Cari Review Buku

Tampilkan postingan dengan label Novel Petualangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel Petualangan. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Agustus 2024

Seri Petualangan 3: Petualangan di Lembah Maut by Enid Blyton - Gara-Gara Salah Naik Pesawat!

Hai haiii. Ya ampuun, sudah lama banget ya nggak review buku. Apalagi ngereview Seri Petualangan ini. Terakhir review di tahun 2021. Wakakak, udah lama banget. Sebenernya sih buku yang dibaca tuh udah banyak, tapi waktu buat mereviewnya yang kurang banget. Banyak kesibukan sehari-hari yang lebih prioritas. Nggak apa-apa lah ya. 

Buku ini juga sebenarnya sudah lama banget selesai dibaca, cuman baru sempet direview sekarang. Petualangan di Lembah Maut ini punya judul asli The Valley of Adventure. Diterbitkan pertama kali tahun 1947 oleh penerbit Macmillan di UK. Novel ini merupakan bagian dari Adventure Series (Seri Petualangan). Kalau di Indonesia, tepatnya di penerbit Gramedia Pustaka Utama, sepertinya buku ini dicetak pertama kali di Desember 1982. Yang kami baca ini terbitan Juni 2017. Novel ini juga menjadi salah satu novel yang punya tema Perang Dunia Kedua.

SINOPSIS

Liburannya Jack, Philip, Dinah, Lucy-Ann, dan tidak lupa Kiki si kakak tua yang cerewet, kali ini sebetulnya agak-agak mewah ya. Karena mereka mendapat tawaran pesiar menggunakan pesawat terbang yang sedang dioperasikan oleh Bill. Pesiar malam hari lagi rencanya. Yup, betul sekali, malam hari. Waktu yang tepat untuk terjadinya hal-hal tak terduga. 

Tidak lama dari kedatangan mereka ke bandara, mereka semua terjebak di tengah-tengah baku tembak yang terjadi secara mendadak. Sebenarnya, mereka sudah terbiasa dengan pesawat Bill. Tapi, kegelapan dan kepanikan merupakan paduan yang pas untuk berbagai kesalahan. Termasuk kesalahan naik pesawat. Mereka pun salah naik ke pesawat musuh, bukannya pesawat Bill. Musuh yang juga buru-buru kabur pun tidak sempat memeriksa pesawat. Jadilah mereka berlima penumpang gelap sampai ke tujuan yang antah berantah.

Untungnya sih mereka cukup cerdas untuk segera sadar kalau mereka salah naik pesawat. Mereka juga anak-anak yang cukup waspada, sehingga tidak langsung ketahuan. Mereka berlima pun tiba di sebuah lembah yang dikelilingi gunung. Yang tidak jelas ada di mana. Untuk keluar masuk lembah itu hanya bisa menggunakan pesawat. Mereka pun terjebak sampai entah berapa lama di lembah itu.

Selama terjebak banyak kejadian seru dan menegangkan yang mereka alami. Kucing-kucingan dengan para penjahat, mengamankan makanan, dan tidak lupa eksplorasi lembah. Mereka menemukan gua tersembunyi yang cukup aman untuk mereka berlima. Tapi siapa sangka, ternyata gua itu juga menyimpan rahasia, dan tentu saja...harta karun.

REVIEW

Kali ini kami bisa bilang kalau seri petualangan ini seru banget. Petualangannya benar-benar menantang dan super berbahaya. Ada unsur hopeless juga. Bayangkan saja, mereka nggak sengaja ikut penjahat ke sebuah pulau terpencil. Keluar masuk hanya bisa dengan pesawat, dan pesawat yang tersedia ya hanya milik para penjahat yang entah sedang melakukan apa di lembah itu. Sudah begitu, mereka tidak punya moda komunikasi apa pun. Jadi mereka tidak bisa minta tolong pada Bill atau Bu Mannering. Ya gimana mau minta tolong juga kan, kan mereka nggak tahu juga mereka ada di mana persisnya. Petualangan menyusuri lembah, hutan-hutan, dan gua-guanya seru banget. Sampai ending, pembaca dibuat tegang dan penasaran dengan kejadian apa yang akan terjadi di halaman berikutnya. Berharap-harap cemas kapan mereka akan ditolong sama Bill.

Recommended banget deh untuk judul yang ini. Seru. Kami suka banget. Rating Goodreads untuk buku ini bagus banget 4.22 dari 5 Bintang. Kalau di Google 93% suka sama buku ini. 

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami, silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/seri-petualangan-3-petualangan-di-lembah-maut

BACA JUGA

Selasa, 03 Mei 2022

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 2) by Jin Yong - Pertandingan Merebutkan Hak Menjadi Suami Huang Rong

Jilid kedua Pendekar Pemanah Rajawali ini wow banget sih. Banyak tokoh-tokoh tetua dunia persilatan yang keluar. Guo Jing juga ilmu silatnya banyak berkembang karena dia belajar silat langsung dari para Tetua dunia persilatan. Puncaknya tentu saja, ketika Guo Jing tanpa sadar telah mempelajari seluruh isi Kitab Sembilan Bulan yang jadi rebutan seantero jagat dunia persilatan.


PLOT

WARNING: HEAVY SPOILER YAH!

Jilid pertama diakhiri dengan pertarungan seru. Maka jilid kedua ini juga diawali masih dengan pertarungan seru dan menegangkan. Guo Jing "tertawan" oleh Mei Chaofeng. Ilmu silat Guo Jing masih lemah kalau mau melawan musuh-musuh yang kuat. Sedangkan Mei Chaofeng membutuhkan kaki dan ilmu tenaga dalam yang diketahui oleh Guo Jing. Meskipun pada dasarnya terpaksa, kerjasama mereka mampu menghalau kekuatan musuh. Tapi pertarungan semakin sengit hingga akhirnya guru-guru Guo Jing, Enam Pendekar Aneh Jiangnan dan pendekar-pendekar Quenzhen datang.

Pertarungan semakin pelik dan rumit. Yang Kang akhirnya mengetahui kebenaran asal usulnya. Sayangnya Yang Tiexin dan Bao Xiruo memilih mati dan meninggalkan Yang Kang di dunia. Dengan susah payah dan banyak luka-luka, musuh akhirnya mundur. Yang Kang pun pergi, masih menolak asal usulnya sesungguhnya. Biar bagaimana pun Yang Kang sangat suka akan harta dan kedudukan. Pendeta Quenzhen pun bisa mengobati luka-luka mereka. Tapi sebelum ajalnya, Yang Tiexin berpesan pada Qui Chuji agar menjodohkan Guo Jing dengan anak angkatnya Mu Nianci. Tentu saja baik Guo Jing maupun Mu Nianci sama-sama tak mau. Di hati Guo Jing hanya ada Huang Rong seorang. Sedangkan hati Mu Nianci sudah dicuri sejak dia dan Yang Kang bertarung di Pertandingan Silat Mencari Jodoh. Huang Rong yang mencuri dengar tidak suka akan perkembangan ini, jadi dia membawa Guo Jing untuk pergi dan kabur.

Tapi dasar Guo Jing anak baik. Hatinya merasa tidak enak kalau meninggalkan guru-gurunya begitu saja, jadi dia meminta Huang Rong agar mereka kembali. Tapi, saat mereka kembali ternyata semua orang sudah pergi. Mereka sebelumnya sudah membuat perjanjian akan bertemu lagi di Loteng Hujan Kabut di Jiaxing pada Perayaan Tengah Musim Gugur bulan delapan. Guo Jing pun akan menunggu hingga waktu pertemuan itu untuk bertemu lagi dengan guru-gurunya. Untuk sementara dia akan berpergian dengan Huang Rong.

Petualangan ini membawa mereka bertemu dengan salah satu tetua dunia persilatan, Hong Qigong. Hong Qigong tertarik dengan masakan Huang Rong yang lezat. Dengan masakan-masakan lezat inilah Huang Rong memperdaya Hong Qigong untuk mengajari Guo Jing ilmu Delapan Belas Tapak Penakluk Naga. Hong Qigong tidak pernah menerima murid, tapi dia senang makan-makanan enak. Jadi, Huang Rong dan Hong Qigong sebenarnya saling memanfaatkan satu sama lain. Saat bersama Hong Qigong mereka sempat bertemu beberapa musuh mengkhawatirkan. Tapi yang paling mengkhawatirkan adalah Ouyang Ke, keponakan salah satu tetua dunia persilatan, Si Racun Barat Ouyang Feng. Sepertinya Ouyang Feng sudah mengembangkan ilmu silatnya. Ouyang Ke mengumpulkan ribuan ular di hutan dan menggiringnya bersama-sama. Hong Qigong cukup khawatir, maka dia pun memikirkan cara mengatasinya. Kalau-kalau suatu saat dia harus bertarung dengan Ouyang Feng dan keponakannya lagi.

Huang Rong dan Hong Qigong berlatih ilmu untuk mengatasi ribuan ular ini. Tapi Guo Jing menolak. Guo Jing tidak mau tamak. Dia sudah diajari lima belas dari Delapan Belas Tapak Penakluk Naga, maka ia tak mau mengambil kesempatan diajari ilmu silat lain lagi dari Hong Qigong. Hong Qigong cukup kagum pada Guo Jing.

Suatu saat Huang Rong bertemu dengan Mu Nianci. Huang Rong tidak suka dengan Mu Nianci karena mendengar kalau Mu Nianci akan dijodohkan dengan Guo Jing. Mereka bertarung karena kecemburuan Huang Rong. Tapi ternyata Huang Rong salah dan Mu Nianci mengungkapkan siapa yang sebenarnya dia cintai. Mereka berdua pun malah berteman. Ketika di malam hari Mu Nianci menyelinap untuk melihat Yang Kang, Huang Rong malah dengan iseng mempertemukan mereka berdua. Yang Kang sifatnya jelek, hampir saja Mu Nianci kehilangan kehormatan. Tapi untungnya Mu Nianci masih bisa menjaga dirinya dan bersikap terhormat.

Guo Jing dan Huang Rong pun meneruskan perjalanan mereka lagi. Kali ini mereka bermain-main di danau Wu yang sangat luas. Tak disangka-sangka nyanyian Huang Rong menarik minat seorang nelayan cacat yang dipanggil Ketua Lu. Mereka pun diundang ke Vila Awan milik Ketua Lu yang terletak di tengah danau. Ternyata Ketua Lu ini sepertinya orang terpandang. Vila Awan miliknya pun megah. Tapi vila ini mengejutkan Huang Rong karena kemiripannya dengan rumahnya sendiri di Pulau Persik. Saat tengah malam Huang Rong dan Guo Jing diam-diam menyelidik. Ternyata Ketua Lu adalah perompak. Malam itu putranya, Lu Guanying, memimpin penyerangan dan menangkap utusan negara Jin yang tak lain dan tak bukan adalah Wanyan Kang alias Yang Kang. Mereka juga menangkap Duan Tiande.

Tak disangka-sangka Mu Nianci ternyata membuntuti Yang Kang hingga ke Vila Awan dan Huang Rong pun memergokinya. Tapi Huang Rong tidak menampakkan diri. Dia hanya membuntuti Mu Nianci dari jauh sambil memberikan petunjuk arah kepadanya agar dia bisa menemukan Yang Kang. Ternyata sulit untuk membebaskan Yang Kang. Mu Nianci juga marah karena ternyata Yang Kang masih berurusan dengan negara Jin dan menolak membantu Yang Kang untuk menyelesaikan urusannya sebagai utusan. Tapi Mu Nianci mau membantu Yang Kang untuk mencari guru Yang Kang yang tak lain dan tak bukan adalah Mei Chaofeng. Mu Nianci memang berhasil menemukan Mei Chaofeng. Tapi dia juga tanpa sengaja terjebak pertarungan antara Mei Chaofeng dan Ouyang Ke. Tanpa disangka-sangka Mei Chaofeng dibantu oleh sosok misterius.

Sementara itu datang kiriman mengerikan ke Vila Awan. Ternyata itu adalah hadiah pendahulu kedatangan Mei Chaofeng. Ketua Lu sangat terkejut dan menyuruh semua orang melarikan diri kecuali dirinya. Dia akan menghadapi Mei Chaofeng sendirian dan membalaskan dendam. Tak disangka-sangka salah satu tetua dunia persilatan Qiu Qianren datang. Ketua Lu punya sedikit harapan. Ketua Lu berharap Qiu Qianren mau membantu mereka mengatasi Mei Chaofeng. Ternyata masih ada kejutan lain lagi. Enam Orang Aneh Jiangnan pun datang ke Vila Awan. Guo Jing tentu saja senang bertemu dengan gurunya kembali.

Ternyata Qiu Qianren punya maksud yang tidak baik. Dia pun sebenarnya penipu. Tapi tidak lama Mei Chaofeng datang juga ke Vila Awan untuk menjemput Yang Kang. Qiu Qianren masih tidak menyerah dan malah menyebarkan kabar bohong bahwa Ketua Pulau Persik, Huang Yaoshi, mati terbunuh. Hal ini mengungkapkan banyak hal. Ternyata Ketua Lu adalah Lu Chengfeng. Lu Chengfeng dan Mei Chaofeng adalah mantan murid Huang Yaoshi yang diusir dari Pulau Persik, dan Huang Rong adalah putri Huang Yaoshi. Meskipun punya dendam, mereka tetap sayang kepada Huang Yaoshi dan ingin membalaskan dendam. Tapi pertarungan antara Mei Chaofeng dan Guo Jing tetap tidak dapat dihindari. Mereka pun bertarung hebat hingga tiba-tiba saja Mei Chaofeng diculik oleh sosok misterius berbaju hijau yang bahkan kehadirannya tidak dapat dirasakan Mei Chaofeng. 

Ternyata si pria misterius itu adalah Huang Yaoshi sendiri. Huang Yaoshi ini sifatnya aneh. Huang Yaoshi juga punya gengsi yang tinggi. Melihat putrinya jatuh cinta dengan Guo Jing yang kebodoh-bodohan dia merasa tidak suka. Guo Jing pun sudah membunuh salah satu muridnya, maka Huang Yaoshi pun semakin tidak suka. Huang Rong dan Guo Jing pun jadi terpaksa berpisah sementara.

Peristiwa heboh di Vila Awan hampir saja melupakan Yang Kang dan Duan Tiande. Tapi mendengar nama Duan Tiande, Guo Jing langsung ingat bahwa ia harus membalaskan dendam ibunya. Duan Tiande pun ketakutan. Di depan Yang Kang dan Guo Jing dia pun membeberkan apa yang terjadi. Yang Kang langsung membunuh Duan Tiande. Satu dendam Guo Jing terbalas sudah. Sekarang tinggal membalaskan dendam kepada Wanyan Honglie yang ternyata benar sudah menghancurkan kehidupan orangtua mereka berdua. Yang Kang sekarang percaya dengan asal usul hidupnya. Yang Kang dan Guo Jing sekarang tidak bermusuhan lagi dan akan bersama-sama mencari Wanyan Honglie. Tapi Yang Kang tak bisa membayangkan hidup sebagai pendekar pengembara. Dia juga sadar bahwa meskipun Wanyan Honglie sudah berbuat jahat, dia tetaplah ayah yang sudah membesarkan Yang Kang hingga besar. Mereka pun cukup dekat.

Perjalanan Yang Kang dan Guo Jing ternyata cukup lancar. Mereka selalu disambut di setiap penginapan yang mereka singgahi. Ternyata ini ulah Huang Rong. Guo Jing pun bertemu lagi dengan Huang Rong. Di tengah jalan, mereka melihat dua orang pengemis yang kata-katanya agak mencurigakan. Ternyata mereka dari partai pengemis dan sedang dalam misi membantu Nona Cheng yang terancam akan diculik oleh orang misterius. Dasar Huang Rong sifatnya iseng dan serba ingin tahu, dia dan Guo Jing pun membuntuti dan menonton aksi mereka. 

Ternyata orang yang cari gara-gara itu Ouyang Ke. Ilmu silat Ouyang Ke tinggi. Kedua orang partai pengemis itu tak punya kesempatan yang berarti. Jadi Guo Jing dan Huang Rong terpaksa turun tangan. Ouyang Ke ini sebetulnya naksir berat kepada Huang Rong. Melihat Huang Rong dia antara senang dan kesal. Tentu saja Ouyang Ke juga ingin membawa Huang Rong bersamanya. Ilmu silat Guo Jing pun masih kalah jauh dari Ouyang Ke. Untungnya Hong Qigong datang. Ouyang Ke adalah keponakan Ouyang Feng. Meskipun ingin menghabisi Ouyang Ke dia tidak bisa berbuat salah kepada Ouyang Feng, sesama tetua dunia persilatan. Maka Hong Qigong pun akhirnya mengangkat Guo Jing sebagai murid dan mengajarkan sisa tiga jurus dari ilmu Delapan Belas Tapak Penakluk Naga agar Guo Jing bisa bertarung melawan Ouyang Ke. Tapi tanpa disangka-sangka justru kelicikan Huang Rong lah yang dapat melepaskan mereka dari masalah.

Saat menghampiri Huang Rong sebelumnya, Guo Jing sempat berpisah dengan Yang Kang. Tidak disangka ternyata di jalan bertemu lagi. Tapi Yang Kang terlihat sedang berbicara rahasia dengan Ouyang Ke. Sepertinya ada pembicaraan yang rahasia. Tapi masing-masing tampak berpura-pura tak tahu. Mereka bertiga pun istirahat di sebuah kuil. Tanpa disangka-sangka malam itu Guo Jing bertemu kembali dengan keluarga Mongolnya. Guo Jing bertemu kembali dengan Tolui, Jebe, dan Borokul. Mereka pun membawa dua rajawali peliharaan Guo Jing di Mongolia.

Sayangnya pertemuan mereka terjadi saat sedang dalam keadaan genting. Karena ketiga orang Mongol itu sebenarnya sedang dikejar-kejar oleh pasukan negara Jin yang ternyata dipimpin oleh Wanyan Honglie sendiri. Mereka harus segera berpisah. Tapi Tolui masih sempat memberikan pesan kepada Guo Jing kalau Kojin menunggunya kembali. Setelah mengetahui kalau Wanyan Honglie ternyata juga ikut mengejar, Huang Rong dan Guo Jin pun mencarinya agar bisa membalaskan dendam. Tanpa mereka sadari Yang Kang sudah berkhianat. Yang Kang menyelamatkan Wanyan Honglie dan menyembunyikannya di dalam kuil. Wanyan Honglie tahu Yang Kang masih sayang padanya dan masih menyukai harta dan tahta. Maka tentu saja dia menjanjikan kedudukan dan kekayaan kepada Yang Kang jika nanti negara Jin sudah berhasil menduduki negara Song. Pembicaraan di ruang kuil yang ternyata tempat penyimpanan peti mati ini ternyata didengar oleh Mu Nianci yang terkurung di dalam salah satu peti.

Huang Rong sebenarnya sudah curiga kepada Yang Kang. Tapi dia tak bisa membuktikan kecurigaannya karena teralihkan oleh suara-suara dari dalam peti mati. Huang Rong takut hantu. Jadi Guo Jing dan Yang Kang bersama-sama memeriksa peti mati. Tak disangka-sangka isinya ternyata Mu Nianci yang tertotok dan tidak bisa bergerak. Dasar Huang Rong iseng, dia malah sengaja menggoda Mu Nianci dan Yang Kang serta meninggalkan mereka sendirian. Huang Rong tidak tahu kalau Mu Nianci tahu pengkhianatan Yang Kang. Yang Kang pun licik, punya cara untuk mengelabui Huang Rong dan menimpakan kesalahan kepada Mu Nianci. Mereka pun ribut dan masing-masing pergi meninggalkan Huang Rong dan Guo Jing.

Setelah banyak keributan, Huang Rong dan Guo Jing pun akhirnya memutuskan untuk ke Pulau Persik. Guo Jing ingin menyelesaikan urusan dengan Huang Yaoshi dan tidak ingin merepotkan keenam gurunya. Tapi saat tiba di pulau persik Huang Rong lupa diri dan meninggalkan Guo Jing sendirian. Guo Jing tidak mengeri formasi di Vila Awan. Nah, dibandingkan dengan Vila Awan, formasi di Pulau Persik ini lebih hebat lagi. Baru sebentar dia sudah tersasar dan tidak tahu arah. Tapi suatu malam, Guo Jing mendengar ada suara seruling yang hebat dan mengundang. Guo Jing pun mengikuti arah suara seruling itu hingga ke gua tempat Zhou Botong, si Bocah Tua Nakal, ternyata tinggal selama lima belas tahun ini.

Seperti namanya, Bocah Tua Nakal memang sifatnya suka iseng. Tapi ilmu silatnya sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Bisa dibilang hampir setara dengan para tetua dunia persilatan. Sudah lima belas tahun ia tinggal di Pulau Persik. Sekali-sekali bertarung dengan Huang Yaoshi memperebutkan Kitab Sembilan Bulan. Lima belas tahun terkurung di pulau persik dan hanya bisa meninggalkan gua untuk buang hajat, Zhou Botong sudah berlatih ilmu silat aneh untuk menghibur diri. Ilmu ini pun kemudian dia ajarkan kepada Guo Jing. Waktu pun berlalu ilmu silat Guo Jing lama-lama berkembang. 

Tapi suatu waktu Zhou Botong digigit ular berbisa entah dari mana. Guo Jing yang sudah kebal racun ular tak segan-segan menyelamatkan Zhou Botong dari maut. Karena merasa berhutang nyawa, Zhou Botong pun membalasnya dengan diam-diam mengajarkan ilmu Kitab Sembilan Bulan kepada Guo Jing. Guo Jing, setelah melihat Mei Chaofeng yang kejam karena belajar Kitab Sembilan Bulan tentu saja menganggap kitab itu kitab jahat. Guo Jing tidak akan mau mempelajari kitab itu kalau Zhou Botong terang-terangan mengatakan akan mengajarinya kitab.

Guo Jing pun akhirnya dengan susah payah hafal seluruh isi kitab di luar kepala. Tepat sebelum bencana datang. Ouyang Feng dan keponakannya, Ouyang Ke, datang ke Pulau Persik untuk melamar Huang Rong! Guo Jing mengikuti rombongan Ouyang Feng diam-diam. Dia sembunyi dan menyaksikan pertarungan musik antara Huang Yaoshi dan Ouyang Feng. Pertarungan silat menggunakan musik ini hebat sekali. Tapi pertarungan ini pun diadu dengan suara siulan yang sama kuatnya. Guo Jing tanpa sengaja bersuara. Dia pun ditangkap oleh Huang Yaoshi.

Ternyata yang datang adalah Hong Qigong. Huang Rong gembira sekali akhirnya bisa bertemu lagi dengan Guo Jing dan Hong Qigong. Dia tidak mau diperistri oleh Ouyang Ke. Hong Qigong pun datang sebagai wali dari Guo Jing untuk melamar. Tapi Huang Yaoshi merasa dirinya tinggi. Huang Yaoshi, istrinya, dan putrinya adalah orang yang sangat cerdas. Melihat Guo Jing yang kebodoh-bodohan, dia sangat tidak suka. Punya menantu seperti Guo Jing bisa menurunkan reputasinya. Tapi Huang Yaoshi juga tidak mau macam-macam dengan sesama tetua dunia persilatan. Jadi, Huang Yaoshi pun akhirnya memutuskan untuk mengadakan pertandingan penentuan menantu antara Ouyang Ke dan Guo Jing.

Siapa sangka, Guo Jing berhasil memenangkan pertandingan. Tapi pertandingan terakhir hasilnya sangat mengejutkan. Bagaimana bisa Guo Jing tahu dengan persis dan lancar isi Kitab Sembilan Bulan? Ouyang Feng pun berhasil memancing Huang Yaoshi untuk menunjukkan dimana lokasi Zhou Botong. Ouyang Feng sudah tidak perduli dengan pertunangan keponakannya. Hatinya sudah buta karena sangat menginginkan Kitab Sembilan Bulan.

Tapi Zhou Botong tak semudah itu diminta untuk menyerahkan Kitab Sembilan Bulan. Karena Guo Jing sekarang sudah menjadi calon menantu Huang Yaoshi, Zhou Botong menganggap kalau dia sudah menyerahkan kitab itu kepada Huang Yaoshi. Zhou Botong sendiri tanpa sengaja belajar Kitab Sembilan Bulan juga ketika membacakan kitab itu kepada Guo Jing. Di depan orang-orang, Zhou Botong menghancurkan dua jilid Kitab Sembilan Bulan.

Huang Yaoshi kesal dan marah. Ketika mereka akan pergi pun Zhou Botong masih memanas-manasi. Akibatnya Guo Jing terusir dan terpaksa pergi bersama Hong Qigong dan Zhou Botong. Rombongan Ouyang Feng naik kapal mereka sendiri untuk pergi dari Pulau Persik. Tapi karena kapal itu penuh ular Zhou Botong tidak mau naik ke kapal itu. Maka rombongan Zhou Botong pun pergi dengan kapal besar Huang Yaoshi meskipun sudah dihalang-halangi.

Ternyata kapal yang ditumpangi Guo Jing, Huang Yaoshi dan Zhou Botong adalah kapal bunuh diri yang sudah disiapkan Huang Yaoshi untuk dirinya sendiri. Mereka pun mulai tenggelam. Belum selesai satu kemalangan, mereka sekarang dikepung ribuan hiu lapar. Untungnya penolong yang tidak diinginkan datang. Rombongan Ouyang Feng datang menolong. Tapi tentu saja ada udang di balik batu. Ternyata Ouyang Feng masih menginginkan Kitab Sembilan Bulan. Dia pun memaksa Zhou Botong untuk menuliskannya kembali. Tapi Zhou Botong menolak dan katanya terjun ke laut. Ouyang Feng pun memaksa Guo Jing untuk menuliskannya. 

Awalnya terjadi perlawanan sengit. Tapi lama-kelamaan Hong Qigong dan Guo Jing tidak tahan juga. Akhirnya mereka setuju menuliskan kitab sembilan bulan. Tapi Hong Qigong sudah punya siasat. Maka disuruhlan Guo Jing menulis Kitab Sembilan Bulan Palsu.

Ouyang Feng memang licik. Ternyata dia berencana membakar kapal dan menenggelamkan Hong Qigong dan Guo Jing. Rencana mereka hampir gagal. Guo Jing dan Hong Qigong sudah berhasil kabur. Tapi Huang Rong datang di saat tidak tepat. Pertarungan dahsyat antara Hong Qigong dan Ouyang Feng pun tidak dapat dihindari.


REVIEW

Sebetulnya tidak perlu diragukan lagi sih ya. Novel ini sudah pasti seru. Penuh pertarungan dunia persilatan. Di jilid kedua ini juga banyak tetua dunia persilatan yang muncul. Semakin menambah keseruan. Dibandingkan seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar, kisah roman di seri ini lebih ke kisah roman cinta remaja yang masih nakal, suka main-main dan iseng.

Huang Rong iseng banget dan selalu ingin tahu urusan orang. Huang Rong juga cukup licik. Guo Jing sendiri memang digambarkan seperti orang yang bodoh banget. Tapi sebetulnya Guo Jing pekerja keras, sungguh-sungguh dan penuh integritas. Guo Jing orangnya polos, tapi sepertinya makin lama bisa makin pintar seiring dengan pengalaman yang dia dapat. Guo Jing ini juga sebetulnya selalu beruntung karena dia selalu bisa belajar ilmu-ilmu silat tingkat tinggi. Yang Kang sudah ketahuan lah ya, sifatnya jelek banget. Yang kasian ya Mu Nianci karena jatuh cinta berat sama Yang Kang.

Sebenarnya yang kami paling sebel di buku ini adalah urusan jodoh menjodohkan. Orang dewasa bisa ya seenaknya aja menjodohkan anak-anak mereka tanpa memandang perasaan anak-anaknya. Omong-omong Guo Jing juga gimana tuh dengan Kojin. Bisa berabe kan urusannya kalau nanti sampai ketahuan Kojin dan Huang Rong. Di buku ini juga sepertinya nona Chen agak naksir Guo Jing. Apakah akan ada kisah selanjutnya dari Nona Chen dan Guo Jing? Hihihi, kita nantikan saja di jilid berikutnya.


QUOTE

Jika membaca sesuatu, kita sendiri tentu harus berpikir apakah hal itu sesungguhnya benar atau tidak.

~ Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 2) by Jin Yong


BACA JUGA:

Jumat, 17 Desember 2021

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong - Kisah Asal Usul Guo Jing dan Yang Kang

Akhirnya, setelah sekian lama, kami kembali membaca salah satu karya Jin Yong. Seri Pendekar Pemanah Rajawali ini sebenarnya adalah seri pertama sebelum seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar. Tapi karena yang dikisahkan tokohnya berbeda, jadi menurut kami sih sah-sah aja kok mau baca seri yang mana dulu. Seri Pendekar Pemanah Rajawali ini mengisahkan tentang Guo Jing dan Yang Kang. Sedangkan di seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar menceritakan tentang Yang Guo dan Xiao Longnu. Yang Guo adalah putra Yang Kang, sedangkan Yang Kang dan Guo Jing sejatinya adalah saudara angkat karena ayah mereka berdua juga mengangkat saudara satu sama lain. 

Kami akan menulis sinopsis, tapi ini heavy spoiler yaa. Yang nggak pengen spoiler langsung ke bagian review aja.


SINOPSIS

Seperti biasanya karya Jin Yong, bagian yang kami suka adalah detail dan runutnya kejadian-kejadian di dalam novel ini. Cerita benar-benar diawali dari jauh sebelum kelahiran Guo Jing dan Yang Kang. Setiap peristiwa memang penting dan akan menjadi akar dari peristiwa lainnya, dan terus menjalar menjadi tali takdir dan nasib yang saling berkait. 

Di masa itu, Negara Song dan Negara Jin sedang dalam masa peperangan. Negara Jin sedang di atas angin karena banyak pejabat pengkhianat dari Negara Song. Kota-kota di Song Utara jadi terlalu panas untuk ditinggali. Guo Xiaotian dan Yang Tiexin pun memilih untuk mengundurkan diri ke Song Selatan yang jauh dari peperangan. Masih cukup damai untuk ditempati keluarga kecil mereka dengan kehidupan yang sederhana.

Guo Xiaotian dan Yang Tiexin ini sebetulnya keturunan pejabat Song besar yang berjasa dan setia. Buyut-buyut mereka adalah orang hebat. Mereka pun pendekar silat, walaupun saat itu ilmu mereka sudah tak sehebat buyut mereka. Keadaan sudah banyak berubah, makannya mereka memilih menyepi ke Song Selatan. Mereka berdua pun saling mengangkat saudara. Tapi, di suatu malam bersalju, ketika kedua keluarga kecil mereka sedang minum-minum arak, seorang pendeta Dao lewat di rumah kecil mereka. Inilah awal dari perubahan nasib mereka dan keturunan-keturunannya kelak.

Pendeta Dao itu ternyata Qiu Chuji. Qiu Chuji baru baru saja membunuh Wang Daoqian, seorang pengkhianat. Qiu Chuji masih panas, ketika diundang minum arak oleh Yang Tiexin dan Guo Xiaotian pun dia tidak ramah dan sangat curiga. Perkenalan pun malah berubah menjadi adu ilmu silat. Tapi Qiu Chuji mengenali ilmu silat keluarga Yang yang digunakan oleh Yang Tiexin. Mereka pun malah jadi akrab. Tapi, yang namanya baru saja membunuh mata-mata musuh, pastilah Qiu Chuji dikejar-kejar oleh tentara Jin. Ilmu Qiu Chuji tinggi, dan dia tidak ingin melibatkan keluarga Yang Tiexin dan Guo Xiaotian dalam persoalan ini, apalagi istri-istri mereka juga sedang hamil.

Setelah membereskan pasukan Jin, Qiu Chuji membereskan bekas-bekas pertempuran bersama dengan Yang Tiexin dan Guo Xiaotian. Mereka pun membuat janji agar suatu hari kelak anak-anak mereka bisa belajar silat dari Qiu Chuji. Nama anak-anak mereka pun ditentukan, mereka bertukar belati pusaka pemberian Qiu Chuji, dan nasib anak-anak mereka pun sudah diatur. Kalau yang lahir laki-laki dan perempuan, mereka akan dijodohkan, kalau sama-sama laki-laki atau sama-sama perempuan maka mereka akan mengangkat saudara.

Seharusnya Qiu Chuji menyapu bersih pasukan pengejar tentara Jin. Tapi, tanpa disadari ternyata ada satu orang yang berhasil lolos, meskipun dengan luka yang sangat parah. Sebetulnya, kalau orang itu tidak ditolong, pastilah dia akan tewas juga dan masalah akan beres. Tapi takdir berkata lain. Orang itu diselamatkan Bao Xiruo, istri Yang Tiexin. Bao Xiruo terlalu welas asih, perasaannya terlalu halus. Karena Yang Tiexin terlalu mabuk, Bao Xiruo tidak bisa memintanya untuk membereskan tentara Jin yang sedang sekarat itu. Bao Xiruo pun malah membawanya, dan merawat orang itu. Bao Xiruo wanita yang cantik, dan orang itu ternyata pemuda yang tampan. Sedikit banyak mereka jatuh cinta. Tapi musuh tetaplah musuh, keesokan paginya ternyata pemuda itu sudah lumayan pulih dan pergi melarikan diri. Bao Xiruo juga tak menceritakan apa-apa kepada Yang Tiexin. Menyembunyikan tentang keberadaan pemuda itu.

Bao Xiruo tak menyadari, tindakan welas asihnya suatu saat akan menjadi bencana untuk keluarganya. Suatu malam pasukan tentara Jin menyerang. Memberikan tuduhan tak berdasar kepada keluarga Yang Tiexin dan Guo Xiaotian. Pertarungan hebat pun tak dapat dihindari. Guo Xiaotian tewas; Yang Tiexin terluka parah; Li Ping, istri Guo Xiaotian diculik Duan Tiande; dan Bao Xiruo ikut si pemuda yang dulu dia selamatkan, pemuda itu mengaku bernama Yan Lie. Bao Xiruo tak menyadari bahwa penyerangan itu adalah hasil akal bulus Yan Lie. Dan Yan Lie sesungguhnya adalah pangeran negara Jin bernama Wanyan Honglie. Bao Xiruo tak sanggup berbuat apa-apa, akhirnya dia pun ikut dengan Wanyan Honglie.

Banyak yang terjadi setelah itu. Wanyan Honglie bertemu dengan Tujuh Orang Aneh dari Jiangnan. Wanyan Honglie sebenarnya tertarik untuk merekrut mereka ke dalam pasukan Jin karena ilmu silat mereka yang sangat hebat. Tapi saat itu Tujuh Orang Aneh Jiangnan sedang berunding dengan Qiu Chuji. Qiu Chuji berhasil melacak Li Ping yang disembunyikan di sebuah kuil. Perundingan berjalan panas, banyak salah paham terjadi, pertarungan silat pun tak dapat dihindari. Wanyan Honglie yang menyadari kalau Qiu Chuji sedang mencari janda Yang Tiexin pun tidak jadi mengajukan penawaran kepada Tujuh Orang Aneh Jiangnan.

Pertarungan antara Qiu Chuji dan Tujuh Orang Aneh Jiangnan berlangsung sangat dahsyat. Qiu Chuji terlalu cepat panas. Tujuh Orang Aneh Jiangnan juga terlalu cepat panas dan terlalu besar egonya. Biksu kuil pun ternyata ditipu. Duan Tiande menipu pamannya yang seorang Biksu agar bisa menyembunyikan dirinya dan Li Ping dari kejaran Qiu Chuji. Semua orang pada akhirnya terluka parah. Sang Biksu tewas. Duan Tiande malah berhasil kabur dengan membawa Li Ping.

Qiu Chuji dan Tujuh Orang Jiangnan pun membuat kesepakatan, Qiu Chuji akan mencari janda Yang Tiexin, dan Tujuh Orang Jiangnan akan memburu Duan Tiande dan mencari janda Guo Xiaotian. Mereka akan sama-sama membesarkan anak-anak yang kemudian lahir dan mengajari mereka ilmu silat. Delapan belas tahun lagi, mereka akan bertemu kembali dan mengadakan pertandingan untuk mengadu ilmu kedua anak itu. Qiu Chuji dan Tujuh Orang Jiangnan sama-sama punya ego besar, menang kalah belum bisa disepakati. Maka mereka membuat perjanjian itu. 

Nasib Bao Xiruo dan Li Ping sangatlah jauh berbeda seperti langit dan bumi. Li Ping diseret kesana kemari oleh Duan Tiande. Tapi kekacauan peperangan akhirnya memisahkan mereka. Li Ping melahirkan anaknya, Guo Jing, sendirian di tengah salju di belakang gundukan pasir. Li Ping dengan susah payah bertahan hidup demi Guo Jing. Perjalanannya panjang hingga akhirnya dia bertemu dengan penggembala Mongol. Sejak saat itu, Li Ping pun hidup bersama-sama dengan orang Mongol. 

Guo Jing pun tumbuh besar di tengah-tengah orang Mongol. Banyak peristiwa yang terjadi. Garis takdir pun akhirnya mempertemukan Guo Jing dengan Tujuh Orang Jiangnan. Sudah bertahun-tahun Tujuh Orang Jiangnan mencari Guo Jing, jadi mereka sangat gembira ketika akhirnya menemukan Guo Jing. Tapi mereka pun sangat kecewa ketika tahu kalau Guo Jing ternyata sangat bodoh dan lamban menerima pelajaran. Rasanya kekalahan dengan Qiu Chuji sudah di depan mata. 

Tapi, belum juga mengajari Guo Jing ilmu silat, Tujuh Orang Jiangnan harus bertarung hidup dan mati melawan pendekar silat kejam Mei Chaofeng dan Chen Xuanfeng. Ilmu silat kedua orang itu jahat dan kejam, Tujuh Orang Jiangnan harus bertarung mati-matian. Tapi Guo Jing datang, karena Tujuh Orang Jiangnan memang mengujinya agar datang menemui mereka kalau Guo Jing serius ingin belajar silat. Keadaan berakhir entah buruk atau baik. Mei Chaofeng berhasil dibutakan, Guo Jing tanpa sengaja berhasil membunuh Chen Xuanfeng dengan belati pusaka pemberian Qiu Chuji. Tapi Tujuh Orang Aneh Jiangnan juga harus kehilangan salah satu saudara mereka. Mei Chaofeng berhasil melarikan diri. Tujuh Orang Aneh Jiangnan harus memulihkan diri. Mereka pun mengangkat Guo Jing menjadi murid.

Guo Jing bukan murid yang pintar dan berbakat. Meskipun dia sangat rajin dan bekerja keras, kemajuannya tetap saja sangat lamban. guru-gurunya pun sering jadi frustasi dibuatnya. Tetapi, suatu hari seorang pedeta Dao menemui Guo Jing, dan diam-diam mengajarkan Guo Jing ilmu pernapasan. Tapi ini bukan ilmu pernapasan biasa, melainkan ilmu tenaga dalam yang hebat. Sejak saat itu, ilmu silat Guo Jing mulai berkembang pesat. Tapi, pelajaran diam-diam ini hampir saja menjadi salah paham. Padahal di luar sana ternyata Mei Chaofeng sudah kembali untuk menunaikan balas dendam. Meskipun sudah buta, Mei Chaofeng masih ganas, ilmu kejamnya justru makin sempurna. Tapi kebutaannya masih menyulitkannya karena dia berhasil ditipu pendeta Dao dan akhirnya pergi. Tapi tidak sebelum dia berhasil mencuri sedikit ilmu tenaga dalam dari pendeta Dao.

Sementara itu, suku-suku mongol mulai mengalami perselisihan. Mereka awalnya bersekutu dengan negara Jin. Tapi suku tempat Guo Jing ikut tinggal adalah suku Mongol yang kuat. Sang pemimpin berambisi untuk menyatukan semua suku Mongol dan menjadi satu pasukan yang kuat. Ide ini sangat tidak disukai oleh negara Jin, mereka merasa terancam. Wanyan Honglie yang cerdas namun licik pun menyusun rencana adu domba. Rencana yang berakhir gagal dan mereka pun mundur kembali ke selatan.

Guo Jing banyak berjasa atas kemenangan pasukan Mongol. Dia pun ditunangkan dengan anak kepala suku. Tapi Guo Jing harus kembali ke Selatan bersama Tujuh Orang Aneh Jiangnan. Guo Jing belum begitu paham dengan taruhan antara Tujuh Orang Aneh Jiangnan dan Qiu Chuji, tapi dia pergi ke Selatan selain untuk balas dendam atas kematian ayahnya, mencari pengalaman di dunia persilatan, dan juga mengemban tugas membawa kepala Wanyan Honglie untuk kepala suku Mongol.

Takdir sudah digariskan antara Guo Jing dan Yang Kang. Guo Jing dan Yang Kang hidup di dunia yang berbeda. Setelah Bao Xiruo ditipu oleh Wanyan Honglie, dia pun mau tidak mau ikut dengannya. Sekarang, Bao Xiruo malah menjadi permaisuri. Yang Kang lahir dengan mengambil nama Wanyan Kang, dan menjadi pangeran muda. Tapi Wanyan Kang sebetulnya adalah Yang Kang, putra Yang Tiexin. Hidup di bawah asuhan Pangeran negara Jin tentulah hidup mewah. Tapi Wanyan Honglie adalah seorang pria yang cerdas, tapi juga licik dan kejam. Yang Kang pun sayangnya mengambil sifat-sifat buruk ini.

Pertemuan kembali Guo Jing, Yang Kang, Bao Xiruo, dan Yang Tiexin menjadi pertemuan takdir yang sangat kejam. Penuh tipu muslihat, kekejaman, luka-luka, sakit hati, dan kesedihan. Banyak yang terjadi pada Guo Jing. Guo Jing juga bertemu dengan Huang Rong. Dan sekali lagi, Guo Jing bertemu kembali dengan Mei Chaofeng. 


REVIEW

Sebetulnya, kalau dibandingkan dengan Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar, kami kurang familier dengan kisahnya Guo Jing. Jadi, sewaktu membaca buku ini, belum ada gambaran sama sekali bagaimana jalan ceritanya. Pegangan kami ya justru dari cerita di Pendekar Rajawali dan Pasangan Pendekar. Tapi kan itu eranya sudah berbeda ya. Di seri Pendekar Rajawali dan Pasangan Pendekar Guo Jing sudah menjadi orangtua, dan Yang Kang sudah tewas. Nah, jalan ceritanya Guo Jing dan Yang Kang ada di buku ini.

Seperti biasanya karya Jin Yong, novel ini detail, penuh adegan pertarungan yang seru. Dari segi emosi, rasa emosionalnya dapet banget, emosi kesel apalagi, wakakak. Karena cerita bergerak karena banyak kesalah pahaman dan praduga. Kesalahpahaman yang berakibat pertarungan yang fatal. Ego para pendekarnya pun gede-gede banget. Jadi kadang suka gemes sih. Belum lagi garis takdir yang selalu nyaris-nyaris. Padahal salah satu Tujuh Orang Aneh Jiangnan sudah bertemu Bao Xiruo, bahkan berinteraksi dengan Wanyan Honglie; Padahal Tujuh Orang Aneh Jianganan sudah nyaris bertemu Li Ping. Pokoknya yang nyaris-nyaris begitu deh. Kan gemes banget jadinya.

Oh ya, kami belum lihat sih cerita di seri Pendekar Pemanah Rajawali ini arahnya kemana. Kalau di seri Pendekar Rajawali dan Pasangan Pendekar kan arahnya ke kisah roman ya, nah di novel ini kami belum melihat arahnya kemana. Tapi kalau mau didasari jilid pertama ini, tebakan kami sih kayaknya nanti ceritanya akan ke arah kekeluargaan. Semacam kisah keluarga gitu, karena antar tokohnya sebagian besar terkait hubungan saudara, ada yang sedarah ada yang mengangkat saudara.

Kalau mau gosipin tokoh-tokohnya, paling enak gosipin Bao Xiruo, "janda" Yang Tiexin. Bao Xiruo digambarkan sebagai wanita cantik yang sangat welas asih, nggak tegaan, apalagi kalau ada makhluk yang terluka. Bao Xiruo juga sangat naif. Itulah kenapa dia malah menolong Wanyan Honglie yang pada akhirnya menjadi sumber bencana bagi keluarga Yang dan keluarga Guo. Bao Xiruo juga berjiwa lemah, karena ngomongnya aja teriak-teriak mau meninggalkan dunia karena Yang Tiexin sudah tewas, tapi pada akhirnya malah jadi permaisuri Wanyan Honglie, kemudian membesarkan anaknya dengan mengambil marga Wanyan. Baru setelah Yang Tiexin muncul kembali, Bao Xiruo baru mengungkapkan nama asli Yang Kang. Bao Xiruo sangat bertolak belakang dengan Li Ping. Li Ping bukan wanita cantik, tidak juga terlalu cerdas. Tapi tekad Li Ping sekeras baja. Diseret kesana-kemari, melahirkan sendirian di tengah salju, hingga tinggal bersama orang-orang Mongol yang sama sekali asing baginya.

Sifat Guo Jing dan Yang Kang pun jadi berbeda 180 derajat. Guo Jing tidak pandai, bisa dibilang agak bodoh malah, kadang-kadang masalah ini bikin gemes sendiri. Tapi Guo Jing pemuda yang selalu bekerja keras, tekad bajanya sama seperti ibunya. Guo Jing juga punya sifat-sifat yang baik dan mulia yang membuat orang-orang cepat suka kepadanya. Di sisi lain, dibesarkan oleh Wanyan Honglie yang licik, Yang Kang pun tumbuh menjadi pemuda yang licik bukan main, dan kejam. Yang Kang bahkan berani menjebak pendeta Dao, Ma Yu, padahal Ma Yu berilmu sangat tinggi dan dihormati. Yang Kang pun dengan darah dingin menipu ibunya sendiri. Memanfaatkan sikap welas asih Bao Xiruo untuk kepentingannya sendiri.

Cerita Pendekar Pemanah Rajawali ini menarik banget sih. Cukup penasaran juga dengan apa yang bakal terjadi selanjutnya. Gimana nanti kisah Guo Jing dan Huang Rong, secara Guo Jing sendiri sebenarnya kan sudah tunangan di Mongol sana. Jadi...nantikan review kami berikutnya yaah.


QUOTE

Cambuknya tidak begitu berbeda, kepalanya pun tidak begitu berbeda, tetapi rasa sakitnya ada di kepala orang lain atau di kepala sendiri, perbedaannya besar.

~ Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


"Yang tenggelam orang yang pintar berenang, karena jatuh di tempat datar."

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


Di dunia tidak ada hal yang sulit, rasa takut hanya ada dalam diri manusia.

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


Guru keempatnya mengajari, "Jika kalah, kabur!" Akan tetapi, kata-kata ini sudah hilang ke langit. Di dalam hatinya selalu ada lima kata, "Jika kalah, berusaha makin keras!" Namun, ia tidak mengenal kekuatannya sendiri.

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


"Pergilah, anak muda semua seperti ini, jika tidak menimba pengalaman, tidak menambah pengetahuan. ..."

Pendekar Pemanah Rajawali (Jilid 1) by Jin Yong


Baca Juga:

Seri Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar by Jin Yong

Senin, 15 November 2021

Seri Petualangan 2: Petualangan di Puri Rajawali by Enid Blyton - Niat Mencari Sarang Rajawali Malah Ketemu Sarang Mata-Mata

Haaii, kita berjumpa lagi dengan Seri Petualangan. Ini buku kedua dari seri ini. Kali ini Philip, Jack, Dinah, Lucy-Ann, dan si kakaktua cerewet, Kiki bertualang ke sebuah desa yang punya puri misterius. Nah, coba kita intip dulu sinopsisnya.


SINOPSIS

Seperti umumnya kisah petualangan remaja, petualangan kali ini terjadi di masa liburan sekolah. Sekarang, Lucy-Ann dan Jack juga ikut tinggal bersama Philip dan Dinah. Mereka semua senang dengan pengaturan ini. Tapi karena rumah Bibi Allie, ibu Philip dan Dinah, akan direnovasi, jadi mereka menyewa rumah kecil di lereng Bukit Puri untuk tempat mereka tinggal selama liburan ini. Rumah kecil itu namanya Pondok Musim Bunga.

Lucy-Ann dan Dinah sampai terlebih dahulu di Pondok Musim Bunga. Pondok ini letaknya di bukit dari suatu desa kecil. Di daerah itu juga ada sebuah puri yang terlantar dan terlihat misterius. Tapi Bibi Allie melarang anak-anak mendekati puri itu karena jalanan ke puri itu pernah longsor. Akan terlalu berbahaya kalau anak-anak berjalan-jalan ke sana. Lagipula banyak cerita-cerita seram juga seputar puri itu.

Keesokan harinya Philip, Jack dan Kiki datang menyusul. Mereka juga tertarik pada puri misterius itu. Jadi sekali lagi Bibi Allie mengungkapkan keberatannya. Selama liburan mereka juga bertemu dengan Tassie, seorang anak kaum pengembara yang tinggal di daerah bukit itu bersama ibunya. Mereka cepat akrab dengan Tassie. Tassie juga sangat menyukai hewan-hewan dan cepat dekat dengan Kiki. Philip mendapatkan peliharaan baru, seekor anak rubah tangkapan Tassie yang kemudian dia beri nama Button. 

Tassie ternyata sangat mengenal daerah bukit itu. Tassie tahu jalan-jalan pintas. Tassie bahkan tahu jalan ke puri tanpa harus melewati bagian yang longsor. Awalnya anak-anak hanya sekedar ingin melancong dan melihat-lihat puri saja. Tapi kehadiran burung rajawali yang ternyata bersarang di dalam puri membulatkan tekad Jack untuk masuk ke dalam puri.

Tapi puri itu dikunci. Mereka harus susah payah memanjat. Rajawali itu memang bersarang di dalam puri. Tapi puri itu juga aneh. Puri yang kosong, penuh debu. Tapi juga ada sedikit tanda-tanda adanya kehadiran manusia lain di situ. Apakah benar ada orang lain selain mereka? Atau itu hanya khayalan mereka saja?


REVIEW

Kalau boleh membandingkan sama seri Lima Sekawan, Seri Petualangan ini alurnya cukup pelan. Ketegangannya baru terasa di paruh kedua buku. Di awal-awal adem-adem aja. Santai. Baru deh belakangan masuk ke petualangan yang menegangkan. Tapi novel ini ditulis dengan baik dan matang. Kalau membaca lima sekawan, kadang-kadang plotnya terasa terlalu terburu-buru. Jadi ada rasa yang mengganjal atau tidak puas gitu. Sayangnya, seri petualangan ini sepertinya pamornya agak kalah kalau dibandingkan Lima Sekawan. Padahal menurut kami seri ini lebih matang ceritanya.

Okeh, balik lagi ke review buku ini. Petualangannya seru dan menegangkan. Mereka ketemu lagi sama Bill 'Smugs' Cunningham. Bill rupanya sedang ada tugas rahasia di daerah situ. Bill sangat senang bertemu dengan anak-anak lagi. Btw, kami suka sama buku ini karena ada roman-romannya sedikit. Walaupun samar-samar banget sih. Bikin pembaca jadi gemes, berharap-harap. Berharap banget Bill Smugs bisa bersama Bibi Allie nantinya. Berharap sedikit boleh dong yaa.

Rating Goodreads buku ini bagus banget, 4.15/5.00. Rating pribadi dari kami 5.00/5.00. Bagus. Seri detektif remaja yang layak banget dikoleksi.

Buku ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Langsung aja ke link tokopedia di bawah ini yah:


Baca juga:

Minggu, 18 Juli 2021

Seri Lima Sekawan karya Enid Blyton - Novel Remaja Legend Karangan Enid Blyton

Siapa sih yang tidak kenal dengan novel remaja yang satu ini. Seri novel Lima Sekawan, atau bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan The Famous Five, adalah novel misteri petualangan remaja karya Enid Blyton yang paling terkenal. Legend. Selalu dicetak ulang dengan cover baru. Kami rasa novel lima sekawan juga jadi novel perkenalan kami ke dunia misteri detektif. Petualangan mereka seru-seru dan menarik. Di seri ini ada 21 judul buku yang bisa kita baca dan nikmati.

Seiringnya waktu (dan umur), mungkin memang kita akan menemukan bahwa sebenarnya ada banyak seri petualangan remaja lain yang ceritanya sebetulnya tidak kalah bagus. Atau bahkan lebih baik. Atau sekedar, lebih modern. Setting cerita di seri Lima Sekawan sebenarnya cukup timeless kok menurut kami. Tapi kadang yang terasa kuno adalah nilai-nilainya. Konsep perempuan yang di dapur atau membantu beres-beres itu masih sangat kental. Atau konsep hanya laki-laki yang tertarik dengan pesawat atau mobil. Yaa...hal-hal kuno semacam itu lah. Jadi, untuk pembaca modern mungkin akan gemes-gemes sedikit sama ceritanya. 

Postingan kali ini untuk kompilasi saja dan sedikit mini review untuk masing-masing buku di seri ini yang sudah kami review. Kami juga akan menyertakan link review lengkapnya di bawah. Semoga kompilasi review ini bisa segera lengkap.

Lima Sekawan di Pulau Harta (Five on a Treasure Island) (1942)

Belum ada review


Lima Sekawan Beraksi Kembali (Five Go Adventuring Again) (1943)

Belum ada review


Lima Sekawan Minggat (Five Run Away Together) (1944)

Belum ada review


Lima Sekawan Ke Sarang Penyelundup (Five Go to Smuggler's Top) (1945)

Belum ada review


Lima Sekawan Berkelana (Five Go Off in a Caravan) (1946)

Belum ada review


Lima Sekawan Rahasia di Pulau Kirrin (Five on Kirrin Island Again) (1947)

Belum ada review


Lima Sekawan Memburu Kereta Api Hantu (Five Go Off to Camp) (1948)

Belum ada review


Lima Sekawan Nyaris Terjebak (Five Get into Trouble) (1949)

Belum ada review


Lima Sekawan Jo Anak Gelandangan (Five Fall into Adventure) (1950)

Full review: 

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/05/lima-sekawan-jo-anak-gelandangan-by.html

Kisah pertemuan anak-anak Lima Sekawan dengan Jo, seorang anak gelandangan yang sangat mirip dengan George. Siapa sangka, liburan yang singkat pun akan mendatangkan petualangan serius dan berbahaya. Ruang kerja paman Quentin diacak-acak, dan penculikan George serta Timmy. Salah satu seri Lima Sekawan yang bagus. Ceritanya seru dan menegangkan. Petualangannya juga cukup serius. Ada roman-romannya juga sedikit, lucu jadinya, menggemaskan. 


Lima Sekawan Rahasia Harta Karun (Five on a Hike Together) (1951)

Belum ada review


Lima Sekawan Sarjana Misterius (Five Have a Wonderful Time) (1952)

Full Review: 

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/01/lima-sekawan-sarjana-misterius-by-enid.html

Di buku ini, anak-anak Lima Sekawan bertemu kembali dengan Jo saat mereka sedang berlibur dengan karavan yang dipinjamkan kepada mereka. Tapi sayang, mereka berkemah berbarengan dengan datangnya rombongan artis pasar malam. Rombongan artis ini sangat tidak ramah dan dengan sengaja memindahkan karavan anak-anak ke lapangan sebelah. Tapi anak-anak kemudian diusir lagi oleh petani pemilik lapangan. Untungnya, Jo berhasil meluruskan kesalahpahaman antara anak-anak Lima Sekawan dengan rombongan artis pasar malam. Anak-anak tadinya ingin pulang saja, sampai tiba-tiba mereka melihat ada orang di menara sebuah reruntuhan puri. Sepertinya, orang itu adalah sarjana yang dikabarkan menghilang beberapa hari sebelumnya. 

Buku ini petualangannya seru dan menegangkan. Hanya saja George nyebelin banget disini. Musuhan banget dia sama Jo, hanya karena mereka berdua mirip dan Timmy juga senang pada Jo.


Lima Sekawan Dalam Lorong Pencoleng (Five Go Down to the Sea) (1953)

Full Review:

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/08/lima-sekawan-dalam-lorong-pencoleng-by.html

Kali ini anak-anak Lima Sekawan berlibur ke sebuah daerah pertanian di pesisir Cornwall. Niatnya sih, pengen liburan santai saja. Mereka sedang tidak pengen berurusan dengan petualangan-petualangan aneh dan berbahaya. Tapi tentu saja tidak begitu jalan ceritanya. Daerah pesisir itu ternyata punya masa lalu yang sangat menarik. Daerah itu dulunya adalah bekas sarang pencoleng. Para pencoleng kerap menyalakan suar palsu ketika mereka sedang beraksi. Menara tempat suar palsu itu berada sebenarnya sudah hampir jadi reruntuhan, tapi suar palsu itu ternyata masih menyala! Hal ini tentu saja menggelitik jiwa petualangan anak-anak Lima Sekawan. Tapi mereka juga punya banyak hiburan lain sebetulnya. Karena kebetulan sekali, sekelompok artis keliling datang untuk manggung di derah itu juga.

Petualangan di buku ini seru dan menegangkan. Sayangnya ada beberapa aspek yang menurut kami kurang oke. Attitude anak-anak Lima Sekawan agak sedikit dipertanyakan di buku ini. Endingnya juga terkesan terburu-buru. Agak disayangkan sih sebetulnya.


Lima Sekawan Rawa Rahasia (Five Go to Mystery Moor) (1954)

Belum ada review


Lima Sekawan Menyamarkan Teman (Five Have Plenty of Fun) (1955)

Full review:

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/01/lima-sekawan-menyamarkan-teman-by-enid.html

Petualangan dimulai ketika rekan kerja Paman Quentin dari Amerika menangani suatu proyek. Proyek ini sangat penting dan rahasia, sampai-sampai putrinya pun terancam akan diculik. Maka dengan terpaksa, putrinya yang bernama Berta, dikirim ke Pondok Kirrin untuk diamankan. Di sana, Berta harus menyamar sebagai anak laki-laki. Awalnya segalanya berjalan dengan baik. Tapi ternyata, para penjahat sudah memantau, dan suatu hari George diculik! Mereka sebetulnya salah tangkap. Tapi, apa yang kemudian akan terjadi pada George?

Di buku ini George jadi super duper nyebelin. Pokoknya, tidak boleh ada yang lebih tomboy dari dia, dan orang yang dia tidak suka juga tidak boleh dekat-dekat Timmy meskipun Timmy juga suka kepada mereka. 


Lima Sekawan Melacak Jejak Rahasia (Five on a Secret Trail) (1956)

Belum ada review


Lima Sekawan Ke Bukit Billycock (Five Go to Billycock Hill) (1957)

Full Review:

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/09/lima-sekawan-ke-bukit-billycock-by-enid.html

Kali ini mereka berkemah di daerah bukit Billycock. Bukit Billycock adalah tempat berkemah yang menyenangkan. Padang rumputnya luas, ada gua-gua yang bisa dijelajahi, ada peternakan kupu-kupu, dan ada lapangan terbang yang penuh rahasia. Tapi bukan Lima Sekawan kalau mereka tidak menemukan keanehan-keanehan. Penghuni peternakan kupu-kupu bersikap mencurigakan dan tidak ramah, dan di tengah malam berbadai ternyata ada dua pesawat eksperimen yang dicuri dari lapangan terbang rahasia. Sepertinya ada pilot-pilot yang terkena fitnah. Jadi, peristiwa apakah yang terjadi sebenarnya?

Buku ini cukup kalem petualangannya. Dan tidak ada hal-hal yang menyebalkan di dalamnya. Tapi memang ada beberapa hal-hal stereotip kuno yang sudah tidak sesuai lagi di jaman modern sekarang ini. Yaaa...maklum lah ya. Novel ini kan terbitnya juga tahun 50an.


Lima Sekawan Rahasia Logam Ajaib (Five Get into a Fix) (1958)

Full review:

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/09/lima-sekawan-rahasia-logam-ajaib-by.html

Apa yang anak-anak lakukan kalau sedang liburan Natal dan bersalju? Tentu saja pergi ke daerah pegunungan dan bermain ski. Tapi, perjalanan mereka ke Magga Glen tidak semulus yang mereka mau. Awalnya, mereka malah nyasar ke sebuah menara tua yang seram dan ada anjing galak. Lalu ketika sampai, George yang kurang waspada menyebabkan Timmy diserang anjing-anjing Magga Glen hingga sedikit terluka. Liburan nyaris berantakan. Untungnya Julian dan Dick menemukan pondok musim panas yang jauh dari pertanian Magga Glen dan anjing-anjingnya yang galak. Mereka pun pindah ke pondok musim panas. Di pondok inilah petualangan dimulai. Ada tamu-tamu cilik yang suka datang. Ada suara-suara menggeram, bumi yang bergetar, dan asap misterius. Menara tua yang tak sengaja mereka datangi ternyata menyimpan misteri. Katanya, ada wanita tua yang terkurung di menara itu.

Petualangannya cukup seru dan menegangkan. Tapi yah seperti biasa, problem buku klasik. Ada beberapa nilai-nilai yang kami rasa sudah tidak cocok lagi di masa modern ini. Agak butuh pendampingan orang dewasa sih dalam membaca buku ini. Endingnya juga terasa terlalu terburu-buru. Sehingga menyisakan pertanyaan-pertanyaan.


Lima Sekawan Memperjuangkan Harta Finniston (Five on Finniston Farm) (1960)

Full review:

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/10/lima-sekawan-memperjuangkan-harta.html

Liburan musim panas kali ini anak-anak Lima Sekawan pergi ke pertanian di daerah Dorset. Pertanian Finniston namanya. Pertanian ini sangat luas dan katanya, dulu pernah berdiri sebuah puri yang besar di sini. Tapi sekarang puri itu sudah tidak ada, reruntuhannya pun sudah tak terlihat lagi karena batu-batunya banyak diambil orang. Anak-anak Lima Sekawan sayangnya tidak tinggal sendiri di sana. Ada tamu lain juga yang menginap, Pak Henning dan anaknya, Junior. Mereka bukan tamu yang menyenangkan. Pak Henning senang memanfaatkan keluarga Philpot yang kekurangan uang untuk membeli barang-barang antik dengan harga murah. Sedangkan Junior sangat nakal dan seenaknya sendiri. Tapi pertanian Finniston memang benar-benar menyimpan banyak rahasia, dan harta karun. Harta yang sangat bisa membantu keuangan keluarga Philpot dalam mengelola pertanian. Tapi, itu kalau mereka bisa memecahkannya sebelum Pak Henning dan Junior berhasil mengambilnya duluan.

Petualangan di buku ini bisa dibilang cukup sederhana, tapi seru. Perilaku anak-anak Lima Sekawan tidak ada yang menyebalkan. Tokoh antagonisnya memang cukup tipikal sih. Tapi tidak masalah. Bagus dan menghibur.


Lima Sekawan Karang Setan (Five Go to Demon's Rocks) (1961)

Belum ada review


Lima Sekawan Di Pulau Seram (Five Have a Mystery to Solve) (1962)

Belum ada review


Lima Sekawan Sirkus Misterius (Five Are Together Again) (1963)

Belum ada review


Meskipun ada aja kekurangannya, atau setidaknya pola pikir dan nilai-nilainya sudah tidak terlalu cocok dengan zaman modern saat ini, seri Lima Sekawan tetaplah seri legendaris. Kayaknya sebagai pembaca, kalau tidak kenal Lima Sekawan kayak ada yang kurang gitu. Selamat mengumpulkan seri-serinya ya. Selamat membaca.

Jumat, 11 Juni 2021

Tom Little (Tom Si Kerdil) by L. Ron Hubbard - Impian, Keserakahan, dan Kelicikan

Buku Tom Little ini kecil, tapi isinya lumayan juga. Di buku inilah kami berkenalan dengan apa itu pulp fiction di Amerika sana dan masa-masa keemasannya. Tom Little ini adalah salah satu karya pulp fiction juga. Masa-masa keemasan pulp fiction terjadi di tahun 1930-1940an, masa-masa dimana gairah membaca lagi tinggi-tingginya. Disebut "pulp" karena pada masa itu publikasi-publikasi ini dibuat di kertas pulpwood yang murah dan berpermukaan kasar. Ini beda banget sama publikasi lainnya yang lebih mewah, dicetak di kertas-kertas mulus dengan hiasan-hiasan yang indah. Tapi pulp fiction sendiri adalah tempat pembaca bisa menemukan petualangan-petualangan mendebarkan, penjahat yang menakutkan, ataupun cerita yang menghibur dan seru. Nah, Tom Little ini adalah salah satu karya itu. Memang seperti apa ceritanya? Coba kita intip sedikit sinopsisnya.


SINOPSIS

Setting cerita ini adalah di sebuah sirkus yang ramai. Tom Little adalah salah satu artis di sirkus ini. Tom punya tubuh yang kerdil, makannya pertunjukkannya bukan pertunjukan akrobat atau pertunjukkan fisik yang berat. Tapi Tom adalah peniru yang ulung dan sangat menghibur, bisa disebut seperti komedian lah. Di sirkus itu juga ada seorang peramal yang seram dan ditakuti banyak orang, mereka menyebutnya dengan Profesor. Semua orang takut pada si peramal. Semua orang, kecuali Tom Little. Dan Profesor pun seperti tidak masalah dengan ejekan-ejekan Tom. Walaupun pandangan profesor kepada Tom terlihat mengerikan.

Tapi suatu hari sang Profesor pun tumbang, seperti yang sudah diramalkan olehnya sendiri. Profesor ini seperti punya kekuatan sihir, dia juga punya buku-buku sihir kuno. Tidak ada yang berani mengusik buku-buku ini. Tapi ketika Profesor sekarat, dia justru mewariskan buku-buku ini kepada Tom Little. Profesor mengakui bahwa dia tak bisa menyentuh Tom Little, makanya selama ini diejek dia diam-diam saja. Tapi itu juga berarti Tom tanpa sadar memiliki bakat untuk mempelajari dan menggunakan ilmu hitam. Maka buku-buku itu pun diwariskan kepada Tom.

Tentu saja awalnya Tom sangat tidak percaya. Tapi dia punya mimpi, ambisi yang sangat besar untuk orang seukuran tubuhnya. Tom ingin menjadi pembawa acara di sirkus itu. Tom tidak mau menjadi orang cebol lagi. Tom ingin karir yang lebih cemerlang dengan tubuh yang sempurna. Karena itu, ketika dia menemukan ilmu perpindahan jiwa di buku itu dan dengan sukses mempraktekkannya, Tom bertekad untuk melaksanakan rencananya keesokan harinya. Tom akan memindahkan jiwanya ke Hermann Schmidt, sang pembawa acara di sirkus mereka.

Tapi Hermann bukanlah orang baik. Hermann jahat, licik, dan serakah. Hermann juga sedang menjalankan rencana licik untuk menggelapkan uang sirkus dan kabur dari situ. Mengkhianati pemilik sirkus dan mencuri istri salah satu artis sirkus disana. Hermann selama ini berhasil menyembunyikan semua itu dengan baik di balik topeng wibawa dan tuntutan rasa takut dan kehormatan dari semua orang. Tidak ada yang tahu rencana busuk Hermann. Ketika jiwa mereka tertukar, kekacauan tentu saja terjadi. Tom  kikuk dengan tubuh besarnya. Tom juga heran dengan sikap orang-orang yang tampak dingin padanya. Kekacauan demi kekacauan terjadi. Tom memindahkan jiwanya berulang-ulang, menempatkan orang lain dalam posisi kesulitan dan bahaya. Lalu bagaimana semua ini akan berakhir?


REVIEW

Tom Little bukanlah tokoh panutan. Tom sendiri egois dan pengecut. Setiap ada kesulitan dia dengan pengecutnya "kabur", memindahkan jiwanya ke tubuh orang lain untuk menghindar dari kesulitan. Walaupun pada akhirnya Tom sadar juga sih, dan mulai bertindak benar. Tokoh-tokohnya sebenarnya tidak ada yang loveable, tapi petualangannya menegangkan. Hikmahnya juga dapet kok. Bahwa manusia itu selalu menginginkan yang dia tidak punya, dan ambisi kita tidak selalu memberikan hasil yang baik, apalagi kalau kita tidak siap menghadapinya. Bukunya cukup ok sih untuk jadi bacaan ringan santai-santai. Bukan buku berat, petualangannya menegangkan dan cukup menghibur.


Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/tom-little-by-l-ron-hubbard


QUOTE

Gordon memang kuat, tampan, dan percaya diri. Tetapi semua itu ada dalam jiwanya, bukan fisiknya. Di situlah letak perbedaannya.

~ Tom Little (Tom Si Kerdil) by L. Ron Hubbard


Bagaimana aku bisa sebodoh ini, ratap Tommy dalam hati. Fisik sepertinya tidak berarti apa-apa. Jiwalah yang membuat manusia berarti. Sesuatu yang ada di dalam diri, keberanian dan keyakinan yang dimiliki.

~ Tom Little (Tom Si Kerdil) by L. Ron Hubbard


Di arena serbuk gergaji ini tak ada tubuh yang lebih kuat daripada tubuh Gordon.Tetapi tanpa hati dan jiwa seorang penakluk singa, tubuh tak lebih dari daging belaka, bergantung pada Perintah di dalamnya. Yang penting dari manusia adalah jiwanya, bukan tubuhnya.

~ Tom Little (Tom Si Kerdil) by L. Ron Hubbard


Dialah yang meminta kejadian ini. Dan dia harus menghadapi semuanya.

~ Tom Little (Tom Si Kerdil) by L. Ron Hubbard

Kamis, 20 Mei 2021

Lima Sekawan: Jo Anak Gelandangan by Enid Blyton - Perkenalan Pertama Dengan Jo dan Petualangan yang Mendebarkan

Pertemuan pertama kami dengan tokoh Jo yang mirip George ini adalah di seri Lima Sekawan yang berjudul Sarjana Misterius. Di buku itu kami sebel banget sama George. George jadi tokoh yang ekstra menyebalkan karena kehadiran Jo. Nah, seharusnya, sebelum Sarjana Misterius buku ini dulu yang kita baca, Lima Sekawan: Jo Anak Gelandangan. Inilah awal mula pertemuan anak-anak Lima Sekawan dengan Jo.

Buku ini diawali dengan George yang datang menjemput kawan-kawannya di stasiun. Mereka rencananya akan berlibur dua minggu di Pondok Kirrin. Liburan yang lebih singkat dari biasanya karena sebelumnya anak-anak kecuali George berlibur ke Prancis. Tapi liburan kali ini meskipun singkat tapi juga akan berbeda. Karena Bibi Fanny dan Paman Quentin juga akan pergi berlibur. Jadi anak-anak akan tinggal sendiri di Pondok Kirrin bersama Joanna, juru masak mereka. Mereka pikir, dengan masa liburan yang singkat, rasanya tidak mungkin akan ada petualangan. Tapi tentu saja pasti ada saja hal yang terjadi.

Ketika anak-anak Lima Sekawan sedang bersantai-santai di pantai, di sinilah mereka bertemu dengan Jo. Jo saat itu sedang jalan dengan ayahnya, dan tampilan mereka memang seperti gelandangan. Kotor dan bau. Anak-anak sebetulnya ingin menghindari Jo, tapi Jo termasuk nakal juga karena dia yang menghampiri tempat anak-anak Lima Sekawan dan mengusik mereka. Jo juga membuat kesal George karena rupa mereka sangat mirip, sama-sama tomboy. Jo bahkan sempat dikira laki-laki oleh mereka. Timmy pun terlalu cepat akrab dengan Jo, salah satu hal lagi yang membuat George tidak suka pada Jo.

Tapi malam-malam setelah kepergian Bibi Fanny dan Paman Quentin ternyata menjadi malam yang menegangkan. Ada wajah di jendela lantai dua yang dilihat Anne, ruang kerja Paman Quentin didobrak dan diacak-acak. Puncaknya, George dan Timmy diculik! Penculiknya ternyata cukup serius dan mengincar catatan ilmiah Paman Quentin. Anak-anak sekarang harus mencari cara untuk menemukan dan membebaskan George dan Timmy. Dan kunci dari semua misteri ini ternyata terletak pada Jo, sang anak gelandangan yang tadinya mereka hindari.


Kisah di buku ini secara mengejutkan ternyata sangat seru dan menegangkan. Dan menurut kami ada sedikit bumbu roman ala remaja yang masih polos banget, membuat ceritanya jadi lebih menarik lagi. Rating Goodreads untuk buku ini juga bagus, 3.99/5.00. Untuk kami pribadi ratingnya 4.50/5.00. Memang bagus banget sih. Dari buku-buku Lima Sekawan yang sudah kami review di blog ini, buku ini adalah salah satu buku Lima Sekawan yang menjadi favorit kami. Recommended.


Cek juga review novel Lima Sekawan yang lain di bawah ini:

Senin, 01 Maret 2021

Seri Petualangan 1: Petualangan di Pulau Suram by Enid Blyton - Seruuu. Lebih Advanced dari cerita Lima Sekawan.

Review seri baru dari Enid Blyton nih, Seri Petualangan! Kami sama sekali belum pernah menyentuh seri ini. Ternyata, bagus banget. Seri petualangan ini lebih kompleks dari cerita Lima Sekawan. Bukunya lebih tebal dan padat, kisah petualangannya juga lebih detail dan menantang. Tokoh di seri ini ada 5 karakter. Ada Philip, Jack, Dinah, dan Lucy Ann. Tapi tidak lupa, ada juga Kiki, burung kakaktua peliharaan Jack yang selalu kocak.

Buku pertama ini tentu saja berisi perkenalan mereka serta petualangan pertama mereka di Pulau Suram. Philip yang sedang ikut kelas musim panas di tempat gurunya mula-mula bertemu dengan Kiki, si burung kakaktua kocak dan jahil,  yang mengganggu istirahat siangnya. Kiki ini ternyata peliharaan Jack, anak laki-laki yang juga harus mengambil kelas tambahan di sana. Berbeda dengan Philip yang bisa akrab dengan binatang apa pun--yup, apa pun, termasuk serangga, tikus, dan binatang lain yang bisa bikin orang merinding--, Jack merupakan seorang pemerhati burung. Jack tidak memperdulikan hal lain selain burung. Itulah sebabnya kenapa dia harus ikut kelas tambahan. Nilai-nilai Jack buruk karena dia hanya memerhatikan burung-burung. Adik Jack, Lucy-Ann juga ikut kelas tambahan. Tapi Lucy-Ann sebetulnya tidak butuh kelas tambahan, dia hanya tidak mau terpisah dari kakaknya saja.

Kehidupan Jack dan Lucy-Ann sebenarnya agak menyedihkan. Orangtua mereka sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang. Jack dan Lucy-Ann kemudian tinggal bersama paman mereka Paman Geoffrey. Tapi kehadiran mereka seperti tidak diinginkan, jadi mereka diperlakukan tanpa kasih sayang di sana. Kehidupan Jack sedikit lebih mendingan, walaupun tidak banyak berbeda. Jack dan Dinah kakak beradik. Ayah mereka sudah meninggal, dan tidak meninggalkan harta sepeser pun. Ibu Philip terpaksa pergi untuk bekerja dan mencari nafkah. Jadi, Philip dan Dinah tinggal dengan bibi dan paman mereka di suatu tempat yang seperti reruntuhan kastil tua yang disebut Craggy-Tops.

Suatu hari, ketika sudah waktunya pulang, Jack dan Lucy-Ann ternyata tidak bisa kembali ke tempat paman mereka. Pengurus rumah mereka mengirim surat dan uang agar Pak Guru mau menampung mereka hingga mereka masuk sekolah lagi. Pak Guru sebetulnya keberatan, karena dia sendiri ingin pergi, dia juga sangat benci pada Kiki yang jail. Philip ada ide untuk mengajak Jack dan Lucy-Ann ke Craggy-Tops saja. Toh bibi mereka sedang butuh uang untuk membayar hutang-hutangnya. Mungkin uang yang yang dikirim untuk biaya hidup Jack dan Lucy-Ann akan cukup membantu. Tapi mereka merasa tidak akan diijinkan pergi, jadi Jack dan Lucy-Ann pergi diam-diam bersama Philip.

Sesampainya di Craggy-Tops benar saja, hampir saja Jack dan Lucy-Ann dikirim pulang kembali. Tapi setelah dijelaskan masalahnya dan ada uang yang nanti dikirimkan, Bibi Polly pun akhirnya mengijinkan mereka tinggal. Kiki juga ternyata berhasil mengambil hati Bibi Polly. Kiki pun jadi kesayangan Bibi Polly juga. Jack dan Lucy-Ann pun akhirnya berkenalan dengan Dinah

Di Craggy-Tops inilah petualangan pertama mereka terjadi. Dari tempat tidur menara di Craggy-Tops mereka bisa melihat Pulau Suram di seberang lautan. Pulau yang ditakuti oleh Jo-Jo, pesuruh yang dipekerjakan oleh Bibi Polly. Kata Jo-Jo di sana ada "macam-macam" yang menakutkan. Tapi Jack justru ingin sekali ke Pulau Suram karena dia yakin di sana ada burung-burung langka. Mereka juga bertemu Billy di suatu tempat yang cukup terpencil dekat Craggy-Tops. Mereka juga menemukan lorong rahasia. Dan puncaknya, ketika mereka akhirnya berhasil ke Pulau Suram, mereka justru menemukan banyak lubang-lubang besar dan tumpukan kaleng makanan yang misterius. Sebenarnya ada apa di Pulau Suram?

Seri petualangan ini recommended banget. Jujur, kami lebih suka sama seri ini, daripada Lima Sekawan. Karena lebih berat kali ya petualangannya, lebih seru. Tapi memang beda sih. Kalau Lima Sekawan tuh ibaratnya petualangan anak-anak SD-SMP, kalau Seri Petualangan tuh petualangannya anak SMA. Lebih manantang jadinya. Sampai sejauh buku pertama ini (yang berarti belum jauh-jauh banget), minus seri ini hanya sedikit. Paling kami agak prihatin saja dengan gaya bertengkarnya Philip dan Dinah yang bisa jadi agak kasar, main tampar-tamparan. Tidak patut ditiru banget sih itu yah. Selebihnya, tidak terlalu banyak minusnya. Buku bagus. Recommended.


Selasa, 22 September 2020

Jack Howard #2 - Crusader Gold by David Gibbins - Pencarian Menorah yang Hilang, Viking, Hingga ke Suku Maya

Novel yang satu ini gaya ceritanya mengingatkan kami akan novel Sukuh karangan Rizki Ridyasmara. Waktu kami baca lagi reviewnya...yes, banyak kemiripan dari segi gaya ceritanya. Novel ini adalah novel petualangan arkeologi yang bagus banget buat teman-teman yang senang dengan cerita petualangan mencari harta bersejarah yang hilang atau menyukai novel-novel tentang sejarah di masa lampau. Banyak detail-detail sejarah atau teknologi modern yang diceritakan secara detail. Bagian yang ini selera sih ya, kami merasa terlalu detail pengetahuan, kalau gaya ceritanya kurang menarik akan jadi agak membosankan dan monoton. Tapi kalau buat teman-teman yang suka pembahasan detail seperti ini, mungkin akan menganggap hal ini seru dan menarik.

Kami kali ini tidak akan meringkas plot novel ini, karena bisa panjang banget nanti. Lokasinya berubah-rubah banyak. Mulai dari pencarian harta  bersejarah di Istambul, penemuan petunjuk tentang Menorah di sebuah peta kuno yang terkurung ratusan tahun di balik dinding sebuah Katedral, penemuan kapal Viking di dalam gunung es, hingga pencarian ke pedalaman hutan rimba di Meksiko, tempat di mana Suku Maya pernah bermukim. Oh ya, buat yang suka penyelaman, di novel ini juga ada cerita penyelaman yang cukup menegangkan. Pertama, ketika penyelaman ke gunung es yang sangat dingin dan berbahaya, dan kedua, penyelaman di dalam gua-gua persembahan Suku Maya yang punya arus deras.

Tentu saja, sebuah novel tidaklah lengkap kalau tidak ada tokoh antagonisnya. Di novel ini ada suatu organisasi kriminal yang sangat berbahaya yang mengakar pada organisasi Nazi. Organisasi yang meniru organisasi bersejarah dari kaum Viking tapi dengan nilai-nilai yang sudah tercemar. Penjahatnya cukup kejam dan sadis walaupun baru hadir secara signifikan di akhir novel. Jadi novel ini agak-agak ada adegan sadisnya sedikit yah.

Rating Goodreads buku ini lumayan bagus kok, 3.75/5.00 ★. Kalau buat kami, heheh...3.50/5.00 ★ ajah. It's an ok book. Ceritanya sebetulnya menarik, tapi terlalu banyak detail yang buat kami agak membosankan. Aksi-aksinya menegangkan tapi entah kenapa kayak kurang greget, mungkin karena udah capek sama detail sejarah? Atau mungkin kurang asik aja gaya ceritanya? Ya mungkin salah satunya sih kenapa kami menganggap B ajah. Tapi buat yang suka cerita-cerita tentang Viking, Harald Hardrada, atau tentang Suku Maya, dan tentang Menorah itu sendiri, buku ini lumayan menarik kok buat dibaca.


Quote

"Ilmu pengetahuan adalah tentang keberlangsungan," ucap Jack lembut, menaruh tangannya di bahu Maria. "Tentang mewariskan kearifan pada generasi penerus, tahu bahwa pengetahuan itu bisa menyiapkan landasan bagi penemuan-penemuan baru, pengungkapan yang sama sekali tidak bisa kau duga."

~Jack Howard #2 - Crusader Gold by David Gibbins

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.