Cari Review Buku

Tampilkan postingan dengan label Novel Thriller. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel Thriller. Tampilkan semua postingan

Minggu, 31 Maret 2024

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child - Buku dan Seri Televisinya Jempolan

Sebagai pecinta seri Jack Reacher, sudah pasti kami semangat banget dong pas tahu ada lagi seri Jack Reacher yang diadaptasi. Kali ini ke serial televisi, Reacher (2022), yang diangkat dari novel pertama di seri novel ini, Killing Floor. Untungnya, kami sudah punya bukunya. Jadi habis nonton serialnya bisa langsung baca bukunya. Killing Floor ini terbit pertama kali pada tahun 1997. Di UK diterbitkan oleh penerbit Bantam Press. Sedangkan di US diterbitkan oleh penerbit Putnam. Buku ini memenangkan Anthony Award dan Barry Award sebagai novel pertama terbaik.

Sinopsis

Seorang Jack Reacher turun dari sebuah bus di sebuah kota yang bernama Margrave. Semua itu hanya karena dia ingat kalau kakaknya pernah bercerita mengenai seorang musisi blues yang meninggal di sana. Nama musisi itu Blind Blake. Masalahnya, baru saja Jack Reacher sampai dan sedang mau makan, tiba-tiba saja dia ditangkap dengan kasar dan dituduh sebagai pembunuh.

Dalam penahanan, Reacher bertemu Finlay, kepala detektif di sana. Finlay sendiri baru pindah ke Margrave. Perawakan dan pembawaan Finlay sebenarnya sangat bertolak belakang dengan Margrave. Finlay adalah detektif yang mumpuni, tapi dia pun tetap mengalami kesulitan mengatasi kasus pembunuhan yang dituduhkan kepada Reacher. Reacher juga bertemu Roscoe, satu-satunya petugas polisi wanita di sana. Roscoe percaya bahwa Reacher tidak bersalah.

Reacher banyak memberi masukan kepada Finlay. Petunjuk pertama mengarahkan mereka kepada seseorang bernama Paul Hubble, seorang mantan bankir yang tiba-tiba saja langsung mengaku sebagai pembunuhnya. Tentu saja Finlay tidak bisa langsung percaya. Hubble lebih tidak mungkin lagi melakukan kekejaman seperti yang sudah terjadi. Masalahnya, mereka berdua terpaksa dikirimkan ke penjara negara di Warburton selama pemeriksaan berlangsung.

Mereka hanya satu hari di penjara. Hanya menunggu pagi. Tapi ternyata mereka dijebak dan nyaris saja terbunuh. Kalau bukan karena kemampuan Reacher, mereka berdua tidak akan bisa keluar dari penjara itu hidup-hidup. Sekeluarnya dari penjara, Reacher menemukan kenyataan bahwa korban adalah kakaknya sendiri, Joe Reacher. Reacher pun memutuskan untuk menetap dan ikut ambil bagian dalam penyelidikan. Sementara itu, sekeluarnya dari penjara Paul Hubble menghilang dan diperkirakan sudah tewas.

Reacher pun menyelidiki Margrave yang aneh. Sebuah kota yang sebetulnya sudah terkucilkan karena pembangunan jalan-jalan tol yang seharusnya mematikan kota itu. Tapi anehnya, Margrave bisa bertahan bahkan tampilannya seperti kota baru yang sangat berkilau. Kota dengan banyak uang. Sangat banyak uang yang tidak wajar. Reacher harus melawan penguasa kota yang korup, keluarga pebisnis yang mencurigakan, pelaku misterius yang penuh kekejaman, hingga warga kota yang ingin tetap makmur, tidak peduli sekotor apa pun caranya.

Review

Buku yang kami baca ini adalah versi Bahasa Inggris terbitan Bantam Press. Meskipun Bahasa Inggris, kami tidak merasa ada kesulitan yang berarti. Tulisannya juga besar-besar dan nyaman dibaca. Dari segi bahasa juga sederhana dan tidak banyak kosa kata yang sulit. Dari segi cerita, Killing Floor ini menurut kami cukup mantap sih. Apalagi mengingat bahwa ini adalah buku pertama di seri Jack Reacher. Novel ini ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama, dari sudut pandangnya Reacher. Menurut kami alur novel ini lumayan santai ya untuk genre buku action. Cenderung lambat. Tapi kalau sudah mulai aksi berantem-berantem, wah, sudah pasti menegangkan dan seru. Cerita latar belakang beberapa tokoh juga jadi poin plus di novel ini. Cerita tentang Joe dan Jack Reacher di masa kecil mereka. Bahkan cerita tentang Blind Blake bikin kami meneteskan air mata. Endingnya menurut kami juga cukup oke dan seru. Agak mengharukan malah.

Kalau ada satu kekurangan di buku ini yang kami langsung sadari adalah kelemahannya karena menggunakan sudut pandang orang pertama saja. Kami membaca buku ini setelah menonton serial televisinya, dan yang namanya serial TV pasti aksi-aksinya lebih dinamis. Sudut pandang yang digunakan pun sudut pandang orang ketiga yang tidak hanya mengikuti aksi reacher, tapi juga mengikuti aksi beberapa tokoh yang lain. Nah, makannya di buku ini, saat Roscoe sempat menghilang, pembaca pun tidak tahu apa yang terjadi pada Roscoe. Pembaca baru tahu nanti, di akhir cerita atau ketika sudah ketahuan apa yang terjadi dengan orang-orang tersebut. Tapi selain hanya bikin penasaran, hal ini sebetulnya tidak terlalu masalah sih.

Buku vs Serial Televisi

Menurut kami yah, Alan Ritchson itu aktor yang paling pas memerankan tokoh Jack Reacher. Perawakannya dapet banget. Berbeda sama film Jack Reacher yang diperankan oleh Tom Cruise. Bukannya Tom Cruise tidak bagus lho. Kalau secara action sih Tom Cruise dapet banget ya. Tapi perawakan Jack Reacher dengan yang di novel beda jauh. Berdasarkan CV Jack Reacher yang ada di novel ini, tinggi Reacher itu 1.95 m. Sedangkan beratnya sekitar 100-113 kg. Ukuran mantelnya aja 3XLT. Ya kan Tom Cruise tidak sebesar itu kan ya? Dari segi pembawaan pun lebih pas. Ada kesan dingin pada tokoh Reacher yang diperankan oleh Alan Ritchson. Kalau Tom agak lebih tengil pembawaannya.

Dari segi cerita juga, mungkin karena serial TV ya, yang bisa banyak episode, serial TV bisa sejalan dengan bukunya sekitar 70%-an. Sisanya tentu saja ada penyesuaian. Tapi tidak terlalu jauh. Perubahannya justru membawa dinamika yang berbeda dan seru ke dalam ceritanya. Secara keseluruhan kami acungi jempol untuk serial TV Reacher Season 1.

Genre novel ini thriller yah. Jadi sudah pasti ada bunuh-bunuhan dan cukup sadis. Reacher sendiri di beberapa kesempatan bertarung layaknya mesin pembunuh berdarah dingin. Kalau mau dibilang pahlawan, tapi kok ngeri juga. Karena dia kadang tidak punya rasa belas kasihan ataupun rasa bersalah. Walaupun yang dia habisi memang orang jahat sih. Tapi gimana ya? Novel ini juga bergenre detektif polisi. Cocok untuk pembaca yang menyenangi tema tersebut.

Quote

To understand the traveling blues you need to be locked down somewhere. In a cell. Or in the army. Someplace where you're caged. Someplace where smokestack lightning looks like a far-away beacon of impossible freedom.

~ Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


Like Blanche in that old movie, a wanderer depends on the kindness of strangers. Not for anything specific or material. For morale.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


Long experience had taught me to evaluate and assess. When the unexpected gets dumped on you, don't waste time. Don't figure out how or why it happened. Don't recriminate. Don't figure out whose fault it is. Don't work out how to avoid the same mistake next time. All of that you do later. If you survive. First of all you evaluate. Analyse the situation. Identify the downside. Assess the upside. Plan accordingly. Do all that and you give yourself a better chance of getting through to the other stuff later.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


It was a sad story. Stories about wrecked dreams always are.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


I wanted to keep on the move. It's a basic rule for safety. Keep moving around.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


She said it with a lot of feeling. She'd liked Margrave. Her family had toiled there for generations. She was rooted. She'd liked her job. Enjoyed the sense of contribution. But the community she'd served was rotten. It was dirty and corrupted. It wasn't a community. It was a swamp, wallowing in dirty money and blood. I sat and watched her world crumble.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


There wouldn't be anyplace left to stay around in. And I had to wander. Like the song I was singing in my head. I had to ramble. A traditional song. A song that could have been written for me.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


Waiting is a skill like anything else.

Jack Reacher 1: Killing Floor by Lee Child


Link pemesanan

Kamis, 17 Maret 2022

Jack Reacher 21: Night School by Lee Child - Saat Sekolah Hanyalah Sebuah Kedok

Sudah lama banget tidak membaca serinya Jack Reacher. Kami sudah membaca teaser novel ini di novel Jack Reacher yang Never Go Back. Mari kita langsung saja intip sedikit plotnya.

Dari teasernya aja sebetulnya kami sudah tertarik banget. Kayaknya bakalan seru. Untungnya, kami memang sudah punya novel Night School ini. Kalau tidak yaaa, mungkin sudah penasaran kali.

Jadi ceritanya, setelah mendapatkan penghargaan atas misi besar yang sukses dia jalani, Reacher malah dikirim ke sekolah lagi. Perintah diberikan lengkap dengan kehadiran seorang saksi. Saksi yang akan memastikan kalau berita ini akan tersebar. Jack Reacher, setelah menyelesaikan misi penting dan mendapatkan penghargaan,  malah dikirim ke sekolah lagi. Tidak ada misi penting selanjutnya untuk Reacher. Reacher tiba-tiba saja menjadi orang paling tidak penting yang tidak punya misi atau tugas penting apa pun yang menarik. Reacher hanya dikirim untuk sekolah lagi. Tapi walaupun menimbulkan banyak pertanyaan, perintah tetaplah harus dijalankan, meskipun itu berarti dia harus sekolah lagi. Jadi Reacher mengikuti saja semua langkah-langkah yang harus dia lakukan dan dia pergi meninggalkan markas.

Tapi Reacher bukan dikirim ke sekolah. Reacher harus dihilangkan dari perhatian semua orang. Reacher harus dibuat menjadi orang tidak penting. Karena misi berikutnya sangatlah rahasia. Reacher akan bekerja sama dengan seorang agen FBI dan satu orang agen CIA. Kedua agen tersebut mengalami perlakuan yang sama. Mereka dikirim ke "sekolah", dihilangkan dari perhatian, tepat setelah mereka menyelesaikan misi besar. 

Misi ini misi yang sangat rahasia. Misi yang bisa memicu masalah keamanan nasional, bahkan keamanan dunia. Misi yang melibatkan berbagai negara. Misi ini dipicu karena salah satu mata-mata Amerika mencuri dengar pembicaraan pemuda-pemuda dari kelompok teroris, "Pria Amerika itu menginginkan seratus juta dolar.". Nilai yang sangat fantastis. Masalahnya, apa yang diperjual belikan dengan harga yang sangat fantastis seperti itu? Siapa pria Amerika ini? Reacher dan rekan-rekannya harus mengorek-ngorek Hamburg, mencari si pria Amerika, menemukan barang apa yang dia jual kepada teroris dengan harga yang sefantastis itu, dan bagaimana harus mencegah transaksi itu terjadi. Semuanya harus dilakukan dengan sangat rahasia dan hati-hati. Misi mereka sulit, ditambah lagi ada kelompok yang berusaha ikut campur. Mengganggu Reacher, dkk demi kejayaan mereka sendiri.

Buku Night School yang kami baca ini seri bahasa Inggris-nya yah. Menurut kami bahasa Inggrisnya oke, dan tidak menyulitkan. Jalan ceritanya seru dan menegangkan. Aksi-aksi penyelidikannya lebih banyak daripada aksi berkelahi-nya. Tapi ceritanya tetap aktif banget dan alurnya juga cepat. Kalau ada satu hal yang kami tidak terlalu suka soal novel ini, yaa apa lagi kalau bukan karena terorisnya asal Timur Tengah. Pemuda-pemuda yang mereka mata-matai malah memang pemuda-pemuda Saudi. Tipikal novel Amerika banget kalau soal teroris-terorisan. Tapi untung aja sih menurut kami cerita tidak terlalu fokus di situ. Tapi yah tetap aja, tipikal.

Rating Goodreads buku ini 3.99/5.00. Kalau rating pribadi kami 4.50-5.00/5.00. Recommended. Sampai sekarang seri Jack Reacher ini selalu recommended lho. Tidak ada yang mengecewakan. Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sama-sama oke. Oh iya, di buku ini juga ada teaser novel selanjutnya, The Midnight Line.

Kalau mau pesan novel ini silahkan ke link di bawah ini yah:

https://tokopedia.link/6cgCfYNZwqb


Baca juga:

Jumat, 14 Mei 2021

Jack Reacher 18: Never Go Back by Lee Child - Niatnya Hanya Mau Kencan Tapi Malah Terjebak Fitnah

Kali ini yang kami baca adalah buku ke-18 dari Seri Jack Reacher, Never Go Back. Never Go Back ini sudah dibuat versi filmnya dan dibintangi oleh Tom Cruise. Tapi kami belum nonton sih. Karena sudah lama memang tidak nonton film lagi. Mungkin nanti kalau nonton kita akan bikin post Buku vs Film. Never Go Back ini vibe-nya sama kayak The Enemy, penuh dengan teka-teki dan lingkupnya di kalangan militer. Bedanya, di sini Jack Reacher sudah tua dan seharusnya dia sudah keluar dari militer. Tapi dia aktif lagi karena dijebak oleh sebuah kasus. Coba kita lihat sedikit plotnya.

Setelah telfon-telfonan dengan Major Susan Turner, sang Commanding Officer baru di unit Reacher yang dulu, Reacher jadi penasaran dengan orangnya. Reacher sangat menyukai suara Turner, dan hanya berdasarkan rasa penasaran inilah Reacher memutuskan untuk datang ke markas lamanya, 110th MP, di dekat Washington, D. C. 

Awalnya semua berjalan lancar-lancar saja. Tapi ternyata Reacher terjebak. Susan tidak ada, digantikan oleh Colonel Morgan. Bukan itu saja kejutan yang didapatkan Reacher. Reacher juga tiba-tiba didakwa dengan dakwaan serius. Bukan hanya satu tapi dua kasus sekaligus. Siap menggigitnya dan menggiringnya ke pengadilan militer. Masalah belum selesai, Colonel Morgan juga mengaktifkan kembali status Reacher di kemiliteran. Reacher juga tidak bisa pergi kemana-mana. Tapi masih ada masalah lain. Ada orang-orang yang dengan sengaja mengancamnya dan menyuruhnya pergi. Semua masalah itu sangat aneh, seolah-olah dirancang agar Reacher takut dan langsung melarikan diri. Ketika merasa terancam, seseorang bisa lari atau melawan. Reacher tidak lari, dia melawan.

Reacher menemukan kecurigaan bahwa Turner kemungkinan besar juga dijebak, sama seperti Reacher. Kasus Turner lebih serius karena berupa kasus penggelapan. Tapi semua kasus, meskipun solid tapi sangat aneh. Telah terjadi sesuatu di Afghanistan yang sepertinya sangat mencurigakan, dan Turner sedang dalam penyelidikan awalnya. Sepertinya hal inilah yang memicu jebakan berantai kepada Turner dan Reacher. Sepertinya ada orang-orang yang sangat berpengaruh yang merasa terancam karena penyelidikan Turner. 

Reacher hanya kebetulan menghubungi Turner pada waktu yang salah. Dan sebuah kebetulan juga Reacher datang kembali ke markas 110th MP karena dia sangat ingin bertemu dengan Turner. Hanya sebuah niat kenalan dan kencan kalau memungkinkan. Tapi bukan Reacher namanya kalau dia tidak bisa melawan dan melakukan penyelidikannya sendiri. Dengan perencanaan dan taktik yang dibuat sepresisi mungkin, Reacher berhasil membebeaskan Turner. Mereka kabur untuk melakukan penyelidikan sendiri serta membersihkan nama mereka.


Seperti novel-novel yang sebelumnya, novel ini juga seru dan menegangkan. Action dan kejar-kejarannya lumayan banyak. Menegangkan. Sisi romance-nya juga lumayan kuat di novel ini. Padahal di novel ini Reacher udah lumayan berumur lho. Di buku sebelumnya yang kami baca dimana Reacher masih muda malah romancenya boleh dibilang sedikit banget, lebih banyak actionnya. 

Oh ya, yang kami baca ini novel versi bahasa Inggris. Menurut kami oke-oke aja kok bahasa Inggrisnya, tidak terlalu rumit dan enak dibaca. Di buku ini juga ada bonus material, cerpen High Heat dan cuplikan dari novel Reacher berikutnya, Night School. High Heat menceritakan kisah Reacher saat dia masih remaja dan tanpa sengaja terlibat dalam suatu urusan kejahatan. Nuansa ceritanya panas, karena emang latar belakangnya musim panas New York yang lagi panas-panasnya. Reacher muda masih cukup spontan dalam bertindak. Mungkin bisa dibilang agak reckless dan agak gampang mencampuri urusan orang lain. Belum lagi cukup keras kepala. Pengalamannya tinggal di kompleks militer memang melatih Reacher dalam situasi tertentu, tapi kayaknya juga bikin dia over PD. Tapi overall, High Heat ceritanya bagus sih. Seru dan menegangkan.

Novel ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.05/5.00. Kalau untuk kami pribadi ratingnya 4.50/5.00. Bagus. Recommended. Kalaupun ada kekurangannya cuman satu sih menurut kami. Bener-bener tidak habis pikir, ngapain pergi jauh-jauh hanya karena suara di telefon? Rasanya tidak percaya aja kalau seorang Jack Reacher bisa kayak gitu. Tapi mungkin malah disitu ya pesonanya. 

Novel ini saat ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/jack-reacher-18-never-go-back-by-lee-child-english

Buat yang mau cek review Jack Reacher sebelumnya bisa cek postingan di bawah ini:


Quote

A person either runs or he fights. It's a binary choice, and I'm a fighter.
~ Jack Reacher 18: Never Go Back by Lee Child

Senin, 15 Maret 2021

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3) - Lebih ke Thriller Detektif

Sampailah ke buku ketiga di seri Cafferty and Quinn dari Heather Graham, The Dead Play On. Buku ketiga ini cukup berbeda yah dari buku pertama atau buku keduanya. Buku pertamanya, Let The Dead Sleep (Patung Kematian), adalah gabungan yang seimbang antara misteri, detektif, supernatural, dan romance. Buku kedua, Waking The Dead by Heather Graham, berat di supernaturalnya, dan ceritanya bikin merinding abis. Nah, di buku ketiga ini, ceritanya lebih berat ke thriller detektif. Malah, bisa dibilang, tidak ada unsur supernaturalnya. Atau unsur supernaturalnya bisa dibilang cuman kayak gimmick aja. Nah, coba kita lihat sinopsisnya dulu.

Tiba-tiba saja kehidupan para musisi di New Orleans terancam bahaya. Sudah ada dua musisi yang dibunuh dengan kejam. Dan sepertinya sang pembunuh juga mengincar alat musik tertentu, sebuah saksofon. Sepertinya saksofon itu adalah saksofon istimewa, yang mampu membuat permainan saksofon si musisi menjadi luar biasa bagus dan indah. Yang tentu saja akan menarik banyak kesuksesan dan perhatian. 

Tapi pembunuhan-pembunuhan itu ternyata bukan pembunuhan pertama. Tyler Anderson mendatangi Danni setelah dia memainkan saksofon milik Arnie Watson, sahabatnya yang sudah meninggal. Arnie dilaporkan meninggal karena overdosis. Diduga karena mengalami trauma pasca penugasan militernya. Arnie melarikan diri ke obat-obatan dan mengalami overdosis. Tapi saat memainkan saksofon Arnie, Tyler seperti kerasukan. Tyler jadi bisa memainkan saksofon sehebat Arnie memainkannya. Dia memainkan lagu yang sering dibawakan Arnie dengan luar biasa indah. Tyler juga mendapatkan penglihatan, dia melihat hari-hari Arnie. Tyler juga melihat...saat-saat ketika Arnie dibunuh. Danni masih sedikit skeptis dengan cerita Tyler, tapi Quinn dengan cepat percaya karena dia sudah melihat sendiri TKP pembunuhan seorang musisi, dan ada kasus penyerangan para musisi juga. Dengan alat musik yang sepertinya menjadi incaran si pembunuh.

New Orleans jadi kota yang mencekam untuk para musisi. Semua musisi terancam. Pembunuhnya sulit dilacak, pandai menyamar, dan cepat menghilang. Penyerangan kembali terjadi, semakin lama semakin parah. Danni, Quinn, dan Billie pun memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok musisi. Mencari sang pelaku dari dalam. Menelusuri bar demi bar yang mencurigakan. Rumah Danni pun jadi tempat pengungsian yang ramai. Danni dan Quinn dikejar waktu, mereka harus menemukan sang pelaku dan saksofon itu segera, sebelum semuanya terlambat dan korban semakin bertambah.

Novel ini punya rating Goodreads 3.96/5.00. Rating yang bagus, dan kami cukup setuju. Novel ini menurut kami yah ada plus minusnya yah, tapi ini berdasarkan selera kami terhadap novelnya Heather Graham. Mulai dari mana dulu yah...minusnya kali ya, biar ada bahasan. 

Oke. Seperti yang sudah kami bilang sebelumnya, novel ketiga ini beda banget dari novel sebelumnya di seri ini. Novel ini lebih menitikberatkan pada genre thriller detektifnya, ibaratnya lebih ke sisi manusianya daripada sisi supernaturalnya. Ini bukan hal yang negatif sih, tapi kami justru lebih suka kalau sisi supernaturalnya kuat. Karena Heather Graham tuh jago kalau supernaturalnya kuat, merindingnya dapet. Kami suka banget sama buku keduanya. Merinding disko cyiin. Apalagi waktu mereka harus mengangkut mayat dari kuburan bawah tanah kastil kan yaa...hiiii. Kasus ini agak mirip sama seri Flynn Brothers sebetulnya. Buku ketiga seri Flynn Brothers beda banget vibe-nya sama dua buku sebelumnya, lebih "manusia".

Minus yang lain ada di sisi romance. Kami merasa konflik antara Danni dan Quinn itu adalah konflik yang tidak perlu. Apalagi di saat genting kayak gitu. Danni terlalu keras kepala dan merasa harus membuktikan diri. Danni tidak bisa melihat situasi Quinn yang penuh tekanan dan stress. Buat Danni, yang penting instingnya harus dipenuhi. Sementara Quinn sendiri kurang bisa diajak berdiskusi dan kurang bisa membagi "kekuasaan" atas penyelidikan. Semua harus Quinn sendiri yang mengawasi. Ya, tidak bisa begitu dong ya. Penyelidikan akan menjadi tidak efektif.

Oke. Terlepas dari dua minus di atas yang menurut kami agak mengganggu, buku ini bagus, seru dan cukup menegangkan. Tapi kalau harus mengurut favorit kami dari ketiga buku seri Cafferty and Quinn, buku kedua akan menjadi favorit kami, diikuti dengan buku pertama, baru deh buku ketiga ini. Kayaknya kami lebih suka kalau Heather Graham sudah bikin latar yang di kuburan, lagian itu memang ciri khas novelnya Heather Graham juga sih sepertinya. Buku ketiga ini cocok untuk teman-teman yang lebih suka cerita detektif dibandingkan cerita misteri supernatural.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-dead-play-on-by-heather-graham-cafferty-and-quinn-3


Quote

Bertanya-tanya, bukan mengetahui, adalah perasaan yang membuat hati orang-orang hancur berkeping-keping.

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


Aku mendengar banyak ketakutan. Tapi bahkan meskipun mereka takut, orang harus tetap bekerja untuk hidup.

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


"Beberapa kekuatan gaib mungkin tidak lebih dari keyakinan kita pada sesuatu--suatu hasil, suatu kemampuan--yang mewujud sebagai realitas."

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


"Apakah kita membuatnya menjadi monster? Atau apakah dia memang selalu menjadi monster dan kita hanya alasan yang dia gunakan untuk perbuatannya?" tanya Brad murung.

"Kita tidak pernah jahat," kata Jenny memprotes.

"Kita hanya tidak memperhatikan," kata Tyler. "Dan mungkin itu lebih buruk."

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)

Rabu, 06 Januari 2021

The Cuckoo's Calling by Robert Galbraith - Novel Detektif Minim Aksi Tapi Bikin Penasaran

Akhirnya, kami bisa mereview juga buku detektif dari Robert Galbraith alias J.K. Rowling ini. Buku ini menggugah rasa ingin tahu banget dengan ketebalannya dan nama pengarangnya. Kan penasaran yah gimana jadinya novel detektif yang dikarang oleh pengarang novel fantasi sihir Harry Potter yang terkenal banget. Kebetulan, yang kami baca ini versi bahasa Inggris hard cover. Nanti kami akan review juga soal kesulitan membaca buku ini dari sisi bahasanya. Tapi mari kita intip sedikit sinopsisnya.


Sinopsis

Cormoran Strike, seorang detektif swasta yang baru saja merintis bisnisnya, sedang punya banyak nasib buruk. Putus dari pacar, homeless dan terpaksa tidur di kantornya, serta sedang terlilit banyak hutang. Robin Ellacott dikirim dari kantor Temporary Solution untuk menggantikan sekretaris Cormoran yang sudah berhenti. Cormoran sebetulnya tak menginginkan pengganti, karena toh dia tidak bisa membayar sekretaris dengan kondisi keuangan yang sekarang. Tapi Cormoran tak punya waktu untuk protes apa-apa karena John Bristow datang. Klien kelas kakap dengan kasus yang hampir mustahil.

John meminta Cormoran untuk menyelidiki kematian adiknya, seorang model terkenal bernama Lula Landry, atau yang sering dipanggil Cuckoo oleh teman-teman terdekatnya. Kematian Lula dilaporkan sebagai kasus bunuh diri. Lula jatuh dari balkon lantai 3 apartemennya, di tengah malam bersalju. Bukti-bukti polisi menunjukkan kalau Lula bunuh diri, meskipun ada satu saksi mata yang menyatakan bahwa ia mendengar Lula bertengkar di atas dan Lula didorong jatuh dari balkonnya. Lula dibunuh, bukan bunuh diri. Kesaksiannya sayangnya diragukan. John membawa bukti sebuah rekaman cctv yang menunjukkan dua orang mencurigakan yang lewat, datang dan pergi dengan tergesa-gesa dari arah tempat kejadian. Cormoran sebenarnya tak ingin menerima kasus yang tampaknya sia-sia ini. Tapi ada sesuatu tentang John, dan demi masa lalu, dia pun menerima kasus ini. Toh, John Bristow memberikan bayaran yang sangat menggiurkan. Bayaran yang cukup banyak untuk membuat Cormoran bisa lega sedikit.

Penyelidikan Cormoran membawanya ke dalam lingkaran kehidupan Lula Landry yang luar biasa. Keluarga kaya raya dan ternama, tapi entah mengapa sedikit terasa disfungsional. Serta teman-teman model, artis, dan desainer terkenal. Semua punya cerita mereka sendiri tentang Lula, tentang kehidupannya, dan apa yang terjadi di jam-jam terakhir Lula.


Review

The Cuckoo's Calling ini bisa dibilang beda banget sama novel thriller detektif yang kami baca sebelum ini. Kalau teman-teman mengharapkan novel detektif yang penuh dengan action-action seru, novel ini jelas bukan jawabannya. Novel ini sedikit banget actionnya, paling hanya pas di bagian akhir aja. Sisanya, pembaca akan dibawa oleh Cormoran menelusuri kehidupan Lula Landry lewat wawancara-wawancara Cormoran dengan berbagai orang.  Kami bisa bilang kalau buku ini memikat rasa kepo alias rasa ingin tahu pembaca kedalam kehidupan orang lain. Sedikit pertanyaan di sana-sini, sedikit korek-korek di sana-sini, dan pada akhirnya bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya sudah terjadi. Kehidupan pribadi Cormoran, dan hubungan Cormoran-Robin juga cukup menarik. Bisa bikin pembaca kepo dan mungkin pengen lebih.

Apakah itu berarti novel ini tidak seru? Ya tidak juga, tergantung kitanya mau mencari keseruan dari mana. Kalau kita suka yang full action, ya mungkin buku ini kurang seru jatuhnya. Tapi untuk yang lebih suka novel detektif yang lebih nyantai, dan berfokus pada penyelidikan dengan bumbu cerita kehidupan selebritas, buku ini bisa dibilang cukup menarik.

Novel yang kami baca ini adalah versi Inggris hard cover. Ini Inggris-nya Inggris British ya. Kalau menurut kami sih tingkat kesulitannya agak moderat. Galbraith kayaknya cukup suka menggunakan kosa kata yang tidak umum kayak "exorbitant" atau "exacerbated" kata-kata yang bikin kami berhenti baca dan akhirnya googling dulu maksudnya apa, dan sekarang pun sudah lupa itu artinya apa. Kosa kata yang mirip seperti ini tuh ada beberapa, tapi untungnya masih bisa diabaikan kalau kita memilih mau mengabaikan saja. Beberapa percakapan juga akan melibatkan percakapan dengan orang-orang yang memiliki "aksen". Jadi, penulisan kalimat percakapannya mungkin akan sedikit sulit dibaca atau dimengerti. Tantangannya lumayan sih, walaupun tidak sampai membuat buku ini tidak bisa dinikmati. Jadi buku ini cukup oke kok untuk melatih bahasa Inggris kita.

The Cuckoo's Calling ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.87/5.00 ★. Kalau buat kami sendiri ratingnya sekitar 3.50-4.00/5.00 ★. Novelnya menarik tapi kami memang lebih suka kalau lebih seru dengan banyak action.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan klik link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-cuckoo-s-calling-by-robert-galbraith-english-hard-cover


Quote

People liked to talk; there were very few exceptions; the question was how you made them do it.

~ The Cuckoo's Calling by Robert Galbraith


How easy it was to capitalize on a person's own bent for self-destruction; how simple to nudge them into non-being. then to stand back and shrug and agree that it had been the inevitable result of a chaotic, catastrophic life.

The Cuckoo's Calling by Robert Galbraith


Sabtu, 12 Desember 2020

Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse - Masa Muda Mycroft yang Menegangkan

Novel-novel spin-off Sherlock Holmes sudah ada banyak. Yang sudah di review di novel ini ada Art in the Blood, ada Sherlock, Lupin, & Aku 7: Teka-Teki Kobra untuk spin-off masa kecil Sherlock, dan untuk teman-teman yang ingin membaca spin-off Sherlock Holmes versi remaja yang berapi-api bisa cek novel Young Sherlock - Red Leech. Rata-rata di setiap buku spin-off Sherlock Holmes, Mycroft Holmes selalu memiliki andil. Bukan tokoh utama memang, tapi masih tokoh yang penting. Seperti di Art in the Blood, Mycroft secara tidak langsung ataupun secara langsung mengatur pergerakan penyelidikan Sherlock. Sedangkan di Young Sherlock - Red Leech, Mycroft berperan sebagai mentor dan support.

Banyaknya novel spin-off Sherlock Holmes bisa dimaklumi, karena memang tokoh terkenal dengan petualangannya yang seru. Tapi baru kali ini kami membaca novel yang menceritakan tentang Mycroft Holmes, dan ternyata tidak kalah seru lho. 

Novel Mycroft Holmes ini merupakan karya novel seorang pebasket legendaris, Kareem Abdul Jabbar, berdampingan dengan Anna Waterhouse, seorang penulis dan konsultan skrip profesional. Mycroft Holmes yang kita kenal dari kisah-kisah Sherlock Holmes adalah pria bertubuh tambun yang bekerja kepada pemerintah Inggris yang juga merupakan kakak dari Sherlock Holmes. Sama seperti Sherlock, Mycroft adalah orang yang luar biasa cerdas, bahkan ada yang menyebutkan kalau Mycroft bisa lebih cerdas dari Sherlock, dan dengan posisinya di pemerintahan, Mycroft punya pengaruh yang sangat kuat dan luas. Bedanya dengan Sherlock, kalau Sherlock bekerja langsung dari lapangan, Mycroft akan menggunakan pengaruhnya untuk menggerakkan pion-pion yang dia miliki dan mengatur semuanya dari tempat yang membuatnya nyaman. Nah, tapi di buku ini beda banget, Mycroft di buku ini masih sangat muda, masih 23 tahun dan punya tubuh yang masih sangat fit. Yang lebih penting lagi, Mycroft turun langsung ke lapangan lho, dan petualangannya sangat menegangkan.


PLOT/SINOPSIS
Novel dibuka dengan pembukaan yang cukup gelap. Banyak anak-anak menghilang dari daerah pesisir pantai Trinidad. Diculik dan dibunuh oleh sebuah kekuatan mistis misterius. Menyebabkan para penduduk akhirnya pergi meninggalkan daerah pesisir karena ketakutan akan nasib buruk yang membayangi mereka.

Tapi di Inggris, semuanya tampak normal-normal saja. Setidaknya begitulah bagi Mycroft yang sedang bersenang-senang, bertaruh untuk kemenangan Cambridge di perlombaan dayung. Kemenangan besar yang diraih Mycroft dan sahabatnya Douglas memberikan mereka modal untuk sedikit bersenang-senang. Mycroft juga bahagia karena modal masa depannya sedikit-demi sedikit terkumpul. Yup, Mycroft muda saat ini masih cukup idealis dan sedang dimabuk cinta. Pertunangannya dengan Georgiana sudah membangun mimpi-mimpi indah Mycroft. Lengkap dengan bayangan indah rumah dan keluarga kecil yang bahagia.

Tapi apa yang terjadi di Trinidad akan mengusik dan merubah kehidupan Mycroft. Trinidad adalah kampung halaman sahabatnya, Cyrus Douglas, dan juga tempat tunangannya, Georgiana, dibesarkan. Kabar yang merika terima tentang kejadian-kejadian buruk di Trinidad sangat mengusik keduanya. Douglas memutuskan untuk meninggalkan Inggris sementara dan kembali ke Trinidad untuk melihat keadaan di sana. Georgiana pun sama. Ketika dia mendapatkan kabar itu dari Mycroft, Georgiana dengan tergesa-gesa meninggalkan Mycroft dan memutuskan untuk pergi pulang ke Trinidad dan menolak keras ajakan Mycroft untuk pergi bersama.

Tapi bukan Mycroft namanya kalau dia tidak bisa menemukan cara mengatur agar dia bisa pergi ke Trinidad bersama Douglas secara resmi dari kantor pemerintahan. Posisi Mycroft sebagai Sekretaris Kementrian Perang dan kecerdikannya membuat Mycroft dan Douglas bisa segera pergi ke Trinidad dan melakukan penyelidikan atas nama negara. Tentu saja dengan harapan mereka juga bisa bertemu dengan Georgiana di atas kapal yang membawa mereka ke Trinidad.

Tapi apa yang Mycroft dan Douglas temukan di atas kapal sungguh mengerikan. Ada yang mencoba mencederai mereka! Melukai dan meracun Mycroft cukup parah hingga dia tidak bisa melakukan apa-apa selain berbaring di kabin mereka. Serangan kedua kepada Mycroft dan Douglas sampai mengakibatkan mereka benar-benar tidak keluar dari kabin hingga kapal sampai di Port of Spain. Mycroft tidak berhasil menemukan Georgiana, bahkan namanya saja tidak ada di daftar penumpang kapal. Perjalanan mereka sungguh berat.

Sesampainya di Trinidad keadaan tentu saja tidak menjadi lebih baik. Nyawa mereka memang terancam. Tapi apakah ancaman itu ditujukan kepada Douglas atau Mycroft semua masih menjadi teka-teki. Mereka pun bersembunyi di pecinan, satu-satunya tempat paling aman untuk mereka di Trinidad. Georgiana tak ditemukan dimanapun. Mycroft pun patah hati berat ketika mengetahui bahwa Georgiana selama ini menipunya, dan kemungkinan bahwa Georgiana adalah orang yang meracuninya selama di kapal.

Apa yang ditemukan Douglas di rumahnya pun sangat mengenaskan. Rumahnya terbakar habis, dan Georgiana mengambil surat-surat yang dikirimkan untuk Douglas. Untungnya sebagian surat ada yang selamat, memberikan petunjuk kepada Mycroft dan Douglas tentang apa yang sebenarnya telah terjadi di Trinidad.

Ternyata masalah yang mereka hadapi sangatlah serius. Ancaman perbudakan muncul kembali ke permukaan. Yang lebih parah lagi, Georgiana ternyata memiliki andil terhadap semua hal ini. Lawan yang harus dihadapi Mycroft dan Douglas bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Lawan yang mereka hadapi sangat kejam dan akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya. Kalaupun mereka berdua pada akhirnya berhasil kembali ke London hidup-hidup, mereka akan menjadi orang yang sama sekali berbada dari Mycroft dan Douglas yang sebelumnya berangkat ke Trinidad.


REVIEW
Novel ini punya rating Goodreads yang bagus. 3.71/5.00 ★. Menurut kami, novel ini layak kok punya rating 4.00/5.00 ★. Ceritanya seru dan menegangkan. Kita jadi bisa melihat sisi Mycroft yang aktif di lapangan, sesuatu yang tidak kita lihat di kisah-kisahnya Sherlock. Kisah cinta Mycroft juga sayangnya berakhir dengan tragis sekali di novel ini. Tapi yah, setau kami Mycroft memang single kan ya di kisah aslinya. Ini jadi mengingatkan kami, kalau berdasarkan novel ini dan kisah Sherlock nantinya, mereka berdua jatuh cinta pada tipe wanita yang sama. Wanita yang sedikit banyak adalah penjahat. Tragis sekali. Tapi yah, kecerdasan Mycroft dan Sherlock yang luar biasa mungkin memang hanya bisa ditandingi oleh seseorang yang sedikit banyak punya otak kriminal. Entahlah.

Cyrus Douglas yang menjadi sahabat Mycroft dan ikut ke dalam aksi di Trinidad bisa dibilang punya peran yang mirip dengan Watson sebagai sahabat Sherlock. Cyrus jauh lebih tua dari Mycroft. Di novel ini Cyrus sudah berumur 40an, sedangkan Mycroft masih 23 tahun. Cyrus juga adalah orang berkulit hitam yang tinggal di London sebagai pedagang tembakau khususnya cerutu-cerutu berkualitas kesukaan Mycroft. Dari cerutu-cerutu inilah persahabatan mereka dimulai. Keadaan London pada masa itu masih dibayang-bayangi masa-masa perbudakan yang sebenarnya sudah berlalu tapi masih menyisakan bekas-bekasnya. Jadi, Cyrus sering menyamar sebagai pelayan Mycroft jika mereka sedang berjalan bersama di jalan-jalan London atau saat di kapal dan di tempat-tempat yang rawan. 

Aksi-aksi di dalam novel ini cukup intens dan menegangkan. Sesuatu yang kita tidak kita sangka-sangka dari tokoh Mycroft Holmes. Mycroft di novel ini juga sepertinya masih punya badan yang fit dan bahkan mungkin berotot. Jadi bayangan Mycroft di kisah-kisah Sherlock harus disingkirkan dulu yah, dan sambutlah Mycroft muda dengan segala kejayaan umur 20an. Wakakakak. Overall kami suka sih sama novel ini. Seru dan menegangkan.



QUOTE

Pertarungan adil adalah intisari kompetisi
~ Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

"Kaya atau miskin, Douglas, kita semua ini makhluk yang memiliki kebiasaan."
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

"Ada tiga racun bagi penilaian yang waras," katanya. "Cinta, benci, dan dengki. Kulihat kau tidak begitu terpengaruh dua yang terakhir itu, tapi aku memintamu berhati-hati dengan yang pertama."
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

Tidak ada gunanya menyediakan pelajaran, ketika sang murid sama sekali tidak mau memperhatikan
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

Kalau kau menghafal sesuatu, informasi itu akan ada dalam benakmu selamanya, berputar-putar di sana, memenuhi tempat. Kalau kau mencatat sesuatu, kau tidak akan mengingatnya sampai ada yang mengingatkannya padamu.
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

Tidak ada yang lebih buta daripada mereka yang tidak mau melihat.
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

Orang-orang yang paling terkelabui adalah mereka yang memilih mengabaikan hal-hal yang sudah mereka ketahui.
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

"Si bodoh akan melewati jalan yang tidak akan dilewati mereka yang bijak,"
Mycroft Holmes by Kareem Abdul Jabbar & Anna Waterhouse

Rabu, 09 Desember 2020

Dark Memory by Jack Lance - Trauma Mendalam Hingga Hilang Ingatan

Hmm...apa ya...kami mau bikin pengakuan sedikit, cerita-cerita dengan tema amnesia atau kehilangan ingatan selalu mengingatkan kami akan sinetron-sinetron Indonesia yang drama banget. Sinetron-sinetron yang ceritanya nggak banget dan kami juga tidak suka. Wakakak. Gimana ya, jadi agak sulit juga untuk menganggap serius tema seperti ini kalau digunakan di dalam novel. Nah, masalahnya, novel Dark Memory ini menggunakan tema kehilangan ingatan itu tadi. Wakakak. Tapi terlepas dari temanya yang kurang cocok sama kami, sebetulnya novel ini cukup bagus kok, ceritanya runut dan cukup detail, aksi-aksinya cukup menegangkan.

Sebelum ke review mari kita intip sedikit plotnya. Kayaknya kami tidak akan memberikan spoiler sih. Jadi kami akan memberikan plot garis besarnya saja.


PLOT/SINOPSIS

Dark Memory bercerita tentang seorang wanita bernama Rachel Saunders yang pergi ke Skotlandia untuk menghadiri pemakaman sahabatnya, Jenny Dougal. Tapi, entah peristiwa apa yang terjadi, Rachel tiba-tiba menghilang. Jonathan Lauder, pacar Rachel menjadi sangat khawatir. Jonathan pun memutuskan untuk menyusul ke Skotlandia untuk mencari Rachel.

Sesampainya di Skotlandia, ketika Jonathan sedang mencari-cari informasi, tiba-tiba saja Rachel menghubunginya. Ketika Jonathan menemuinya, Rachel dengan sangat mengejutkan ternyata mengalami hilang ingatan jangka pendek. Rachel tidak bisa mengingat apa yang sudah terjadi padanya selama 3 minggu kebelakang. Rachel tidak ingat kenapa dirinya menghilang. Yang Rachel tahu, dia terbangun di hutan, dekat dengan sumber air dengan tangan dan tubuh yang luka-luka serta memar. Rachel hampir saja tertabrak mobil Stephen ketika tiba-tiba saja ia keluar dari hutan dan turun ke jalan raya. Untungnya, Stephen yang menemukan Rachel adalah orang baik. Stephen pun membawa Rachel ke rumahnya. Di sana Stephen dan istrinya merawat Rachel hingga Rachel bisa sedikit mengingat tentang Jonathan yang lalu kemudian dihubunginya.

Rachel tidak bisa ingat apa yang terjadi pada dirinya selama tiga hari dia menghilang. Dia bahkan tidak ingat kalau dia ke Skotlandia untuk menghadiri pemakaman sahabatnya, Jenny. Suatu fakta yang tidak bisa Rachel terima karena dia yakin bahwa Jenny masih hidup dan butuh pertolongan dirinya. Segera, sebelum semuanya terlambat.

Jonathan sebenarnya tidak paham kenapa Rachel sangat yakin kalau Jenny masih hidup. Tapi yang jelas, mereka harus mencari tahu kemana Rachel menghilang selama tiga hari itu, dan apa yang sudah terjadi padanya. Maka mereka berdua mulai menyusuri hari-hari Rachel yang menghilang. Bertanya kesana-kemari mencari fakta dan informasi yang bisa menjelaskan kondisi Rachel. Tapi apa yang mereka temukan kemudian ternyata sangat mengerikan. Mereka bertemu iblis, iblis yang dibayangkan Rachel sebagai makhluk bersayap mengerikan dengan wajah serigala. Dan Rachel pun pernah ditawan di sarang sang iblis.


REVIEW

Novel ini punya rating Goodreads yang lumayan aja, 3.39/5.00 ★. Untuk kami sendiri, kami memberikan buku ini rating 3.70/5.00. Topik amnesia bukanlah topik yang jadi favorit kami. Tapi novel ini punya banyak potensi. Ceritanya menegangkan dan seru. Kejadian-kejadian di dalamnya juga diceritakan dengan runut. Satu kekurangan di plotnya adalah, terlalu banyak rahasia-rahasia yang tidak perlu dan kekeras kepalaan tokoh-tokohnya. Hal ini membuat keputusan mereka terasa agak tidak logis aja. Novel ini genrenya thriller yah. Masih soft thriller sih menurut kami, ga ada adegan mengerikan yang gimana-gimana kok. Cocok dibaca siapa saja yang baru mau mulai baca-baca cerita thriller, misteri atau detektif gitu.

Buku ini masih tersedia di tokopedia kami yah. Silahkan klik link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/dark-memory-by-jack-lance


Sabtu, 17 Oktober 2020

As Black As Ebony by Salla Simukka - Sebuah Masa Lalu yang Terungkap

Akhirnya, sampai juga kita di buku ketiga dan pamungkasnya dari The SNOW WHITE Trilogy ini. Dua buku sebelumnya sudah kami review juga. Bisa dibaca di link-link di bawah ini yah:

  1. As Red As Blood by Salla Simukka - Lumikki yang Dingin dan Penuh Perhitungan
  2. As White As Snow by Salla Simukka - Ketika Lumikki Tanpa Sengaja Terlibat Aliran Sesat
Sebelum ke reviewnya, mari kita lihat dulu jalan ceritanya seperti apa.

Setelah segala kehebohan di Praha, Lumikki hanya ingin hidup normal kembali di Tampere. Dia pun kembali sekolah seperti biasa. Sekolah Lumikki berencana untuk mengadakan sebuah pementasan drama berjudul "The Black Apple", sebuah interpretasi baru dari dongeng Snow White yang terkenal. Lumikki pun terpilih untuk memerankan peran Snow White. Meskipun Lumikki pada awalnya ragu, tapi pada kenyataannya dia sangat bagus dan sangat menghayati peran Snow White yang baru ini.

Lumikki juga punya pacar baru, Sampsa. Sampsa yang sangat baik dan manis. Tapi mantan Lumikki, Blaze, juga tiba-tiba kembali, setelah meninggalkan Lumikki begitu saja satu tahun yang lalu. Meninggalkan Lumikki patah hati dan sedih. Tapi, masalah Lumikki tidak berhenti sampai di situ. Tiba-tiba datanglah sebuah surat kaleng dari orang yang mengaku sebagai "Bayangan" Lumikki. Yang mencintai Lumikki dengan begitu dalam dan begitu obsesif. Yang tahu banyak hal tentang Lumikki, hingga ke masa lalu Lumikki yang bahkan sudah tidak diingat Lumikki sendiri.

Sang "Bayangan" tahu segala hal tentang Lumikki, tahu masa lalu Lumikki, tahu di mana Lumikki dan apa yang dilakukannya. Sang "Bayangan" menguntit Lumikki dan mengiriminya dengan pesan-pesan penuh ancaman, menggiring dan menggerakkan Lumikki bak boneka tali. Di bawah ancaman ini masa lalu Lumikki terungkap sedikit demi sedikit.  Masa lalu yang sangat mengerikan dan ditutup rapat-rapat dari dirinya. Tapi apakah benar jiwa Lumikki sehitam ebony seperti yang dituduhkan sang "Bayangan" padanya? Ataukah ada kebenaran yang masih tersembunyi? Menunggu untuk diungkapkan.


Sekarang, mari mereview. Akhirnya, selesai juga seri The SNOW WHITE Trilogy ini. Dari ketiga buku di seri ini, buku inilah yang jadi favorit kami. Karena di buku ini endingnya lengkap, jadi tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab. Bukunya juga seru dan ketegangannya dapet banget. Rating Goodreads buku ini ada di kisaran lumayan, 3.55/5.00 ★. Tapi kalau buat kami, buku ini layak kok dapet 4.00/5.00 ★. Ceritanya seru, endingnya juga bagus. Di buku ini akhirnya ada jawaban juga dari pertanyaan-pertanyaan di buku sebelumnya. Overall ini seri yang bagus dan cukup menarik. Thriller young adult ringan yang bisa dibaca siapa saja. 

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

Quote

"Aku tak mengharapkan apa pun darimu. Aku tak menginginkan apa pun darimu. Aku tak memerlukan apa pun darimu. Kau bisa menjadi apa pun yang kau inginkan. Aku hanya merasa senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Harga diriku tidak tergantung dari senyumanmu, tapi aku pun tidak keberatan jika kau melakukannya."
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Dalam cerita, seperti halnya di kehidupan nyata, setiap yang tersembunyi selalu ingin ditemukan.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Pengalaman hidupnya telah mengajarkan bahwa setiap orang mampu untuk berbuat jahat.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Orang-orang dapat menciptakan sebuah ingatan jika mereka menginginkannya atau jika mereka merasa bahwa sesuatu telah terjadi di masa lampau.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Orang-orang begitu mudah percaya. Jika kau tegas dan dapat dipercaya, mereka akan menelan semua kata yang kau ucapkan dan menyukai betapa sungguh-sungguhnya kata-kata itu terdengar.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

"Kau melakukan itu semua untuk dirimu sendiri. Seperti seharusnya. Tidak akan ada yang bisa membuatmu bahagia dan sempurna, kecuali dirimu sendiri."
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Perasaannya tidaklah salah.
Namun, dia bisa memilih apa yang akan dilakukannya. Dia bisa memilih apa yang akan menjadi keputusannya.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

"Kadang apa yang kau cari, sebenarnya lebih dekat dari yang kau kira."
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Ketika ada banyak cahaya, kau lupa akan kegelapan.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Lakukan saja apa yang harus kau lakukan, jangan pedulikan yang lain.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Tapi masa lalu tidak bisa dihapus dengan mudah. Segala sesuatu meninggalkan jejak dalam diri seseorang.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Karena tak ada segala sesuatu yang terjadi dalam sekejap. Semua cerita terjadi berkali-kali, berubah, dan berganti.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Dan tak seorang pun yang berbahagia selamanya. Atau tidak bahagia.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Setiap orang hidup dalam kebahagiaan sekaligus ketidakbahagiaan, mereka merasakan keduanya dalam waktu yang berbeda dan kadang bersamaan.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Selasa, 06 Oktober 2020

Seri Jack Reacher #8: The Enemy - Kematian Mendadak, Pembunuhan, Sebuah Agenda yang Hilang, Serta Rumitnya Politik Dunia Militer

Novel-novel di Seri Jack Reacher ini memang ya, sampai sekarang, belum ada yang mengecewakan. Semuanya bagus dan seru. Walaupun baru dua novel sebelum novel ini yang kami review, kami puas dan suka banget sama cerita-ceritanya. Setiap novel juga punya dinamikanya tersendiri, nuansanya tersendiri, jadi kita sebagai pembaca tidak akan merasa bosan. Seperti di novel Die Trying, aksinya lebih ke aksi-aksi fisik yang keras dan menegangkan. Di novel One Shot, aksinya lebih ke menguras otak, memecahkan teka-teki kriminal yang mematikan. Nah di novel kali ini, The Enemy, aksinya lebih ke penyelidikan yang menegangkan di kalangan militer Angkatan Darat yang sarat dengan sifat politisnya.

Oh iya yang mau cek novel seri Jack Reacher yang lain bisa cek judul-judul di bawah ini:

  1. Review Novel Die Trying by Lee Child
  2. Seri Jack Reacher #9: One Shot by Lee Child - Memecahkan Teka-Teki Mematikan
Kami juga pernah membandingkan antara film Jack Reacher dengan novelnya, One Shot. Cek di link di bawah ini:

Novel The Enemy ini sebetulnya merupakan prequel dari novel-novel sebelumnya. Di novel ini kita akan mengetahui kenapa Reacher pernah turun pangkat dari Mayor ke Kapten. Serta sedikit kisah keluarga Reacher. Buku ini mengambil latar di tahun 1990, tepat di tahun barunya. Sebuah kasus terjadi. Seorang  perwira militer ditemukan meninggal di salah satu motel "panas" di dekat pangkalan Reacher bertugas. Sebetulnya, tadinya Reacher melimpahkan kasus ini ke bagian lain, karena dikiranya sebagai kasus meninggal yang biasa. Tapi sebuah perintah langsung dari atasan Reacher memerintahkan dia agar mengurus kasus ini. Yang meninggal ternyata adalah seorang Jenderal bintang dua. Reacher harus mengurus dan mengendalikan situasinya secara langsung.

Ternyata ada banyak kejanggalan. Kenapa sang jenderal pergi terlalu jauh dari tempat seharusnya dia berada? Kemana tasnya yang hilang? Siapa wanita yang bersamanya di hotel? Kemana agenda pertemuannya menghilang? Satu misteri belum terungkap, tiba-tiba datanglah misteri lain. Istri sang jenderal yang kali ini tewas. Kali ini sebuah pembunuhan. Masalah demi masalah mulai berjatuhan. Terjadi pembunuhan lain, tepat di dalam lingkungan kompleks militer mereka sendiri.

Ketika masalah belum beres, Reacher justru menghadapi tantangan politis. Atasannya berubah, dan menyuruhnya berhenti mengusut kasus. Lupakan kasus sang jenderal dan biarkan kepolisian sipil mengurus pembunuhan istrinya. Buat kematian perwira di lingkungan mereka sebagai sebuah kecelakaan latihan. Reacher pun diancam dengan sebuah aduan serius. Fitnah mulai menyebar. Bukan hanya posisinya yang terancam, tapi nyawanya juga mulai terancam karena sebuah tuduhan tak berdasar. Reacher harus tetap melakukan penyelidikan, melawan perintah atasan yang berusaha menghalanginya. Tapi dia perlu bermain dengan taktik yang baik. Semua demi kebenaran, dan untuk membersihkan nama baiknya. Banyak yang dipertaruhkan, dan banyak resiko yang harus diambil.

Novel The Enemy ini punya rating Goodreads yang bagus, 4.16/5.00 ★. Kami sendiri memberi rating 5.00/5.00 ★ untuk novel ini. Meskipun adegan aksi-aksi fisiknya cuman di akhir, tapi ketegangan dan rasa penasarannya sudah terasa dari awal. Kasus yang banyak misteri dan plot twist yang tak terduga. Belum lagi kesulitan pergerakan Reacher dalam menyelidiki kasus karena masalah birokrasi. Semuanya membuat ceritanya makin greget. Di novel ini kita bisa melihat Reacher muda yang semangatnya masih berapi-api dengan keputusan-keputusan yang kadang spontan. Keputusan yang kadang bisa sangat beresiko.

Buat yang suka aksi-aksi pertarungan fisik mungkin akan takut merasa bosan yah. Tapi kami yang juga suka dengan aksi-aksi fisik menemukan buku ini sama sekali tidak membosankan. Ini pertarungan otak, strategi, dan taktik berkelit yang menegangkan. Bagaimana bergerak di celah-celah sebuah perintah yang tidak menguntungkan. Ada kalanya kita bisa menebak siapa pelakunya. Tapi misterinya masih tak bisa ditebak. Kenapa-nya masih harus dibaca lagi sampai habis. Overall, novel ini recommended banget deh.



Quote

"Apa dia menyerah karena ditinggal sendirian?"
Aku menggeleng. "Dia ingin ditinggal sendirian supaya dia bisa menyerah."
~ Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

"Berimajinasi saja tidak cukup."
"Cukup," sanggahku. "Terkadang hanya itu yang dibutuhkan. Terkadang hanya itu yang dimiliki seorang penyelidik. Kau harus berimajinasi tentang apa yang dilakukan orang. Cara mereka berpikir dan bertindak. Kau harus membayangkan dirimu menjadi mereka."
Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

"Tapi, perubahan pasti akan terjadi. Tak seorang pun yang bisa menolaknya."
Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

"Tidakkah kau akan memulainya lagi jika kau akan kehilangan segalanya?"
Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

Rabu, 05 Agustus 2020

As White As Snow by Salla Simukka - Ketika Lumikki Tanpa Sengaja Terlibat Aliran Sesat

Akhirnya, sampai juga kita di buku kedua dari trilogi SNOW WHITE, As White As Snow karangan Salla Simukka. Buku pertamanya As Red As Blood sudah pernah kami review sebelumnya. As White As Snow ini punya rating Goodreads yang lumayan, 3.47/5.00 ★. Yah, lumayan menarik lah. Mari kita lihat dulu tentang apa ceritanya.

Setelah Lumikki berhasil membongkar misteri uang berdarah dan membongkar sindikat Beruang Kutub, ditambah baru putus dari pacar, dia merasa butuh liburan. Liburan tempat dia bisa mendapatkan kedamaian dan menenangkan diri. Lumikki memilih kota Praha sebagai tempatnya berlibur. Praha yang ternyata mempunyai musim panas yang sangat panas dan gerah.

Ketika sedang asik liburan, Lumikki didatangi seorang wanita muda yang mengaku sebagai kakak tirinya. Wanita yang mencurigakan, namanya Lenka. Lumikki tentu saja tidak serta merta percaya pada Lenka. Tetapi sesuatu dari cara Lenka bersikap dan berbicara membuat Lumikki tidak bisa mengabaikannya. Belum lagi ingatan masa lalu Lumikki mulai muncul ke permukaan. Mungkinkah dia memang pernah punya seorang kakak?

Ketika Lumikki diajak Lenka menemui keluarganya, segalanya semakin aneh. Lenka punya keluarga yang aneh dan penuh rahasia. Lenka juga bersikap misterius. Ketika suatu hari Lenka datang dengan panik dan mengabarkan orang di rumahnya ada yang tewas mendadak, Lumikki mulai terlibat lebih jauh ke dalam misteri Lenka. Misteri yang membawanya kepada Jiři, seorang reporter yang sedang menyelidiki sebuah aliran sesat yang berbahaya. Situasi menjadi tambah berbahaya karena Lumikki mulai menjadi sasaran seorang pembunuh bayaran. Mungkinkah Lumikki menyelamatkan Lenka dari jeratan Keluarga Putih-nya yang menyesatkan? Bagaimana cara Lumikki bisa lolos dari bahaya yang mengincarnya? Satu hal yang tidak Lumikki sadari adalah, adanya niat jahat yang lebih besar dari orang yang punya ambisi sangat busuk.

As White As Snow ini punya petualangan yang berbeda dengan buku pertamanya. Jadi kalau misalnya belum membaca buku pertamanya tidak bakal ada masalah juga sih. Nah, kalau dari keseruan cerita, jujur nih, kami lebih suka buku pertamanya. Lebih seru dan menegangkan, aksi-aksinya juga lebih banyak di buku pertama. Buku kedua ini lebih mengeksplorasi dari sisi emosi Lumikki.

Oh ya, As White As Snow ini suasananya kebalikan banget sama buku pertamanya. Kalau buku pertamanya kan suasananya di Tampere, Finlandia yang sedang musim dingin. Suasana yang dibangun dingin membeku. Kalau di buku ini latar belakangnya ada di kota Praha yang sedang musim panas dengan udara yang sangat panas dan gerah. Kalau dipikir-pikir, Salla Simukka ini keren juga lho penggambaran cuaca latar belakangnya, jadi ikut membangun suasana yang realistis.

Buat yang sudah baca buku pertamanya, bukan...buku ini bukan kelanjutan dari sindikat Beruang Kutub. Ini kisah yang sama sekali berbeda. Sayang banget sih sebenarnya, karena kami juga penasaran dengan siapa sebenarnya di balik sindikat Beruang Kutub. Di buku pertama juga ada kesan kalau sindikat Beruang Kutub terhubung dengan masa lalu Lumikki. Tapi tidak ada jawaban pasti sayangnya. Di buku kedua ini juga begitu sih. Ada bayangan kalau Lumikki seolah-olah memang pernah punya kakak atau teman main mungkin. Tapi tidak ada kejelasannya juga. Ending novel ini juga bukan yang memuaskan banget, tapi merupakan ending yang realistis.

Quote

Banyak orang punya tampilan basa-basi dan tampilan asli. Di rumah, mereka baru bisa menampakkan penderitaan dan kelelahan serta penyesalan yang mereka rasakan. Mereka bisa tertawa dan relaks bersama keluarga.
As White As Snow by Salla Simukka

Rindu adalah perasaan yang selalu sulit dilalui. Rindu tidak meminta izin. Tidak peduli waktu dan tempat. Begitu meluap dan menuntut, mencengkeram dan egois. Menyelimuti pikiran hingga membuatnya terlalu jernih, terlalu tajam. Rindu menuntut kepasrahan tak bersyarat.
As White As Snow by Salla Simukka

Pada suatu hari, ada seorang gadis yang mempunyai rahasia.
Pada suatu hari, ada dua orang gadis yang masing-masing saling menyimpan rahasia.
Mereka berasal dari keluarga yang sama, keluarga penuh rahasia.
As White As Snow by Salla Simukka

Jangan pernah mengejar siapa pun. Jangan pernah mengemis cinta, persahabatan, atau kepercayaan.
As White As Snow by Salla Simukka

Jangan membuat rencana gegabah. Selidiki semua terlebih dahulu sebelumnya.
As White As Snow by Salla Simukka



Minggu, 19 Juli 2020

Sidney Sheldon's After The Darkness (Di Balik Kegelapan) by Tilly Bagshawe - Tentang Semua Kebusukan Manusia

Sidney Sheldon's After The Darkness
karangannya Tilly Bagshawe ini punya rating Goodreads yang lumayan bagus, 3.89/5.00 ★. Sekali lagi, ini bukan tulisannya Sidney Sheldon langsung yah, tapi karangannya Tilly Bagshawe berdasarkan catatan-catatan karya Sidney Sheldon yang tidak dipublikasikan. Kalau dibandingkan dengan Angel Of The Dark kami lebih suka sama sama novel ini. Jauh lebih seru dengan plot yang lebih menarik dan dinamis. Walaupun yah, masih ada kekurangannya lah ya tetep sedikit.

Mari kita lihat tentang apa si After The Darkness ini...

Jadi, ada seorang...katakanlah, perempuan yang terlalu polos dan naif. Perempuan kaya raya dengan status tinggi yang naif dan polos. Namanya Grace Brookstein. Dia menikah dengan seorang raja investasi keuangan di Wall Street, Leonard Brookstein, panggilannya Lenny. Mereka berdua adalah power couple dengan segala kekayaan, ketenaran, dan kekuasaannya. Lenny adalah pemilik perusahaan investasi besar yang sangat sukses bernama Quorum. 

Nah seperti banyaknya orang, Grace juga punya keluarga dan teman-teman. Mereka semua adalah orang-orang berpengaruh, sama-sama punya kekayaan mereka masing-masing. Tapi yang Grace tidak sadari adalah, orang-orang terdekatnya punya masalah mereka masing-masing yang membuat mereka menjadi manusia busuk sampai ke akar-akarnya, dan itu termasuk keluarganya sendiri.

Saat Grace, Lenny, dan teman-temannya berlibur ke Nantucket, Lenny tiba-tiba menghilang. Lenny sedang berlayar ketika tiba-tiba badai menyerang. Lenny meninggalkan Grace sendirian dan berduka. Ketika kembali dari Nantucket, keadaan berubah kacau balau. Menghilangnya Lenny membuat para investor di Quorum panik. Mereka ingin menarik uang mereka dari Quorum. Masalahnya, uang para investor ini menghilang begitu saja dari Quorum. Tujuh puluh lima miliar dolar menghilang begitu saja. Grace yang tidak tahu apa-apa tentang bisnis suaminya tiba-tiba dijadikan tersangka kasus penggelapan dana di Quorum.

Dengan semua kepolosan dan kenaifannya, Grace harus menanggung sendiri semua tuduhan, pengadilan yang menjebaknya, dan akhirnya ke penjara dengan keamanan maksimum. Semua keluarga dan orang yang katanya kerabat menghilang. Tapi Grace akhirnya sadar bahwa dia dijebak. Sedikit demi sedikit dia mulai menyusun rencana pelariannya. Ketika berhasil keluar, dia pun mulai memburu kebenaran. Demi kebebasannya, dan demi membersihkan namanya dan nama baik Lenny. 

Kebenaran yang diburu Grace pada akhirnya membawanya pada kenyataan. Kenyataan bahwa selama ini dia ternyata hidup dalam sebuah gelembung mimpi indah yang rapuh. Dimana dia dikelilingi oleh orang-orang dengan hati dan perbuatan busuk. Orang-orang yang sama dengan orang-orang yang dia percayai. Orang-orang yang menghancurkan gelembung indahnya dengan mudah. Meninggalkannya sendirian di tengah kekacauan yang mematikan.


Dari segi action-nya, buku ini lebih seru dan dinamis dibandingkan Angel Of The Dark. Yang jelas disini ngga ada pria-pria terobsesi wanita yang bisa bikin kesel pembaca. Wakakakak. Ya ada sih obsesi, tapi lebih ke misi pekerjaan mereka sendiri. Novel ini menggambarkan berbagai kebusukan manusia. Keserakahan, cemburu, pengkhianatan, afair, dan berbagai hal busuk lain yang bisa dibayangkan. Tokoh Grace menggambarkan bahwa, jadi perempuan itu ngga bisa terlalu polos dan terlalu naif. Akan selalu ada orang-orang jahat yang memanfaatkan kita. Tidak ada jaminan bahwa orang terdekat adalah orang yang bisa dipercaya.

Buku ini seru tapi memang ada beberapa hal yang kayaknya fiksi banget yah. Kayak waktu Grace berusaha kabur dari penjara. Kayak terlalu banyak kebetulan dan keberuntungan gitu. Cerita hidup keluarga Grace mirip-mirip Cinderella aja. Punya dua saudara perempuan, tapi dua-duanya benci dan cemburu sama Grace. Bedanya ngga ada kisah asmara happy ending di buku ini. 

Secara keseluruhan novel ini happy end kok. Walaupun masih menyisakan beberapa pertanyaan. Misalnya nih, bagaimana nasib Cora dan Karen yang membantu Grace kabur dari penjara? Siapa sebenarnya teman Karen yang mengirimkan uang secara anonim kepada Grace dan bagaimana Grace membayarnya kembali? Pertanyaan yang kayaknya trivial aja sih, tapi cukup mengusik dan bikin kepo. Tapi selebihnya, buku ini bagus dan seru. Cocok untuk teman-teman penikmat novel-novel thriller detektif.


Senin, 29 Juni 2020

Sidney Sheldon's Angel of the Dark by Tilly Bagshawe - Tentang Obsesi yang Tak Sehat

Pertama-tama, mari kita luruskan dulu. Meskipun ada tulisan Sidney Sheldon yang besar banget di cover bukunya, novel ini sama sekali bukan karangan Sidney Sheldon. Novel ini adalah karya Tilly Bagshawe. Sejatinya, Tilly Bagshawe menulis novel ini berdasarkan catatan-catatan karya dari Sidney Sheldon yang tidak pernah dipublikasikan. Harusnya novel ini juga ditulis dengan gaya Sidney Sheldon yang tidak ada bandingannya. Sayangnya... kami mau minta maaf dulu, karena sampai sekarang belum baca dan belum mereview satupun novelnya Sidney Sheldon. jadi belum bisa memberikan perbandingannya. Kapan-kapan kalau sudah baca mungkin kami bakal edit review di sini atau akan dibahas di review-review berikutnya.

Sebelum reviewnya berkembang kemana-mana, mari kita liat dulu plot ceritanya.

Jadi...telah terjadi pembunuhan. Seorang pria tua kaya raya yang punya istri baru yang terlalu muda dibunuh dengan brutal. Istrinya yang cantik diperkosa dan disiksa, kemudian diikat ke tubuh suaminya yang terbunuh. Detektif yang menangani kasus ini adalah Detektif Danny McGuire. Detektif yang tanpa sadar tersihir oleh kecantikan dan kelembutan sang janda, yang saat itu bernama Angela Jakes.

Sebagai istri muda dari seorang pria berumur yang kaya raya, Angela pastinya mendapatkan banyak tuduhan bahwa ia sekedar pengincar harta. Tapi semua tuduhan mata duitan itu terbantahkan ketika Angela, yang menjadi pewaris tunggal, justru menyumbangkan semua warisannya ke lembaga anak-anak. Di sisi lain, penyelidikan pembunuhan menjadi mandek ketika Angela tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.

Sialnya, meskipun Angela menghilang, Danny sudah keburu terobsesi dengan Angela yang cantik bagai malaikat kasus pembunuhan ini. Danny terus mengejar bayangan Angela hingga dia akhirnya keluar dari LAPD dan sempat terluntang-lantung. Akhirnya sebuah kesempatan baru datang, Danny bergabung dengan Interpol, bertemu Céline, menikah, dan akhirnya berusaha melupakan masa lalu tentang Angela Jakes dan kasus pembunuhan yang tak terpecahkan. Mencoba memulai hidupnya dengan lembaran baru.

Tapi kehidupan Danny kembali terguncang ketika Matt Daley suatu hari datang ke kantornya. Menjatuhkan bom fakta kasus-kasus pembunuhan serupa di beberapa bagian dunia, dan menyatakan dirinya sebagai anak Andrew Jakes, yang berarti anak tiri dari Angela Jakes. Obsesi Danny di masa lampau.

Meskipun awalnya enggan, toh akhirnya Danny dan Matt bekerja sama bahu membahu untuk mengungkap kasus ini. Obsesi Danny terhadap Angela Jakes untuk mengungkap kebenaran kasus pembunuhan, dan obsesi Matt untuk menjadikan kasus ini sebagai bahan film dokumenternya. Mereka berdua sama-sama mempertaruhkan hidupnya. Danny mempertaruhkan pernikahan dan kemungkinan besar karirnya, sedangkan Matt juga mempertaruhkan kehidupan pernikahannya dan kewarasannya.

Ketika kasus pembunuhan terbaru yang serupa terjadi di Hong Kong, Danny dan Matt langsung mendapatkan jalan mulus untuk melakukan penyelidikan. Korban janda terbaru, Lisa Baring, ternyata di kemudian hari akan menjadi masalah untuk mereka berdua, terutama Matt. Matt mulai terobsesi, tergila-gila, mulai kehilangan kehidupan dan kewarasan, semua atas nama cintanya pada seorang Lisa Baring. Masalahnya, Lisa tidaklah secantik, selembut, dan setidak berdosa itu. Sejatinya Lisa adalah sang Malaikat Kegelapan.


Oke...sebelum ada salah paham...kenapa kami ngasih spoiler kalau Lisa Baring kemungkinan adalah penjahatnya? Karena sejatinya novel ini memang tidak pernah menutup-nutupi siapa penjahatnya. Yah, kita mungkin akan sedikit menebak-nebak, tapi ya kemungkinan tebakannya bener kok.

Jujur ya, kami ngga terlalu cocok sama novel thriller ini untuk beberapa alasan. Pertama, ini alasan yang paling utama, kami ngga terlalu suka atau simpatik dengan tokoh protagonisnya, Matt Daley. Itu khususnya, untuk umumnya, kami ngga terlalu cocok dengan kebanyakan karakter pria di buku ini. Hampir semua pria di buku ini tergila-gila dengan "Lisa Baring". Jatuh cinta dengan kecantikan yang digambarkan bak malaikat, sempurna dan lembut. Jatuh cintanya itu masuk ke taraf ngga masuk akal karena hampir semua yang terlibat digambarkan terobsesi gila-gilaan sampai merusak kehidupan mereka sendiri. Ini terjadi terutama pada Matt Daley, yang harusnya jadi protagonis di novel ini. Satu-satunya pria yang menurut kami sama sekali tidak terpengaruh kecantikan Lisa adalah Inspektur Liu dari kepolisian Hong Kong. Sayangnya, kami rasa ini pun karena prasangka yang sudah tertanam di kepala inspektur Liu. 

Sebenarnya dari sisi plot, novel ini punya banyak potensi. Ceritanya cukup seru. Tapi obsesi para tokoh pria di novel ini tak tertahankan. Matt Daley itu parah banget obsesinya, sampai pada titik penyangkalan yang sangat parah. Bener-bener bucin parah sampai ke tingkat dimana kotoran pun berasa cokelat. Sebetulnya bisa jadi novel ini sebenarnya menceritakan tentang obsesi-obsesi yang tidak sehat ini ya. Tapi saking tidak sehatnya novel ini jadi tidak cocok untuk beberapa pembaca. Apalagi pembaca wanita ya kayaknya, pasti tidak tahan dengan kebodohan ini. Wakakakak. 

Kami juga merasa endingnya agak terlalu dipaksakan. Dipaksakan terlalu panjang. Kalau mau ending yang memuaskan, seharusnya mungkin cukup sampai di penangkapan para pembunuh aja. Atau saat mereka sudah dihukum deh. Dengan hukuman yang adil tentunya. Tapi karena ini endingnya dibuat semakin panjang dan semakin menunjukkan obsesi Matt Daley yang tak sehat, endingnya pun agak menyebalkan yah. Wakakakak.

Tapi meskipun kami kurang cocok dengan novel ini, novel Sidney Sheldon's Angel of the Dark ini punya rating Goodreads 3.77/5.00 ★. Rating yang cukup bagus lho. Ada yang cocok dengan ceritanya, tapi ada yang kurang cocok juga dengan ceritanya.

Kalau teman-teman gimana? Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.



Kamis, 18 Juni 2020

Sharp Objects (Segala yang Tajam) by Gillian Flynn - Bukan Untuk yang Berhati Lemah

Sharp Objects by Gillian Flynn ini adalah salah satu novel yang....gila...twisted banget. Novel ini punya rate 3.97/5.00 ★  di Goodreads, dan punya miniseri dengan IMDB luar biasa, 8.2/10 ★. Kabarnya, miniseri-nya ini lebih bagus daripada bukunya. Sesuatu yang langka kan yaa. Kalau ada kesempatan dan waktu kami akan coba menontonnya dan nanti dibahas di postingan lain.

Review kali ini akan agak berbeda. Buku ini menarik banget buat ditelaah cukup dalam. Jadi bakal banyak spoiler nantinya. Kami juga ingin membahas tokoh-tokohnya, karena setiap tokoh yang punya peran besar menarik untuk dibahas. Jadi yang keberatan sama spoiler, hmmm...mungkin baca bukunya dulu aja kali ya baru baca postingan ini lagi. He3.

Oh iya, ada peringatan juga soal buku ini. Ini novel dewasa yaaa, dan bukan yang ringan. Karena ini thriller, sudah pasti ada pembunuhan. Tapi juga ada tentang kekerasan, melukai diri, hubungan badan, penyalahgunaan obat-obatan, perundungan, minuman keras, kelainan mental, dan psikopat. Oh iya, ada pula penggambaran gamblang dari peternakan yang ngga ada kesejahteraan hewani banget. Ini juga warning nih. Weleh....ini bukan novel thriller yang ringan sama sekali.

Mari kita lihat jalan ceritanya secara garis besar.

------

Kalau biasanya novel thriller dilihat dari sudut pandang detektif, novel ini menyajikan sudut pandang yang berbeda. Camille Preaker adalah seorang wartawan kriminal. Bisa dibilang wartawan kelas dua, biasa-biasa saja, dari suatu media cetak yang sudah menurun pamornya di Chicago. Kita akan mengikuti semua cerita ini dari sudut pandang Camille.

Kantor Camille butuh cerita yang menggebrak. Cerita yang belum terjamah oleh media saingannya yang besar-besar. Ketika Wind Gap punya kasus pembunuhan seorang gadis kecil, lalu ada lagi gadis yang menghilang, Camille ditugaskan untuk meliput kesana, terlepas dari keengganan Camille.

Wind Gap adalah kota kelahiran Camille yang sangat ingin dia hindari. Masa kecilnya sangat suram. Camille sebetulnya ingin menghindari ibunya, tapi keterbatasan dana dari kantor memaksa Camille untuk tinggal di rumah keluarganya selama ia bekerja di sana. Rumah keluarga yang besar dan bergaya Victoria. Selama di Wind Gap Camille harus menghadapi Adora, ibunya, yang punya perasaan yang sama dengan Camille, tidak menginginkan Camille ada di sana. Ada juga adik tiri Camille, Amma yang sering sakit. Ada Alan, ayah tirinya. Tapi ada juga bayang-bayang Marian, adik Camille yang sudah tiada.

Wind Gap itu kota kecil, dengan penduduk yang saling mengenal satu sama lain. Atau setidaknya tahu. Penduduknya jarang yang pergi dari kota itu, dan pendatang baru juga sedikit. Kedatangan Camille membangkitkan banyak kenangan lama, karena banyak teman lamanya yang masih disana. Tapi kedatangan Camille yang mengorek-ngorek informasi di sana juga tidak seluruhnya disambut. Wind Gap adalah tempat yang terkenal dengan peternakan dan produksi daging babinya. Adora merupakan salah satu pemilik peternakan ini, dan salah satu peternakan yang sukses dan besar. Sumber kekayaan Adora dan keluarganya.

Ketika gadis kedua yang menghilang akhirnya ditemukan, tewas, dan sama-sama kehilangan giginya, Wind Gap kembali berduka. Semua orang takut kehilangan anak gadisnya. Mereka mulai menjaga anak gadi mereka rapat-rapat. Termasuk Adora, yang menjaga Amma rapat-rapat. Tapi sepertinya usahanya tidak berhasil. Amma memang manis dan penurut di rumah, manja, walau sesekali bisa sangat menuntut. Tapi diluar penglihatan Adora, Amma sangat liar. Bersama ketiga temannya, Amma bisa melakukan apa saja. Amma terkenal sebagai pemimpin dalam geng kecil mereka. Sikapnya bisa sangat kejam kepada yang lain. Minum-minum, narkoba, bahkan bermain-main bersama anak-anak laki-laki seperti kegiatan yang biasa mereka lakukan. Tapi ingat, Amma ini masih 13 tahun.

Karena kasus pembunuhan ini, Richard Willis, detektif dari Kansas City ditugaskan untuk membantu penyelidikan. Richard yang orang luar, butuh pandangan penduduk setempat. Camille, butuh informasi yang bisa dia kutip dari kepolisian. Kalau mereka saling tertarik, mungkin adalah sesuatu yang wajar saja. Richard cukup tampan, Camille cantik...tapi dengan masalahnya sendiri.

Kenapa novel ini diberi judul Sharp Objects? Segala yang tajam. Semua karena Camille. Camille punya masalah mental. Camille punya kecenderungan untuk melukai diri sendiri, mengukir kata-kata di kulitnya dengan benda tajam. Meninggalkan bekas luka hampir di seluruh tubuhnya. Ini terjadi di masa lalu, Camille sudah terapi, tapi kadang denyut di kulitnya masih menggodanya untuk melakukan hal yang sama. Bekas luka ini menghalangi Camille dari segala bentuk kencan dalam hidupnya selama beberapa tahun, setidaknya hingga kehadiran Richard di Wind Gap.

Tapi siapa sebetulnya pelakunya? Saksi mata anak-anak mengatakan dia melihat salah satu gadis itu diculik oleh seorang wanita. Tapi tidak ada yang percaya. Tidak ada wanita yang sanggup melakukan apa yang terjadi. John Keene harus menderita karena tuduhan pembunuhan yang banyak digosipkan oleh penduduk Wind Gap. Padahal adik perempuan John adalah salah satu korbannya. Kesalahan John hanya satu. Keluarga Keene adalah pendatang baru di Wind Gap.

Di antara usaha Camille mencari informasi untuk artikel beritanya dan siksaan batin yang harus dialami karena tinggal kembali bersama Adora, Camille malah menyingkap kebenaran lama soal masa lalunya. Apa yang sudah dilakukan Adora pada Marian, kenapa Marian selalu sakit, dan kenapa meninggal, Apa yang sekarang dilakukan Adora kepada Amma. Tapi ternyata Amma pun tidak sepolos itu, Amma punya perannya sendiri, Amma punya strateginya sendiri, Amma punya...kekejamannya sendiri.

--------

Novel ini gilanya....twisted banget. Tidak ada tokoh yang benar-benar bersih. Well, ada sih satu atau dua. Camille punya masalah melukai diri sendiri dan minum-minum. Wind Gap bukan kota kecil yang manis, tapi kota yang diam-diam dipenuhi masalah. Semua bisa minum-minum, obat-obatan bisa bebas dimiliki ibu-ibu, nenek-nenek, bahkan Amma pun bisa berpesta dengan itu, Adora menyimpan banyak obat-obatan keras aneka jenis. Bahkan gadis-gadis yang jadi korban pembunuhan juga punya kekejaman mereka sendiri. Kejam lho, bukan sekedar nakal.

Ini buat teman-teman yang belum baca atau nonton serinya yah, jadi belum tahu siapa pelakunya. Novel ini sebenarnya tidak menutup-nutupi siapa yang bersalah atau punya tindakan yang patut dipertanyakan. Tapi itu bisa jadi adalah tipuan. Tebakan kami atas siapa pelakunya cuman setengah benar, karena ternyata pelakunya justru korban pelaku. Nahhhh...lhoooo....

Ritme novel ini sebetulnya lambat, santai. Mood yang dibawakan gloomy banget. Cukup gelap nuansanya. Ini kami agak susah mencari istilah bahasa Indonesianya. Tapi paham lah ya, semoga. Tapi novel ini juga bikin penasaran. Kami tidak bisa stop membaca kecuali memang karena sudah lelah atau ada keperluan lain. Apa aja informasi yang bisa didapatkan Camille? Amma ngapain aja? Adora kenapa sih? Gimana selanjutnya hubungan Camille dengan Richard? Dan ketika akhirnya terjadi plot twist, dunia serasa jungkir balik, dan cuman bisa komen...gila yah....

Sekarang mau membahas beberapa tokoh-tokohnya sedikit lebih dalam. Karena mereka memang bagus buat dianalisis.

Camille Preaker
Sepanjang kita membaca buku, yang kayaknya sih belom banyak-banyak banget ya, baru kali ini menemukan tokoh utama yang sebermasalah Camille. Semua tokoh utama pasti punya masalah, tapi entah kenapa masalah Camille ini terasa mendesak dan berat. Camille adalah anak diluar nikah Adora. Camille tidak tahu siapa ayahnya, dan Adora juga tidak mau mengatakan apa-apa. Hubungan Camille dan Adora sangat tegang. Camille merasa Adora tidak pernah menyayanginya. Adora lebih memilih adik-adik tirinya. Adora sendiri menganggap Camille anak yang tidak patuh. Camille punya sejarah menyakiti diri sendiri, mengukir tubuhnya dengan benda tajam, menuliskan kata-kata. Camille sudah terapi dan sudah berhenti melakukannya. Tapi sepanjang novel kita tahu bahwa kecenderungan Camille untuk melakukannya kembali tetap ada. Apalagi sekarang dia kembali di bawah tekanan Adora. Camille berusaha mengalihkan kecenderungan ini dengan menuliskan kata-kata hanya dengan pulpen, dan lari ke minuman keras. Kami belum menangkap sih kenapa Camille bisa seperti ini. Tapi kalau boleh menebak-nebak, sepertinya sikap Adora yang secara tidak sadar mendorong Camille melukai dirinya sendiri. Mungkin alam bawah sadar Camille menganggap, Adora akan memperhatikannya kalau Camille sakit. Camille sebenarnya orangnya cukup tenang, meskipun sedang stress, dia seperti menghadapi semuanya dengan cukup tenang. Punya strateginya sendiri dan cukup santai.

Karena bekas luka di tubuhnya, Camille tidak punya kehidupan romantis sampai dia akhirnya bertemu Richard di Wind Gap. Tapi ini akan menjadi cerita tersendiri nanti. Hubungan Adora dan Camille sangat tegang. Hubungan ibu dan anak yang sangat disfungsional. Adora punya penyakit mentalnya sendiri, yang akan kami bahas di profil Adora. Camille sebetulnya termasuk beruntung karena Adora tidak terlalu "sayang" padanya.

Menurut kami, Camille adalah tokoh utama yang punya profil kuat. Kepribadian Camille pada dasarnya baik, tapi Camille juga punya masalahnya sendiri yang keras. Kebiasaan minum-minum dan kecenderungan untuk mudah berbuat negatif (pesta bersama Amma, dan hubungan kilatnya dengan John Keene) membuat pembaca juga tidak bisa mengidolakan Camille sebagai heroine di novel ini. Istilahnya, kita kasihan, tapi yang dikasihani juga dosanya banyak. Jadi gimana dong? Wakakak. Tapi kami punya simpati tersendiri terhadap Camille. Masa kecilnya terlalu traumatis. Camille memang menyakiti diri sendiri. Tapi setidaknya, sampai akhir novel dia tidak pernah menyakiti orang lain. Camille juga rela berkorban, menerima siksaan "kasih sayang" Adora agar ada bukti ketika polisi menahan Adora.

Adora
"Menurutku ada wanita yang tidak berbakat menjadi ibu. Dan ada wanita yang tidak berbakat menjadi anak perempuan." ini jawaban Camille sewaktu Richard menanyakan apakah Camille dekat dengan ibunya atau tidak. Kalimat ini terdengar kontroversial. Tapi kalau kita mau melihat dunia secara lebih luas dan objektif, kalimat ini sebetulnya cukup jujur. Apalagi di dalam novel ini.

Keengganan Adora terhadap Camille terasa mencekik. Apa hanya karena Camille bukan anak penurut? Makannya Adora segitu tidak sukanya dengan Camille. Atau karena status Camille yang merupakan anak di luar nikah? Di depan Camille, Adora terang-terangan lebih mengurus adik-adik tirinya. Ketika Marian meninggal, Adora berduka dan mengunci dirinya di kamar, melupakan kalau dia masih punya anak perempuan satu lagi.

Salah satu kekejaman Adora terhadap Camille yang paling kami ingat adalah ketika Adora membawa Camille dan Amma untuk berbelanja baju. Adora memaksa Camille mencoba gaun-gaun terbuka, padahal Adora tahu dengan pasti semua bekas luka di sekujur tubuh Camille. Camille selalu memakai pakaian tertutup. Ketika Camille tidak mau keluar dari kamar ganti, Adora memaksa Camille untuk keluar. Memaksa Camille menunjukkan semua bekas luka yang terlihat kepada dunia. Oke, agak lebay, setidaknya memperlihatkan luka-luka itu di muka umum. Di toko yang mereka datangi. Mempermalukan Camille. Amma pun terkejut melihatnya. Buat kami ini salah satu mental abuse yang terparah yang bisa dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Dengan sengaja mempermalukan anaknya di tempat umum. Ngga banget.

Seiring dengan berjalannya novel, akhirnya terungkap bahwa Adora memiliki kelainan mental Munchausen by Proxy (MBP). MBP itu merupakan kelainan mental dimana sang pengurus (biasanya dan seringnya sang ibu), dengan sengaja membuat sang anak atau orang yang diurusnya sakit untuk mendapatkan perhatian. Inilah yang membunuh Marian, apa yang terjadi pada Amma, dan apa yang kemudian terjadi pada Camille. Kami pertama kali mendengar soal MBP ini waktu lagi heboh-hebohnya TV seri The Act. The Act ini berdasarkan kisah nyata, jadi yah, MBP itu nyata adanya.

Tapi Adora juga punya traumanya sendiri. Hubungan Adora dengan Joya, ibunya, sama saja dengan hubungan antara Adora dengan Camille. Ketiadaan kasih sayang, dan kekejaman Joya yang kemudian menjadi bahan gosip ibu-ibu lain di Wind Gap. Trauma dan kekejaman keluarga ini sepertinya turun temurun. Camille mungkin bisa dibilang yang paling normal.

Richard Willis
Menurut kami, tokoh Richard ini bisa memenangkan piala sebagai Pria Terbrengsek di novel ini. Wakakak. Jangan tertipu dengan rayuan manisnya yang menggebu-gebu. Tarik ulur informasi antara Camille dan Richard, bisa membuat pembaca gemas dan berharap ini lah bumbu romansa yang akan mencerahkan novel ini. Kami hanya bisa bilang....jangan banyak berharap deh...

Jangan salah, Richard memang memanfaatkan Camille untuk informasi. Tapi disisi lain, Camille juga melakukan hal yang sama. Romansa hanya sekedar bonus. Camille tampaknya menyadari ini, mungkin itu kenapa sebabnya Camille tidak pernah benar-benar mengekspos dirinya di hadapan Richard. Ketika Richard tidak menghubungi Camille lagi setelah kasus yang ditanganinya selesai, dan setelah melihat semua bekas luka yang dimilikinya. Camille pun sepertinya tidak terlalu terkejut.

John Keene
Pemuda 18 tahun yang baru saja pindah ke Wind Gap ini menjadi korban gosip kejam dan tuduhan pembunuhan. Kami tidak habis pikir sih sebetulnya, kok bisa-bisanya ngegosipin kalau kakak korban membunuh adiknya sendiri. Buat ukuran gosip dan tuduhan, itu tuh kejam banget fitnahnya. Luar biasa. Tapi penduduk Wind Gap memang sepertinya lebih merasa nyaman jika orang luar atau pendatang yang melakukan kejahatan, dibandingkan jika mereka harus mengakui bahwa ada monster di antara mereka.

John juga merupakan salah satu love affair Camille. Bukan sesuatu yang serius. Hanya dua orang yang putus asa, bertemu, mabuk-mabukan, dan berakhir dengan kencan semalam. Tapi harap diingat, Camille adalah wanita dewasa di awal umur 30an, sedangkan John pemuda yang masih 18 tahun. Sudah usia legal sih. Tapi tetep aja kan...

Twistednya novel ini adalah, John tidak takut dengan bekas luka di sekujur tubuh Camille. John penasaran, sedangkan Camille lelah bersembunyi, lelah menyembunyikan bekas lukanya. Jadi, Camille membiarkan John "membaca" tubuhnya yang kemudian berakhir dengan kencan semalam. Yang sedihnya, menurut kami lebih berkesan daripada kencan Camille dan Richard yang tampak dangkal dan transaksional. Keterbukaan Camille dan penerimaan John terhadap seluruh luka-luka Camille menjadikan romansa dadakan ini justru terasa lebih manis dan rapuh. Yang lebih sedih adalah, setelah kasus terungkap, John masih mengirimkan surat kepada Camille. Sedangkan Richard langsung menghilang dari hidup Camille. Ironis...

Frank Curry
Frank Curry adalah bos Camille. Bos yang cukup peduli kepada Camille. Bos yang perhatian dan menjenguk Camille ketika Camille masuk ke lembaga terapi untuk menghilangkan kecanduan melukai diri sendiri. Curry bukan tokoh yang sentral di dalam novel ini, tapi Curry adalah tokoh yang sebetulnya dibutuhkan oleh Camille. Curry dan istrinya menganggap Camille sebagai anaknya sendiri. Mereka menyelamatkan Camille dari kerusakan yang lebih besar, dan membawa Camille ke rumah mereka. Keluarga Curry adalah keluarga yang pantas didapatkan oleh Camille.

Amma
Amma adalah anak gadis berumur 13 tahun yang cerdas. Sangat cerdas. Amma bahkan sebenarnya bisa masuk dikelas yang lebih tinggi. Tapi Adora mencegahnya, berpikir bahwa Amma butuh berada di sekitar anak-anak yang seusia dirinya. Tapi apa yang Adora tidak sadari adalah, Amma lebih cerdas dari dirinya. Amma tahu apa yang Adora lakukan pada dirinya. Amma bahkan mampu memanipulasi Adora untuk kepentingannya sendiri.

Salah satu kata-kata Amma kepada Camille yang menarik adalah seperti yang kami kutip di bawah ini:
"Kadang-kadang saat kau membiarkan orang-orang melakukan sesuatu padamu, sebenarnya kau melakukannya pada mereka,"
Lalu Amma memperjelas kata-katanya.
"Paham maksudku? Kalau seseorang ingin melakukan hal sinting padamu, dan kau membiarkan mereka, kau membuat mereka lebih sinting. Kemudian kau memegang kendali. Selama kau tidak jadi gila."

Amma adalah contoh ketika kecerdasan bertemu dengan kegilaan dan kekejaman. Di rumah, Amma adalah anak Adora yang manis dan manja, tapi di luar rumah Amma adalah pemimpin geng pirang yang senang melakukan perundungan kepada anak-anak lain, dan sangat liar. Narkoba, minuman keras, pesta seks, adalah asupan rutin Amma. Apakah Adora tidak tahu? Atau hanya menutup mata? Yang jelas seisi Wind Gap tahu siapa Amma.

Ini adalah salah satu quote di buku ini yang menggambarkan Amma dan mampu membuat para pembaca merinding:
Kau bisa membuat empat ribu dugaan lain, tentu saja, tentang kenapa Amma melakukannya. Akhirnya, faktanya tetap: Amma suka melukai. Aku menyukainya, dia menjeritkan itu kepadaku. Aku menyalahkan ibuku. Anak yang mendapatkan asupan racun menganggap kekerasan sebagai kenyamanan.

----

Buku ini luar biasa. Luar biasa twisted-nya. Jalinan kegilaan yang rumit. Wind Gap, satu kota yang penuh dosa. Bahkan nenek-nenek pun mengkonsumsi obat terlarang yang disamarkan sebagai "obat". Pendatang pun terbawa-bawa dosanya. Ikut melakukan dosa versi mereka sendiri.

Buku ini gloomy banget sih sebetulnya. Kasus memang terungkap dan terselesaikan. Tapi, apa yang bisa dirayakan kalau ternyata terungkapnya kasus sama dengan hancurnya sebuah keluarga? Endingnya pun masih bisa membuat pembaca mengelus dada dan banyak berdoa. Apakah Camille bisa benar-benar sembuh dari trauma mentalnya? Apakah Camille pada akhirnya punya penyakit mental yang sama seperti Adora? Entahlah. Pada akhirnya, pembaca hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja untuk Camille.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan komentar di bawah.

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.