The Infine Sea...Lautan Tak Bertepi...
Pertama kali kami tertarik dengan buku ini adalah karena buku ini adalah lanjutan dari novel The 5th Wave. Kebetulan, kami belum membaca novelnya tapi sudah menonton film-nya duluan, dan lumayan suka dengan film-nya. Sayangnya, entah karena alasan apa, film The 5th Wave ini tidak ada lanjutannya, padahal novelnya adalah sebuah trilogi. Mungkin karena film-nya kurang laku sepertinya, dan ratingnya kurang bagus. Menurut kami pribadi, sebenarnya film-nya cukup lumayan.
Balik lagi ke The Infinite Sea...buku ini menawarkan pengalaman membaca yang cukup berbeda. Kalau teman-teman terbiasa membaca dengan alur maju yang mulus, buku ini menawarkan alur maju, mundur, dan pindah gigi...alias pindah sudut pandang orangnya. Yup, di satu saat kita akan membaca cerita yang terus maju, di bab berikutnya bisa saja ada cerita flashback. Saat kita pindah segmen bab besar, --bab di buku ini dibagi dua, ada bab besarnya yang berisi bab-bab kecil-- maka kita akan berpindah melihat dari sudut pandang tokoh lain. Buku ini menggunakan kata ganti orang pertama, 'aku'. Jadi kalau kita belum terbiasa, atau belum sadar, 'aku' di sini bisa sangat membingungkan. 'Aku' bisa Cassie, Ringer, atau bahkan Poundcake. Atau bahkan tokoh lain.
Pengaturan plot mundurnya juga tidak semata flashback, tapi juga plot mundur yang sebetulnya maju. Nah lho, bingung ngga? Jadi bukan flashback, tapi melihat peristiwa dari sudut pandang tokoh yang lain. Misalnya nih, saat Cassie dan kawan-kawan kabur dari hotel sambil membawa Poundcake yang terluka. Mereka terpaksa meninggalkan Poundcake yang sekarat dan tidak ada harapan. Tidak lama kemudian mereka melihat hotel meledak berkeping-keping. Akhir bab. Awal bab barunya akan mundur sedikit plotnya, masuk ke sudut pandang Poundcake. 'Aku' berubah dari Cassie ke Poundcake. Nah. di bab ini diceritakan apa yang Poundcake lakukan sampai menyebabkan hotel tersebut meledak. Kira-kira gambarannya seperti gambar di bawah.
Nah, di bab berikutnya 'Aku' -nya akan berubah lagi. Timeline-nya dimana? Bisa dimana saja, bisa sebelum kabur, atau setelah hotel meledak, atau bahkan di tengah-tengahnya. Kalau tidak biasa, dan belum memahami alur serta gaya ceritanya, pasti akan bingung. Tapi kalau sudah mulai terbiasa, dan mulai memahami bagaimana menikmati buku ini, novel The Infinite Sea ini sebenarnya sangat dalam. Setiap tokoh yang menjadi 'aku' punya kisahnya masing-masing yang sangat dalam.
The Infinite Sea ini sebenarnya novel yang sangat bagus. Ceritanya kompleks dan agak gelap. Yah memang ceritanya kan dimana bumi seperti memasuki masa kegelapan, saat 99% manusia musnah oleh serangan alien. Thanos aja masih baik kali ya, cuman 50% yang dimusnahkan sama dia.
Kalau mau dibandingkan sama seri The Hunger Games misalnya, plot The Hunger Games masih jauh lebih sederhana, dan kita hanya melihat dari sudut pandang Katniss saja. Sementara The Infinite Sea, plot dan timeline-nya jauh lebih kompleks, sudut pandang tokohnya pun ada banyak. Oh iya, majas metafora atau kalimat-kalimat kiasan juga ada banyak di buku ini. kata The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) sendiri merupakan sebuah metafora tersendiri. Kami rasa novel ini cocok deh jadi studi kasus pelajaran Bahasa Indonesia. Hahahaha..
Apakah teman-teman sudah membaca juga buku ini? Bagaimana tanggapannya? Silahkan komen di bawah ya ^_^
Quote
Berpikirlah cepat. Jangan panik. Seperti catur. Mempertimbangkan peluang. Menakar risiko.
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
"Kadang-kadang kau berada di tempat yang salah pada waktu yang keliru dan apa yang terjadi bukan kesalahan siapa-siapa. Kau cuma ingin merasa bersalah agar kau akan merasa lebih baik."
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
"Jangan putuskan seperti apa perasaanmu terhadap sesuatu sebelum kau mencobanya."
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
Saat itu semuanya mengerti. Namun ada perbedaan antara mengerti dan menerima.
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
Aku tidak menyukai risiko, tak pernah; aku cuma belajar untuk menerimanya.
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
Saat itu, aku tak menganggapnya sebagai janji. Kukatakan pada diri sendiri itu bukan janji. Kukatakan padanya itu bukan janji. Tapi ada hal-hal yang kita katakan pada diri sendiri tentang kebenaran, dan ada hal-hal yang dikatakan kebenaran tentang kita.
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
"Sebab cinta itu tak rasional," jawabku. "Cinta tak mengikuti aturan. Bahkan aturannya sendiri. Cinta adalah satu hal di semesta ini yang tak bisa diprediksi."
~The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi) by Rick Yancey
Buku ini tersedia di:
1. Book Depository
Cari Review Buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Amazon Associates Disclaimer
Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar