Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini

Rabu, 29 April 2020

Buku vs Film: The 5th Wave - Favorit, Detailnya Bagus

Setelah kemarin sempat menulis review bukunya, sekarang saatnya membandingkan buku dengan filmnya. Film The 5th Wave ini keluar di tahun 2016, sekitar tiga tahun setelah bukunya terbit. Tokoh Cassie diperankan oleh Chloƫ Grace Moretz, dan tokoh Evan diperankan oleh Alex Roe (ini ganteng banget sih ya, wakakakak). Sayangnya nih...sayangnya...ini jadi satu-satunya film seri The 5th Wave. Padahal, novel The 5th Wave sendiri adalah sebuah trilogi. Film The 5th Wave sendiri sebetulnya masih open ending. Jadi memang sepertinya sih sudah direncanakan akan dibikin sekuelnya. Sayangnya, film ini ngga terlalu sukses di pasaran, ngga terlalu bagus juga ratingnya. Sepertinya hal ini yang akhirnya membuat film ini ngga akan ada sekuelnya lagi. Sayang banget, padahal kami termasuk penggemar film ini.

Kami tidak akan cerita banyak soal plotnya karena secara garis besar sama kok antar buku dan filmnya. Sudah pasti ada penyesuaian dan penyederhanaan di sana sini, tapi menurut kami cukup bisa ditoleransi kok. Kami akan membahas beberapa perbedaannya yang cukup terlihat.

Ibu Cassie
Di buku, ibunya Cassie seingat kami ibu rumah tangga. Di film, ibunya Cassie adalah seorang perawat dan ikut membantu saat gelombang ketiga, wabah, melanda. Kami lebih suka peran yang di film ini di bandingkan dengan bukunya.

Dr. Pam/Reznik
Dr. Pam dan Reznik harusnya adalah dua tokoh yang berbeda, tapi film The 5th Wave mampu menggabungkan kedua tokoh ini dengan mulus, wakakak. Muka dr. Pam tapi nama Reznik. Kisah tewasnya pun menggunakan skenario tewasnya dr. Pam. Kami rasa sih, karena durasi film yang terbatas, tokoh asli Reznik tidak bisa benar-benar ditampilkan di film.

Hubungan antara Cassie dengan Ben
Di buku Cassie dengan Ben itu sebenarnya hanya cinta bertepuk sebelah tangan. Ini menurut kami yah. Ben juga sebenarnya tidak terlalu tahu siapa Cassie. Tapi di film, seolah-olah mereka kayak saling kenal dan ada sedikit flirting-flirting di awal-awal. Jujur, kami lebih suka skenario yang di buku. Kayak lebih masuk akal aja gitu.

Saat Ben mengetahui aslinya Vosch dkk
Skenario pengungkapan ini sama sekali berubah. Kalau di buku, Ringer lah yang menginisiasi ide tentang siapa sebetulnya Vosch dan para militer di Kamp Haven. Kondisinya pun Ringer dan Ben sedang berdua saja, mereka akan menyergap orang yang menembaki mereka, yang ternyata adalah Reznik.

Di film, karena tokoh Reznik dan dr. Pam menjadi satu, skenario pengungkapan ini berubah banyak. Ringer memberontak dan melepaskan alat pelacak yang ditanam padanya, menyebabkan dia terlihat diinvestasi oleh alien jika dipindai dengan kacamata buatan militer Vosch. Hal ini membuat Ben sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Kami sih lebih suka skenario di buku ya, karena Ringer itu sangat taktis dan cerdas orangnya. Ringer berani mengambil resiko, tapi bisa mengukur kapan resiko harus diambil dan bisa mengukurnya dengan baik. Mungkin ini salah satu alasan kenapa Ringer suka main catur.

Skenario penjemputan Sam
Skenario ini juga banyak berubah. Di buku, Sam tidak ikut lulus bersama anggota regunya yang lain. Jadi saat pasukan Ben diutus untuk bertugas di lapangan, Sam otomatis tidak ikut mereka. Di film, Sam sengaja ditinggal oleh Ben. Ben mengikat Sam ke shower kamar mandi agar dia tidak ikut terjun ke lapangan.

Skenario penjemputan Sam oleh Cassie maupun Ben jauh lebih seru dan menegangkan di bukunya. Cassie bekerja dengan petunjuk-petunjuk Evan agar bisa masuk ke Kamp Haven. Pertarungan dan ketegangannya juga lebih seru di buku. Sedangkan Ben, berusaha setengah mati untuk lolos dr ruang medis untuk menjemput Sam. Ben masih terluka parah akibat luka tembakan Ringer yang belum sembuh.

Kami rasa sih itu beberapa perubahan yang cukup mencolok antara buku dan filmnya. Selebihnya kebanyakan berupa penyederhanaan cerita. Biasanya sih karena masalah durasi. Yang mengejutkan sebenarnya adalah detail di film ini sangat bagus, cukup mirip dengan bukunya.

Antara buku dengan film kami rasa dua-duanya bagus. Tapi tentu saja bukunya lebih oke karena ceritanya lebih detail. Banyak adegan-adegan yang lebih seru di bukunya daripada di film. Seperti adegan lolosnya Cassie dari Kamp Lubang Abu, itu lebih seru di buku. Hubungan asmara antara Cassie dan Evan juga sebetulnya lebih dalam di buku. Aksi penyelamatan Sam juga lebih seru di bukunya.

Kesimpulannya, kami suka sih dua-duanya, filmnya bagus, bukunya juga bagus dan lebih detail dari filmnya. Menurut teman-teman gimana? Ada yang sudah nonton dan baca bukunya juga? Silahkan komentar di kolom komen di bawah yah.

Sabtu, 25 April 2020

Pasangan Traveling by Pasangantraveling.com - Jalan-Jalan Romantis Lewat Buku

Apa kabar semua? Sayang banget artikel ini terbit di masa-masa dimana kita semua tidak bisa bebas traveling. Tapi ada hikmahnya juga, karena setidaknya, kita bisa mencicipi traveling lewat buku saja. Lalu, saat nanti semua wabah ini sudah berlalu, kita bisa jalan-jalan lagi ke tempat-tempat yang kita inginkan. Semoga semua segera pulih kembali. Aamiin...

Sekarang mari kita review buku traveling yang satu ini. Buku Pasangan Traveling ini berisi catatan perjalanan Jeff dan Diana ke 22 destinasi, ada yang domestik, ada juga yang ke benua Asia, Australia, dan Eropa. Buku ini menekankan bahwa banyak sisi positifnya kalau kita traveling bersama pasangan, yang memang, sedikit banyak kami setuju juga sih. Traveling sendiri mungkin akan berasa sepi. Kalau orangnya terlalu banyak biasanya suka muncul konflik-konflik yang tidak perlu. Jadi traveling berdua, idealnya sih sama pasangan, biasanya adalah solusi traveling yang paling pas.

Di buku ini, Jeff dan Diana mengajak kita ke 22 Destinasi. Kemana saja? Ini dia daftarnya.

  1. Lombok
    • Ke Pantai Senggigi
    • Gili Trawangan
    • Mataram dan Lingsar
    • Pantai Kuta dan Tanjung Aan 
    • serta ke Gili Nanggu.
  2. Bali
    • Pengalaman menginap di Ayana Resort & Spa 
    • main ke Pantai Kuta dan Tanah Lot
    • makan seafood di Jimbaran
    • serta ke Pantai Nusa Dua
  3. Minangkabau
    • Menikmati perjalanan ke Bukittinggi dan mampir ke Lembah Anai 
    • Mampir ke Ngarai Sianok dan Lubang Jepang
    • Bukittinggi dan Pasar Atas-Bawah 
    • Danau Maninjau
    • Payakumbuh dan Lembah Harau 
    • Menginap di Aie Angek Cottage
    • Danau Singkarak
    • Sawahlunto
    • Danau Atas-Bawah
    • Pengalaman makan seafood di Padang
    • Pantai Malin Kundang dan Teluk Bayur
    • Kota Padang 
  4. Belitung
    • Jelajah pantai
    • Belitung Timur
    • Kampoeng Ahok dan Museum Kata Andrea Hirata
    • Tanjung Pandan
    • Island Hopping 
  5. Garut
    • Menikmati menginap di Kampung Sampireun
  6. Pulau Sepa, Kepulauan Seribu
  7. Osaka dan Nara, Jepang
    • Osaka Castle
    • Shinsaibashi, Namba, dan Dotonburi
    • Nara
    • Todaiji Temple
  8. Kyoto, Jepang
    • Fushimi Inari
    • Higashiyama: Gion, Kiyomizudera Temple, dan Maruyama Park
    • Shinkansen: Osaka-Kyoto
    • Arashiyama
    • Love Hotel
    • Imperial Palace
    • Nijo Castle
    • Kinkakuji atau Golden Temple
    • Kyoto Station
  9. Tokyo, Jepang
    • Shibuya dan Harajuku
    • Disneysea
    • Capsule Hotel
    • Akihabara
    • Ueno
    • Asakusa dan Tokyo Sky Tree
    • Odaiba
    • Kimi Ryokan
    • Nippori-Narita
  10. Hong Kong
    • Avenue of Stars
    • The Peak
    • Mid Level Escalator
    • Symphony of Light
    • Ladies Market dan Temple Street
    • Disneyland
  11. Shenzen, RRT
    • Windows of the World
  12. Macau
    • Shenzen-Macau
    • City of Macau
    • Senado Square
    • Venetian Macao
  13. Maladewa
    • Penerbangan ke Maladewa
    • Bandara Internasional Maladewa
    • Adaaran Club Rannalhi
    • Over Water Bungalow
    • Snorkeling Bersama Hiu
  14. Perth, Australia
    • Pinnacles Desert Tour
    • Caversham Wildlife Park
    • Cervantes
    • Pinnacles Desert
    • Sand Dunes, Lancelin
    • Perth
    • Kings Park and Botanic Garden
    • Freemantle
  15. Sydney, Australia
    • Circular Quay dan The Rocks
    • Opera House dan Mrs. Macquire's Chair
    • Darling Harbour
    • Paddy's Market dan Queen Victoria Building
    • Suburb St. Leonards
    • Bondi Beach
    • Manly
    • Suburb Seven Hills
    • Blue Mountain
    • Chocolate Company
    • Scenic World
  16. Melbourne, Australia
    • Pusat Kota Melbourne
    • Fitzroy Garden
    • Menyusuri Yarra River
    • Mt. Dandenong
    • Tesselaar Tulip Festival
    • Queen Victoria Market
    • St. Kilda
    • Acland Street
  17. Belanda
    • Den Haag
    • Keukenhof, Lisse
    • Volendam
    • Delft
    • Rotterdam
    • Amsterdam
  18. Belgia
    • Antwerp
    • Brussels
  19. Paris
    • Gare du Nord dan Gare du Lyon
    • Louvre dan Jardins des Tuilaries
    • LaFayette dan Eiffel from Trocadero
    • Arc de Triomphe dan Notre-Dame Cathedral
  20. Venesia
    • Kereta Malam: Paris-Venesia
    • Grand Canal dan Rialto Bridge
    • Piazza San Marco
    • Bridge of Sighs dan Arsenale
  21. Eropa Tengah dan Timur
    • Austria
      • Wina
      • Salzburg
      • Tur The Sound of Music
      • Innsbruck
    • Bratislava, Slovakia
  22. Swiss
    • Engelberg dan Mount Titlis
    • Panoramic Golden Pass (Lucerne-Interlaken)
    • Interlaken, Murren dan Lauterbrunnen
    • Montreux
    • Bern
    • Mount Rigi: Vitznau dan Weggis
    • Lucerne
Banyak juga kan destinasinya. Siapa tahu ini bisa mengobati kerinduan teman-teman akan traveling, atau jadi inspirasi untuk tujuan traveling di masa yang akan datang.

Buku ini masih ada di tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

Quote

Jadi, perbedaan mimpi dan impian terletak pada usaha untuk membuat perencanaan. Semua dimulai dari perencanaan.
Pasangan Traveling by Pasangantraveling.com

Minggu, 12 April 2020

The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey - Alien yang Bukan Alien, Manusia yang Bukan Manusia

Sebelum membaca buku The 5th Wave ini, kami sudah lebih dulu menonton filmnya. Kami tertarik membaca novelnya karena memang suka sama filmnya. Sayangnya, film The 5th Wave kurang berhasil di pasaran, jadi sampai sekarang belum ada sekuelnya. Padahal ya, novelnya ini trilogi lho. Oh iya, kami juga agak lompat sih baca novelnya, kami baca buku keduanya dulu, The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi), baru deh baca novel ini.

Kalau bisa dibilang ya, Buku pertama ini tidak seintens buku keduanya. Alurnya menurut kami lumayan slow. Oh iya, ini model plotnya maju-mundur, dan ganti sudut pandang yah. Contohnya bisa dicek ke review The Infinite Sea. Banyak adegan menegangkan, tapi slow paced, dan terukur. Paling pas di bab-bab terakhir aja yang fast paced. Kalau di Infinite Sea kan lumayan ya, tegang, fast paced, dan adrenalin rush gitu kan ya.

The 5th Wave ini langsung diawali pada saat Gelombang 4, saat Cassie sudah sendirian. Seiring cerita, kita akan dibawa mundur ke awal-awal Gelombang 1 sampai tiba di masa Cassie sekarang. Di buku ini kita akan melihat cerita dari sudut pandang Cassie, Sam, Ben Parish, dan tentu saja Evan Walker. Sudut pandang Sam sama Evan ga banyak sih, hanya beberapa saja, kalau tidak salah ingat masing-masing hanya satu bab besar.

Kami mau ngespoiler plot sedikit, tapi karena alurnya yang tidak biasa, jadi agak susah juga nih ceritainnya. Wakakak. Jadi, kami akan sedikit menceritakan plotnya secara sederhana yah.

Cerita berawal saat Cassie sudah sendirian di hutan. Ibunya sudah tiada, ikut tewas oleh wabah sampar di Gelombang 3. Setelah ibunya tewas, Cassie, bersama dengan ayahnya, dan juga adiknya, Sam, akhirnya mengungsi. Tadinya, mereka berencana mengungsi ke pangkalan militer terdekat. Tapi di tengah jalan, mereka akhirnya bergabung dengan pengungsi-pengungsi lain di Kamp Lubang Abu. Kehidupan berjalan sedikit normal untuk beberapa saat. Hingga, tiba-tiba datanglah drone-drone pengintai.

Drone-drone pengintai ini pada akhirnya membawa sepasukan militer dan bis-bis sekolah ke Kamp Lubang Abu. Sepasukan Militer yang terlihat seperti manusia tapi ternyata bukan manusia. Lupakan alien-alien dengan bentuk yang aneh-aneh. Karena di buku ini alien berwujud manusia normal, tapi dengan kesadaran alien. Alien yang bukan alien, manusia yang bukan manusia. Hal yang akhirnya disadari Cassie ketika semua sudah terlambat. Ketika Sam dibawa pergi di dalam bis sekolah, ke pangkalan militer mereka. Ketika dia menyaksikan ayahnya ditembak oleh sang Komandan Alien, Vosch. Cassie nyaris tidak selamat ketika mereka memutuskan untuk membumihanguskan Kamp Lubang Abu.

Tapi Cassie berhasil bertahan hidup untuk beberapa lama di hutan, sendirian. Tanpa Cassie sadari, dia sebetulnya tidak sepenuhnya sendirian, karena Gelombang 4, Para Peredam, sudah dimulai. Para peredam adalah para penembak jitu yang bisa dibilang punya kekuatan manusia super juga. Tugas mereka hanya 1, menghabisi manusia-manusia yang berkeliaran. Evan Walker adalah salah satu Peredam.

Evan gagal sebagai peredam ketika dia tidak sanggup menghabisi Cassie. Dia malah membuntuti Cassie di hutan, dan puncaknya, ketika dia mencoba membunuh Cassie, dia justru membawa Cassie pulang dan merawatnya. Kisah 'asmara' antara Evan dan Cassie tidak bertahan lama, Cassie bukan yang bodoh-bodoh banget, dia pun mencurigai kalau Evan adalah seorang peredam. Tapi, pada akhirnya, mereka bisa saling mengerti dan saling menerima satu sama lain.

Cassie punya janji pada Sam, dan dia harus pergi mencari Sam. Evan membantu Cassie menyusup ke pangkalan militer. Di sini dia bertemu kembali dengan Ben, yang sama-sama mau menjemput Sam. Apa yang terjadi kemudian? Bagaimana kisah infiltrasi Cassie ke sarang musuh? Silahkan dibaca langsung di bukunya yah.

Kisah Ben, Sam, dan Evan juga bisa dibaca langsung di bukunya. He3.

Tokoh Cassie mengingatkan kami kepada tokoh Katniss dari The Hunger Games. Sama-sama di usia remaja, dan sama-sama survivor ulung. Insting bertahan hidupnya kuat banget, berani, dan pengambil keputusan yang baik. Kalau misalnya jatuh cinta sama alien bisa disebut kelemahan, yah kami pikir itu justru sisi kemanusiaan yang masih bertahan. Lagipula, Cassie pun sedikit memanfaatkan pengetahuan Evan untuk bisa masuk ke dalam markas musuh.

Buku ini bagus, cocok untuk yang mau baca cerita tentang invasi alien, tapi tidak terlalu suka dengan penggambaran alien yang aneh-aneh. Karena di buku ini aliennya ya 'manusia'. Plotnya cukup menantang dan gaya bahasanya cukup sederhana. Ga ada yang rumit. Masih lebih rumit buku keduanya nanti. Wehehehe.

Sebaliknya, kalau teman-teman justru sukanya alien yang alien banget, yang bentuknya aneh-aneh, ngga manusia gitu, yaa buku ini mungkin kurang pas sih. Karena memang, kurangnya khas alien ini bikin kita merasa ini bukan buku tentang invasi alien.

Saat review ini ditulis, buku ini punya skor 4.06 bintang dari 5 bintang di Goodreads. Bagus nih skornya. Top.

Apa ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana reviewnya? Silahkan komen di bawah yah.

Oh iya, saat ini, buku ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan klik link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/the-5th-wave-gelombang-5-by-rick-yancey

Quote

Kau baru bisa menyebut seseorang gila jika ada orang lain yang normal. Seperti kebaikan dan kejahatan. Kalau semuanya baik, pasti tidak ada kebaikan.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Kau tidak tahu apakah kau mampu melakukannya sampai kau melakukannya.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Kata Daddy, dunia terbagi menjadi dua kelompok: mereka yang lari dan mereka yang bersarang.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Hanya karena sesuatu bisa terjadi, bukan berarti itu akan terjadi.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Sulit untuk merencanakan apa yang akan terjadi kemudian ketika yang terjadi kemudian bukanlah sesuatu yang kaurencanakan.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Dan manusia berpikir. Mereka membuat rencana. Mereka bermimpi, kemudian membuat mimpi itu jadi nyata.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Kadang-kadang kau mengucapkan sesuatu untuk meredakan ketakutanmu
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Tapi cepat atau lambat kau harus memilih antara lari atau menghadapi sesuatu yang kaupikir tak mampu kauhadapi.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Bahkan orang yang paling sensitif pun dapat terbiasa pada hal yang paling tidak sensitif.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Kekejaman bukanlah sifat. Kekejaman adalah kebiasaan.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Tekanan bisa terasa begitu berat, dan kau hancur. Terkadang kau menyerang orang lain. Terkadang kau menyerang diri sendiri.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Ada beberapa hal yang takkan pernah bisa kautinggalkan. Hal-hal yang bukan milik masa lalu. Melainkan milikmu.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Kau tidak tahu arti kesepian yang sebenarnya sampai kau mengenal lawan dari kesepian.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Seribu cara. Konsentrasi pada satu cara saja.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Jika dunia telah melanggar satu juta satu janji, bisakah kau memercayai janji yang kesatu juta dua?
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Apa yang tidak membunuh kami memperkuat kami. Memperteguh kami. Mengajari kami.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Kita ada di sini, lalu kita mati, dan yang penting bukan berapa lama waktu kita di sini, tapi apa yang kita lakukan dengan waktu tersebut.
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.