Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini

Jumat, 18 Oktober 2019

Buku vs Film: The Lord of the Rings - The Two Towers. Sama-Sama Keren!

Kembali lagi kita membahas Buku vs Film! Kali ini kami mau membahas The Lord of the Rings - The Two Towers. Teman-teman sudah baca buku dan nonton filmnya kan? Kalau belum, spoiler warning yah, nanti di postingan ini akan banyak spoilernya, jadi resiko ditanggung sendiri yaa. Oiya, untuk yang belum baca review novelnya, bisa ke posting sebelumnya, Review Novel The Lord of the Rings: The Two Towers by J.R.R. Tolkien - Berakhir Menegangkan.

Pertama-tama kami mau bilang satu hal yang pasti. Bahwa film dan bukunya sama-sama wajib dinikmati dua-duanya, karena sama-sama bagus dan sama-sama keren. Mana yang lebih bagus? Tidak, dua-duanya sama-sama bagusnya. Kalau soal perbedaan antara buku dan film, itu sih sudah pasti ada ya. Tapi buat kami perbedaannya itu tidak terlalu terasa mengecewakan. Ya memang beda aja gitu. Marilah kita bahas.

Kita mau bahas apa saja yang berbeda antara buku sama filmnya. Ini yang kita inget banget saja ya, yang cukup memberi kesan. Jadi tidak detail banget. Kalau ada yang kelewatan atau ada yang mau dibahas, silahkan komen di kolom komen yah.

Rombongan Aragorn, Legolas, dan Gimli
Mereka mengejar jejak para Orc yang menculik Merry dan Pippin sampai semua terlambat. Rombongan Orc dimusnahkan oleh para penunggang Rohan. Nah, kalau di bukunya, percakapan antara rombongan dan para penunggang rohan itu berlangsung cukup alot, sampai akhirnya mereka diberikan kuda untuk perjalanan mereka. Kalau di film, percakapan mereka singkat saja, dan langsung diberikan kuda. Hmm...ini sih kayaknya mau menyingkat durasi ya sepertinya.

Merry dan Pippin
Cerita ketika mereka dalam perjalanan bersama Orc lebih panjang, lebih detail, dan lebih seru di buku.Yang di film juga seru kok, jangan salah. Cara pippin membebaskan diri dan memberikan jejak juga berbeda antara buku dengan film. Pertemuan Pippin dan Merry dengan Gandalf juga berbeda antara buku dan film. Di film, mereka bertemu di hutan Fangorn, di buku, kalau tidak salah ingat ya, mereka baru bertemu di Isengard, sebelum penyerangan Ent terhadap Isengard.

Nah, omong-omong soal masalah Ent. Cerita Ent di buku sangat berbeda dengan di film. Di bukunya, para Ent sepakat untuk menyerang Isengard. Kesepakatan ini diperoleh saat Entmoot. Tapi di filmnya, kesepakatan Entmoot-nya justru mereka menolak ikut berperang. Mereka baru mau berperang ketika Treebeard akhirnya melihat hutan-hutan Fangorn yang gundul akibat ulah Saruman.

Peperangan Helm's Deep
Peperangan di Helm's Deep ini juga cukup beda jauh antara buku dengan film. Dua-duanya sama-sama seru, tapi yang di film lebih keren karena ada pasukan elf yang ikut bertarung. Ending perang juga berbeda cukup jauh. Kalau di film kemenangan diperoleh ketika pasukan Eomer akhirnya datang bersama Gandalf. Sedangkan di bukunya, Eomer sudah dari awal ikut bertarung bersama pasukan raja. Bantuan datang dari pasukan Erkenbrand bersama dengan kedatangan Gandalf. Di buku, tidak ada pasukan elf yang ikut membantu.

Raja Theoden dan Faramir
Nah, Raja Theoden di buku dengan di film menurut kami sangat berbeda. Di film menurut kami Raja Theoden digambarkan terlalu lemah dan peragu. Terlalu takut tapi keras kepala. Kalau dibukunya, setelah lepas dari cengkraman Grima (Grima di film on point banget menurut kami. Cocok. Pas banget.), Raja Theoden memberikan kesan sebagai raja yang kuat dan bijaksana. Siap berperang dengan penuh semangat dan kekuatan. Kami lebih suka Raja Theoden yang di buku daripada yang di film.

Nah, tokoh Faramir juga sama. Secara garis besar kami lebih suka Faramir yang ada di buku dibandingkan yang ada di film. Di buku Faramir jauh lebih bijaksana. Di film, Faramir seperti punya masalah keluarga karena selalu dibeda-bedakan dengan Boromir.

Tapi yah, perubahan ini sih memang memberikan cerita baru yang berbeda sama sekali dari bukunya. Untuk ukuran film, cerita ini memang membuat film-nya jadi lebih banyak adegan-adegan seru.

Ending
Endingnya beda banget sama yang di buku. Kalau di buku, Endingnya justru menegangkan banget. Berakhir dengan Frodo yang ditawan di menara oleh para Orc. Di film, ceritanya belum sampai di sini. Ketemu Shelob aja belom kok. Di film, endingnya lebih memberikan "harapan".

Ada tokoh-tokoh baru juga yang ada di film tapi tidak ada di buku. Gamling, salah satu pengawal Theoden, dan Haldir, sang komandan pasukan elf adalah salah satu tokoh baru yang cukup mencolok.

Kira-kira itulah beberapa perbedaan antara buku dengan filmnya yang cukup besar yah.

Rabu, 16 Oktober 2019

Review Novel The Lord of the Rings: The Two Towers by J.R.R. Tolkien - Berakhir Menegangkan

Siapa sih yang tidak tahu kisah The Lord of the Rings? Kalau pun belum membaca bukunya, pasti sebagian besar sudah nonton film-nya kan? Soal Buku vs Film akan kami bahas di postingan terpisah yah. Tapi satu hal yang bisa kami sarankan adalah...silahkan baca bukunya dan nonton filmnya, karena sama-sama bagus banget. Oiya, kami juga sudah mereview buku pertamanya ya, The Lord of the Rings - The Fellowship of the Ring oleh J.R.R. Tolkien, silahkan di cek yah.

Oke mari kita bahas di buku kedua ini apa yang diceritakan. Spoiler alert yaaa buat yang belum baca bukunya. Buku kedua ini bisa dibilang dibagi menjadi tiga bagian cerita, karena rombongan terpaksa terpisah-pisah akibat serangan Orc yang mendadak. Kita akan mengikuti cerita Aragorn, Legolas, dan Gimli terlebih dahulu. Mereka dengan sedih memakamkan Boromir di Rauros, dan dengan berat hati akhirnya merelakan Sam dan Frodo yang kabur berdua saja menuju Mordor. Akhirnya mereka memilih untuk memburu Orc yang menculik Merry dan Pippin.

Sementara itu, Merry dan Pippin diculik oleh Orc yang kabur dengan sekuat tenaga tanpa kenal lelah. Padahal para Orc-Orc ini juga tidak tahu kenapa kedua halfling ini harus dibawa ke Isengard dengan utuh tanpa kurang satu apa pun. Mereka hanya menerima perintah tanpa kejelasan lebih lanjut. Karena kesempatan bagus dan kecerdikannya, Pippin berhasil membebaskan tangannya dari ikatan dan memberi sedikit petunjuk di jalan. Dengan harapan bahwa Aragorn dan kawan-kawan sedang mencari mereka. Kesempatan untuk benar-benar kabur datang ketika rombongan Orc dikejar oleh para penunggang Rohan. Pertempuran terjadi. Salah satu Orc yang lebih rakus justru menjadi kunci pelarian Merry dan Pippin. Mereka lolos dan masuk ke hutan yang justru ditakuti oleh banyak orang, Fangorn.

Sementara itu rombongan Aragorn juga bertemu dengan para penunggang Rohan di tengah jalan. Mereka hampir saja ditangkap. Sayangnya Orc-Orc yang mereka buru ternyata sudah dihabisi oleh para penunggang dan mereka tidak melihat ada makhluk lain selain Orc. Dengan kecil hati Aragorn dkk. ke lokasi pembantaian, berusaha mencari secercah harapan. Dalam pencariannya, tanpa disangka, mereka justru bertemu kembali dengan Gandalf yang sekarang sudah menjadi Gandalf si Putih. Mereka pun akhirnya mengikuti Gandalf untuk menemui Raja Theoden dan menuju ke pertempuran di Helm's Deep.

