Oke...marilah kita bikin kesepakatan. Film Jack Reacher ini hanyalah...hanyalah...adaptasi dari salah satu novel karangan Lee Child, yang berjudul One Shot. Segala kemiripan ataupun ketidakmiripan dapat terjadi dalam bentuk apa saja, sebanyak apa pun. Agak lebay, tapi itulah kenyataannya.
Film Jack Reacher ini hadir di bioskop-bioskop tercinta pada tahun 2012, diadaptasi dari novel Lee Child yang berjudul One Shot yang terbit di tahun 2005. Lama juga kan ya adaptasinya. Kami kemarin baru bikin review si One Shot ini. Meskipun bukunya alurnya agak lambat, tapi ceritanya tetap seru, karena reacher berusaha memecahkan sebuah teka-teki kriminal. Lalu, untuk pembanding, kami menonton film adaptasinya.
Oke, sebelum masuk ke filmnya, mari kita gosipin Tom Cruise dulu, yang jadi tokoh Jack Reacher di film. Kami pernah menyinggung masalah ini sedikit di review novel Lee Child yang Die Trying. Secara fisik, Tom Cruise sebetulnya tidak pas untuk memerankan Jack Reacher. Kenapa? Karena di bukunya, Jack Reacher itu raksasa. Tinggi Jack Reacher itu seharusnya 190-an cm dengan berat sekitar 110kg. Bayangin segede apa coba yee kann orangnya. Buat gambaran, artis yang paling mendekati dengan fitur Jack Reacher, tiada lain tiada bukan adalah....Dwayne (The Rock) Johnson. Tapi kami ngebayangin Jack Reacher itu lebih lean sih, tanpa otot-otot berlebih ala The Rock. Tapi karakternya Tom Cruise memang cocok dengan tokoh Jack Reacher. Kalau The Rock, agak terlalu komedi. Ya ngga sih?
Oke, udahan dulu gosipnya. Sekarang mari kita membahas filmnya. Oh iya, Spoiler Warning! Review ini mengandung spoiler!
Dari awal film...sudah berasa bedanya. Makin ke tengah film, akhirnya kami menyerah. Buku dan film adalah dua makhluk yang berbeda. Cuman tokoh utama, dan cerita garis besarnya aja yang sama. Mari kita bahas beberapa perbedaannya.
Meteran Parkir
Ini sih trivial banget ya. Tidak penting tapi kelihatan banget. Di buku meteran parkir dibayar untuk per jam. Di film, hanya 30 menit saja.
Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Ini sih beda banget antara buku dan film. Kami sih menduganya karena mungkin produser tidak berhasil menemukan lokasi yang mirip. Di buku, lokasi penembakan adalah di sebuah gedung parkir baru yang masih dalam masa konstruksi tapi terbengkalai. Jarak dari gedung parkir lama tempat penembak parkir ke gedung parkir baru lokasi penembakan sekitar 35 langkah Jack Reacher. Di film? Lokasi Penembakan cuman paling 5 langkah dari lokasi parkir. Orang cuman di sebelah doang.
Jam penembakan juga beda. Di buku penembakan terjadi di sore hari saat jam rush hour, saat orang-orang pulang kantor dengan berbondong-bondong. Di film, hari masih terang. Suasana sepi. Lokasi korban juga beda jauh. Di buku, korban terjebak di jalan sempit antara dinding kolam dengan alun-alun, menjadikan mereka seperti bebek target. Di film, korban-korban ada di taman luas, terpencar-pencar. Perbedaan lokasi korban ini menjadikan peristiwa penembakan juga berbeda antara buku dengan film. Di buku, penembakan terjadi dengan cepat, sedangkan di film, bahkan jedanya saja lama.
James Barr & Linsky
Ini paling ngeselin sih, beneran. Plot di awal film ini merusak segalanya. Merusak segala unsur teka-teki kriminal yang harusnya menjadikan film ini seru dan menegangkan. Masa iya, dari awal udah ketahuan kalau pelakunya bukan Barr? Di buku, kita benar-benar ngga tahu lho Barr itu bersalah atau tidak. Bukti-bukti menunjukkan Barr bersalah, bahkan Reacher sendiri yakin kalau Barr bersalah.
Satu lagi karakter yang bikin geleng-geleng kepala, Linsky. Linsky ini harusnya sudah tua, dan cacat tulang punggung. Tapi di film Linsky kemudaan.
Bosan
One shot itu cerita thriller detektif yang temponya slow banget, dibikin film kalau ngga hati-hati bisa bikin bosen. Sayangnya, inilah yang kami rasakan. Filmnya bikin bosen, hiks. Buat penggemar bukunya, segala perbedaan ini akan bikin capek bin gemes. Kurang oke. Banyak plot-plot yang sebetulnya tidak perlu. Plot yang seru di bukunya, di film malah tidak ada. Kemungkinan besar karena beberapa tokoh kunci dihilangkan. Satu-satunya adegan yang bisa dibilang menghibur adalah adegan kejar-kejaran mobil. Yah, lumayan lah buat menghilangkan kebosanan. Ada hiburannya tersendiri.
Rosemary Barr vs Helen Rodin
Di buku, Rosemary Barr ini adik James Barr, dan dia salah satu tokoh kunci di kisah ini. Tapi karena tokoh Rosemary ini dihilangkan, Helen Rodin lah yang menjadi korban penculikan.
Pertarungan Reacher vs Charlie
Wah, ini lumayan bikin kesel juga sih. Adegan pertarungan Reacher di film ini sangat tidak Reacher sekali. Tidak sesuai dengan karakter Reacher. Di novel, Reacher adalah orang yang sangat efisien dan berkepala dingin dalam menyingkirkan musuh. Dia selalu memastikan bahwa semuanya beres total. Jadi, adegan di film itu tidak masuk akal. Buat apa Reacher menantang Charlie dalam adu jotos sementara dia bisa menembak Charlie dengan diam-diam dan langsung beres?
Ending
Kita angkat tangan banget deh. Endingnya juga beda banget. Cukuplah kami bilang kalau kami lebih suka ending di bukunya.
Kesimpulannya. Jelas. Kami lebih memilih bukunya dibandingkan filmnya. Jauuh. Tapi rating IMDB film Jack Reacher ini lumayan bagus sih, 7. Kalau belum membaca bukunya, film ini mungkin lumayan oke sih. Walaupun buat kami pun film ini terlalu lambat temponya sebagai film action. Tapi kalau sudah baca bukunya...saran kami hanya satu. Film dan bukunya adalah dua makhluk yang berbeda...bedanya banyak.
Apa teman-teman ada yang sudah menonton film dan membaca bukunya juga? Gimana tanggapannya? Silahkan komen di bawah yah.
Pic film: By Source, Fair use, https://en.wikipedia.org/w/index.php?curid=37219725
Cari Review Buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Amazon Associates Disclaimer
Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar