Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini

Rabu, 02 Mei 2018

Gone With the Wind: Novel Klasik yang Mendobrak Banyak Hal, Bagus, dan Sarat Hikmah

Adakah yang sudah membaca novel karangan Margareth Mitchell ini? Novel Gone With the Wind alias Lalu Bersama Angin ini masih merupakan novel paling tebal yang pernah kami baca. Ngga tanggung-tanggung, novel yang cukup besar ini punya 1124 halaman cerita. Hard cover pula. Karena ukurannya yang besar, lupakan keinginan untuk membaca novel ini sambil tidur telentang. Tidak baik juga sih sebenarnya buat mata, hahaha. Tapi sepanjang pantauan kami ada juga buku Gone With the Wind yang dipecah menjadi 4 seri. Jadi lumayanlah, ngga tebel-tebel banget.

Tapi, meskipun tebal begitu, Gone With the Wind sama sekali tidak membosankan. Alur ceritanya sangat dinamis dan dramatis. Gimana ngga dramatis, settingan ceritanya aja di jaman perang sipil Amerika Serikat di tahun 1861-1865. Masih kurang dramatis? Kisahnya sebagian besar bertempat di Amerika bagian selatan. Tepatnya di Georgia dan Atlanta. Wilayah yang kalah dalam perang sipil Amerika saat itu. Dengan latar belakang ini pula, Gone With the Wind digolongkan ke genre buku Historical Fiction (Fiksi Sejarah).

Tokoh utamanya juga menurut kami berbeda banget ya dengan novel-novel roman kebanyakan. Bayangkan, dua orang yang sangat-sangat menyebalkan jadi tokoh utamanya. Wakakakakak.

Bayangkan saja, Scarlett O'Hara itu genit, keras kepala, dan harus banget mendapatkan apa yang dia inginkan. Sepanjang cerita kita juga akan menemukan bahwa Scarlett itu lumayan licik dan culas. Rhett Butler? Sama juga, lumayan licin dan oportunis. Tokoh baik utama di novel ini pun kebangetan nge-gemesinnya. Melanie baiknya udah ngelebihin malaikat, sampai pelakor di depan mata aja malah di bela-belain. Ashley...hmmm...mungkin kalau orang sekarang bilangnya mencla mencle.

Tapi yaaaa, dibalik semua yang nyebelin itu, kami juga tidak bisa memungkiri kebaikan dan betapa luar biasanya tokoh-tokoh itu, khususnya Scarlett. Kami saja sampai kagum sama Scarlett. Bayangkan, di masa perang, perjuangan Scarlett tuh ngga main-main. Mati-matian (literally ya, bener-bener mati-matian), nolongin ibu hamil yang kehamilannya sangat beresiko. Yang mana si ibu hamil ini ya musuhnya sendiri, saingan cintanya Scarlett. Mati-matian supaya bisa kabur dari Atlanta yang saat itu sudah kalah perang dan kotanya mulai terbakar. Mati-matian pulang ke Tara, rumah masa kecilnya, hanya untuk menemukan Tara yang sudah habis dibakar, ibu yang tiada, ayah yang hampir gila, dan saudara-saudaranya yang sakit parah. Scarlett juga berjuang mati-matian membangkitkan lagi ekonomi keluarganya dan dirinya sendiri dari minus sampai akhirnya dia bisa jadi kaya raya kembali. Perjuangannya Scarlett itu benar-benar bukan main-main. Scarlett bisa dibilang sekokoh batu karang, mau dihempas kayak apa juga sama ombak, dia akan tetap tegak berdiri.

Rhett Butler juga tidak sepenuhnya buruk. Meskipun Rhett ini bisa dibilang oportunis berat, tapi dia sebenarnya punya cinta yang sangat mendalam dan sabar yang sangat luas, dan dia sebenarnya suka menolong dan melindungi tanpa pandang bulu. Walaupun yah, cinta yang dalam itu juga jadi kelemahan dia, karena akhirnya...spoiler banget sih ya ini kalau diterusin. Hahahahahaha.

Gone with the wind ini novel klasik, udah tua banget. Terbit pertama tahun 1936. Tapi hikmahnya, masih bisa ditarik banget sampai sekarang. Ada pelajaran menarik yang bisa dipetik dari setiap tokohnya. Bahkan tokoh yang kecil-kecil pun selalu ada pelajaran dan hikmah yang bisa kita ambil. Karena ini juga novel fiksi sejarah, kita juga jadi bisa belajar sedikit-sedikit tentang perang sipil di Amerika Serikat. Jenderal-jenderal perang yang disebutkan sama dengan aslinya. Dan beberapa perang juga jadi latar cerita di novel ini. Kita juga belajar tentang sistem perbudakan pada masa itu, di daerah Georgia khususnya.

Kalau misalnya teman-teman bisa dapetin buku ini, harus banget lah buat dibaca. Meskipun tebal, kita ngga akan kekurangan emosi ataupun rasa dramatis dalam membacanya.

Satu lagi kata-kata mutiara dari Scarlett. Kalau dia lagi mumet, biasanya dia akan bilang..."Akan aku pikirkan besok saja..." :p


Buku ini tersedia di:
1. BookDepository

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.