Siapa sih yang tidak kenal dengan novel remaja yang satu ini. Seri novel Lima Sekawan, atau bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan The Famous Five, adalah novel misteri petualangan remaja karya Enid Blyton yang paling terkenal. Legend. Selalu dicetak ulang dengan cover baru. Kami rasa novel lima sekawan juga jadi novel perkenalan kami ke dunia misteri detektif. Petualangan mereka seru-seru dan menarik. Di seri ini ada 21 judul buku yang bisa kita baca dan nikmati.
Seiringnya waktu (dan umur), mungkin memang kita akan menemukan bahwa sebenarnya ada banyak seri petualangan remaja lain yang ceritanya sebetulnya tidak kalah bagus. Atau bahkan lebih baik. Atau sekedar, lebih modern. Setting cerita di seri Lima Sekawan sebenarnya cukup timeless kok menurut kami. Tapi kadang yang terasa kuno adalah nilai-nilainya. Konsep perempuan yang di dapur atau membantu beres-beres itu masih sangat kental. Atau konsep hanya laki-laki yang tertarik dengan pesawat atau mobil. Yaa...hal-hal kuno semacam itu lah. Jadi, untuk pembaca modern mungkin akan gemes-gemes sedikit sama ceritanya.
Postingan kali ini untuk kompilasi saja dan sedikit mini review untuk masing-masing buku di seri ini yang sudah kami review. Kami juga akan menyertakan link review lengkapnya di bawah. Semoga kompilasi review ini bisa segera lengkap.
Lima Sekawan di Pulau Harta (Five on a Treasure Island) (1942)
Belum ada review
Lima Sekawan Beraksi Kembali (Five Go Adventuring Again) (1943)
Belum ada review
Lima Sekawan Minggat (Five Run Away Together) (1944)
Belum ada review
Lima Sekawan Ke Sarang Penyelundup (Five Go to Smuggler's Top) (1945)
Belum ada review
Lima Sekawan Berkelana (Five Go Off in a Caravan) (1946)
Belum ada review
Lima Sekawan Rahasia di Pulau Kirrin (Five on Kirrin Island Again) (1947)
Belum ada review
Lima Sekawan Memburu Kereta Api Hantu (Five Go Off to Camp) (1948)
Belum ada review
Lima Sekawan Nyaris Terjebak (Five Get into Trouble) (1949)
Belum ada review
Lima Sekawan Jo Anak Gelandangan (Five Fall into Adventure) (1950)
Full review:https://olakalikstore.blogspot.com/2021/05/lima-sekawan-jo-anak-gelandangan-by.html
Kisah pertemuan anak-anak Lima Sekawan dengan Jo, seorang anak gelandangan yang sangat mirip dengan George. Siapa sangka, liburan yang singkat pun akan mendatangkan petualangan serius dan berbahaya. Ruang kerja paman Quentin diacak-acak, dan penculikan George serta Timmy. Salah satu seri Lima Sekawan yang bagus. Ceritanya seru dan menegangkan. Petualangannya juga cukup serius. Ada roman-romannya juga sedikit, lucu jadinya, menggemaskan.
Lima Sekawan Rahasia Harta Karun (Five on a Hike Together) (1951)
Belum ada review
Lima Sekawan Sarjana Misterius (Five Have a Wonderful Time) (1952)
Full Review:https://olakalikstore.blogspot.com/2020/01/lima-sekawan-sarjana-misterius-by-enid.html
Di buku ini, anak-anak Lima Sekawan bertemu kembali dengan Jo saat mereka sedang berlibur dengan karavan yang dipinjamkan kepada mereka. Tapi sayang, mereka berkemah berbarengan dengan datangnya rombongan artis pasar malam. Rombongan artis ini sangat tidak ramah dan dengan sengaja memindahkan karavan anak-anak ke lapangan sebelah. Tapi anak-anak kemudian diusir lagi oleh petani pemilik lapangan. Untungnya, Jo berhasil meluruskan kesalahpahaman antara anak-anak Lima Sekawan dengan rombongan artis pasar malam. Anak-anak tadinya ingin pulang saja, sampai tiba-tiba mereka melihat ada orang di menara sebuah reruntuhan puri. Sepertinya, orang itu adalah sarjana yang dikabarkan menghilang beberapa hari sebelumnya.
