SINOPSIS
Jadi cerita Passenger to Frankfurt ini bermula dari seorang diplomat yang sedang bertugas ke luar negeri, Sir Stafford Nye. Sir Stafford baru saja menyelesaikan tugas diplomatnya di Malaya. Sir Stafford ini sebenarnya tipe diplomat yang bodo amat, dia tidak terlalu serius, atau seriusnya agak aneh. Tapi sebenarnya Sir Stafford adalah seorang pengamat yang bagus.
Sir Stafford sedang bosan dengan kesehariannya, dia tak terlalu memberikan perhatian penuh terhadap tugas-tugasnya. Rapat-rapat diplomatik itu membuatnya jemu. Dia ingin sedikit tantangan atau petualangan. Di perjalanan pulang ke London, penerbangan Sir Stafford terhambat kabut tebal di Jenewa. Pesawatnya pun terpaksa dialihkan ke Frankfurt, dan dari sana baru nanti kemudian melanjutkan penerbangan ke London.
Di ruang tunggu Frankfurt yang padat dengan manusia, Sir Stafford didekati oleh seorang wanita cantik. Seorang wanita yang mengaku hidupnya sedang berada dalam bahaya dan meminta bantuan Sir Stafford. Wanita ini ingin bertukar tempat dengan Sir Stafford, menyamar sebagai Sir Stafford, menggunakan identitasnya, pasport, boarding pass, hingga ke mantel Sir Stafford yang bergaya flamboyan untuk terbang sampai ke London. Mereka tidak akan benar-benar bertukar tempat, karena Sir Stafford tidak akan menjadi wanita itu, dia akan tetap di Frankfurt, tampak tertidur dan dirampok.
Tawaran wanita itu mendesak, dan sangat menarik untuk Sir Stafford yang sedang kebosanan. Sedikit petualangan seru yang menggugah. Lagi pula wanita itu memang mirip dengan dirinya, atau lebih tepatnya, mirip dengan adiknya yang sudah wafat. Jadi, Sir Stafford memutuskan untuk melakukan petualangan kecil itu, dan si wanita pun lolos terbang ke London menggunakan identitasnya.
Sekembalinya di London, kejadian kerampokan yang dialami Sir Stafford di bandara Frankfurt tentu saja sedikit membuatnya menjadi bulan-bulanan di kantor. Tapi ada beberapa orang yang ternyata menanggapi ini dengan lebih serius. Mereka tahu kalau passport Sir Stafford sudah dipakai untuk masuk ke London dan lolos. Mereka ingin tahu siapa yang sudah menggunakan Pasport itu untuk masuk ke London. Sir Stafford menanggapinya dengan santai walaupun sama-sama ingin tahu juga.
Sir Stafford tidak bisa berharap banyak bahwa ia akan bertemu lagi dengan wanita itu. Tapi, ketika pasportnya dikembalikan, rasa penasarannya semakin menjadi-jadi. Sir Stafford tidak mengerti dia terlibat di dalam hal apa. Yang jelas, sepertinya ada orang-orang yang mengincar kematiannya, si wanita pun sangat misterius dan punya banyak identitas. Sir Stafford pun terseret ke dalam sebuah masalah yang lebih besar dan lebih rumit, dengan potensi yang sangat berbahaya di banyak negara.
REVIEW
Rating Goodreads novel ini sangat tidak membesarkan hati. Hanya 2.90/5.00. Rendah banget. Untuk ukuran novelnya Agatha Christie, rating segitu kayaknya gimana banget gitu yah. Tapi jujur saja, rating pribadi dari kami pun tidak lebih dari 3.00/5.00. Karena ratingnya rendah, kami akan membahas dulu apa jeleknya novel ini sampai kami memberikan rating segitu untuk buku Agatha Christie.
Pertama, novel ini agak membosankan untuk kami. Kasusnya bukan kasus detektif sepeti Hercule Poirot ataupun Miss Marple, dan jangan mengharapkan sedinamis seri Tommy & Tuppence walaupun sama-sama spionase. Ceritanya politik banget. Awal-awalnya sebetulnya cukup seru dengan petualangan Sir Stafford Nye yang menegangkan dan cukup misterius. Tapi begitu ke tengah cerita jadi terlalu politis. Sir Stafford malah seolah-olah menghilang perannya di tengah cerita.
Kedua, tokoh-tokohnya terasa ngalor ngidul. Terlalu banyak nama dan kurang fokus. Kami jadi lost track tokoh ini siapa? Lagi apa? Buat apa membahas itu? Kok tokoh ini bisa tiba-tiba bertindak begitu? Kok tokoh ini yang tadinya bukan siapa-siapa malah lebih berperan dari tokoh utamanya? Banyak deh pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja tiba-tiba timbul.
Ketiga, alur ceritanya entah bagaimana kurang rapih. Sir Stafford tiba-tiba tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap cerita. Lalu ada perkembangan lain yang menurut kami apa perlunya? Tapi bisa jadi kami hanya kurang cermat sih. Endingnya pun agak-agak membagongkan.
Sebenarnya yah, ceritanya sangat berpotensial. Ceritanya bisa lebih seru lagi seandainya tokoh-tokoh dan jalan ceritanya bisa lebih fokus dan tidak terlalu politis. Sayang banget kan. Soalnya di awal-awal sebenernya ketegangan dan misterinya sudah dapet banget.
Tapi ini semua hanya pendapat kami pribadi sih. Teman-teman harus membacanya sendiri untuk bisa menilainya.
Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://tokopedia.com/olakalik/passenger-to-frankfurt-penumpang-ke-frankfurt-by-agatha-christie
QUOTE
Kumpulkan cukup banyak orang, dan mereka semua akan tampak serupa, sehingga tak akan tahan kita melihatnya.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
Jika seorang pria sangat pintar, dia malahan tidak menginginkan seorang wanita yang sangat pintar juga untuk diajak bicara. Itu akan melelahkan. Dia akan lebih suka dengan gadis manis yang tidak pintar, tapi bisa membuatnya tertawa.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
Ada hal-hal yang kuketahui, ada hal-hal yang kuduga, dan ada hal-hal yang aku tak tahu apa-apa dan tak seorangpun ingin aku tahu, begitu pikirnya.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
Ada orang-orang yang punya kemampuan mengkomunikasikan pada orang lain gagasan-gagasan liar, semacam visi tentang kehidupan dan tentang apa yang akan terjadi.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
Hal-hal yang kedengarannya dilebih-lebihkan sering sekali ternyata tidak berlebihan sama sekali. Itu hanya karena hal itu belum pernah kita dengar atau kita pikirkan sebelumnya.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
Jika kita tahu, jika kita bisa, jika kita tahu cara menerapkannya, apa yang tak bisa dibeli dengan uang? Uang bisa memberikan yang terbaik.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
Tradisi keluarga merupakan sesuatu yang tak mudah hilang dari seseorang. Orang cenderung menyerapnya, walaupun dia sudah pindah ke lingkungan yang baru.
~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie
BACA JUGA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar