Cari Review Buku

Tampilkan postingan dengan label Author: R.L. LaFevers. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Author: R.L. LaFevers. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Juli 2021

Theodosia dan Mata Horus by R.L. LaFevers - Ramalan yang Menjadi Kenyataan, Nenek yang Mengejutkan, dan Musuh-Musuh yang Melelahkan

Yup...sesuai judulnya, banyak banget yang terjadi di kisah Theodosia kali ini. Setelah petualangan Theo dengan mumi di buku kedua Theodosia dan Tongkat Osiris, Theo sekali lagi harus menghalau sihir hitam di buku ini. Tapi sekarang, pihak yang terlibat jadi lebih banyak dan masalahnya juga menjadi lebih kompleks. Belum lagi adik Theo, Henry, juga pulang karena sedang liburan sekolah. Tentu saja Henry sedikit banyak akan butuh perhatian lebih, terutama karena Henry sangat skeptis soal kutukan-kutukan yang bertebaran di museum. Belum lagi masalah dengan para anggota kalajengking yang makin mengganggu, dan perang dingin antara Theo dan Fagenbush tidak banyak membantu, Lord Wigmere pun terlalu keras kepala. Tapi semua itu, belum termasuk Awi Bubu yang misterius. Seorang pesulap mesir yang tampaknya saja seperti amatiran, tapi ternyata sangat mistis dan mengatakan ramalan yang sama seperti yang pernah Theo ucapkan. Yup...banyak banget yang terjadi di buku ini. Coba kita intip sedikit ringkasan ceritanya.


SINOPSIS

Semua berawal dari pertunjukan sulap Awi Bubu. Awalnya sih biasa saja, seseorang yang mengaku sebagai pesulap mesir kuno. Pertunjukkannya biasa saja, macam pesulap amatiran. Tapi, ketika Awi Bubu menghipnotis Ratsy dan dia mengatakan ramalan yang sama dengan ramalan yang diucapkan Theo kepada Trawley, Theo menjadi sangat penasaran. Siapa sebenarnya Awi Bubu? Tapi Awi Bubu cukup misterius, Theo sendiri banyak berahasia. Pertemuan pertama mereka tidak menghasilkan apa-apa selain rasa penasaran yang semakin menjadi. Tapi semua itu harus disingkirkan karena Theo punya banyak pekerjaan di museum.

Nenek sibuk mengurus upacara pemakaman untuk Sopcoate. Sebuah upacara pemakaman megah yang tidak layak didapatkan oleh Sopcoate karena dia sebenarnya pengkhianat bangsa dan belum meninggal, hanya menghilang. Tapi nenek tidak tahu itu, dan Theo dilarang memberitahu. Jadi Theo terpaksa bersabar dengan semua celotehan nenek dan ributnya acara pengepasan baju berkabung. Henry tiba-tiba pulang dari asrama. Ya, tidak tiba-tiba sih, Theo saja yang lupa menjemput dan kedua orangtuanya juga terlalu sibuk dengan persiapan pameran purbakala baru hingga lupa menjemput Henry. Tapi penemuan Tablet Zamrud (gara-gara kecerobohan Henry yang merusak stela purbakala berharga dengan tombak) lah yang benar-benar menjadi awal kekacauan yang sangat berbahaya. 

Tablet yang "katanya" tidak berbahaya itu jadi incaran banyak pihak, bahkan Awi Bubu! Kemunculan Awi Bubu yang tiba-tiba di museum mengundang kecurigaan. Belum lagi ternyata Awi Bubu punya koneksi ke arkeolog mesir yang sangat dibutuhkan oleh orangtua Theo. Awi Bubu yang tadinya penyusup malah berubah menjadi tamu kehormatan museum. Tapi dia tetap menyusup malam-malam demi Tablet Zamrud. Gerombolan kalajengking Ordo Matahari Hitam mulai semakin mengganggu dan menuntut. Mereka juga mengejar Tablet Zamrud. Ada lagi masalah kecil tapi mengganggu dari Henry, dia mulai kehilangan barang-barang! Gara-gara Henry tidak mau memakai jimat yang diberikan Theo, sekarang dia terkena kutukan dan diganggu oleh arwah mumi Tetley. Theo harus memutar otak bagaimana caranya agar bisa membebaskan Henry dari kutukan. Tapi masalah menjadi benar-benar serius ketika Sopcoate datang ke upacara pemakamannya sendiri dan mulai mengancam Theo. Sekarang nyawa yang menjadi taruhannya. Bukan hanya nyawa Theo, tapi juga keluarganya, dan Sopcoate sangat serius tentang itu. Lord Wigmere tidak membantu karena dia sangat keras kepala dan ngotot mengajari Theo tentang rantai komando. Permusuhan antara Theo dan Fagenbush jelas-jelas jadi penghalang. 

Terlalu banyak masalah, terlalu banyak misteri dan kutukan. Theo harus menyelesaikan semuanya. Segera. Dengan atau tanpa bantuan.


REVIEW

Baguusss. Seruu. Sama sih seperti buku sebelumnya, Theodosia dan Tongkat Osiris, buku ini seru dan menegangkan. Gaya ceritanya juga masih asyik banget, kocak. Tapi buku ini cukup menguras emosi juga sih, apalagi di bagian permusuhannya Fagenbush dan Theo, plus Wigmere yang terlalu ngotot menjalankan dan mengajarkan SOP. Semuanya sama-sama gengsian, egois, dan keras kepala. Bikin pembaca jadi gemes kan ya. Permasalahan di buku ini cukup serius, jadi ceritanya juga lebih menegangkan apalagi pas mau endingnya. Plot twist tentang neneknya Theo juga sangat mengejutkan. Cerita pembebasan kutukan mumi Tetley juga menjadi bagian favorit kami karena lucu tapi menegangkan juga.

Rating Goodreads buku ini bagus banget, 4.13/5.00, dan kami setuju sih. Malah rating pribadi kami 4.50/5.00. Recommended buat yang suka cerita misteri arkeologi mesir yang asyik dibaca.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami, silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/novel-theodosia-dan-mata-horus-r-l-lafevers


QUOTE

Itulah masalahnya kalau kita mengajukan pertanyaan. Kadang-kadang kita mengungkapkan lebih banyak daripada yang perlu disampaikan.

~ Theodosia dan Mata Horus by R. L. LaFevers


Dan seperti kata Awi Bubu, pengetahuan yang separuh-separuh bisa berbahaya.

Theodosia dan Mata Horus by R. L. LaFevers


Aku lelah membencinya. Perlu sangat banyak energi untuk melakukannya, padahal energi itu kubutuhkan untuk menangani hal-hal yang sangat penting.

Theodosia dan Mata Horus by R. L. LaFevers


REVIEW LAINNYA

Kamis, 25 Juni 2020

Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers - The Mummy Bersama Theo yang Cerdas

Novel ini adalah buku kedua dari seri Theodosia Throckmorton karangannya R.L. LaFevers. Sayang banget kami belum berhasil mendapatkan buku pertamanya. Tapi tenang aja, buku kedua ini bisa banget dinikmati kok, karena petualangannya beda dengan buku pertamanya. Walaupun musuhnya sama, tapi tidak masalah kok, kita tidak akan bingung sama ceritanya.

Mari coba kita lihat sinopsisnya sedikit...

Suatu hari, Theodosia, gadis 11 tahun yang super cerdas ikut dengan ayah dan ibunya ke sebuah acara sosial. Ala-ala acara sosialnya para bangsawan. Oh iya, buku ini mengambil latar belakang abad pertengahan yah. Acara yang dihadiri Theodosia ini ternyata adalah acara pembukaan bungkus mumi yang ditemukan oleh Lord Chudleigh. Theodosia, tidak suka acara ini, karena membuka bungkus mumi bisa mengundang kutukan. Tapi siapa pula Theodosia? Dia hanya anak gadis 11 tahun. Para orang dewasa pasti mengabaikannya. Belum lagi Theodosia selalu diawasi oleh neneknya yang galak. Tapi saat akhirnya bungkus mumi dibuka, Theodosia yang ceplas-ceplos tidak mampu menahan celetukannya dan mengumumkan pada seluruh tamu bahwa itu adalah mumi palsu. 

Celetukan Theo ini berakibat fatal. Lord Chudleigh merasa dipermalukan, karir ayahnya dan ibunya pun jadi sedikit kesulitan, dan para hadirin tentu saja jadi heboh. Nenek Theo juga marah besar dan menganggap Theodosia sebagai anak yang tak tahu sopan santun. Sang Nenek bertekad untuk mencarikan guru privat yang mumpuni untuk mengajar Theodosia. Sementara Theo tidak punya guru privat yang mengajarnya, dan Theo juga tidak mau ditinggal di rumah, ayahnya pun akhirnya memutuskan agar Theo bekerja di ruang bawah tanah museum untuk menginventaris barang-barang yang ada di sana, sementara orangtua Theo bekerja.

Theodosia sebenarnya tidak suka bekerja di ruang bawah tanah, katakomba museum ayahnya. Di sana banyak barang-barang yang penuh kutukan. Tapi pekerjaan ini masih jauh lebih baik daripada ditinggal di rumah. Jadi, dengan berbekal banyak jimat, Theo pun mulai bekerja mendaftar barang-barang yang ada di sana. Saat bekerja di katakomba inilah Theo tanpa sengaja mengaktifkan artefak Tongkat Osiris, dan juga menghidupkan Anubis, patung jakal Dewa Anubis menjadi hidup karena daya hidup Theo yang memenuhi katakomba.

Sebelum Theo menyadari apa yang sudah dia lakukan, kekacauan mulai terjadi. Mumi-mumi menghilang dari seluruh kota dan berkumpul di museum ayahnya. Dua kali hal ini terjadi sebelum Theo menyadari apa penyebabnya. Tongkat Osiris yang tak sengaja Theo aktifkan telah memanggil mumi-mumi itu! Kejadian ini menjadikan ayah Theo dicurigai sebagai dalang pencurian mumi, padahal dia tidak tahu apa-apa. 

Theodosia jadi super sibuk. Theo harus membereskan kutukan dan arwah penasaran yang ikut datang bersama para mumi dari museum. Theo juga harus melakukan riset tentang Tongkat Osiris. Tapi saat Tongkat Osiris dicuri, dan Pasukan Ular Pengacau mulai beraksi kembali, tugas Theo jadi semakin berat dan genting. Tongkat Osiris tak hanya mampu menghidupkan yang mati, tapi ternyata juga sanggup mematikan yang hidup. Inisiatif Theo untuk melindungi mumi-mumi ayahnya agar tidak hilang, justru menjadikan ayahnya semakin dicurigai. Theo harus mencari cara agar bisa mendapatkan tongkat itu kembali, dan membebaskan ayahnya dari tahanan polisi. Semua itu harus dilakukan di tengah-tengah serbuan guru-guru privat galak pilihan nenek Theo, dan organisasi rahasia yang tiba-tiba saja menjadikan Theo pujaan karena menganggapnya sebagai titisan Isis.


Novel Theodosia dan Tongkat Osiris ini asik! Seru banget! Ceplas-ceplos dan sikap sassy-nya Theo menjadikan buku ini lucu dan menghibur. Alur ceritanya lumayan cepat dan aktif dengan petualangan-petualangan yang mendebarkan. Kami suka banget sama tokoh Theodosia ini karena selain cerdas, Theo juga anak yang praktis. Seperti saat Theo mampu mencari pengganti dari barang-barang jimat yang harus dia buat. Theo juga anak yang penuh tekad dan pemberani, tapi juga cukup logis. Ini kelihatan sewaktu Theo harus pergi dengan kereta kuda, tentu saja dia butuh uang untuk pergi. Atau sewaktu Theo harus membiarkan mumi Tetley lepas untuk menemukan lokasi Tongkat Osiris. Dibanding pergi sendiri malam-malam, Theo meminta Stilton, laki-laki dewasa, yang membuntuti mumi Tetley. Detail-detail seperti inilah yang menjadikan novel ini dan tokoh Theo menjadi lebih logis ceritanya.

Kami suka banget sama novel ini. Seru, menegangkan, dan sangat menghibur.

Ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.


Quote

Tapi kadang-kadang makin besar kita berkonsentrasi untuk tidak melakukan sesuatu, kita makin tertarik untuk melakukannya.
Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers

"Kenapa orang jadi jahat? Keserakahan, penderitaan, kegetiran. Gabungan ketiganya? Mungkin kita takkan pernah tahu.
Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.