Buku ini petualangannya seru dan menegangkan. Hanya saja George nyebelin banget disini. Musuhan banget dia sama Jo, hanya karena mereka berdua mirip dan Timmy juga senang pada Jo.
Lima Sekawan Dalam Lorong Pencoleng (Five Go Down to the Sea) (1953)
Full Review:https://olakalikstore.blogspot.com/2020/08/lima-sekawan-dalam-lorong-pencoleng-by.html
Kali ini anak-anak Lima Sekawan berlibur ke sebuah daerah pertanian di pesisir Cornwall. Niatnya sih, pengen liburan santai saja. Mereka sedang tidak pengen berurusan dengan petualangan-petualangan aneh dan berbahaya. Tapi tentu saja tidak begitu jalan ceritanya. Daerah pesisir itu ternyata punya masa lalu yang sangat menarik. Daerah itu dulunya adalah bekas sarang pencoleng. Para pencoleng kerap menyalakan suar palsu ketika mereka sedang beraksi. Menara tempat suar palsu itu berada sebenarnya sudah hampir jadi reruntuhan, tapi suar palsu itu ternyata masih menyala! Hal ini tentu saja menggelitik jiwa petualangan anak-anak Lima Sekawan. Tapi mereka juga punya banyak hiburan lain sebetulnya. Karena kebetulan sekali, sekelompok artis keliling datang untuk manggung di derah itu juga.
Petualangan di buku ini seru dan menegangkan. Sayangnya ada beberapa aspek yang menurut kami kurang oke. Attitude anak-anak Lima Sekawan agak sedikit dipertanyakan di buku ini. Endingnya juga terkesan terburu-buru. Agak disayangkan sih sebetulnya.
Lima Sekawan Rawa Rahasia (Five Go to Mystery Moor) (1954)
Belum ada review
Lima Sekawan Menyamarkan Teman (Five Have Plenty of Fun) (1955)
Full review:https://olakalikstore.blogspot.com/2020/01/lima-sekawan-menyamarkan-teman-by-enid.html
Petualangan dimulai ketika rekan kerja Paman Quentin dari Amerika menangani suatu proyek. Proyek ini sangat penting dan rahasia, sampai-sampai putrinya pun terancam akan diculik. Maka dengan terpaksa, putrinya yang bernama Berta, dikirim ke Pondok Kirrin untuk diamankan. Di sana, Berta harus menyamar sebagai anak laki-laki. Awalnya segalanya berjalan dengan baik. Tapi ternyata, para penjahat sudah memantau, dan suatu hari George diculik! Mereka sebetulnya salah tangkap. Tapi, apa yang kemudian akan terjadi pada George?
Di buku ini George jadi super duper nyebelin. Pokoknya, tidak boleh ada yang lebih tomboy dari dia, dan orang yang dia tidak suka juga tidak boleh dekat-dekat Timmy meskipun Timmy juga suka kepada mereka.
Lima Sekawan Melacak Jejak Rahasia (Five on a Secret Trail) (1956)
Belum ada review
Lima Sekawan Ke Bukit Billycock (Five Go to Billycock Hill) (1957)
Full Review:https://olakalikstore.blogspot.com/2020/09/lima-sekawan-ke-bukit-billycock-by-enid.html
Kali ini mereka berkemah di daerah bukit Billycock. Bukit Billycock adalah tempat berkemah yang menyenangkan. Padang rumputnya luas, ada gua-gua yang bisa dijelajahi, ada peternakan kupu-kupu, dan ada lapangan terbang yang penuh rahasia. Tapi bukan Lima Sekawan kalau mereka tidak menemukan keanehan-keanehan. Penghuni peternakan kupu-kupu bersikap mencurigakan dan tidak ramah, dan di tengah malam berbadai ternyata ada dua pesawat eksperimen yang dicuri dari lapangan terbang rahasia. Sepertinya ada pilot-pilot yang terkena fitnah. Jadi, peristiwa apakah yang terjadi sebenarnya?
Buku ini cukup kalem petualangannya. Dan tidak ada hal-hal yang menyebalkan di dalamnya. Tapi memang ada beberapa hal-hal stereotip kuno yang sudah tidak sesuai lagi di jaman modern sekarang ini. Yaaa...maklum lah ya. Novel ini kan terbitnya juga tahun 50an.
Lima Sekawan Rahasia Logam Ajaib (Five Get into a Fix) (1958)
Full review:https://olakalikstore.blogspot.com/2020/09/lima-sekawan-rahasia-logam-ajaib-by.html
Apa yang anak-anak lakukan kalau sedang liburan Natal dan bersalju? Tentu saja pergi ke daerah pegunungan dan bermain ski. Tapi, perjalanan mereka ke Magga Glen tidak semulus yang mereka mau. Awalnya, mereka malah nyasar ke sebuah menara tua yang seram dan ada anjing galak. Lalu ketika sampai, George yang kurang waspada menyebabkan Timmy diserang anjing-anjing Magga Glen hingga sedikit terluka. Liburan nyaris berantakan. Untungnya Julian dan Dick menemukan pondok musim panas yang jauh dari pertanian Magga Glen dan anjing-anjingnya yang galak. Mereka pun pindah ke pondok musim panas. Di pondok inilah petualangan dimulai. Ada tamu-tamu cilik yang suka datang. Ada suara-suara menggeram, bumi yang bergetar, dan asap misterius. Menara tua yang tak sengaja mereka datangi ternyata menyimpan misteri. Katanya, ada wanita tua yang terkurung di menara itu.
Petualangannya cukup seru dan menegangkan. Tapi yah seperti biasa, problem buku klasik. Ada beberapa nilai-nilai yang kami rasa sudah tidak cocok lagi di masa modern ini. Agak butuh pendampingan orang dewasa sih dalam membaca buku ini. Endingnya juga terasa terlalu terburu-buru. Sehingga menyisakan pertanyaan-pertanyaan.
Lima Sekawan Memperjuangkan Harta Finniston (Five on Finniston Farm) (1960)
Full review:https://olakalikstore.blogspot.com/2020/10/lima-sekawan-memperjuangkan-harta.html
Liburan musim panas kali ini anak-anak Lima Sekawan pergi ke pertanian di daerah Dorset. Pertanian Finniston namanya. Pertanian ini sangat luas dan katanya, dulu pernah berdiri sebuah puri yang besar di sini. Tapi sekarang puri itu sudah tidak ada, reruntuhannya pun sudah tak terlihat lagi karena batu-batunya banyak diambil orang. Anak-anak Lima Sekawan sayangnya tidak tinggal sendiri di sana. Ada tamu lain juga yang menginap, Pak Henning dan anaknya, Junior. Mereka bukan tamu yang menyenangkan. Pak Henning senang memanfaatkan keluarga Philpot yang kekurangan uang untuk membeli barang-barang antik dengan harga murah. Sedangkan Junior sangat nakal dan seenaknya sendiri. Tapi pertanian Finniston memang benar-benar menyimpan banyak rahasia, dan harta karun. Harta yang sangat bisa membantu keuangan keluarga Philpot dalam mengelola pertanian. Tapi, itu kalau mereka bisa memecahkannya sebelum Pak Henning dan Junior berhasil mengambilnya duluan.
Petualangan di buku ini bisa dibilang cukup sederhana, tapi seru. Perilaku anak-anak Lima Sekawan tidak ada yang menyebalkan. Tokoh antagonisnya memang cukup tipikal sih. Tapi tidak masalah. Bagus dan menghibur.
Lima Sekawan Karang Setan (Five Go to Demon's Rocks) (1961)
Belum ada review
Lima Sekawan Di Pulau Seram (Five Have a Mystery to Solve) (1962)
Belum ada review
Lima Sekawan Sirkus Misterius (Five Are Together Again) (1963)
Belum ada review
Meskipun ada aja kekurangannya, atau setidaknya pola pikir dan nilai-nilainya sudah tidak terlalu cocok dengan zaman modern saat ini, seri Lima Sekawan tetaplah seri legendaris. Kayaknya sebagai pembaca, kalau tidak kenal Lima Sekawan kayak ada yang kurang gitu. Selamat mengumpulkan seri-serinya ya. Selamat membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar