Cari Review Buku

Sabtu, 11 Juli 2020

The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King - Koboi di Dunia Paralel

The Gunslinger ini adalah novel Stephen King pertama yang kami baca. Novel ini punya rating Goodreads 3.95/5.00 ★. Stephen King ini legend banget sama cerita-cerita horornya, beberapa novelnya juga sudah diangkat ke layar lebar juga, termasuk seri Dark Tower ini. Yang paling terkenal banget akhir-akhir ini adalah IT dan Pet Sematary. Semoga sih bisa segera kami review juga yah novelnya.

The Gunslinger ini adalah buku pertama dari seri The Dark Tower. Terbit pertama kali di tahun 1982, tapi kemudian di revisi pada tahun 2003. Versi revisi inilah yang dicetak sampai sekarang ini.

The Gunslinger ini menceritakan tentang Sang Gunslinger terakhir, Roland Deschain, dan perjalanannya memburu Sang Lelaki Berbaju Hitam. Roland ini bisa dibilang, kalau mau gampangnya ya, tampilannya semacam koboi wild west gitu. Sedangkan Sang Lelaki Berbaju Hitam bisa dibilang punya banyak nama, kami masih ngga paham sih, dia ini apa sejatinya. Ada yang bilang Lelaki Berbaju Hitam itu sosok iblis di seri Dark Tower ini, mungkin juga penyihir. Yang jelas Lelaki Berbaju Hitam bisa menyamar sebagai siapa saja, punya kemampuan necromancy (membangkitkan yang sudah mati), meramal, dan mampu memanipulasi makhluk hidup, membawa mereka kepada konflik dan kehancuran. Ya, dan bisa menyihir juga, karena dia bisa menghadirkan kelinci dan rokok segar secara tiba-tiba.

Perjalanan Roland dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam di buku ini dimulai dengan perjalanan panas di padang gurun. Kita akan dibawa melintasi gurun yang lama dan panas, sambil sesekali menengok ke belakang. Apa saja yang sudah terjadi dalam perjalanan. Kami kasih tahu ya, Roland tuh ngga terburu-buru kok dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam ini. Perjalanannya mungkin akan terasa lamban dan berat, tapi dia terus berjalan maju.

Banyak kisah dalam perjalanan Roland. Ada kisah di Tull, sebuah kota mirip kota koboi wild west yang menurut kami sudah setengah jalan menuju kehancuran, dan memang pada akhirnya hancur di tangan Roland. Kisah Roland dengan seorang pemukim di tengah gurun, yang bagusnya, damai-damai saja. Ada kisah Roland dengan Jake, seorang anak lelaki yang pada akhirnya Roland sayangi. Sayang, kisah Roland dan Jake ini sad ending. Tak lupa kisah masa lalu Roland, saat Roland masih kecil, sebelum dia menjadi Gunslinger, dan bagaimana dia bisa menjadi Sang Gunslinger.

Roland ini salah satu tokoh yang karakternya mirip sama Charlie Parker di The Killing Kind. Mau keadaan segenting apa pun, ketenangannya tidak gampang tergoyahkan. Tapi tokoh Roland ini buat kami ada minusnya, dia rela mengorbankan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan tujuannya. Dalam hal ini mengorbankan David, burung elang peliharaannya, agar dia bisa memenangkan pertempuran dan menjadi Gunslinger, dan mengorbankan Jake, untuk mengejar si Lelaki Berbaju Hitam. Sepertinya untuk Roland, mencapai tujuan adalah nomor satu, berapa pun harga yang harus dia bayar.

Latar di The Gunslinger ini menarik. Terasa familiar, tapi juga tidak familiar. Terasa kayak dunia biasa yang kita tahu, tapi bukan. Terasa seperti dunia baru dalam novel fantasi, tapi bukan dunia baru juga. Dunia dalam novel The Gunslinger ini bisa dibilang seperti berada dalam dunia paralel (parallel universe). Dunianya mirip sama dunia kita, lengkap dengan referensi lagu Hey Jude. Dunia di dalam novel ini seperti dunia yang sudah mau hancur, semacam doomsday world gitu deh. Dengan kelangkaan kertas, daging ternak mutan, dan makhluk-makhluk mutan. Kami menebak ini semacam dunia paralel karena Jake sesungguhnya berasal dari dunia normal yang kita tahu. Masalahnya, Jake itu di dunia normalnya dibunuh oleh si Lelaki Berbaju Hitam, dan dibawa serta hidup kembali di dunia Roland. Tadinya sih kami pikir mungkinkah dunia Roland ini dunia akhirat? Tapi kayaknya sih bukan ya, lebih ke dunia paralel itu, dengan kehidupan yang mirip tapi berbeda.

Percakapan Roland dengan si Lelaki Berbaju Hitam juga menarik. Pembicaraan tentang alam semesta, si Lelaki Berbaju Hitam itu sendiri, dan tentu saja, tentang Menara Gelap. Tujuan perjalanan Roland berikutnya. Setelah berbicara dengan si Lelaki Berbaju Hitam, Roland terbangun dan mendapati dirinya lebih tua sepuluh tahun. Yup...sepuluh tahun. Roland sudah semakin menua, dan si Lelaki Berbaju Hitam sudah menjadi abu.

Menurut kami The Gunslinger ini adalah novel yang diliputi dengan misteri. Betul-betul novel pembuka untuk seri The Dark Tower ini. Alurnya memang terasa lamban dan mungkin sedikit berat. Tapi, ceritanya cukup mengalir kok. Ada yang bilang kalau The Gunslinger ini adalah buku terlemah dari seri The Dark Tower. Tapi yah, memang Stephen King sendiri mengakui sih gaya bahasa The Gunslinger ini sulit dibaca dan cerita The Dark Tower ini akan mulai menancapkan kukunya nanti, di buku keduanya. Kalau menurut kami sendiri, The Gunslinger ini memang bukan novel yang bikin kami langsung "gila keren banget" atau yang semacamnya yah, tapi buku ini punya pesonanya tersendiri. Menarik dan bikin penasaran.

Quote

Bukan karena ingin; justru karena tidak ingin.
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King

"Aku pergi ke tempat yang harus kutuju, melakukan apa yang harus kulakukan."
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King

Waktu adalah pencuri kenangan
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.