Cari Review Buku

Tampilkan postingan dengan label Author: Heather Graham. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Author: Heather Graham. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Maret 2021

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3) - Lebih ke Thriller Detektif

Sampailah ke buku ketiga di seri Cafferty and Quinn dari Heather Graham, The Dead Play On. Buku ketiga ini cukup berbeda yah dari buku pertama atau buku keduanya. Buku pertamanya, Let The Dead Sleep (Patung Kematian), adalah gabungan yang seimbang antara misteri, detektif, supernatural, dan romance. Buku kedua, Waking The Dead by Heather Graham, berat di supernaturalnya, dan ceritanya bikin merinding abis. Nah, di buku ketiga ini, ceritanya lebih berat ke thriller detektif. Malah, bisa dibilang, tidak ada unsur supernaturalnya. Atau unsur supernaturalnya bisa dibilang cuman kayak gimmick aja. Nah, coba kita lihat sinopsisnya dulu.

Tiba-tiba saja kehidupan para musisi di New Orleans terancam bahaya. Sudah ada dua musisi yang dibunuh dengan kejam. Dan sepertinya sang pembunuh juga mengincar alat musik tertentu, sebuah saksofon. Sepertinya saksofon itu adalah saksofon istimewa, yang mampu membuat permainan saksofon si musisi menjadi luar biasa bagus dan indah. Yang tentu saja akan menarik banyak kesuksesan dan perhatian. 

Tapi pembunuhan-pembunuhan itu ternyata bukan pembunuhan pertama. Tyler Anderson mendatangi Danni setelah dia memainkan saksofon milik Arnie Watson, sahabatnya yang sudah meninggal. Arnie dilaporkan meninggal karena overdosis. Diduga karena mengalami trauma pasca penugasan militernya. Arnie melarikan diri ke obat-obatan dan mengalami overdosis. Tapi saat memainkan saksofon Arnie, Tyler seperti kerasukan. Tyler jadi bisa memainkan saksofon sehebat Arnie memainkannya. Dia memainkan lagu yang sering dibawakan Arnie dengan luar biasa indah. Tyler juga mendapatkan penglihatan, dia melihat hari-hari Arnie. Tyler juga melihat...saat-saat ketika Arnie dibunuh. Danni masih sedikit skeptis dengan cerita Tyler, tapi Quinn dengan cepat percaya karena dia sudah melihat sendiri TKP pembunuhan seorang musisi, dan ada kasus penyerangan para musisi juga. Dengan alat musik yang sepertinya menjadi incaran si pembunuh.

New Orleans jadi kota yang mencekam untuk para musisi. Semua musisi terancam. Pembunuhnya sulit dilacak, pandai menyamar, dan cepat menghilang. Penyerangan kembali terjadi, semakin lama semakin parah. Danni, Quinn, dan Billie pun memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok musisi. Mencari sang pelaku dari dalam. Menelusuri bar demi bar yang mencurigakan. Rumah Danni pun jadi tempat pengungsian yang ramai. Danni dan Quinn dikejar waktu, mereka harus menemukan sang pelaku dan saksofon itu segera, sebelum semuanya terlambat dan korban semakin bertambah.

Novel ini punya rating Goodreads 3.96/5.00. Rating yang bagus, dan kami cukup setuju. Novel ini menurut kami yah ada plus minusnya yah, tapi ini berdasarkan selera kami terhadap novelnya Heather Graham. Mulai dari mana dulu yah...minusnya kali ya, biar ada bahasan. 

Oke. Seperti yang sudah kami bilang sebelumnya, novel ketiga ini beda banget dari novel sebelumnya di seri ini. Novel ini lebih menitikberatkan pada genre thriller detektifnya, ibaratnya lebih ke sisi manusianya daripada sisi supernaturalnya. Ini bukan hal yang negatif sih, tapi kami justru lebih suka kalau sisi supernaturalnya kuat. Karena Heather Graham tuh jago kalau supernaturalnya kuat, merindingnya dapet. Kami suka banget sama buku keduanya. Merinding disko cyiin. Apalagi waktu mereka harus mengangkut mayat dari kuburan bawah tanah kastil kan yaa...hiiii. Kasus ini agak mirip sama seri Flynn Brothers sebetulnya. Buku ketiga seri Flynn Brothers beda banget vibe-nya sama dua buku sebelumnya, lebih "manusia".

Minus yang lain ada di sisi romance. Kami merasa konflik antara Danni dan Quinn itu adalah konflik yang tidak perlu. Apalagi di saat genting kayak gitu. Danni terlalu keras kepala dan merasa harus membuktikan diri. Danni tidak bisa melihat situasi Quinn yang penuh tekanan dan stress. Buat Danni, yang penting instingnya harus dipenuhi. Sementara Quinn sendiri kurang bisa diajak berdiskusi dan kurang bisa membagi "kekuasaan" atas penyelidikan. Semua harus Quinn sendiri yang mengawasi. Ya, tidak bisa begitu dong ya. Penyelidikan akan menjadi tidak efektif.

Oke. Terlepas dari dua minus di atas yang menurut kami agak mengganggu, buku ini bagus, seru dan cukup menegangkan. Tapi kalau harus mengurut favorit kami dari ketiga buku seri Cafferty and Quinn, buku kedua akan menjadi favorit kami, diikuti dengan buku pertama, baru deh buku ketiga ini. Kayaknya kami lebih suka kalau Heather Graham sudah bikin latar yang di kuburan, lagian itu memang ciri khas novelnya Heather Graham juga sih sepertinya. Buku ketiga ini cocok untuk teman-teman yang lebih suka cerita detektif dibandingkan cerita misteri supernatural.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-dead-play-on-by-heather-graham-cafferty-and-quinn-3


Quote

Bertanya-tanya, bukan mengetahui, adalah perasaan yang membuat hati orang-orang hancur berkeping-keping.

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


Aku mendengar banyak ketakutan. Tapi bahkan meskipun mereka takut, orang harus tetap bekerja untuk hidup.

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


"Beberapa kekuatan gaib mungkin tidak lebih dari keyakinan kita pada sesuatu--suatu hasil, suatu kemampuan--yang mewujud sebagai realitas."

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


"Apakah kita membuatnya menjadi monster? Atau apakah dia memang selalu menjadi monster dan kita hanya alasan yang dia gunakan untuk perbuatannya?" tanya Brad murung.

"Kita tidak pernah jahat," kata Jenny memprotes.

"Kita hanya tidak memperhatikan," kata Tyler. "Dan mungkin itu lebih buruk."

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)

Sabtu, 02 Januari 2021

Waking The Dead by Heather Graham (Cafferty and Quinn #2) - Lukisan Jahat Bercat Darah

Mari kita mereview lagi salah satu horor bule dari penulis favorit kami. Siapa lagi kalau bukan Heather Graham. Kali ini kami akan mereview buku kedua dari seri Cafferty and Quinn, Waking The Dead. Yang buku pertamanya sudah kami review juga. Bisa dicek di postingan berjudul Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham - Mengejar Patung Jahat.

Sinopsis

Quinn baru saja kembali dari penyelidikannya di Texas, tapi dia sudah diundang oleh Larue untuk ikut membantu menyelidiki kasus pembantaian yang mengerikan. Sebuah pembantaian yang tidak bisa dijelaskan dengan akal sehat karena terlalu banyak hal yang janggal. Satu keluarga terbantai habis dengan cara pembantaian yang berbeda-beda. Senjata pembunuhan tidak ditemukan, jejak si pembunuh pun tidak ada. Satu-satunya petunjuk hanya sedikit noda mirip darah di salah satu paket yang terbungkus.

Di tempat lain, Danielle Cafferty (Danny) sedang mengunjungi galeri lukisan temannya, Niles. Mereka sedang memajang sebuah giclée (replika lukisan yang dicetak inkjet printer berkualitas tinggi) dari lukisan terakhir karya Henry Sebastian Hubert. Sebuah lukisan yang seperti menggambarkan suasana manis sebuah ruang keluarga di suatu kastil abad pertengahan. Tapi itu kalau dilihat dari suatu sisi. Saat memandang dengan sudut pandang yang berbeda, maka akan terlihatlah kengerian-kengerian yang digambarkan di dalam lukisan tersebut. Sebuah lukisan fenomenal dengan sejarah yang juga kelam. Lukisan yang sudah lama hilang, tapi kini muncul lagi ke permukaan, dibeli oleh seorang konglomerat di sini, di New Orleans.

Paket-paket barang bukti yang disita polisi dari lokasi kejadian ternyata adalah paket-paket bernilai tinggi. Salah satunya adalah lukisan karya Hubert yang asli. Masalahnya, paket-paket itu tiba-tiba saja menghilang dengan sangat misterius dari gudang barang bukti. Meninggalkan saksi mata yang sangat ketakutan dan rekaman cctv yang menunjukkan munculnya kabut misterius yang menyelimuti gudang barang bukti. Tapi, tidak lama setelah barang-barang itu menghilang, paket-paket itu tiba-tiba saja sudah diantar ke pemiliknya masing-masing. Dengan cara yang sama misteriusnya dengan caranya menghilang.

Bukan cara yang mudah untuk mendapatkan barang-barang itu kembali. Apalagi lukisan karya Hubert. Quinn ataupun Danny tidak bisa meyakinkan Mrs. Lamont untuk menyerahkan lukisan senilai miliaran itu. Tapi ketika kegelapan turun, lukisan itu kembali menelan korban. Teriakan ngeri Mrs. Lamont terdengar hingga beberapa blok. Quinn dan Danny menyerbu rumah Mrs. Lamont hanya untuk menemukan kepala pelayan yang sudah tewas bersimbah darah dan Mrs. Lamont yang shock dan sangat ketakutan. Lukisan Hubert kembali menghilang.

Quinn dan Danny harus segera menemukan lukisan itu, menemukan cara menonaktifkan kekuatan jahat di dalamnya dan menghancurkannya, sebelum ada korban lagi. Pencarian mereka membawa mereka ke sebuah kastel abad pertengahan yang mengerikan tempat Hubert membuat lukisan mengerikan itu. Lukisan yang dicat dengan darah, yang begitu mengerikan karena berisi tokoh-tokoh nyata yang memang kejam dan jahat, semua tokoh-tokoh itu pun terkubur di ruang makam kastel itu. Lukisan yang begitu mengerikan yang bahkan menjadikan sang pelukisnya sendiri sebagai korban.


Review

Sekali lagi Heather Graham berhasil memikat pembaca dengan perpaduan supernatural, detektif, dan romance yang epik. Keseimbangan komposisi genrenya oke banget. Sisi supernaturalnya bikin novel ini cukup bikin merinding. Apanya yang ga merinding coba kalau latarnya adalah sebuah lukisan menyeramkan dan sebuah kastel medieval yang suram nan mengerikan. Ada makam pula di kastelnya. Kayak kurang serem aja. Aksi pamungkasnya juga menegangkan dan merinding abis. Hii. Buku pertamanya, Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham - Mengejar Patung Jahat, mungkin masih kalah serem dan menegangkan dibandingkan dengan aksi di buku ini.

Meski begitu, novel ini tetep punya kekurangannya sih. Kayak misalnya, saat Quinn terlihat terlalu berusaha "melogiskan" kasus ketika dia sendiri tahu kalau kasusnya lebih bersifat supernatural. Meskipun memang sih selalu ada manusia dibalik kejahatan supernatural. Tapi jadinya kayak terlalu memaksakan kalau dilihat dari sisi Quinn. Ada pertanyaan yang tidak terjawab juga. Seperti, siapa yang mengubur sang kepala pelayan kastil? dan kenapa dikubur di situ? 

Tapi overall, ceritanya sangat menarik, menegangkan, dan juga seru. Buku ini punya rating Goodreads yang bagus 3.97/5.00 ★. Kalau rating pribadi dari kami 4.50-5.00/5.00 ★


Quote

"Quinn, mungkinkah kastel itu sendiri jahat?"

Quinn terdiam semenit. "Menurutku manusia bisa menjadi jahat dan begitulah caranya objek menjadi jahat,"

Waking The Dead by Heather Graham (Cafferty and Quinn #2)


"kita tak bisa membalik yang sudah terjadi," ujar Natasha. "Kita hanya bisa memperbaiki saat ini dan menjaga masa depan."

Waking The Dead by Heather Graham (Cafferty and Quinn #2)

Minggu, 14 Juni 2020

Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham - Mengejar Patung Jahat

Setelah kemaren selesai dengan seri The Flynn Brothers, mari sekarang mengeksplor seri Cafferty and Quinn. Let The Dead Sleep ini adalah buku pertama dari seri Cafferty and Quinn. Seperti biasanya, Heather Graham akan berkisah di seputar misteri supernatural, dan tentu saja, karena ini salah satu novel Harlequin, pastinya ada cerita roman di dalamnya.

Mari kita lihat sedikit sinopsisnya. Danni Cafferty menjalani kehidupan normal dan biasa-biasa saja sebelum ayahnya meninggal dan mewariskan toko barang antik miliknya. Sebelum kematiannya, ayah Danni berpesan agar jangan menjual tokonya, dan pelajari buku petunjuk yang ada disana. Ayahnya juga menyesalkan bahwa dia belum sempat memberitahu Danni mengenai kehidupannya yang sebenarnya.

Saat Danni masih belum paham apa maksud ayahnya, tiba-tiba datanglah seorang wanita histeris ke tokonya. Ia ingin menyingkirkan patung jahat yang ada di rumahnya. Danni yang skeptis dan belum tahu apa-apa malah mengira wanita itu gila. Tapi Michael Quinn juga datang dan mendesak Danni untuk segera mengambil patung terkutuk itu dari rumah si wanita.

Michael Quinn sudah biasa bekerja bersama ayah Danni. Pekerjaan yang Danni belum tahu apa yang sebetulnya dilakukan ayahnya dan Quinn. Pekerjaan yang berusaha disembunyikan agar Danni bisa hidup senormal mungkin. Tapi Quinn mendesak Danni agar turut berperan membantu si wanita histeris, sebelum terlambat. Sayangnya, mereka tetap terlambat. Saat Quinn dan Danni sampai, si wanita histeris sudah tewas, dan patung yang diributkan hilang dicuri.

Mereka pun terpaksa mengikuti jejak mayat-mayat yang disebabkan karena patung itu. Patung yang bisa menjelma menjadi sosok jahat, dan membisikkan pikiran-pikiran jahat yang kejam. Patung yang jadi rebutan orang-orang jahat karena janji akan kekuasaan dan kekayaan bagi mereka yang memilikinya. Mereka harus melakukan segala cara, menyelidiki semua orang yang terlibat, dan menggunakan segala sumber daya untuk dapat menemukan patung itu. Sebelum semakin banyak korban yang berjatuhan. Atau, lebih parah lagi, sebelum Danni sendiri menjadi korbannya.


Di novel ini ciri khas Heather Graham kembali muncul. Yup...apa lagi kalau bukan main-main di kuburan, wakakakak. Adegan di kuburannya lumayan intens karena ada adegan kejar-kejaran di kuburan, sampai masuk ke terowongan-terowongan rahasia bawah tanah. Di novel ini ada hantu beneran yang jahat. Kami juga mengira kalau Quinn itu bukan manusia biasa. Tapi di novel ini belum jelas sih Quinn itu apa. Yang jelas Quinn pernah meninggal terus hidup lagi dengan memiliki kekuatan yang lebih.

Bagian romancenya juga bagus, mengalir dengan konflik yang cukup masuk akal. Biar bagaimanapun cewek cantik dan cowok ganteng yang sama-sama lajang pasti ada listrik-listriknya lah sedikit. Yaa khaannn.

Kami termasuk suka sama novel ini. Menghibur, ringan, ada romance-nya, tapi juga ada misteri dan suspense yang seru dan menegangkan. Cocok banget buat koleksi dan bacaan ringan. Buat yang suka romance berbau-bau misteri dan detektif buku ini bagus banget.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di kolom komentar yah.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/let-the-dead-sleep-by-heather-graham-cafferty-and-quinn-1

Buat teman-teman yang ingin membaca review buku keduanya bisa ke post Waking The Dead by Heather Graham (Cafferty and Quinn #2) - Lukisan Jahat Bercat Darah. Sama-sama bagus, bahkan menurut kami lebih berasa horornya.

Quote

Setengah dari teror yang ditujukan pada orang-orang tidak bersalah selalu datang dari ketakutan nyata--dan setengah yang lain datang dari perebutan kekuasaan, kejahatan murni, atau keserakahan orang lain.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Ceritakan rahasia pada seorang teman, teman itu akan menceritakannya pada orang lain, dan seterusnya. Seperti permainan bisikan berantai dan akhirnya semua faktanya berubah.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Hidup tidak berarti jika kita tidak menikmati setiap detiknya.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Kau harus menjalani hidup. Tidak melakukannya adalah dosa, sama seperti jika kau menikmatinya dengan mengorbankan orang lain.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Rabu, 10 Juni 2020

Seri Flynn Brothers by Heather Graham - Untuk Para Pecinta Misteri, Detektif, dan Roman

Haiii, kami punya segmen baru. Kali ini kami akan membahas novel-novel yang berseri. Tentu saja yang bakal kami bahas adalah novel serial yang sudah lengkap kami baca semua ya bukunya. Untuk postingan pertama kali ini kami akan membahas Seri Flynn Brothers karangan Heather Graham.

Seri Flynn Brothers ini bercerita tentang 3 orang Flynn Bersaudara, Aidan, Jeremy, dan Zach, yang semuanya sedang memulai kehidupan baru mereka. Mereka bertiga sama-sama pernah punya pengalaman militer atau kepolisian. Aidan kalau tidak salah pernah di militer dan FBI, Jeremy pernah menjadi polisi penyelam, sedangkan Zach dulunya pernah di bagian forensik. Bersama-sama, mereka akhirnya mendirikan sebuah agensi detektif swasta dan memulai kehidupan yang baru.

Flynn Bersaudara ini tidak tahu kalau mereka masih punya kerabat jauh. Mereka pikir, setelah ayah dan ibu mereka tiada, mereka sudah tidak ada kerabat lagi. Tapi ternyata, mereka justru mendapatkan warisan sebuah rumah perkebunan tua yang sangat luas di New Orleans. Nah disinilah kisah The Flynn Brothers dimulai.

Seri The Flynn Brothers ini ada 3 buku:
  1. Deadly Night (Malam Mematikan)
  2. Deadly Harvest (Ladang Mematikan)
  3. Deadly Gift (Hadiah Mematikan)
Mari kita bahas singkat buku-bukunya. 

Deadly Night (Malam Mematikan)


Deadly Night adalah cerita tentang Aidan. Di novel ini juga diceritakan awal-awal mereka pindah ke rumah perkebunan tua di New Orleans. Aidan sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk tinggal di rumah warisan tersebut. Tapi Jeremy dan Zach lumayan optimis.

Baru saja sampai, Aidan sudah menemukan tulang belulang manusia. Salah satunya ada di dalam properti rumah perkebunan. Penemuan ini cukup mengusik Aidan. Tapi New Orleans masih kacau balau karena baru dihantam badai Katrina. Jadi penemuan tulang-tulang yang berserakan tidak terlalu aneh saat itu.

Sebelum Aidan dan adik-adiknya datang, rumah perkebunan ditempati oleh Amelia Flynn yang sudah tua. Amelia sekali-sekali dibantu oleh Kendall. Kendall juga yang merawat Amelia di masa-masa akhirnya. Sebelum Amelia meninggal, rumah perkebunan menjadi lebih mencekam kalau malam. Amelia sering bermimpi buruk, mengatakan kalau ada cahaya-cahaya di luar sana. Kendall lumayan ketakutan dibuatnya. Tapi rumah perkebunan memang sudah tua, dan sedikit punya sejarah yang tragis. Rumah itu sangat luas lahannya dan punya kuburan keluarga. Gosipnya, memang ada hantu yang bersemayam di sana.

Kendall ini punya toko suvenir, dia juga seorang pembaca kartu Tarot. Seorang pembaca kartu tarot yang skeptis. Kendall tidak percaya dengan indra keenam ataupun hal-hal mistis, dia membaca tarot hanya berdasarkan psikologis manusia dan ilmu tarot. Ketika Aidan dan Kendall bertemu, dua-duanya sama-sama skeptis dan agak sinis. Untuk Aidan yang sangat rasional, profesi Kendall cukup mengusiknya. Bagi Kendall, Flynn bersaudara ada ponakan yang jahat karena melupakan Amelia dan membiarkannya sendirian di akhir hidupnya.

Aidan sangat yakin, tulang-tulang manusia yang dia temukan tidak ada hubungannya dengan badai Katrina. Itu tulang-tulang baru, dan ada wanita-wanita yang hilang. Jadi Aidan berusaha keras mencari tahu tentang tulang-tulang itu. Di tempat lain, Kendall yang suatu hari membacakan tarot untuk seorang turis, tiba-tiba saja mendapat kejadian aneh yang mengerikan. Kartu kematian tiba-tiba saja mentertawakan Kendall. Karena ini bukan kejadian yang pertama, Kendall menjadi khawatir. Dia pun mengikuti gadis turis itu, hingga dia aman bersama teman-teman turnya dan tidak sendirian. 

Satu hal yang Aidan dan Kendall tidak sadari adalah bahwa, tidakan dan rasa penasaran mereka sudah mengusik dan membuat seseorang marah. Dan dia pun berniat untuk menyingkirkan mereka berdua.


Deadly Harvest (Ladang Mematikan)


Deadly Harvest adalah kisah Jeremy Flynn. Jeremy membantu sahabatnya yang sedang putus asa. Istri sahabatnya menghilang begitu saja ketika mereka sedang berwisata di makam legendaris Salem. Jeremy berangkat bersama Rowenna pergi ke Salem. Rowenna memang tinggal di Salem. Mereka berdua bertemu karena acara penggalangan dana yang diadakan Jeremy.

Awalnya Rowenna tak ingin bertemu lagi dengan Jeremy. Tapi kasus yang ditangani Jeremy juga ditangani oleh mantan calon mertua Rowenna. Rowenna sering dimintai tolong untuk membantu memecahkan kasus karena insting Rowenna sangat tajam. Mau tidak mau mereka terpaksa bekerja sama. Meskipun Jeremy sangat skeptis akan kemampuan intuisi Rowenna. 

Intuisi dan nasib buruk Rowenna membawanya ke ladang jagung di dekat rumahnya. Menuju orang-orangan sawah yang menghantui mimpi-mimpi Rowenna. Orang-orangan sawah yang sangat mengerikan. Orang-orangan sawah yang ternyata adalah mayat seorang wanita. Jeremy harus segera menemukan pelakunya sebelum semuanya terlambat. Sebelum istri temannya ikut menjadi korban. Atau lebih parah lagi, sebelum Rowenna ikut menjadi korban pada hari festival panenan. Karena sang pembunuh ingin membangkitkan lagi Legenda Sang Pemanen.


Deadly Gift (Hadiah Mematikan)


Sekarang, mari kita ke kisah saudara ketiga dari Flynn bersaudara, Zach Flynn. Keluarga Flynn dan keluarga O'Riley sudah lama bersahabat dekat. Flynn sudah dianggap seperti ponakan sendiri oleh Sean O'Riley. Zach juga membantu Kat, putri Sean, untuk mengembangkan karir musiknya. Oleh karena itu, ketika partner bisnis sekaligus sahabat Sean, Eddie, menghilang, dan Sean tiba-tiba sakit parah di Irlandia, Kat meminta tolong agar Zach menyusul Sean dan membawanya pulang ke rumah.

Di Irlandia, Caer ditugaskan sebagai perawat Sean. Caer bukanlah perawat biasa. Selain bertugas merawat Sean hingga sembuh, Caer juga harus memastikan Sean selamat dari orang-orang yang berusaha menghabisinya. Oleh karena itu, ketika Zach datang menjemput Sean, Caer pun ikut serta pulang ke Amerika bersama Sean dan Zach. Zach memang sedikit terganggu dengan kehadiran Caer. Zach tahu Caer tidak akan mencelakakan Sean, tapi dia juga curiga akan asal usul Caer.

Sepulangnya dari Irlandia, Zach mulai menyelidiki kasus menghilangnya Eddie. Dan karena dirumah ada Kat yang bisa ikut menjaga Sean, Zach pun bisa mengajak Caer untuk melihat-lihat wilayah sekitar sekaligus meminta Caer membantunya dalam penyelidikan. Zach juga jadi bisa mengawasi Caer dan membongkar kedoknya. Kalau memang ada disembunyikan oleh Caer.

Banyak peristiwa mengerikan yang terjadi setelah Sean pulang. Eddie ternyata sudah tewas, dan sang pembunuh belum ditemukan. Sean pun ternyata masih diincar, dan sekarang seluruh keluarga ikut terancam. Belum lagi ada hadiah rahasia yang dikirimkan Eddie kepada Sean sebelum dia menghilang. Hadiah yang menjadi alasan kenapa Eddie dan Sean diincar.


Seri Flynn Brothers ini tidak harus dibaca berurutan karena setiap satu novel itu cerita satu saudara Flynn aja, dan tidak saling bersambung. Menurut kami, dari ketiga buku ini Deadly Harvest itu yang paling lumayan serem dan mencekam. Mana latarnya di Salem kan ya, banyak cerita yang melibatkan kuburan juga, penggambaran orang-orangan sawahnya juga serem, jadi unsur mistisnya lumayan kenceng banget di buku kedua ini. Kalau Deadly Gift malah beda sendiri menurut kami, karena Caer itu sejatinya bukan manusia. Ceritanya juga agak beda sama dua buku sebelumnya, tidak ada adegan di kuburannya.

Seri Flynn Brothers ini novel lama, dan novel Heather Graham pertama yang kami baca. Jujur, kami langsung jatuh cinta. Kami suka banget sama komposisi misteri, detektif, dan romannya yang menurut kami pas banget. Serem-serem mistisnya ada, kisah detektifnya ada, dan romantismenya juga pas sekali. Novelnya juga ringan dan enjoy banget bacanya. Bagus.

Ada yang sudah baca seri ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.

Selasa, 26 Mei 2020

Review Novel Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham - Plot Twist yang Berbeda Dari Buku Sebelumnya

Akhirnya sampai juga di buku ketiga sekaligus buku terakhir dari kisah Flynn bersaudara. Kali ini siapa lagi kalau bukan ceritanya Zach Flynn. Deadly Gift ini punya plot twist yang berbeda dari buku-buku sebelumnya. Kalau cerita kakak-kakaknya lebih ke arah misteri supernatural, buku ketiga ini hampir bisa dimasukkan juga ke genre paranormal romance. Penasaran kaannn? Mari kita lihat dulu ceritanya seperti apa.

Deadly Gift diawali dengan cerita seorang pelaut handal, Eddie, yang sedang berlayar membawa penumpang yang terlihat aneh dan misterius. Tapi, karena sang penumpang misterius membayar dengan layak dan tunai, Eddie setuju untuk membawanya berlayar. Rencananya hanya beberapa jam, karena Eddie masih ingin menghadiri pesta perpisahan sahabatnya, Sean. Dia sudah menyiapkan hadiah khusus untuk Sean. Sayangnya, penumpang yang Eddie bawa ini ternyata orang jahat, dan pelayaran ini akan menjadi pelayaran terakhir untuknya.

Di tempat lain, sahabat Eddie, Sean, akhirnya pulang kampung ke Irlandia. Setelah merayakan pesta perpisahan tanpa kehadiran Eddie. Sayangnya, sesampainya di Irlandia, Sean justru sakit parah.  Perawat khusus pun ditugaskan untuk Sean, Caer Cavannaugh.

Kasus menghilangnya Eddie, dan Sean yang tiba-tiba sakit membuat Kat, putri Sean, panik setengah mati. Dia pun menghubungi Zach Flynn, sahabatnya dan juga sahabat keluarganya. Kat ingin Sean segera pulang, dan meminta Zach agar menemukan Eddie juga. Sebagai perawat Sean, dan karena tugas dari agensi, Caer ikut bersama Sean dan Zach pulang ke Amerika. Caer dan Zach tak bisa menampik kalau ada ketertarikan di antara mereka berdua. Tapi ada orang hilang yang masih harus dicari, ada dugaan pembunuhan yang harus diselidiki, dan ada Sean yang masih terancam nyawanya. Siapapun dalangnya, dia harus segera ditemukan.

Oke, dibandingkan dua buku sebelumnya, unsur supernatural di buku ini nuansanya beda banget. Caer jauh lebih misterius dibandingkan Kendall ataupun Rowenna. Kalau dari awal kan kita sudah tahu jelas ya siapa Kendall dan siapa Rowenna, nah Caer ini misterius banget. Kita baru akan tahu siapa sebetulnya Caer pas sudah di tengah-tengah, hampir mau ke akhir buku. Jadi, siapakah Caer sebetulnya? Psst...rahasia. Plot twist yang beda banget deh dari dua buku sebelumnya. Oh iya, jangan lupa baca juga review yang Deadly Night dan Deadly Harvest juga ya.

Dibandingkan dua buku sebelumnya, nuansa misterinya juga berbeda, di Deadly Gift ini lebih ke cerita detektif dibandingkan supernaturalnya. Lebih manusia aja gitu ceritanya...padahal sih....ga gitu juga sebetulnya. Kami juga suka dengan cerita romance di buku ini. Karena Zach itu bukan karakter yang sulit menerima kalau dirinya jatuh cinta. Kadang bosen juga sih sama konflik romance yang "ketemu-jadi musuh-ternyata jatuh cinta", kayaknya umum banget gitu. Kadang malah bisa menyebalkan. Jadi kisah romance di Deadly Gift ini mudah aja gitu...kecuali karena plot twist-nya.

Kesimpulannya, kami suka juga sama buku ketiga dari trilogy The Flynn Brothers ini. Ketiga buku The Flynn Brothers ini beda-beda sebetulnya nuansa misterinya. Tapi kita akan cerita soal itu di postingan lain. Hmmm...jadi kepikiran, Novel-novelnya Heather Graham nih oke juga. Novel yang cocok untuk yang suka sama cerita misteri, detektif, dan romance yang dijadikan satu. Segar, cukup ringan, menghibur, tapi juga bisa tetap seru dengan misteri-misterinya.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di bawah yaah.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Bisa ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-gift-hadiah-mematikan-by-heather-graham

Untuk yang mau link Shopee juga ada, by request yah.

Quote

"Bukankah yang disebut rumah adalah tempat hati kita selalu berada?"
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Kau mungkin pergi selamanya, tapi kau tak pernah melupakan masa lalu atau kebenaran yang kauketahui saat masih kecil.
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Pisahkan, lalu taklukkan
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

"Well, hidup terdiri dari yang baik dan buruk, kan? Dan kita harus merasakan yang buruk untuk melihat yang indah, bukankah begitu?"
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Pikiran sama halnya dengan tubuh, akan bekerja lebih baik kalau kalian tidak hanya berkutat disitu.
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Manusia punya pilihan, dan pilihan yang mereka buat berarti kesempatan yang akan mereka dapatkan.
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Kamis, 19 Maret 2020

Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham - Misteri Sang Pemanen di Kota Salem

Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham ini adalah buku kedua dari seri The Flynn Brothers Trilogy. Sebelumnya, kami juga sudah mereview buku pertamanya, Deadly Night (Malam Mematikan).

Di buku kedua ini kita akan mengikuti kisah Jeremy Flynn. Saudara kedua dari Flynn Bersaudara. Kisah dimulai setelah kejadian yang terjadi di novel Deadly Night. Oh ya, ngga masalah kok kalau belum baca yang Deadly Night, karena ceritanya ngga nyambung. Deadly Night itu kisah Aidan Flynn, saudara tertua dari Flynn Bersaudara. Oke, balik ke ceritanya...

Ceritanya...Jeremy ini mengadakan serangkaian acara penggalangan dana, nah salah satu acara yang dibuat adalah semacam acara debat di radio. Lawan debatnya adalah seorang sejarawan cantik bernama Rowenna Cavanough. Karena novel ini masuk ke genre Romantic Suspense yaa, pasti unsur romannya kuat ya di novel ini. Nah, roman antara Jeremy dan Rowenna ini khas roman banget. Awalnya saling menyangkal, bahkan kayak musuhan, lama-lama akhirnya gulat di ranjang juga. Wakakak. Ini khas roman banget.

Awalnya, setelah acara penggalangan dana selesai, Rowenna dan Jeremy akan berpisah. Rowenna akan kembali ke tempat tinggalnya di Salem. Yup, Salem, tempat yang terkenal banget dengan Salem Witch Trials-nya. Tapi ternyata takdir berkata lain. Jeremy juga akan pergi ke Salem, karena dia akan membantu temannya mencari istrinya yang hilang di Salem pada malam Halloween.

Rowenna ini sebetulnya kayak punya indra keenam, dia sudah beberapa kali membantu kepolisian Salem dalam memecahkan kasus. Tapi Jeremy orangnya skeptis. Segalanya harus logis lengkap dengan bukti fisiknya. Padahal, tanpa disadari, Jeremy sendiri bisa melihat arwah. Rowenna khawatir Jeremy akan memandangnya buruk jika nanti kepolisian Salem meminta bantuannya pada kasus yang akan diusut oleh Jeremy.

Intuisi Rowenna, dan nasib buruknya, membawa Rowenna ke ladang jagung. Ladang jagung dan orang-orangan sawah yang menghantui mimpi-mimpinya. Ladang jagung dan orang-orangan sawah yang ternyata adalah mayat yang sudah membusuk dan disantap gagak. Penyelidikan pun menjadi lebih intens. Sekarang, mereka tidak hanya mencari orang yang hilang, tapi juga harus mencari pembunuh yang sedang berkeliaran. Pembunuh yang begitu kejam. Pembunuh yang begitu ahli menyamar dan menghilang. Pembunuh yang ingin membangkitkan legenda Sang Pemanen.

Seperti seri pertamanya, novel ini ada unsur supranatural, thriller, dan unsur romannya. Kalau dibandingkan buku pertama, unsur supranatural di novel kedua ini tidak sekuat novel pertama. Novel ini lebih ke thriller detektif sih menurut kami. Supranaturalnya yang hantu-hantuan gitu ada tapi tidak terlalu intens. Kalau unsur roman sih sudah pasti ada, tapi ngga terlalu berlebihan kok. Novel kedua ini titik beratnya lebih ke thrillernya sih menurut kami.

Buku kedua ini ada kesamaan sama buku pertamanya, sama-sama melibatkan pekuburan. Sayangnya, Flynn bersaudara yang lain tidak terlalu banyak terlibat. Paling cuman Zach aja di akhir-akhir cerita. Kalau Aidan ada sekilas di awal cerita.

Buku ini bagus sih. Seru ceritanya. Karena latar ceritanya di Salem, kesan misterinya jadi lebih kuat dan serem. Belum lagi cerita yang di ladang-ladang jagung dan orang-orangan sawah. Tapi thrillernya juga tidak terlalu berat karena ada unsur romannya.

Teman-teman ada yang sudah membaca novel ini juga? Gimana reviewnya? Silahkan komen di bawah yah.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan klik link di bawah ini yah:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-harvest-ladang-mematikan-by-heather-graham

Quote

Namun, masa depan tak bisa diketahui dan akan tetap begitu sampai dia mencapainya.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Tidak ada jaminan dalam hidup.
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Dunia mungkin tidak abadi, tapi dia akan selalu ada selama berjuta-juta tahun, sekalipun manusia tidak.
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Namun, semua ciptaan alam kembali pada-Nya, menjadi bagian dari alam pada akhirnya.
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Harapan adalah sesuatu yang kejam. Rasanya luar biasa bila terkabul. Namun, saat kau mengharapkan sesuatu dan tidak terwujud, harapan itu berubah menjadi sesuatu yang kejam.
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Dia membuat Dan marah. Orang marah menjadi sembrono. Mereka lalu membuat kesalahan.
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Cinta lebih kuat dari kejahatan, dan ada hal yang lebih dari apa yang kauketahui di dunia ini...
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham

Jumat, 21 Februari 2020

Deadly Night ( Malam Mematikan) by Heather Graham - Saat Supernatural, Detektif, dan Romansa Bercampur Menjadi Satu

Jujur ya, sampai saat ini, kami lagi tidak tertarik mereview novel roman. Lagi ngga pengen aja mereview kisah cinta yang pure romansa gitu. Kalaupun roman, pengennya roman tapi ada twist-nya, misalnya paranormal romance, atau cerita detektif kayak buku Deadly Night karangan Heather Graham ini.

Awalnya sempet males juga, soalnya buku ini ada di bawah label Harlequin yang sudah pasti terkenal karena novel-novel romantisnya. Tapi ternyata Deadly Night ini beda, dia memberikan sentuhan supernatural dan thriller di dalamnya. Kalau dari segi plot secara garis besar, sebenarnya Deadly Night sama seperti The Killing Kind yang baru kita review di post sebelumnya. Mirip-mirip. Sama-sama ada unsur supernaturalnya, sama-sama pembunuhan, sama-sama cerita detektif. Tapi, Deadly Night ini menurut kami lebih ramah pembaca, lebih easy reading, semua orang bisa baca.

Coba kita liat plotnya yah. Oh iya, Deadly Night ini buku pertama dari Seri The Flynn Brothers Trilogy.

Jadi ceritanya, Flynn bersaudara, Aidan, Jeremy, dan Zachary tiba-tiba saja mendapatkan warisan sebuah rumah perkebunan tua di New Orleans dari seorang kerabat jauh yang mereka pun tidak mengenalnya. Rumah perkebunan ini penuh dengan sejarah dari masa perang saudara. Oh iya, Flynn bersaudara ini juga punya kantor detektif swasta. Aidan adalah anak tertua.

Sebelum Aidan sempat melihat-lihat rumah perkebunan tua warisan mereka, Aidan menemukan tulang manusia di pinggir sungai. Meskipun Aidan meminta diselidiki, para polisi dan petugas koroner skeptis. Masalahnya, New Orleans masih kacau balau karena sisa-sisa badai katrina. Tulang bisa saja ditemukan karena kuburan yang terganggu akibat badai. Banyak orang hilang atau korban badai. Kepolisian dan petugas koroner sangat sibuk. Tapi ternyata, Aidan sekali lagi menemukan tulang manusia, di properti barunya, di rumah perkebunan.

Rumah perkebunan ini sebelumnya ditempati oleh Amelia, karena sudah tua dan sendirian, pada masa-masa terakhirnya Amelia ditemani dan dirawat oleh Kendall Montgomery, seorang pemilik toko suvenir sekaligus seorang pembaca kartu tarot...yang tidak percaya pada indra keenamnya sendiri. Kendall merasa rumah tua itu berhantu, tapi dia sendiri skeptis, Aidan apalagi, padahal tanpa Aidan sadari dia sendiri sudah melihat salah satu hantu di rumah tersebut.

Pada suatu hari, ketika sedang meramal seorang turis, Kendall mendapatkan firasat mengerikan. Dia tidak percaya, tapi perasaan takut itu terus menghantuinya. Firasat seperti ini sebenarnya sudah pernah terjadi pada Kendall, tapi dia selalu menampiknya. Dia tidak percaya kalau dia punya indra keenam, dan dia pikir dia hanya berhalusinasi ketika kartu kematian menjadi hidup dan mentertawakannya. Tapi kali ini dia tak bisa mengabaikannya. Dengan bantuan Aidan, Kendall berusaha mencegah hal buruk terjadi pada gadis turis itu.

Tapi siapa sangka tindakan Kendall malah membuat dirinya diincar. Kendall dan Aidan menjadi ancaman bagi sang pembunuh, dan harus disingkirkan. Ada sesuatu yang lebih sinis di rumah perkebunan selain hantu-hantu itu. Sesuatu yang lebih berbahaya. Kenyataan yang lebih menakutkan.

Deadly Night ini menurut kami punya porsi thriller, supernatural dan romance yang seimbang. Kalau dibandingkan The Killing Kind, novel itu lebih berat di thrillernya. Supernatural dan romansanya hanya bumbu saja. Kalau Deadly Night ini tegang-tegang thriller detektifnya dapet, merinding supernaturalnya dapet, romansanya juga dapet banget. Jangan lupa, Deadly Night ini juga lebih easy reading. Menurut kami buku ini bagus. Oke banget buat yang suka genre thriller detektif, supernatural. Bumbu romannya juga oke. Saat review ini ditulis buku ini dapet rating Goodreads 4.05 bintang dari 5 Bintang. Ratingnya bagus.

Buku ini masih tersedia untuk dipesan ya kak. Bisa langsung ke link tokopedia kita di link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-night-malam-mematikan-by-heather-graham

Teman-teman sudah membaca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan berikan komentarnya yah.

Quote

Pikiran adalah kombinasi menakjubkan antara logika dan imajinasi; tugas logikalah untuk mengambil alih saat imajinasi menjadi terlalu berlebihan.
Deadly Night ( Malam Mematikan) by Heather Graham

"Bukan kepercayaan orang lain yang menggangguku, tapi orang yang mempermainkan kepercayaan orang lain."
Deadly Night ( Malam Mematikan) by Heather Graham

Namun, aku tahu sesuatu--bahwa penampilan bisa menyukseskan atau menggagalkan suatu pertunjukan.
Deadly Night ( Malam Mematikan) by Heather Graham

"Saat menemui jalan buntu, kau harus memutar balik dan menemukan rute baru,"
Deadly Night ( Malam Mematikan) by Heather Graham


Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.