Cari Review Buku

Senin, 19 Oktober 2020

The Detective's Son by Sang-hee Choi - Dari Mencari Kucing ke Mencari Kunci dan Akhirnya Terlibat Kasus Perundungan yang Pelik

The Detective's Son ini adalah novel Korea pertama yang kami baca, dan kami sangat terkesan. Kalau melihat sekilas sinopsisnya, mungkin kayaknya ini novel detektif anak yang receh gitu ya. Tapi jangan tertipu. Awalnya saja yang receh, sekedar mencari kucing yang hilang. Yang berlanjut naik tingkat sedikit menjadi mencari kunci yang hilang. Tapi pada akhirnya Go Giwang terlibat dalam kasus yang sangat dalam dan pelik. Nah, mari kita lihat sedikit bagaimana semua berawal.

Go Giwang baru saja lulus dari SD. Baru saja merayakan kelulusan seperti umumnya anak-anak Korea merayakan kelulusan mereka, dengan makan tangsuyuk dan jajangmyun. Saat sedang makan, sang Ibu tiba-tiba menjatuhkan bom. Ibu akan pergi meninggalkan Go Giwang berdua saja dengan ayahnya. Ibunya mengatakan bahwa ia akan pergi kerja ke Afrika. Tapi Go Giwang punya pikiran yang lebih realistis. Go Giwang tidak akan heran kalau ibunya hanya ingin pergi jauh dari ayahnya yang sangat tidak bisa diharapkan masa depannya. Bahkan dia tidak akan heran kalau mereka ternyata sudah bercerai.

Baru saja ibunya pergi ke Afrika, ayahnya mulai macam-macam. Mereka tiba-tiba saja pindah rumah. Ke tempat yang lebih bobrok. Ayahnya punya visi untuk membuka sebuah kafe, kafe dengan nama yang nyentrik dan menu yang cuman coffeemix, jus jeruk, dan susu. Tapi tak hanya sampai di situ, ayahnya juga membuka kantor detektif di tempat yang sama. Kafenya tak pernah ada pengunjung, tapi untungnya kantor detektifnya punya beberapa klien. Kasus mereka ringan saja, mencari kucing atau anjing yang hilang. Penghasilannya lumayan untuk membayar sewa.

Tapi suatu hari ada klien yang berkunjung kembali. Kali ini dia tidak mencari kucing yang hilang, dia mencari suatu kunci keberuntungan milik adiknya yang hilang, The Only Luck Key. Adiknya mengaku kalau dia memberikan kunci itu pada seseorang. Tapi dia tidak mau bilang diberikan kepada siapa. Kunci keberuntungan itu tak ternilai, atau sebaliknya, bisa tak bernilai apa-apa. Tak mungkin adiknya mau memberikan kunci itu pada orang lain tapi meninggalkan kartu garansinya di rumah. Sang kakak ingin tahu, diberikan kepada siapa kunci itu. Dia juga ingin tahu kehidupan adiknya di sekolah, karena dia selalu merasa ada yang janggal dan disembunyikan oleh adiknya.

Penyelidikan yang tadinya terlihat sederhana berubah menjadi pelik ketika sang adik tiba-tiba tewas, terjatuh dari atap sekolah. Apa yang sebetulnya terjadi? Bagaimana dengan kuncinya? Ada dimana? Penyelidikan demi penyelidikan membawa Go Giwang semakin dalam memasuki peliknya lingkaran pertemanan sang adik. Teman atau pembully? Pengucilan. Bagaimana dengan mereka yang hanya melihat tanpa berbuat apa-apa?

Yes, buku ini akan mendalami sedalam apa bully-membully atau perundungan di sekolah yang terjadi di Korea sana. Kami tidak tahu sih cerita tentang perundungan ini fakta atau bukan di kalangan pelajar Korea, tapi kalaupun bukan akan ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita di novel ini. Tapi kalau fakta, ya sangat disayangkan dan sangat sedih sekali. Yang jelas cerita seperti ini kadang ada di drakor-drakor juga kan.

Tokoh Go Giwang dan ayahnya sangat mengingatkan kami akan Kogoro Mouri dan Conan Edogawa dari komik Detektif Conan. Tapi yang ini Kogoro Mouri jadi ayahnya Conan. Kebayang kan kayak apa konyol dan hebohnya hidup mereka. Buku ini ditulis dengan sangat apik sekali. Bahasanya santai dan mengalir. Kadang bisa jadi kocak juga. Go Giwang anak yang cerdas dan luar biasa bertanggung jawab. Dia dengan sigap menggantikan posisi ibunya, meskipun semua itu dibayar dengan kesinisan dan sikap realistis yang tidak biasa dari seorang anak SMP. Kasus di dalamnya sebenarnya cukup serius dan dalam. Bagaimana awalnya sebuah pembullyan terjadi, pelaku, korban, dan mengapa banyak yang memilih memalingkan muka dari apa yang terjadi. Dari buku ini kita bisa belajar bahwa kasus pembullyan itu sangatlah berbahaya. Bully-membully adalah tindakan pengecut yang merusak jiwa. Korban bisa hancur lebur jiwanya, bisa menjadi sama jahatnya, atau kalau cukup beruntung dengan memiliki mental dan support yang kuat, bisa keluar dari lingkaran buruk perundungan (pembullyan) yang dialaminya. Tapi semua luka tentunya akan meninggalkan bekas. Mungkin bekasnya akan sangat dalam dan tak tersembuhkan. 

Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.79/5.00 ★. Ini untuk yang versi terjemahan bahasa Indonesia yang kami baca ini yah. Kami belum menemukan rating Goodreads versi aslinya. Buat kami sendiri rating buku ini 5.00/5.00 ★. Buku ini tidak hanya seru dan menyenangkan untuk dibaca, tapi juga memberikan makna dan pemikiran yang mendalam. 


Quote

Aksesoris T-brand sangat populer di kalangan wanita. Selain indah, diyakini juga membawa keberuntungan. Mungkin itu hanya strategi pemasaran, tapi psikologi manusia ingin memercayai hal-hal seperti itu.

~ The Detective's Son by Sang-hee Choi


Keberuntungan dan kemalangan datang di waktu yang tak terduga.

Keberuntungan yang buta.

Pada akhirnya tak berbeda dengan kemalangan.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Makin mudah suatu kasus, biasanya ada jebakan di dalamnya. Prinsip ini juga berlaku di soal ujian. Petunjuk yang mudah terlihat biasanya mudah diabaikan.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Petunjuk terkecil biasanya jadi bukti paling penting.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Orang yang bodoh hanya melihat air setetes, tapi yang pandai akan membayangkan air terjun."

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Dasar bodoh. Petunjuk yang ia keluarkan sendiri tidak disadari. Memang, pada dasarnya penjahat sering membeberkan petunjuk tanpa disadari.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Main detektif-detektifan. Kepalaku memerintahkan untuk berhenti, tapi hati bukanlah organ yang patuh pada kepala. Sebab dia tahu bahwa kepalaku tidak layak dipercaya dan diikuti.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Melihat wajah Yeong Chorong, aku tiba-tiba teringat istilah "air mata buaya". Buaya yang terus menangis sambil menelan mangsanya. Seolah-olah ia berduka cita atas makhluk yang dibunuhnya, padahal sebenarnya air mata itu hanya untuk melembapkan mangasanya agar mudah ditelan.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Bukankah sama? Orang yang buang kotoran dan orang yang melihat kotoran lalu berkata jorok tapi tak menyingkirkannya?"

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Hei, cinta memang menyakitkan. Rasanya itu seperti makan saus yang kita kira kecap. Menggetarkan. Ck. Kau tidak tiba-tiba jatuh cinta setengah mati, kan?"

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Mereka ingin menemukan penyebab berbagai ketidakpuasannya. Padahal, sebagian besar penyebab sebenarnya adalah diri mereka sendiri. Tapi mereka tidak mau mengakuinya. Mereka mencari pusat ketidakbahagiaannya dengan putus asa.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Bila orang lain memiliki apa yang tidak dimilikinya, mereka tidak hanya iri tapi juga dengki. Entah mereka membutuhkan benda itu atau tidak.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Tak ada manusia yang benar-benar tulus menyukai keberuntungan orang lain. Karena itu membuatnya merasa makin hina dan rendah. Mereka merasa tidak senang, tapi mereka juga tidak tahu apa alasan pastinya.

The Detective's Son by Sang-hee Choi


"Anak itu sungguh munafik. Kau tahu, kan? Berlagak jahat. Hmm, tipe femme fatale yang muncul di novel detektif. Mungkin dia begitu karena kesepian."

"Di mana letak kesepiannya?"

"Dia sok kuat, kan? Biasanya, orang dewasa suka berpura-pura. Sok kuat, sok tahu, sok punya. Kenapa begitu?"

"Kenapa begitu?"

"Karena lemah."

The Detective's Son by Sang-hee Choi


Baca Juga:

Sabtu, 17 Oktober 2020

As Black As Ebony by Salla Simukka - Sebuah Masa Lalu yang Terungkap

Akhirnya, sampai juga kita di buku ketiga dan pamungkasnya dari The SNOW WHITE Trilogy ini. Dua buku sebelumnya sudah kami review juga. Bisa dibaca di link-link di bawah ini yah:

  1. As Red As Blood by Salla Simukka - Lumikki yang Dingin dan Penuh Perhitungan
  2. As White As Snow by Salla Simukka - Ketika Lumikki Tanpa Sengaja Terlibat Aliran Sesat
Sebelum ke reviewnya, mari kita lihat dulu jalan ceritanya seperti apa.

Setelah segala kehebohan di Praha, Lumikki hanya ingin hidup normal kembali di Tampere. Dia pun kembali sekolah seperti biasa. Sekolah Lumikki berencana untuk mengadakan sebuah pementasan drama berjudul "The Black Apple", sebuah interpretasi baru dari dongeng Snow White yang terkenal. Lumikki pun terpilih untuk memerankan peran Snow White. Meskipun Lumikki pada awalnya ragu, tapi pada kenyataannya dia sangat bagus dan sangat menghayati peran Snow White yang baru ini.

Lumikki juga punya pacar baru, Sampsa. Sampsa yang sangat baik dan manis. Tapi mantan Lumikki, Blaze, juga tiba-tiba kembali, setelah meninggalkan Lumikki begitu saja satu tahun yang lalu. Meninggalkan Lumikki patah hati dan sedih. Tapi, masalah Lumikki tidak berhenti sampai di situ. Tiba-tiba datanglah sebuah surat kaleng dari orang yang mengaku sebagai "Bayangan" Lumikki. Yang mencintai Lumikki dengan begitu dalam dan begitu obsesif. Yang tahu banyak hal tentang Lumikki, hingga ke masa lalu Lumikki yang bahkan sudah tidak diingat Lumikki sendiri.

Sang "Bayangan" tahu segala hal tentang Lumikki, tahu masa lalu Lumikki, tahu di mana Lumikki dan apa yang dilakukannya. Sang "Bayangan" menguntit Lumikki dan mengiriminya dengan pesan-pesan penuh ancaman, menggiring dan menggerakkan Lumikki bak boneka tali. Di bawah ancaman ini masa lalu Lumikki terungkap sedikit demi sedikit.  Masa lalu yang sangat mengerikan dan ditutup rapat-rapat dari dirinya. Tapi apakah benar jiwa Lumikki sehitam ebony seperti yang dituduhkan sang "Bayangan" padanya? Ataukah ada kebenaran yang masih tersembunyi? Menunggu untuk diungkapkan.


Sekarang, mari mereview. Akhirnya, selesai juga seri The SNOW WHITE Trilogy ini. Dari ketiga buku di seri ini, buku inilah yang jadi favorit kami. Karena di buku ini endingnya lengkap, jadi tidak ada pertanyaan yang tidak terjawab. Bukunya juga seru dan ketegangannya dapet banget. Rating Goodreads buku ini ada di kisaran lumayan, 3.55/5.00 ★. Tapi kalau buat kami, buku ini layak kok dapet 4.00/5.00 ★. Ceritanya seru, endingnya juga bagus. Di buku ini akhirnya ada jawaban juga dari pertanyaan-pertanyaan di buku sebelumnya. Overall ini seri yang bagus dan cukup menarik. Thriller young adult ringan yang bisa dibaca siapa saja. 

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

Quote

"Aku tak mengharapkan apa pun darimu. Aku tak menginginkan apa pun darimu. Aku tak memerlukan apa pun darimu. Kau bisa menjadi apa pun yang kau inginkan. Aku hanya merasa senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Harga diriku tidak tergantung dari senyumanmu, tapi aku pun tidak keberatan jika kau melakukannya."
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Dalam cerita, seperti halnya di kehidupan nyata, setiap yang tersembunyi selalu ingin ditemukan.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Pengalaman hidupnya telah mengajarkan bahwa setiap orang mampu untuk berbuat jahat.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Orang-orang dapat menciptakan sebuah ingatan jika mereka menginginkannya atau jika mereka merasa bahwa sesuatu telah terjadi di masa lampau.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Orang-orang begitu mudah percaya. Jika kau tegas dan dapat dipercaya, mereka akan menelan semua kata yang kau ucapkan dan menyukai betapa sungguh-sungguhnya kata-kata itu terdengar.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

"Kau melakukan itu semua untuk dirimu sendiri. Seperti seharusnya. Tidak akan ada yang bisa membuatmu bahagia dan sempurna, kecuali dirimu sendiri."
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Perasaannya tidaklah salah.
Namun, dia bisa memilih apa yang akan dilakukannya. Dia bisa memilih apa yang akan menjadi keputusannya.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

"Kadang apa yang kau cari, sebenarnya lebih dekat dari yang kau kira."
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Ketika ada banyak cahaya, kau lupa akan kegelapan.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Lakukan saja apa yang harus kau lakukan, jangan pedulikan yang lain.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Tapi masa lalu tidak bisa dihapus dengan mudah. Segala sesuatu meninggalkan jejak dalam diri seseorang.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Karena tak ada segala sesuatu yang terjadi dalam sekejap. Semua cerita terjadi berkali-kali, berubah, dan berganti.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Dan tak seorang pun yang berbahagia selamanya. Atau tidak bahagia.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Setiap orang hidup dalam kebahagiaan sekaligus ketidakbahagiaan, mereka merasakan keduanya dalam waktu yang berbeda dan kadang bersamaan.
~As Black As Ebony by Salla Simukka

Kamis, 15 Oktober 2020

The Call of the Wild (Panggilan Alam Liar) by Jack London - Perjuangan Seekor Anjing di Alam Liar

The Call of the Wild adalah salah satu karya klasik mendunia karangan Jack London. Buku ini umurnya sudah satu abad lebih. Terbit pertama kali di tahun 1903. Mari kita lihat bagaimana cerita buku ini.

The Call of the Wild ini adalah sebuah animal story, atau cerita tentang hewan. Tokoh utamanya adalah seekor anjing blesteran St. Bernard besar dengan seekor anjing gembala Scotch (Scotch Collie) bernama Buck. Buck ini awalnya tinggal di sebuah rumah Hakim Miller yang hangat dan nyaman di California. Tapi suatu hari, salah satu pegawai Hakim Miller yang jahat menculik Buck dan menjualnya kepada penadah anjing. Pada masa-masa itu, demam emas sedang berlangsung di daerah Klondike, Kanada. Daerah yang dingin bersalju. Mereka butuh anjing-anjing penarik kereta salju. Mereka butuh anjing-anjing dalam jumlah yang sangat besar. Jadi, dimana-mana terjadi banyak penculikan anjing, dan Buck termasuk menjadi salah satu korbannya.

Buck diperlakukan dengan sangat kasar dan kejam. Kelaparan dan pukulan harus dihadapinya. Belum lagi hukum alam liar yang juga menyerangnya. Tidak hanya mengalami kekejaman manusia, Buck juga harus beradaptasi dengan kekejaman dan hukum yang harus dihadapi sesama anjing di alam liar. Tapi Buck adalah anjing yang cerdas dan cepat beradaptasi. Bisa dibilang, Buck ini seekor alfa juga. Pekerjaan seberat apa pun dia jalankan dengan baik dan luar biasa.

Sayang, tak ada yang abadi di dunia Buck. Dan di Klondike, saat itu, anjing-anjing tak ubahnya bagai komoditas yang bisa diperjual belikan dengan mudah. Dia berpindah dari satu kepemilikan ke kepemilikan yang lain. Semakin lama semakin parah. Yang terakhir malah hampir menewaskannya. Kalau bukan karena insting Buck yang tajam, dan kalau bukan karena ada John Thornton yang menyelamatkannya dari kekejaman dan kebodohan manusia. Hanya Thornton lah pemilik Buck yang paling baik, dan Buck juga sangat mencintai Thornton. Banyak petualangan yang mereka jalani bersama. 

Tapi naluri alami dan liar Buck telah lama bangkit sejak dia mulai menjalani kehidupan di alam liar. Naluri primitif yang ada jauh di dalam diri Buck memanggil-manggilnya untuk memasuki alam liar secara totalitas. Hanya John Thornton lah yang menahannya untuk tetap berada di sisi manusia. Sayangnya, sekali lagi, tak ada yang abadi. Petualangan Buck dengan Thornton harus berakhir tragis akibat serangan suku Yeehats yang menewaskan Thornton. Maka dengan ini, berakhirlah kisah Buck di sisi para manusia, dan dimulailah kehidupan Buck di alam liar.

The Call of the Wild ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.87/5.00 ★. Tapi untuk kami pribadi, novel ini bagus banget. Kami memberikan rating 5.00/5.00 ★. Novel ini punya banyak banget hikmah yang bisa dipetik. Memang mungkin akan banyak yang sedih banget atau marah karena novel ini benar-benar menunjukkan bahwa manusia itu bisa sangat kejam kepada hewan. Buck dan kawan-kawannya, dipukul, dicambuk, disuruh menarik kereta luncur hingga bermil-mil dalam cuaca dingin yang ekstrem bersalju, kekurangan makan, beban berat, belum lagi kebodohan manusia. Kekejaman dan kebodohan adalah suatu kombinasi yang mematikan. Tapi novel ini juga bercerita tentang sebuah perjuangan untuk bertahan hidup. Adaptasi yang harus dilakukan agar tetap hidup. Cerita tentang sebuah keberanian yang luar biasa, dedikasi pada tugas, bahkan tentang kesetiaan sampai titik terakhir. Kisahnya sangat menarik, petualangannya juga sangat seru. Sebuah novel yang ditulis dengan sangat apik sekali. Ini recommended banget bukunya.

Buku ini saat ini masih ada di tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-call-of-the-wild-panggilan-alam-liar-by-jack-london


Quote

Ia telah dipukuli (ia tahu itu), tapi ia tidak hancur. Ia sudah belajar, cukup sekali seumur hidup, bahwa ia tidak bisa menang melawan orang yang membawa tongkat pemukul. Ia telah mendapat pelajaran, dan ia tidak akan melupakannya sepanjang sisa hidupnya. Tongkat pemukul itu telah membuka matanya. Tongkat itu menjadi awal perkenalannya dengan kuasa hukum primitif, dan ia mau berkompromi menyambutnya.

~ The Call of the Wild (Panggilan Alam Liar) by Jack London


Fakta-fakta hidup juga menyajikan aspek yang lebih kejam; dan ia menghadapinya tanpa rasa takut; ia menghadapinya dengan segala kecerdikan terpendam yang muncul dari nalurinya.

The Call of the Wild (Panggilan Alam Liar) by Jack London


Ada kebahagiaan luar biasa yang menandai puncak kehidupan, tempat kehidupan tak bisa berpendar. Dan inilah yang dinamakan paradoks kehidupan, kebahagiaan luar biasa ini muncul saat seseorang merasa dirinya begitu hidup, dan perasaan ini juga hadir ketika seseorang benar-benar lupa akan kehidupan.

The Call of the Wild (Panggilan Alam Liar) by Jack London

Minggu, 11 Oktober 2020

TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow - Liam Jadi Bajak Laut!


Buku keenam dan ketujuh dari seri TimeRiders ini menurut kami bukanlah buku yang bagus buat citra Maddy. Sekali lagi keputusan-keputusan dan pemikiran Maddy sangat bisa dipertanyakan, dan mungkin dicibir oleh para pembaca.

Oh iya, sebelum melihat sedikit ceritanya dan tentunya review kami pada buku ini, di bawah adalah beberapa seri TimeRiders yang sudah kami review di blog ini:

  1. TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
  2. TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
  3. TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula
  4. TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia

Coba mari kita lihat dulu sedikit ceritanya.

Kehidupan pelarian para TimeRiders di London pada tahun 1889 terbukti merupakan pelarian yang sangat aman. Saking amannya, Maddy sampai bosan, dan kebosanan Maddy menimbulkan ide yang sangat-sangat buruk. Ide untuk sedikit jalan-jalan melihat peristiwa-peristiwa besar di masa lalu. Masalahnya, yang dipilih Maddy adalah peristiwa kebakaran besar London di tahun 1666. Cari-cari masalah banget kan ya ini. Bukannya mencari peristiwa yang aman-aman aja, ini malah memilih peristiwa kebakaran besar yang berbahaya.

Tapi tentu saja Maddy berhasil meyakinkan Liam, Sal, dan Rashim dalam proyek "jalan-jalan" ini. Pergilah mereka berempat persis ke hari kebakaran besar London di tahun 1666. Tepat saat kebakaran berlangsung. Tepat ke tengah-tengah kekacauan. Tentu saja hal yang tidak diinginkan pun terjadi. Liam dan Rashim terpisah dari Maddy dan Sal!

Maddy dan Sal berhasil kembali ke London 1889 dengan susah payah. Tapi Liam dan Rashim tidak seberuntung itu. Akal bulus Liam agar mereka diselamatkan dengan perahu justru membuat mereka terjebak di sebuah kapal bajak laut. Kapal bajak laut yang kebetulan dipimpin oleh seorang yang tidak kompeten tapi pandai bersandiwara. Tapi, dengan sedikit kecerdasan dan keberuntungan, Liam dan Rashim berhasil memimpin pemberontakan terhadap sang kapten,dan mengambil alih kapal bajak laut. Liam dan Rashim hanya punya satu tujuan sebetulnya, supaya mereka bisa ke daratan dan Maddy serta Sal bisa menjemput mereka di sana. 

Tapi semua tentu saja tak sesuai rencana. Alat pelacak Liam rusak, sedangkan alat pelacak Rashim hilang dari rompi yang sempat disita oleh kapten yang mereka usir. Ini menjadikan mereka tidak bisa dilacak oleh Maddy dan Sal. Pilihan selanjutnya untuk Liam dan Rashim adalah, menciptakan sebuah gelombang waktu yang cukup hebat hingga sanggup merubah sejarah secara nyata. Membarikan tanda kepada Maddy dan Sal tentang dimana mereka berada. Untuk mencapai tujuan itu, mereka harus menjadi bajak laut yang hebat, kuat dan tak terkalahkan.

Sementara itu, Maddy ternyata menemukan sinyal pelacak milik Rashim. Alat pelacak Rashim ternyata dijadikan anting-anting oleh sang kapten yang terbuang. Saat Maddy menemuinya, sang kapten bercerita dengan penuh haru biru dan drama. Membuat Maddy pulang dan merasa semua sudah berakhir. Maddy merasa bahwa Liam akhirnya memilih untuk pergi dan tidak kembali bersama mereka. Suatu kesalahpahaman yang sangat fatal.

Sementara itu Sal yang putus asa mendengar analisis Maddy tentang Liam memutuskan untuk pergi. Menemui dirinya sendiri di New York tahun 2025. Mencari seorang Sal Vikram. Sal hanya meninggalkan Maddy sebuah catatan di buku hariannya. Sal tak punya keinginan untuk kembali. Tapi Komputer-Bob berhasil meyakinkan Sal bahwa dia tetap akan membuka portal kepulangan untuk Sal, jika sekali waktu Sal ingin kembali. Apa yang ditemukan Sal di New York tidak seperti yang diharapkannya. Tapi di tengah keputusasaannya, akhirnya sebuah gelombang waktu terjadi. Gelombang waktu Liam akhirnya berhasil mengubah sejarah.

Sejarah yang berhasil dirubah Liam menyatakan bahwa Liam dan Rashim sempat hidup dengan gemilang. Tapi sayangnya, mereka juga berakhir dengan naas. Sekarang, semuanya tergantung dengan Maddy dan Sal serta para unit pendukung untuk mencari titik dimana mereka bisa membawa Liam pulang kembali dengan aman, dan mencegah akhir yang naas untuk kedua rekan mereka.

Nah, mari sedikit mereview novel ini...

TimeRiders: The Pirate Kings ini masih sama seperti novel pendahulunya, seru banget petualangannya. Tapi sama seperti buku keenamnya, TimeRiderds: City of Shadows, ada banyak hal-hal emosional juga di buku ini. 

Kalau mau mulai dari kesan pertama terhadap buku ini adalah...ya ampun, Maddy kenapa egois banget sih. Dari buku keenam Maddy banyak mengambil keputusan egois yang berujung kepada menyusahkan atau bahkan membahayakan seluruh tim. Mulai dari ngotot kabur ke Boston, sampai diam-diam pergi menemui "orangtua"-nya, padahal Maddy tahu apa yang dia lakukan sangatlah beresiko. Di buku ini, Maddy dengan serampangan ingin "jalan-jalan" melihat kebakaran besar London, hanya karena apa coba? Hanya karena Maddy merasa bosan! Semua keputusan egois dan beresiko ini ditambah lagi dengan sifat Maddy yang gampang menyepelekan sesuatu. Semuanya ya tentu saja berujung pada kekacauan yang kemudian jadi petualangan menarik yang kita baca.

Tapi buku ini adalah buku yang sangat menonjolkan peran Liam di dalam tim. Liam bersinar banget di buku ini. Meskipun Rashim yang menjadi kaptennya, penggerak sesungguhnya adalah Liam. Strategi, pemikiran dan moral Liam adalah yang terbaik di buku ini. Yah meskipun Liam berubah jadi semacam sociopat sih. Mungkin karena keadaan, mungkin juga karena dia mulai menerima dirinya yang sebagai robot berdaging.

Sedangkan Sal. Yah, bisa dibilang Sal itu masih berusaha mencari jati dirinya. Sal punya emosi yang sangat rapuh dan sensitif. Tapi kehadiran Liam (atau tanda-tanda kehadirannya) cukup mampu membuat Sal bangkit dan kembali memandang segala sesuatunya dengan lebih positif.

Oh iya, satu pertanyaan kami terjawab di buku ini. Apakah para robot berdaging ini bisa bereproduksi? Ternyata jawabannya ada di buku ini. Bisa ternyata. Dalam kehidupannya yang cukup panjang sebagai bajak laut, Liam sempat menikah dan punya anak. Sayangnya anak Liam meninggal karena sakit. Nah, kami tidak tahu deh, sakitnya ini karena memang hal manusiawi, atau karena genetik robot berdaging Liam tidak cocok untuk menghasilkan keturunan yang sehat. Mungkin nanti akan ada jawabannya di buku selanjutnya? Entahlah. Semoga saja.

TimeRiders: The Pirate Kings ini punya rating Goodreads yang bagus, 4.19/5.00 ★. Rating kami sendiri 4.50/5.00 ★. Bagus dan seru, tapi Maddy memang menyebalkan, wakakak. Seri time-travel yang sangat recommended.


Quote

Liam benar. Masa lalu kami mungkin "dipinjam" dari orang lain. Tapi persetan dengan semua itu: masa depan adalah milik kami.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Tentu saja kita akan melakukannya. Liam selalu menemukan cara, kan?" Maddy memaksakan seulas senyum yakin, tetapi mungkin terlalu gelap untuk dilihat, dan yang terasa sama meyakinkannya dengan kerlingan penjual mobil bekas.

"Sampai suatu hari dia tidak menemukannya," jawab Sal.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Inilah dia. Setelah bersama begitu lama, setelah selamat dari mutan dan monster, dari Nazi dan Neanderthal, dari tirani dan dinosaurus ... sebuah kebodohan kecillah yang akan mengakhiri mereka.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Kemungkinan. Solusi yang tidak nyata. Tapi ada kemungkinan yang lain, peluang.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Kearoganan para aristokrat. Liam berkesimpulan seorang pria yang seumur hidupnya diberi tahu bahwa dia adalah pria yang lebih baik dari sebagian besar orang lain akan percaya dia bisa melakukan apa saja.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Semuanya kembali lagi pada keberlangsungan hidup.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Semua orang di luar itu punya peluang kehilangan nyawa yang sama, kan? Jadi kenapa nyawa satu orang lebih rendah dari yang lain? Kita semua bisa tertembak sama seperti orang di sebelah kita!"

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Masa yang berbeda, kurasa," ujar Rashim sambil mengangkat bahu. "nilai yang berbeda."

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Kau mungkin buatan--sebuah produk berdaging. Temanku--tapi kau lebih manusiawi dari sebagian besar manusia yang pernah kutemui.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


Khawatir? Walaupun responsnya datar dan sinis, "khawatir" adalah respons paling manusiawi yang pernah diberikan komputer-Bob. Saat itu Sal berharap dia bisa memeluk komputer-Bob. Tapi apa yang bisa dipeluk? Mouse? Papan ketik? Monitor? Andai komputer-Bob mendiami tubuh robotnya, setidaknya Sal bisa mengalungkan lengan padanya--sejauh yang bisa dijangkaunya--dan mengecup pipinya yang sekeras granit.

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow


"Pastikan kau mendapatkan momen-momen berharga itu, Teman. Peluk erat mereka seperti seorang kekasih dan hargai mereka."

~TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow 

Kamis, 08 Oktober 2020

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll - Petualangan Alice ke Negeri di Balik Cermin

Alice Through the Looking Glass ini tentu saja adalah sebuah lanjutan dari cerita anak klasik Alice's Adventures in Wonderland karya Lewis Carroll. Novel ini terbitnya tahun 1871, 6 tahun sejak buku pertamanya terbit. Sama seperti buku Alice's Adventures in Wonderland, buku Alice Through the Looking Glass ini juga punya ilustrasi-ilustrasi yang cantik. 

Terus ceritanya tentang apa sih?

Alice Through the Looking Glass bercerita tentang petualangan Alice di dunia lain yang ada di balik cermin. Dunia fantasi yang penuh keajaiban dan hal-hal unik. Di dunia ini Alice bertemu dengan Ratu Merah yang menjanjikan kalau Alice juga bisa menjadi ratu seperti dirinya, asalkan dia bisa menyeberangi petak-petak padang yang seperti papan catur. Setiap petak punya cerita-ceritanya yang unik, dan punya tokoh-tokoh yang ajaib. Di perjalanannya, Alice bertemu dengan Humpty Dumpty, Tweedle-Dum dan Tweedle-Dee, monster Jabberwocky, serta tokoh-tokoh menarik lainnya. Petualangan Alice di dunia cermin ini sangat unik dan menarik untuk diikuti.

Jujur ya, kami tidak terlalu suka dengan buku pertamanya. Tapi, kami justru suka banget sama buku kedua ini. Buku kedua ini ceritanya mudah banget diikuti, mudah dipahami, jadi sangat-sangat bisa dinikmati. Tapi kami jadi kepikiran juga sih, apa sebetulnya kami sebelumnya cuman sekedar lost in translation ya? Seri Alice ini memang buku cerita yang punya banyak permainan kata (wordplay) di dalamnya. Permainan katanya tentu saja kan dalam Bahasa Inggris ya, jadi, pada saat diterjemahkan biasanya akan susah dipahami. Butuh penjelasan lebih gitu. Nah, terjemahan buku kedua ini menurut kami bagus banget, mudah dipahami. Kalau ada permainan kata yang perlu diberi penjelasan lebih, maka penerjemahnya akan memberikan catatan kaki yang akan membantu kita untuk memahami maksudnya. 

Di buku kedua ini sifat Alice juga jauh lebih baik daripada di buku pertamanya. Alice memang masih suka membantah atau menyanggah kata-kata orang lain, tapi di dunia yang konyol, ada kalanya bantahan itu memang diperlukan. Sifat kerasnya Alice di buku ini lebih lembut, meskipun kadang membantah, Alice lebih sering menoleransi dan tahu di mana tempatnya dia berada. Ada saatnya dia menyanggah, tapi dia juga tahu kapan saatnya diam dan mengikuti arus. Hal ini yang membuat kami jadi lebih menyukai tokoh Alice di buku kedua ini.

Entah kenapa buku ini kayaknya tidak seterkenal buku pendahulunya, Alice's Adventures in Wonderland. Padahal menurut kami ceritanya bagus banget. Petualangannya seru, unik, aneh, dengan tokoh-tokohnya yang sangat unik. Rating Goodreads untuk buku ini juga bagus, 4.06/5.00 ★. Kami sendiri memberikan rating 5.00/5.00 ★ untuk buku yang kami baca ini. Seri klasik yang sangat bagus. Semoga kami segera bisa membaca seri bahasa Inggrisnya sih, pasti akan jadi pengalaman yang sangat berbeda.


Quote

Kupikir...mungkinkah salju mencintai pepohonan dan tanah lapang sehingga begitu suka menciumi mereka dengan lembutnya? Lalu dia menyelimuti mereka dan membuat mereka nyaman.

~ Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll


"Aku tak akan pernah, takkan pernah melupakannya."

"Kau pasti akan melupakannya," kata sang Ratu, "kalau kau tak mencatatnya."

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll


Alice tertawa. "Tak ada gunanya mencoba," katanya. "Kita tidak bisa percaya hal-hal yang tak mungkin."

"Itu karena kau jarang mencobanya," kata sang Ratu.

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll


"Ada orang yang," kata Humpty Dumpty, masih tidak memandang Alice, "akalnya tidak lebih banyak daripada bayi."

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll


"Selalulah berkata jujur--berpikir sebelum bicara--dan catatlah sesudah itu."

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll


"Justru itu yang aku keluhkan! Kau harus punya sesuatu maksud! Apa gunanya seorang anak tanpa suatu maksud? Bahkan candaan punya suatu maksud... dan seorang anak lebih penting daripada candaan, kukira. Kau tak bisa membantah itu, walaupun kaucoba dengan kedua tangan."

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll


"Terlambat membetulkannya," kata Ratu Merah, "Kalau kau mengatakan sesuatu, itu tak bisa diubah lagi. Akibatnya harus kautanggung."

Alice Through the Looking Glass by Lewis Carroll

Selasa, 06 Oktober 2020

Seri Jack Reacher #8: The Enemy - Kematian Mendadak, Pembunuhan, Sebuah Agenda yang Hilang, Serta Rumitnya Politik Dunia Militer

Novel-novel di Seri Jack Reacher ini memang ya, sampai sekarang, belum ada yang mengecewakan. Semuanya bagus dan seru. Walaupun baru dua novel sebelum novel ini yang kami review, kami puas dan suka banget sama cerita-ceritanya. Setiap novel juga punya dinamikanya tersendiri, nuansanya tersendiri, jadi kita sebagai pembaca tidak akan merasa bosan. Seperti di novel Die Trying, aksinya lebih ke aksi-aksi fisik yang keras dan menegangkan. Di novel One Shot, aksinya lebih ke menguras otak, memecahkan teka-teki kriminal yang mematikan. Nah di novel kali ini, The Enemy, aksinya lebih ke penyelidikan yang menegangkan di kalangan militer Angkatan Darat yang sarat dengan sifat politisnya.

Oh iya yang mau cek novel seri Jack Reacher yang lain bisa cek judul-judul di bawah ini:

  1. Review Novel Die Trying by Lee Child
  2. Seri Jack Reacher #9: One Shot by Lee Child - Memecahkan Teka-Teki Mematikan
Kami juga pernah membandingkan antara film Jack Reacher dengan novelnya, One Shot. Cek di link di bawah ini:

Novel The Enemy ini sebetulnya merupakan prequel dari novel-novel sebelumnya. Di novel ini kita akan mengetahui kenapa Reacher pernah turun pangkat dari Mayor ke Kapten. Serta sedikit kisah keluarga Reacher. Buku ini mengambil latar di tahun 1990, tepat di tahun barunya. Sebuah kasus terjadi. Seorang  perwira militer ditemukan meninggal di salah satu motel "panas" di dekat pangkalan Reacher bertugas. Sebetulnya, tadinya Reacher melimpahkan kasus ini ke bagian lain, karena dikiranya sebagai kasus meninggal yang biasa. Tapi sebuah perintah langsung dari atasan Reacher memerintahkan dia agar mengurus kasus ini. Yang meninggal ternyata adalah seorang Jenderal bintang dua. Reacher harus mengurus dan mengendalikan situasinya secara langsung.

Ternyata ada banyak kejanggalan. Kenapa sang jenderal pergi terlalu jauh dari tempat seharusnya dia berada? Kemana tasnya yang hilang? Siapa wanita yang bersamanya di hotel? Kemana agenda pertemuannya menghilang? Satu misteri belum terungkap, tiba-tiba datanglah misteri lain. Istri sang jenderal yang kali ini tewas. Kali ini sebuah pembunuhan. Masalah demi masalah mulai berjatuhan. Terjadi pembunuhan lain, tepat di dalam lingkungan kompleks militer mereka sendiri.

Ketika masalah belum beres, Reacher justru menghadapi tantangan politis. Atasannya berubah, dan menyuruhnya berhenti mengusut kasus. Lupakan kasus sang jenderal dan biarkan kepolisian sipil mengurus pembunuhan istrinya. Buat kematian perwira di lingkungan mereka sebagai sebuah kecelakaan latihan. Reacher pun diancam dengan sebuah aduan serius. Fitnah mulai menyebar. Bukan hanya posisinya yang terancam, tapi nyawanya juga mulai terancam karena sebuah tuduhan tak berdasar. Reacher harus tetap melakukan penyelidikan, melawan perintah atasan yang berusaha menghalanginya. Tapi dia perlu bermain dengan taktik yang baik. Semua demi kebenaran, dan untuk membersihkan nama baiknya. Banyak yang dipertaruhkan, dan banyak resiko yang harus diambil.

Novel The Enemy ini punya rating Goodreads yang bagus, 4.16/5.00 ★. Kami sendiri memberi rating 5.00/5.00 ★ untuk novel ini. Meskipun adegan aksi-aksi fisiknya cuman di akhir, tapi ketegangan dan rasa penasarannya sudah terasa dari awal. Kasus yang banyak misteri dan plot twist yang tak terduga. Belum lagi kesulitan pergerakan Reacher dalam menyelidiki kasus karena masalah birokrasi. Semuanya membuat ceritanya makin greget. Di novel ini kita bisa melihat Reacher muda yang semangatnya masih berapi-api dengan keputusan-keputusan yang kadang spontan. Keputusan yang kadang bisa sangat beresiko.

Buat yang suka aksi-aksi pertarungan fisik mungkin akan takut merasa bosan yah. Tapi kami yang juga suka dengan aksi-aksi fisik menemukan buku ini sama sekali tidak membosankan. Ini pertarungan otak, strategi, dan taktik berkelit yang menegangkan. Bagaimana bergerak di celah-celah sebuah perintah yang tidak menguntungkan. Ada kalanya kita bisa menebak siapa pelakunya. Tapi misterinya masih tak bisa ditebak. Kenapa-nya masih harus dibaca lagi sampai habis. Overall, novel ini recommended banget deh.



Quote

"Apa dia menyerah karena ditinggal sendirian?"
Aku menggeleng. "Dia ingin ditinggal sendirian supaya dia bisa menyerah."
~ Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

"Berimajinasi saja tidak cukup."
"Cukup," sanggahku. "Terkadang hanya itu yang dibutuhkan. Terkadang hanya itu yang dimiliki seorang penyelidik. Kau harus berimajinasi tentang apa yang dilakukan orang. Cara mereka berpikir dan bertindak. Kau harus membayangkan dirimu menjadi mereka."
Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

"Tapi, perubahan pasti akan terjadi. Tak seorang pun yang bisa menolaknya."
Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

"Tidakkah kau akan memulainya lagi jika kau akan kehilangan segalanya?"
Seri Jack Reacher #8: The Enemy by Lee Child

Jumat, 02 Oktober 2020

The Books of Beginning 2 - The Fire Chronicle by John Stephens, Seru dengan Aksi dan Petualangan yang Mendebarkan

Akhirnya, mari mereview novel fantasi lagi. Kali ini dari seri The Books of Beginning (Buku-Buku Permulaan) karangannya John Stephens. Yang kami review ini buku keduanya yang berjudul The Fire Chronicle. Sayang banget kami belum membaca buku pertamanya, The Emerald Atlas. Sedangkan buku terakhirnya, The Black Reckoning, kayaknya belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Agak pelik juga yah seri ini, wakakak. Tapi kami tidak ada masalah sih membaca buku kedua ini, mungkin karena udah biasa kali yah baca serian keputus-putus. List to be read-nya juga numpuk jadi ngga terlalu ambil pusing juga sama seri yang tidak lengkap. Wakakak. 

Sebelum ke reviewnya, mari kita lihat sedikit plotnya.

Kate, Michael, dan Emma harus bersembunyi di sebuah panti asuhan karena bahaya yang menghadang mereka. Tapi Kate bermimpi buruk, dan punya perasaan yang tidak enak. Benar saja, tempat persembunyian mereka ketahuan dan mereka pun kembali dikejar-kejar oleh Para Penjerit. Kate terpaksa menggunakan kekuatan Atlas dan terpisah dari Michael dan Emma yang berhasil diselamatkan Dr Stanislaus Pym.

Meskipun sudah mencoba menyusul dan mencari Kate, Dr. Pym tidak berhasil menemukan Kate. Dengan berat hati, dan dengan sedikit harapan bahwa mereka akan bertemu lagi dengan Kate di masa depan, Michael dan Emma ikut dengan Dr. Pym melanjutkan perjalanan. Mereka menyusuri jejak-jejak yang ditinggalkan oleh orangtua mereka yang hilang, ditawan oleh sang Magnus Mengerikan.

Tapi musuh benar-benar lihai dan berhasil menemukan mereka lagi. Kali ini Michael dan Emma terpisah lagi dengan Dr. Pym yang berusaha memberikan mereka waktu untuk melarikan diri. Tapi sekarang Michael sudah tahu kemana harus pergi mencari buku yang kedua. Dengan bantuan Gabriel, mereka pergi ke ujung dunia yang tertutup salju. Menerobos badai salju, menuju sebuah gua tersembunyi yang menyimpan sebuah gunung api yang menjaga Buku Permulaan yang kedua, Kitab Kehidupan.

Tapi perjalanan untuk meraih kitab itu tidaklah mudah. Ada nyanyian peri yang membuai, ada Pelindung buku yang setengah sinting dan kejam, dan ada Naga yang menjaga buku dari para penyusup yang ingin mengambilnya. Michael harus menemukan cara bagaimana agar dia bisa mendapatkan buku itu.

Di waktu lain, Kate ternyata tersasar di masa lalu. Atlas menghilang, sehingga Kate tidak bisa kembali ke masa depan untuk bergabung dengan Michael dan Emma. Di masa ini dia bertemu dengan Rafe, pemuda penuh teka-teki yang tampak mengenal Kate. Tapi bagaimana bisa? Siapakah Rafe sebenarnya? Dan apakah peranan Kate dalam takdir Rafe? Takdir yang sepertinya sangat mengerikan hingga semua orang ingin melindungi Rafe dari takdirnya. Berharap agar dia mengambil pilihan lain. Meskipun pilihan lain itu punya harga yang sangat mahal. 

Michael juga harus membayar harga yang sangat mahal atas Kitab Kehidupan yang diperolehnya. Dia memang bisa menyelamatkan Emma yang terkena racun, mewaraskan sang Pelindung, juga menyembuhkan Naga yang sekarat. Tapi semuanya ada harganya. Jiwa-jiwa yang dia sembuhkan, kini manjadi jiwa Michael juga. Berbagai kenangan, kebahagiaan, kesedihan merasuk ke dalam dirinya dan mengancam akan mengubah jiwa Michael sendiri. Tapi masih ada satu ujian lagi untuk Michael, saat dia harus menyelamatkan Kate dari dunia kematian yang menawannya disana. Tapi untuk menyelamatkan Kate, berarti dia juga harus membangkitkan sang Magnus Mengerikan ke dunia. Apa yang harus Michael lakukan? Bisakah pada akhirnya dia menyelamatkan Kate dan berkumpul kembali dengan orangtua mereka?

Menurut kami The Fire Chronicle ini novel fantasi yang bagus banget, sangat seru dan mendebarkan. Aksi-aksi dan kejar-kejarannya menegangkan. Plot ceritanya juga sangat menarik dan menurut kami cukup berbeda dari plot kebanyakan. John Stephens tidak menutupi kalau misalnya tokoh protagonisnya punya kelemahan. Tokoh antagonisnya pun sebetulnya punya akar yang tidak antagonis, hanya takdir yang menyedihkan, dan mungkin akan punya masa depan yang tragis. Inilah yang membuat kami sangat tertarik sama novel ini. Ceritanya beda aja dan dibawakan dengan apik dengan aksi-aksi seru yang mendebarkan. Semoga sih kami bisa segera membaca novel pertama dan ketiganya dalam waktu dekat.

Saat ini novel ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-books-of-beginning-2-the-fire-chronicle-by-john-stephens


Quote

".....Seseorang tidak boleh menghakimi penampilan luar. Karena penampilan luar"--dia menjentikkan jemari lagi--"bisa berubah dengan cepat."

~ The Books of Beginning 2 - The Fire Chronicle by John Stephens


Pujian kau dapatkan saat kau layak mendapatkannya, anakku.

The Books of Beginning 2 - The Fire Chronicle by John Stephens


"Tentu saja. Setiap pengalaman mengubah diri kita. Dan ketika kau menggunakan Kitab, kau mengalami kehidupan orang lain, merasakan harapan dan ketakutan mereka, cinta dan kebencian mereka; akan sangat mudah tersesat di antara itu semua. Kau harus selalu ingat siapa dirimu."

The Books of Beginning 2 - The Fire Chronicle by John Stephens


"Kau sanggup memberikan lebih banyak daripada yang kaubayangkan."

The Books of Beginning 2 - The Fire Chronicle by John Stephens


Tapi inti kehidupan bukanlah untuk menghindari rasa sakit. Inti kehidupan adalah untuk hidup! Untuk merasakan berbagai hal. Baik atau buruk. Akan ada rasa sakit. Tapi juga bahagia, dan persahabatan, serta cinta! Dan semua itu sangat layak, percayalah padaku.

The Books of Beginning 2 - The Fire Chronicle by John Stephens

Rabu, 30 September 2020

Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib by Enid Blyton - Liburan Musim Dingin dengan Petualangan Mendebarkan

Membaca kisah-kisah Lima Sekawan sebagai orang dewasa ternyata sangatlah berbeda dibandingkan jika kita membacanya ketika masih anak-anak atau remaja. Menurut kami, ini menurut kami yah, untuk nilai-nilai modern di jaman sekarang, buku ini perlu pengawasan orangtua ketika dibaca oleh anak-anak atau remaja. Mungkin sedikit membahas nilai-nilai yang ada di kisah-kisahnya misalnya.

Okeh, sebelum ke review lebih lanjut, ini dia buku-buku lima sekawan yang sudah kami review sebelumnya:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
  4. Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit
Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib ini punya judul asli Five Get into a Fix. Ini adalah petualangan ke-17 dari Lima Sekawan. Sekali ini liburan mereka adalah liburan natal yang dingin bersalju. Terlepas dari keheranan kami kenapa anak yang habis sakit dan masih batuk-batuk malah disuruh liburan dan main ski di pegunungan, petualangan yang hadir di buku ini cukup seru.

Anak-anak pergi ke sebuah pertanian di atas perbukitan bersalju. Nama pertanian itu Magga Glen. Sayangnya, sebelum sampai di tujuan, mereka sempat tersesat ke sebuah menara tua yang aneh. Yang dengan bodohnya ingin diterobos Julian dengan memanjat pagar. Entahlah ya apa yang ada di pikirannya. Sudah jelas-jelas ada tulisan dilarang masuk, digembok pula, masih juga mau masuk kan ya, heran. Julian tidak jadi menjalankan niatnya karena ternyata ada anjing galak yang hampir menyerang mereka.

Tapi akhirnya mereka tiba juga di Magga Glen. Rumah pertanian yang ditempati oleh Bu Jones dan anaknya Morgan yang punya suara sangat lantang. Tapi di pertanian itu juga ada 7 anjing besar yang juga agak galak. Karena kelalaian George yang melepaskan Timmy terlalu cepat, Timmy sempat diserang dan digigit oleh salah satu anjing di pertanian. George yang sangat overprotektif terhadap Timmy tentu saja ngambek doong. Sifat Morgan yang acuh tak acuh menambah parah ngambeknya George. Meskipun luka Timmy ternyata hanya luka lecet, George ngambek parah dan ingin pulang ke rumah. Untungnya, dalam acara jalan-jalan setelah George ngambek, Julian dan Dick menemukan bahwa mereka berlima bisa tinggal di pondok musim panas Magga Glen yang terletak di atas bukit. Jauh dari pertanian dan anjing-anjing Morgan. Jadi, meskipun Bu Jones agak tidak setuju karena khawatir anak-anak tidak punya makanan hangat, mereka pun besoknya pindah ke pondok di atas bukit.

Tapi banyak peristiwa aneh di pondok. Suara-suara menggeram, bumi bergetar, dan asap misterius yang datang dari arah menara tua yang tidak bisa mereka masuki dulu. Banyak gosip-gosip dan kejadian aneh tentang menara tua itu. Anak-anak Lima Sekawan juga punya tiga tamu kecil yang kadang-kadang datang. Aily, anak gembala yang suka berkeliaran bersama dengan seekor anak biri-biri dan seekor anjing kecil. Ternyata Aily tahu banyak hal tentang rumah di menara tua itu. Aily bilang menara tua itu jahat, dan wanita tua di menara itu memberi Aily secarik kertas permintaan tolong. Julian dan Dick memberitahu Morgan soal keadaan gawat di menara tua. Tapi sikap Morgan yang ketus dan menyuruh mereka melupakan masalah itu membuat mereka tidak puas. Mereka malah mencurigai Morgan sebagai salah satu kaki tangan orang-orang jahat di menara tua.

Anak-anak Lima Sekawan bertekad untuk menyelamatkan sang wanita tua dari cengkraman para penjahat di menara tua. Apakah mereka berhasil? Ataukah mereka justru membuat kesalahan karena tidak menuruti kata-kata Morgan?

Kisah Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib ini terbit di tahun 1958. Kisah Lima Sekawan lain juga terbit di tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya. Akan sudah banyak nilai-nilai kehidupan yang bergeser jauh dari masanya. Apa yang mungkin di masa lalu, saat buku ini ditulis, umum terjadi, sekarang menjadi hal yang sudah tidak relevan lagi. Jadi, kami mencoba objektif dengan memandang buku ini sebagai karya di tahun 1950an, dengan nilai-nilai yang berlaku di tahun 1950an. Kenapa kami merasa perlu menekankan hal ini? Karena di buku ini dan beberapa buku seri Lima Sekawan yang sudah kami review, kami menemukan hal-hal yang tidak terlalu menyenangkan. Stereotyping, hal-hal sexist, prasangka buruk, itu ada semua di dalam cerita-ceritanya, dan kami tidak merasa itu contoh yang baik untuk anak-anak atau remaja. Ya memang sih anak-anak lima sekawan pada akhirnya selalu meminta maaf ketika salah. Tapi, dari kisah ke kisah selalu terjadi lagi, seolah-olah tidak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Akan menarik banget kalau nanti kami melakukan pembahasan mendalam soal tokoh-tokoh Lima Sekawan ini. Tapi kami akan menunggu sampai kami sudah membaca dan mereview semua serinya dulu.

Buku ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.96/5.00 ★. Penilaian pribadi kami 3.50/5.00 ★ saja. Sebenarnya petualangannya seru dan cukup menegangkan. Tapi memang ada beberapa aspek yang kami tidak suka. Endingnya juga menurut kami terlalu terburu-buru. Entah logam ajaib apa yang diburu para penjahat di bawah menara tua. Akan menarik untuk mendengar pendapat teman-teman yang sudah membaca buku ini juga.

Rabu, 23 September 2020

The Pocket Scavenger by Keri Smith - Memulung yang Melatih Kreatifitas

Buku ini bukan novel atau buku cerita gitu sih. The Pocket Scavanger ini semacam jurnal kreatif gitu. Kita akan didorong untuk mengumpulkan (memulung) barang-barang tertentu sesuai dengan daftar yang ada di buku ini. Membuat kisah tentang barang itu, kemudian nanti kita bisa memilih instruksi acak tentang bagaimana cara mengubah barang yang kita temukan tadi.

Buku ini bagus banget buat melatih kreatifitas sama petualangan kecil-kecilan. Ketemu daun di jalan, bikin cerita yang menarik tentang si daun, lalu nanti di bikin jadi sesuatu, terus ditempel deh di bukunya. Di bawah ini ada video youtubenya tentang bagaimana memanfaatkan buku ini.



Tapi hati-hati ya dalam mengumpulkan barang-barangnya, apalagi di tengah-tengah masa pandemi seperti sekarang. Kalau kami sih menyarankan cari barang yang ada di lingkungan rumah saja. Kalau sekiranya berbahaya atau meragukan difoto aja, ga usah diambil. Selamat memulung dan melatih kreatifitas yaah. 

Berikut ini kami kasih contoh halaman dalam dari buku ini, tempat kita bisa menaruh barang temuan kita dan membuat jurnalnya.


Saat ini, buku The Pocket Scavenger ini masih tersedia di Tokopedia kami yah kak. Masih kosong, belum ada isinya, siap untuk digunakan. Kami hanya buka segel saja. Yang berminat silahkan ke link di bawah ini yah:


Selasa, 22 September 2020

Jack Howard #2 - Crusader Gold by David Gibbins - Pencarian Menorah yang Hilang, Viking, Hingga ke Suku Maya

Novel yang satu ini gaya ceritanya mengingatkan kami akan novel Sukuh karangan Rizki Ridyasmara. Waktu kami baca lagi reviewnya...yes, banyak kemiripan dari segi gaya ceritanya. Novel ini adalah novel petualangan arkeologi yang bagus banget buat teman-teman yang senang dengan cerita petualangan mencari harta bersejarah yang hilang atau menyukai novel-novel tentang sejarah di masa lampau. Banyak detail-detail sejarah atau teknologi modern yang diceritakan secara detail. Bagian yang ini selera sih ya, kami merasa terlalu detail pengetahuan, kalau gaya ceritanya kurang menarik akan jadi agak membosankan dan monoton. Tapi kalau buat teman-teman yang suka pembahasan detail seperti ini, mungkin akan menganggap hal ini seru dan menarik.

Kami kali ini tidak akan meringkas plot novel ini, karena bisa panjang banget nanti. Lokasinya berubah-rubah banyak. Mulai dari pencarian harta  bersejarah di Istambul, penemuan petunjuk tentang Menorah di sebuah peta kuno yang terkurung ratusan tahun di balik dinding sebuah Katedral, penemuan kapal Viking di dalam gunung es, hingga pencarian ke pedalaman hutan rimba di Meksiko, tempat di mana Suku Maya pernah bermukim. Oh ya, buat yang suka penyelaman, di novel ini juga ada cerita penyelaman yang cukup menegangkan. Pertama, ketika penyelaman ke gunung es yang sangat dingin dan berbahaya, dan kedua, penyelaman di dalam gua-gua persembahan Suku Maya yang punya arus deras.

Tentu saja, sebuah novel tidaklah lengkap kalau tidak ada tokoh antagonisnya. Di novel ini ada suatu organisasi kriminal yang sangat berbahaya yang mengakar pada organisasi Nazi. Organisasi yang meniru organisasi bersejarah dari kaum Viking tapi dengan nilai-nilai yang sudah tercemar. Penjahatnya cukup kejam dan sadis walaupun baru hadir secara signifikan di akhir novel. Jadi novel ini agak-agak ada adegan sadisnya sedikit yah.

Rating Goodreads buku ini lumayan bagus kok, 3.75/5.00 ★. Kalau buat kami, heheh...3.50/5.00 ★ ajah. It's an ok book. Ceritanya sebetulnya menarik, tapi terlalu banyak detail yang buat kami agak membosankan. Aksi-aksinya menegangkan tapi entah kenapa kayak kurang greget, mungkin karena udah capek sama detail sejarah? Atau mungkin kurang asik aja gaya ceritanya? Ya mungkin salah satunya sih kenapa kami menganggap B ajah. Tapi buat yang suka cerita-cerita tentang Viking, Harald Hardrada, atau tentang Suku Maya, dan tentang Menorah itu sendiri, buku ini lumayan menarik kok buat dibaca.


Quote

"Ilmu pengetahuan adalah tentang keberlangsungan," ucap Jack lembut, menaruh tangannya di bahu Maria. "Tentang mewariskan kearifan pada generasi penerus, tahu bahwa pengetahuan itu bisa menyiapkan landasan bagi penemuan-penemuan baru, pengungkapan yang sama sekali tidak bisa kau duga."

~Jack Howard #2 - Crusader Gold by David Gibbins

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.