Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Author: Alex Scarrow. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Author: Alex Scarrow. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 November 2020

TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow - Perpisahan yang Tak Terhindarkan

Akhirnya sampai juga di buku kedelapan alias buku sebelum penutupan, kisah petualangan para TimeRiders. Sampai saat ini kami sudah mereview lima buku di seri TimeRiders ini. Tidak lengkap dari awal sih, tapi masih oke lah yaa. Yang mau cek review kami yang lain bisa ke link-link di bawah ini:

  1. TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
  2. TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
  3. TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula
  4. TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia
  5. TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow - Liam Jadi Bajak Laut!


PLOT

Ini spoiler yaa. HEAVY SPOILER! Yang tidak mau lihat spoiler silahkan langsung ke bagian reviewnya saja.

Di buku ke delapan ini sebenarnya tidak ada sejarah yang harus dibetulkan. Tapi kami tidak menyangka, bahwa para tim TimeRiders lah yang akan menyebabkan hilangnya suatu peradaban. Yang menciptakan sejarah itu sendiri. Cerita dimulai dengan sebuah prolog yang menceritakan masa lalu Waldstein yang sangat penuh kedukaan. Waldstein pun masih sangat berduka bahkan hingga tahunan sudah lewat dari peristiwa naas yang menimpa istri dan anaknya.

Kembali ke London di tahun 1889, di mana tim Timeriders bermarkas. Ketegangan diam-diam mulai meningkat. Keadaan batin Sal mulai terusik sejak dia kembali dari New York di tahun 2025 dan melihat Saleena Vikram yang asli. Sal mulai terobsesi untuk memberikan kehidupan yang utuh kepada Saleena manusia di masa depan. Dia pun mulai mendukung ide-ide Waldstein dan diam-diam menentang ide Maddy.  

Tapi bukan Maddy namanya kalau tidak keras kepala. Maddy akhirnya memutuskan untuk membuka partisi otak Becks yang berisi pesan Pandora yang misterius. Pesan yang ternyata, dengan sangat mengejutkan, dikirim oleh Liam di masa depan. Liam yang sudah lebih tua, Liam yang mungkin lebih bijaksana. Tapi Liam yang sekarang tentu saja tidak tahu apa kata kunci yang harus diucapkan. Kondisi saat ini juga bertentangan dengan syarat untuk membuka pesan Pandora. Hari akhir yang disebut-sebut belum tiba, bahkan Rashim pun tidak melihat bagaimana virus Kosong-Ni memusnahkan hampir seluruh umat manusia di bumi karena dia ditarik oleh tim TimeRiders sebelum waktu keberangkatan yang seharusnya. Versi dirinya yang sekarang belum melihat hal yang mengerikan itu. Perintah Maddy sangat bertentangan dengan perintah yang diterima Becks dari Liam di masa depan. Becks hampir saja rusak dan memusnahkan dirinya sendiri kalau Maddy tidak segera menutup kembali partisi terpisah Becks yang berisi rahasia Pandora. Tapi Becks sempat memuntahkan banyak kode digital. Sebagian besar kode terlihat berantakan dan tak dapat dimengerti. Tapi ternyata ada tiga kata yang membuat Maddy tersentak. Sang - Pembisik - Angin.

Kata-kata ini membawa Maddy kembali menemui Adam Lewis di Norwich pada tahun 1994. Karena Adam lah yang berhasil memecahkan kode salah satu penggalan Manuskrip Voynich. Penggalan yang berisi kata Pandora. Adam tanpa sengaja menemukan sebuah lukisan kuno di sebuah gua suku Maya yang tersembunyi. Lukisan kuno inilah yang kemudian membantu Adam memecahkan kode di Manuskrip Voynich. para TimeRiders berpikir, kunci jawaban untuk memecahkan pesan Pandora mungkin saja ada di suku yang hilang yang ditemukan oleh Adam, atau mungkin di gua tempat Adam menemukan lukisan kuno itu. Mereka ingin memeriksa gua yang ditemukan Adam, dan ingin Adam ikut untuk menunjukkannya.

Berangkatlah mereka ke pedalaman hutan Nikaragua. Melewati hutan-hutan dan sungai-sungai. Tapi keadaan di daerah ini sudah berbeda jauh dari keadaan dua tahun lalu ketika Adam pertama kali berkunjung ke sini dengan guru pembimbingnya. Hutan-hutan menjadi berbahaya karena ada pemberontak yang berkeliaran mengancam orang-orang. Suku-suku Indian sudah tidak seramah dulu. Sikap mereka waspada dan takut kepada orang asing. Dan, kemalangan itu pun pada akhirnya menimpa mereka juga. Mereka diserang oleh sekelompok pemberontak. Maddy dan Adam diculik, dua orang pemuda Indian yang menemani mereka menemui nasib naas di tangan pemberontak, Billy yang menjadi pemandu mereka untungnya selamat karena dia pergi buang air dan bersembunyi saat pemberontak menyerang, Liam dan Bob yang sedang mencari kayu bakar agak jauh dari perkemahan juga selamat.

Maddy dan Adam diculik dan dibawa ke markas para pemberontak. Para pemberontak ini berencana untuk meminta uang tebusan ke pemerintah untuk nyawa Maddy dan Adam. Di tempat lain, Liam, Bob, dan Billy berhasil melacak para pemberontak hingga ke markas mereka. Tapi mereka kekurangan sumber daya. Mereka hanya bertiga dengan satu senapan tua. Meskipun Bob sangat kuat, mereka akan tetap kalah karena para pemberontak berjumlah sangat banyak. Mereka juga tidak tahu di mana Adam dan Maddy disekap. Bob juga bukannya yang tidak bisa dibunuh. Satu tembakan yang tepat sasaran akan bisa melumpuhkannya selamanya.

Akhirnya Liam punya ide. Meskipun bukan ide bagus. Berbahaya, tapi ternyata cukup efektif. Walaupun bayarannya cukup mahal, tapi para pemberontak akhirnya berhasil dilumpuhkan. Ternyata markas para pemberontak merupakan tempat Adam dulu pernah berkemah, dan dari situ gua yang mereka cari sudah sangat dekat. Mereka pun mengaktifkan suar buatan Rashim agar mereka yang di London bisa membuka portal lalu kemudian bergabung dengan mereka.

Kembali ke London, 1889. Pikiran Sal semakin kemana-mana. Dia semakin cenderung untuk setuju kepada ide Waldstein dan menentang Maddy. Demi bisa memberikan kehidupan kepada Saleena yang asli. Sal yang sedang merenung disapa oleh Bertie dan mereka mengobrol sedikit. Tapi di tengah-tengah percakapan mereka, Rashim memanggil Sal kembali karena dia mendapatkan sinyal dari Maddy, dkk. Karena terburu-buru, Sal tidak sadar kalau kunci markas mereka tertinggal. Bertie pun mengambilnya. Bertie berharap nanti dia bisa berkunjung dan mengobrol lagi dengan Sal, atau mungkin...sedikit mengintip juga. Apa rahasia percobaan-percobaan di balik pintu mereka yang selalu tertutup itu? Ketika semua rombongan kebetulan sedang pergi ke kemah hutan belantara, Bertie diam-diam masuk ke dalam dengan kunci yang ditinggalkan Sal. Dia pun mengintip dan menjelajah, dan bersembunyi ketika salah satu dari tim TimeRiders datang. Bertie terjebak bersembunyi dalam ruangan di balik tirai. 

Kembali lagi ke hutan belantara, mereka pun akhirnya sama-sama mencari jalan menuju gua tersembunyi. Perjalanan mendaki yang sulit pun terpaksa dijalani. Ketika akhirnya menemukan gua dan menemukan lukisan kuno mereka pun akhirnya memeriksa seluruh gua untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Tapi hasilnya nihil. Tak ada lagi yang bisa mereka temukan. Tapi ketika tanpa sengaja Liam menjatuhkan lumut lembab ke perapian yang membuat banyak asap, mereka menemukan sebuah celah di balik batu. Ketika di buka, celah ini ternyata merupakan sebuah terowongan. Terowongan yang mengarah ke sebuah kota peradaban suku Maya yang sudah lama hilang dan terlupakan. Sebuah kota dibalik gua.

Kota kuno Para Pembisik Angin ini sudah lama dilupakan, yang tersisa hanya tinggal puing-puing. Tapi tampaknya ada sebuah kejadian pembantaian mengerikan yang pernah terjadi di sana. Mereka pun mulai menjelajah. Saat Maddy, Adam, dan Sal sedang menyelidiki bagian bawah alun-alun, Sal sedikit memisahkan diri dari Maddy dan Adam. Sebal dengan Maddy dan Adam yang sedang kasmaran. Dalam penjelajahannya, Sal menemukan sebuah ruangan rahasia lain, yang mempunyai jalan menuju sebuah ruangan misterius di bawah tanah. Ruangan yang membuat Sal terkejut dan semakin menarik diri dari kawan-kawannya.

Malam itu Sal banyak berubah. Sal semakin pendiam dan tertutup. Lalu paginya, Sal tiba-tiba menghilang. Mereka akhirnya berhasil mencari Sal hingga ke ruang bawah tanah rahasia yang sebelumnya ditemukan Sal, hanya untuk mendapati kejutan bahwa disana ternyata ada sebuah portal besar rahasia yang sepertinya masih aktif. Entah bagaimana, Sal tampaknya berhasil membuka portal dan memasukinya, hanya meninggalkan kausnya di belakang, untuk ditemukan oleh teman-temannya kemudian. 

Dalam keadaan kalut mereka pun pulang ke London untuk mendiskusikan rencana mereka untuk menyelamatkan Sal. Tanpa mereka sadari Bertie masih ada di dalam ruangan, masih bersembunyi di balik tirai, mendengarkan semua diskusi mereka. Setelah penyelidikan mendalam, mereka pun sepakat untuk pergi ke Kota Para Pembisik Angin di tahun 1479, ketika terjadi sebuah lompatan energi di sepanjang sinyal portal misterius itu. Ketika mereka bersiap-siap untuk pergi, dan ketika hanya tinggal Maddy yang akan berangkat, rasa penasaran Bertie pun mengalahkannya. Bertie melompat ke dalam kotak perpindahan di detik-detik terakhir. Membawanya ikut serta ke dalam kelompok TimeRiders.

Tentu saja semua orang terkejut ketika melihat Bertie ikut. Tapi Adam ternyata mengenali nama Bertie sebagai nama seorang penulis terkenal. Seorang bapak science-fiction yang menulis cerita terntang mesin waktu dan buku-buku lainnya yang terkenal. Sayangnya, nasi sudah menjadi bubur, Bertie tak ingin kembali dan memaksa ikut. Jadi mau tak mau mereka harus mengajak Bertie. Masalah Bertie bisa diurus nanti, karena mencari Sal saat ini lebih penting.

Kota Para Pembisik Angin di tahun 1479 adalah kota yang masih sangat hidup. Ramai dengan manusia dan banyak aktifitas. Kedatangan mereka yang sangat tiba-tiba dan aneh sempat membuat penduduk kota ketakutan. Tapi tampaknya pada akhirnya mereka dianggap seperti semacam dewa atau titisan dewa. Jadi mereka diperlakukan dengan baik. Mereka juga jadi bisa mengecek pilar di ruang bawah tanah dengan leluasa.

Tapi semua berubah ketika sudah waktunya terjadi lompatan energi. Awalnya tidak ada hal yang terjadi, hingga Adam secara tidak sengaja berhasil mengaktifkan pilar. Tapi tidak ada yang keluar dari portal. Tidak ada Sal. Pilar pun menutup dengan sendirinya. Tapi satu hal yang mereka tidak sadari, terbukanya portal telah menarik perhatian Sang Pencari. Makhluk mengerikan yang menghuni ruang kekacauan, energi murni yang sangat menghancurkan dan tak bisa dilawan. Tanpa para TimeRiders ketahui, Sang Pencari sudah membantai beberapa hewan dan manusia di sana. Para penduduk pun mulai marah dan mencurigai mereka. Para penduduk tak menginginkan kehadiran para TimeRiders lagi karena mereka sudah mengundang iblis ke kota suci mereka.

Tapi Maddy bersikeras untuk tetap tinggal. Dia tidak mau meninggalkan Sal. Dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam portal untuk mencari Sal, terlepas dari keengganan yang lain. Dunia di dalam portal adalah sebuah ruang kekacauan. Tanpa ujung dan tujuan. Tanpa pintu keluar. Berisi sulur-sulur asap putih makhluk-makhluk yang terjebak. Mereka tidak memperdulikan Maddy. Tapi satu makhluk tampaknya cukup tertarik dengan Maddy. Ternyata mereka bisa bercakap-cakap. Maddy berusaha mencari jawaban. Tapi Maddy yang putus asa mengucapkan kalimat yang salah. Maddy mengundang makhluk itu untuk ikut keluar bersamanya. Segera saja Maddy melihat kengerian makhluk di hadapannya. Kumpulan wajah dari jiwa-jiwa yang terjebak di ruang kekacauan, dan ada Sal di sana.

Tepat pada saat itu portal kembali terbuka, dan Maddy keluar dari ruang kekacauan. Sayangnya, kali ini dengan membawa serta Sang Pencari. Sang Pencari yang lebih besar, lebih ganas, dan lebih mematikan. Mereka tidak bisa menutup portalnya, dan sang pencari lolos dari dalam portal dan mulai memburu mereka dengan ganas. Maddy, dkk lari tunggang langgang dan tercerai berai. Liam dan Bob hampir saja dimangsa, kalau bukan karena keberuntungan Liam, terkubur dalam reruntuhan, sehingga Sang Pencari kehilangan jejaknya. Sayangnya Billy tidak seberuntung itu. Becks terpisah dari yang lain. Maddy, Adam, Rashim, dan Bertie terjebak arus penduduk yang berlindung di kuil.

Sang Pencari berhasil mendobrak kuil, menjanjikan kematian untuk mereka yang berlindung di dalamnya. Tapi Maddy pikir dia bisa berbicara dengannya seperti ketika mereka berbicara di ruang kekacauan, dan Maddy yakin ada Sal di dalam makhluk mengerikan itu. Maddy memang berbicara dengan Sal, tapi dia berbicara dengan Sal yang penuh amarah dan dendam, Sal yang percaya bahwa Maddy dan Liam sudah mengkhianatinya, membiarkan dirinya terjebak di ruang kekacauan selama berabad-abad. Segala kemarahan Sal kepada Maddy tumpah saat itu, menjadikannya semakin ganas. Ketika Sal yang sekarang menjadi Sang Pencari akan menyerang Maddy, Maddy ditarik mundur dan Adam melindunginya, mengorbankan dirinya untuk melindungi Maddy.

Maddy ditarik paksa oleh Rashim dan Bertie agar mereka bisa kabur dari situ. Menuju terowongan gua, menuju kegelapan, berharap agar Sang Pencari tidak menemukan mereka di sana, dan segera kehabisan energinya. Maddy, Rashim dan Bertie akhirnya berkumpul kembali dengan Bob, Becks, dan Liam di terowongan gua. Mereka menyalakan suar agar portal kepulangan mereka bisa segera terbuka.

Sang Pencari memang sudah mulai melemah, energinya tinggal sedikit. Tapi kenangan jiwa Sal masih kuat. Dia ingat pintu masuk terowongan itu, dan dia pun pergi ke sana. Pada awalnya dia bertemu Bertie, dalam wujud Sal. Bertie hampir mengira itu Sal yang asli, bukan Sang Pencari. Tapi energi panas yang membakar membuka kedoknya. Untung saat itu portal mereka sudah terbuka, mereka pun bisa segera lari pulang. Tapi Liam yang masih tidak bisa mempercayai cerita Maddy dan yang lain tentang Sal, pergi paling akhir. Dia melihat Sal dalam wujud manusianya. Dia bercakap-cakap dengan Sal, berusaha membebaskan jiwa Sal dari sesatnya ruang kekacauan. Tapi yang ada di dalam Sang Pencari bukan hanya Sal, tapi ada jiwa-jiwa lain yang tak ingin hilang dalam kedamaian. Sal memudar, menjadi satu dengan jiwa-jiwa lain yang tersesat. Mereka menyerang Liam, untungnya Liam berhasil lari tepat pada waktunya. Portal di London pun berhasil ditutup dengan cepat, mencegah Sang Pencari ikut masuk ke dalamnya.


REVIEW

Buku ini cukup berbeda dari sebelumnya karena tidak ada sejarah yang perlu dirubah. Para tim TimeRiders lah yang justru membuat sebuah sejarah. Sayangnya sejarah yang cukup pahit. Perkembangan karakternya pun semakin jelas, dan bagus untuk menjadi pembahasan sifat dan karakter manusia. Kayaknya kami mau membahas ini juga sih sedikit yah nanti.

TimeRiderds: The Mayan Prophecy ini punya rating Goodreads yang sangat bagus 4.16/5.00 ★. Memang bagus sih. Banyak aksi-aksi menegangkan yang seru. 

Kalau buat kami, kekurangan novel ini hanya di character development-nya yang agak sedih. Sudah terasa sejak dari City of Shadows sih. Sejak Maddy, Liam, dan Sal mengungkap siapa sebenarnya mereka. Biasanya kan kalau novel gitu karakternya berkembang ke arah yang lebih bagus yah. Membahagiakan gitu, kalau ini beraneka ragam banget. Liam, bisa menerima kenyataan dengan baik. Malah, dia bisa memanfaatkan kenyataan bahwa dengan kelebihannya sebagai sebuah robot berdaging, dia lebih kuat dari manusia biasa. Yah, walaupun tidak sekuat Bob tentunya, yang khusus dirancang untuk tujuan militer. Maddy? Karakter dan keputusan-keputusan yang diambilnya memburuk. Menjadi jauh lebih parah. Kami merasa, Maddy sebetulnya tidak cocok untuk memimpin tim. Atau setidaknya, tidak cocok di kondisi emosi dia yang sekarang. Tingkat keingintahuannya berada di posisi yang membahayakan seluruh tim. Maddy terlalu banyak menyepelekan dan menyangkal. Dia bahkan menyepelakan perasaan Sal. Inilah yang menurut kami salah satu faktor kejatuhan Sal juga. Maddy juga menyepelekan perasaan Becks. Menganggap Becks hanya sekedar robot berdaging. Sesuatu yang ironis, mengingat Maddy juga sebenarnya sebuah robot berdaging. Untuk Sal, Sal adalah karakter yang menerima pukulan paling keras. Padahal kalau dipikir-pikir justru Sal adalah yang paling 'utuh'. Ingatan Sal adalah ingatan pinjaman dari seorang manusia asli, sedangkan Maddy dan Liam adalah ingatan palsu yang ditambal sulam. Tapi hal ini malah membuat Sal jatuh ke dalam jurang pemberontakan dan obsesi. Sal terobsesi untuk memberikan kehidupan yang utuh kepada Saleena Vikram manusia yang dia temui. Dia tidak ingin Maddy merubah sejarah yang mungkin akan membuat seorang Saleena Vikram tidak lahir. Mungkin di pikiran Sal, kalau Saleena Vikram tidak lahir, maka Sal pun tidak ada. Yang menurut kami tidak benar juga sih, karena sudah berapa kali kan ya sejarah berubah, tapi ya Sal tetap ada. Sayang, kita tidak tahu kenapa Sal memutuskan untuk masuk ke dalam pilar yang akhirnya menjebaknya di ruang kekacauan. Bahkan Sal sendiri tidak ingat kenapa dia masuk. 

Buku kedelapan ini memang agak mengharu biru. Banyak yang tewas tapi tetap tidak ada jawaban dari semua pertanyaan yang ada. Petualangannya seru dan menegangkan. Setting latar belakangnya juga fresh, di hutan belantara, dan di reruntuhan suku Maya. Endingnya agak bittersweet, walaupun lebih condong ke sad ending sih. Buku petualangan SciFi yang bagus.


QUOTE

Sepertinya yang ingin dilakukan semua manusia adalah memiliki, memiliki, dan memiliki. Mengisap dunia ini seperti parasit yang menyedot kehidupan dari tuan rumahnya.

~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow


Adam ... asal tahu, ya, beberapa kesalahan paling buruk yang dikenal umat manusia kemungkinan dimulai dengan kata-kata "aku cuma akan...."

TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow


"Tidak apa-apa. Tidak masuk akal menyerbu masuk. Ada yang namanya keberanian, Billy, dan ada yang namanya kebodohan ... dan beda keduanya hanya seperti garis tipis."

TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow


"Jangan berharap terlalu besar," jawabnya. "Kau mungkin akan kecewa."

TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow


Masa depan tampak begitu rapuh dan berubah-ubah: budak dari keputusan mereka di masa lalu.

TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow


"Kita semua punya sisi gelap. Bagian pikiran kita yang meresahkan masalah, kadang mengharapkan kejadian paling buruk menimpa orang lain."

TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow

Minggu, 11 Oktober 2020

TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow - Liam Jadi Bajak Laut!


Buku keenam dan ketujuh dari seri TimeRiders ini menurut kami bukanlah buku yang bagus buat citra Maddy. Sekali lagi keputusan-keputusan dan pemikiran Maddy sangat bisa dipertanyakan, dan mungkin dicibir oleh para pembaca.

Oh iya, sebelum melihat sedikit ceritanya dan tentunya review kami pada buku ini, di bawah adalah beberapa seri TimeRiders yang sudah kami review di blog ini:

  1. TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
  2. TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
  3. TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula
  4. TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia

Coba mari kita lihat dulu sedikit ceritanya.

Kehidupan pelarian para TimeRiders di London pada tahun 1889 terbukti merupakan pelarian yang sangat aman. Saking amannya, Maddy sampai bosan, dan kebosanan Maddy menimbulkan ide yang sangat-sangat buruk. Ide untuk sedikit jalan-jalan melihat peristiwa-peristiwa besar di masa lalu. Masalahnya, yang dipilih Maddy adalah peristiwa kebakaran besar London di tahun 1666. Cari-cari masalah banget kan ya ini. Bukannya mencari peristiwa yang aman-aman aja, ini malah memilih peristiwa kebakaran besar yang berbahaya.

Tapi tentu saja Maddy berhasil meyakinkan Liam, Sal, dan Rashim dalam proyek "jalan-jalan" ini. Pergilah mereka berempat persis ke hari kebakaran besar London di tahun 1666. Tepat saat kebakaran berlangsung. Tepat ke tengah-tengah kekacauan. Tentu saja hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Liam dan Rashim terpisah dari Maddy dan Sal!

Maddy dan Sal berhasil kembali ke London 1889 dengan susah payah. Tapi Liam dan Rashim tidak seberuntung itu. Akal bulus Liam agar mereka diselamatkan dengan perahu justru membuat mereka terjebak di sebuah kapal bajak laut. Kapal bajak laut yang kebetulan dipimpin oleh seorang yang tidak kompeten tapi pandai bersandiwara. Tapi, dengan sedikit kecerdasan dan keberuntungan, Liam dan Rashim berhasil memimpin pemberontakan terhadap sang kapten,dan mengambil alih kapal bajak laut. Liam dan Rashim hanya punya satu tujuan sebetulnya, supaya mereka bisa ke daratan dan Maddy serta Sal bisa menjemput mereka di sana. 

Tapi semua tentu saja tak sesuai rencana. Alat pelacak Liam rusak, sedangkan alat pelacak Rashim hilang dari rompi yang sempat disita oleh kapten yang mereka usir. Ini menjadikan mereka tidak bisa dilacak oleh Maddy dan Sal. Pilihan selanjutnya untuk Liam dan Rashim adalah, menciptakan sebuah gelombang waktu yang cukup hebat hingga sanggup merubah sejarah secara nyata. Membarikan tanda kepada Maddy dan Sal tentang dimana mereka berada. Untuk mencapai tujuan itu, mereka harus menjadi bajak laut yang hebat, kuat dan tak terkalahkan.

Sementara itu, Maddy ternyata menemukan sinyal pelacak milik Rashim. Alat pelacak Rashim ternyata dijadikan anting-anting oleh sang kapten yang terbuang. Saat Maddy menemuinya, sang kapten bercerita dengan penuh haru biru dan drama. Membuat Maddy pulang dan merasa semua sudah berakhir. Maddy merasa bahwa Liam akhirnya memilih untuk pergi dan tidak kembali bersama mereka. Suatu kesalahpahaman yang sangat fatal.

Sementara itu Sal yang putus asa mendengar analisis Maddy tentang Liam memutuskan untuk pergi. Menemui dirinya sendiri di New York tahun 2025. Mencari seorang Sal Vikram. Sal hanya meninggalkan Maddy sebuah catatan di buku hariannya. Sal tak punya keinginan untuk kembali. Tapi Komputer-Bob berhasil meyakinkan Sal bahwa dia tetap akan membuka portal kepulangan untuk Sal, jika sekali waktu Sal ingin kembali. Apa yang ditemukan Sal di New York tidak seperti yang diharapkannya. Tapi di tengah keputusasaannya, akhirnya sebuah gelombang waktu terjadi. Gelombang waktu Liam akhirnya berhasil mengubah sejarah.

Sejarah yang berhasil dirubah Liam menyatakan bahwa Liam dan Rashim sempat hidup dengan gemilang. Tapi sayangnya, mereka juga berakhir dengan naas. Sekarang, semuanya tergantung dengan Maddy dan Sal serta para unit pendukung untuk mencari titik dimana mereka bisa membawa Liam pulang kembali dengan aman, dan mencegah akhir yang naas untuk kedua rekan mereka.

Nah, mari sedikit mereview novel ini...

TimeRiders: The Pirate Kings ini masih sama seperti novel pendahulunya, seru banget petualangannya. Tapi sama seperti buku keenamnya, TimeRiderds: City of Shadows, ada banyak hal-hal emosional juga di buku ini. 

Kalau mau mulai dari kesan pertama terhadap buku ini adalah...ya ampun, Maddy kenapa egois banget sih. Dari buku keenam Maddy banyak mengambil keputusan egois yang berujung kepada menyusahkan atau bahkan membahayakan seluruh tim. Mulai dari ngotot kabur ke Boston, sampai diam-diam pergi menemui "orangtua"-nya, padahal Maddy tahu apa yang dia lakukan sangatlah beresiko. Di buku ini, Maddy dengan serampangan ingin "jalan-jalan" melihat kebakaran besar London, hanya karena apa coba? Hanya karena Maddy merasa bosan! Semua keputusan egois dan beresiko ini ditambah lagi dengan sifat Maddy yang gampang menyepelekan sesuatu. Semuanya ya tentu saja berujung pada kekacauan yang kemudian jadi petualangan menarik yang kita baca.

Tapi buku ini adalah buku yang sangat menonjolkan peran Liam di dalam tim. Liam bersinar banget di buku ini. Meskipun Rashim yang menjadi kaptennya, penggerak sesungguhnya adalah Liam. Strategi, pemikiran dan moral Liam adalah yang terbaik di buku ini. Yah meskipun Liam berubah jadi semacam sociopat sih. Mungkin karena keadaan, mungkin juga karena dia mulai menerima dirinya yang sebagai robot berdaging.

Sedangkan Sal. Yah, bisa dibilang Sal itu masih berusaha mencari jati dirinya. Sal punya emosi yang sangat rapuh dan sensitif. Tapi kehadiran Liam (atau tanda-tanda kehadirannya) cukup mampu membuat Sal bangkit dan kembali memandang segala sesuatunya dengan lebih positif.

Oh iya, satu pertanyaan kami terjawab di buku ini. Apakah para robot berdaging ini bisa bereproduksi? Ternyata jawabannya ada di buku ini. Bisa ternyata. Dalam kehidupannya yang cukup panjang sebagai bajak laut, Liam sempat menikah dan punya anak. Sayangnya anak Liam meninggal karena sakit. Nah, kami tidak tahu deh, sakitnya ini karena memang hal manusiawi, atau karena genetik robot berdaging Liam tidak cocok untuk menghasilkan keturunan yang sehat. Mungkin nanti akan ada jawabannya di buku selanjutnya? Entahlah. Semoga saja.

TimeRiders: The Pirate Kings ini punya rating Goodreads yang bagus, 4.19/5.00 ★. Rating kami sendiri 4.50/5.00 ★. Bagus dan seru, tapi Maddy memang menyebalkan, wakakak. Seri time-travel yang sangat recommended.


Quote

Liam benar. Masa lalu kami mungkin "dipinjam" dari orang lain. Tapi persetan dengan semua itu: masa depan adalah milik kami.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Tentu saja kita akan melakukannya. Liam selalu menemukan cara, kan?" Maddy memaksakan seulas senyum yakin, tetapi mungkin terlalu gelap untuk dilihat, dan yang terasa sama meyakinkannya dengan kerlingan penjual mobil bekas.

"Sampai suatu hari dia tidak menemukannya," jawab Sal.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Inilah dia. Setelah bersama begitu lama, setelah selamat dari mutan dan monster, dari Nazi dan Neanderthal, dari tirani dan dinosaurus ... sebuah kebodohan kecillah yang akan mengakhiri mereka.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Kemungkinan. Solusi yang tidak nyata. Tapi ada kemungkinan yang lain, peluang.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Kearoganan para aristokrat. Liam berkesimpulan seorang pria yang seumur hidupnya diberi tahu bahwa dia adalah pria yang lebih baik dari sebagian besar orang lain akan percaya dia bisa melakukan apa saja.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Semuanya kembali lagi pada keberlangsungan hidup.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Semua orang di luar itu punya peluang kehilangan nyawa yang sama, kan? Jadi kenapa nyawa satu orang lebih rendah dari yang lain? Kita semua bisa tertembak sama seperti orang di sebelah kita!"

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Masa yang berbeda, kurasa," ujar Rashim sambil mengangkat bahu. "nilai yang berbeda."

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Kau mungkin buatan--sebuah produk berdaging. Temanku--tapi kau lebih manusiawi dari sebagian besar manusia yang pernah kutemui.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Khawatir? Walaupun responsnya datar dan sinis, "khawatir" adalah respons paling manusiawi yang pernah diberikan komputer-Bob. Saat itu Sal berharap dia bisa memeluk komputer-Bob. Tapi apa yang bisa dipeluk? Mouse? Papan ketik? Monitor? Andai komputer-Bob mendiami tubuh robotnya, setidaknya Sal bisa mengalungkan lengan padanya--sejauh yang bisa dijangkaunya--dan mengecup pipinya yang sekeras granit.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Pastikan kau mendapatkan momen-momen berharga itu, Teman. Peluk erat mereka seperti seorang kekasih dan hargai mereka."

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow 

Jumat, 21 Agustus 2020

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia

TimeRiders: City Of Shadows ini adalah buku ke-6 dari seri TimeRiders. Sampai saat ini, seri TimeRiders yang sudah kami review di blog ini ada 3 buku:

  1. TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
  2. TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
  3. TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula

Kali ini apa lagi yang harus dihadapi para Time Riders? Mari kita lihat dulu plotnya, dan ada spoilernya ya ini.

Setelah kejar-kejaran dengan para robot pembunuh. Maddy, Sal, dan Liam merasa bahwa kondisinya sudah tidak aman lagi. Apalagi masih ada dua robot pembunuh yang bertahan dan memburu mereka. Mereka harus meninggalkan gerbang lengkung dan mencari tempat yang aman. Maddy tidak mau pergi begitu saja meninggalkan Foster, maka dia pun meyakinkan Foster untuk ikut bersama mereka. Meskipun awalnya enggan dan merasa hidupnya sendiri sudah tak lama lagi, Foster akhirnya setuju untuk ikut melarikan diri bersama Maddy dan kawan-kawan.

Mereka tidak tahu akan pergi kemana. Tapi, kerinduan Maddy akan rumah dan mulai berkurangnya uang yang mereka miliki membawa mereka ke Boston. Maddy berharap bisa bertemu keluarganya, meskipun yang lain menentangnya karena tindakan itu terlalu beresiko. Tapi, aksi nekat Maddy pulang ke rumah justru mengungkapkan sebuah kebenaran pahit. Semua kenangannya akan rumah ternyata hanya sebuah kebohongan. Maddy, Liam, dan Sal tidak ada bedanya dengan Bob dan Becks. Mereka adalah unit pendukung. Robot berdaging yang sama dengan Bob dan Becks. Semua kenangan mereka adalah kenangan palsu yang sengaja ditanam oleh teknisi entah kapan dan dimana.

Krisis diri mereka hampir membuat mereka tercerai berai dan melepaskan peran mereka sebagai Time Riders. Belum lagi karena mereka kehilangan Foster pada baku tembak dengan para robot pemburu. Tapi, akhirnya Maddy membulatkan tekad untuk melanjutkan agensi. Tidak dengan tujuan yang diinginkan Waldstein seperti sebelumnya, karena tujuan yang sebelumnya hanya ingin menjaga agar sejarah tetap sama dan menuju kehancuran. Maddy bertekad, jika sejarah berubah menjadi lebih baik, maka ia akan membiarkannya. Jika menjadi lebih buruk, maka ia akan kembali meluruskannya. Tapi, untuk tujuan ini mereka butuh markas baru, yang aman dari para pemburu. Rashim, yang akhirnya menjadi satu-satunya manusia di sana, menyarankan mereka lari ke masa yang lebih lampau, ke tempat lain, yang sulit atau tidak akan dideteksi oleh para pemburu mereka. 

Sementara itu, aksi baku tembak antara para Time Riders dan para robot pemburu sebelumnya mengakibatkan banyak kerusakan. Foster tewas, tapi pemburu bernama Abel juga tumbang. Tinggal tersisa robot pemburu wanita, Faith, yang kini ditahan oleh FBI divisi rahasia yang khusus menangani hal-hal misteri seperti perjalanan waktu ini. FBI tidak berhasil mendapatkan informasi tentang Abel selain kenyataan bahwa Abel adalah sebuah robot organik. Chip informasi di otaknya terbakar habis oleh sistem pemusnahan diri dan menjadikannya chip yang tidak berguna. Faith pun membuat kesepakatan, dia ingin dibebaskan, mendapatkan informasi, dan menyelesaikan misinya. Sebagai gantinya Faith akan memberikan otak robotnya yang berharga kepada FBI.

Di tempat lain, rencana pindah-pindah mulai dilaksanakan. Akhirnya terpilihlah London di tahun 1888 sebagai tujuan kepindahan untuk markas mereka yang baru. Masa-masa dimana London sedang dihebohkan oleh pembunuh berantai yang diberi julukan Jack The Ripper. Tapi sebelum ke London, banyak persiapan yang harus mereka lakukan. Mereka pun memilih sebuah sekolah terbengkalai di sebuah kota yang hampir mati sebagai markas sementara. Sementara itu, tanpa sepengetahuan para Time Riders, Faith juga mulai mendapatkan petunjuk keberadaan mereka. 

Ketika hari perpindahan tiba, dan hanya tinggal Becks remaja dan komputer Bob yang tersisa untuk dipindahkan, terjadilah kekacauan. Markas sementara Time Riders diserbu pasukan SWAT. Perlawanan Becks memancing Faith untuk masuk dan bertarung. Kekuatan Becks remaja tentu saja kalah jauh dengan kekuatan Faith yang ditumbuhkan dengan optimal. Becks pun kalah dan akhirnya menghancurkan diri sendiri. Faith yang melihat situasi menyadari bahwa mereka sedang melakukan proses pemindahan, maka dia pun mengejar lewat portal yang tadinya disediakan untuk Becks.

Tapi dengan masuknya Faith di portal yang dibuat khusus untuk Becks yang masih remaja, menyebabkan terjadinya salah perhitungan pemindahan. Faith pun terdampar di London, 1 bulan lebih cepat dan lebih jauh dari titik perpindahan yang seharusnya. Faith pun diselamatkan oleh Mary Kelly, wanita yang nantinya akan menjadi korban terakhir dari Jack The Ripper.

Sementara itu, para Time Riders tidak menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Becks yang tidak datang seperti semestinya. Tanpa mereka sadari juga, sejarah ternyata sudah berubah. Peristiwa anarki terjadi dimana-mana. Maddy melihat kesempatan, inilah misi baru dari agensi mereka. Kalau masa depan akan lebih baik, maka ia akan membiarkannya. Tapi saat pemeriksaan ke masa depan, ternyata dunia tidak lebih baik. Di sejarah yang baru, Inggris di tahun 2001 menjadi negara sosialis dan berada di jurang perang nuklir. Sedangkan pemeriksaan lubang jarum ke masa depan yang lebih jauh menunjukkan dunia yang sudah hancur dan teradiasi akibat perang nuklir. Masa depan yang jauh lebih buruk dari masa depan yang seharusnya. Jadi, mereka harus membetulkan sejarah ini.

Ternyata semua perubahan ini terjadi karena terbunuh dan terungkapnya Jack The Ripper dan naiknya Mary Kelly sebagai pahlawan. Status Jack The Ripper yang ternyata seorang bangsawan memicu protes anarkis yang menyebar ke seluruh London. Dari cara Jack The Ripper terbunuh, para Time Riders mencurigai Becks lah yang melakukannya. Mereka mengira Becks sudah menjadi gila. Tapi, ketika Liam dan Bob melaksanakan tugas untuk membetulkan sejarah, betapa terkejutnya Liam ketika yang dia temui ternyata bukan Becks, melainkan Faith, robot pemburu yang selama ini mengincar mereka.

Oke, mari kita masuk ke reviewnya.

TimeRiders: City Of Shadows ini punya rating Goodreads yang sangat bagus. 4.20/5.00 ★. Kami sendiri memberikan buku ini rating 4.50/5.00 ★. Seperti biasa, seri TimeRiders ini keren, seru, menegangkan, ada ilmu-ilmu pengetahuan juga, dan bonusnya di buku ini, lebih emosional dari buku sebelumnya. Plot twist tentang Maddy, Liam, dan Sal juga mengejutkan dan emosional. Bagaimana rasanya kalau kita mengetahui bahwa kehidupan kita selama ini adalah kebohongan? Sebuah rekayasa semata dari seorang ilmuan. Digunakan semata untuk menjaga agar sebuah kehancuran tetap terjadi di masa depan. Oh iya, novel ini punya plot yang sangat dinamis maju mundurnya. Kalau tidak diperhatikan baik-baik kadang suka miss atau agak kebingungan sih. Jadi harus diperhatikan banget tanggal dan lokasi di setiap babnya

Buku ini menarik untuk dibahas sedikit. Seperti yang sudah kami duga dari buku-buku sebelumnya, waktu Becks, unit pendukung mereka masih hidup (sebelum Becks remaja yang di buku ini) mulai mengembangkan perasaan suka kepada Liam. Sebelum kematiannya, Becks berkembang menjadi lebih manusiawi. Maddy, Liam, dan Sal, yang ternyata adalah unit pendukung, juga menjadi contoh sempurna dari robot yang menjadi manusia. Cara pandang, cara berpikir, bersikap, cara mengambil keputusan, emosi, bahkan sikap egois yang dimiliki oleh mereka sudah sangat manusiawi sekali. Biar bagaimana pun juga, unit pendukung adalah robot organik yang bertumbuh dari janin hingga dewasa, hampir sama seperti manusia. Meskipun pertumbuhan mereka terjadi di dalam tabung-tabung lab. Mereka keluar sebagai kanvas kosong, seperti bayi, terlepas dari tingkat pertumbuhan fisiknya. Tapi, dengan memasukkan memori tertentu atau perintah tertentu maka akan menimbulkan sifat tertentu ke dalam benak mereka. Tambahkan dengan pengalaman, maka mereka akan menjadi lebih manusia setiap saatnya. Hampir sama kan dengan manusia yang terus belajar sepanjang masa hidupnya. Hanya saja proses belajar robot organik ini jauh lebih instan. Inilah yang terjadi juga pada Faith. Saat dia berteman dekat dan membangun hubungan dengan Mary Kelly, Faith mengalami konflik antara menyelesaikan misi membunuh Liam dan menyelamatkan temannya Mary, dan sesungguhnya, Faith justru memilih menyelamatkan Mary. Sebuah keputusan yang menjadikan Faith lebih manusiawi daripada sekedar robot organik dengan sebuah misi pemusnahan.

Di buku ini Maddy juga berkembang ke arah yang bisa dikatakan tidak terlalu menyenangkan. Maddy lebih emosional, lebih egois, dengan memilih Boston sebagai tempat pelarian mereka. Bukan hanya egois, tapi Maddy juga membahayakan seluruh tim dengan pergi ke tempat yang sangat mudah ditebak oleh para pemburu. Baru setelah semuanya terungkap mereka akhirnya pergi ke tempat yang lebih masuk akal. Sebagai pemimpin tim Maddy juga terkesan terlalu menyepelekan para pemburu. Sal sedikit banyak juga berubah menjadi orang yang lebih paranoid, pencemas, dan lebih skeptis. Tapi Liam masih seperti biasa dan menghadapi semuanya dengan lebih apa adanya.

Overall, buku ini bagus dan keren. Buat yang suka sama novel-novel fiksi ilmiah yang bertema time travel, buku ini bagus banget buat dikoleksi.


Quote

"Nah, itulah jawaban untuk Paradoks Fermi; sebagian besar--jika bukan semua--peradaban entah menghancurkan diri mereka sendiri atau mengeksploitasi diri mereka sendiri sebelum mereka menyebar ke planet lain untuk menggunakannya sebagai sumber daya. Begitu kau menghabiskan sumber daya planet asalmu...semua berakhir bagimu. Entah kau punah atau pada akhirnya kau sekali lagi menjadi manusia gua."

~ TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Dan mungkin setiap peradaban melakukan kesalahan yang sama. Menghabiskan apa yang dimilikinya, berpikir dia tidak akan pernah kehabisan. Lalu, tiba-tiba saja, sumber daya mereka habis."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


Mata Faith berkedip-kedip selama beberapa saat, mencerna catatan data pendek tentang bagaimana pikiran manusia mengisi dirinya dengan tugas-tugas repetitif yang tidak penting untuk memblok proses pemikiran yang menyakitkan. Penyangkalan.

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Pengalaman dan rekoleksi adalah data yang berguna. Menyangkalnya sangatlah tidak masuk akal."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Kau tidak pernah bisa mengetahui apa pun secara pasti, Sal. Pada akhirnya, semua itu adalah pertanyaan tentang apa yang kau pilih untuk kau percayai."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow

Rabu, 20 Februari 2019

TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula

Sekali lagi seri Time Riders dari Alex Scarrow ini bisa membuktikan, bahwa cerita perjalanan waktu ini sangat seru! Apa lagi yang terjadi dengan Liam, Maddy dan Sal kali ini?

Cerita dimulai di masa depan, (ada satu masa lagi sih kayaknya, sepertinya awal mula agensi Time Riders, tapi ngga ada kelanjutannya di buku ini) saat bumi sudah benar-benar hampir hancur dan tak bisa dihuni. Saat munculnya sebuah virus mengancam akan memusnahkan seluruh umat manusia. Sebuah proyek putus asa dijalankan, proyek untuk membawa ratusan manusia ke masa lalu, dan memulainya dari awal...dengan teknologi masa depan.

Siapa sangka proyek ini, yang disebut Proyek Eksodus, ternyata meleset dan mengacaukan sejarah hingga kacau balau. Bahkan New York di tahun 2001 berubah menjadi hutan belantara semata. Liam, Maddy, dan Sal yang tadinya berencana mogok kerja setelah mengirimkan pesan ke masa depan, terpaksa kembali bekerja saat tanda-tanda kontaminasi waktu mulai terlihat jelas. Yang mengerikan adalah, saat Liam dan Bob pergi mengecek masa lalu, Maddy dan Sal yang sedang berusaha memperbaiki mesin waktu mereka malah dikejar-kejar oleh kembaran Bob dan Becks dari masa depan. Misi para kembaran ini hanya satu, untuk mengeliminasi para Time Riders.

Di antara kejar-kejaran yang putus asa, dan New York yang sudah berubah menjadi hutan belantara. Maddy dan Sal harus menemukan jalan pulang ke markas mereka. Pelarian putus asa mereka membawa mereka ke tempat Liam, di Roma di tahun 54 Masehi. Tahun di saat Caligula masih berkuasa, padahal sejarah aslinya seharusnya bukan Caligula. Tahun di mana kota Roma sudah sakit karena kegilaan kaisar mereka yang begitu lama.

Buku ini seru banget, dan cukup mendebarkan. Kita dibawa ke Roma di tahun 54 M, dan 17 tahun sebelumnya. Tapi sayangnya bukan Roma yang indah, tapi Roma yang menyeramkan. Agak peringatan sedikit, buku kali ini agak eksplisit di bagian alat pembungkam Rashim yang digunakan oleh Kaisar Caligula. Buat yang suka eneg sama alat-alat penyiksaan jaman jahiliah dulu. Yaah, ini agak mengocok perut sih pas bagian ini. Hweeks.

Buku ini cukup bikin gemes karena endingnya tidak tuntas seperti buku-buku sebelumnya. Endingnya terasa menggantung dan putus asa. Putus asa mau kabur dari para eksekutor yang mirip dengan Bob dan Becks. Cuman ini sih yang bikin rada kesel. Jadi pengen langsung baca buku kelanjutannya kan yaaa. Selebihnya buku ini seperti biasa, seru dengan aksi-aksi yang menegangkan. Sebuah buku yang keren banget buat dibaca sama teman-teman yang suka cerita SciFi khususnya tentang perjalanan waktu.

Seri Time Riders ini menurut kami pesannya sangat bagus. Bahwa kalau kita tidak mengubah perilaku kita terhadap bumi, di masa depan, hanya akan ada kehancuran. Dunia yang porak poranda. Kita akan mewariskan dunia yang hancur ke anak cucu kita. Masa lalu yang berubah, bisa merubah masa depan. Nah, karena kita tidak bisa mengubah masa lalu, kenapa kita tidak menggunakan waktu yang kita punya saat ini untuk mengubah masa depan yang buruk? Yuk jaga bumi kita.

Gimana menurut teman-teman? Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan diskusi di kolom komen yah.

Baca Juga:



Quote

"Itu perumpamaan saja, SpongeBubba. Intinya, kita (manusia) pun bisa membuat kesalahan seperti kode yang mengalami eror. Perbedaan antara kau dan aku adalah bahwa tidak begitu mudah untuk mengedit perilaku kami. Kami adalah siapa pun kami saat ini."
"Tidak masuk akal," kata si unit. Garis kerutan timbul di sepanjang kulit plastik kuningnya. "Kenapa manusia ingin menghancurkan dunia mereka sendiri?"
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

Kami yang menciptakannya dan melakukan semua ini terhadap diri kami sendiri. Rasanya ada ironi menarik dalam persoalan ini. Setelah mengacaukan dunia, kita pergi dan menghukum diri kita sendiri.
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

Barangkali satu-satunya jalan untuk benar-benar mampu belajar adalah dengan menemui kegagalan. Kegagalan yang parah.
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

"Coba aku bisa seperti itu. Tenang. Tegas. Kau tahu? Memegang kendali atas segala sesuatu. Tak punya rasa takut."
"Kau bisa membuat banyak ekspresi wajah, Liam. Kenapa kau ingin membatasi dirimu dengan hanya satu ekspresi?"
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

"Aku bukan pria pemberani," katanya. "Aku punya perut yang terlalu lemah untuk hal semacam itu. Keberanian merupakan sesuatu bagi anak muda ... atau orang-orang yang sedang sekarat."
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

"Claudius? Si tua bodoh itu?" Dia tampak terkejut, tapi kemudian mengangkat bahu saat dia memikirkannya lebih lanjut. "Kurasa lebih baik orang bodoh daripada orang gila."
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

Dengan adanya orang lain di sampingmu, seseorang yang kau tahu akan rela mempertaruhkan nyawanya demi keselamatanmu, segalanya terasa jadi mungkin, andaipun saat itu dia berdiri di tepian jurang dalam yang terkesan tanpa harapan.
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

"Aku dapat tambahan waktu, Maddy. Itu sebuah hadiah."
Ya Tuhan, Liam. Kenapa kau tidak marah saja kepadaku? Itu akan lebih memudahkan keadaannya.
"Dan aku sudah melihat begitu banyak hal menakjubkan dengan waktu yang kudapatkan." Dia menyeringai. "Aku menerima hasilnya. Apa pun yang terjadi di tengah jalannya."
~TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow

------
Buku ini tersedia di:
1. Tokopedia

Senin, 26 November 2018

TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi

Seru, menegangkan, dan tak tertebak. Itulah kesan yang didapatkan saat membaca buku TimeRiders yang keempat ini. TimeRiders: The Eternal War kembali mengisahkan Liam, Maddy, dan Sal, tentu saja bersama kedua unit pendukung mereka, Bob dan Becks, membereskan kekacauan sejarah yang terjadi.

Kali ini sejarah berubah karena orang penting dalam sejarah Amerika menghilang. Abraham Lincoln menemui nasib yang berbeda dari yang seharusnya akibat sebuah kontaminasi sejarah. Dia tertabak kereta kuda dan tewas. Mengakibatkan perubahan di tahun 2001 tempat Maddy, dkk bermarkas.

Tapi siapa sangka, usaha mereka untuk menyelamatkan Abraham Lincoln agar tetap hidup, tanpa sengaja malah berakibat kontaminasi yang lebih besar. Lincoln malah mengikuti Liam kembali ke masa depan, ke tahun 2001, dan menimbulkan kekacauan di sana sini. Belum lagi, ketidakhadirannya di tahun yang seharusnya kali ini menimbulkan perubahan sejarah yang jauh lebih besar. Amerika tahun 2001 yang menjadi medan perang saudara yang tak berkesudahan.

Cerita jadi menegangkan ketika Liam, Sal, Lincoln, dan Bob terpisah jauh dari Maddy dan Becks saat gelombang waktu besar menerpa mereka. Masing-masing terpaksa harus menghadapi problem mereka yang tidak kecil. Liam dan yang lain harus bisa mencari jalan kembali ke markas. Tentu saja jalannya tidak mudah. Belum lagi Liam dan Bob harus mencari Sal dan Lincoln yang diculik oleh para eugenik di tengah perjalanan mereka. Sementara itu, Maddy dan Becks harus berhadapan dengan markas mereka yang nyaris hancur, dan harus berhadapan juga dengan kenyataan bahwa mereka sekarang berada di tanah-tak-bertuan, tepat di garis depan perang saudara.

Baca juga: 



Buku ini menegangkan banget. Kalau pengen langsung skip ke endingnya, atau langsung pengen tahu apa yang terjadi selanjutnya, tetep aja akan kesulitan untuk paham. Kita benar-benar harus membaca ceritanya lengkap untuk memahami keseluruhan cerita dan endingnya. Keren sih, dan seru banget. Buat yang suka genre science-fiction, buku ini oke banget buat dibaca. Seru dan menegangkan.

Quote

Detail-detail kecil. Mata dan benaknya secara terpaksa tertarik pada hal-hal seperti itu. Sebuah kebiasaan obsesif.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Rahasia dan kebohongan. Maddy benci mereka berdua. Tidak pernah ada hal bagus yang dihasilkan sebuah rahasia. Rahasia itu korosif.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Maddy menggeleng. "Tidak mungkin hanya itu Liam. Kau tidak bisa menghilangkan seseorang seperti Lincoln dari sejarah dan hanya mendapat perubahan di menu kudapan. Pasti akan ada lebih banyak perubahan..."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Semua hal yang kita alami adalah hal yang membuat kita menjadi diri kita.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Kita semua meninggal di saat kita dilahirkan. Hanya saja, beberapa dari kita tiba di sana lebih cepat dari yang lainnya."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Perang bukan tentang benar dan salah. Sepertinya perang selalu berakhir tentang kekuasaan... uang... sesuatu yang diinginkan oleh kedua belah pihak untuk diri mereka sendiri.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Sebuah alat, nak, tidak berbalik melawan pemiliknya. Sebuah alat tidak mencabik-cabik musuhnya, lalu berbalik melawan pengasuhnya dan merobeknya sampai hancur ... dan lalu, ketika tidak ada lagi yang tersisa untuk dibunuh, mengoyak dirinya sendiri sampai hancur berkeping-keping."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Mencari jejak bukan hanya mengikuti bau atau jejak kaki. Mencari jejak itu adalah pemikiran, penilaian bagaimana kau secara pribadi akan berusaha menyembunyikan jejakmu. Itu seperti bermain catur ... memprediksi gerakan lawan.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Hanya ada sedikit waktu. Aku percaya ... aku tidak punya banyak pilihan kecuali percaya pada mereka. Aku tidak punya apa-apa lagi yang tersisa kecuali harapan bahwa mereka bisa mengubah semua ini."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Hanya pengemis dan penerima tamu yang akan kau temukan di belakang sebarisan pasukan!"
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Manusia bertahan ... itu yang mereka lakukan.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Karena semua masa--lalu, kini, dan yang akan datang--ada di saat yang bersamaan, masuk akal jika kita katakan bahwa masa depan telah terjadi,"
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Dengan begitu semua peristiwa ditakdirkan untuk terjadi dalam cara tertentu. Setiap peristiwa, setiap manusia adalah bagian dari urutan peristiwa itu."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Peristiwa sejarah, keadaan dalam hidupmu, dan apa yang ada dalam sifatmu akan berkonspirasi untuk mengarahkanmu dengan benar.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Semua yang akan menjadi dirimu telah ada di dalam dirimu
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Pikiran manusia adalah sebuah tempat penyimpanan data ... kenangan. Kenangan ditambah contoh tingkah laku yang kau warisi secara genetik memberi definisi atas dirimu."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Kita adalah apa yang kita lihat, dan apa yang telah dilihat oleh leluhur kita.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Tapi, hanya karena kita tidak bisa melihat mereka, tidak berarti mereka tidak ada di sana.
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"kau tahu tindakan benar apa yang harus kau lakukan. Jalan yang benar untuk diambil dalam hidupmu ... tidak ada orang yang biasanya punya kesempatan untuk mengetahui ke arah mana hidup mereka harus mengarah."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

"Tapi aku akan memperingatkan siapa saja yang akan mendengarkanku bahwa negara ini tidak akan makmur kecuali jika dia bersatu."
~Time Riders: The Eternal War oleh Alex Scarrow

Senin, 01 Oktober 2018

TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus

Novel TimeRiders: Day of the Predator ini adalah novel kedua dari seri TimeRiders karangan Alex Scarrow. Seri TimeRiders ini menurut kami novel yang bagus yah. Novel Science Fiction yang menceritakan soal perjalanan waktu. Sangat seru untuk dibaca. Bukunya cukup tebal, tapi bukan yang terlalu tebal sampai capek bacanya.

Di Day of the Predator ini, Liam dan unit pendukung yang baru, Becks, terjebak di era kapur akhir. Tidak hanya berdua, tanpa sengaja, mereka juga turut serta membawa serombongan anak SMA dan pemandu mereka yang sedang berdarmawisata di salah satu lab teknologi tinggi. Mereka bukan saja harus belajar dan saling bahu membahu untuk bertahan hidup, tapi juga haru berusaha mengirim pesan ke masa depan agar mereka bisa ditemukan.

Tentu saja, usaha, dan kehadiran mereka menyebabkan riak waktu. Mulai dari yang kecil, hingga ke yang sangat besar. Ketika New York di tahun 2001 tiba-tiba berubah menjadi hutan belantara, ketika manusia digantikan oleh reptil primitif berkaki dua. Bagaimanakah cara mereka mengembalikan keseimbangan waktu ke jalur yang sebenarnya?

Baca juga: 



Quote

Hanya karena sebuah pintu bisa dibuka ... tidak berarti itu harus dibuka.
~ Alex Scarrow, TimeRiders: Day of the Predator

Tenang, yang benar saja? Tapi, kemudian Maddy sadar kalau dia memang merasa tenang ... tidak, bukan tenang ... tapi pasrah ... pasrah pada sejarah apa pun yang bergulung-gulung melalui eon untuk menemui mereka dalam beberapa menit ke depan saat gelembung waktu di ruang beratap lengkung ini mengulang.
~ Alex Scarrow, TimeRiders: Day of the Predator

"Aku tenang, Sal ... karena, entahlah, karena itu tidak berada dalam kekuasaan kita sekarang. Karena kita hanya bisa menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. Tidak ada gunanya kita mengkhawatirkan sesuatu yang tidak berada di bawah kekuasaan kita."
~ Alex Scarrow, TimeRiders: Day of the Predator

Perubahan-perubahan kecil di masa lalu bisa membuat perubahan besar di masa kini.
~ Alex Scarrow, TimeRiders: Day of the Predator

"Apa kau bertanya-tanya apa masa depan itu, masa depan yang diberitahukan Foster pada kita semua, apa itu masa depan yang benar untuk diperjuangkan?"

"Aku tidak tahu. Kurasa kita hanya harus memercayainya kalau itulah yang sebenarnya."
~ Alex Scarrow, TimeRiders: Day of the Predator

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.