Cari Review Buku

Senin, 19 Oktober 2020

The Detective's Son by Sang-hee Choi - Dari Mencari Kucing ke Mencari Kunci dan Akhirnya Terlibat Kasus Perundungan yang Pelik

The Detective's Son ini adalah novel Korea pertama yang kami baca, dan kami sangat terkesan. Kalau melihat sekilas sinopsisnya, mungkin kayaknya ini novel detektif anak yang receh gitu ya. Tapi jangan tertipu. Awalnya saja yang receh, sekedar mencari kucing yang hilang. Yang berlanjut naik tingkat sedikit menjadi mencari kunci yang hilang. Tapi pada akhirnya Go Giwang terlibat dalam kasus yang sangat dalam dan pelik. Nah, mari kita lihat sedikit bagaimana semua berawal.

Go Giwang baru saja lulus dari SD. Baru saja merayakan kelulusan seperti umumnya anak-anak Korea merayakan kelulusan mereka, dengan makan tangsuyuk dan jajangmyun. Saat sedang makan, sang Ibu tiba-tiba menjatuhkan bom. Ibu akan pergi meninggalkan Go Giwang berdua saja dengan ayahnya. Ibunya mengatakan bahwa ia akan pergi kerja ke Afrika. Tapi Go Giwang punya pikiran yang lebih realistis. Go Giwang tidak akan heran kalau ibunya hanya ingin pergi jauh dari ayahnya yang sangat tidak bisa diharapkan masa depannya. Bahkan dia tidak akan heran kalau mereka ternyata sudah bercerai.

Baru saja ibunya pergi ke Afrika, ayahnya mulai macam-macam. Mereka tiba-tiba saja pindah rumah. Ke tempat yang lebih bobrok. Ayahnya punya visi untuk membuka sebuah kafe, kafe dengan nama yang nyentrik dan menu yang cuman coffeemix, jus jeruk, dan susu. Tapi tak hanya sampai di situ, ayahnya juga membuka kantor detektif di tempat yang sama. Kafenya tak pernah ada pengunjung, tapi untungnya kantor detektifnya punya beberapa klien. Kasus mereka ringan saja, mencari kucing atau anjing yang hilang. Penghasilannya lumayan untuk membayar sewa.

Tapi suatu hari ada klien yang berkunjung kembali. Kali ini dia tidak mencari kucing yang hilang, dia mencari suatu kunci keberuntungan milik adiknya yang hilang, The Only Luck Key. Adiknya mengaku kalau dia memberikan kunci itu pada seseorang. Tapi dia tidak mau bilang diberikan kepada siapa. Kunci keberuntungan itu tak ternilai, atau sebaliknya, bisa tak bernilai apa-apa. Tak mungkin adiknya mau memberikan kunci itu pada orang lain tapi meninggalkan kartu garansinya di rumah. Sang kakak ingin tahu, diberikan kepada siapa kunci itu. Dia juga ingin tahu kehidupan adiknya di sekolah, karena dia selalu merasa ada yang janggal dan disembunyikan oleh adiknya.

Penyelidikan yang tadinya terlihat sederhana berubah menjadi pelik ketika sang adik tiba-tiba tewas, terjatuh dari atap sekolah. Apa yang sebetulnya terjadi? Bagaimana dengan kuncinya? Ada dimana? Penyelidikan demi penyelidikan membawa Go Giwang semakin dalam memasuki peliknya lingkaran pertemanan sang adik. Teman atau pembully? Pengucilan. Bagaimana dengan mereka yang hanya melihat tanpa berbuat apa-apa?

Yes, buku ini akan mendalami sedalam apa bully-membully atau perundungan di sekolah yang terjadi di Korea sana. Kami tidak tahu sih cerita tentang perundungan ini fakta atau bukan di kalangan pelajar Korea, tapi kalaupun bukan akan ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita di novel ini. Tapi kalau fakta, ya sangat disayangkan dan sangat sedih sekali. Yang jelas cerita seperti ini kadang ada di drakor-drakor juga kan.

Tokoh Go Giwang dan ayahnya sangat mengingatkan kami akan Kogoro Mouri dan Conan Edogawa dari komik Detektif Conan. Tapi yang ini Kogoro Mouri jadi ayahnya Conan. Kebayang kan kayak apa konyol dan hebohnya hidup mereka. Buku ini ditulis dengan sangat apik sekali. Bahasanya santai dan mengalir. Kadang bisa jadi kocak juga. Go Giwang anak yang cerdas dan luar biasa bertanggung jawab. Dia dengan sigap menggantikan posisi ibunya, meskipun semua itu dibayar dengan kesinisan dan sikap realistis yang tidak biasa dari seorang anak SMP. Kasus di dalamnya sebenarnya cukup serius dan dalam. Bagaimana awalnya sebuah pembullyan terjadi, pelaku, korban, dan mengapa banyak yang memilih memalingkan muka dari apa yang terjadi. Dari buku ini kita bisa belajar bahwa kasus pembullyan itu sangatlah berbahaya. Bully-membully adalah tindakan pengecut yang merusak jiwa. Korban bisa hancur lebur jiwanya, bisa menjadi sama jahatnya, atau kalau cukup beruntung dengan memiliki mental dan support yang kuat, bisa keluar dari lingkaran buruk perundungan (pembullyan) yang dialaminya. Tapi semua luka tentunya akan meninggalkan bekas. Mungkin bekasnya akan sangat dalam dan tak tersembuhkan. 

Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.79/5.00 ★. Ini untuk yang versi terjemahan bahasa Indonesia yang kami baca ini yah. Kami belum menemukan rating Goodreads versi aslinya. Buat kami sendiri rating buku ini 5.00/5.00 ★. Buku ini tidak hanya seru dan menyenangkan untuk dibaca, tapi juga memberikan makna dan pemikiran yang mendalam. 


Quote

Aksesoris T-brand sangat populer di kalangan wanita. Selain indah, diyakini juga membawa keberuntungan. Mungkin itu hanya strategi pemasaran, tapi psikologi manusia ingin memercayai hal-hal seperti itu.

~ The Detective's Son by Sang-hee Choi


Keberuntungan dan kemalangan datang di waktu yang tak terduga.

Keberuntungan yang buta.

Pada akhirnya tak berbeda dengan kemalangan.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Makin mudah suatu kasus, biasanya ada jebakan di dalamnya. Prinsip ini juga berlaku di soal ujian. Petunjuk yang mudah terlihat biasanya mudah diabaikan.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Petunjuk terkecil biasanya jadi bukti paling penting.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Orang yang bodoh hanya melihat air setetes, tapi yang pandai akan membayangkan air terjun."

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Dasar bodoh. Petunjuk yang ia keluarkan sendiri tidak disadari. Memang, pada dasarnya penjahat sering membeberkan petunjuk tanpa disadari.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Main detektif-detektifan. Kepalaku memerintahkan untuk berhenti, tapi hati bukanlah organ yang patuh pada kepala. Sebab dia tahu bahwa kepalaku tidak layak dipercaya dan diikuti.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Melihat wajah Yeong Chorong, aku tiba-tiba teringat istilah "air mata buaya". Buaya yang terus menangis sambil menelan mangsanya. Seolah-olah ia berduka cita atas makhluk yang dibunuhnya, padahal sebenarnya air mata itu hanya untuk melembapkan mangasanya agar mudah ditelan.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Bukankah sama? Orang yang buang kotoran dan orang yang melihat kotoran lalu berkata jorok tapi tak menyingkirkannya?"

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Hei, cinta memang menyakitkan. Rasanya itu seperti makan saus yang kita kira kecap. Menggetarkan. Ck. Kau tidak tiba-tiba jatuh cinta setengah mati, kan?"

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Mereka ingin menemukan penyebab berbagai ketidakpuasannya. Padahal, sebagian besar penyebab sebenarnya adalah diri mereka sendiri. Tapi mereka tidak mau mengakuinya. Mereka mencari pusat ketidakbahagiaannya dengan putus asa.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Bila orang lain memiliki apa yang tidak dimilikinya, mereka tidak hanya iri tapi juga dengki. Entah mereka membutuhkan benda itu atau tidak.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Tak ada manusia yang benar-benar tulus menyukai keberuntungan orang lain. Karena itu membuatnya merasa makin hina dan rendah. Mereka merasa tidak senang, tapi mereka juga tidak tahu apa alasan pastinya.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Anak itu sungguh munafik. Kau tahu, kan? Berlagak jahat. Hmm, tipe femme fatale yang muncul di novel detektif. Mungkin dia begitu karena kesepian."

"Di mana letak kesepiannya?"

"Dia sok kuat, kan? Biasanya, orang dewasa suka berpura-pura. Sok kuat, sok tahu, sok punya. Kenapa begitu?"

"Kenapa begitu?"

"Karena lemah."

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Baca Juga:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.