Buku Lady Julia yang keempat ini benar-benar luar biasa. Jangan salah, buku pertamanya juga
bittersweet, tapi buku keempat ini
bittersweet-nya benar-benar luar biasa. Sampai bisa bikin mewek. Seperti biasanya kisah Lady Julia, ceritanya sangat menarik dan penuh petualangan. Bukunya ditulis dengan gaya bahasa yang asyik dan kocak. Ada tokoh-tokoh mengejutkan juga di buku ini. Ceritanya juga enak dibahas, yang akan kita bahas nanti setelah sedikit cuplikan sinopsis di bawah ini.
SINOPSIS
Seperti layaknya pengantin baru, Lady Julia dan Brisbane pun pergi berbulan madu. Pergi ke banyak tempat di luar negeri. Mencoba berbagai pengalaman baru. Tapi mereka sebenarnya diam-diam haus akan petualangan penyelidikan misteri. Sayangnya, mereka juga diam-diam belum mencapai kesepakatan akan peran Julia dalam pekerjaan penyelidikan Brisbane. Ego mereka masih sama-sama tinggi. Brisbane ingin menghindarkan Julia dari segala bahaya yang menjadi resiko pekerjaannya, sedangkan Julia ngotot ingin membuktikan kepada Brisbane bahwa dia juga adalah penyelidik yang cakap.
Mereka sebetulnya ada di tengah-tengah perang dingin kecil ketika tiba-tiba saja Portia dan Plum menemui mereka di tengah-tengah bulan madu di Kepulauan Mediterania. Jane, yang sekarang tinggal di India, mengirimkan surat. Suami Jane sudah meninggal, sementara Jane sendiri sedang hamil. Jane sangat mengkhawatirkan dirinya dan anaknya. Banyak hal di perkebunan teh Cavendish itu yang membuat Jane khawatir. Karena suratnya sangat mengkhawatirkan, Portia pun jadi sangat khawatir dan memutuskan untuk pergi ke Darjeeling untuk menemui Jane. Plum pun harus ikut sebagai pendamping. Di tengah jalan, mereka menyusul Julia dan Brisbane dan meminta mereka untuk ikut serta ke India.
Keluarga Cavendish sebenarnya masih kerabat jauh dari Keluarga March, dan mereka punya lika-liku tersendiri soal pewarisan harta keluarga. Terutama mengenai kepemilikan kebun teh Cavendish di Darjeeling itu. Kebun teh luas yang sangat makmur. Freddie, suami Jane, adalah pewaris sah kebun teh itu. Tapi Freddie sebetulnya sangat tidak layak sebagai pewaris. Sifatnya kekanakkan dan tidak bertanggung jawab. Bibi dan sepupu Freddie lah yang mengurus perkebunan teh selama Freddie menjalani hidup suka ria di London. Tapi ketika Freddie meninggal dan Jane hamil, siapa pewaris perkebunan itu menjadi tidak pasti. Semua baru akan diketahui ketika bayi yang dikandung Jane lahir.
Sedikit banyak Jane khawatir. Dia merasa kematian Freddie tidak wajar. Dia juga mengkhawatirkan keselamatan dirinya dan bayinya. Sesampainya di Perkebunan Cavendish, Julia pun secara sembunyi-sembunyi memulai penyelidikannya, meskipun tanpa kehadiran Brisbane. Brisbane masih tertinggal di Kalkuta karena suatu urusan dan akan menyusul mereka ke perkebunan.
Ternyata banyak yang menarik di lembah itu. Banyak tetangga yang menarik. Bahkan salah satunya adalah sepupu mereka yang telah meninggalkan Inggris terlebih dahulu Emma Phips, dan Lucy Eastley. Biar bagaimana pun, berdasarkan penyelidikan sebelumnya, Emma dicurigai bersalah atas beberapa kasus pembunuhan. Tapi Emma, dan Lucy berhasil pergi ke India sebelum hal itu dapat dibuktikan atau dituduhkan kepadanya. Kehadiran mereka di Lembah Eden ini sangat menarik. Ada juga seorang dokter yang sayangnya sangat tidak bisa diandalkan sebagai dokter karena dia seorang pemabuk. Dokter yang sepertinya telah jatuh ke dalam jurang depresi setelah istrinya meninggal dengan mengenaskan karena serangan harimau. Ada keluarga Pendeta yang juga sangat unik karakternya. Tidak jauh dr perkebunan, di atas bukit, ada reruntuhan biara tempat seorang lelaki tua yang dijuluki White Rajah mengambil tempat tinggal.
Semua orang di lembah ini unik. Masing-masing punya cerita yang menarik. Tapi kadang, cerita mereka terlalu unik, bahkan mungkin terlalu kelam. Ada rahasia-rahasia gelap yang tersimpan. Rahasia-rahasia yang telah dan akan menghasilkan tragedi di lembah yang indah ini.
REVIEW
Buku keempat ini adalah buku seri Lady Julia yang rasanya nano-nano banget deh. Pas di awal-awal sampai setengah cerita, rasanya masih sama dengan buku Lady Julia sebelumnya. Jadi kami tidak mengantisipasi bakal ada surprise. Ceritanya seru, dan kelakuan Lady Julia juga kadang kocak. Penyelidikannya juga cerdas dan menarik. Tapi yah, setengah cerita terakhir sungguh nano-nano. Plot twist demi plot twist tidak ada hentinya. Ini spoiler ya...banyak yang tewas! Dan ini bikin mewek banget-banget karena sangat tidak disangka banget endingnya bakalan begitu. Bittersweet banget lah endingnya. Buku pertama Lady Julia berakhir dengan bittersweet juga, tapi masih ada harapan yang terbentang luas. Di buku keempat ini bittersweetnya beneran bikin mewek karena merupakan penutupan dari sebuah bab kehidupan. Oh iya, ini spoiler ya, kasus kali ini masih satu tema sama yang di novel Sharp Objects by Gillian Flynn. Sebuah tragedi keluarga yang sangat sedih.
Novel ini recommended banget. Seru, ceritanya menarik, gaya ceritanya asyik, ketegangannya dapet, tapi haru birunya juga dapet banget. Rating Goodreads-nya bagus banget, 3.93/5.00. Tapi buat kami pribadi rating novel ini 5.00/5.00. Oh ya, kami lupa, tapi kayaknya kami belum pernah menyinggung ini deh. Seri Lady Julia adalah salah satu novel yang bersih ya. Bersih dari adegan sexy nan hot ala ranjang. Kalaupun ada, sedikit banget dan tidak vulgar. Jadi buat yang nyari novel roman yang bebas dari adegan hot, kami merekomendasikan seri Lady Julia ini. Tapi ini action mystery historical romance ya genrenya. Seri Lady Julia tinggal satu buku lagi, apakah akan ada kejutan lagi yang menanti para pembacanya?
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:
https://tokopedia.com/olakalik/lady-julia-4-dark-road-to-darjeeling-by-deanna-raybourn
QUOTE
Rasa sakit, duka, kesepian--semua adalah pasir isap. Mereka akan mengisap seseorang jika orang itu tidak mengangkat satu jari pun untuk mengeluarkan diri sendiri.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Jika orang yang mendapat cobaan menggunakan akal dan kecerdikannya, dia bisa menyelamatkan diri sendiri. Tetapi orang yang menyerah sudah langsung binasa.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Orang yang tidak tahu apa yang dibisikkan orang-orang saat mereka tidur adalah orang yang tidak berharap hidup.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Kelak setelah kau setua diriku, kau akan menyadari bahwa dalam hidup ini ada iblis yang lebih menakutkan daripada kesepian."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Sejak dulu aku iri sekali padamu. Padahal sungguh tidak ada untungnya merasa seperti itu! Begitu banyak waktu yang hilang untuk mengharapkan hal-hal yang tidak akan pernah kumiliki. Jadikan aku sebagai peringatan, Julia. Jangan mendambakan sesuatu yang tidak bisa kaumiliki. Terimalah apa yang kaupunya dan bersyukurlah pada Tuhan atas itu, sebelum Dia melihat sudah waktunya untuk mengambil hal itu darimu."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Begitu banyak orang yang melakukan perbuatan jahat. Tuhan tidak meronda untuk membasmi orang-orang ini dan menegakkan keadilan.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Tidak perlu merasa bersalah karena kita memiliki uang sementara orang lain tidak. Itu namanya kebetulan bawaan lahir--atau akibat pernikahan, begitu pendapatku. Tetapi uang bukanlah sesuatu yang kita kejar, sama seperti kita tidak meminta mata berwarna hijau atau telinga yang andal untuk memahami musik."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Menurutku sebagian besar orang sanggup melakukan perbuatan mengerikan jika diberikan setengah kesempatan saja."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Tidak bisa ditemukan dua orang yang lebih berbeda lagi di seluruh wilayah Inggris, begitu sesekali aku berpikir, namun sesuatu dalam diri Brisbane berbicara pada sesuatu dalam diriku, dan itu percakapan yang tidak bisa kuabaikan. Ketika aku bersama Brisbane, rasanya seolah seisi jagat raya tiba-tiba benar dengan sendirinya.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Ke mana pun aku pergi, rasa bersalah itu akan mengikutiku. Kebodohanku, kegagalanku, mereka teman-temanku yang setia."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Kadang-kadang melupakan itu sepadan berapa pun harganya,"
