Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Novel Dunia Persilatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel Dunia Persilatan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Mei 2022

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 2) by Jin Yong - Pertandingan Merebutkan Hak Menjadi Suami Huang Rong

Jilid kedua Pendekar Pemanah Rajawali ini wow banget sih. Banyak tokoh-tokoh tetua dunia persilatan yang keluar. Guo Jing juga ilmu silatnya banyak berkembang karena dia belajar silat langsung dari para Tetua dunia persilatan. Puncaknya tentu saja, ketika Guo Jing tanpa sadar telah mempelajari seluruh isi Kitab Sembilan Bulan yang jadi rebutan seantero jagat dunia persilatan.


PLOT

WARNING: HEAVY SPOILER YAH!

Jilid pertama diakhiri dengan pertarungan seru. Maka jilid kedua ini juga diawali masih dengan pertarungan seru dan menegangkan. Guo Jing "tertawan" oleh Mei Chaofeng. Ilmu silat Guo Jing masih lemah kalau mau melawan musuh-musuh yang kuat. Sedangkan Mei Chaofeng membutuhkan kaki dan ilmu tenaga dalam yang diketahui oleh Guo Jing. Meskipun pada dasarnya terpaksa, kerjasama mereka mampu menghalau kekuatan musuh. Tapi pertarungan semakin sengit hingga akhirnya guru-guru Guo Jing, Enam Pendekar Aneh Jiangnan dan pendekar-pendekar Quenzhen datang.

Pertarungan semakin pelik dan rumit. Yang Kang akhirnya mengetahui kebenaran asal usulnya. Sayangnya Yang Tiexin dan Bao Xiruo memilih mati dan meninggalkan Yang Kang di dunia. Dengan susah payah dan banyak luka-luka, musuh akhirnya mundur. Yang Kang pun pergi, masih menolak asal usulnya sesungguhnya. Biar bagaimana pun Yang Kang sangat suka akan harta dan kedudukan. Pendeta Quenzhen pun bisa mengobati luka-luka mereka. Tapi sebelum ajalnya, Yang Tiexin berpesan pada Qui Chuji agar menjodohkan Guo Jing dengan anak angkatnya Mu Nianci. Tentu saja baik Guo Jing maupun Mu Nianci sama-sama tak mau. Di hati Guo Jing hanya ada Huang Rong seorang. Sedangkan hati Mu Nianci sudah dicuri sejak dia dan Yang Kang bertarung di Pertandingan Silat Mencari Jodoh. Huang Rong yang mencuri dengar tidak suka akan perkembangan ini, jadi dia membawa Guo Jing untuk pergi dan kabur.

Tapi dasar Guo Jing anak baik. Hatinya merasa tidak enak kalau meninggalkan guru-gurunya begitu saja, jadi dia meminta Huang Rong agar mereka kembali. Tapi, saat mereka kembali ternyata semua orang sudah pergi. Mereka sebelumnya sudah membuat perjanjian akan bertemu lagi di Loteng Hujan Kabut di Jiaxing pada Perayaan Tengah Musim Gugur bulan delapan. Guo Jing pun akan menunggu hingga waktu pertemuan itu untuk bertemu lagi dengan guru-gurunya. Untuk sementara dia akan berpergian dengan Huang Rong.

Petualangan ini membawa mereka bertemu dengan salah satu tetua dunia persilatan, Hong Qigong. Hong Qigong tertarik dengan masakan Huang Rong yang lezat. Dengan masakan-masakan lezat inilah Huang Rong memperdaya Hong Qigong untuk mengajari Guo Jing ilmu Delapan Belas Tapak Penakluk Naga. Hong Qigong tidak pernah menerima murid, tapi dia senang makan-makanan enak. Jadi, Huang Rong dan Hong Qigong sebenarnya saling memanfaatkan satu sama lain. Saat bersama Hong Qigong mereka sempat bertemu beberapa musuh mengkhawatirkan. Tapi yang paling mengkhawatirkan adalah Ouyang Ke, keponakan salah satu tetua dunia persilatan, Si Racun Barat Ouyang Feng. Sepertinya Ouyang Feng sudah mengembangkan ilmu silatnya. Ouyang Ke mengumpulkan ribuan ular di hutan dan menggiringnya bersama-sama. Hong Qigong cukup khawatir, maka dia pun memikirkan cara mengatasinya. Kalau-kalau suatu saat dia harus bertarung dengan Ouyang Feng dan keponakannya lagi.

Huang Rong dan Hong Qigong berlatih ilmu untuk mengatasi ribuan ular ini. Tapi Guo Jing menolak. Guo Jing tidak mau tamak. Dia sudah diajari lima belas dari Delapan Belas Tapak Penakluk Naga, maka ia tak mau mengambil kesempatan diajari ilmu silat lain lagi dari Hong Qigong. Hong Qigong cukup kagum pada Guo Jing.

Suatu saat Huang Rong bertemu dengan Mu Nianci. Huang Rong tidak suka dengan Mu Nianci karena mendengar kalau Mu Nianci akan dijodohkan dengan Guo Jing. Mereka bertarung karena kecemburuan Huang Rong. Tapi ternyata Huang Rong salah dan Mu Nianci mengungkapkan siapa yang sebenarnya dia cintai. Mereka berdua pun malah berteman. Ketika di malam hari Mu Nianci menyelinap untuk melihat Yang Kang, Huang Rong malah dengan iseng mempertemukan mereka berdua. Yang Kang sifatnya jelek, hampir saja Mu Nianci kehilangan kehormatan. Tapi untungnya Mu Nianci masih bisa menjaga dirinya dan bersikap terhormat.

Guo Jing dan Huang Rong pun meneruskan perjalanan mereka lagi. Kali ini mereka bermain-main di danau Wu yang sangat luas. Tak disangka-sangka nyanyian Huang Rong menarik minat seorang nelayan cacat yang dipanggil Ketua Lu. Mereka pun diundang ke Vila Awan milik Ketua Lu yang terletak di tengah danau. Ternyata Ketua Lu ini sepertinya orang terpandang. Vila Awan miliknya pun megah. Tapi vila ini mengejutkan Huang Rong karena kemiripannya dengan rumahnya sendiri di Pulau Persik. Saat tengah malam Huang Rong dan Guo Jing diam-diam menyelidik. Ternyata Ketua Lu adalah perompak. Malam itu putranya, Lu Guanying, memimpin penyerangan dan menangkap utusan negara Jin yang tak lain dan tak bukan adalah Wanyan Kang alias Yang Kang. Mereka juga menangkap Duan Tiande.

Tak disangka-sangka Mu Nianci ternyata membuntuti Yang Kang hingga ke Vila Awan dan Huang Rong pun memergokinya. Tapi Huang Rong tidak menampakkan diri. Dia hanya membuntuti Mu Nianci dari jauh sambil memberikan petunjuk arah kepadanya agar dia bisa menemukan Yang Kang. Ternyata sulit untuk membebaskan Yang Kang. Mu Nianci juga marah karena ternyata Yang Kang masih berurusan dengan negara Jin dan menolak membantu Yang Kang untuk menyelesaikan urusannya sebagai utusan. Tapi Mu Nianci mau membantu Yang Kang untuk mencari guru Yang Kang yang tak lain dan tak bukan adalah Mei Chaofeng. Mu Nianci memang berhasil menemukan Mei Chaofeng. Tapi dia juga tanpa sengaja terjebak pertarungan antara Mei Chaofeng dan Ouyang Ke. Tanpa disangka-sangka Mei Chaofeng dibantu oleh sosok misterius.

Sementara itu datang kiriman mengerikan ke Vila Awan. Ternyata itu adalah hadiah pendahulu kedatangan Mei Chaofeng. Ketua Lu sangat terkejut dan menyuruh semua orang melarikan diri kecuali dirinya. Dia akan menghadapi Mei Chaofeng sendirian dan membalaskan dendam. Tak disangka-sangka salah satu tetua dunia persilatan Qiu Qianren datang. Ketua Lu punya sedikit harapan. Ketua Lu berharap Qiu Qianren mau membantu mereka mengatasi Mei Chaofeng. Ternyata masih ada kejutan lain lagi. Enam Orang Aneh Jiangnan pun datang ke Vila Awan. Guo Jing tentu saja senang bertemu dengan gurunya kembali.

Ternyata Qiu Qianren punya maksud yang tidak baik. Dia pun sebenarnya penipu. Tapi tidak lama Mei Chaofeng datang juga ke Vila Awan untuk menjemput Yang Kang. Qiu Qianren masih tidak menyerah dan malah menyebarkan kabar bohong bahwa Ketua Pulau Persik, Huang Yaoshi, mati terbunuh. Hal ini mengungkapkan banyak hal. Ternyata Ketua Lu adalah Lu Chengfeng. Lu Chengfeng dan Mei Chaofeng adalah mantan murid Huang Yaoshi yang diusir dari Pulau Persik, dan Huang Rong adalah putri Huang Yaoshi. Meskipun punya dendam, mereka tetap sayang kepada Huang Yaoshi dan ingin membalaskan dendam. Tapi pertarungan antara Mei Chaofeng dan Guo Jing tetap tidak dapat dihindari. Mereka pun bertarung hebat hingga tiba-tiba saja Mei Chaofeng diculik oleh sosok misterius berbaju hijau yang bahkan kehadirannya tidak dapat dirasakan Mei Chaofeng. 

Ternyata si pria misterius itu adalah Huang Yaoshi sendiri. Huang Yaoshi ini sifatnya aneh. Huang Yaoshi juga punya gengsi yang tinggi. Melihat putrinya jatuh cinta dengan Guo Jing yang kebodoh-bodohan dia merasa tidak suka. Guo Jing pun sudah membunuh salah satu muridnya, maka Huang Yaoshi pun semakin tidak suka. Huang Rong dan Guo Jing pun jadi terpaksa berpisah sementara.

Peristiwa heboh di Vila Awan hampir saja melupakan Yang Kang dan Duan Tiande. Tapi mendengar nama Duan Tiande, Guo Jing langsung ingat bahwa ia harus membalaskan dendam ibunya. Duan Tiande pun ketakutan. Di depan Yang Kang dan Guo Jing dia pun membeberkan apa yang terjadi. Yang Kang langsung membunuh Duan Tiande. Satu dendam Guo Jing terbalas sudah. Sekarang tinggal membalaskan dendam kepada Wanyan Honglie yang ternyata benar sudah menghancurkan kehidupan orangtua mereka berdua. Yang Kang sekarang percaya dengan asal usul hidupnya. Yang Kang dan Guo Jing sekarang tidak bermusuhan lagi dan akan bersama-sama mencari Wanyan Honglie. Tapi Yang Kang tak bisa membayangkan hidup sebagai pendekar pengembara. Dia juga sadar bahwa meskipun Wanyan Honglie sudah berbuat jahat, dia tetaplah ayah yang sudah membesarkan Yang Kang hingga besar. Mereka pun cukup dekat.

Perjalanan Yang Kang dan Guo Jing ternyata cukup lancar. Mereka selalu disambut di setiap penginapan yang mereka singgahi. Ternyata ini ulah Huang Rong. Guo Jing pun bertemu lagi dengan Huang Rong. Di tengah jalan, mereka melihat dua orang pengemis yang kata-katanya agak mencurigakan. Ternyata mereka dari partai pengemis dan sedang dalam misi membantu Nona Cheng yang terancam akan diculik oleh orang misterius. Dasar Huang Rong sifatnya iseng dan serba ingin tahu, dia dan Guo Jing pun membuntuti dan menonton aksi mereka. 

Ternyata orang yang cari gara-gara itu Ouyang Ke. Ilmu silat Ouyang Ke tinggi. Kedua orang partai pengemis itu tak punya kesempatan yang berarti. Jadi Guo Jing dan Huang Rong terpaksa turun tangan. Ouyang Ke ini sebetulnya naksir berat kepada Huang Rong. Melihat Huang Rong dia antara senang dan kesal. Tentu saja Ouyang Ke juga ingin membawa Huang Rong bersamanya. Ilmu silat Guo Jing pun masih kalah jauh dari Ouyang Ke. Untungnya Hong Qigong datang. Ouyang Ke adalah keponakan Ouyang Feng. Meskipun ingin menghabisi Ouyang Ke dia tidak bisa berbuat salah kepada Ouyang Feng, sesama tetua dunia persilatan. Maka Hong Qigong pun akhirnya mengangkat Guo Jing sebagai murid dan mengajarkan sisa tiga jurus dari ilmu Delapan Belas Tapak Penakluk Naga agar Guo Jing bisa bertarung melawan Ouyang Ke. Tapi tanpa disangka-sangka justru kelicikan Huang Rong lah yang dapat melepaskan mereka dari masalah.

Saat menghampiri Huang Rong sebelumnya, Guo Jing sempat berpisah dengan Yang Kang. Tidak disangka ternyata di jalan bertemu lagi. Tapi Yang Kang terlihat sedang berbicara rahasia dengan Ouyang Ke. Sepertinya ada pembicaraan yang rahasia. Tapi masing-masing tampak berpura-pura tak tahu. Mereka bertiga pun istirahat di sebuah kuil. Tanpa disangka-sangka malam itu Guo Jing bertemu kembali dengan keluarga Mongolnya. Guo Jing bertemu kembali dengan Tolui, Jebe, dan Borokul. Mereka pun membawa dua rajawali peliharaan Guo Jing di Mongolia.

Sayangnya pertemuan mereka terjadi saat sedang dalam keadaan genting. Karena ketiga orang Mongol itu sebenarnya sedang dikejar-kejar oleh pasukan negara Jin yang ternyata dipimpin oleh Wanyan Honglie sendiri. Mereka harus segera berpisah. Tapi Tolui masih sempat memberikan pesan kepada Guo Jing kalau Kojin menunggunya kembali. Setelah mengetahui kalau Wanyan Honglie ternyata juga ikut mengejar, Huang Rong dan Guo Jin pun mencarinya agar bisa membalaskan dendam. Tanpa mereka sadari Yang Kang sudah berkhianat. Yang Kang menyelamatkan Wanyan Honglie dan menyembunyikannya di dalam kuil. Wanyan Honglie tahu Yang Kang masih sayang padanya dan masih menyukai harta dan tahta. Maka tentu saja dia menjanjikan kedudukan dan kekayaan kepada Yang Kang jika nanti negara Jin sudah berhasil menduduki negara Song. Pembicaraan di ruang kuil yang ternyata tempat penyimpanan peti mati ini ternyata didengar oleh Mu Nianci yang terkurung di dalam salah satu peti.

Huang Rong sebenarnya sudah curiga kepada Yang Kang. Tapi dia tak bisa membuktikan kecurigaannya karena teralihkan oleh suara-suara dari dalam peti mati. Huang Rong takut hantu. Jadi Guo Jing dan Yang Kang bersama-sama memeriksa peti mati. Tak disangka-sangka isinya ternyata Mu Nianci yang tertotok dan tidak bisa bergerak. Dasar Huang Rong iseng, dia malah sengaja menggoda Mu Nianci dan Yang Kang serta meninggalkan mereka sendirian. Huang Rong tidak tahu kalau Mu Nianci tahu pengkhianatan Yang Kang. Yang Kang pun licik, punya cara untuk mengelabui Huang Rong dan menimpakan kesalahan kepada Mu Nianci. Mereka pun ribut dan masing-masing pergi meninggalkan Huang Rong dan Guo Jing.

Setelah banyak keributan, Huang Rong dan Guo Jing pun akhirnya memutuskan untuk ke Pulau Persik. Guo Jing ingin menyelesaikan urusan dengan Huang Yaoshi dan tidak ingin merepotkan keenam gurunya. Tapi saat tiba di pulau persik Huang Rong lupa diri dan meninggalkan Guo Jing sendirian. Guo Jing tidak mengeri formasi di Vila Awan. Nah, dibandingkan dengan Vila Awan, formasi di Pulau Persik ini lebih hebat lagi. Baru sebentar dia sudah tersasar dan tidak tahu arah. Tapi suatu malam, Guo Jing mendengar ada suara seruling yang hebat dan mengundang. Guo Jing pun mengikuti arah suara seruling itu hingga ke gua tempat Zhou Botong, si Bocah Tua Nakal, ternyata tinggal selama lima belas tahun ini.

Seperti namanya, Bocah Tua Nakal memang sifatnya suka iseng. Tapi ilmu silatnya sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Bisa dibilang hampir setara dengan para tetua dunia persilatan. Sudah lima belas tahun ia tinggal di Pulau Persik. Sekali-sekali bertarung dengan Huang Yaoshi memperebutkan Kitab Sembilan Bulan. Lima belas tahun terkurung di pulau persik dan hanya bisa meninggalkan gua untuk buang hajat, Zhou Botong sudah berlatih ilmu silat aneh untuk menghibur diri. Ilmu ini pun kemudian dia ajarkan kepada Guo Jing. Waktu pun berlalu ilmu silat Guo Jing lama-lama berkembang. 

Tapi suatu waktu Zhou Botong digigit ular berbisa entah dari mana. Guo Jing yang sudah kebal racun ular tak segan-segan menyelamatkan Zhou Botong dari maut. Karena merasa berhutang nyawa, Zhou Botong pun membalasnya dengan diam-diam mengajarkan ilmu Kitab Sembilan Bulan kepada Guo Jing. Guo Jing, setelah melihat Mei Chaofeng yang kejam karena belajar Kitab Sembilan Bulan tentu saja menganggap kitab itu kitab jahat. Guo Jing tidak akan mau mempelajari kitab itu kalau Zhou Botong terang-terangan mengatakan akan mengajarinya kitab.

Guo Jing pun akhirnya dengan susah payah hafal seluruh isi kitab di luar kepala. Tepat sebelum bencana datang. Ouyang Feng dan keponakannya, Ouyang Ke, datang ke Pulau Persik untuk melamar Huang Rong! Guo Jing mengikuti rombongan Ouyang Feng diam-diam. Dia sembunyi dan menyaksikan pertarungan musik antara Huang Yaoshi dan Ouyang Feng. Pertarungan silat menggunakan musik ini hebat sekali. Tapi pertarungan ini pun diadu dengan suara siulan yang sama kuatnya. Guo Jing tanpa sengaja bersuara. Dia pun ditangkap oleh Huang Yaoshi.

Ternyata yang datang adalah Hong Qigong. Huang Rong gembira sekali akhirnya bisa bertemu lagi dengan Guo Jing dan Hong Qigong. Dia tidak mau diperistri oleh Ouyang Ke. Hong Qigong pun datang sebagai wali dari Guo Jing untuk melamar. Tapi Huang Yaoshi merasa dirinya tinggi. Huang Yaoshi, istrinya, dan putrinya adalah orang yang sangat cerdas. Melihat Guo Jing yang kebodoh-bodohan, dia sangat tidak suka. Punya menantu seperti Guo Jing bisa menurunkan reputasinya. Tapi Huang Yaoshi juga tidak mau macam-macam dengan sesama tetua dunia persilatan. Jadi, Huang Yaoshi pun akhirnya memutuskan untuk mengadakan pertandingan penentuan menantu antara Ouyang Ke dan Guo Jing.

Siapa sangka, Guo Jing berhasil memenangkan pertandingan. Tapi pertandingan terakhir hasilnya sangat mengejutkan. Bagaimana bisa Guo Jing tahu dengan persis dan lancar isi Kitab Sembilan Bulan? Ouyang Feng pun berhasil memancing Huang Yaoshi untuk menunjukkan dimana lokasi Zhou Botong. Ouyang Feng sudah tidak perduli dengan pertunangan keponakannya. Hatinya sudah buta karena sangat menginginkan Kitab Sembilan Bulan.

Tapi Zhou Botong tak semudah itu diminta untuk menyerahkan Kitab Sembilan Bulan. Karena Guo Jing sekarang sudah menjadi calon menantu Huang Yaoshi, Zhou Botong menganggap kalau dia sudah menyerahkan kitab itu kepada Huang Yaoshi. Zhou Botong sendiri tanpa sengaja belajar Kitab Sembilan Bulan juga ketika membacakan kitab itu kepada Guo Jing. Di depan orang-orang, Zhou Botong menghancurkan dua jilid Kitab Sembilan Bulan.

Huang Yaoshi kesal dan marah. Ketika mereka akan pergi pun Zhou Botong masih memanas-manasi. Akibatnya Guo Jing terusir dan terpaksa pergi bersama Hong Qigong dan Zhou Botong. Rombongan Ouyang Feng naik kapal mereka sendiri untuk pergi dari Pulau Persik. Tapi karena kapal itu penuh ular Zhou Botong tidak mau naik ke kapal itu. Maka rombongan Zhou Botong pun pergi dengan kapal besar Huang Yaoshi meskipun sudah dihalang-halangi.

Ternyata kapal yang ditumpangi Guo Jing, Huang Yaoshi dan Zhou Botong adalah kapal bunuh diri yang sudah disiapkan Huang Yaoshi untuk dirinya sendiri. Mereka pun mulai tenggelam. Belum selesai satu kemalangan, mereka sekarang dikepung ribuan hiu lapar. Untungnya penolong yang tidak diinginkan datang. Rombongan Ouyang Feng datang menolong. Tapi tentu saja ada udang di balik batu. Ternyata Ouyang Feng masih menginginkan Kitab Sembilan Bulan. Dia pun memaksa Zhou Botong untuk menuliskannya kembali. Tapi Zhou Botong menolak dan katanya terjun ke laut. Ouyang Feng pun memaksa Guo Jing untuk menuliskannya. 

Awalnya terjadi perlawanan sengit. Tapi lama-kelamaan Hong Qigong dan Guo Jing tidak tahan juga. Akhirnya mereka setuju menuliskan kitab sembilan bulan. Tapi Hong Qigong sudah punya siasat. Maka disuruhlan Guo Jing menulis Kitab Sembilan Bulan Palsu.

Ouyang Feng memang licik. Ternyata dia berencana membakar kapal dan menenggelamkan Hong Qigong dan Guo Jing. Rencana mereka hampir gagal. Guo Jing dan Hong Qigong sudah berhasil kabur. Tapi Huang Rong datang di saat tidak tepat. Pertarungan dahsyat antara Hong Qigong dan Ouyang Feng pun tidak dapat dihindari.


REVIEW

Sebetulnya tidak perlu diragukan lagi sih ya. Novel ini sudah pasti seru. Penuh pertarungan dunia persilatan. Di jilid kedua ini juga banyak tetua dunia persilatan yang muncul. Semakin menambah keseruan. Dibandingkan seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar, kisah roman di seri ini lebih ke kisah roman cinta remaja yang masih nakal, suka main-main dan iseng.

Huang Rong iseng banget dan selalu ingin tahu urusan orang. Huang Rong juga cukup licik. Guo Jing sendiri memang digambarkan seperti orang yang bodoh banget. Tapi sebetulnya Guo Jing pekerja keras, sungguh-sungguh dan penuh integritas. Guo Jing orangnya polos, tapi sepertinya makin lama bisa makin pintar seiring dengan pengalaman yang dia dapat. Guo Jing ini juga sebetulnya selalu beruntung karena dia selalu bisa belajar ilmu-ilmu silat tingkat tinggi. Yang Kang sudah ketahuan lah ya, sifatnya jelek banget. Yang kasian ya Mu Nianci karena jatuh cinta berat sama Yang Kang.

Sebenarnya yang kami paling sebel di buku ini adalah urusan jodoh menjodohkan. Orang dewasa bisa ya seenaknya aja menjodohkan anak-anak mereka tanpa memandang perasaan anak-anaknya. Omong-omong Guo Jing juga gimana tuh dengan Kojin. Bisa berabe kan urusannya kalau nanti sampai ketahuan Kojin dan Huang Rong. Di buku ini juga sepertinya nona Chen agak naksir Guo Jing. Apakah akan ada kisah selanjutnya dari Nona Chen dan Guo Jing? Hihihi, kita nantikan saja di jilid berikutnya.


QUOTE

Jika membaca sesuatu, kita sendiri tentu harus berpikir apakah hal itu sesungguhnya benar atau tidak.

~ Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 2) by Jin Yong


BACA JUGA:

Jumat, 17 Desember 2021

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong - Kisah Asal Usul Guo Jing dan Yang Kang

Akhirnya, setelah sekian lama, kami kembali membaca salah satu karya Jin Yong. Seri Pendekar Pemanah Rajawali ini sebenarnya adalah seri pertama sebelum seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar. Tapi karena yang dikisahkan tokohnya berbeda, jadi menurut kami sih sah-sah aja kok mau baca seri yang mana dulu. Seri Pendekar Pemanah Rajawali ini mengisahkan tentang Guo Jing dan Yang Kang. Sedangkan di seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar menceritakan tentang Yang Guo dan Xiao Longnu. Yang Guo adalah putra Yang Kang, sedangkan Yang Kang dan Guo Jing sejatinya adalah saudara angkat karena ayah mereka berdua juga mengangkat saudara satu sama lain. 

Kami akan menulis sinopsis, tapi ini heavy spoiler yaa. Yang nggak pengen spoiler langsung ke bagian review aja.


SINOPSIS

Seperti biasanya karya Jin Yong, bagian yang kami suka adalah detail dan runutnya kejadian-kejadian di dalam novel ini. Cerita benar-benar diawali dari jauh sebelum kelahiran Guo Jing dan Yang Kang. Setiap peristiwa memang penting dan akan menjadi akar dari peristiwa lainnya, dan terus menjalar menjadi tali takdir dan nasib yang saling berkait. 

Di masa itu, Negara Song dan Negara Jin sedang dalam masa peperangan. Negara Jin sedang di atas angin karena banyak pejabat pengkhianat dari Negara Song. Kota-kota di Song Utara jadi terlalu panas untuk ditinggali. Guo Xiaotian dan Yang Tiexin pun memilih untuk mengundurkan diri ke Song Selatan yang jauh dari peperangan. Masih cukup damai untuk ditempati keluarga kecil mereka dengan kehidupan yang sederhana.

Guo Xiaotian dan Yang Tiexin ini sebetulnya keturunan pejabat Song besar yang berjasa dan setia. Buyut-buyut mereka adalah orang hebat. Mereka pun pendekar silat, walaupun saat itu ilmu mereka sudah tak sehebat buyut mereka. Keadaan sudah banyak berubah, makannya mereka memilih menyepi ke Song Selatan. Mereka berdua pun saling mengangkat saudara. Tapi, di suatu malam bersalju, ketika kedua keluarga kecil mereka sedang minum-minum arak, seorang pendeta Dao lewat di rumah kecil mereka. Inilah awal dari perubahan nasib mereka dan keturunan-keturunannya kelak.

Pendeta Dao itu ternyata Qiu Chuji. Qiu Chuji baru baru saja membunuh Wang Daoqian, seorang pengkhianat. Qiu Chuji masih panas, ketika diundang minum arak oleh Yang Tiexin dan Guo Xiaotian pun dia tidak ramah dan sangat curiga. Perkenalan pun malah berubah menjadi adu ilmu silat. Tapi Qiu Chuji mengenali ilmu silat keluarga Yang yang digunakan oleh Yang Tiexin. Mereka pun malah jadi akrab. Tapi, yang namanya baru saja membunuh mata-mata musuh, pastilah Qiu Chuji dikejar-kejar oleh tentara Jin. Ilmu Qiu Chuji tinggi, dan dia tidak ingin melibatkan keluarga Yang Tiexin dan Guo Xiaotian dalam persoalan ini, apalagi istri-istri mereka juga sedang hamil.

Setelah membereskan pasukan Jin, Qiu Chuji membereskan bekas-bekas pertempuran bersama dengan Yang Tiexin dan Guo Xiaotian. Mereka pun membuat janji agar suatu hari kelak anak-anak mereka bisa belajar silat dari Qiu Chuji. Nama anak-anak mereka pun ditentukan, mereka bertukar belati pusaka pemberian Qiu Chuji, dan nasib anak-anak mereka pun sudah diatur. Kalau yang lahir laki-laki dan perempuan, mereka akan dijodohkan, kalau sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan maka mereka akan mengangkat saudara.

Seharusnya Qiu Chuji menyapu bersih pasukan pengejar tentara Jin. Tapi, tanpa disadari ternyata ada satu orang yang berhasil lolos, meskipun dengan luka yang sangat parah. Sebetulnya, kalau orang itu tidak ditolong, pastilah dia akan tewas juga dan masalah akan beres. Tapi takdir berkata lain. Orang itu diselamatkan Bao Xiruo, istri Yang Tiexin. Bao Xiruo terlalu welas asih, perasaannya terlalu halus. Karena Yang Tiexin terlalu mabuk, Bao Xiruo tidak bisa memintanya untuk membereskan tentara Jin yang sedang sekarat itu. Bao Xiruo pun malah membawanya, dan merawat orang itu. Bao Xiruo wanita yang cantik, dan orang itu ternyata pemuda yang tampan. Sedikit banyak mereka jatuh cinta. Tapi musuh tetaplah musuh, keesokan paginya ternyata pemuda itu sudah lumayan pulih dan pergi melarikan diri. Bao Xiruo juga tak menceritakan apa-apa kepada Yang Tiexin. Menyembunyikan tentang keberadaan pemuda itu.

Bao Xiruo tak menyadari, tindakan welas asihnya suatu saat akan menjadi bencana untuk keluarganya. Suatu malam pasukan tentara Jin menyerang. Memberikan tuduhan tak berdasar kepada keluarga Yang Tiexin dan Guo Xiaotian. Pertarungan hebat pun tak dapat dihindari. Guo Xiaotian tewas; Yang Tiexin terluka parah; Li Ping, istri Guo Xiaotian diculik Duan Tiande; dan Bao Xiruo ikut si pemuda yang dulu dia selamatkan, pemuda itu mengaku bernama Yan Lie. Bao Xiruo tak menyadari bahwa penyerangan itu adalah hasil akal bulus Yan Lie. Dan Yan Lie sesungguhnya adalah pangeran negara Jin bernama Wanyan Honglie. Bao Xiruo tak sanggup berbuat apa-apa, akhirnya dia pun ikut dengan Wanyan Honglie.

Banyak yang terjadi setelah itu. Wanyan Honglie bertemu dengan Tujuh Orang Aneh dari Jiangnan. Wanyan Honglie sebenarnya tertarik untuk merekrut mereka ke dalam pasukan Jin karena ilmu silat mereka yang sangat hebat. Tapi saat itu Tujuh Orang Aneh Jiangnan sedang berunding dengan Qiu Chuji. Qiu Chuji berhasil melacak Li Ping yang disembunyikan di sebuah kuil. Perundingan berjalan panas, banyak salah paham terjadi, pertarungan silat pun tak dapat dihindari. Wanyan Honglie yang menyadari kalau Qiu Chuji sedang mencari janda Yang Tiexin pun tidak jadi mengajukan penawaran kepada Tujuh Orang Aneh Jiangnan.

Pertarungan antara Qiu Chuji dan Tujuh Orang Aneh Jiangnan berlangsung sangat dahsyat. Qiu Chuji terlalu cepat panas. Tujuh Orang Aneh Jiangnan juga terlalu cepat panas dan terlalu besar egonya. Biksu kuil pun ternyata ditipu. Duan Tiande menipu pamannya yang seorang Biksu agar bisa menyembunyikan dirinya dan Li Ping dari kejaran Qiu Chuji. Semua orang pada akhirnya terluka parah. Sang Biksu tewas. Duan Tiande malah berhasil kabur dengan membawa Li Ping.

Qiu Chuji dan Tujuh Orang Jiangnan pun membuat kesepakatan, Qiu Chuji akan mencari janda Yang Tiexin, dan Tujuh Orang Jiangnan akan memburu Duan Tiande dan mencari janda Guo Xiaotian. Mereka akan sama-sama membesarkan anak-anak yang kemudian lahir dan mengajari mereka ilmu silat. Delapan belas tahun lagi, mereka akan bertemu kembali dan mengadakan pertandingan untuk mengadu ilmu kedua anak itu. Qiu Chuji dan Tujuh Orang Jiangnan sama-sama punya ego besar, menang kalah belum bisa disepakati. Maka mereka membuat perjanjian itu. 

Nasib Bao Xiruo dan Li Ping sangatlah jauh berbeda seperti langit dan bumi. Li Ping diseret kesana kemari oleh Duan Tiande. Tapi kekacauan peperangan akhirnya memisahkan mereka. Li Ping melahirkan anaknya, Guo Jing, sendirian di tengah salju di belakang gundukan pasir. Li Ping dengan susah payah bertahan hidup demi Guo Jing. Perjalanannya panjang hingga akhirnya dia bertemu dengan penggembala Mongol. Sejak saat itu, Li Ping pun hidup bersama-sama dengan orang Mongol. 

Guo Jing pun tumbuh besar di tengah-tengah orang Mongol. Banyak peristiwa yang terjadi. Garis takdir pun akhirnya mempertemukan Guo Jing dengan Tujuh Orang Jiangnan. Sudah bertahun-tahun Tujuh Orang Jiangnan mencari Guo Jing, jadi mereka sangat gembira ketika akhirnya menemukan Guo Jing. Tapi mereka pun sangat kecewa ketika tahu kalau Guo Jing ternyata sangat bodoh dan lamban menerima pelajaran. Rasanya kekalahan dengan Qiu Chuji sudah di depan mata. 

Tapi, belum juga mengajari Guo Jing ilmu silat, Tujuh Orang Jiangnan harus bertarung hidup dan mati melawan pendekar silat kejam Mei Chaofeng dan Chen Xuanfeng. Ilmu silat kedua orang itu jahat dan kejam, Tujuh Orang Jiangnan harus bertarung mati-matian. Tapi Guo Jing datang, karena Tujuh Orang Jiangnan memang mengujinya agar datang menemui mereka kalau Guo Jing serius ingin belajar silat. Keadaan berakhir entah buruk atau baik. Mei Chaofeng berhasil dibutakan, Guo Jing tanpa sengaja berhasil membunuh Chen Xuanfeng dengan belati pusaka pemberian Qiu Chuji. Tapi Tujuh Orang Aneh Jiangnan juga harus kehilangan salah satu saudara mereka. Mei Chaofeng berhasil melarikan diri. Tujuh Orang Aneh Jiangnan harus memulihkan diri. Mereka pun mengangkat Guo Jing menjadi murid.

Guo Jing bukan murid yang pintar dan berbakat. Meskipun dia sangat rajin dan bekerja keras, kemajuannya tetap saja sangat lamban. guru-gurunya pun sering jadi frustasi dibuatnya. Tetapi, suatu hari seorang pedeta Dao menemui Guo Jing, dan diam-diam mengajarkan Guo Jing ilmu pernapasan. Tapi ini bukan ilmu pernapasan biasa, melainkan ilmu tenaga dalam yang hebat. Sejak saat itu, ilmu silat Guo Jing mulai berkembang pesat. Tapi, pelajaran diam-diam ini hampir saja menjadi salah paham. Padahal di luar sana ternyata Mei Chaofeng sudah kembali untuk menunaikan balas dendam. Meskipun sudah buta, Mei Chaofeng masih ganas, ilmu kejamnya justru makin sempurna. Tapi kebutaannya masih menyulitkannya karena dia berhasil ditipu pendeta Dao dan akhirnya pergi. Tapi tidak sebelum dia berhasil mencuri sedikit ilmu tenaga dalam dari pendeta Dao.

Sementara itu, suku-suku mongol mulai mengalami perselisihan. Mereka awalnya bersekutu dengan negara Jin. Tapi suku tempat Guo Jing ikut tinggal adalah suku Mongol yang kuat. Sang pemimpin berambisi untuk menyatukan semua suku Mongol dan menjadi satu pasukan yang kuat. Ide ini sangat tidak disukai oleh negara Jin, mereka merasa terancam. Wanyan Honglie yang cerdas namun licik pun menyusun rencana adu domba. Rencana yang berakhir gagal dan mereka pun mundur kembali ke selatan.

Guo Jing banyak berjasa atas kemenangan pasukan Mongol. Dia pun ditunangkan dengan anak kepala suku. Tapi Guo Jing harus kembali ke Selatan bersama Tujuh Orang Aneh Jiangnan. Guo Jing belum begitu paham dengan taruhan antara Tujuh Orang Aneh Jiangnan dan Qiu Chuji, tapi dia pergi ke Selatan selain untuk balas dendam atas kematian ayahnya, mencari pengalaman di dunia persilatan, dan juga mengemban tugas membawa kepala Wanyan Honglie untuk kepala suku Mongol.

Takdir sudah digariskan antara Guo Jing dan Yang Kang. Guo Jing dan Yang Kang hidup di dunia yang berbeda. Setelah Bao Xiruo ditipu oleh Wanyan Honglie, dia pun mau tidak mau ikut dengannya. Sekarang, Bao Xiruo malah menjadi permaisuri. Yang Kang lahir dengan mengambil nama Wanyan Kang, dan menjadi pangeran muda. Tapi Wanyan Kang sebetulnya adalah Yang Kang, putra Yang Tiexin. Hidup di bawah asuhan Pangeran negara Jin tentulah hidup mewah. Tapi Wanyan Honglie adalah seorang pria yang cerdas, tapi juga licik dan kejam. Yang Kang pun sayangnya mengambil sifat-sifat buruk ini.

Pertemuan kembali Guo Jing, Yang Kang, Bao Xiruo, dan Yang Tiexin menjadi pertemuan takdir yang sangat kejam. Penuh tipu muslihat, kekejaman, luka-luka, sakit hati, dan kesedihan. Banyak yang terjadi pada Guo Jing. Guo Jing juga bertemu dengan Huang Rong. Dan sekali lagi, Guo Jing bertemu kembali dengan Mei Chaofeng. 


REVIEW

Sebetulnya, kalau dibandingkan dengan Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar, kami kurang familier dengan kisahnya Guo Jing. Jadi, sewaktu membaca buku ini, belum ada gambaran sama sekali bagaimana jalan ceritanya. Pegangan kami ya justru dari cerita di Pendekar Rajawali dan Pasangan Pendekar. Tapi kan itu eranya sudah berbeda ya. Di seri Pendekar Rajawali dan Pasangan Pendekar Guo Jing sudah menjadi orangtua, dan Yang Kang sudah tewas. Nah, jalan ceritanya Guo Jing dan Yang Kang ada di buku ini.

Seperti biasanya karya Jin Yong, novel ini detail, penuh adegan pertarungan yang seru. Dari segi emosi, rasa emosionalnya dapet banget, emosi kesel apalagi, wakakak. Karena cerita bergerak karena banyak kesalah pahaman dan praduga. Kesalahpahaman yang berakibat pertarungan yang fatal. Ego para pendekarnya pun gede-gede banget. Jadi kadang suka gemes sih. Belum lagi garis takdir yang selalu nyaris-nyaris. Padahal salah satu Tujuh Orang Aneh Jiangnan sudah bertemu Bao Xiruo, bahkan berinteraksi dengan Wanyan Honglie; Padahal Tujuh Orang Aneh Jianganan sudah nyaris bertemu Li Ping. Pokoknya yang nyaris-nyaris begitu deh. Kan gemes banget jadinya.

Oh ya, kami belum lihat sih cerita di seri Pendekar Pemanah Rajawali ini arahnya kemana. Kalau di seri Pendekar Rajawali dan Pasangan Pendekar kan arahnya ke kisah roman ya, nah di novel ini kami belum melihat arahnya kemana. Tapi kalau mau didasari jilid pertama ini, tebakan kami sih kayaknya nanti ceritanya akan ke arah kekeluargaan. Semacam kisah keluarga gitu, karena antar tokohnya sebagian besar terkait hubungan saudara, ada yang sedarah ada yang mengangkat saudara.

Kalau mau gosipin tokoh-tokohnya, paling enak gosipin Bao Xiruo, "janda" Yang Tiexin. Bao Xiruo digambarkan sebagai wanita cantik yang sangat welas asih, nggak tegaan, apalagi kalau ada makhluk yang terluka. Bao Xiruo juga sangat naif. Itulah kenapa dia malah menolong Wanyan Honglie yang pada akhirnya menjadi sumber bencana bagi keluarga Yang dan keluarga Guo. Bao Xiruo juga berjiwa lemah, karena ngomongnya aja teriak-teriak mau meninggalkan dunia karena Yang Tiexin sudah tewas, tapi pada akhirnya malah jadi permaisuri Wanyan Honglie, kemudian membesarkan anaknya dengan mengambil marga Wanyan. Baru setelah Yang Tiexin muncul kembali, Bao Xiruo baru mengungkapkan nama asli Yang Kang. Bao Xiruo sangat bertolak belakang dengan Li Ping. Li Ping bukan wanita cantik, tidak juga terlalu cerdas. Tapi tekad Li Ping sekeras baja. Diseret kesana-kemari, melahirkan sendirian di tengah salju, hingga tinggal bersama orang-orang Mongol yang sama sekali asing baginya.

Sifat Guo Jing dan Yang Kang pun jadi berbeda 180 derajat. Guo Jing tidak pandai, bisa dibilang agak bodoh malah, kadang-kadang masalah ini bikin gemes sendiri. Tapi Guo Jing pemuda yang selalu bekerja keras, tekad bajanya sama seperti ibunya. Guo Jing juga punya sifat-sifat yang baik dan mulia yang membuat orang-orang cepat suka kepadanya. Di sisi lain, dibesarkan oleh Wanyan Honglie yang licik, Yang Kang pun tumbuh menjadi pemuda yang licik bukan main, dan kejam. Yang Kang bahkan berani menjebak pendeta Dao, Ma Yu, padahal Ma Yu berilmu sangat tinggi dan dihormati. Yang Kang pun dengan darah dingin menipu ibunya sendiri. Memanfaatkan sikap welas asih Bao Xiruo untuk kepentingannya sendiri.

Cerita Pendekar Pemanah Rajawali ini menarik banget sih. Cukup penasaran juga dengan apa yang bakal terjadi selanjutnya. Gimana nanti kisah Guo Jing dan Huang Rong, secara Guo Jing sendiri sebenarnya kan sudah tunangan di Mongol sana. Jadi...nantikan review kami berikutnya yaah.


QUOTE

Cambuknya tidak begitu berbeda, kepalanya pun tidak begitu berbeda, tetapi rasa sakitnya ada di kepala orang lain atau di kepala sendiri, perbedaannya besar.

~ Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


"Yang tenggelam orang yang pintar berenang, karena jatuh di tempat datar."

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


Di dunia tidak ada hal yang sulit, rasa takut hanya ada dalam diri manusia.

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


Guru keempatnya mengajari, "Jika kalah, kabur!" Akan tetapi, kata-kata ini sudah hilang ke langit. Di dalam hatinya selalu ada lima kata, "Jika kalah, berusaha makin keras!" Namun, ia tidak mengenal kekuatannya sendiri.

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


"Pergilah, anak muda semua seperti ini, jika tidak menimba pengalaman, tidak menambah pengetahuan. ..."

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


Baca Juga:

Seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar by Jin Yong

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.