Sementara itu, Merry dan Pippin justru bertemu dengan Treebeard, Ent tua yang bijaksana. Treebeard membawa mereka ke rumahnya. Merry dan Pippin menceritakan kisah mereka. Kekhawatiran Treebeard akan Saruman dan kemarahannya kepada para Orc yang seenaknya saja menebang pohon membawanya untuk mengadakan pertemuan dengan para Ent yang lain. Setelah perundingan yang lama, sepakat lah mereka untuk menuju Isengard, memberi pelajaran kepada Saruman, tetangga mereka yang sudah berkhianat.

Pertarungan di Helm's Deep terjadi sangat seru. Begitu juga apa yang terjadi di Isengard. Rombongan Aragorn akhirnya bertemu kembali dengan Merry dan Pippin di Isengard. Saruman yang sudah ditaklukkan tetap tidak mau menyerah dan masih berusaha mempengaruhi mereka dengan sihirnya. Sekarang, setelah masalah Isengard beres, mereka harus bergegas menuju Minas Tirith.

Bagaimana dengan Frodo dan Sam? Perjalanan mereka sama berbahayanya dan melelahkan. Apalagi karena mereka sebenarnya tidak tahu jalan ke Mordor. Tanpa mereka sadari Gollum sudah mengikuti mereka sepanjang perjalanan. Dengan kecerdasan, mereka akhirnya bisa menangkap Gollum dan menjinakkannya. Gollum yang ternyata tahu jalan ke Mordor kemudian malah menjadi pemandu jalan mereka. Tapi tentu saja, pemandu jalan yang satu ini adalah pemandu jalan yang licik. Ketika hampir sampai, mereka malah diumpankan kepada Shelob, monster laba-laba raksasa yang kelaparan. Awalnya mereka berhasil lolos. Tapi, Frodo yang tidak waspada karena terlalu gembira akhirnya dilumpuhkan Shelob. Sam, yang terlambat bertindak, meskipun dengan gagah berani berhasil melukai Shelob, menemukan Frodo yang sudah dingin. Karena mengira Frodo sudah meninggal, dia memutuskan untuk mengambil cincin untuk meneruskan misi mereka sendirian. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui kenyataan bahwa Frodo masih hidup dan hanya dilumpuhkan. Betapa putus asanya Sam ketika mendapati Frodo sekarang dibawa oleh para Orc masuk ke Mordor dan disekap di sana, tanpa Sam bisa mengikutinya.

Suka banget sama petualangan mereka yang seru. Kalaupun ada keluhan tentang buku ini, itu cuman satu saja. Gaya bahasa yang dipakai tidak sederhana, banyak metaforanya. Apalagi kalau sudah menggambarkan soal lingkungan sekitar ya. Jadi tidak terlalu easy reading novelnya. Contohnya seperti ini nih misalnya:

Ketika hari kedua perjalanan berlalu, rasa berat di udara semakin besar. Di siang hari, awan-awan gelap mulai menyusul: seperti atap muram dengan tepi-tepi menggelembung besar, berbercak cahaya menyilaukan. Matahari terbenam, merah darah dalam kabut berasap. Tombak-tombak para Penunggang berujung nyala api ketika berkas-berkas cahaya terakhir menyinari wajah terjal puncak-puncak Thrihyrne: sekarang puncak-puncak itu berdiri dekat sekali di lengan paling utara Pegunungan Putih, tiga tanduk bergerigi yang menatap matahari tenggelam. Dalam cahaya merah terakhir, mereka yang berada di barisan depan melihat sebuah bercak hitam, seorang penunggang kuda yang mendekat. Mereka berhenti menunggunya.

Kalau percakapan-percakapannya sih mudah diikuti yah. Paling yang sulit hanya gaya bahasa pas menjabarkan backgroud alam sekitar aja. Tapi kami tidak menyangka, ternyata endingnya menegangkan banget. Kami juga suka dengan perkembangan karakter Sam yang meskipun digambarkan seperti tokoh yang tidak pintar-pintar amat, tapi ternyata sangat pemberani dan waspada. Apalagi kalau sudah menyangkut keselamatan majikannya, Frodo. Meskipun buku ini berisi pertempuran melawan para Orc dan petualangan berbahaya, tapi sifat easy going Merry dan Pippin, serta kompetisi antara Gimli dan Legolas membuat buku ini tidak gelap-gelap amat dan bisa lebih enjoy menikmatinya.

Gimana? Ada yang sudah membaca juga? Bagaimana pendapat teman-teman? Silahkan komen di bawah ya.

Quote

"Akhirnya kita dihadapkan pada pilihan sulit," kata Aragorn. "Apakah kita akan istirahat di malam hari, atau jalan terus sementara masih punya tekad dan kekuatan?"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Pengejaran yang sejak awal mungkin sudah sia-sia, tak bisa diperbaiki ataupun dirusak oleh pilihanku. Well, aku sudah memilih. Maka biarlah kita menggunakan waktu sebaik mungkin!
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Ini akhir yang pahit bagi seluruh harapan dan kerja keras kita!"
"Untuk harapan, mungkin, tapi tidak bagi kerja keras,"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Ada beberapa hal yang lebih baik dimulai daripada ditolak, meski akhirnya akan gelap.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Tapi aku berbicara terburu-buru. Kita tak boleh tergesa-gesa. Hatiku terlalu panas. Aku harus mendinginkan diriku dan berpikir; sebab lebih mudah berteriak berhenti! daripada melakukannya."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Hati yang setia mungkin bermulut lancang."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"bahwa bagi mata yang tidak lurus, kebenaran mengenakan wajah masam."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Siapa yang tak mampu membuang harta dalam keadaan darurat, akan terbelenggu.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Para pengkhianat selalu penuh curiga,"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Seringkali kebencian mencederai dirinya sendiri!
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Tapi sudah sejak dulu dikatakan: kehendak jahat sering dirusak kejahatan."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Tidak, tangan yang terbakar justru menjadi pelajaran terbaik. Setelah itu, barulah nasihat tentang api akan dimasukkan ke dalam hati."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Omongan manis bisa menyembunyikan hati yang busuk.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"tapi selama masih ada kehidupan, berarti masih ada harapan,..."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Tapi aku tidak tahu. Begitulah biasanya sebuah cerita. Ambillah satu yang kausukai. Kau mungkin tahu atau menduga, kisah macam apa itu, berakhir bahagia atau sedih, tapi orang-orang di dalamnya saat itu belum tahu. Dan kau tak ingin mereka tahu sebelumnya."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Jangan mengata-ngatai dirimu sendiri, Smeagol," kata Frodo. "Itu tidak bijak, biarpun benar atau salah."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien


Buku ini tersedia di:
1. BookDepository

Sabtu, 05 Oktober 2019

Wicked Nights (Malaikat Kegelapan) by Gena Showalter - Saat Sang Malaikat yang Kejam Akhirnya Menyadari Welas Asih

Kali ini mari kita baca ceritanya Zacharel, salah satu malaikat kesatria yang sudah beberapa kali muncul di novelnya Gena Showalter, khususnya di seri Lord of the Underworld. Kalau tidak salah sih sempat disebut-sebut di The Darkest Surrender sama di The Darkest Secret. Di buku-buku sebelumnya, Zacharel ini selalu digambarkan sebagai malaikat yang dingin, sangat dingin dan tidak punya hati. Tapi, bahkan para penguasa dunia kegelapan kadang tidak sanggup menolak pesona Zacharel. Nah, di buku Wicked Nights ini lah kita akan tahu, kenapa Zacharel bisa bersikap sangat dingin.

Wicked Nights ini masuknya di seri Angels of the Dark. Bercerita tentang Zacharel yang dijatuhi hukuman karena sering mengabaikan perintah Sang Penguasa. Zacharel sering bersikap tanpa ampun, membunuh manusia yang dirasuki iblis atau bersinggungan dengan iblis, padahal bisa saja manusia itu sebenarnya tidak bersalah. Zacharel dihukum dengan diangkat menjadi pemimpin sepasukan malaikat kesatria yang sudah diujung tanduk, nyaris di hukum jatuh ke bumi. Setiap anak buahnya berbuat salah dan membunuh manusia, maka Zacharel-lah yang akan terkena hukumannya.

Di sisi lain, ada Annabelle, seorang wanita yang dituduh telah membunuh kedua orangtuanya dan divonis gila. Annabelle dijatuhi hukuman di rumah sakit jiwa khusus para kriminal. Tapi Annabelle tidak gila, dan dia benar-benar melihat sang iblis membunuh kedua orangtuanya. Sayangnya, para manusia biasa tidak percaya, dan ada sesuatu di dalam diri Annabelle yang membuatnya selalu dikejar-kejar iblis lainnya, mengganggunya, membuatnya harus berjuang mempertahankan hidupnya.

Saat Zacharel bertemu Annabelle yang tidak berdaya, sesuatu pada diri Annabelle memicu kenangan terdalam Zacharel. Meskipun Zacharel berusaha manampik, tapi pada kenyataannya dia jauh lebih penasaran kepada Annabelle dan kepada situasi yang dialami Annabelle. Zacharel tidak tahu, bahwa jawabannya nanti akan lebih mengenaskan. Pada akhirnya, Zacharel harus memilih, siapakah yang paling dia cintai.

Wicked Nights ini rating Goodreads-nya termasuk yang bagus banget ya 4.1 dari 5 bintang. Banyak yang suka dengan buku ini. Oiya, kami memang lebih suka novel genre paranormal romance begini dibandingkan novel romance biasa. Karena biasanya lebih seru dengan aksi-aksi dan pertempuran menantang dibandingkan sekedar pergulatan kisah cinta. Wakakak. Tapi selera orang bisa beda-beda kan yaaa.

Tapi yang mengejutkan adalah...menurut kami, adegan aksi di novel ini sebenernya tidak terlalu banyak. Jangan salah, novel ini tetap seru, adegan pertempurannya tetap cukup banyak, tapi tidak sebanyak yang diharapkan sebetulnya. Mungkin ketegangannya agak kurang? Hmm... Atau bisa juga karena sebelumnya kami sudah membaca The Darkest Surrender yang hampir 80% pertempuran. Namanya juga lagi kontes para Harpy ya kaan... Setelah membaca The Darkest Surrender yang tegang, Wicked Nights ini jadi kayak novel untuk cooling down dari pertempuran yang melelahkan. Tapi sekali lagi, aksi-aksi dan pertempurannya tetap ada, tapi sebagian besar ceritanya kita akan menyelami bagaimana perasaan Zacharel dengan lebih dalam, bagaimana perkembangan hubungan Zacharel dengan Annabelle, dan rahasia mereka berdua, dan apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Ooo...kayaknya kami tahu apa yang kurang, pertempurannya ada, tapi agak terlalu singkat. Kayaknya karena itu deh.

Terlepas dari kekurangannya tadi, kami sih sangat menikmati buku ini ya. Dibacanya enak dan mengalir. Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan diskusi di kolom komen yaa ^_^

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/wicked-nights-malaikat-kegelapan-by-gena-showalter


Quote

"Apa kau tidak menyadari bahwa perbuatan ini akan kembali menghantuimu? Kalau kau menebar benih kehancuran, kau akan hidup dengan menanggung buah perbuatanmu, dengan segala onak dan durinya."
~ Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

Lupakan kesedihan itu. Ia akan mengatasinya nanti. Sekarang, ia hanya akan menikmati keadaan.
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Aku tidak bohong. Tak perlu berbohong. Orang-orang berbohong karena mereka mencemaskan akibat saat mengakui kebenaran. Aku tak mencemaskan apa pun. Orang-orang berbohong karena ingin mengambil hati orang lain di sekitar mereka. Aku tak ingin mengambil hati siapa pun. Sebaiknya kau ingat itu."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Dunia di sekeliling seseorang sering kali ternoda oleh kenangannya."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Kata-kata yang diberi keyakinan jadi memiliki kekuatan, Annabelle, bahkan kata-kata yang negatif. Kalau kau ingin kakakmu berubah pikiran, mulailah bicara dan bersikap seolah dia sudah melakukannya."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

Kau bisa memperoleh apa yang kau ucapkan kalau kau percaya bahwa kau memilikinya bahkan sebelum kau benar-benar memilikinya. Itulah keyakinan.
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Seorang gadis harus memanfaatkan senjata apa pun yang dimilikinya."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Ada begitu banyak cara untuk menyakiti seseorang, Zacharel."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

Cinta yang sejati adalah anugerah. Istimewa. Sangat dibutuhkan.
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter


Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.