Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Sekilas Opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sekilas Opini. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Desember 2019

Dibalik Alice in Wonderland: Sejarah, Misteri, dan Kontroversi Lewis Carroll

Ternyata, novel anak-anak klasik Alice's Adventures in Wonderland  menyimpan berbagai hal menarik. Mulai dari bagaimana cerita klasik terkenal ini berawal, hingga segala kontroversi dan misteri yang tersimpan dibaliknya.

Kami tertarik untuk membuat artikel ini setelah menonton tayangan tentang Alice in Wonderland di channel youtube Absolute History. Videonya kita sudah sematkan di bawah ini ya. Silahkan ditonton. Ceritanya sangat menarik. Agak panjang sih durasinya, hampir 1 jam. Siapin kuotanya aja yah 😁.


Kita akan kasih sedikit bahasan tentang Lewis Carroll dan ceritanya Alice's Adventures in Wonderland. Dimulai dari pengarangnya, Lewis Carroll.

Siapakah Lewis Carroll?

Lewis Carroll merupakan sebuah nama pena dari penulis cerita klasik anak-anak terkenal yang berjudul Alice's Adventures in Wonderland. Nama asli Lewis Carroll adalah Charles Lutwidge Dodgson. Charles Dodgson ini lahir tanggal 27 Januari 1832, di Daresbury, Cheshire, Inggris. Charles ini lahir di keluarga yang memiliki anak banyak, jadi sejak kecil sebenarnya dia sudah senang membuat cerita untuk menghibur saudara-saudaranya.

Charles Dodgson ini bisa dibilang seorang jenius. Karena, selain terkenal sebagai penulis, beliau juga seorang matematikawan, fotografer pada masanya, Illustrator, juga tentu saja seorang pengajar di Christ Church, Oxford.

Charles itu sebetulnya gagap, tapi dia sangat suka kepada anak-anak kecil dan tidak pernah punya masalah kalau harus mendongeng kepada anak-anak. Sebagai seorang pengajar di Christ Church, Oxford, Charles Dodgson juga seharusnya ditahbiskan sebagai Pendeta, dan menjalani hidup selibat. Tetapi karena alasan yang masih menjadi misteri, Charles tidak pernah sepenuhnya menjadi Pendeta, meskipun tetap mengajar di lingkungan Christ Church. Ada yang bilang alasannya karena Charles gagap, jadi mungkin akan kesulitan ketika harus mengadakan Kebaktian. Tapi mungkin juga ada alasan lain yang nanti akan kami ceritakan di bagian kontroversi dan misteri di bawah.

Charles meninggal di usia 65 tahun, pada tanggal 14 January 1898 karena pneumonia.

Siapakah Alice Liddell?

Alice Pleasance Liddell adalah anak kecil yang banyak diduga sebagai sumber inspirasi dari kisah Alice's Adventures in Wonderland. Alice Liddell ini adalah anak keempat dari pasangan Henry Liddell dan istrinya Lorina Liddell. Henry Liddell adalah seorang Ecclesiastical Dean (Dekan Gerejawi) di Christ Church, Oxford. Keluarga Liddel pindah ke Oxford pada tahun 1856.

Alice lahir pada tanggal 4 May 1852 di Westminster, London. Alice punya dua saudara perempuan yang selalu bermain bersama kemanapun mereka pergi. Kakaknya Lorina, yang tiga tahun lebih tua, dan adiknya Edith, yang dua tahun lebih muda. Pada masa ketika ayah mereka menjadi Dekan di Christ Church, mereka bertiga sering bermain di tamannya. Di Christ Church mereka juga akhirnya bertemu dan menjadi dekat dengan Charles Dodgson, yang kemudian akan kita kenal sebagai Lewis Carroll.

Bagaimana sih sejarahnya Alice's Adventures in Wonderland?

Pada 4 Juli 1862, Charles Dodgson melakukan piknik dengan perahu dayung bersama putri-putri Liddell; Lorina, Alice, dan Edith. Rev. Robinson Duckworth juga ikut serta bersama mereka. Di perjalanan, saat Rev. Robinson sedang mendayung, Alice meminta Charles untuk menceritakan sebuah kisah. Di sinilah kisah tentang Alice's Adventures in Wonderland bermula. Terkesima dengan cerita yang sangat menakjubkan, Alice Liddell pun meminta Charles untuk menuliskan kisah ini dan menghadiahkannya untuk dirinya. Charles pun berjanji untuk menulisnya. Akhirnya, baru pada bulan November 1864 Charles menghadiahi Alice Liddell dengan buku yang ditulisnya sendiri, ditulis tangan dengan tulisan yang indah, lengkap dengan ilustrasi yang luar biasa cantik dan bagus. Teman-teman harus nonton video di atas deh. Asli, cantik banget buku yang ditulis pertama kali ini. Buku pertama ini judulnya Alice's Adventures Under Ground.

Naskah awal cerita Alice's Adventure ini juga Charles kirim ke temannya, George MacDonald, ternyata anak-anak temannya juga sangat suka dengan ceritanya. Jadi Charles mulai mempersiapkan  naskah untuk diterbitkan. Akhirnya, pada tahun 1865, Alice's Adventures in Wonderland diterbitkan oleh penerbit Macmillan. Illustrasinya dikerjakan oleh John Tenniel. Charles menggunakan nama pena Lewis Carroll. Pada tahun 1871, buku kedua berjudul Through The Looking-Glass and What Alice Found There terbit.

Kontroversi dan Misteri

Kontroversi ini bermula dari biografi-biografi tentang Lewis Carroll di tahun 90an. Beberapa biografi ini memberikan dugaan bahwa, ketertarikan Carroll kepada anak-anak tidak sepenuhnya polos. Hal ini diperkuat dengan beberapa (kami belum ketemu ya berapa jumlah persisnya) hasil fotografi Charles Dodgson yang objeknya anak-anak perempuan, dan banyak yang berpose tanpa busana.

STOP! Sebelum kita lanjut pembahasannya, perlu diingat, Lewis Carroll ini hidup di zaman Victoria, dimana pada masa itu, tampaknya, foto atau lukisan anak-anak tanpa busana cukup umum dan dianggap sebagai suatu seni. Ini diingat-ingat dulu yah.

Okeh, lanjut...

Pada masanya, putri-putri keluarga Liddell sendiri adalah model favorit Dodgson. Ada satu foto Alice Liddell yang terkenal, "The Beggar Maid". Di foto ini Alice berpose sebagai seorang anak pengemis dengan pakaian rombeng. Pakaiannya ditata sedemikian rupa. Yang jadi kontroversi adalah, penataan pakaian yang sedemikian rupa hingga satu puting Alice terlihat. Memberikan pose yang terkesan sensual. Tapi pengambilan foto-foto ini atas seizin orangtua masing-masing anak, dan selalu ditemani pendamping.

Kontroversi yang terjadi selanjutnya adalah...

Putusnya hubungan antara Charles Dodgson dengan keluarga Liddell secara tiba-tiba. Peristiwa ini terjadi satu tahun setelah piknik perahu yang bersejarah, tepatnya pada bulan Juni 1863. Tidak ada yang mengetahui kenapa peristiwa ini bisa terjadi... karena ....

Misteri berikutnya ...

Hilangnya diary Charles Dodgson yang mungkin saja memuat jawaban-jawaban yang bikin penasaran semua orang. Charles ternyata tipe orang yang selalu menulis peristiwa yang dialaminya ke dalam jurnal. Ditulis dengan sangat rinci dan rapi. Setidaknya ada 4 buku yang hilang, dan sekitar tujuh halaman yang dirobek dari salah satu diarynya. Dugaan terkuat sih dirobek oleh kerabatnya untuk menjaga nama baik keluarga. Diary yang hilang ini dari periode tahun 1853 - 1863. Dikabarkan bahwa ini adalah periode dimana Dodgson mengalami tekanan batin dan penderitaan secara spiritual. Charles merasa tertekan dengan dosa yang ia rasakan.

Nah, salah satu halaman yang dirobek ini adalah halaman yang mungkin saja bisa menjelaskan kenapa Charles dan keluarga Liddell putus hubungan. Ada teori yang mengatakan, di halaman-halaman yang hilang itu mungkin saja memuat informasi dimana Charles melamar Alice yang waktu itu baru berumur 11 tahun, yang kemudian menjadi penyebab putusnya hubungan mereka. Sayangnya, teori ini tidak pernah ada buktinya.

Sebaliknya, Karoline Leach justru menemukan catatan tentang halaman-halaman yang hilang dari diary Dodgson. Catatan yang terkenal dengan sebutan "cut pages in diary document" ini lebih mengindikasikan bahwa Mrs. Liddell mengatakan kepada Charles bahwa ada gosip yang beredar antara Charles dengan pengasuhnya anak-anak, serta gosip hubungan antara Charles dengan Lorina. Masalah gosip inilah yang mungkin kemudian menjadi penyebab putusnya hubungan antara Charles dengan keluarga Liddell.

Tetapi siapa yang menulis catatan itu? Tidak diketahui juga secara jelas. Menurut kami juga, mungkin saja catatan sengaja dibuat untuk menutupi hal sebenarnya. Selama diary yang asli belum ditemukan, kita tidak akan pernah tahu kebenarannya

Hal lain yang mungkin saja menjadi alasan putusnya hubungan adalah, adanya foto yang diindikasikan sebagai Lorina Liddell (anak perempuan remaja keluarga Liddell, kakaknya Alice). Foto ini adalah foto frontal tanpa busana. Foto yang bisa dibilang, tidak ada orangtua yang akan mengizinkan remaja putrinya difoto seperti itu. Tapi foto ini masih diperdebatkan sih benar atau tidak kalau itu Lorina Liddell dan diambil oleh Lewis Carroll. Walaupun bukti-bukti forensik memang mengarah kesana.

Misteri lainnya....

Pentahbisan Charles Dodgson.... Salah satu syarat agar Charles tetap bisa tinggal di Christ Church adalah pentahbisan Charles sebagai Pendeta. Charles diharapkan ditahbiskan empat tahun setelah dia mendapatkan gelar Master-nya. Setelah menunda prosesnya, akhirnya Charles ditahbiskan sebagai Deacon pada 22 Desember 1861. Tapi setahun kemudian, saat sudah waktunya ditahbiskan sebagai Priest, Charles mengajukan permohonan kepada dekanat untuk tidak diproses. Ini adalah hal yang sangat tidak biasa saat itu.

Sampai saat ini tidak ada bukti apa-apa soal alasan kenapa Charles menolak menjadi Priest. Beberapa teori mengatakan bahwa kegagapan Charles lah yang menjadi penghalang. Salah satu teori lain menyebutkan bahwa pada masa-masa ini Charles mengalami tekanan batin yang disebabkan oleh rasa berdosa dan rasa bersalah yang tidak dapat dijelaskan. Dia merasa sebagai pendosa yang hina dan tidak berharga, tidak pantas untuk menjadi bagian dari kependetaan.

Kesimpulannya apa?

Kami berusaha memandang dari kacamata yang netral yah. Biografer abad keduapuluh menemukan  kemungkinan Lewis Carroll memiliki kecenderungan pedofilia. Ini berdasarkan dari hasil fotografi Lewis Carroll dan dengan menyelidiki sifat hubungan Lewis dengan anak-anak perempuan keluarga Liddell.

Tapi ingat, semua kesimpulan ini diambil pada abad keduapuluh dan masa kini dimana hal-hal yang mengarah kepada pedofilia sangat tabu dan terlarang bahkan bisa dibilang kriminal. Ada argumen yang menyatakan bahwa kita tidak bisa melihat fotografi Lewis Carroll dengan kacamata masa kini, karena pada zamannya, di era Victoria, foto-foto tersebut cukup umum dan dianggap sebagai seni.

Menurut kami, berdasarkan informasi yang sudah beredar di jagat internet ini, kalaupun ada kecenderungan tersebut, tidak ada bukti yang membenarkan ataupun menyatakan bahwa Lewis adalah pelaku. Semuanya hanya sekedar dugaan semata. Lewis Carroll tinggal di lingkungan yang sangat religius. Dia sendiri kemungkinan sangat religius dan taat. Kalaupun dia ada kecenderungan yang jahat, dia akan merasa sangat berdosa. Apakah mungkin ini sebabnya kenapa dia mengalami tekanan batin? Ya kita tidak bisa tahu juga.

Hilangnya diary Charles Dodgson  (yang kami rasa sih dihancurkan oleh kerabatnya untuk menjaga nama baik keluarga) akan selalu menjadi misteri. Kita tidak bisa menuduh apa-apa. Pada akhirnya, kita hanya bisa menduga-duga apa yang mungkin telah terjadi.

Yang mau liat sumbernya (selain video youtube di atas) bisa baca-baca juga referensi di bawah ini yah:


Selasa, 02 April 2019

Buku Cetak vs EBook vs Audiobook - Mana Yang Lebih Unggul?

Saat ini, buku sudah memiliki banyak sekali bentuk. Ada bentuk cetaknya, sudah pasti. Tapi ada juga bentuk elektroniknya yang kita sebut dengan EBook, sekarang malah lebih modern lagi, dalam bentuk Audiobook, buku dalam bentuk audio atau suaranya saja.

Jujur aja, sebenarnya kami lebih suka buku dalam bentuk cetak. Karena tidak ada yang bisa menggantikan sensasi membalik lembar demi lembar buku, menanti untuk membaca ada kejutan apa di halaman berikutnya. Selain itu juga ada alasan-alasan lain sih yang akan kita tuang ke pro dan kontra dari masing-masing bentuk buku. Mari kita simak rame-rame.

PRO & KONTRA

BUKU CETAK

Pro

  • Sensasi membaca bukunya dapet banget. Karena kita pegang buku fisiknya langsung.
  • Ngga perlu pusing mikirin kehabisan baterai.
  • Bisa jadi dekorasi ruangan yang bagus.
  • Awet (Selama bisa mengurus dengan benar)
  • Investasi tersendiri. Beberapa buku yang langka nilainya bisa terus meningkat.
Kontra
  • Kalau terlalu banyak akan makan tempat. Butuh tempat penyimpanan. 
  • Makin kesini, buku yang bagus makin tebal-tebal. Membacanya harus benar-benar di posisi yang baik. Buku yang tebal juga agak sulit dibawa-bawa berpergian.
  • Kalau disimpan sembarangan bisa rusak. Masalah umum: menguning, keriting, atau bahkan bolong-bolong.

EBOOK

Pro
  • Ramah lingkungan, hemat kertas.
  • Font bisa dibesar atau dikecilkan sesuka hati. Ini cocok banget buat yang sudah tidak bisa membaca huruf yang terlalu kecil.
  • Tidak perlu tempat penyimpanan fisik yang luas. Paling hanya butuh memory card atau HDD.
  • Banyak gratisan (Tapi ini kemungkinan besar bentuk pembajakan sih. Kami sangat tidak menyarankan. Hargailah kerja keras sang penulis dan orang-orang dibaliknya yang membantu menerbitkan buku.)
Kontra
  • Kalau tidak pakai ebook reader mata akan cepat lelah karena menatap layar terus menerus.
  • Kembali lagi, kalau tidak pakai ebook reader, biasanya membaca ebook akan cukup menguras baterai gadget anda.
  • Sangat rawan pembajakan.

AUDIOBOOK

Pro
  • Tidak perlu membaca, Anda hanya perlu mendengarkan.
  • Tidak makan tempat, karena bentuknya digital. Hanya perlu memory card atau HDD.
  • Banyak gratisannya (Tapi kemungkinan besar bentuk pembajakan).
  • Cocok buat yang senang mendengarkan cerita atau didongengin.
Kontra
  • Sangat rawan pembajakan.
  • Saat ini masih jarang audiobook yang bahasa Indonesia. Kebanyakan berbahasa Inggris.
  • Tentu saja akan cukup menguras baterai. Kebanyakan audiobook bisa berjam-jam lamanya.

Teman-teman sudah mencoba ketiga bentuk buku ini? Gimana pengalamannya?

Kalau pengalaman kami, sampai saat ini, buku cetak masih menjadi unggulan. Karena selain sensasi membacanya, bau buku itu enak banget dan menyenangkan. Bau ilmu pengetahuan, dan petualangan, hahaha. Selain itu, kami memang lebih suka memegang buku fisik. 

Untuk ebook, sebenarnya kalau punya ebook reader pasti akan lebih nyaman. Tapi masalahnya, di Indonesia kayaknya belum ada ebook reader yang seperti Kindle, yang memang di desain untuk membaca ebook. Kindle sendiri saat ini harganya masih terbilang mahal. Yaa...seharga hp baru laah. Kalau mau pake hp, tablet, atau monitor pc/laptop, mata akan cepat lelah karena radiasi dari layar. Selain itu baterai gadget pun cepat habis.

Audiobook akan sangat membantu untuk teman-teman yang punya kesulitan dalam penglihatan. Cocok juga buat yang senang mendengarkan cerita. Tapi audiobook menurut kami tidak cocok didengarkan sambil multitasking (seperti yang diiklankan banyak youtuber). Karena kita mendengarkan cerita, isi buku, bukan mendengarkan musik yang bisa sambil lalu. Kalau ngga konsentrasi bisa ngga paham juga jalan ceritanya gimana.

Soal pembajakan, sebenarnya semua bentuk buku diatas rawan pembajakan semua, tapi ebook dan audiobook sangat-sangat mudah dibajak karena bentuknya yang digital. Dan memang banyak gratisannya kan dimana-mana. Kalau ada yang jual pun, biasanya dijual murah. Semua akan tergantung kita, sebagai konsumen mau memanfaatkan situasi atau mau menghargai karya orang lain? Cara paling bijak adalah membeli ebook dan audiobook dari tempat-tempat resmi. Bisa di Amazon atau di Google Play.


Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.