi begitu ke tengah cerita jadi terlalu politis. Sir Stafford malah seolah-olah menghilang perannya di tengah cerita.

Kedua, tokoh-tokohnya terasa ngalor ngidul. Terlalu banyak nama dan kurang fokus. Kami jadi lost track tokoh ini siapa? Lagi apa? Buat apa membahas itu? Kok tokoh ini bisa tiba-tiba bertindak begitu? Kok tokoh ini yang tadinya bukan siapa-siapa malah lebih berperan dari tokoh utamanya? Banyak deh pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja tiba-tiba timbul.

Ketiga, alur ceritanya entah bagaimana kurang rapih. Sir Stafford tiba-tiba tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap cerita. Lalu ada perkembangan lain yang menurut kami apa perlunya? Tapi bisa jadi kami hanya kurang cermat sih. Endingnya pun agak-agak membagongkan.

Sebenarnya yah, ceritanya sangat berpotensial. Ceritanya bisa lebih seru lagi seandainya tokoh-tokoh dan jalan ceritanya bisa lebih fokus dan tidak terlalu politis. Sayang banget kan. Soalnya di awal-awal sebenernya ketegangan dan misterinya sudah dapet banget.

Tapi ini semua hanya pendapat kami pribadi sih. Teman-teman harus membacanya sendiri untuk bisa menilainya.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/passenger-to-frankfurt-penumpang-ke-frankfurt-by-agatha-christie


QUOTE

Kumpulkan cukup banyak orang, dan mereka semua akan tampak serupa, sehingga tak akan tahan kita melihatnya.

~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Jika seorang pria sangat pintar, dia malahan tidak menginginkan seorang wanita yang sangat pintar juga untuk diajak bicara. Itu akan melelahkan. Dia akan lebih suka dengan gadis manis yang tidak pintar, tapi bisa membuatnya tertawa.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Ada hal-hal yang kuketahui, ada hal-hal yang kuduga, dan ada hal-hal yang aku tak tahu apa-apa dan tak seorangpun ingin aku tahu, begitu pikirnya.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Ada orang-orang yang punya kemampuan mengkomunikasikan pada orang lain gagasan-gagasan liar, semacam visi tentang kehidupan dan tentang apa yang akan terjadi. 

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Hal-hal yang kedengarannya dilebih-lebihkan sering sekali ternyata tidak berlebihan sama sekali. Itu hanya karena hal itu belum pernah kita dengar atau kita pikirkan sebelumnya.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Jika kita tahu, jika kita bisa, jika kita tahu cara menerapkannya, apa yang tak bisa dibeli dengan uang? Uang bisa memberikan yang terbaik.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Tradisi keluarga merupakan sesuatu yang tak mudah hilang dari seseorang. Orang cenderung menyerapnya, walaupun dia sudah pindah ke lingkungan yang baru.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


BACA JUGA

Sabtu, 04 Desember 2021

N or M by Agatha Christie - Pertama Kalinya Membaca Seri Tommy & Tuppence dan Langsung Jatuh Cinta

Satu lagi novel Agatha Christie yang berhasil kami baca. Kali ini dengan judul N or M. Kisah kali ini berada dalam seri detektif mata-mata Tommy & Tuppence. Pasangan suami istri paruh baya yang menurut kami cukup gokil dan bisa membuat kami langsung jatuh cinta sejak bab pertama buku ini. Nah, daripada penasaran, mari kita cek sinopsisnya sedikit.


SINOPSIS

Berlatar Perang Dunia II, saat itu Tommy & Tuppence sedang sibuk mencari pekerjaan yang memuaskan. Mereka berdua sebetulnya belum tua-tua amat, tapi di masa perang begitu, mereka dipandang sudah terlalu tua. Para pemberi kerja maunya memperkerjakan yang muda-muda saja. Tapi mereka berdua sebenarnya sepasang suami istri mata-mata yang cukup terpandang. Mereka berdua merindukan pekerjaan mata-mata yang menantang.

Di tengah kegalauan soal pekerjaan, tiba-tiba datanglah sebuah tawaran. Sayangnya, sepertinya hanya pekerjaan administrasi yang menjemukan, setidaknya penampakkannya begitu. Tawaran itu juga khusus untuk Tommy saja. Tapi Tuppence terlalu pintar, tak ada yang bisa disembunyikan darinya. Jadi, ketika Tommy harus berangkat ke Skotlandia, padahal dia sebetulnya ke Leahampton, betapa terkejutnya dia ketika bertemu Tuppence yang sudah lebih dulu tiba di tempat tujuan. Tentu saja menyamar sebagai orang lain, Mrs. Blankensop, seorang janda yang sedang mencari suami baru.Yang diincar Mrs. Blankensop tentu saja Mr. Meadowes, penyamaran Tommy saat itu.

Leahampton adalah sebuah desa tepi pantai yang kecil yang damai. Mereka ditempatkan di sebuah pondokan kecil bernama Sans Souci. Pondokan dan desa itu ramai, dengan penghuni-penghuni yang memiliki sifat yang berbeda-beda, semua tampak bersih, tak berdosa. Tapi di antara mereka ada mata-mata Jerman, dengan kode N dan M. N adalah laki-laki dan M adalah wanita. Mereka adalah mata-mata hebat. Mereka juga adalah pengkhianat bangsa, orang-orang Inggris yang rela menjadi mata-mata Jerman. Tommy & Tuppence harus menemukan identitas mereka berdua dalam kerahasiaan yang sangat tinggi.

Tugas Tommy dan Tuppence tidaklah mudah dan sangat beresiko. Nyawa mereka jadi taruhannya. Orang-orang yang seharusnya tidak dicurigai malah terlihat mencurigakan. Orang-orang yang tampak tak berdosa juga jangan-jangan bersalah. Tommy dan Tuppence bekerja dalam gelap, mereka pun harus tetap bersembunyi dalam kegelapan penyamaran mereka. 


REVIEW

Novel ini punya rating Goodreads yang lumayan bagus, 3.78/5.00. Tapi rating pribadi kami 5.00/5.00. Perfect. Kami suka banget sama ceritanya dan gaya ceritanya. Seru, dinamis, humornya oke, dan menegangkan. Kami sudah jatuh cinta sejak bab pertama. Mereka berdua tuh witty banget. Tindak-tanduknya kocak tapi juga cerdas. Ceritanya juga dinamis, penyelidikannya aktif kesana-kemari, dan adegan pamungkasnya juga menegangkan banget. Seru lah pokoknya. Yang suka cerita detektif aktif, kami merekomendasikan buku ini.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/novel-misteri-n-or-m-agatha-christie


QUOTE

Kesal rasanya kalau punya terlalu banyak waktu untuk berpikir.

~ N or M by Agatha Christie


Kau harus bisa menerima yang keras maupun lembut. Kau hidup. Itu yang penting. Hidup dan merdeka. Yang lainnya--kau harus sadar itu tak bisa dihindari.

N or M by Agatha Christie


Hidup ini aneh. Kita menghormati lawan kita. Biasanya kita menyukai lawan kita--walaupun dalam keadaan ketika kita sedang berusaha menekannya.

N or M by Agatha Christie


"Ya--kita tahu perang ini tak ada gunanya, sia-sia--dan kita juga tahu kekejamannya. Semua yang sebelumnya tak pernah kita pikirkan karena kita terlalu muda untuk berpikir.

N or M by Agatha Christie


Kita punya tugas. Dan kita akan melakukan tugas itu.

N or M by Agatha Christie


"Aku sering melihat, menjadi istri yang terlalu berbakti membuat otak wanita tak berfungsi," kata Tommy.

"Di mana kau melihat itu? tanya Tuppence.

"Bukan pada dirimu, Tuppence. Baktimu pada suami tidak sebesar itu."

N or M by Agatha Christie


Yah--ia bekerja untuk negaranya. Tommy bisa menghormati sikap itu--berjuang mati-matian, walaupun bisa berakhir dengan pahit. Tapi itu memang risikonya.

N or M by Agatha Christie


"Patriotisme saja tidak cukup. Aku tak boleh menyimpan rasa benci di hati."

N or M by Agatha Christie


Dengar, Sheila, rasa suka atau tidak tak ada hubungannya dengan fakta.

N or M by Agatha Christie


Baca Juga:

Senin, 15 November 2021

Seri Petualangan 2: Petualangan di Puri Rajawali by Enid Blyton - Niat Mencari Sarang Rajawali Malah Ketemu Sarang Mata-Mata

Haaii, kita berjumpa lagi dengan Seri Petualangan. Ini buku kedua dari seri ini. Kali ini Philip, Jack, Dinah, Lucy-Ann, dan si kakaktua cerewet, Kiki bertualang ke sebuah desa yang punya puri misterius. Nah, coba kita intip dulu sinopsisnya.


SINOPSIS

Seperti umumnya kisah petualangan remaja, petualangan kali ini terjadi di masa liburan sekolah. Sekarang, Lucy-Ann dan Jack juga ikut tinggal bersama Philip dan Dinah. Mereka semua senang dengan pengaturan ini. Tapi karena rumah Bibi Allie, ibu Philip dan Dinah, akan direnovasi, jadi mereka menyewa rumah kecil di lereng Bukit Puri untuk tempat mereka tinggal selama liburan ini. Rumah kecil itu namanya Pondok Musim Bunga.

Lucy-Ann dan Dinah sampai terlebih dahulu di Pondok Musim Bunga. Pondok ini letaknya di bukit dari suatu desa kecil. Di daerah itu juga ada sebuah puri yang terlantar dan terlihat misterius. Tapi Bibi Allie melarang anak-anak mendekati puri itu karena jalanan ke puri itu pernah longsor. Akan terlalu berbahaya kalau anak-anak berjalan-jalan ke sana. Lagipula banyak cerita-cerita seram juga seputar puri itu.

Keesokan harinya Philip, Jack dan Kiki datang menyusul. Mereka juga tertarik pada puri misterius itu. Jadi sekali lagi Bibi Allie mengungkapkan keberatannya. Selama liburan mereka juga bertemu dengan Tassie, seorang anak kaum pengembara yang tinggal di daerah bukit itu bersama ibunya. Mereka cepat akrab dengan Tassie. Tassie juga sangat menyukai hewan-hewan dan cepat dekat dengan Kiki. Philip mendapatkan peliharaan baru, seekor anak rubah tangkapan Tassie yang kemudian dia beri nama Button. 

Tassie ternyata sangat mengenal daerah bukit itu. Tassie tahu jalan-jalan pintas. Tassie bahkan tahu jalan ke puri tanpa harus melewati bagian yang longsor. Awalnya anak-anak hanya sekedar ingin melancong dan melihat-lihat puri saja. Tapi kehadiran burung rajawali yang ternyata bersarang di dalam puri membulatkan tekad Jack untuk masuk ke dalam puri.

Tapi puri itu dikunci. Mereka harus susah payah memanjat. Rajawali itu memang bersarang di dalam puri. Tapi puri itu juga aneh. Puri yang kosong, penuh debu. Tapi juga ada sedikit tanda-tanda adanya kehadiran manusia lain di situ. Apakah benar ada orang lain selain mereka? Atau itu hanya khayalan mereka saja?


REVIEW

Kalau boleh membandingkan sama seri Lima Sekawan, Seri Petualangan ini alurnya cukup pelan. Ketegangannya baru terasa di paruh kedua buku. Di awal-awal adem-adem aja. Santai. Baru deh belakangan masuk ke petualangan yang menegangkan. Tapi novel ini ditulis dengan baik dan matang. Kalau membaca lima sekawan, kadang-kadang plotnya terasa terlalu terburu-buru. Jadi ada rasa yang mengganjal atau tidak puas gitu. Sayangnya, seri petualangan ini sepertinya pamornya agak kalah kalau dibandingkan Lima Sekawan. Padahal menurut kami seri ini lebih matang ceritanya.

Okeh, balik lagi ke review buku ini. Petualangannya seru dan menegangkan. Mereka ketemu lagi sama Bill 'Smugs' Cunningham. Bill rupanya sedang ada tugas rahasia di daerah situ. Bill sangat senang bertemu dengan anak-anak lagi. Btw, kami suka sama buku ini karena ada roman-romannya sedikit. Walaupun samar-samar banget sih. Bikin pembaca jadi gemes, berharap-harap. Berharap banget Bill Smugs bisa bersama Bibi Allie nantinya. Berharap sedikit boleh dong yaa.

Rating Goodreads buku ini bagus banget, 4.15/5.00. Rating pribadi dari kami 5.00/5.00. Bagus. Seri detektif remaja yang layak banget dikoleksi.

Buku ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Langsung aja ke link tokopedia di bawah ini yah:


Baca juga:

Selasa, 09 November 2021

Trio Detektif 8: Misteri Laba-Laba Perak by Robert Arthur - Seru Banget ini. Menegangkan!

Novel Trio Detektif ini memang tampangnya, atau lebih tepatnya ketebalan bukunya, tampak kurang meyakinkan. Bukunya tipis aja. Tapi jangan salah, isinya petualangan seru dan menegangkan banget. Itulah yang kami rasakan di buku Trio Detektif yang kedelapan ini. Mari kita lihat langsung yuk sinopsis di buku ini gimana.


SINOPSIS

Petualangan kali ini membawa Jupiter, Pete, dan Bob ke Eropa. Tidak tanggung-tanggung, status mereka kali ini sangat penting. Sebagai agen pemerintah dan sebagai teman dari putra mahkota Varania. Bagaimana ceritanya bisa begitu? Semua berawal dari peristiwa hampir kecelakaan yang akhirnya mempertemukan Trio Detektif dengan sang putra mahkota Varania, Djaro Montestan. Djaro sangat sedikit punya teman, tapi entah kenapa dia bisa langsung akrab dengan Trio Detektif.

Tapi perjumpaan mereka tidak bisa lama-lama. Djaro harus segera kembali ke Varania, karena penobatan dirinya sudah semakin dekat. Mereka pun terpaksa berpisah. Tapi siapa sangka Trio Detektif justru menerima undangan untuk menghadiri acara penobatan Pangeran Djaro di Varania. Tapi situasi politik Varania sedang sangat mencurigakan. Jadi Trio Detektif diam-diam juga berangkat sebagai agen penyelidik pemerintah.

Siapa sangka, ternyata situasi di Varania lebih gawat lagi. Pangeran Djaro kehilangan pusaka berharga Laba-Laba Perak Varania. Tanpa Laba-Laba Perak, Pangeran Djaro tidak bisa dinobatkan. Pangeran Djaro justru akan ditangkap dan disingkirkan. Djaro meminta Trio Detektif datang sebagai tamu sekaligus ingin meminta pertolongan mereka untuk menemukan Laba-Laba Perak. 

Politik Varania makin memanas, Trio detektif menyelidik dengan intens. Tanpa disangka-sangka ada yang berusaha menfitnah Trio Detektif  telah melakukan pencurian Laba-Laba Perak. Suasana semakin memanas. Kejar mengejar pun tak dapat dihindari.


REVIEW

Rating Goodreads buku ini ada di 3.87/5.00. Tapi buat kami pribadi, buku ini 5.00/5.00. Dibandingkan genre detektif remaja sebelah, buku ini menegangkan banget. Penyelidikannya cukup serius dan intens, seintens yang bisa dilakukan remaja yah. Adegan kejar-kejarannya juga menegangkan. Seru lah pokoknya. Layak banget untuk jadi koleksi serial detektif remaja.


Baca Juga:

Jumat, 29 Oktober 2021

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn - Akhirnya Brisbane & Julia Bisa Kerjasama Juga

Akhirnya sampai juga di buku seri Lady Julia yang terakhir. The Dark Enquiry (Penyelidikan Rahasia). Bagaimanakah dinamika Julia dan Brisbane kali ini? Apakah ada perkembangan berarti? Tentu saja ada doong. Kerjasama mereka semakin baik, walaupun yaah pasti masih ada plus minus-nya. Nah, mari kita intip sedikit sinopsisnya dulu.


SINOPSIS

Setelah penyelidikan yang luar biasa di India, Julia dan Brisbane akhirnya pulang juga ke London. Kini mereka akan memulai kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya. Brisbane mulai sibuk dengan pekerjaan detektifnya, sedangkan Julia juga disibukkan dengan urusan rumah tangga. Tapi bukan Julia namanya kalau tidak bisa menemukan celah agar bisa terlibat dalam penyelidikan Brisbane.

Salah satu klien rahasia Brisbane yang menggelitik jiwa penyelidik Julia adalah kakaknya sendiri, Lord Bellmont yang terhormat. Bellmont sepertinya telah melakukan sesuatu yang luar biasa hingga dia sampai membutuhkan jasa Brisbane, adik ipar yang tidak pernah disukainya. Penyelidikan kasus Bellmont membawa Julia dan Brisbane ke sebuah Klub Arwah yang eksklusif. Klub Arwah tempat Madame Seraphine yang mempesona mengadakan sesi spiritual pemanggilan arwah. Selain itu, ternyata banyak juga lelaki terhormat yang memuja Madame.

Penyelidikan mereka ternyata bukan semata-mata penyelidikan biasa. Tugasnya harusnya sederhana. Tapi, kematian mendadak Madame Seraphine mengungkapkan seberapa serius situasinya. Klub Arwah rupanya tidak hanya suaka bagi orang-orang yang ingin bertemu arwah yang mereka rindukan semata. Ada lorong-lorong rahasia, rahasia-rahasia masa lalu klub yang gelap, dan rahasia-rahasia politik masa kini yang bisa mengancam nyawa dan pemerintahan yang sah.


REVIEW

Buku terakhir ini kalau boleh dibilang yah, vibe-nya lebih domestik. Julia dan Brisbane masih saling berusaha mempengaruhi satu sama lain, meskipun kerjasama mereka sekarang jauh lebih baik. Brisbane sudah lebih lunak, dan Julia sudah mulai bisa menempatkan diri (walaupun tidak selalu sih yah). Tapi, kalau mau dibandingkan dengan buku keempat, Dark Road to Darjeeling, buku kelima ini keseruannya bisa dibilang agak kalem kecuali pas endingnya yang lumayan intens. Tetep seru kok seperti seri Lady Julia yang lain, tapi bukan salah satu favorit kami aja.

Rating Goodreads buku ini tentu saja bagus banget, 4.04/5.00. Kami juga setuju dengan ratingnya. 

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/lady-julia-5-the-dark-enquiry-by-deanna-raybourn


QUOTE

Kami jahat pada satu sama lain, kami saling membentak karena ketakutan kami sendiri sampai kami saling melukai.

~ Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Aku sangat memujanya sampai aku ketakutan sendiri, dan bayangan yang paling membuatku takut adalah Brisbane akan menyesal telah menikahiku.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Bahwa dia sanggup mencintai memang tak perlu diragukan. Tapi hidup bersama seseorang yang mencintainya adalah soal lain.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Aku hanya tidak tahan jika tidak dilibatkan dalam hidupmu," kataku dalam gelap.

Dia menghela napas. "Julia, kau wanita gila. Kapan kau akan mengerti? Kaulah hidupku."

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Cinta adalah satu-satunya yang abadi, Julia, satu-satunya yang penting. Dan kalian berdua berusaha membuangnya dengan sengaja karena kalian sombong dan keras kepala. Meskipun banyak perbedaan, sebagai pasangan, kalian berdua terlalu mirip. Dan kau amat sangat beruntung tapi kau terlalu buta untuk melihatnya! Lelaki ini, lelaki menakjubkan ini, menawarkan cintanya padamu dan kau mengambilnya, lalu berkata, 'Beri aku lebih dari ini, beri aku rasa hormat!' Dan dia melakukan hal yang sama padamu, berkata pada wanita cantik ini, 'Cintamu saja tidak cukup, aku juga ingin kau patuh padaku!' Kenapa cinta saja tidak cukup untuk kalian berdua? Itu sudah lebih daripada yang pernah atau akan pernah sebagian dari kami miliki lagi,"

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Ayah kami pernah memperingatkanku bahwa Bellmont akan mengalami masa-masa paruh baya yang sulit. Dia terlalu ambisius, terlalu kaku. Dia tidak memiliki bakat keluarga March untuk hidup santai dan menerima semua kesalahannya sendiri. Dia tidak bisa berteman dengan kekurangannya sendiri. Kami semua, kecuali dia, adalah pohon willow, menekuk dengan mudah sesuai tiupan angin. Bellmont adalah pohon ek yang kekar, kuat, dan lurus, terlalu keras hati menghadapi prahara. Dia akan tetap tegak atau dia akan patah, tidak ada yang lain kecuali dua pilihan itu.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Satu hal yang tidak mungkin, bisa terlaksana, maka apa-pun selalu jadi mungkin,"

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Kau selalu penasaran seperti monyet dan pemberani seperti tentara kavaleri.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Kami tak bisa melindungimu dari dirimu sendiri, dan itulah bahaya paling besar.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Hanya rasa takut yang bisa membuatmu tetap hidup."

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Kau sedang berusaha jadi Cupid," tuduhku.

"Kalau ya, memang kenapa?" desak Portia. "Gadis itu naksir padanya, begitu pula Plum. Dengan sedikit dorongan, mungkin mereka bisa saling jatuh hati. Atau mereka akan tahu bahwa ternyata mereka tidak cocok. Lebih baik dicoba supaya tahu."

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Apa kau punya penjelasan yang lebih bagus?"

"Saat ini tidak," Brisbane mengaku. "Tapi salah kalau kita membuat teori tanpa informasi yang cukup."

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Tidak banyak bantal yang lebih bagus daripada bahu berotot orang yang kaucintai.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Prinsip Occam's razor--penjelasan yang paling sederhana merupakan jawaban yang paling mungkin. 

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Tapi takdirnya bukan begitu, dan aku tahu aku tak bisa melawan angin. Itu hanya akan membuatmu parau, dan angin tak peduli.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Cemas, apa itu? Kecemasan adalah hal tak berguna. Penyusup. 

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Kecemasan tak pernah ada gunanya untuk siapa pun. Dia hanya merampas kedamaian orang dan membuat keriput di wajah.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Tak ada yang bisa kita lakukan untuk dia kecuali dia sendiri yang menginginkannya.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Kadang tidak memandang masa depan terlalu dekat adalah yang terbaik, Nak. Pandanglah masa sekarang."

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


Aku sangat bersyukur karena nilai-nilai moral yang Brisbane pegang teguh mensyaratkan kesetiaan. Aku tahu aku kadang membuatnya marah, tapi aku juga tahu tak akan pernah ada wanita lain baginya, sama seperti takkan pernah ada lelaki lain bagiku.

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


"Sepanjang hidupku aku tak pernah menyangka Tuhan akan begitu murah hati dengan memberikan aku dirimu. Aku tidak terpikir untuk meminta lebih dari itu."

Lady Julia 5: The Dark Enquiry by Deanna Raybourn


BACA JUGA:

Jumat, 08 Oktober 2021

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie - Cerita Selengkapnya dari The Greenshore Folly

Akhirnya, ini lah dia novel hasil pengembangan dari novelet sebelumnya, The Greenshore Folly. Novelet The Greenshore Folly juga sudah kami review ya sebelum ini. Ceritanya bagus dan menarik. Tapi, kalaupun ada yang kurang dari novelet The Greenshore Folly adalah, adanya rasa kekosongan di tengah buku. Endingnya juga terasa terlalu cepat. Tapi, mungkin, cerita ini memang sudah digariskan untuk menjadi sebuah novel yang utuh saja. Oleh karena itulah, novel Dead Man's Folly ini akhirnya tercipta.

Karena kami sudah mereview The Greenshore Folly, kami tidak membahas sinopsis lagi ya di review kali ini. Garis besar ceritanya masih sama, nama tokoh-tokohnya juga hampir sama semua. Perubahan hanya di Greenshore House yang di novel ini dirubah menjadi Nasse House, serta perubahan nama sepupu dari Lady Stubbs. 

Yang menyenangkan dari novel ini adalah, novel ini akhirnya mengisi kekosongan dari novelet The Greenshore Folly. Beneran deh, kami penasaran banget, apa yang terjadi selama 2 bulan penyelidikan? Bagaimana wawancara-wawancara dengan para tokoh-tokohnya? Bagaimana sikap si pelaku selama masa penyelidikan? Apa yang terjadi? Dan semua itu akhirnya terjawab sudah di novel ini. Akhirnya membuat ceritanya menjadi sebuah cerita yang utuh.

Buku ini mendapatkan rating Goodreads 3.82/5.00. Rating dari kami juga hampir sama, 4.00/5.00. Ceritanya cukup menarik dan membuat penasaran. Menghibur. Tapi ya, memang sih, buat yang menyenangi kisah-kisah detektif yang penuh aksi, penyelidikan di buku ini memang lebih ke wawancara-wawancara saja. Yang suka adegan kelahi mungkin akan sedikit bosan dengan buku ini. 

Tapi yah, ada kelemahannya juga ya, membaca novel ini setelah sebelumnya membaca novelet The Greenshore Folly. Kita jadi sudah tahu endingnya. Jadinya membanding-bandingkan ceritanya gitu, dan mencari cerita yang hilang. Tapi kalau membaca novel ini duluan baru noveletnya, hmmm, kami rasa mungkin akan makin tidak puas, atau justru mungkin seperti membaca sebuah ringkasan.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/novel-misteri-dead-man-s-folly-agatha-christie


Quote

"Saya tahu Anda pasti mau datang," kata Mrs. Oliver dengan gembira.

"Mana mungkin Anda tahu," kata Poirot dengan tegas.

"Ya, saya tahu betul."

"Saya sendiri masih tak mengerti mengapa saya kemari."

"Saya rasa saya tahu jawabannya. Rasa ingin tahu Anda."

~ Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Orang telah mengajukan usul yang besar dan tak masuk akal, yang sebenarnya hanya pancingan. Sedangkan perubahan-perubahan kecil yang kelihatannya tak berarti itulah yang benar-benar merupakan tujuannya.

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Memikirkan sesuatu itu tidaklah sulit," kata Mrs. Oliver. "Sulitnya, kita lalu berpikir terlalu jauh, dan semuanya lalu jadi rumit, maka kita lalu harus menghapuskan beberapa hal dan itu mengecewakan sekali. ..."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Bila fondasinya tak beres--segalanya tak beres."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Mungkin perhatian yang besar terhadap diri pribadi seseoranglah yang menyebabkan orang itu bisa bertahan hidup."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Sambil berpikir sendiri Bland berkesimpulan bahwa tuduhan orang-orang setempat adalah tuduhan yang termudah dan tertua, yaitu menjatuhkan semua kesalahan pada orang asing setiap kali ada kejadian yang menyedihkan.

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Poirot selalu senang membiarkan orang berbicara. Makin banyak yang berbicara dengannya lebih baik. Dalam dedak selalu masih terdapat sebutir beras.

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Bila orang tahu apa yang harus dicari, maka akan menjadi mudah," kata Poirot sendiri. "Tapi sering-sering orang tak tahu apa yang harus dicari. Jadi orang lalu mencari di tempat-tempat yang salah dan yang dicari pun salah."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Dalam tanganku ada beberapa potongan yang merupakan bagian dari teka-teki potongan gambar itu. Aku sudah punya bayangan mengenai jenis kejahatan itu--tapi mungkin aku tidak melihatnya dengan cara yang betul."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Baca juga:

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.