Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini

Rabu, 22 September 2021

Hercule Poirot And The Greenshore Folly by Agatha Christie - Novelet yang Hilang Selama 60 Tahun

Novelet/novella Hercule Poirot and The Greenshore Folly ini sangat menarik. Mulai dari latar belakang kisah ini, latar ceritanya, sampai ke sejarah berikutnya dari nasib karya ini. Oh iya, ini buku ini adalah sebuah novelet/novella ya, dia lebih pendek dari novel tapi lebih panjang dari cerpen. Karena bentuknya novelet, kita bisa membaca buku ini dengan cepat sekali. Kami hanya butuh satu hari untuk menyelesaikannya. Ceritanya menurut kami memang lebih agak sederhana dibandingkan beberapa cerita pendek Agatha Christie yang lain, tapi cukup menarik dan bisa berkembang lebih jauh. Yang mana...memang pada akhirnya, novelet ini berkembang menjadi sebuah novel dengan judul, Dead Man's Folly.


SINOPSIS

Tapi sebelum sampai ke sana, kami akan cerita dulu sedikit soal sinopsis buku ini.

Jadi, kali ini Hercule Poirot mendapatkan panggilan mendadak dan cukup misterius. Mrs. Ariadne Oliver, sang pengarang novel misteri meneleponnya dan meminta Poirot untuk segera berangkat ke Devonshire. Ke sebuah tempat bernama Greenshore House, Lapton. Dia tidak bisa menjelaskan situasinya lebih lanjut karena khawatir ada yang menguping. Tapi akomodasi dan penjemputan sudah diatur rapi. Meskipun alasan Mrs. Oliver tidak jelas, rasa penasaran Poirot membuatnya untuk segera berangkat ke Lapton.

Ternyata masalahnya cukup unik. Mrs. Oliver telah diminta untuk membuat semacam permainan harta karun. Tapi, alih-alih mencari harta, ini adalah permainan kasus pembunuhan. Mirip-mirip board game Cluedo kalau mau gambarannya. Permainan yang lengkap dengan korban, senjata, berbagai pelaku, dan tentu saja petunjuk-petunjuk. Permainan ini adalah salah satu permainan yang akan ikut meramaikan acara Festival di Greenshore House. 

Tapi, Mrs. Oliver merasa ada sesuatu yang salah. Dia tak bisa menunjukkan apa yang salah tapi dia merasakan suatu firasat yang tidak menyenangkan. Mrs. Oliver merasa dirinya sedang dimanfaatkan, dimanipulasi oleh seseorang, sehingga dia membuat permainannya menjadi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan orang itu. Tapi dia tidak bisa menunjuk siapa orang yang memanipulasi dirinya. Maka dia memutuskan untuk mengundang Poirot ke Greenshore House, walaupun dia tak punya kasus ataupun bukti, hanya firasat. Kepada yang lain-lain, Mrs. Oliver mengatakan bahwa Poirot datang untuk membantu menyerahkan hadiah-hadiah. Tidak ada yang keberatan dengan usul itu.

Awalnya festival berlangsung baik-baik saja. Ramai dan lumayan meriah. Tapi permainan rancangan Mrs. Oliver ternyata terbukti cukup rumit juga, hanya satu orang yang berhasil memecahkan petunjuk kedua. Jadi, Mrs. Oliver dan Poirot berniat mengunjungi sang remaja yang bertugas sebagai "korban". Sekedar untuk mengecek dan menghiburnya kalau-kalau dia bosan. Tapi akting Marlene yang bertugas sebagai korban terlalu meyakinkan. Bahkan ketika Poirot dan Mrs. Oliver masuk, dia tak merespon. Marlene telah menjadi korban sungguhan! Firasat Mrs. Oliver menjadi kenyataan. Belum lagi Mrs. Hattie Stubbs, sang nyonya rumah yang cantik, ikutan menghilang dari Greenshore House tanpa diketahui jejaknya. Apa yang sebetulnya telah terjadi?


REVIEW

Novelet ini lahir karena Agatha Christie ingin menyumbangkan royalti dari kisah ini ke Gereja setempat. Tapi karena ukurannya yang serba tanggung cerita ini agak sulit dipasarkan. Terlalu pendek untuk menjadi novel, tapi terlalu panjang untuk dimuat di sebuah majalah. Yang mana, penjualan melalui majalah adalah suatu hal yang saat menguntungkan di kala itu. Jadi, kemudian kisah ini ditarik dari peredaran, dan Christie membuat cerita pendek lain sebagai penggantinya, yang demi alasan hukum, akan menggunakan judul yang sama. Novelet originalnya punya banyak materi bagus yang bisa dikembangkan menjadi sebuah novel penuh. Maka kemudian dikembangkanlah dan terbit kembali sebagai Dead Man's Folly. Tapi cerita original yang sekarang bisa kita nikmati ini sebenarnya sempat menghilang selama puluhan tahun.

Hal lain lagi yang sangat menarik dari kisah ini adalah, latar belakang cerita yang dipakai. Greenshore House menggunakan rumah liburan pribadi Agatha Christie sendiri, Greenway House, Devon, sebagai modelnya. Sebuah rumah besar putih bergaya Georgia yang menghadap ke sungai Dart. Denah-denahnya pun mirip. Meskipun tetap ada elemen fiktifnya yah. Greenway House ini bisa dikunjungi lho. Cita-cita banget, kalau ada kesempatan pengen berkunjung ke sana. Buat yang penasaran, bisa mengunjungi web National Trust yang akan kami sematkan di bawah.

Kembali ke review novel ini. Hercule Poirot and The Greenshore Folly menurut kami ceritanya cukup sederhana, kasus yang berawal dari sebuah permainan kasus pembunuhan. Sayangnya, sifat ceritanya yang sebuah novelet menjadikan buku ini seperti punya lubang cerita. Kayak, harusnya bisa ada kejadian-kejadian tambahan yang bisa membuat novel ini menjadi lebih seru. Tapi karena novelet, penyelesaiannya jadi terasa dipercepat. Kami menjadi tidak sabar untuk membaca pengembangan dari cerita ini di buku Dead Man's Folly. Ending kasusnya menarik, agak menyedihkan sebetulnya, tapi begitulah kelemahan manusia.

Buku ini punya rating Goodreads yang cukup bagus, 3.85/5.00. Kami lumayan sepakat, bagus, tapi memang bisa lebih berkembang lagi ceritanya. 

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/novel-hercule-poirot-and-the-greenshore-folly-agatha-christie


QUOTE

"Sudah kuduga Anda akan datang," kata Mrs. Oliver ceria.

"Anda kan tidak mungkin tahu pasti," sahut Poirot ketus.

"Oh, ya, aku tahu."

"Aku sendiri masih bertanya-tanya mengapa aku kemari."

"Yah, aku tahu jawabannya. Rasa ingin tahu."

~ Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Orang bisa merasa bodoh," kata Mrs. Oliver, muram, "bila tidak bisa memastikan."

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Berpikir itu tidak sulit," sahut Mrs. Oliver. "Masalahnya adalah kalau kita terlalu banyak berpikir, dan setelahnya segala hal menjadi terlalu rumit, jadi kita pun harus menanggalkan beberapa di antaranya dan itulah yang lebih menyiksa. Nah, kita akan lewat sini sekarang."

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Jika fondasinya busuk--segala hal lainnya busuk pula."

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


Pernikahan yang baik butuh lebih dari sekedar romansa.

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


'Sleep after toyle, part after stormie seas, ease after war, death after life, doth greatly please...'--Tidur setelah bekerja keras, pelabuhan setelah laut berbadai, kedamaian setelah perang, kematian setelah kehidupan, memang sungguh menyenangkan...

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


Madame, dalam segala sesuatunya pasti ada sebuah pola.

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Pernahkah Anda merenungkan, Madame, betapa besarnya peran desas-desus dalam hidup ini. 'Mr. A bilang,' 'Mrs. B bercerita.' 'Miss C, menjelaskan sebab--' dan begitu terus selanjutnya. Dan jika fakta yang diketahui itu tampak cocok dengan apa yang telah diberitahukan pada kita, maka kita tidak pernah mempertanyakannya. Ada begitu banyak hal yang tidak kita pedulikan, jadi kita tidak mau repot-repot menyingkap fakta yang aktual"

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


Web National Trust Greenway House: https://www.nationaltrust.org.uk/greenway


Baca Juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.