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Aku hanya ingin bilang bahwa itu bukan mustahil. Di dalam diri setiap orang ada ruang tempat preferensi bisa berubah dan tiba-tiba saja pembunuhan bukan sekadar bisa diterima, tetapi juga penting dilakukan."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Ah, jangan keliru mengartikan kesendirian dengan kesepian, " White Rajah menasihati. "Seseorang bisa saja merasa kesepian di tengah keramaian, atau merasa sangat senang berada di antara penghuni alam semesta."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Dunia ini bukan Bahtera Nuh, Sayang. Tidak semua orang diwajibkan berpasangan."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Ada tipe orang penyendiri yang akan menyimpan rahasianya rapat-rapat sampai ia merasa rahasia itu tidak lagi diinginkan. Kemudian, setelah orang itu yakin kau tidak lagi tertarik mengorek-ngorek rahasia itu, ia justru akan menawarkan rahasia itu hanya dengan sedikit perlawanan atau bahkan tanpa perlawanan sama sekali.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Aku cuman bermaksud mengatakan bahwa kau tidak pernah mempertimbangkan masalah ini dari sudut pandang Brisbane. Sebelum kau mengalami sendiri perjalanan hidup Brisbane dan mempertimbangkan persoalan ini dari sudut pandangnya, kau tidak akan pernah memasuki dunianya sepenuhnya. Dan jujur saja, misalnya aku seorang profesional, lalu seorang amatir iseng-iseng yang suka mencampuri urusan orang mengira dia mampu melakukan pekerjaanku semahir kemampuanku, aku pasti akan sangat geram!"
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Jangan cemberut, Nak. Ada pepatah, Ketika murid siap, guru akan datang. Sekarang kau sudah memetik pelajarannya. Tidak seorang pun seperti tampilan luarnya. Hidup adalah topeng berjalan, topeng yang kecil, dan serangkaian tipuan sulap. Renungkan ini dalam-dalam, dan ingat aku baik-baik."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Orang muda tidak pernah takut terhadap hal-hal yang benar. Itulah kesalahan orang muda.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Hidup bersama memang sulit, penuh lika-liku, dan menakutkan, tetapi tinggal terpisah rasanya tidak terpikirkan.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Rasanya bisa sangat menyakitkan, tahu--tidak bisa bersama orang yang kaucintai.
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Yang perlu kaulakukan hanyalah menjalani hari ini tanpanya. Menjalani menit ini tanpa dirinya. Hanya itulah yang perlu kauhadapi. Menit ini saja. Dan menit itu akan berlalu."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Saat itu akan tiba," aku berjanji. Kami berdiri di tengah-tengah jalan, bergandengan tangan. "Ketika arah anginnya benar dan awan lenyap, kau bisa melihat ujung jalan ini sampai sejauh Darjeeling," kataku. "Jalan ini panjang dan sulit, penuh marabahaya; jika seorang pengelana yang berjalan kaki melihat panjang jalan ini, semangatnya akan runtuh sehingga dia akan duduk dan menolak berjalan lebih jauh. Kau tidak boleh melongok ke ujung jalan ini, Portia. Lihatlah hanya pada satu langkah di hadapanmu. Itulah yang bisa kaulakukan. Satu langkah saja. Dan kau tidak akan menempuh perjalanan ini sendirian."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
"Ini menjadi pengingat bagiku atas pelajaran yang kupetik dari Black Jack, agar aku tidak tertipu oleh penampilan seseorang, sekaligus untuk mengingat bahwa ada pelajaran yang mesti dipetik dari setiap penyelidikan, sekalipun itu dari guru-guru yang paling tidak mungkin."
~ Lady Julia 4: Dark Road to Darjeeling by Deanna Raybourn
Baca juga seri Lady Julia yang lain: