Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Author: Stephen King. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Author: Stephen King. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Juli 2021

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King - Tiga Unsur yang Berbeda, Candu, Terang dan Gelap, Dan yang Murni Jahat

Ini adalah buku kedua dari seri Dark Tower karya Stephen King. Novel yang kompleks, yang semua tokohnya ambigu atau bahkan murni jahat. Novel yang punya kisah pelik. Novel yang menegangkan. Dan ya...lebih superior dari buku pertamanya, The Gunslinger. Novel ini sangat enak untuk diulik dalam-dalam, dikorek-korek sifat, sikap dan kehidupan para tokoh-tokohnya. Jadi, untuk ringkasan cerita novel kali ini spoilernya lumayan berat yaah. Mari kita simak.


RINGKASAN CERITA

Cerita dimulai dengan terbangunnya Sang Gunslinger, Roland di pinggir pantai. Kami agak tidak mengerti, karena setau kami di buku pertamanya Roland bangun dan mendapati si Pria Berbaju Hitam yang sudah tinggal tulang belulang. Tapi kayaknya sih lokasinya bukan di tepi pantai. But...anyway...Roland bangun di tepi pantai, setengah basah. Saat menyadari situasinya, sebagai seorang penembak yang sangat sayang pada pistol dan peluru-pelurunya, tentu saja Roland langsung panik. Tapi sebetulnya ada hal lain yang harus dia khawatirkan...monster lobster. Yup, monster lobster besar yang punya sikap dan kosakata aneh, yang akan dengan sangat senang melahap daging manusia. Karena kondisinya masih lemah dan tidak siap, ditambah senjatanya tak berfungsi baik, Roland harus merelakan jarinya hilang dan tubuh luka-luka akibat si monster. Walaupun berhasil mengalahkan si lobster, kondisi Roland sangat tidak baik. Dia sekarang lemah dan sekarat. Dengan pistol dan peluru-peluru basah yang tidak bisa diandalkan.

Roland harus pergi. Melanjutkan perjalanan menuju Menara Gelap yang menjadi tujuan hidupnya. Dia sekarat, dan butuh obat, dia butuh makanan. Tapi tidak ada obat di tempatnya sekarang. Hanya pantai yang membentang jauh. Sangat jauh. Dia pun harus berjalan berjam-jam. Hingga akhirnya dia menemukan pintu itu. Sebuah pintu yang berdiri sendiri tanpa penyangga. Buku ini memang tidak menyebutkannya secara spesifik, tapi menurut kami pintu-pintu ini adalah portal. Portal yang tidak hanya sekedar menuju ke dimensi atau dunia lain, tapi portal ke jiwa dan tubuh manusia lain.

Pintu pertama punya nama, SANG TAWANAN. Tempat memasuki jiwa orang yang bernama Eddie Dean. Ketika pintu dibuka Roland belum mengerti dan dia langsung terkejut dengan apa yang dia lihat. Karena Eddie rupanya sedang naik pesawat dan dia sedang melihat keluar jendela. Pintu itu adalah mata, menampilkan apa yang sedang dilihat sang pemilik jiwa dibalik pintu. Ketika Sang Gunslinger masuk melalui pintu, dia seperti penyusup yang masuk ke jiwa seseorang. Hmm...mungkin kita bisa menyebutnya seperti kerasukan? Sang Gunslinger bisa mengetahui apa pun yang ada di pikiran, hati, dan kehidupan Eddie, tak ada rahasia. Tapi Eddie tidak harus tahu bahwa ada Roland yang sedang menyusup. Eddie hanya akan tahu kalau Roland memang memutuskan untuk mengungkap keberadaannya dan menghubungi Eddie. Roland juga bisa mengambil alih tubuh Eddie kalau dia mau. Sepenuhnya dan seutuhnya menjadi Eddie dengan jiwa Roland. Dan dari sinilah Roland tahu kalau dia bisa membawa barang-barang dari dunia Eddie ke dunianya sendiri, tapi tidak sebaliknya. Roland tahu, suatu saat dia akan harus menarik Eddie ke dunianya, seutuhnya, dan pergi ke menara kegelapan bersamanya. 

Tapi Eddie bukanlah orang baik-baik. Dia pecandu berat, dan saat ini dia sedang berusaha menyelundupkan obat-obatan, diikat erat-erat ke tubuhnya. Eddie sebetulnya mungkin saja terlihat normal. Mungkin saja bisa lolos tanpa ketahuan. Tapi "percobaan-percobaan" Roland terhadap tubuh Eddie malah menjadikan Eddie menarik perhatian salah satu pramugari. Roland pun bertindak untuk membantu Eddie meloloskan diri.

Peristiwa demi peristiwa terjadi. Dari pemeriksaan panjang bea cukai hingga ke tembak-menembak di sarang bandar. Pada akhirnya Eddie tidak punya pilihan lain selain ikut dengan Roland. Tapi dia tidak lupa untuk membawa serta obat untuk Roland.

Setelah Eddie ikut Roland tentu saja keadaan tidak serta merta membaik. Roland sekarat. Mereka tak punya makanan. Kondisi Eddie juga sebenarnya tidak baik, tapi dia tidak sekarat. Jadi dia merawat Roland untuk sementara sampai mereka bisa melanjutkan perjalanan. Monster lobster pun jadi santapan darurat. Saat mereka sudah melakukan perjalanan pun, perjalanannya jauh, lama, dan berat. Tapi mereka pada akhirnya sampai di pintu kedua. Pintu dengan label NONA BAYANGAN.

Pada dasarnya Eddie adalah seorang pecandu. Meskipun tekadnya cukup kuat, Eddie tetap ketagihan. Eddie pun kambuh menggila dan mengancam Roland. Pintu dibuka dan apa yang mereka liat adalah pemandangan dari orang yang sepertinya sangat menyebalkan dan sedang berusaha mengutil di sebuah toko. Roland bertindak cepat sebelum perempuan itu ditangkap. Melesat memasuki pintu tanpa memedulikan tubuhnya di tangan Eddie yang mengancam akan membunuh tubuh Roland.

Tapi sesungguhnya, yang dimasuki Roland bukanlah orang biasa. Roland masuk ke tubuh Detta Walker yang kejam, licik, kasar, dan pemarah. Membawa Detta ke dunia Roland dengan paksa. Tapi yang keluar dari pintu adalah Odetta Holmes, seorang perempuan terhormat, sopan, cerdas dan terpelajar. Mereka adalah dua jiwa di dalam satu tubuh, tanpa menyadari kehadiran satu sama lain. Roland sudah merasakan keanehan. Tapi Eddie belum tahu. 

Odetta menemani mereka hingga beberapa waktu. Membuat Eddie jatuh cinta. Tapi kemudian Detta muncul. Kejam, memaki-maki tanpa batas, dan dengan sengaja membuat perjalanan mereka menjadi lebih berat. Roland yang sudah membaik kini sekarat lagi. Obat yang dibawa dulu ternyata tidak cukup. Perjalanan mereka jauh, dan berat. Tapi untungnya, akhirnya Odetta kembali. Sayangnya Roland terlalu sekarat untuk meneruskan perjalanan. Eddie harus membawa Odetta pergi hingga menemui pintu berikutnya, lalu kembali dan menjemput Roland. Eddie tentu saja melanggar wejangan Roland. Ketika akhirnya Eddie dan Roland sampai di pintu ketiga dimana Odetta ditinggal, Odetta menghilang tanpa jejak, bersama pistol yang mungkin saja terisi peluru aktif. Tampaknya, Detta sudah kembali.

Roland meminta Eddie untuk ikut dengannya. Detta kejam dan tidak bisa ditebak. Detta bisa membunuh mereka berdua kapan saja. Tapi rasa cinta Eddie kepada Odetta membuatnya tetap bertahan dan bertekad menemukan Odetta atau Detta kembali. Roland pun pergi ke balik pintu sendirian. Pintu itu punya nama SANG PENDORONG, dan betapa terkejutnya Roland dengan jiwa di balik pintu. Saking terkejutnya dengan kenyataan dan pengetahuan jiwa orang ini, Roland sampai pingsan. 

SANG PENDORONG adalah seorang laki-laki bernama Jack Mort. Seorang pria yang tampak normal, necis, dan dengan karir yang bagus di luar. Tapi jiwanya sangat busuk. Jack Mort bisa dibilang psikopat. Kesenangan sampingannya adalah mencelakakan orang lain. Dialah yang mendorong Jake ke depan mobil hingga Jake mati dan bertemu dengan Roland di perjalanan sebelumnya. Jack lah yang menyebabkan kepribadian Odetta terbelah, dan dia juga yang menyebabkan Odetta cacat. Mengetahui kenyataan ini, roland jauh lebih kasar dengan Jack. Roland merebut paksa tubuh Jack, membungkam jiwanya, dan dengan sesuka hati menjelajahi dunia Jack, mengumpulkan amunisi, obat-obatan, berbuat kekacauan dan pada akhirnya meninggalkan tubuh Jack tanpa membawanya ikut serta ke dunia Roland. Semua dilakukan di saat yang tepat hingga Odetta dan Detta akhirnya dapat melihat satu sama lain.

Semua sudah terkumpul. Untuk sementara mereka dalam masa pemulihan. Hingga mereka harus melanjutkan perjalanan menuju Menara Gelap.


REVIEW

Novel ini ceritanya sangat kompleks. Tokoh-tokohnya punya kepribadian yang sangat kompleks dan tidak ada mulia-mulianya. Tapi kalau dipikir-pikir lagi sih semua tokoh di buku ini memang tidak ada yang punya akhlak mulia. Mungkin kecuali Odetta, tapi Odetta hanyalah satu kepribadian. Mari kita bahas tokoh-tokoh selain Roland dengan sedikit lebih dalam.

Eddie Dean

Eddie seorang pecandu. Tidak hanya sekedar pecandu, dia juga penyelundup. Hidupnya bisa dibilang berantakan, broken home. Seperti label di pintu miliknya, Eddie adalah seorang tawanan. Tawanan dari kehidupan broken home, tawanan dari kakaknya yang mengikat jiwa Eddie dengan rasa kasihan, sayang, dan rasa bersalah. Jiwanya tertawan dalam kehidupan kejam seorang pecandu. Tapi Eddie juga sebenarnya cerdas, pemberani, dan punya rasa integritas yang tinggi. Belum lagi dia ternyata seorang Gunslinger yang sangat berbakat. Dia marah pada Roland, tapi dia merawat Roland saat Roland sekarat. Dia bisa menebak sifat perjalanan Roland. Eddie tahu kalau dia bisa kapan saja dikorbankan oleh Roland kalau itu memang akan membawa Roland lebih dekat ke Menara Gelap. Tapi pada akhirnya dia tetap merawat Roland dan tetap melanjutkan perjalanan. Eddie lah yang paling bekerja keras secara fisik dalam perjalanan ini. Sosok Eddie ini sedikit banyak mengingatkan kami kepada tokoh Scarlett O'Hara di Gone With the Wind. Seburuk-buruknya sifat, meskipun benci, mereka tidak pernah sampai hati mencelakakan orang yang mereka benci, mereka justru merawat ketika mereka sekarat. Tentu saja Eddie jauh dari sempurna. Dia susah menuruti perintah dan arahan Roland. Eddie seperti anak kecil yang harus kena batunya sendiri baru kapok. Kelakuan yang pada akhirnya akan menyusahkan dia sendiri.

Odetta Holmes/Detta Walker

Detta Walker terlahir sejak Odetta Holmes mengalami kecelakaan tertimpa batu bata yang dijatuhkan dari sebuah gedung. Odetta wanita terhormat dan kaya raya yang cerdas. Sedangkan Detta bisa dibilang kebalikannya, kasar, licik, dan kejam. Odetta dan Detta tidak menyadari kehadiran satu sama lainnya. Mereka membuat ingatan palsu untuk mengisi ingatan-ingatan yang hilang ketika salah satunya muncul ke permukaan dan yang lainnya tertidur. Odetta/Detta cacat karena didorong Jack ke rel bawah tanah dan menyebabkan kaki Odetta/Detta terpotong. Eddie jatuh cinta dengan sosok Odetta, dan Odetta pun mencintai Eddie. Tapi Detta tentu saja tidak begitu. Detta melakukan segala cara yang dia bisa untuk menyabotase perjalanan mereka. Membuat keributan, sengaja menjatuhkan diri, mengerem mendadak, dan berbagai cara lainnya. Roland tahu dia butuh kemampuan Detta sebagai gunslinger yang mumpuni, tapi dia butuh sifat-sifat mulianya Odetta. Roland pun pada akhirnya menemukan cara untuk menggabungkan kedua sosok ini menjadi satu.

Jack Mort

Seorang psikopat. Kesenangan hidupnya adalah mencelakakan orang lain. Dengan kecelakaan-kecelakaan fatal. Rencana-rencananya selalu disusun dengan rapi. Dia tidak pernah tertangkap. Serigala berbulu domba yang sebenarnya. Hingga Roland masuk ke dalam jiwa Jack Mort dan membaca semuanya. Bahkan Roland pun tak sanggup menghadapi informasi itu dan menyebabkan dia pingsan. Jack Mort bisa dibilang penghubung nasib antara Roland dengan Jake. Roland berhasil menggagalkan terbunuhnya Jake. Tapi apa akibatnya ini untuk perjalanan Roland masih belum diketahui. Jack lah yang menjatuhkan batu ke kepala Odetta, dan yang kemudian mendorong Odetta ke rel. Nasib mereka berkaitan dengan kejam. Roland pun memanfaatkan tubuh Jack dengan lebih kasar dan lebih seenaknya, dan meninggalkannya begitu saja di detik terakhir.


Novel ini bisa dibilang lumayan berat juga. Seru, sangat-sangat menegangkan, dengan tokoh-tokoh yang kompleks dan jalan cerita yang sangat menarik. Ngomong-ngomong, jangan tertipu dengan sampul buku versi film ini ya, karena filmnya jauh banget dari bukunya. Filmnya hanya sekedar terinspirasi dari seri ini saja. Rating Goodreads novel ini 4.21/5.00 dan memang bagus banget. Buat kami rating novel ini 4.50/5.00. Recommended.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/novel-the-dark-tower-2-the-drawing-of-the-three-stephen-king


QUOTE

Hidup kita ibarat gedung (note: rumah kartu) yang kubangun ini. Kadang roboh karena alasan tertentu, kadang roboh tanpa alasan sama sekali.

~ The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


"Manusia boleh membangun segala macam, paisan. Tuhan yang berhak meruntuhkannya. Kau setuju?"

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Aku memandang benda yang dibangunnya, dan bagiku benda itu menjelaskan bintang-bintang.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Tetapi, andai Tio Verone sekarang masih hidup, pikir Balazar, dia tentu akan menertawakanmu dan berkata, dengar Rico, kepintaranmu itu kadang merugikan dirimu, kau sudah tahu aturannya, kau diam saat sikap hormat mengharuskanmu diam, tetapi di matamu selalu ada sorot pongah. Sejak dulu kau terlalu menyadari bahwa kau pintar, jadi akhirnya kau jatuh ke jurang kepongahanmu sendiri, seperti yang sudah kuduga.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Col berusia 24 tahun, dan selama 21 tahun terakhir tidak ada orang yang benar-benar meyakini bahwa dia dapat dipercaya. Kadang-kadang dia bermanfaat. Hampir selalu patuh...kalau diawasi dekat-dekat. Terpercaya? Tidak. Col pun lama-kelamaan meyakini hal itu.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Dia hanya punya satu kesempatan. Rasa sakit itu tidak penting.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Ada orang yang perlu merasa dibutuhkan oleh orang lain. Kau tidak mengerti karena kau bukan jenis orang seperti itu.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Kesalahan selalu terletak di tempat yang sama, bayi-bayi yang baik: pada orang lemah yang menyalahkan orang lain.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


"Sebelumnya juga percaya," kata Eddie. " Sudah kubilang, kan?"

"Sebelumnya kau percaya bahwa kau percaya. Kau percaya di permukaan pikiran. Apakah kau percaya sampai merasuk sekarang? Merasuk sampai ke sumsum?"

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Sang gunslinger berhati romantis, dengan caranya sendiri yang keras... namun dia juga cukup realistis untuk mengetahui bahwa kadang-kadang cinta memang mampu menaklukkan segalanya.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Lebih baik mencoba minum laut dengan sendok daripada berdebat dengan seorang kekasih.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Aku tidak suka, tapi aku tak punya waktu berdebat dengan orang tolol.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Dia pernah satu; dia pernah dua; sekarang sang gunslinger menarik yang ketiga dari dirinya.

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Tapi adakah hal selain harapan?

The Dark Tower 2: The Drawing of the Three by Stephen King


Baca Juga:

Sabtu, 11 Juli 2020

The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King - Koboi di Dunia Paralel

The Gunslinger ini adalah novel Stephen King pertama yang kami baca. Novel ini punya rating Goodreads 3.95/5.00 ★. Stephen King ini legend banget sama cerita-cerita horornya, beberapa novelnya juga sudah diangkat ke layar lebar juga, termasuk seri Dark Tower ini. Yang paling terkenal banget akhir-akhir ini adalah IT dan Pet Sematary. Semoga sih bisa segera kami review juga yah novelnya.

The Gunslinger ini adalah buku pertama dari seri The Dark Tower. Terbit pertama kali di tahun 1982, tapi kemudian di revisi pada tahun 2003. Versi revisi inilah yang dicetak sampai sekarang ini.

The Gunslinger ini menceritakan tentang Sang Gunslinger terakhir, Roland Deschain, dan perjalanannya memburu Sang Lelaki Berbaju Hitam. Roland ini bisa dibilang, kalau mau gampangnya ya, tampilannya semacam koboi wild west gitu. Sedangkan Sang Lelaki Berbaju Hitam bisa dibilang punya banyak nama, kami masih ngga paham sih, dia ini apa sejatinya. Ada yang bilang Lelaki Berbaju Hitam itu sosok iblis di seri Dark Tower ini, mungkin juga penyihir. Yang jelas Lelaki Berbaju Hitam bisa menyamar sebagai siapa saja, punya kemampuan necromancy (membangkitkan yang sudah mati), meramal, dan mampu memanipulasi makhluk hidup, membawa mereka kepada konflik dan kehancuran. Ya, dan bisa menyihir juga, karena dia bisa menghadirkan kelinci dan rokok segar secara tiba-tiba.

Perjalanan Roland dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam di buku ini dimulai dengan perjalanan panas di padang gurun. Kita akan dibawa melintasi gurun yang lama dan panas, sambil sesekali menengok ke belakang. Apa saja yang sudah terjadi dalam perjalanan. Kami kasih tahu ya, Roland tuh ngga terburu-buru kok dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam ini. Perjalanannya mungkin akan terasa lamban dan berat, tapi dia terus berjalan maju.

Banyak kisah dalam perjalanan Roland. Ada kisah di Tull, sebuah kota mirip kota koboi wild west yang menurut kami sudah setengah jalan menuju kehancuran, dan memang pada akhirnya hancur di tangan Roland. Kisah Roland dengan seorang pemukim di tengah gurun, yang bagusnya, damai-damai saja. Ada kisah Roland dengan Jake, seorang anak lelaki yang pada akhirnya Roland sayangi. Sayang, kisah Roland dan Jake ini sad ending. Tak lupa kisah masa lalu Roland, saat Roland masih kecil, sebelum dia menjadi Gunslinger, dan bagaimana dia bisa menjadi Sang Gunslinger.

Roland ini salah satu tokoh yang karakternya mirip sama Charlie Parker di The Killing Kind. Mau keadaan segenting apa pun, ketenangannya tidak gampang tergoyahkan. Tapi tokoh Roland ini buat kami ada minusnya, dia rela mengorbankan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan tujuannya. Dalam hal ini mengorbankan David, burung elang peliharaannya, agar dia bisa memenangkan pertempuran dan menjadi Gunslinger, dan mengorbankan Jake, untuk mengejar si Lelaki Berbaju Hitam. Sepertinya untuk Roland, mencapai tujuan adalah nomor satu, berapa pun harga yang harus dia bayar.

Latar di The Gunslinger ini menarik. Terasa familiar, tapi juga tidak familiar. Terasa kayak dunia biasa yang kita tahu, tapi bukan. Terasa seperti dunia baru dalam novel fantasi, tapi bukan dunia baru juga. Dunia dalam novel The Gunslinger ini bisa dibilang seperti berada dalam dunia paralel (parallel universe). Dunianya mirip sama dunia kita, lengkap dengan referensi lagu Hey Jude. Dunia di dalam novel ini seperti dunia yang sudah mau hancur, semacam doomsday world gitu deh. Dengan kelangkaan kertas, daging ternak mutan, dan makhluk-makhluk mutan. Kami menebak ini semacam dunia paralel karena Jake sesungguhnya berasal dari dunia normal yang kita tahu. Masalahnya, Jake itu di dunia normalnya dibunuh oleh si Lelaki Berbaju Hitam, dan dibawa serta hidup kembali di dunia Roland. Tadinya sih kami pikir mungkinkah dunia Roland ini dunia akhirat? Tapi kayaknya sih bukan ya, lebih ke dunia paralel itu, dengan kehidupan yang mirip tapi berbeda.

Percakapan Roland dengan si Lelaki Berbaju Hitam juga menarik. Pembicaraan tentang alam semesta, si Lelaki Berbaju Hitam itu sendiri, dan tentu saja, tentang Menara Gelap. Tujuan perjalanan Roland berikutnya. Setelah berbicara dengan si Lelaki Berbaju Hitam, Roland terbangun dan mendapati dirinya lebih tua sepuluh tahun. Yup...sepuluh tahun. Roland sudah semakin menua, dan si Lelaki Berbaju Hitam sudah menjadi abu.

Menurut kami The Gunslinger ini adalah novel yang diliputi dengan misteri. Betul-betul novel pembuka untuk seri The Dark Tower ini. Alurnya memang terasa lamban dan mungkin sedikit berat. Tapi, ceritanya cukup mengalir kok. Ada yang bilang kalau The Gunslinger ini adalah buku terlemah dari seri The Dark Tower. Tapi yah, memang Stephen King sendiri mengakui sih gaya bahasa The Gunslinger ini sulit dibaca dan cerita The Dark Tower ini akan mulai menancapkan kukunya nanti, di buku keduanya. Kalau menurut kami sendiri, The Gunslinger ini memang bukan novel yang bikin kami langsung "gila keren banget" atau yang semacamnya yah, tapi buku ini punya pesonanya tersendiri. Menarik dan bikin penasaran.

Quote

Bukan karena ingin; justru karena tidak ingin.
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King

"Aku pergi ke tempat yang harus kutuju, melakukan apa yang harus kulakukan."
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King

Waktu adalah pencuri kenangan
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.