Cari Review Buku

Tampilkan postingan dengan label Author: Agatha Christie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Author: Agatha Christie. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Agustus 2022

Review Novel Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie - Plot Twist Banget

Mari mereview novel Agatha Christie lagi. Kali ini Peril At End House alias Hotel Majestic. Hercule Poirot ceritanya sudah pensiun dari dunia detektif. Niatnya sih biar ada regenerasi. Tapi tentu saja, kasus-kasus tidak mengenal kata pensiun, dan kemampuan Poirot pun masih banyak dibutuhkan dimana-mana. Tapi Poirot menepis semua tawaran penyelidikan karena dia mau santai-santai saja menikmati masa pensiunnya. Poirot dan sahabatnya Hastings sedang enak-enak berlibur di Hotel Majestic hingga suatu hari mereka berdua berpapasan dengan nona cantik bernama Nick Buckley. Nick tampaknya tipe wanita yang menggampangkan segala sesuatu dan tidak terlalu menganggap serius hal-hal yang seharusnya berbahaya. Lagipula, dasar detektif, Poirot punya magnet terhadap kejahatan. Kalau Poirot tidak mau menerima kasus yang disodorkan kepadanya, maka kasus-kasus itulah yang akan mendatangi Poirot. Maka ketika Nick hampir tersengat lebah yang ternyata adalah sebutir peluru, Poirot pun mulai beraksi. Nick sudah tiga kali mendapati serangan yang mematikan. Ajaibnya dia bisa lolos dari ketiga serangan itu. Apa yang sebenarnya diincar dari Nick? Nick memang pemilik rumah besar bernama End House. Tapi hartanya tidak banyak dan rumah itu pun sudah bobrok dan digadaikan pula. Apakah setelah tiga kali si pembunuh akan menyerah? Ternyata masih ada serangan keempat yang gagal diantisipasi oleh Poirot. Tapi kali ini korbannya adalah gadis lain. Nick ajaibnya kembali lolos dari maut. Tapi bagi Poirot, satu korban sudah cukup, dia harus segera menemukan siapa pembunuhnya.

Kami suka sih sama cerita di novel ini. Seru dan cukup menegangkan. Poirot dan Hastings juga kadang-kadang bisa kocak. Teka-tekinya lumayan membingungkan. Tapi yang menyebalkan sebenarnya plot twist-nya. Ngga nyangka aja gitu kalau penjahatnya yang itu (tenang aja, kali ini kami ngga akan kasih spoiler). Belum lagi karena penjahatnya ada dua dengan motif kejahatan yang berbeda. Makin bikin ribet kan. Tapi overall seru sih.

Sisi negatif novel ini sebenarnya tidak banyak sih. Kami hanya tidak suka dengan penyelesaian ending ceritanya. Kenapa Poirot membiarkan pelakunya mengambil penyelesaian sendiri? Kayaknya keadilannya kurang gitu, secara kejahatannya sangat terencana dan bisa dibilang kejam juga.

Rating Goodreads buku ini 3.98/5.00. Bagus banget. Kalau rating pribadi kami sih, antara 3.50-4.00/5.00. Kami suka ceritanya tapi tidak terlalu setuju sih sama endingnya. Tapi overall recommended kok.

Novel ini bisa dibaca sama siapa saja yang suka cerita detektif. 

Buku ini bisa dipesan di Tokopedia. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.link/FDcaVYSp1Lb

QUOTE

"Tapi Anda tidak menceritakan segala-galanya yang ada dalam hati Anda--dalam hidup Anda..."

Lambat-lambat ia berkata,

"Apakah ada orang yang bisa berbuat begitu?"

~ Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Karena, sahabatku, makin biasa-biasa saja suatu penjelasan, makin besar kemungkinannya.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Dia seorang anak muda yang tertutup. Dia tak mudah memperlihatkan perasaannya. Padahal orang-orang begitulah yang sering punya perasaan paling keras.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Tak menyukai cara hidup seseorang tak berarti dia tak menaruh hati pada orang itu.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Tidak semua orang mau mengorek-ngorek hal yang tak ada hubungannya dengan diri kita sendiri.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Kalau pikiran kita diatur dan ditata, kita takkan lupa.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie


Menyimpan rahasia merupakan suatu seni yang menuntut kepandaian kita menceritakan kebohongan dengan lihai, dan kita harus memiliki kemampuan besar untuk memainkan komedi itu, dan menikmatinya.

Peril At End House (Hotel Majestic) by Agatha Christie

BACA JUGA

Senin, 30 Mei 2022

Review The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie - Siapakah Mr. Quin? atau Lebih Tepatnya...Apakah Mr. Quin?

Sebelum kita ke review bukunya, mari berkenalan dulu dengan Harlequin. Teman-teman mungkin lebih akrab dengan Harlequin sebagai salah satu kumpulan novel-novel roman ya. Tapi Harlequin di sini bukan yang itu. Harlequin di sini adalah salah satu karakter klasik di dunia teater. Tokoh Harlequin berawal dari teater Italia, dan dipopulerkan seorang aktor Italia, Tristano Martinelli, di Paris pada tahun 1584-1585. Harlequin ini punya ciri khas kostum kotak-kotak dan berwarna-warni. Mungkin akan terlihat mirip dengan Jester ataupun Joker. Tapi ketiganya punya esensi yang berbeda. Harlequin punya kisah roman lho. Cinta segitiga antara Harlequin, Columbina dan Pierrot. Harlequin sendiri melambangkan humor dan kesedihan, serta romantisme dan hiburan.

Nah, tokoh Mr. Harley Quin di buku ini merupakan tokoh yang digambarkan seperti Harlequin dengan penuh nuansa misterius. Pergerakan Mr. Quin juga sangat misterius dan hampir bisa dikatakan mistis. Novel ini merupakan kumpulan cerita pendek. Ada 12 cerita yang berbeda. Di setiap cerita, kita akan mengikuti Mr. Satterthwaite, seorang pria tua sosialita berselera tinggi, dalam perjalanannya sosialnya. Mr. Satterthwaite juga seorang pengamat kehidupan dan senang sekali melihat drama kehidupan. Kadang, di setiap tempat yang dikunjungi Mr. Satterthwaite ada kejadian luar biasa. Di setiap kejadian itu selalu ada Mr. Quin. Kehadiran Mr. Quin memancing Mr. Satterthwaite untuk memecahkan kasus-kasus yang yang telah lewat, yang akan terjadi, atau sebuah tragedi yang baru saja terjadi.

Kami akan memberikan sedikit ringkasan dari cerita-cerita yang ada di buku ini:

Munculnya Mr. Quin

Di cerita pertama ini Mr. Satterthwaite sedang merayakan malam tahun baru di Royston. Royston adalah sebuah rumah besar yang punya sejarah tragis dan penuh misteri. Malam itu, Mr. Satterthwaite dan penghuni Royston yang lain sedang memperbincangkan misteri yang tak terpecahkan itu ketika tiba-tiba saja Mr. Quin datang. Pendekatan Mr. Quin yang berbeda dan bijak terhadap misteri Royston memancing Mr. Satterthwaite untuk dapat memecahkan misteri yang berumur tahunan itu. Tapi Mr. Satterthwaite tak hanya menyelesaikan sebuah misteri, dia juga memberikan kelegaan besar pada seseorang di sana.


Bayangan di Jendela

Mr. Satterthwaite diundang ke Greenways House. Tentu saja rumah itu juga ramai dengan tuan rumah dan tamu-tamu undangan lainnya. Tapi, diantara tamu-tamu itu ada orang-orang yang seharusnya tidak diundang secara bersamaan.

Greenways House punya legendanya sendiri. Tentang kekasih dan pengkhianatan. Sayangnya, sebuah tragedi mengerikan terjadi. Ada nyawa-nyawa yang hilang. Ada tersangka pembunuhan. Tapi apakah betul dia pembunuhnya? Atau jangan-jangan ada pembunuh yang sedang berlindung di balik bayang-bayang legenda Greenways House. Sekali lagi, kedatangan Mr. Quin yang tiba-tiba tapi di saat yang tepat memberikan sebuah sudut pandang baru. Mr. Satterthwaite pun dapat memecahkan misteri ini dan menemukan pelaku yang sebenarnya.

 

Di Bells dan Motley

Hari itu Mr. Satterthwaite sedang mengalami berbagai nasib malang. Perjalanannya terganggu terus. Ban mobilnya bocor terus dan ini sudah yang ketiga kalinya. Mr. Satterthwaite sudah kesal sekali karena harus menunggu lagi setengah jam, sementara perjalanan mereka masih jauh. Mau tidak mau Mr. Satterthwaite terjebak sebentar di Kirtlington Mallet. Tempat itu bukan tempat yang biasa dihinggapi oleh orang seperti Mr. Satterthwaite yang perlente. Tapi setidaknya Kirtlington Mallet masih punya sebuah penginapan yang mungkin bisa menyajikan makanan yang cukup layak. Nama penginapan itu Bells dan Motley. Maka kesanalah Mr. Satterthwaite menuju sambil menunggu mobilnya diperbaiki. Lagipula, sepertinya akan ada badai juga.

Tapi tanpa disangka-sangka, ternyata di Bells dan Motley sudah ada Mr. Quin yang hari itu sedang menjadi tamu juga di situ. Tentu saja Mr. Satterthwaite sangat senang. Makanannya ternyata cukup lumayan. Mr. William Jones, sang pemilik penginapan juga ternyata orang yang ramah dan sangat supel. Dia senang mengobrol dengan tamu-tamunya. 

Mr. Sattertwaite baru ingat, dia pernah membaca tentang Kirtlington Mallet. Ada misteri hilangnya seorang Kapten. Polisi tidak bisa menemukan sang Kapten. Ada yang dituduh, tapi tidak ada bukti-bukti kuat. Akhirnya misteri ini terpaksa dibiarkan tak terpecahkan. Tapi dengan kehadiran Mr. Quin dan Mr. Satterthwaite sepertinya misteri ini bisa menemui titik terangnya. Agar seseorang akhirnya bisa membersihkan nama baiknya, dan memberikan kebahagiaan untuk seorang lagi.


Tanda di Langit

Kali ini Mr. Satterthwaite menghadiri sebuah sidang pembunuhan. Kasus sudah diputuskan dan terdakwa dinyatakan bersalah. Tapi entah kenapa ada yang mengganjal. Mr. Satterthwaite sebenarnya tidak suka dengan kasus-kasus biasa seperti ini. Tapi  Mr. Satterthwaite mengenal korbannya secara pribadi. Sambil memikirkan kasus itu, Mr Satterthwaite masuk ke restoran langganannya, Arlecchino. Sebuah restoran kecil tapi sangat eksklusif dan mahal. Sesuai dengan selera Mr. Satterthwaite. Mr. Satterthwaite sedang menuju ke meja langganannya yang ternyata sudah terisi oleh tak lain dan tak bukan, Mr. Quin. Mr Satterthwaite pun sangat gembira dan langsung bergabung. Kasus pembunuhan itu pun langsung jadi bahan pembicaraan. Seperti biasa, Mr. Quin menjadi pendengar yang baik dan Mr. Satterthwaite menjadi pengamat super yang sangat detail. Usulan Mr. Quin kadang selalu mengejutkan. Ternyata ada saksi yang hilang, dan Mr. Satterthwaite pun memburunya hingga ke Kanada. Awalnya seperti tidak ada hasilnya. Tapi sekali lagi, Mr. Quin memberi sedikit petunjuk. Mr. Satterthwaite sudah punya semua faktanya, dia hanya harus menyusunnya dengan benar.


Rahasia Si Bandar Kasino

Mr. Satterthwaite punya kegiatan rutin tahunan yang menyenangkan. Saat ini dia sedang menikmati matahari di Monte Carlo. Tapi kali ini dia sedikit kecewa. Karena beberapa perubahan, sekarang semua orang bisa menikmati hal-hal yang dulunya hanya bisa dinikmati oleh para bangsawan dan kaum kelas atas. Mr. Satterthwaite merindukan dikelilingi oleh para bangsawan, para pangeran dan putri. Dia suka drama kehidupan di kalangan kelas atas. Tapi meskipun banyak keluh kesah, toh di antara orang-orang biasa masih ada seorang Countess yang cukup menarik perhatian. Ada drama menarik antara sang Countess yang anggun dengan seorang pemuda Amerika. Tentu saja ada tambahan nona muda yang masih berapi-api yang memandang sang Countess dengan garang. 

Mungkin Mr. Satterthwaite terlihat seperti orang yang enak diajak berbicara dan mencurahkan segala isi hati, pada akhirnya ia pun terseret ke dalam pusaran drama mereka bertiga. Mr. Quin pun ternyata juga sedang berada di sana, dan Mr. Satterthwaite sangat senang dan mengajaknya bergabung. Tapi diantara kecurangan di meja kasino dan makan malam bersama, ternyata ada rahasia-rahasia kehidupan yang terungkap. Sebuah drama yang menyedihkan.


Laki-Laki dari Laut

Mr. Satterthwaite sedang merasa tua. Maksudnya, dia memang sudah cukup tua, tapi baru kali ini dia betul-betul merasa tua dan capek. Dia juga heran kenapa dia sampai berjalan-jalan ke pulau ini. Pulau yang tidak kenal siapa Mr. Satterthwaite dan teman-teman sosialitanya. Tapi pulau itu juga punya sebuah rumah di atas tebing. Sebuah rumah putih berkerai hijau yang tertutup rapat bernama La Paz. Mr. Satterthwaite senang dengan kebun rumah itu dan sebetulnya cukup tertarik dengan rumah yang kelihatan misterius itu. Dia suka mengarang-ngarang sendiri kisah rumah itu.

Awalnya Mr. Satterthwaite tidak bertemu dengan Mr. Quin. Tapi seorang pemuda tampaknya pernah bertemu dengannya di malam sebelumnya. Menggagalkan niat apa pun yang ada di dalam diri pemuda itu terhadap tebing-tebing dan laut. Malam ini, dia bertemu dengan Mr. Satterthwaite sehingga dia terpaksa mengurungkan niatnya lagi. Pemuda itu jadi kesal dan akhirnya mencurahkan perasaannya pada Mr. Satterthwaite. Sebuah drama kehidupan yang mungkin akan berakhir sedih. Tetapi, di antara rumah putih itu dan cerita sang pemuda, ada yang mengusik Mr. Satterthwaite. Ada kisah apa di La Paz? Ada kisah apa di tebing-tebing ini? Mungkinkah nyawa-nyawa bisa diselamatkan? Tidak hanya satu, tetapi dua.


Suara dalam Kegelapan

Di Cannes, Mr. Satterthwaite menjadi pendengar yang baik atas keluhan-keluhan Lady Stranleigh. Lady Stranleigh khawatir terhadap putrinya, Margery, yang katanya akhir-akhir ini sering mendengar bisikan supernatural di rumah mereka, Abbot's Mede. Mr. Satterthwaite kenal banyak orang. Jadi, Lady Stranleigh pun membujuk Mr. Satterthwaite untuk membantunya dan menengok Margery di Abbot's Mede. Dalam perjalanan pulang, sekali lagi Mr. Satterthwaite bertemu dengan Mr. Quin.

Ternyata gangguan hantu itu menjadi semakin intens dan berbahaya. Sampai-sampai diadakan pemanggilan arwah. Hasilnya pun cukup mengejutkan. Tapi Mr. Satterthwaite tetap belum menemukan penyelesaian dari masalah ini. Kabar bahwa Lady Stranleigh akan segera pulang pun pada akhirnya membuat Mr. Satterthwaite menuntaskan urusannya di Abbot's Mede dan pulang ke London, meskipun dia merasa masih ada sesuatu yang mengganjal. Ia akan menyerahkan masalah Abbot's Mede kepada Lady Stranleigh sendiri. Tapi suatu kemalangan yang tidak disangka-sangka terjadi. Dalam kegalauannya, Mr. Satterthwaite mencari Mr. Quin. Sekali lagi, Mr. Quin mendengarkan serta memberikan sedikit dorongan. Mr Satterthwaite sudah punya seluruh faktanya, dia hanya perlu menyusunnya dengan benar.


Wajah Helen

Sesuai dengan kesukaannya akan hal-hal berseni dan berkelas, tentu saja Mr. Satterthwaite adalah pelanggan tetap Covent Garden. Mr. Satterthwaite senang dengan musik yang bagus dan dia biasanya punya boks sendiri tempat dia menonton pertunjukkan. Mr. Satterthwaite biasanya tidak pernah duduk sendirian. Tapi malam itu seorang Countess sudah mengecewakannya. Jadi, di terpaksa sendirian. Tapi tentu saja tidak dalam waktu yang lama. Mr. Quin ternyata juga sedang di sana. Mr. Satterthwaite gembira sekali dan langsung saja dia mengajak Mr. Quin untuk bergabung dengannya.

Banyak orang di teater. Bagi Mr. Satterthwaite yang duduk di box tentu mudah saja untuk melihat orang-orang itu dari boks-nya. Seorang nona muda dengan kepala yang cantik menarik perhatiannya. Kalau saja Mr. Satterthwaite tahu. Dia sebentar lagi akan terseret ke dalam arus drama kehidupan yang mematikan.


Harlequin yang Mati

Sebagai pecinta seni, tentu saja tidak akan aneh kalau kita menjumpai Mr. Satterthwait di sebuah galeri seni sedang melihat-lihat lukisan. Frank Bristow adalah seniman baru yang belum terkenal. Tapi toh itu tidak menghalangi Mr. Satterthwaite melihat karya-karyanya. Di antara lukisan-lukisan Frank Bristow ada satu lukisan yang membuat Mr. Satterthwaite tersentak. Judul lukisan itu Harlequin yang Mati. Lukisan seorang Harlequin yang tewas di sebuah ruangan berlantai marmer hitam putih dengan sebuah sosok di luar jendela yang menatap sang Harlequin. Sosok itu mirip sekali dengan Mr. Quin. Mr. Satterthwaite juga mengenali ruangan tempat Harlequin itu tergeletak. Itu Ruang Beranda di Charnley.

Mr. Satterthwaite berhasil membeli lukisan itu sebelum orang lain. Dia jadi ingin mengenal Bristow lebih jauh lagi. Ia pun mengundang Frank Bristow makan malam sambil mendiskusikan lukisan itu. Mendiskusikan lukisan itu berarti juga mendiskusikan tragedi di Charnley. Tapi acara makan malam yang tadinya hanya tiga orang dengan Kolonel Monckton berubah menjadi ramai. Ada dua wanita yang menginginkan lukisan itu juga. Dan tentu saja, ada Mr. Quin yang datang secara tiba-tiba dan bergabung dengan mereka.


Burung dengan Sayap Patah

Mr. Satterthwaite sedang di pedesaan. Saat itu sedang hujan dan dingin sekali. Rumah-rumah di pedesaan jarang yang sehangat rumah-rumah di London. Di rumah yang dia tempati, kebanyakan isinya anak-anak muda yang masih lincah. Empat orang sudah pergi ke perpustakaan untuk main jelangkung. Mereka mengajak Mr. Satterthwaite juga sebetulnya, tapi permainan begitu bukan seleranya. Mr. Satterthwaite tidak sabar untuk kembali ke London. Dia bahkan sudah menolak undangan Madge Keeley untuk mampir ke Laidell.

Udaranya dingin sekali, dan satu-satunya tempat hangat hanya di perpustakaan. Jadi Mr. Satterthwaite pun ke sana. Di sana anak-anak muda itu sedang seru-serunya. Tapi Mr. Satterthwaite tidak tertarik dan hanya duduk di kursi besar sambil tidur-tiduran. Hingga sebuah nama disebut, Quin. Ada pesan untuk Mr. Satterthwaite...Laidell. Tanpa menunda-nunda Mr. Satterthwaite membatalkan kepulangannya ke London dan pergi ke Laidell. 

Di Laidell yang ternyata tengah penuh tamu sepertinya akan terjadi sebuah drama kehidupan. Apakah dramanya akan mematikan? Bisakah Mr. Satterthwaite menemukan kebenarannya. Kali ini tanpa kehadiran langsung Mr. Quin.


Ujung Dunia

Kali ini Mr. Satterthwaite menemani seorang duchess super pelit ke Corsica. Sebenarnya Corsica bukanlah tempat favorit Mr. Satterthwaite, apalagi dengan perjalanan yang tidak nyaman. Tapi Mr. Satterthwaite juga sombong. Duchess of Leith adalah seorang duchess sejati. Dan Mr. Satterthwaite sangat menyukai orang-orang kelas atas. Di sana ada keponakan perempuan Duchess of Leith yang seorang seniman. Namanya Naomi. Lukisan-lukisan Naomi sedikit mengerikan tapi toh ada yang disukai Mr. Satterthwaite, jadi dia membelinya juga satu. Tapi lukisan-lukisan itu bukan selera sang duchess. Terlalu boros tinta.

Sang duchess sangat pelit. Dia ingin berjalan-jalan tapi tidak mau mengeluarkan uang untuk menyewa mobil. Mobil Naomi terlalu tua untuk mereka bertiga. Tapi tentu saja sang Duchess menemukan solusinya. Di sana kebetulan ada Mr. Tomlison, seorang hakim India yang sudah pensiun. Selanjutnya kan tinggal masalah bersosialisasi saja.

Acara jalan-jalan itu pun dilaksanakan. Mr. Tomlison pun ikut serta. Tapi Mr. Satterthwaite tidak ingin naik di sedan itu bersama sang duchess. Sayangnya, Naomi pun menolak Mr. Satterthwaite mentah-mentah. Alasannya kenyamanan dan keamanan. Tapi sepertinya ada alasan lain yang disembunyikan Naomi. Meraka pun jalan-jalan berkeliling hingga terus menanjak hingga ke puncak dunia, Coti Chiaveeri. Dan tanpa di sangka-sangka, di sana ada Mr. Quin yang sedang duduk di sebuah batu besar dengan wajah menghadap ke laut. 

Naomi tampak ketakutan dengan Mr. Quin, terutama matanya. Mr. Quin tampaknya tahu niat Naomi. Hujan salju yang tiba-tiba turun memaksa mereka ke sebuah pondok untuk berteduh. Di sana, sebuah rahasia terungkap. Sebuah rahasia yang akan membebaskan jiwa-jiwa yang tersiksa.


Jalan Harlequin 

Mr. Satterthwaite tidak tahu apa yang menyebabkan dia masih mau bertamu dan menginap di rumah keluarga Denman. Keluarga Denman bukan dari kalangan yang dia sukai. Dia pun selalu jemu jika bertamu ke sana. Tapi toh dia selalu kembali lagi kesana. Kali ini juga begitu. Tapi mungkin, samar-samar Mr. Satterthwaite tahu alasannya. Ada satu ruangan di rumah itu yang mengusik hatinya, ruang duduk pribadi Mr. Denman.

Saat Mr. Satterthwaite sampai, Mr & Mrs Denman sedang latihan untuk pertunjukkan tarian saat pesta topeng di tempat Lady Roscheimer. Selama Mr & Mrs Denman pergi, Mr. Sattertwaite bebas berkelana kemana saja. Saat berjalan-jalan di taman, Mr. Satterthwaite menemukan sebuah pintu di dinding. Pintu tidak terkunci dan di baliknya ada sebuah jalan, jalan pedesaan kecil yang indah. Nama jalan itu, Jalan Harlequin. Dan Mr. Satterthwaite pun bertemu dengan Mr. Quin di jalan itu.

Kalau ada Mr. Quin berarti akan ada sebuah drama kehidupan. Entah duka, cinta, atau ... kematian. Pertunjukkan tarian yang akan diselenggarakan nanti adalah tarian Harlequin. Kisah cinta antara Harlequin, Columbina, dan Pierrot. Ketika penari utama yang menjadi Harlequin dan Columbina mengalami kecelakaan dan tidak bisa menari, banyak rahasia-rahasia yang mulai terbongkar satu persatu. Saat Mrs. Denman dan Mr. Quin menjadi penari pengganti Columbina dan Harlequin, tarian menjadi terasa magis. Siapa sebenarnya Mrs. Denman? Siapa sebenarnya Mr. Quin? Misteri apa yang tersimpan di Jalan Harlequin?


REVIEW

Cerita-cerita di novel ini bagus-bagus banget. Novel ini punya rating Goodreads yang lumayan bagus. 3.73/5.00 bintang. Rating pribadi kami sendiri 4.50/5.00 bintang. Kami suka banget sama cerita-ceritanya. Memang ada beberapa cerita yang menurut kami kayaknya mudah ketebak ya kasusnya. Tapi cara pembawaan ceritanya yang menarik menjadikan ceritanya tetap enak diikuti sampai selesai. Buku ini recommended banget sih.

Kami juga suka dengan tokoh Mr. Satterthwaite yang meskipun sosialita abis tapi kayaknya juga orang yang seru dan enak dijadikan teman curhat. Mr. Quin adalah tokoh yang sangat misterius dan unik. Sampai di cerita terakhir, apakah Anda bakal percaya kalau Mr. Quin itu manusia? Tapi Mr. Quin pasti manusia, karena banyak yang bisa melihatnya dan berinteraksi dengannya. Tapi...Anda yakin Mr. Quin manusia? Atau Mr. Harley Quin seperti asal namanya ... adalah tokoh sang iblis...

Buku ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Klik link di bawah ini yah:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-mysterious-mr-quin-mr-quin-yang-misterius-by-agatha-christie


QUOTE

"Pada saat tertimpa stres berat, otak cenderung menaruh perhatian pada hal-hal kurang penting, yang malahan teringat terus sesudahnya, terpicu oleh stres berat yang dialami waktu itu. Yang diingat mungkin hal-hal kecil yang tidak ada artinya, seperti corak kertas pelapis dinding, tapi hal itu tak pernah terlupakan ."

~ The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Gagasan Anda memang aneh," kata Mr. Satterthwaite pelan. "Bahwa kita bisa melihat segala sesuatunya dengan lebih baik setelah lewat waktu."

"Semakin lama waktu yang lewat, semakin jelas segalanya terlihat. Kita dapat melihat setiap kejadian pada tempatnya."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Asal-usul selalu penting,"

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Suatu kejadian hanya bisa berlalu kalau sudah diselesaikan," sahut Mr. Quin.

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Pikiran hanya menjadi milik orang yang bersangkutan," kata Mr. Satterthwaite. "Tak seorang pun bisa mengubah atau memengaruhinya, kecuali Anda sendiri. ..."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Kadang-kadang kita melihat sesuatu dengan lebih jelas sepuluh tahun sesudahnya ketimbang ketika kita melihatnya waktu itu."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Saya rasa kalau dalam hidup ini kita pernah mengalami sesuatu yang sangat mengenaskan dan nyaris tak tertahankan, kita mungkin bisa seperti itu. Kita akan melarikan diri dari dunia nyata dan bersembunyi dalam dunia kita sendiri, dan setelah beberapa saat, kita jadi tidak bisa kembali."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Tidak begitu. Anda membuat saya melihat segalanya--segalanya yang semestinya dapat saya lihat dari dulu, yang sebenarnya sudah saya lihat, tapi tidak mengetahui maknanya ketika melihatnya."

"Kedengarannya pelik sekali," komentar Kolonel Monckton.

"Sesungguhnya tidak," kata Mr. Quin. "Masalahnya adalah kita tidak puas dengan cuma melihat-lihat saja. Kita cenderung punya kesan yang salah atas apa yang telah kita lihat."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Janganlah terlalu memikirkan kesan apa yang akan Anda timbulkan pada diri orang lain, dengan begitu saya rasa Anda akan lebih bijaksana dan bahagia. ..."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Tapi berdasarkan pengalamanku, tak seorang pun bisa mengenali seseorang sedalam-dalamnya. Itulah salah satu daya tarik dan keunikan hidup."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Banyak hal terlihat indah," kata Mr. Satterthwaite, "sebelum kita sampai padanya. Sesungguhnya, banyak hal paling jelek di dunia ini kelihatannya indah sekali."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Apa yang sebenarnya bisa diketahui seseorang?" tanyanya. "Hanya sedikit--sedikit sekali."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"Selama sepuluh tahun saya hidup dengan pria yang saya cintai," kata Anna Kharsanova. "Sekarang saya akan pergi pada pria yang selama sepuluh tahun telah mencintai saya."

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


"... . Kita memang selalu mencarinya--seorang kekasih yang sempurna dan abadi. Kita selalu mendengar musik Harlequin. Tak seorang pun pernah puas dengan seorang kekasih, karena semua kekasih adalah manusia belaka. Sedangkan Harlequin adalah sebuah mitos, sesuatu yang tak nyata, kecuali..."

"Ya?" kata Mr. Satterthwaite. "Ya?"

"Kecuali kalau namanya adalah... Kematian!"

The Mysterious Mr. Quin (Mr. Quin yang Misterius) by Agatha Christie


Baca Juga:

Senin, 24 Januari 2022

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie - Terlalu Banyak Politiknya

Kalau ada novel Agatha Christie yang susah diselesaikan dan rasanya zonk banget, nah, inilah novelnya. Bukan awalan review yang menyenangkan memang, tapi jujur saja yah, kami memang kesulitan banget menyelesaikan novel yang satu ini. Oke, sebelum kami ngomel-ngomel lebih jauh, ada baiknya untuk sedikit melihat sinopsisnya.


SINOPSIS

Jadi cerita Passenger to Frankfurt ini bermula dari seorang diplomat yang sedang bertugas ke luar negeri, Sir Stafford Nye. Sir Stafford baru saja menyelesaikan tugas diplomatnya di Malaya. Sir Stafford ini sebenarnya tipe diplomat yang bodo amat, dia tidak terlalu serius, atau seriusnya agak aneh. Tapi sebenarnya Sir Stafford adalah seorang pengamat yang bagus. 

Sir Stafford sedang bosan dengan kesehariannya, dia tak terlalu memberikan perhatian penuh terhadap tugas-tugasnya. Rapat-rapat diplomatik itu membuatnya jemu. Dia ingin sedikit tantangan atau petualangan. Di perjalanan pulang ke London, penerbangan Sir Stafford terhambat kabut tebal di Jenewa. Pesawatnya pun terpaksa dialihkan ke Frankfurt, dan dari sana baru nanti kemudian melanjutkan penerbangan ke London.

Di ruang tunggu Frankfurt yang padat dengan manusia, Sir Stafford didekati oleh seorang wanita cantik. Seorang wanita yang mengaku hidupnya sedang berada dalam bahaya dan meminta bantuan Sir Stafford. Wanita ini ingin bertukar tempat dengan Sir Stafford, menyamar sebagai Sir Stafford, menggunakan identitasnya, pasport, boarding pass, hingga ke mantel Sir Stafford yang bergaya flamboyan untuk terbang sampai ke London. Mereka tidak akan benar-benar bertukar tempat, karena Sir Stafford tidak akan menjadi wanita itu, dia akan tetap di Frankfurt, tampak tertidur dan dirampok.

Tawaran wanita itu mendesak, dan sangat menarik untuk Sir Stafford yang sedang kebosanan. Sedikit petualangan seru yang menggugah. Lagi pula wanita itu memang mirip dengan dirinya, atau lebih tepatnya, mirip dengan adiknya yang sudah wafat. Jadi, Sir Stafford memutuskan untuk melakukan petualangan kecil itu, dan si wanita pun lolos terbang ke London menggunakan identitasnya.

Sekembalinya di London, kejadian kerampokan yang dialami Sir Stafford di bandara Frankfurt tentu saja sedikit membuatnya menjadi bulan-bulanan di kantor. Tapi ada beberapa orang yang ternyata menanggapi ini dengan lebih serius. Mereka tahu kalau passport Sir Stafford sudah dipakai untuk masuk ke London dan lolos. Mereka ingin tahu siapa yang sudah menggunakan Pasport itu untuk masuk ke London. Sir Stafford menanggapinya dengan santai walaupun sama-sama ingin tahu juga.

Sir Stafford tidak bisa berharap banyak bahwa ia akan bertemu lagi dengan wanita itu. Tapi, ketika pasportnya dikembalikan, rasa penasarannya semakin menjadi-jadi. Sir Stafford tidak mengerti dia terlibat di dalam hal apa. Yang jelas, sepertinya ada orang-orang yang mengincar kematiannya, si wanita pun sangat misterius dan punya banyak identitas. Sir Stafford pun terseret ke dalam sebuah masalah yang lebih besar dan lebih rumit, dengan potensi yang sangat berbahaya di banyak negara.


REVIEW

Rating Goodreads novel ini sangat tidak membesarkan hati. Hanya 2.90/5.00. Rendah banget. Untuk ukuran novelnya Agatha Christie, rating segitu kayaknya gimana banget gitu yah. Tapi jujur saja, rating pribadi dari kami pun tidak lebih dari 3.00/5.00. Karena ratingnya rendah, kami akan membahas dulu apa jeleknya novel ini sampai kami memberikan rating segitu untuk buku Agatha Christie.

Pertama, novel ini agak membosankan untuk kami. Kasusnya bukan kasus detektif sepeti Hercule Poirot ataupun Miss Marple, dan jangan mengharapkan sedinamis seri Tommy & Tuppence walaupun sama-sama spionase. Ceritanya politik banget. Awal-awalnya sebetulnya cukup seru dengan petualangan Sir Stafford Nye yang menegangkan dan cukup misterius. Tapi begitu ke tengah cerita jadi terlalu politis. Sir Stafford malah seolah-olah menghilang perannya di tengah cerita.

Kedua, tokoh-tokohnya terasa ngalor ngidul. Terlalu banyak nama dan kurang fokus. Kami jadi lost track tokoh ini siapa? Lagi apa? Buat apa membahas itu? Kok tokoh ini bisa tiba-tiba bertindak begitu? Kok tokoh ini yang tadinya bukan siapa-siapa malah lebih berperan dari tokoh utamanya? Banyak deh pertanyaan-pertanyaan yang bisa saja tiba-tiba timbul.

Ketiga, alur ceritanya entah bagaimana kurang rapih. Sir Stafford tiba-tiba tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap cerita. Lalu ada perkembangan lain yang menurut kami apa perlunya? Tapi bisa jadi kami hanya kurang cermat sih. Endingnya pun agak-agak membagongkan.

Sebenarnya yah, ceritanya sangat berpotensial. Ceritanya bisa lebih seru lagi seandainya tokoh-tokoh dan jalan ceritanya bisa lebih fokus dan tidak terlalu politis. Sayang banget kan. Soalnya di awal-awal sebenernya ketegangan dan misterinya sudah dapet banget.

Tapi ini semua hanya pendapat kami pribadi sih. Teman-teman harus membacanya sendiri untuk bisa menilainya.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/passenger-to-frankfurt-penumpang-ke-frankfurt-by-agatha-christie


QUOTE

Kumpulkan cukup banyak orang, dan mereka semua akan tampak serupa, sehingga tak akan tahan kita melihatnya.

~ Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Jika seorang pria sangat pintar, dia malahan tidak menginginkan seorang wanita yang sangat pintar juga untuk diajak bicara. Itu akan melelahkan. Dia akan lebih suka dengan gadis manis yang tidak pintar, tapi bisa membuatnya tertawa.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Ada hal-hal yang kuketahui, ada hal-hal yang kuduga, dan ada hal-hal yang aku tak tahu apa-apa dan tak seorangpun ingin aku tahu, begitu pikirnya.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Ada orang-orang yang punya kemampuan mengkomunikasikan pada orang lain gagasan-gagasan liar, semacam visi tentang kehidupan dan tentang apa yang akan terjadi. 

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Hal-hal yang kedengarannya dilebih-lebihkan sering sekali ternyata tidak berlebihan sama sekali. Itu hanya karena hal itu belum pernah kita dengar atau kita pikirkan sebelumnya.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Jika kita tahu, jika kita bisa, jika kita tahu cara menerapkannya, apa yang tak bisa dibeli dengan uang? Uang bisa memberikan yang terbaik.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


Tradisi keluarga merupakan sesuatu yang tak mudah hilang dari seseorang. Orang cenderung menyerapnya, walaupun dia sudah pindah ke lingkungan yang baru.

Passenger to Frankfurt (Penumpang ke Frankfurt) by Agatha Christie


BACA JUGA

Rabu, 05 Januari 2022

Novel-Novel Agatha Christie

Postingan ini akan memuat daftar novel-novel Agatha Christie beserta dengan link review lengkapnya (jika sudah tersedia). 


HERCULE POIROT

The Mysterious Affair at Styles (1921)

Belum tersedia reviewnya.


The Murder on the Links (1923)

Belum tersedia reviewnya.


The Murder of Roger Ackroyd (1926)

Belum tersedia reviewnya.


The Big Four (1927)

Belum tersedia reviewnya.


The Mystery of the Blue Train (1928)

Belum tersedia reviewnya.


Peril at End House (1932)/(ID) Hotel Majestic

Poirot sudah bertekad untuk pensiun dan ingin menikmati masa-masa pensiunnya dengan damai. Itulah kenapa, Poirot sedang leha-leha di Hotel Majestic bersama sahabatnya, Hastings. Tapi jangan salah, meskipun sudah pensiun, permintaan bantuan untuk penyelidikan kasus tetap berdatangan kepada Poirot. Tapi Poirot menolak semuanya dengan santai namun tegas. Bahkan permintaan yang datang dari orang penting sekalipun. Tapi kalau takdir sudah berkata dia tidak boleh pensiun, maka Poirot tetap tidak bisa pensiun. Sebuah kasus datang sendiri tepat ke depan hidungnya. Seorang wanita muda terancam nyawanya tanpa dia sendiri sadari. Sudah beberapa "kecelakaan" terjadi dalam waktu dekat. Sampai sejauh ini ia selalu lolos dari maut. Tapi sampai kapan keberuntungan itu akan bertahan? Poirot pun bertekad melindungi si wanita muda. Tapi dia toh kecolongan juga ketika tanpa diduga, ada korban lain yang jatuh dan kehilangan nyawanya.

Kami sedikit tidak setuju sama penyelesaian kasus di endingnya, tapi ceritanya bagus dan menegangkan. Yang jelas plot twist banget sih.

Yang mau lihat review lengkapnya bisa ke link di bawah ini:

https://olakalikstore.blogspot.com/2022/08/review-novel-peril-at-end-house-hotel.html


Lord Edgware Dies (1933)/US-Thirteen at Dinner

Belum tersedia reviewnya.


Murder on the Orient Express (1934)/US-Murder in the Calais Coach

Belum tersedia reviewnya.


Three Act Tragedy (1935)/US-Murder in Three Acts

Belum tersedia reviewnya.


Death in the Clouds (1935)/US-Death in the Air

Belum tersedia reviewnya.


The A.B.C. Murders (1936)

Belum tersedia reviewnya.


Murder in Mesopotamia (1936)

Belum tersedia reviewnya.


Cards on the Table (1936)

Belum tersedia reviewnya.


Dumb Witness (1937)/US-Poirot Loses a Client

Belum tersedia reviewnya.


Death on the Nile (1937)

Belum tersedia reviewnya.


Appointment with Death (1938)/ID-Perjanjian Dengan Maut

Mari jalan-jalan ke Petra bersama Hercule Poirot. Tentu saja ditemani dengan sebuah kasus hangat yang terjadi langsung di lokasi. 

Appointment with Death adalah salah satu novel favorit kami. Novel ini tidak terlalu berfokus pada Poirot. Setidaknya tidak hingga sebuah kasus kematian terjadi. Pembaca akan dihadapkan pada kasus psikologis di novel ini. Keluarga Boynton adalah sebuah keluarga Amerika yang sedang ikut plesir di Kairo yang nantinya akan melanjutkan jalan-jalan ke Petra. Keluarga Boynton sangat menarik perhatian, terutama perhatian dari dua dokter yang kebetulan ada di sana pada waktu yang sama. Keluarga Boynton sangat menarik untuk diobservasi karena ciri-ciri depresif yang sangat ketara dari putra putri Boynton, dan ciri-ciri tirani dari ibu mereka. Jadi, ketika ibu mereka tiba-tiba saja tewas di Petra, dan putra-putri Boynton bereaksi tidak seperti yang diharapkan, kasus ini berubah menjadi pelik dan membingungkan. Poirot yang niatnya hanya berlibur jadi dimintai bantuan atas kasus ini. Apakah mereka memang membunuh ibu mereka karena sudah tidak tahan dengan tangan besi sang ibu? Atau ada orang lain yang terlibat dalam kasus ini? Atau, sang ibu tewas karena sakit jantungnya?

Kasus psikologis di novel ini sangat menarik. Ceritanya juga sangat seru dan ber-plot twist. Recommended.

Review lengkap novel ini bisa dilihat di link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/03/appointment-with-death-perjanjian.html


Hercule Poirot's Christmas (1938)/US-Murder for Christmas/A Holiday for Murder

Belum tersedia reviewnya.


Sad Cypress (1940)

Belum tersedia reviewnya.


One, Two, Buckle My Shoe (1940)/US-The Patriotic Murders/ID-Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya

Kalau ada satu hal yang ditakuti oleh detektif ternama Hercule Poirot, itu adalah seorang Dokter Gigi. Yup, kunjungan rutin Hercule Poirot ke dokter gigi langganannya sangatlah membuatnya tersiksa. Tapi rupanya kunjungannya kali ini akan menjadi kunjungan terakhir yang tak akan dia lupakan. Dokter giginya tewas tidak lama setelah Poirot melakukan kunjungan rutinnya. Hari itu banyak pasien lain di ruang tunggu klinik itu. Pasien-pasien yang punya banyak kesan, baik, buruk, galak, aneh, bahkan ada yang punya selera fashion yang menggelikan. Salah satu pasien juga merupakan orang penting. Poirot mengingat semua detail. Tapi, akankah itu cukup untuk menemukan pembunuhnya?

Novel ini menurut kami cukup belibet ya kasusnya. Ada saat-saat dimana Poirot kayak yang ngga berdaya gitu. Tokoh-tokohnya juga sifatnya juga kadang bikin emosi. Seru.

Review lengkap dari novel ini bisa dilihat di link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/05/one-two-buckle-my-shoe-satu-dua-pasang.html


Evil Under the Sun (1941)

Belum tersedia reviewnya.


Five Little Pigs (1942)/US-Murder in Retrospect

Belum tersedia reviewnya.


The Hollow (1946)

Belum tersedia reviewnya.


Taken at the Flood (1948)/US-There is a Tide . . .

Belum tersedia reviewnya.


Mrs McGinty's Dead (1952)

Belum tersedia reviewnya.


After the Funeral (1953)/US-Funerals are Fatal

Belum tersedia reviewnya.


Hickory Dickory Dock (1955)/US-Hickory Dickory Death

Belum tersedia reviewnya.


Dead Man's Folly (1956)/ID-Kubur Berkubah

Novel yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari novelet The Greenshore Folly. Kami lebih suka seri novelnya ini karena ceritanya lebih detail. Dead Man's Folly menceritakan Hercule Poirot yang pergi ke Nasse House untuk membantu Mrs. Ariadne Oliver yang sedang mengadakan permainan detektif pembunuhan untuk festival yang diadakan di rumah itu. Mrs. Ariadne Oliver merasakan sebuah firasat tidak enak. Memang hanya firasat, tapi firasat yang cukup kuat sehingga dia menghubungi Poirot dan memintanya datang membantu. Siapa sangka permainan detektif pembunuhan berakhir menjadi sebuah kasus pembunuhan betulan.

Full reviewnya bisa langsung ke link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/10/dead-mans-folly-kubur-berkubah-by.html


Cat Among the Pigeons (1959)

Belum tersedia reviewnya.


The Clocks (1963)

Belum tersedia reviewnya.


Third Girl (1966)

Belum tersedia reviewnya.


Hallowe'en Party (1969)

Belum tersedia reviewnya.


Elephants Can Remember (1972)

Belum tersedia reviewnya.


Curtain (1975)

Belum tersedia reviewnya.


Hercule Poirot and the Greenshore Folly (2014)/ID-Hercule Poirot dan Pesta Pembunuhan

Buku yang satu ini adalah sebuah novelet. Novelet yang lama hilang lalu dimunculkan kembali. Novelet ini awalnya ditulis sebagai sumbangan untuk Gereja setempat. Novelet inilah yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Agatha Christie untuk menjadi sebuah novel yang lalu terbit kembali sebagai Dead Man's Folly.

Yang mau membaca full reviewnya bisa ke link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/09/hercule-poirot-and-greenshore-folly-by.html



TOMMY AND TUPPENCE

The Secret Adversary (1922)

Belum tersedia reviewnya.


N or M? (1941)/ID-N atau M

Novel pertama di seri Tommy and Tuppence yang kami baca dan langsung jatuh cinta. Ceritanya seru, menegangkan dan dinamis. Humornya juga dapet banget. Recommended. Bercerita tentang pasangan mata-mata Tommy & Tuppence yang ditugaskan untuk mengungkapkan keberadaan mata-mata Jerman di sebuah desa tepi pantai yang terlihat damai. Tugas mereka sangat berbahaya dan cukup sulit. Mereka harus berbaur di tengah-tengah orang-orang yang tampak tidak mencurigakan sama sekali atau justru sangat mencurigakan.

Full reviewnya bisa di cek di link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/12/n-or-m-by-agatha-christie-pertama.html


By the Pricking of My Thumbs (1968)

Belum tersedia reviewnya.


Postern of Fate (1973)

Belum tersedia reviewnya.


COLONEL RACE

The Man in the Brown Suit (1924)/ID-Pria Bersetelan Cokelat

Novel ini adalah buku Agatha Christie pertama yang kami baca yang ceritanya seru banget dan sangat dinamis dan menegangkan. Novel ini cocok banget dibaca sama pembaca muda yang masih punya semangat menggebu-gebu akan adegan-adegan action. Petualangannya sangat seru dan menegangkan. Penuh bahaya. Meskipun menurut kami Colonel Race memiliki peranan kecil, tapi itu tidak menjadi masalah.

The Man in the Brown Suit menceritakan tentang Anne Beddingfield yang baru saja menjadi sebatang kara. Anne tak punya banyak uang, tapi dia haus akan petualangan. Petualangannya berawal dari seorang pria dengan setelan cokelat berbau kapur barus yang pura-pura menjadi dokter di sebuah kecelakaan kereta. Sepucuk kertas yang terjatuh dari pria itu, dan dimulailah petualangannya. Petualangan Anne membawanya sangat jauh hingga ke Afrika Selatan. Tapi dia harus bergerak dengan hati-hati dan cerdas, karena petualangan ini ternyata sangat berbahaya dan mengincar nyawa.

Yang mau membaca full reviewnya bisa cek ke link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2021/06/the-man-in-brown-suit-pria-bersetelan.html


Sparkling Cyanide (1945)/US-Remembered Death

Belum tersedia reviewnya.


SUPERINTENDENT BATTLE

The Secret of Chimneys (1925)

Belum tersedia reviewnya.


The Seven Dials Mystery (1929)

Belum tersedia reviewnya.


Murder Is Easy (1939)/US-Easy to Kill

Belum tersedia reviewnya.


Towards Zero (1944)

Belum tersedia reviewnya.


MISS MARPLE

The Murder at the Vicarage (1930)

Belum tersedia reviewnya.


The Body in the Library (1942)

Belum tersedia reviewnya.


The Moving Finger (1943)

Belum tersedia reviewnya.


A Murder Is Announced (1950)

Belum tersedia reviewnya.


They Do It with Mirrors (1952)/US-Murder with Mirrors

Belum tersedia reviewnya.


A Pocket Full of Rye (1953)

Belum tersedia reviewnya.


4.50 from Paddington (1957)/US-What Mrs. McGillicuddy Saw!

Belum tersedia reviewnya.


The Mirror Crack'd from Side to Side (1962)/US-The Mirror Crack'd

Belum tersedia reviewnya.


A Caribbean Mystery (1964)

Belum tersedia reviewnya.


At Bertram's Hotel (1965)

Belum tersedia reviewnya.


Nemesis (1971)

Belum tersedia reviewnya.


Sleeping Murder (1976)

Belum tersedia reviewnya.


LAIN-LAIN

Giant's Bread (1930) - As Mary Westmacott

Belum tersedia reviewnya.


Unfinished Portrait (1934) - As Mary Westmacott

Belum tersedia reviewnya.


Absent in the Spring (1944) - As Mary Westmacott

Belum tersedia reviewnya.


The Rose and the Yew Tree (1948) - As Mary Westmacott

Belum tersedia reviewnya.


A Daughter's a Daughter (1952) - As Mary Westmacott

Belum tersedia reviewnya.


The Burden (1956) - As Mary Westmacott

Belum tersedia reviewnya.


NOVEL MISTERI

The Floating Admiral (1931) - With members of The Detection Club

Belum tersedia reviewnya.


The Sittaford Mystery (1931)/US-The Murder at Hazelmoor

Belum tersedia reviewnya.


Why Didn't They Ask Evans? (1934)/US-The Boomerang Clue

Belum tersedia reviewnya.


And Then There Were None (1939)

Belum tersedia reviewnya.


Death Comes as the End (1945)

Belum tersedia reviewnya.


Crooked House (1949)

Belum tersedia reviewnya.


They Came to Baghdad (1951)

Belum tersedia reviewnya.


Destination Unknown (1954)/US-So Many Steps to Death

Belum tersedia reviewnya.


Ordeal by Innocence (1958)

Belum tersedia reviewnya.


The Pale Horse (1961)

Belum tersedia reviewnya.


Endless Night (1967)

Belum tersedia reviewnya.


Passenger to Frankfurt (1970)

Buku ini bercerita tentang seorang diplomat bernama Sir Stafford Nye yang terjebak di bandara Frankfurt dalam perjalanan pulang ke London. Sir Stafford Nye bertemu dengan seorang wanita cantik yang misterius, menawarkan petualangan yang kebetulan sedang didambakan Sir Stafford. Wanita sedang terancam nyawanya, dan dia membutuhkan identitas Sir Stafford untuk masuk diam-diam ke London. Sir Stafford tidak tahu apa yang nanti kemudian akan dialaminya. Petualangannya menjadi berbahaya, nyawanya terancam, dan melibatkan berbagai negara.

Jujur sih, ini novel Agatha Christie yang paling susah kami selesaikan. Ceritanya di tengah-tengah jadi terlalu politik dan kurang fokus. Sayang banget, padahal ceritanya sangat berpotensial.

Review lengkapnya bisa dibaca di link di bawah ini yah:

https://olakalikstore.blogspot.com/2022/01/passenger-to-frankfurt-penumpang-ke.html


KOLEKSI CERITA PENDEK

Hercule Poirot

Poirot Investigates (1924)

Belum tersedia reviewnya.


Murder in the Mews (1937)/US-Dead Man's Mirror

Belum tersedia reviewnya.


The Mystery of the Baghdad Chest (1943)

Belum tersedia reviewnya.


Poirot and the Regatta Mystery (1943)

Belum tersedia reviewnya.


Poirot on Holiday (1943)

Belum tersedia reviewnya.


Problem at Pollensa Bay and The Christmas Adventure (1943)

Belum tersedia reviewnya.


The Veiled Lady and The Mystery of the Baghdad Chest (1944)

Belum tersedia reviewnya.


Poirot Knows the Murderer (1946)

Belum tersedia reviewnya.


The Labours of Hercules (1947)/US-The Labors of Hercules: New Adventures in Crime by Hercule Poirot

Belum tersedia reviewnya.


The Witness for the Prosecution and Other Stories (US 1948)

Belum tersedia reviewnya.


The Under Dog and Other Stories (US 1951)

Belum tersedia reviewnya.


Poirot's Early Cases (1974)/US-Hercule Poirot's Early Cases

Belum tersedia reviewnya.


Tommy and Tuppence

Partners in Crime (1929)

Belum tersedia reviewnya.


Harley Quin

The Mysterious Mr Quin (1930)

Kisah Mr. Satterthwaite sang pria tua sosialita dan sahabatnya Mr. Quin yang misterius. Ada 12 cerita pendek yang bisa dinikmati. Ceritanya bagus-bagus. Seru, ada cerita yang menegangkan juga. Menurut kami sih ada sedikit sentuhan mistis.

Ini daftar cerita pendek yang bisa dinikmati:

  • Munculnya Mr. Quin
  • Bayangan di Jendela
  • Di Bells dan Motley
  • Tanda di Langit
  • Rahasia Si Bandar Kasino
  • Laki-Laki dari Laut
  • Suara Dalam Kegelapan
  • Wajah Helen
  • Harlequin Yang Mati
  • Burung dengan Sayap Patah
  • Ujung Dunia
  • Jalan Harlequin
Review lengkapnya bisa di cek di link di bawah ini yah:

Miss Marple

The Thirteen Problems (1932)/US-The Tuesday Club Murders

Belum tersedia reviewnya.


13 Clues for Miss Marple (US 1966)

Belum tersedia reviewnya.


Miss Marple's Final Cases and Two Other Stories (1979)/ID-Kasus-Kasus Terakhir Miss Marple

Ada enam cerita Miss Marple yang bisa kita nikmati di novel ini. Serta dua cerita tambahan yang tidak kalah serunya.

Cerita Miss Marple:

  • Perlindungan (Sanctuary)
  • Lelucon yang Aneh (Strange Jest/The Case of the Buried Treasure) 
  • Pembunuhan dengan Pita Pengukur (Tape-Measure Murder)
  • Kasus si Penjaga Rumah (The Case of the Caretake)
  • Kasus Pelayan yang Sempurna (The Case of the Perfect Maid)
  • Miss Marple Bercerita (Miss Marple Tells a Story)
Cerita lainnya (cerita horor):
  • Boneka Sang Penjahit (The Dressmaker’s Doll)
  • Teka-Teki Pantulan Cermin (In a Glass Darkly)
Untuk review lengkap dan sinopsis masing-masing cerita bisa dilihat di link di bawah ini yah:


Lainnya

The Hound of Death (1933)

Belum tersedia reviewnya.


The Listerdale Mystery (1934)

Belum tersedia reviewnya.


The Regatta Mystery and Other Stories (US 1939) - Hercule Poirot, Parker Pyne & Miss Marple

Belum tersedia reviewnya.


The Crime in Cabin 66 (1943)/US-The Mystery of the Crime in Cabin 66/Problem at Sea

Belum tersedia reviewnya.


The Mousetrap and Other Stories (US 1950)/Three Blind Mice and Other Stories

Belum tersedia reviewnya.


The Adventure of the Christmas Pudding (1960) - Hercule Poirot, Miss Marple, and others

Belum tersedia reviewnya.


Double Sin and Other Stories (US 1961)

Belum tersedia reviewnya.


13 for Luck! A Selection of Mystery Stories for Young Readers (1966)

Belum tersedia reviewnya.


Surprise! Surprise! (US 1965)

Belum tersedia reviewnya.


The Golden Ball and Other Stories (US 1971)

Belum tersedia reviewnya.


Problem at Pollensa Bay and Other Stories (1991)

Belum tersedia reviewnya.


While the Light Lasts and Other Stories (1997)

Belum tersedia reviewnya.


The Harlequin Tea Set (1997)

Belum tersedia reviewnya.


The Big Four (short-story version) (2017)

Belum tersedia reviewnya.


Parker Pyne

Parker Pyne Investigates (1934)/US-Mr. Parker Pyne, Detective

Belum tersedia reviewnya.


BUKU-BUKU & KARYA LAINNYA

The Road of Dreams (1924) - Puisi

Belum tersedia reviewnya.


Come, Tell Me How You Live (1946) - Autobiografi Travel

Belum tersedia reviewnya.


Star Over Bethlehem (1965) - Puisi dan cerpen

Belum tersedia reviewnya.


Poems (1973) - Puisi

Belum tersedia reviewnya.


The Times of London Anthology of Detective Stories (1973) - Sebagai editor

Belum tersedia reviewnya.


Agatha Christie: An Autobiography (1977) - Autobiografi

Belum tersedia reviewnya.


The Scoop and Behind the Screen (1983) - Novelet Misteri

Belum tersedia reviewnya.


The Grand Tour: Around the World with the Queen of Mystery - Surat-surat

Belum tersedia reviewnya.


Sabtu, 04 Desember 2021

N or M by Agatha Christie - Pertama Kalinya Membaca Seri Tommy & Tuppence dan Langsung Jatuh Cinta

Satu lagi novel Agatha Christie yang berhasil kami baca. Kali ini dengan judul N or M. Kisah kali ini berada dalam seri detektif mata-mata Tommy & Tuppence. Pasangan suami istri paruh baya yang menurut kami cukup gokil dan bisa membuat kami langsung jatuh cinta sejak bab pertama buku ini. Nah, daripada penasaran, mari kita cek sinopsisnya sedikit.


SINOPSIS

Berlatar Perang Dunia II, saat itu Tommy & Tuppence sedang sibuk mencari pekerjaan yang memuaskan. Mereka berdua sebetulnya belum tua-tua amat, tapi di masa perang begitu, mereka dipandang sudah terlalu tua. Para pemberi kerja maunya memperkerjakan yang muda-muda saja. Tapi mereka berdua sebenarnya sepasang suami istri mata-mata yang cukup terpandang. Mereka berdua merindukan pekerjaan mata-mata yang menantang.

Di tengah kegalauan soal pekerjaan, tiba-tiba datanglah sebuah tawaran. Sayangnya, sepertinya hanya pekerjaan administrasi yang menjemukan, setidaknya penampakkannya begitu. Tawaran itu juga khusus untuk Tommy saja. Tapi Tuppence terlalu pintar, tak ada yang bisa disembunyikan darinya. Jadi, ketika Tommy harus berangkat ke Skotlandia, padahal dia sebetulnya ke Leahampton, betapa terkejutnya dia ketika bertemu Tuppence yang sudah lebih dulu tiba di tempat tujuan. Tentu saja menyamar sebagai orang lain, Mrs. Blankensop, seorang janda yang sedang mencari suami baru.Yang diincar Mrs. Blankensop tentu saja Mr. Meadowes, penyamaran Tommy saat itu.

Leahampton adalah sebuah desa tepi pantai yang kecil yang damai. Mereka ditempatkan di sebuah pondokan kecil bernama Sans Souci. Pondokan dan desa itu ramai, dengan penghuni-penghuni yang memiliki sifat yang berbeda-beda, semua tampak bersih, tak berdosa. Tapi di antara mereka ada mata-mata Jerman, dengan kode N dan M. N adalah laki-laki dan M adalah wanita. Mereka adalah mata-mata hebat. Mereka juga adalah pengkhianat bangsa, orang-orang Inggris yang rela menjadi mata-mata Jerman. Tommy & Tuppence harus menemukan identitas mereka berdua dalam kerahasiaan yang sangat tinggi.

Tugas Tommy dan Tuppence tidaklah mudah dan sangat beresiko. Nyawa mereka jadi taruhannya. Orang-orang yang seharusnya tidak dicurigai malah terlihat mencurigakan. Orang-orang yang tampak tak berdosa juga jangan-jangan bersalah. Tommy dan Tuppence bekerja dalam gelap, mereka pun harus tetap bersembunyi dalam kegelapan penyamaran mereka. 


REVIEW

Novel ini punya rating Goodreads yang lumayan bagus, 3.78/5.00. Tapi rating pribadi kami 5.00/5.00. Perfect. Kami suka banget sama ceritanya dan gaya ceritanya. Seru, dinamis, humornya oke, dan menegangkan. Kami sudah jatuh cinta sejak bab pertama. Mereka berdua tuh witty banget. Tindak-tanduknya kocak tapi juga cerdas. Ceritanya juga dinamis, penyelidikannya aktif kesana-kemari, dan adegan pamungkasnya juga menegangkan banget. Seru lah pokoknya. Yang suka cerita detektif aktif, kami merekomendasikan buku ini.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/novel-misteri-n-or-m-agatha-christie


QUOTE

Kesal rasanya kalau punya terlalu banyak waktu untuk berpikir.

~ N or M by Agatha Christie


Kau harus bisa menerima yang keras maupun lembut. Kau hidup. Itu yang penting. Hidup dan merdeka. Yang lainnya--kau harus sadar itu tak bisa dihindari.

N or M by Agatha Christie


Hidup ini aneh. Kita menghormati lawan kita. Biasanya kita menyukai lawan kita--walaupun dalam keadaan ketika kita sedang berusaha menekannya.

N or M by Agatha Christie


"Ya--kita tahu perang ini tak ada gunanya, sia-sia--dan kita juga tahu kekejamannya. Semua yang sebelumnya tak pernah kita pikirkan karena kita terlalu muda untuk berpikir.

N or M by Agatha Christie


Kita punya tugas. Dan kita akan melakukan tugas itu.

N or M by Agatha Christie


"Aku sering melihat, menjadi istri yang terlalu berbakti membuat otak wanita tak berfungsi," kata Tommy.

"Di mana kau melihat itu? tanya Tuppence.

"Bukan pada dirimu, Tuppence. Baktimu pada suami tidak sebesar itu."

N or M by Agatha Christie


Yah--ia bekerja untuk negaranya. Tommy bisa menghormati sikap itu--berjuang mati-matian, walaupun bisa berakhir dengan pahit. Tapi itu memang risikonya.

N or M by Agatha Christie


"Patriotisme saja tidak cukup. Aku tak boleh menyimpan rasa benci di hati."

N or M by Agatha Christie


Dengar, Sheila, rasa suka atau tidak tak ada hubungannya dengan fakta.

N or M by Agatha Christie


Baca Juga:

Jumat, 08 Oktober 2021

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie - Cerita Selengkapnya dari The Greenshore Folly

Akhirnya, ini lah dia novel hasil pengembangan dari novelet sebelumnya, The Greenshore Folly. Novelet The Greenshore Folly juga sudah kami review ya sebelum ini. Ceritanya bagus dan menarik. Tapi, kalaupun ada yang kurang dari novelet The Greenshore Folly adalah, adanya rasa kekosongan di tengah buku. Endingnya juga terasa terlalu cepat. Tapi, mungkin, cerita ini memang sudah digariskan untuk menjadi sebuah novel yang utuh saja. Oleh karena itulah, novel Dead Man's Folly ini akhirnya tercipta.

Karena kami sudah mereview The Greenshore Folly, kami tidak membahas sinopsis lagi ya di review kali ini. Garis besar ceritanya masih sama, nama tokoh-tokohnya juga hampir sama semua. Perubahan hanya di Greenshore House yang di novel ini dirubah menjadi Nasse House, serta perubahan nama sepupu dari Lady Stubbs. 

Yang menyenangkan dari novel ini adalah, novel ini akhirnya mengisi kekosongan dari novelet The Greenshore Folly. Beneran deh, kami penasaran banget, apa yang terjadi selama 2 bulan penyelidikan? Bagaimana wawancara-wawancara dengan para tokoh-tokohnya? Bagaimana sikap si pelaku selama masa penyelidikan? Apa yang terjadi? Dan semua itu akhirnya terjawab sudah di novel ini. Akhirnya membuat ceritanya menjadi sebuah cerita yang utuh.

Buku ini mendapatkan rating Goodreads 3.82/5.00. Rating dari kami juga hampir sama, 4.00/5.00. Ceritanya cukup menarik dan membuat penasaran. Menghibur. Tapi ya, memang sih, buat yang menyenangi kisah-kisah detektif yang penuh aksi, penyelidikan di buku ini memang lebih ke wawancara-wawancara saja. Yang suka adegan kelahi mungkin akan sedikit bosan dengan buku ini. 

Tapi yah, ada kelemahannya juga ya, membaca novel ini setelah sebelumnya membaca novelet The Greenshore Folly. Kita jadi sudah tahu endingnya. Jadinya membanding-bandingkan ceritanya gitu, dan mencari cerita yang hilang. Tapi kalau membaca novel ini duluan baru noveletnya, hmmm, kami rasa mungkin akan makin tidak puas, atau justru mungkin seperti membaca sebuah ringkasan.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/novel-misteri-dead-man-s-folly-agatha-christie


Quote

"Saya tahu Anda pasti mau datang," kata Mrs. Oliver dengan gembira.

"Mana mungkin Anda tahu," kata Poirot dengan tegas.

"Ya, saya tahu betul."

"Saya sendiri masih tak mengerti mengapa saya kemari."

"Saya rasa saya tahu jawabannya. Rasa ingin tahu Anda."

~ Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Orang telah mengajukan usul yang besar dan tak masuk akal, yang sebenarnya hanya pancingan. Sedangkan perubahan-perubahan kecil yang kelihatannya tak berarti itulah yang benar-benar merupakan tujuannya.

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Memikirkan sesuatu itu tidaklah sulit," kata Mrs. Oliver. "Sulitnya, kita lalu berpikir terlalu jauh, dan semuanya lalu jadi rumit, maka kita lalu harus menghapuskan beberapa hal dan itu mengecewakan sekali. ..."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Bila fondasinya tak beres--segalanya tak beres."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Mungkin perhatian yang besar terhadap diri pribadi seseoranglah yang menyebabkan orang itu bisa bertahan hidup."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Sambil berpikir sendiri Bland berkesimpulan bahwa tuduhan orang-orang setempat adalah tuduhan yang termudah dan tertua, yaitu menjatuhkan semua kesalahan pada orang asing setiap kali ada kejadian yang menyedihkan.

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Poirot selalu senang membiarkan orang berbicara. Makin banyak yang berbicara dengannya lebih baik. Dalam dedak selalu masih terdapat sebutir beras.

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Bila orang tahu apa yang harus dicari, maka akan menjadi mudah," kata Poirot sendiri. "Tapi sering-sering orang tak tahu apa yang harus dicari. Jadi orang lalu mencari di tempat-tempat yang salah dan yang dicari pun salah."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


"Dalam tanganku ada beberapa potongan yang merupakan bagian dari teka-teki potongan gambar itu. Aku sudah punya bayangan mengenai jenis kejahatan itu--tapi mungkin aku tidak melihatnya dengan cara yang betul."

Dead Man's Folly (Kubur Berkubah) by Agatha Christie


Baca juga:

Rabu, 22 September 2021

Hercule Poirot And The Greenshore Folly by Agatha Christie - Novelet yang Hilang Selama 60 Tahun

Novelet/novella Hercule Poirot and The Greenshore Folly ini sangat menarik. Mulai dari latar belakang kisah ini, latar ceritanya, sampai ke sejarah berikutnya dari nasib karya ini. Oh iya, ini buku ini adalah sebuah novelet/novella ya, dia lebih pendek dari novel tapi lebih panjang dari cerpen. Karena bentuknya novelet, kita bisa membaca buku ini dengan cepat sekali. Kami hanya butuh satu hari untuk menyelesaikannya. Ceritanya menurut kami memang lebih agak sederhana dibandingkan beberapa cerita pendek Agatha Christie yang lain, tapi cukup menarik dan bisa berkembang lebih jauh. Yang mana...memang pada akhirnya, novelet ini berkembang menjadi sebuah novel dengan judul, Dead Man's Folly.


SINOPSIS

Tapi sebelum sampai ke sana, kami akan cerita dulu sedikit soal sinopsis buku ini.

Jadi, kali ini Hercule Poirot mendapatkan panggilan mendadak dan cukup misterius. Mrs. Ariadne Oliver, sang pengarang novel misteri meneleponnya dan meminta Poirot untuk segera berangkat ke Devonshire. Ke sebuah tempat bernama Greenshore House, Lapton. Dia tidak bisa menjelaskan situasinya lebih lanjut karena khawatir ada yang menguping. Tapi akomodasi dan penjemputan sudah diatur rapi. Meskipun alasan Mrs. Oliver tidak jelas, rasa penasaran Poirot membuatnya untuk segera berangkat ke Lapton.

Ternyata masalahnya cukup unik. Mrs. Oliver telah diminta untuk membuat semacam permainan harta karun. Tapi, alih-alih mencari harta, ini adalah permainan kasus pembunuhan. Mirip-mirip board game Cluedo kalau mau gambarannya. Permainan yang lengkap dengan korban, senjata, berbagai pelaku, dan tentu saja petunjuk-petunjuk. Permainan ini adalah salah satu permainan yang akan ikut meramaikan acara Festival di Greenshore House. 

Tapi, Mrs. Oliver merasa ada sesuatu yang salah. Dia tak bisa menunjukkan apa yang salah tapi dia merasakan suatu firasat yang tidak menyenangkan. Mrs. Oliver merasa dirinya sedang dimanfaatkan, dimanipulasi oleh seseorang, sehingga dia membuat permainannya menjadi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan orang itu. Tapi dia tidak bisa menunjuk siapa orang yang memanipulasi dirinya. Maka dia memutuskan untuk mengundang Poirot ke Greenshore House, walaupun dia tak punya kasus ataupun bukti, hanya firasat. Kepada yang lain-lain, Mrs. Oliver mengatakan bahwa Poirot datang untuk membantu menyerahkan hadiah-hadiah. Tidak ada yang keberatan dengan usul itu.

Awalnya festival berlangsung baik-baik saja. Ramai dan lumayan meriah. Tapi permainan rancangan Mrs. Oliver ternyata terbukti cukup rumit juga, hanya satu orang yang berhasil memecahkan petunjuk kedua. Jadi, Mrs. Oliver dan Poirot berniat mengunjungi sang remaja yang bertugas sebagai "korban". Sekedar untuk mengecek dan menghiburnya kalau-kalau dia bosan. Tapi akting Marlene yang bertugas sebagai korban terlalu meyakinkan. Bahkan ketika Poirot dan Mrs. Oliver masuk, dia tak merespon. Marlene telah menjadi korban sungguhan! Firasat Mrs. Oliver menjadi kenyataan. Belum lagi Mrs. Hattie Stubbs, sang nyonya rumah yang cantik, ikutan menghilang dari Greenshore House tanpa diketahui jejaknya. Apa yang sebetulnya telah terjadi?


REVIEW

Novelet ini lahir karena Agatha Christie ingin menyumbangkan royalti dari kisah ini ke Gereja setempat. Tapi karena ukurannya yang serba tanggung cerita ini agak sulit dipasarkan. Terlalu pendek untuk menjadi novel, tapi terlalu panjang untuk dimuat di sebuah majalah. Yang mana, penjualan melalui majalah adalah suatu hal yang saat menguntungkan di kala itu. Jadi, kemudian kisah ini ditarik dari peredaran, dan Christie membuat cerita pendek lain sebagai penggantinya, yang demi alasan hukum, akan menggunakan judul yang sama. Novelet originalnya punya banyak materi bagus yang bisa dikembangkan menjadi sebuah novel penuh. Maka kemudian dikembangkanlah dan terbit kembali sebagai Dead Man's Folly. Tapi cerita original yang sekarang bisa kita nikmati ini sebenarnya sempat menghilang selama puluhan tahun.

Hal lain lagi yang sangat menarik dari kisah ini adalah, latar belakang cerita yang dipakai. Greenshore House menggunakan rumah liburan pribadi Agatha Christie sendiri, Greenway House, Devon, sebagai modelnya. Sebuah rumah besar putih bergaya Georgia yang menghadap ke sungai Dart. Denah-denahnya pun mirip. Meskipun tetap ada elemen fiktifnya yah. Greenway House ini bisa dikunjungi lho. Cita-cita banget, kalau ada kesempatan pengen berkunjung ke sana. Buat yang penasaran, bisa mengunjungi web National Trust yang akan kami sematkan di bawah.

Kembali ke review novel ini. Hercule Poirot and The Greenshore Folly menurut kami ceritanya cukup sederhana, kasus yang berawal dari sebuah permainan kasus pembunuhan. Sayangnya, sifat ceritanya yang sebuah novelet menjadikan buku ini seperti punya lubang cerita. Kayak, harusnya bisa ada kejadian-kejadian tambahan yang bisa membuat novel ini menjadi lebih seru. Tapi karena novelet, penyelesaiannya jadi terasa dipercepat. Kami menjadi tidak sabar untuk membaca pengembangan dari cerita ini di buku Dead Man's Folly. Ending kasusnya menarik, agak menyedihkan sebetulnya, tapi begitulah kelemahan manusia.

Buku ini punya rating Goodreads yang cukup bagus, 3.85/5.00. Kami lumayan sepakat, bagus, tapi memang bisa lebih berkembang lagi ceritanya. 

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.com/olakalik/novel-hercule-poirot-and-the-greenshore-folly-agatha-christie


QUOTE

"Sudah kuduga Anda akan datang," kata Mrs. Oliver ceria.

"Anda kan tidak mungkin tahu pasti," sahut Poirot ketus.

"Oh, ya, aku tahu."

"Aku sendiri masih bertanya-tanya mengapa aku kemari."

"Yah, aku tahu jawabannya. Rasa ingin tahu."

~ Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Orang bisa merasa bodoh," kata Mrs. Oliver, muram, "bila tidak bisa memastikan."

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Berpikir itu tidak sulit," sahut Mrs. Oliver. "Masalahnya adalah kalau kita terlalu banyak berpikir, dan setelahnya segala hal menjadi terlalu rumit, jadi kita pun harus menanggalkan beberapa di antaranya dan itulah yang lebih menyiksa. Nah, kita akan lewat sini sekarang."

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Jika fondasinya busuk--segala hal lainnya busuk pula."

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


Pernikahan yang baik butuh lebih dari sekedar romansa.

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


'Sleep after toyle, part after stormie seas, ease after war, death after life, doth greatly please...'--Tidur setelah bekerja keras, pelabuhan setelah laut berbadai, kedamaian setelah perang, kematian setelah kehidupan, memang sungguh menyenangkan...

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


Madame, dalam segala sesuatunya pasti ada sebuah pola.

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


"Pernahkah Anda merenungkan, Madame, betapa besarnya peran desas-desus dalam hidup ini. 'Mr. A bilang,' 'Mrs. B bercerita.' 'Miss C, menjelaskan sebab--' dan begitu terus selanjutnya. Dan jika fakta yang diketahui itu tampak cocok dengan apa yang telah diberitahukan pada kita, maka kita tidak pernah mempertanyakannya. Ada begitu banyak hal yang tidak kita pedulikan, jadi kita tidak mau repot-repot menyingkap fakta yang aktual"

Hercule Poirot and The Greenshore Folly by Agatha Christie


Web National Trust Greenway House: https://www.nationaltrust.org.uk/greenway


Baca Juga:

Rabu, 02 Juni 2021

The Man in the Brown Suit (Pria Bersetelan Cokelat) by Agatha Christie - Semua Berawal dari Bau Kapur Barus

The Man in the Brown Suit ini bukanlah seri Miss Marple ataupun Hercule Poirot yang sudah banyak dikenal pembaca. Buku ini masuk ke dalam serinya Colonel Race yang misterius. Setidaknya di buku ini masih misterius sih menurut kami. Tapi meskipun masuknya ke seri Colonel Race, tokoh utama di novel ini adalah seorang wanita muda bernama Anne Beddingfeld. Novel ini seru banget lho, dan cocok banget buat pembaca muda. Tapi sebelum review lebih lanjut, mari kita cek dulu sedikit sinopsisnya.


SINOPSIS

Anne Beddingfeld adalah putri dari Prof. Beddingfeld, seorang penyelidik dan penulis mengenai manusia primitif. Prof. Beddingfeld sangatlah jenius, tapi dia terlalu idealis dan terlalu hidup di masa lalu untuk menangani masalah-masalah modern dan praktis seperti makan, uang, atau kehidupan yang nyaman. Mereka sering kekurangan uang, dan karena ibu Anne sudah meniggal saat Anne masih bayi, Anne lah yang harus bergulat dengan urusan-urusan praktis kehidupan mereka. Saat prof. Beddingfeld meninggal karena pneumonia berat, Anne ditinggalkan hanya dengan 87 pound untuk menghadapi kehidupan masa depannya.

Anne sebatang kara, dan tidak punya uang banyak, tapi jiwa petualangan Anne sangat menggebu-gebu. Oleh karena itu, alih-alih menikah dan tetap tinggal dalam kenyamanan, Anne justru ikut Mr. Flemming, pengacara Prof. Beddingfeld ke London untuk mencoba kehidupan baru di sana. Petualangan Anne bermula di sebuah stasiun bawah tanah setelah sebuah wawancara kerja yang tidak berhasil. Rasa ingin tahu Anne membawanya hingga ke ujung peron yang saat itu ternyata hanya ada seorang pria saja. Si pria sepertinya baru dari luar negeri, mantelnya sewaannya masih berbau kapur barus. Anne sangat tidak suka dengan bau kapur barus, jadi dia sangat sensitif terhadap bau itu. Tapi entah mengapa, ketika pria itu menatap ke belakang Anne dia seperti ketakutan. Saking takutnya, dia mundur dan jatuh dari peron ke rel listrik, menyebabkannya tewas seketika. Setelahnya, ada pria lain yang mengaku sebagai dokter memeriksa pria yang jatuh tadi. Tapi dokter itu tidak tinggal sampai petugas datang, dia malah langsung pergi. Secarik kertas berbau kapur barus tercecer dari sakunya. Anne menganggap dokter itu sedikit janggal. Keesokan paginya, ternyata ada kasus lain yang tampaknya tidak berhubungan. Seorang wanita ditemukan tewas di sebuah rumah terpencil.

Gairah Anne untuk menyelidik sangat menggebu. Anne juga sangat cerdas, cerdik, dan pemberani. Penyelidikannya membawanya jauh, jauh sekali hingga ke kapal pesiar mewah yang membawanya ke Afrika Selatan. Petualangannya di atas kapal dan di Afrika Selatan sangat luar biasa dan gila sekali, serta berbahaya. Sudah beberapa kali Anne terancam nyawanya. Beberapa kali tertangkap atau nyaris tertangkap musuh. Tapi petualangan ini juga membuat Anne akhirnya bertemu dengan orang yang dicintainya. Tapi, apakah orang yang dicintainya itu ternyata penjahat? Si pria bersetelan cokelat, dokter pura-pura yang ditemuinya di stasiun, serta seorang sekretaris palsu yang sedang diburu banyak orang.


REVIEW

Novel The Man in the Brown Suit ini beda banget sama novel Agatha Christie seri Miss Marple ataupun Hercule Poirot. Lebih segar, dan banyak banget aksi-aksi fisik yang menantang. Jadi lebih seru. Kalau Miss Marple dan Hercule Poirot kan sudah berumur ya, jadi pemecahan misterinya lebih kayak charming atau kharismatik gitu. Aksi fisiknya yang sekelas pertarungan bisa dibilang sedikit. Tapi ini berdasarkan novel yang sudah kami review di blog ini yah. Mungkin nanti bisa berubah lagi seiring bertambahnya review. Sedangkan di novel ini Anne Beddingfield masih muda, semangat petualangannya sangat tinggi, dan sangat aktif. Ada disekap penjahat lah, ada ngejar-ngejar kereta yang lagi jalan lah, hampir kecebur ke laut lah, terjun ke jurang lah, hyaah banyak banget lah kejadian mendebarkannya. Novel ini seru dan mendebarkan.

Novel ini juga berbeda karena bumbu romannya lumayan banget. Bikin kita agak geregetan sih sama Anne. Anne juga spontan banget orangnya. Pikiran dan tindakannya cepat, bikin pembaca deg-degan sekaligus khawatir sama tindakan-tindakan yang diambilnya. Tapi meskipun menegangkan gaya cerita novel ini sebetulnya cukup kocak. Humor-humornya membuat pembaca tidak cepat bosan. Anne juga jadi sasaran lamaran banyak pria di novel ini. Jadinya makin dinamis dan kocak ceritanya. Nah, meskipun novel ini masuknya di seri Colonel Race, peran Colonel Race sendiri bisa dibilang minimal yah. Tokoh Colonel Race sendiri baru diperkenalkan ketika Anne sudah di atas kapal yang menuju Afrika Selatan. Meskipun nantinya ada kaitannya, tapi tetap saja perannya sangat minimal. Mungkin di novel-novel selanjutnya kali ya.

Novel ini punya rating Goodreads yang sangat bagus, 3.93/5.00. Kalau rating kami pribadi sih 5.00/5.00. Recommended banget apalagi buat teman-teman yang suka cerita misteri detektif yang berbau-bau petualangan dan banyak aksi-aksinya.


QUOTE

Betapa susahnya hidup ini. Laki-laki tidak akan mau berbaik hati pada kita bila kita tak cantik, sedang wanita tidak akan mau berbaik hati kalau kita cantik.

~ The Man in the Brown Suit (Pria Bersetelan Cokelat) by Agatha Christie


Aku memang belum dilamarnya, tapi dalam kepramukaan ada semboyan, "Siaplah Selalu!"

The Man in the Brown Suit (Pria Bersetelan Cokelat) by Agatha Christie


Baca juga review novel Agatha Christie lainnya:

Selasa, 04 Mei 2021

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie - Semua Berawal Dari Dokter Gigi

Novel One, Two, Buckle My Shoe terbit pertama kali pada bulan November 1940 di UK. Di Amerika, novel ini terbit pada bulan Februari 1941 dengan judul The Patriotic Murders. Edisi paperback kemudian terbit lagi tahun 1953 dengan judul An Overdose of Death. Di novel ini kita bisa membaca penyelidikan detektif Hercule Poirot dan Kepala Inspektur Polisi Japp.

Semua berawal dari dokter gigi. Kalau ada satu hal yang paling membuat seorang detektif hebat seperti Poirot tak berdaya, hal itu adalah dokter gigi. Posisi tak berdaya saat pemeriksaan gigi ternyata adalah suatu hal yang mengerikan bagi Poirot. Tapi toh dia tetap melakukan pemeriksaan rutinnya. Tapi dasar detektif, tak ada detail apa pun yang luput dari perhatiannya. Setiap pasien di ruang tunggu yang kebetulan menunggu bersama dengannya tak luput dari perhatian Poirot. Seperti apa rupanya, bagaimana sikapnya, hingga bagaimana kesan yang mereka timbulkan. Ini berlangsung terus bahkan sampai Poirot akhirnya pulang. Di saat terakhir, Poirot masih sempat mendapatkan kesan dari seorang wanita yang baru saja keluar dari taksi. Wanita ini mendapat perhatian Poirot bukan karena apa-apa, tapi karena sepatunyanya baru tapi sangat jelek untuk selera Poirot. Sepatu kulit mahal dengan gesper yang sangat besar. Gesper itu bahkan rusak karena tersangkut saat dia keluar dari taksi.

Tapi peristiwa dan orang-orang menarik yang ditemui Poirot di dokter gigi mungkin akan berlalu begitu saja seandainya Poirot tidak mendapatkan kabar menggemparkan. Dokter gigi Poirot tewas! Sang dokter gigi ditemukan tak bernyawa dengan sebuah luka tembak di pelipis kanan. Sebuah pistol tergeletak di lantai dekat tangan kanannya. Peristiwa tidak berhenti sampai di situ. Salah satu pasiennya kemudian ditemukan tewas karena kelebihan dosis obat bius. Tak lama kemudian, seorang wanita menghilang. Wanita dengan gesper sepatu jelek yang Poirot lihat saat itu. 

Pembunuhan yang berbelit, motif pembunuhan yang tampak tumpang tindih, belum lagi tokoh-tokoh yang terlibat berhasil membuat novel ini sangat seru untuk dinikmati. Sifat tokoh-tokoh di dalamnya juga mampu memancing emosi banget, banyak yang ngeselin. Poirot sendiri aja sempat kebingungan, walaupun akhirnya terpecahkan juga kasusnya. Dengan susah payah. Tapi memang ya, kadang penjahat itu suka terlalu kepedean. Dengan pedenya menantang sang detektif tepat di depan hidungnya. Sudah seperti menggoyang-goyangkan ikan di depan hidung kucing. Meskipun kucingnya ditutup matanya, toh kan tetap tercium baunya. Menurut kami kasusnya lumayan kompleks ya ini, banyak yang terlibat, dan banyak motif yang berbeda-beda dari tiap tokohnya. Pembaca jadi agak sulit juga kalau mau menebak-nebak pelakunya.

Rating Goodreads buku ini 3.79/5.00. Tapi, kalau rating pribadi kami ada di 4.50/5.00. Ceritanya menarik dan seru, kasusnya cukup kompleks dan bikin penasaran. Recommended.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini.

https://www.tokopedia.com/olakalik/one-two-buckle-my-shoe-by-agatha-christie


Quote

Kita semua cenderung menghindari kenyataan, tapi itu sikap pengecut.

~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


Dia tergolong orang yang terlalu sering bertindak keliru, sehingga untuk menghindari dampratan, dia cenderung berbohong tentang segala sesuatu, dan kebohongan itu sering dilakukan di luar kesadaran.

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Ah, betul juga kata pepatah. Kalau berpacaran, dua orang itu cukup. Kalau bertiga? Bubar..."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Saya tidak memihak siapa-siapa. Saya hanya berpihak pada kebenaran."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Tidakkah Anda menyadari, Poirot, bahwa keselamatan dan kesejahteraan seluruh bangsa ini tergantung pada saya?"

"Saya tidak berkepentingan dengan bangsa, Monsieur. Saya berkepentingan dengan pribadi-pribadi yang masing-masing memiliki hak untuk tidak diambil nyawanya."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Dunia sekarang milik kalian. Surga baru dan bumi baru. Dalam dunia kalian yang baru, Anak-anak, biarkanlah ada kebebasan dan biarkanlah ada rasa belas kasihan...hanya itu pesan saya."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


Baca juga:

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.