Cari Review Buku

Selasa, 25 Agustus 2020

Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty - Kehidupan, Intrik, Gosip dan Misteri Para Ibu-Ibu TK

Kami menemukan satu lagi buku drama yang luar biasa. Luar biasa bagus, menarik, penuh intrik, gosip dan humor ala ibu-ibu TK yang rempong. Buku yang ringan tapi sekaligus penuh dengan pelajaran yang bisa diambil. Buku ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.27/5.00 ★. Novel ini juga sudah diadaptasi menjadi sebuah drama serial dan mendapatkan rating IMDB yang luar biasa, 8.5/10. 

Oh iya, review kali ini mungkin akan banyak spoilernyanya yah, bukan plotnya sih, tapi kami akan banyak membahas para tokoh-tokohnya. Mereka ini asyik banget buat digosipin...eh...dibahas lebih dalam. Banyak banget hikmah yang bisa dipetik dan pelajaran yang bisa diambil dari sebuah buku yang menceritakan kehidupan ibu-ibu TK. Mungkin, akan ada beberapa ibu-ibu muda di sini yang bisa relate sama cerita di buku ini.

Oke, sebelum kita membahas para ibu-ibu...eh...para tokoh. Mari kita melihat dulu plot di buku ini.

Semua berawal dari hari orientasi anak-anak TK di Pirriwee Public School, dan mungkin serangkaian takdir yang sedang menjalankan tugasnya. Madeline, seorang ibu yang punya semangat ikut campur tinggi terkilir di lampu merah setelah memperingatkan seorang remaja yang menyetir sambil bermain handphone. Jane yang berhenti tepat di belakang mobil Madeline pun mau tak mau membantu Madeline. Tapi ternyata mereka sebetulnya sama-sama mau pergi ke hari orientasi anak TK di Pirriwee Public School. 

Kepribadian Madeline yang sangat ceriwis membuat ia dan Jane menjadi cepat akrab. Ketika Jane sedang membantu Madeline mengompres kakinya yang terkilir di cafe Blue Blues, Celeste yang cantik, si ibu dari anak kembar ikut bergabung dengan mereka.

Hari orientasi sayangnya berakhir dengan tidak enak. Ziggy dituduh melakukan perisakan (bullying) kepada Amabella. Amabella menuduh Ziggy mencekiknya hingga meninggalkan bekas. Hal ini membuat ibu Amabella, Renata, menjadi berang dan menuntut Ziggy untuk meminta maaf. Tapi Ziggy dengan kukuh mengatakan bahwa dia tidak melakukan itu, dan Jane tentu saja lebih percaya kepada anaknya. Hal ini menjadi ketegangan awal di antara para ibu TK di Pirriwee Public. Madeline tentu saja tidak percaya kalau Ziggy melakukan perisakan, karena dia melihat Ziggy adalah anak yang manis. Jadi terbagi dua lah kubu di sekolah itu, kubu yang mendukung Madeline, dan kubu yang mendukung Renata.

Tapi, banyak cerita kehidupan di luar TK Pirriwee Public. Kehidupan rumah tangga Madeline yang sedang sibuk dengan anak remaja yang sedang memberontak-memberontaknya. Ditambah lagi sang mantan suami yang membawa keluarga barunya ke Pirriwee Peninsula. Praktis menjadikan anak mereka sama-sama satu sekolah di TK Pirriwee Public. Mantan suami dan istrinya sama-sama orangtua murid di sekolah yang sama? Bagai luka koreng gatal yang akan terus berdarah kalau digaruk. Jane punya masalahnya sendiri sebagai ibu tunggal. Selain tuduhan kepada Ziggy yang membuatnya cemas, Jane harus menghadapi masa lalu yang masih menggerogoti dirinya. Rahasia kelahiran dan siapa ayah Ziggy menggerogoti jiwanya dari dalam. Celeste? Kehidupannya dari luar, yang dilihat orang-orang merupakan kehidupan yang luar biasa. Cantik, kaya raya, punya suami yang sukses dan tampan, serta anak lelaki kembar yang menceriakan hari-harinya. Tapi, dibalik kulit yang gemerlap, tidak ada yang tahu kalau dalamnya sungguh rusak. Celeste mengalami KDRT di hari-hari ketika suaminya ada di rumah. Satu saja kata yang salah, satu saja respons yang salah, maka habislah dia.

Ketika Ziggy dituduh untuk kedua kalinya karena merisak Amabella, keadaan di TK Pirriwee semakin kacau. Harper ikut campur secara kelewatan dengan membuat petisi untuk mengeluarkan Ziggy, ia ingin menunjukkan solidaritasnya kepada Renata. Padahal kali ini Amabella tidak menuduh Ziggy, Ziggy juga mengatakan bukan dia yang melakukannya. Tapi Ziggy punya rahasia, dan para orang dewasa hanya menanyakan pertanyaan yang tidak tepat, dengan cara yang juga tidak tepat. Ketika semuanya terungkap, kehebohan-kehebohan lain juga mulai terjadi. Puncaknya terjadi di malam kuis Pirriwee Public, yang bertema Elvis dan Audrey Hepburn. Para orangtua mabuk karena cocktail yang terlalu enak dan terlalu keras, ada yang adu jotos karena sama-sama selingkuh dengan pengasuh anak cantik dari Perancis, dan ada kebenaran-kebenaran yang terungkap. Tapi sayangnya, ada juga kekerasan yang terjadi, kekerasan yang lepas kendali di depan umum yang akhirnya berujung kepada kematian seseorang.

Wow...buku ini luar biasa...

Sebenarnya yah, mungkin akan ada yang merasa kalau ceritanya biasa saja. Menurut kami bukan biasa aja, tapi sangat dekat dengan keseharian. Hal-hal yang bisa saja terjadi sama kita atau di dekat kita. Ada Madeline yang berurusan dengan keluarganya dan keluarga mantan suaminya, ada Jane yang single mother, ada Celeste yang terlihat sempurna tapi sangat tidak sempurna. Semua ibu-ibu yang heboh kalau berkumpul tapi punya masalah keluarganya sendiri-sendiri. 

Buku ini ditulis dengan apik banget. Gaya bahasanya modern, lucu dan sangat asyik buat dibaca. Bikin kita ngga bosen buat baca buku ini sampai akhir. Padahal buku ini lumayan tebal lho. Recommended banget deh bukunya.

Sekarang kami mau ngebahas beberapa tokoh di buku ini. Mereka enak sih buat digosipin...eh...dibahas...

Madeline 

Madeline ini tipe ibu-ibu rempong yang heboh tapi asyik buat dijadikan teman. Sebenarnya di antara Madeline, Jane, dan Celeste, Madeline adalah tipikal ibu-ibu TK pada umumnya. Tapi yang membuat Madeline berbeda adalah kehidupan rumah tangganya yang serumit benang kusut. Madeline punya suami, tapi dia juga punya mantan suami yang cukup rese karena pindah kembali ke Pirriwee Peninsula sambil membawa keluarga barunya bersama. Belum lagi anak Madeline dan mantan suaminya yang sudah remaja sekarang sedang heboh-hebohnya memberontak dari Madeline dan lebih memilih keluarga ayahnya. Menyebabkan Madeline sakit hati berat. Anak yang ia besarkan sendirian, dengan perjuangan mati-matian, sekarang menentangnya dan malah lebih memilih ayah yang meninggalkan mereka ketika ia masih kecil. Madeline memang sekarang sudah punya keluarga kecilnya sendiri, tapi kenangan pahit dan perjuangan membesarkan Abigail tetaplah menjadi bagian dari dirinya yang sangat melekat.

Meskipun kelihatannya heboh dan rempong banget, Madeline ini merupakan teman yang setia banget. Madeline bisa dibilang sangat membela dan melindungi Jane dan Ziggy. Madeline juga sedih dan sempat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak tahu kalau Celeste mengalami KDRT sehingga tidak bisa menolongnya. Tapi Celeste menenangkannya karena bagaimana Madeline bisa tahu kalau Celeste tidak memberitahunya. Celeste memang menyembunyikannya rapat-rapat.

Tapi kita ngga akan mau cari ribut sama Madeline, repot. Wakakak. Kami suka sama karakter Madeline ini, heboh dan asyik, hari-hari bersama Madeline tidak akan terasa membosankan. Pasti ada aja kejadiannya


Jane

Jane adalah ibu tunggal dengan masa lalu yang tidak menyenangkan. Bagaimana dia bisa melahirkan Ziggy adalah sebuah kenangan yang sama sekali tidak akan diinginkan oleh wanita mana pun. Jane punya traumanya sendiri, dan bisa berteman dengan Madeline dan Celeste adalah hal terbaik yang terjadi pada Jane di Pirriwee Peninsula. Hal terbaik lainnya, bertemu Tom sang barista Blue Blues yang dia sangka gay.

Karakter Jane ini cukup mengejutkan sebetulnya. Dia terluka, tapi terluka yang tetap tenang. Langkahnya untuk pindah ke Pirriwee Peninsula mungkin ceroboh. Entah dorongan hati murni, atau keinginan balas dendam. Saat dia tahu siapa perisak yang sebenarnya, dia tetap tenang dan memikirkan masak-masak langkah yang harus diambilnya. Jane tidak seperti Renata yang heboh marah-marah kayak angin topan. Padahal anak Jane sendiri, Ziggy sampai dibuatkan petisi untuk mengeluarkannya dari sekolah. Waktu Jane akhirnya bertemu dengan pria yang sudah merusak dirinya, kami pikir bakal heboh, penuh dengan teriakan dan tangisan, tapi ternyata tidak tuh. Jane mengungkapkan semuanya dengan ketenangan yang luar biasa, hampir terasa masa bodoh. Tapi efek pengungkapan di depan umum ini, di tengah-tengah orang yang tau kisah Jane justru jadi terasa lebih luar biasa. Yang tentunya berakhir dengan kehebohan yang luar biasa juga.


Celeste

Hmm...Celeste dan seluruh kehidupan rumah tangganya adalah gambaran dari pepatah jangan melihat buku dari sampulnya. Celeste dan kehidupannya mengingatkan kami akan alpukat busuk. Luarnya mulus dan terlihat menggiurkan, tapi ternyata dalamnya penuh dengan urat-urat rumit kebusukan. Dari luar, Celeste terlihat sempurna dan punya kehidupan sempurna. Cantik, kaya raya, punya suami yang tampan dan sukses, punya anak laki-laki yang kembar pula. Tapi ternyata, Celeste adalah korban KDRT suaminya, Perry.

Kisah Celeste mungkin bisa menjadi gambaran kecil tentang betapa rumitnya jaring-jaring sebuah kekerasan dalam rumah tangga. Celeste ingin keluar, tapi ada anak-anak, dia pun ingin menahan dirinya dari meninggalkan Perry paling tidak ketika anak-anaknya sudah SMA. Celeste ingin keluar, tapi Perry adalah ayah yang baik, laki-laki yang sopan dan manis kepada orang lain. Celeste ingin keluar, tapi Ia masih sangat mencintai Perry. Jaring-jaring rumit inilah yang mungkin menjadi sebagian kecil alasan kenapa banyak korban KDRT yang sulit keluar dari kehidupan hubungannya yang beracun. Kita mungkin saja diam-diam punya teman yang mengalami KDRT di rumahnya. Tidak akan ada yang pernah tahu apa yang tersembunyi di balik pintu-pintu tertutup sebuah rumah tangga. Mungkin suatu saat akan terungkap, tapi mungkin juga tidak.

Celeste bukan korban yang pasrah banget juga. Dia bisa juga melawan, walaupun pada akhirnya kalah. Langkah-langkahnya mungkin bisa menjadi contoh. Meskipun enggan, Celeste pada akhirnya mencari bantuan profesional untuk membantunya, membuat langkah-langkah pelarian, kalau-kalau segalanya menjadi lebih buruk. Celeste juga punya sifat yang tenang, mungkin bisa dibilang pasrah. Saat tahu apa yang telah Perry lakukan kepada Jane, dan bagaimana Perry meremehkannya, paling tidak marahnya Celeste cukup terkontrol. Tapi tentu saja lain halnya dengan Perry yang akhirnya melepaskan topeng pria manisnya. 

Setidaknya kami bisa senang lah karena pada akhirnya Celeste bisa melepaskan diri dari mimpi buruknya. Yah, meskipun caranya agak menghebohkan.


Renata

Renata ini tipe ibu-ibu yang lebih cepat bertindak daripada berpikir. Kalau waktu tuduhan pertama, okelah karena Amabella menuduh Ziggy langsung. Tapi pada saat perisakan kedua, Amabella tidak menuduh siapa-siapa. Amabella tidak menuduh Ziggy, tapi Renata langsung menyimpulkan bahwa Ziggy lah pelakunya, padahal tidak ada bukti apa-apa bahwa Ziggy pelakunya. Tapi yah, pada akhirnya dia kena kesialannya sendiri. Dan ketika semuanya terungkap, kami cukup salut karena dia berani meminta maaf dengan tulus.


Harper

Harper ini tipe ibu-ibu yang paling rese. Sahabat Renata, tapi kalau menurut kami sih, sebetulnya Harper ini cuman sekedar ngintilin Renata saja. Tipe ibu-ibu ikut campur, dan nyinyir yang paling buruk. Ya bayangin aja ya, yang punya masalah anaknya di bully itu Renata, tapi Harper dengan sok setia kawannya malah bikin petisi untuk mengeluarkan Ziggy dari sekolah. Kan berlebihan, kalau bukan kurang ajar sih ya menurut kami. Ikut campur ke dalam urusan orang lain. Suaminya Harper, Graeme, sama saja. Sok kuasa dengan mengancam orang lain. Yah ini adalah tipe orang yang paling pengen kita hindari lah ya dalam kehidupan nyata.


Ed

Ed adalah suami Madeline. Kami suka sama tokoh Ed ini, walaupun agak kasihan juga sih. Ed ini tipe suami yang penyayang, bertanggung jawab, cukup perhatian terhadap lingkungan sekitar dan ehm...kadang terlalu lurus. Kami cukup salut karena Ed bisa merasakan kalau Celeste dan Jane bukan sekedar patah hati, tapi juga hancur secara mental. Tidak banyak orang yang bisa sensitif seperti ini dalam menilai seseorang. Bahkan Madeline pun tidak bisa merasakannya. Yang kami kasihan dari Ed adalah, dia sangat mencintai Madeline, tapi dia juga hidup dalam bayang-bayang mantan suami Madeline. Untung semuanya berakhir dengan baik.


Nathan

Mantan suami Madeline. Yeah...di buku ini dia berengsek sekali, dari kacamata Madeline. Tapi yah, mungkin Nathan sebenarnya sudah berubah ke arah yang lebih baik. Madeline hanya tidak mau mengakuinya atau menerimanya. Apalagi kami rasa Madeline masih sakit hati karena dia membesarkan Abigail sendirian. Kami rasa, mantan suami dan mantan istri yang salah satunya masih dendam sebaiknya jangan tinggal dekat-dekat. Wakakakak. 


Bonnie

Bonnie ini adalah apa yang kami sebut sebagai dangerously innocent. Orang yang terlihat sangat polos, sangat baik, sangat lurus, tapi sebetulnya sedang atau bisa sangat menyakiti orang lain dengan kepolosannya. Sebagian orang mungkin akan menyebutnya sebagai sok suci. Apa yang ada di otak Bonnie waktu dia dan Nathan memutuskan pindah ke dekat Madeline? Wanita normal kemungkinan besar akan memilih untuk jauh-jauh dari mantan istri sang suami. Tapi ini malah mendekati dan Bonnie berusaha banget untuk berteman dengan Madeline. Padahal Madeline tidak pernah menutup-nutupi kalau dia tidak suka dengan Bonnie. Tapi diluar tindakannya yang aneh, Bonnie sebetulnya punya trauma tersendiri, yang bisa kita ambil juga pelajarannya.


Perry

Ada satu kalimat yang bisa menggambarkan Perry dengan tepat. Serigala berbulu domba. Yup, itulah Perry. Suami Celeste ini adalah tipe-tipe serigala berbulu domba yang akan sangat sulit diidentifikasi. Di luar, apa yang Perry tunjukkan kepada dunia adalah semua yang manis, sopan, berkharisma, kebaikan, sopan, kesuksesan, dan segala hal mengagumkan lainnya. Tapi, di balik pintu-pintu tertutup rumah tangganya, Perry adalah seorang penyiksa. Sebuah siklus berulang lukai, minta maaf, menyesal, tapi nanti akan diulangi lagi dan semakin parah. Perry bukan hanya menyiksa, tapi juga memanipulasi Celeste dengan permintaan maafnya dan sikap manisnya. Celeste akan sangat sulit meninggalkan Perry, bukan hanya karena dia mencintai Perry, tapi juga karena kalau dia sampai meninggalkan Perry, maka Celeste lah yang akan dianggap bersalah. Mereka tidak akan percaya Perry yang terlihat manis, baik, ramah, dan sopan ternyata adalah seorang pelaku KDRT. Pelajaran buat semua orang bahwa, kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga orang lain.


Banyak tokoh-tokoh menarik dengan karakter yang menarik juga di buku ini. Yang lucunya, semua karakter ini terasa dekat dengan keseharian. Kita pasti pernah ketemu orang seperti Madeline, pasti punya teman yang diam-diam punya masalah tapi kita ngga tahu, atau pernah lihat juga orang yang seperti Renata atau Harper. Buku ini sangat menarik dan menghibur banget. Buat yang suka cerita-cerita drama kehidupan dan pengen baca yang lucu-lucu, buku ini bagus banget. 


Quote

Tapi semua anak yang sedang tidur memang manis. Bahkan anak-anak yang benar-benar nakal pun barangkali terlihat manis waktu terlelap. Bagaimana Jane tahu pasti Ziggy tidak melakukannya? Apakah semua orangtua benar-benar mengenal anak-anak mereka? Seorang anak bagaikan orang asing kecil, yang terus berubah, menghilang dan memperkenalkan diri kembali kepada kita. Kepribadian baru bisa muncul dalam semalam.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


"Ada perbedaan antara patah hati dan rusak," kata Ed. "Kau sedih dan terluka. Mungkin hatimu hancur, tapi kau tidak hancur. Sekarang diamlah karena kurasa aku terkecoh, dan aku tidak mau terkecoh, Ms Cornwell, tidak akan."

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Jane selama ini tahu reaksinya malam itu terlalu besar, atau barangkali terlalu remeh. Ia bahkan tidak menangis. Ia tidak memberi tahu siapa-siapa. Ia menelan bulat-bulat dan berpura-pura tidak ada artinya, dan karenanya malah justru semakin berarti.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Hubungan yang penuh kekerasan cenderung semakin parah seiring berjalannya waktu.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Anak-anak selalu menjadi alasan baginya untuk tetap tinggal, tapi sekarang untuk pertama kalinya mereka menjadi alasan baginya untuk pergi. Ia telah membiarkan kekerasan menjadi bagian normal dalam hidup mereka. Selama lima tahun terakhir Celeste telah mengembangkan semacam kekebalan dan menerima kekerasan yang membuatnya balas memukul dan kadang-kadang bahkan memukul lebih dulu. Ia mencakar, menendang, menampar. Seakan itu normal. Ia benci itu tetapi ia melakukannya. Jika ia tetap tinggal, itu adalah warisan yang ia berikan kepada anak-anaknya.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Ia pikir Perry orang baik. Ia pikir Perry orang baik dengan tabiat buruk. Ia pikir kekerasan Perry adalah hal pribadi dan terjadi di antara mereka berdua. Ia pikir Perry tidak mungkin melakukan kekejaman seksual. Perry selalu berbicara sopan kepada pelayan, bahkan kepada pelayan yang ceroboh. Celeste pikir ia mengenal Perry.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Celeste ingin memberi pria yang mengenakan jumper jelek dan cemas itu rasa percaya diri untuk berbagi tentang kenyataan buruk yang dialaminya. Ia ingin memberitahunya bahwa setidaknya satu orang di sini, pada hari ini, memahami semua kesalahan yang ia lakukan selama ini: ketika ia balas memukul, ketika ia tetap bertahan di saat seharusnya pergi, ketika ia memberi pasangannya kesempatan lagi, ketika ia sengaja menentangnya, ketika ia membiarkan anak-anak melihat hal yang seharusnya tidak mereka lihat. Celeste ingin mengatakan kepadanya bahwa ia tahu semua dusta kecil yang dikatakan pria itu kepada dirinya sendiri sepanjang waktu, sebab Celeste juga mengatakan dusta yang sama kepada diri sendiri. Ia ingin menggenggam tangan gemetar pria itu dan berkata, "Aku mengerti."

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty

Jumat, 21 Agustus 2020

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia

TimeRiders: City Of Shadows ini adalah buku ke-6 dari seri TimeRiders. Sampai saat ini, seri TimeRiders yang sudah kami review di blog ini ada 3 buku:

  1. TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
  2. TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
  3. TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula

Kali ini apa lagi yang harus dihadapi para Time Riders? Mari kita lihat dulu plotnya, dan ada spoilernya ya ini.

Setelah kejar-kejaran dengan para robot pembunuh. Maddy, Sal, dan Liam merasa bahwa kondisinya sudah tidak aman lagi. Apalagi masih ada dua robot pembunuh yang bertahan dan memburu mereka. Mereka harus meninggalkan gerbang lengkung dan mencari tempat yang aman. Maddy tidak mau pergi begitu saja meninggalkan Foster, maka dia pun meyakinkan Foster untuk ikut bersama mereka. Meskipun awalnya enggan dan merasa hidupnya sendiri sudah tak lama lagi, Foster akhirnya setuju untuk ikut melarikan diri bersama Maddy dan kawan-kawan.

Mereka tidak tahu akan pergi kemana. Tapi, kerinduan Maddy akan rumah dan mulai berkurangnya uang yang mereka miliki membawa mereka ke Boston. Maddy berharap bisa bertemu keluarganya, meskipun yang lain menentangnya karena tindakan itu terlalu beresiko. Tapi, aksi nekat Maddy pulang ke rumah justru mengungkapkan sebuah kebenaran pahit. Semua kenangannya akan rumah ternyata hanya sebuah kebohongan. Maddy, Liam, dan Sal tidak ada bedanya dengan Bob dan Becks. Mereka adalah unit pendukung. Robot berdaging yang sama dengan Bob dan Becks. Semua kenangan mereka adalah kenangan palsu yang sengaja ditanam oleh teknisi entah kapan dan dimana.

Krisis diri mereka hampir membuat mereka tercerai berai dan melepaskan peran mereka sebagai Time Riders. Belum lagi karena mereka kehilangan Foster pada baku tembak dengan para robot pemburu. Tapi, akhirnya Maddy membulatkan tekad untuk melanjutkan agensi. Tidak dengan tujuan yang diinginkan Waldstein seperti sebelumnya, karena tujuan yang sebelumnya hanya ingin menjaga agar sejarah tetap sama dan menuju kehancuran. Maddy bertekad, jika sejarah berubah menjadi lebih baik, maka ia akan membiarkannya. Jika menjadi lebih buruk, maka ia akan kembali meluruskannya. Tapi, untuk tujuan ini mereka butuh markas baru, yang aman dari para pemburu. Rashim, yang akhirnya menjadi satu-satunya manusia di sana, menyarankan mereka lari ke masa yang lebih lampau, ke tempat lain, yang sulit atau tidak akan dideteksi oleh para pemburu mereka. 

Sementara itu, aksi baku tembak antara para Time Riders dan para robot pemburu sebelumnya mengakibatkan banyak kerusakan. Foster tewas, tapi pemburu bernama Abel juga tumbang. Tinggal tersisa robot pemburu wanita, Faith, yang kini ditahan oleh FBI divisi rahasia yang khusus menangani hal-hal misteri seperti perjalanan waktu ini. FBI tidak berhasil mendapatkan informasi tentang Abel selain kenyataan bahwa Abel adalah sebuah robot organik. Chip informasi di otaknya terbakar habis oleh sistem pemusnahan diri dan menjadikannya chip yang tidak berguna. Faith pun membuat kesepakatan, dia ingin dibebaskan, mendapatkan informasi, dan menyelesaikan misinya. Sebagai gantinya Faith akan memberikan otak robotnya yang berharga kepada FBI.

Di tempat lain, rencana pindah-pindah mulai dilaksanakan. Akhirnya terpilihlah London di tahun 1888 sebagai tujuan kepindahan untuk markas mereka yang baru. Masa-masa dimana London sedang dihebohkan oleh pembunuh berantai yang diberi julukan Jack The Ripper. Tapi sebelum ke London, banyak persiapan yang harus mereka lakukan. Mereka pun memilih sebuah sekolah terbengkalai di sebuah kota yang hampir mati sebagai markas sementara. Sementara itu, tanpa sepengetahuan para Time Riders, Faith juga mulai mendapatkan petunjuk keberadaan mereka. 

Ketika hari perpindahan tiba, dan hanya tinggal Becks remaja dan komputer Bob yang tersisa untuk dipindahkan, terjadilah kekacauan. Markas sementara Time Riders diserbu pasukan SWAT. Perlawanan Becks memancing Faith untuk masuk dan bertarung. Kekuatan Becks remaja tentu saja kalah jauh dengan kekuatan Faith yang ditumbuhkan dengan optimal. Becks pun kalah dan akhirnya menghancurkan diri sendiri. Faith yang melihat situasi menyadari bahwa mereka sedang melakukan proses pemindahan, maka dia pun mengejar lewat portal yang tadinya disediakan untuk Becks.

Tapi dengan masuknya Faith di portal yang dibuat khusus untuk Becks yang masih remaja, menyebabkan terjadinya salah perhitungan pemindahan. Faith pun terdampar di London, 1 bulan lebih cepat dan lebih jauh dari titik perpindahan yang seharusnya. Faith pun diselamatkan oleh Mary Kelly, wanita yang nantinya akan menjadi korban terakhir dari Jack The Ripper.

Sementara itu, para Time Riders tidak menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Becks yang tidak datang seperti semestinya. Tanpa mereka sadari juga, sejarah ternyata sudah berubah. Peristiwa anarki terjadi dimana-mana. Maddy melihat kesempatan, inilah misi baru dari agensi mereka. Kalau masa depan akan lebih baik, maka ia akan membiarkannya. Tapi saat pemeriksaan ke masa depan, ternyata dunia tidak lebih baik. Di sejarah yang baru, Inggris di tahun 2001 menjadi negara sosialis dan berada di jurang perang nuklir. Sedangkan pemeriksaan lubang jarum ke masa depan yang lebih jauh menunjukkan dunia yang sudah hancur dan teradiasi akibat perang nuklir. Masa depan yang jauh lebih buruk dari masa depan yang seharusnya. Jadi, mereka harus membetulkan sejarah ini.

Ternyata semua perubahan ini terjadi karena terbunuh dan terungkapnya Jack The Ripper dan naiknya Mary Kelly sebagai pahlawan. Status Jack The Ripper yang ternyata seorang bangsawan memicu protes anarkis yang menyebar ke seluruh London. Dari cara Jack The Ripper terbunuh, para Time Riders mencurigai Becks lah yang melakukannya. Mereka mengira Becks sudah menjadi gila. Tapi, ketika Liam dan Bob melaksanakan tugas untuk membetulkan sejarah, betapa terkejutnya Liam ketika yang dia temui ternyata bukan Becks, melainkan Faith, robot pemburu yang selama ini mengincar mereka.

Oke, mari kita masuk ke reviewnya.

TimeRiders: City Of Shadows ini punya rating Goodreads yang sangat bagus. 4.20/5.00 ★. Kami sendiri memberikan buku ini rating 4.50/5.00 ★. Seperti biasa, seri TimeRiders ini keren, seru, menegangkan, ada ilmu-ilmu pengetahuan juga, dan bonusnya di buku ini, lebih emosional dari buku sebelumnya. Plot twist tentang Maddy, Liam, dan Sal juga mengejutkan dan emosional. Bagaimana rasanya kalau kita mengetahui bahwa kehidupan kita selama ini adalah kebohongan? Sebuah rekayasa semata dari seorang ilmuan. Digunakan semata untuk menjaga agar sebuah kehancuran tetap terjadi di masa depan. Oh iya, novel ini punya plot yang sangat dinamis maju mundurnya. Kalau tidak diperhatikan baik-baik kadang suka miss atau agak kebingungan sih. Jadi harus diperhatikan banget tanggal dan lokasi di setiap babnya

Buku ini menarik untuk dibahas sedikit. Seperti yang sudah kami duga dari buku-buku sebelumnya, waktu Becks, unit pendukung mereka masih hidup (sebelum Becks remaja yang di buku ini) mulai mengembangkan perasaan suka kepada Liam. Sebelum kematiannya, Becks berkembang menjadi lebih manusiawi. Maddy, Liam, dan Sal, yang ternyata adalah unit pendukung, juga menjadi contoh sempurna dari robot yang menjadi manusia. Cara pandang, cara berpikir, bersikap, cara mengambil keputusan, emosi, bahkan sikap egois yang dimiliki oleh mereka sudah sangat manusiawi sekali. Biar bagaimana pun juga, unit pendukung adalah robot organik yang bertumbuh dari janin hingga dewasa, hampir sama seperti manusia. Meskipun pertumbuhan mereka terjadi di dalam tabung-tabung lab. Mereka keluar sebagai kanvas kosong, seperti bayi, terlepas dari tingkat pertumbuhan fisiknya. Tapi, dengan memasukkan memori tertentu atau perintah tertentu maka akan menimbulkan sifat tertentu ke dalam benak mereka. Tambahkan dengan pengalaman, maka mereka akan menjadi lebih manusia setiap saatnya. Hampir sama kan dengan manusia yang terus belajar sepanjang masa hidupnya. Hanya saja proses belajar robot organik ini jauh lebih instan. Inilah yang terjadi juga pada Faith. Saat dia berteman dekat dan membangun hubungan dengan Mary Kelly, Faith mengalami konflik antara menyelesaikan misi membunuh Liam dan menyelamatkan temannya Mary, dan sesungguhnya, Faith justru memilih menyelamatkan Mary. Sebuah keputusan yang menjadikan Faith lebih manusiawi daripada sekedar robot organik dengan sebuah misi pemusnahan.

Di buku ini Maddy juga berkembang ke arah yang bisa dikatakan tidak terlalu menyenangkan. Maddy lebih emosional, lebih egois, dengan memilih Boston sebagai tempat pelarian mereka. Bukan hanya egois, tapi Maddy juga membahayakan seluruh tim dengan pergi ke tempat yang sangat mudah ditebak oleh para pemburu. Baru setelah semuanya terungkap mereka akhirnya pergi ke tempat yang lebih masuk akal. Sebagai pemimpin tim Maddy juga terkesan terlalu menyepelekan para pemburu. Sal sedikit banyak juga berubah menjadi orang yang lebih paranoid, pencemas, dan lebih skeptis. Tapi Liam masih seperti biasa dan menghadapi semuanya dengan lebih apa adanya.

Overall, buku ini bagus dan keren. Buat yang suka sama novel-novel fiksi ilmiah yang bertema time travel, buku ini bagus banget buat dikoleksi.


Quote

"Nah, itulah jawaban untuk Paradoks Fermi; sebagian besar--jika bukan semua--peradaban entah menghancurkan diri mereka sendiri atau mengeksploitasi diri mereka sendiri sebelum mereka menyebar ke planet lain untuk menggunakannya sebagai sumber daya. Begitu kau menghabiskan sumber daya planet asalmu...semua berakhir bagimu. Entah kau punah atau pada akhirnya kau sekali lagi menjadi manusia gua."

~ TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Dan mungkin setiap peradaban melakukan kesalahan yang sama. Menghabiskan apa yang dimilikinya, berpikir dia tidak akan pernah kehabisan. Lalu, tiba-tiba saja, sumber daya mereka habis."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


Mata Faith berkedip-kedip selama beberapa saat, mencerna catatan data pendek tentang bagaimana pikiran manusia mengisi dirinya dengan tugas-tugas repetitif yang tidak penting untuk memblok proses pemikiran yang menyakitkan. Penyangkalan.

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Pengalaman dan rekoleksi adalah data yang berguna. Menyangkalnya sangatlah tidak masuk akal."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Kau tidak pernah bisa mengetahui apa pun secara pasti, Sal. Pada akhirnya, semua itu adalah pertanyaan tentang apa yang kau pilih untuk kau percayai."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow

Senin, 17 Agustus 2020

Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan

Sebelum buku ini, kami sudah mereview dua buku di seri Lima Sekawan yang lain:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng ini punya judul asli Five Go Down To The Sea, terbit pertama kali di tahun 1953. Buku ini adalah kisah petualangan ke-12 dari anak-anak Lima Sekawan. Siapa lagi kalau bukan Julian, Dick, George, Anne, dan anjing setia mereka Timmy. Sebelum ke reviewnya, yang cukup menarik untuk dibahas, mari kita lihat dulu sinopsisnya.

Liburan kali ini Lima sekawan pergi ke tempat yang sepi dari keramaian, ke sebuah daerah pertanian di pesisir Cornwall. Mereka tidak mengharapkan ada petualangan, malah niatnya kalau sampai ada petualangan mereka mau memalingkan muka saja. Tapi kalau memang seperti itu ceritanya, pasti buku ini tidak bakalan terbit. Wakakakak.

Jadi, menginaplah mereka berlima di sebuah pertanian yang cukup besar milik pasangan Penruthlan. Bu Penruthlan adalah seorang wanita yang gemar sekali memasak dan menjamu tamu-tamunya. Tentu saja anak-anak Lima Sekawan sangat terjamin makannya. Pak Penruthlan, di sisi lain, merupakan seorang pria petani yang punya badan tinggi, kekar dan berbulu lebat. Kenapa juga berbulunya penting banget sih...tapi di bukunya emang ditulis begitu sih. Pak Penruthlan ini bicaranya suka terdengar tidak jelas, dan hanya Bu Penruthlan yang mengerti apa yang dia bicarakan.

Liburan anak-anak Lima Sekawan ini nyaris sempurna, kalau saja mereka tidak dibuntuti oleh anak setempat yang kumal bernama Yan. Yan membuntuti mereka hampir kemana pun mereka pergi. Meskipun sebagian besar dari mereka tidak menyukai Yan dan sering mengusirnya pergi, Timmy ternyata punya pendapat lain, dia menyukai Yan. 

Yan ternyata adalah cucu dari penggembala biri-biri setempat yang punya cerita menarik. Cerita tentang kawasan pesisir itu yang dulunya merupakan daerah para pencoleng. Zaman dahulu, pada malam berbadai, para pencoleng dengan sengaja akan menyalakan suar palsu agar kapal buruan mereka terpancing memasuki perairan dengan karang-karang yang berbahaya, memecah kapal mereka, lalu para pencoleng akan merampok muatan kapal yang ada. Kisah itu sudah sangat lama dan tua. Tetapi suar palsu itu ternyata masih menyala sampai saat ini, meskipun menaranya sudah hampir menjadi reruntuhan. Fakta ini tentu saja menggelitik jiwa petualang anak-anak Lima Sekawan. Julian dan Dick pun segera merancang untuk menyelidiki menara suar palsu itu pada suatu malam berbadai. Tapi mereka malah menemukan kejutan di tengah jalan. Pak Penruthlan ternyata juga keluar di tengah malam dan berbohong pada Bu Penruthlam mengenai alasannya keluar rumah!

Sementara itu, sekelompok artis keliling yang menamai diri mereka The Barneys juga mengunjungi pesisir Cornwall tersebut. Mereka akan mengadakan pertunjukan di salah satu lumbung besar yang ada di pertanian pasangan Penruthlan. Pemeran utama mereka adalah seekor kuda yang sangat lucu bernama Clopper yang diperankan oleh Sid dan Pak Binks. Julian dan Dick sangat tertarik dengan Clopper. Tapi kostum kepala Clopper dijaga ketat oleh Sid yang mengatakan bahwa Bos menyuruhnya untuk menjaga Clopper baik-baik dan tidak boleh lepas darinya. Pertunjukan The Barneys di lumbung Penruthlan sukses besar.

Sehari setelah pertunjukan, anak-anak berjalan-jalan untuk berpiknik. Mereka memutuskan untuk pergi menyelidiki menara tua tempat para pencoleng pernah menjadikannya sebagai suar palsu. Yan juga ingin ikut dengan mereka. Tapi para Lima Sekawan tak ingin mengajaknya, maka mereka mengusir Yan agar tidak mengikuti mereka. Menara tua itu ternyata menyimpan banyak rahasia. Memang ada orang yang pernah kesana baru-baru ini dan menyalakan suar di sana. Belum lagi ada jalan rahasia di balik perapian yang mengarah ke dalam gua-gua tebing. Tapi mereka terjebak! Seseorang dengan sengaja mengurung mereka karena mereka terlalu usil mencari-cari tahu. Mereka dikunci di sebuah ruang batu yang dulunya merupakan gudang para pencoleng. Bisakah mereka keluar dari situ? Siapa yang akhirnya menyelamatkan Lima Sekawan? Dan siapakah penjahatnya? Apakah Pak Penruthlan yang terlihat bengis? Ataukah justru ada tersangka lain yang tidak mereka duga-duga?

Oke mari kita masuk ke reviewnya. Petualangan anak-anak Lima Sekawan di buku ini seperti biasa, seru dan menegangkan, dan lumayan bikin lapar karena kayaknya masakannya Bu Penruthlan enak-enak dan banyak. Tapi sayangnya ada sisi kekurangannya juga. Yah, plus minus lah ya. 

Sekali ini kami kurang simpatik dengan bagaimana cara anak-anak Lima Sekawan memperlakukan Yan. Oke lah, Yan terlihat rese karena membuntuti mereka diam-diam dan terus menerus, mungkin juga karena dia kumal. Tapi ada saatnya mereka mengusir Yan seperti anak orang kaya sombong yang mengusir pengemis. Agak cringe ngga sih untuk membaca tingkah ini di buku anak-anak? Walaupun akhirnya mereka berteman sih. Julian dan Dick juga sekali ini sifat berprasangkanya sangat jelek. Apakah karena Pak Penruthlan punya badan yang tinggi berotot dan terlihat agak kasar berarti dia terlihat kriminal dan bisa dituduh sebagai kriminal? Meskipun situasinya tampak seolah-olah memberatkan dirinya? Sikap anak-anak Lima Sekawan kepada Yan dan Pak Penruthlan menurut kami agak kasar sih. Pertama karena pak Penruthlan itu biar bagaimana pun juga tuan rumah mereka, dan kedua, sekumal-kumalnya Yan, dia penduduk asli di pesisir Cornwall, sedangkan anak-anak Lima sekawan hanya sekedar tamu yang berkunjung untuk berlibur. Kayak kurang pantas aja gitu. Ending di buku ini juga tampak sedikit dipaksakan selesai sehingga meninggalkan beberapa pertanyaan. Siapa yang mengurung mereka di gudang tebing? Lalu, siapa dua orang penyelundup yang mereka lihat di pinggir karang? Terus masa iya barang bukti malah dijadikan hadiah ke Julian dan Dick? Ya tapi ngga tahu juga sih ya kalau kepolisian jaman dulu memang begitu.

Overall, kami suka sama kisah petualangannya, tapi banyak aspek yang kurang pas juga buat kami. Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.95/5.00 ★. Kalau buat kami sendiri, yah 3.50 ★ deh ya. 


Sabtu, 15 Agustus 2020

Sherlock Holmes Lembah Ketakutan (The Valley Of Fear) by Sir Arthur Conan Doyle - Kisah Latar Belakangnya Lebih Menegangkan dari Kisah Detektifnya

Kami sebetulnya kayaknya sih sudah membaca hampir semua kisah Sherlock Holmes. Tapi sayangnya waktu itu masih bentuk ebook berbahasa Inggris, dan sudah lama banget juga bacanya. Jadi lumayan juga pas dapet novel Sherlock Holmes yang bahasa Indonesia. Kali ini kami mau mereview kisah Sherlock Holmes ke-7: Lembah Ketakutan, judul aslinya: The Valley of Fear. Mari kita simak dulu sinopsisnya.

Suatu pagi Sherlock mendapatkan pesan berbentuk kode-kode dari seseorang yang menamai dirinya Porlock. Surat ini tidak bisa diuraikan tanpa kunci sandinya. Seharusnya ada satu surat lagi yang segera datang yang akan memuat kunci untuk memecahkan kata sandi di surat pertama. Tapi, yang datang malah surat agar Holmes melupakan surat pertama dan membakarnya. Porlock khawatir dirinya telah dicurigai membocorkan rahasia, jadi dia tidak jadi mengirimkan kunci sandinya kepada Holmes. Tapi bukan Sherlock Holmes namanya kalau dia tidak bisa memecahkan sandinya sendiri.

Surat bersandi itu ternyata mengungkapkan akan adanya ancaman pembunuhan terhadap seseorang yang bernama John Douglas, di Manor House di Sussex. Sayangnya, peringatan itu terlambat, John Douglas telah dibunuh di rumahnya secara brutal. Saat Sherlock dan Watson pergi ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan, ternyata ada rahasia mengejutkan di balik pembunuhan brutal tersebut. Semua berawal dari Amerika, tempat John Douglas tinggal lama dan melaksanakan tugas paling berbahaya dalam karir hidupnya. Musuh-musuh masa lalunya mengikutinya hingga ke London. Ketika kasus terungkap, Sherlock merasa bahwa masalah belumlah tuntas, dan kejahatan masih membayang dengan berat. Karena Sherlock mencurigai ada campur tangan Profesor Moriarty di sini. Dan Moriarty tidak pernah membiarkan buruannya lepas begitu saja.

Nah, sekarang kita mulai reviewnya...

Novel Sherlock Holmes Lembah Ketakutan (The Valley of Fear) ini punya rating Goodreads yang bagus 3.98/5.00 ★. Kalau menurut rating kami yah...hmmm...3.50/5.00 ★. It's ok. Novel ini ada dua bagian, bagian pertama adalah kisah Sherlock Holmes dan Watson dalam menyelesaikan kasus ini. Bagian keduanya adalah cerita masa lalu dari John Douglas. Nah, kenapa kami hanya kasih 3.50 ★? Karena menurut kami kisah Sherlock-nya entah kenapa B ajah, ngga terlalu wah gitu lho. Tapi, kisahnya John Douglas di Lembah Ketakutan justru menarik sekali dan lebih menegangkan. Kami juga lupa-lupa inget deh pernah baca yang versi Inggrisnya atau belum. Takutnya cuman lost in translation aja sama ceritanya. Karena ini kan termasuk novel klasik dari Inggris ya, biasanya bahasanya memang lebih susah dan lebih kaku dari bahasa Inggris Amerika atau bahasa Inggris modern sehari-hari. Semoga sih kapan-kapan ada kesempatan untuk mereview yang versi Inggrisnya juga.

Overall, novel Sherlock yang cukup bagus. Kami agak kurang puas sama kisah Sherlock-nya, tapi kisah latar belakangnya justru lebih bagus. Hmm...buku yang menarik.

Kamis, 13 Agustus 2020

The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey - Semua Tentang Bertahan Hidup

Akhirnya, sampailah kita di buku terakhir dari trilogi The 5th Wave. Buku tentang invasi alien ke bumi. Alien yang mengambil bentuk manusia dan berhasil membinasakan 7,5 miliar umat manusia dengan gelombang-gelombang serangan yang mematikan. Oh iya, kami juga sudah mereview buku pertama dan buku keduanya:

1. The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey - Alien yang Bukan Alien, Manusia yang Bukan Manusia

2. The Infinite Sea by Rick Yancey - Bertahan Melawan Serangan Alien di Bumi

Sebelum kemana-mana, mari kita lihat dulu sinopsis buku ketiga ini, The Last Star. Ada spoilernya dikit yaah...

Opening novel ini sangatlah...bikin patah semangat. Gua-gua yang seharusnya didatangi Ringer, Zombie, Cassie, dkk ternyata memang berpenghuni. Banyak yang sudah berlindung di balik relung-relung gua. Permasalahannya, gua itu juga dijaga oleh seorang peredam. Peredam yang berperan sebagai pastor, menggiring para penyintas dan mengumpulkan mereka di satu tempat, hanya untuk membunuh mereka sekaligus.

Di sisi lain, Ringer tidak pernah berhasil sampai ke gua. Dia justru tertangkap kembali oleh Vosch. Vosch memperkuat Ringer dengan sistem ke-12, menjadikan Ringer sekuat dan secepat Evan Walker. Ketika Ringer gagal melarikan diri dari Vosch, misi yang harus dia emban hanya satu. Tangkap Evan Walker dan bawa kembali untuk diperiksa. Kelakuan Evan yang mengkhianati "bangsa"-nya sendiri menjadi pertanyaan besar untuk Vosch. Dia ingin memeriksa kerusakan sistem yang  dialami oleh Evan. Ringer bertekad agar Vosch tidak pernah mendapatkan keinginannya. Ringer harus membunuh Evan Walker.

Sementara itu di rumah perlindungan, Zombie yang terluka ngotot untuk menyusul Ringer menuju gua perlindungan. Suatu tindakan bodoh karena dia tidak hanya harus melewati satu tapi dua wilayah yang dijaga oleh peredam. Peredam Urbana berhasil melumpuhkan Dumbo. Setelah Zombie melumpuhkan sang peredam Urbana, Zombie terpaksa melanjutkan perjalanan sendirian ke gua perlindungan. Zombie dan Ringer akhirnya bertemu kembali di tengah kekacauan dengan Pastor Peredam yang menjaga gua-gua perlindungan. Ringer banyak berbohong, tentu saja. Dia harus bertemu Evan Walker dan membunuhnya. Tapi Zombie ternyata tak semudah itu ditipu.

Tetapi tentu saja situasi selalu tidak sesuai rencana. Ringer gagal membunuh Evan karena dihalang-halangi Zombie. Evan pun menyerahkan diri demi melindungi Cassie dan yang lain. Tapi rencana Vosch juga tidak sempurna, Ringer pergi untuk melumpuhkan pasukan gelombang 5 yang diperintahkan untuk membunuh Cassie dkk. Sedangkan Cassie, didorong oleh perasaannya kepada Evan, dan kesedihan karena Sam yang sudah sangat berubah, membuat rencana penyusupan ke pangkalan Vosch bersama Ringer. Ringer setuju, karena dia juga ingin menghabisi Vosch.

Bagaimana penyusupan Cassie dan Ringer ke pangkalan? Apa yang terjadi pada Zombie, Sam, dan Megan setelah ditinggal Cassie dan Ringer? Vosch ternyata tidak hanya ingin menyelidiki Evan, tapi dia juga menghapus semua ingatan Evan, memperkuatnya dengan sistem ke-12, dan menjadikan Evan boneka peredam berbahaya yang punya satu tujuan. Menghabisi Ringer, dan penyusup satu lagi, Cassie, gadis lalat capung yang pernah dia cintai.

Nah, mari kita review...

Di Goodreads novel ini punya rating yang yaah, lumayan 3.63/5.00 ★. Tapi buat kami pribadi novel ini bisa dinilai 4.00-4.50 ★. Novel ini merupakan pamungkasnya. Kalau dibilang banyak yang berguguran, dari buku pertama juga sudah banyak yang berguguran. Vibe-nya secara keseluruhan dark and gloomy. Bukan novel yang ceria memang. Lagian apanya yang ceria kalau diinvasi alien terus diadu domba, iya kan? Tapi novel ini tentang survival, bertahan hidup, dan ya...benar kayak tulisan di sinopsis belakang buku: bukan alien masalahnya.

Di buku ketiga ini terungkap kalau alien yang ada itu hanya kesadaran, bukan alien dalam bentuk fisik. Kesadaran yang menyusup ke dalam diri manusia. Sebuah program yang ditanam ke dalam diri manusia. Jadi, yang dilawan di permukaan adalah ya...sesama manusia. Ketika gelombang 5 dibentuk dan dicuci otak, hal ini semakin menjadi nyata. Bahwa yang dilawan manusia ya sesama manusia itu sendiri. Adu domba alien. Suatu cara licik kuno tapi selalu berhasil tampaknya yah.

Oh ya, kami juga ingin membahas beberapa tokoh di novel ini. Cassie. Kenapa sih Cassie memilih pergi untuk menyelamatkan Evan? Kenapa dia tidak tetap di sisi Sam? Kalau menurut kami, itu karena Sam sudah berubah. Berubahnya banyak dan drastis. Sam yang sudah menjadi Nugget sudah bukan Sam yang Cassie kenal. Cassie sudah kehilangan Sam, dan Sam yang baru tidak terlalu butuh Cassie lagi. Alasan lain mungkin karena Cassie juga butuh tujuan. Saat Cassie kehilangan Sam, tujuan utama Cassie adalah menyelamatkan Sam yang disayanginya. Sekarang, saat Evan pergi, dan Sam tak membutuhkannya, tujuan Cassie berubah. Dia ingin menyelamatkan Evan yang dicintainya. Vosch juga menarik untuk dibahas. Vosch tidak mengerti kenapa Evan berkhianat. Vosch tidak bisa mengerti tentang cinta. Tapi kalau dilihat pada akhir kisahnya, sebetulnya Vosch juga terkena "masalah" yang sama dengan Evan. Vosch jatuh cinta pada Ringer. Ini terlihat jelas ketika dia mencoba membujuk Ringer untuk ikut dengannya pergi ke kapal induk.

Kami juga suka gaya penulisan yang punya banyak sudut pandang seperti di novel ini. Tidak ada tokoh protagonis tunggal. Semuanya tokoh utama yang punya kisahnya sendiri, ceritanya sendiri, dan sudut pandangnya sendiri. Kita jadi bisa tahu kenapa Cassie begini. Kenapa Ringer bertindak begitu. Bagaimana sebetulnya perasaan Sam. Apa yang ada di pikiran Ben. Atau apa yang terjadi pada Evan. Endingnya bittersweet banget, banyak pengorbanan. 

Secara keseluruhan trilogi, trilogi The 5th Wave ini bagus banget menurut kami. Kami sih suka ya. Aksi-aksinya menegangkan dan seru. Emang vibe-nya dark sih, tapi tidak ada rasa putus asa di dalamnya. Semua penuh perjuangan sampai di titik darah penghabisan. Bahkan Ben yang pincang aja masih berjuang sekuat tenaga ketika dikepung musuh.

 Kesimpulannya, menurut kami The Last Star ini novel pamungkas yang bagus. The 5th Wave ini juga seri yang bagus. Jempol banget deh buat Rick Yancey.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan klik link di bawah ini:

Quote

Bagi sebagian orang, kematian adalah bidan pembantu lahirnya keimanan. Bagi yang lain, kematian adalah algojo keimanan.
~ The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

Kehidupan adalah lingkaran yang dibelenggu oleh rasa takut. Rasa takut terhadap predator. Rasa takut sang mangsa. Tanpa rasa takut, kehidupan tidak akan ada.
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

Aku tahu apa maksud Evan. Dan, tentu saja, aku juga tak mengerti apa maksud Evan. Ini dia, sesuatu di antara kami, sesuatu yang tak satu pun dari kami bisa mengidentifikasinya, ikatan tak terputus antara cinta dan takut. Evan adalah cinta. Aku adalah rasa takut.
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

Cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada). Lebih dari jumlah pengalaman kita, kenangan kita adalah bukti realitas yang utama.
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

Pastor Peredam itu merasakan mereka di dalamku--kupikir mereka sudah pergi, kupikir aku sudah kehilangan mereka, tapi kau tak pernah kehilangan mereka yang mencintaimu, karena cinta itu konstan; cinta bertahan.
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

"Kau tak berlari dari orang yang membutuhkanmu. Kau berjuang untuk mereka. Kau berjuang di sisi mereka. Berapa pun harganya. Apa pun risikonya."
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

"Tak peduli sebaik apa pun kau kenal seseorang, pasti masih ada bagian dari mereka tak kauketahui. Kau tak akan bisa. Sampai kapan pun. Ruangan tertutup. Entahlah."
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

"Kita tak bisa mencintai apa yang tidak kita ingat."
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

Kau bisa menyukai sisi baik kita dan membenci sisi buruknya, tapi sisi buruk itu juga bagian dari kita. Tanpa itu, kita bukanlah kita.
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

"Oh, memangnya kau tahu apa? Berapa banyak yang benar-benar kauketahui, Ringer, dan berapa banyak yang kau 'ketahui' ternyata hanya omong kosong yang Vosch ingin kauketahui? Sebenarnya kau tak tahu apa-apa.Aku tak tahu apa-apa. Tidak ada yang tahu apa-apa."
The Last Star (Bintang Terakhir) by Rick Yancey

Selasa, 11 Agustus 2020

Feel The Heat (Bisnis Panas) by Cindy Gerard - Action Romance Yang Seru

Wew...buku ini sepertinya cukup meyakinkan kami untuk membaca seri Black Ops Inc. yang lain. Novel bergenre action romance karangan Cindy Gerard ini seru, banyak aksi-aksi menarik ala operasional militer, dan kisah romansanya juga cukup seksi. Feel The Heat ini adalah buku keempat dari seri Black Ops Inc.. Jangan khawatir, setiap bukunya bisa dibaca terpisah kok, soalnya beda-beda tokohnya. Di buku ini kita akan mengikuti kisah sang petugas DIA, B.J. Chase dengan Raphael Mendoza, bocah latin tampan di Black Ops Inc. 

Mari kita lihat dulu sinopsisnya...

Kegagalan misi B.J. Chase di Caracas membuatnya kesal dan terpaksa menelan pil pahit. Liburan yang dipaksakan tetap tidak bisa membuatnya lupa akan kejadian menyebalkan di Caracas. Tapi ternyata liburan B.J. terpaksa dipersingkat. Terjadi kebocoran yang membahayakan keamanan nasional. B.J. punya tugas untuk menyusup dan mendapatkan info dari orang dalam untuk mengetahui kebocoran yang terjadi.

Stephanie Tompkins menjadi orang dalam yang terpilih. Ketika Stephanie berhasil menemukan kemungkinan terjadinya kebocoran, rencana yang Stephanie dan B.J. lakukan ternyata telah mengusik sang maca tidur. Kematian tiba-tiba atasan Stephanie yang dicurigai membocorkan rahasia menjadikan situasi semakin berbahaya. Nyawa Stephanie terancam, dan B.J. harus berjuang mati-matian untuk melindungi Stephanie. Ketika sedang melindungi Stephanie, B.J. bertemu lagi dengan Raphael Mendoza dan kawanannya yang juga datang untuk menyelamatkan Stephanie. Raphael Mendoza, sang bocah latin tampan yang menggagalkan misinya di Caracas.

Misi B.J. menjadi semakin pelik dan menyebalkan. B.J. terpaksa harus bekerja sama dengan Raphael dan kawanan di Black Ops Inc.. Ketika misi ini ternyata membawa mereka untuk menyelidiki kartel perdagangan senjata yang berbahaya di Kolombia, B.J. dan Raphael harus berpura-pura menjadi pasangan kekasih. Mereka menyusup masuk ke keluarga Raphael yang sudah sejak lama Raphael tinggalkan. Masa lalu kelam yang ingin dilupakan Raphael.

Di antara penyamaran yang berbahaya dan misi yang mendesak, B.J. dan Raphael masih harus menghadapi satu masalah lagi. Masalah hasrat yang menggebu-gebu di antara mereka berdua. Apakah mereka bisa mengatasi masa lalu mereka yang sama-sama kelam? Menjadikan hasrat di antara mereka bukan hanya sekedar ketegangan karena adrenalin semata.

Novel ini bagus banget, banyak aksi-aksi yang seru dan menegangkan. Buat yang suka novel yang ada actionnya, apalagi aksi ala militer gitu, novel ini cocok banget. Romannya juga bagus dan menggugah, pastinya cukup seksi juga. Apalagi B.J. digambarkan cantik, sedangkan Raphael tampan ala ala pria latin nan atletis. Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 4.25/5.00 ★, dan kami setuju banget sih, karena emang bagus ceritanya. Seru dan menghibur. Jadi penasaran sama seri Black Ops Inc. yang lain. Sampai saat ini ada 7 buku di seri ini, dengan 3 buku/cerita tambahan.

Saat ini buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami, silahkan langsung ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/feel-the-heat-bisnis-panas-by-cindy-gerard


Quote

"Senjata tidak membunuh orang. Orang yang membunuh orang lain."

~ Feel The Heat (Bisnis Panas) by Cindy Gerard


Jika jiwa yang tersesat bisa menemukan keberanian untuk mencintai lagi, lalu kenapa dia terus menyangkal keberadaan cinta? Mengapa dia tidak mengambil risiko untuk menemukan cintanya sendiri?

Feel The Heat (Bisnis Panas) by Cindy Gerard


Cinta itu baik.

Cinta itu... kehidupan.

Feel The Heat (Bisnis Panas) by Cindy Gerard

Rabu, 05 Agustus 2020

As White As Snow by Salla Simukka - Ketika Lumikki Tanpa Sengaja Terlibat Aliran Sesat

Akhirnya, sampai juga kita di buku kedua dari trilogi SNOW WHITE, As White As Snow karangan Salla Simukka. Buku pertamanya As Red As Blood sudah pernah kami review sebelumnya. As White As Snow ini punya rating Goodreads yang lumayan, 3.47/5.00 ★. Yah, lumayan menarik lah. Mari kita lihat dulu tentang apa ceritanya.

Setelah Lumikki berhasil membongkar misteri uang berdarah dan membongkar sindikat Beruang Kutub, ditambah baru putus dari pacar, dia merasa butuh liburan. Liburan tempat dia bisa mendapatkan kedamaian dan menenangkan diri. Lumikki memilih kota Praha sebagai tempatnya berlibur. Praha yang ternyata mempunyai musim panas yang sangat panas dan gerah.

Ketika sedang asik liburan, Lumikki didatangi seorang wanita muda yang mengaku sebagai kakak tirinya. Wanita yang mencurigakan, namanya Lenka. Lumikki tentu saja tidak serta merta percaya pada Lenka. Tetapi sesuatu dari cara Lenka bersikap dan berbicara membuat Lumikki tidak bisa mengabaikannya. Belum lagi ingatan masa lalu Lumikki mulai muncul ke permukaan. Mungkinkah dia memang pernah punya seorang kakak?

Ketika Lumikki diajak Lenka menemui keluarganya, segalanya semakin aneh. Lenka punya keluarga yang aneh dan penuh rahasia. Lenka juga bersikap misterius. Ketika suatu hari Lenka datang dengan panik dan mengabarkan orang di rumahnya ada yang tewas mendadak, Lumikki mulai terlibat lebih jauh ke dalam misteri Lenka. Misteri yang membawanya kepada Jiři, seorang reporter yang sedang menyelidiki sebuah aliran sesat yang berbahaya. Situasi menjadi tambah berbahaya karena Lumikki mulai menjadi sasaran seorang pembunuh bayaran. Mungkinkah Lumikki menyelamatkan Lenka dari jeratan Keluarga Putih-nya yang menyesatkan? Bagaimana cara Lumikki bisa lolos dari bahaya yang mengincarnya? Satu hal yang tidak Lumikki sadari adalah, adanya niat jahat yang lebih besar dari orang yang punya ambisi sangat busuk.

As White As Snow ini punya petualangan yang berbeda dengan buku pertamanya. Jadi kalau misalnya belum membaca buku pertamanya tidak bakal ada masalah juga sih. Nah, kalau dari keseruan cerita, jujur nih, kami lebih suka buku pertamanya. Lebih seru dan menegangkan, aksi-aksinya juga lebih banyak di buku pertama. Buku kedua ini lebih mengeksplorasi dari sisi emosi Lumikki.

Oh ya, As White As Snow ini suasananya kebalikan banget sama buku pertamanya. Kalau buku pertamanya kan suasananya di Tampere, Finlandia yang sedang musim dingin. Suasana yang dibangun dingin membeku. Kalau di buku ini latar belakangnya ada di kota Praha yang sedang musim panas dengan udara yang sangat panas dan gerah. Kalau dipikir-pikir, Salla Simukka ini keren juga lho penggambaran cuaca latar belakangnya, jadi ikut membangun suasana yang realistis.

Buat yang sudah baca buku pertamanya, bukan...buku ini bukan kelanjutan dari sindikat Beruang Kutub. Ini kisah yang sama sekali berbeda. Sayang banget sih sebenarnya, karena kami juga penasaran dengan siapa sebenarnya di balik sindikat Beruang Kutub. Di buku pertama juga ada kesan kalau sindikat Beruang Kutub terhubung dengan masa lalu Lumikki. Tapi tidak ada jawaban pasti sayangnya. Di buku kedua ini juga begitu sih. Ada bayangan kalau Lumikki seolah-olah memang pernah punya kakak atau teman main mungkin. Tapi tidak ada kejelasannya juga. Ending novel ini juga bukan yang memuaskan banget, tapi merupakan ending yang realistis.

Quote

Banyak orang punya tampilan basa-basi dan tampilan asli. Di rumah, mereka baru bisa menampakkan penderitaan dan kelelahan serta penyesalan yang mereka rasakan. Mereka bisa tertawa dan relaks bersama keluarga.
As White As Snow by Salla Simukka

Rindu adalah perasaan yang selalu sulit dilalui. Rindu tidak meminta izin. Tidak peduli waktu dan tempat. Begitu meluap dan menuntut, mencengkeram dan egois. Menyelimuti pikiran hingga membuatnya terlalu jernih, terlalu tajam. Rindu menuntut kepasrahan tak bersyarat.
As White As Snow by Salla Simukka

Pada suatu hari, ada seorang gadis yang mempunyai rahasia.
Pada suatu hari, ada dua orang gadis yang masing-masing saling menyimpan rahasia.
Mereka berasal dari keluarga yang sama, keluarga penuh rahasia.
As White As Snow by Salla Simukka

Jangan pernah mengejar siapa pun. Jangan pernah mengemis cinta, persahabatan, atau kepercayaan.
As White As Snow by Salla Simukka

Jangan membuat rencana gegabah. Selidiki semua terlebih dahulu sebelumnya.
As White As Snow by Salla Simukka



Minggu, 02 Agustus 2020

Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend - Vibenya Mirip Harry Potter

Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow ini adalah buku kedua dari seri Nevermoor. Rating Goodreads-nya luar biasa, 4.52/5.00 ★. Banyak banget yang suka buku ini, tapi ada juga yang punya kritikan keras. Kami juga punya review sendiri sih terhadap buku ini. Hmmm...tapi mari kita lihat dulu sinopsis buku ini. Oh iya, kami belum membaca buku pertamanya Nevermoor. Menurut kami tidak terlalu masalah sih kalau baca langsung buku keduanya, tapi kayaknya lebih bagus baca buku pertamanya juga.

Wundersmith bercerita tentang kisah Morrigan Crow yang sekarang sudah lulus dan sebentar lagi akan dilantik sebagai salah satu cendekiawan Wundrous Society. Tapi itu ternyata bukan hal yang membahagiakan atau melegakan bagi Morrigan. Sebagai seorang Wundersmith, banyak yang takut pada Morrigan, atau bahkan diam-diam membencinya. Teman-teman satu unitnya, yang seharusnya menjadi "saudara-saudari" untuk Morrigan juga sama saja. Kecuali Hawthorne, semua teman-teman seunitnya ada di antara ketakutan atau benci pada Morrigan. Ikrar sadara-saudari sehidup semati, saling setia, siap bahu-membahu hanyalah omong kosong belaka.

Ketika pelajaran dimulai, semakin tampak jelaslah perlakuan berbeda yang didapatkan Morrigan. Dia tidak diijinkan mendapatkan pelajaran apa pun karena mereka takut Morrigan mengembangkan kemampuannya sebagai Wundersmith dan kemudian akan menimbulkan bahaya. Satu-satunya pelajaran yang boleh diikuti Morrigan hanyalah pelajaran sejarah tentang betapa berbahaya, kejam, atau bodohnya seorang Wundersmith dari tahun ke tahun. Bahkan setelah Jupiter, pengayom Morrigan melayangkan protes, Morrigan hanya mendapat satu pelajaran tambahan lagi. Dengan syarat, semua teman seunitnya ikut bergabung dengannya.

Sementara itu, diluar WunSoc, orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa satu demi satu menghilang. Jupiter, yang menjadi kapten dalam penyelidikan kasus-kasus ini menjadi sangat sibuk. Sebagai pengayom, dia jadi tidak bisa memperhatikan kesulitan-kesulitan yang Morrigan hadapi.

Seolah-olah masalah Morrigan belum cukup banyak, Unit Morrigan dikirimi surat kaleng. Mereka harus melakukan yang apa yang diperintahkan atau rahasia mereka akan dibongkar. Demi kesetiaan terhadap satu unit, mereka pun melakukan apa yang diperintahkan dengan bayaran rasa benci yang harus diterima oleh Morrigan. Hanya Howthorne dan Candance yang tampak cukup menikmati surat kaleng yang mereka terima.

Satu masalah belum beres, masalah lain datang lagi. Pembangkangan kecil Morrigan membawanya menelusuri sebuah Tricksy Lane dan menemukan lokasi pasar gelap Ghastly Market. Pasar yang ternyata sangat berbahaya, pasar yang menjual orang-orang yang menghilang karena kemampuan mereka. Tapi Morrigan tetaplah anak murid yang masih harus mengikuti ujian. Ketika tes Meretas
Nevermoor dijalankan, Morrigan dipaksa menggunakan sebuah Swindleroad yang membawanya ke sebuah jebakan. Morrigan terpojok oleh Legiun Tulang Belulang yang akan menculiknya untuk kemudian dijual di Ghastly Market. Tapi tanpa disangka Morrigan, penolong yang tidak diharapkan datang, Asap dan Bayangan Pemburu, yang membawanya langsung ke tempat Ezra Squall, Wundersmith satu lagi yang sangat jahat. Yang selama ini sudah mengincar Morrigan untuk dijadikan anak didiknya.

Meskipun hanya bisa hadir sebagai bayangan, Ezra tetap mampu membuat banyak kekacauan di Nevermoor. Semua berkat Morrigan. Tanpa Morrigan sadari, kekuatan wunder Morrigan terkumpul berlimpah tanpa ada penyaluran, dan wunder mendesak untuk disalurkan. Ezra hanya perlu memanfaatkan kekuatan yang terkumpul ini untuk berbuat kekacauan di Nevermoor. Ketika semakin banyak orang-orang yang menghilang, termasuk teman satu unit Morrigan sendiri, dan provokasi yang semakin mengerikan dari Ezra Squall, Morrigan harus menemukan cara bagaimana menyingkirkan Ezra sekaligus menyelamatkan teman-temannya.

Oke...sekarang mari kita mulai reviewnya. Pertama, yes, buku ini bagus. Ceritanya seru dan menarik. Kota Nevermoor dan penghuninya juga digambarkan dengan magis dan apik. Secara keseluruhan, cukup keren. Tapi ada beberapa hal yang memang agak mengganjal juga. Yah, plus minus lah. 

Misalnya kayak, kenapa sih mereka sangat berprasangka sama Morrigan karena dia Wundersmith? Yah oke lah misalnya dalam sejarahnya para Wundersmith selalu berbuat kejahatan atau kebodohan, tapi kan pada dasarnya Morrigan tetap masih anak-anak. Anak-anak yang masih mungkin dibentuk dan diarahkan menuju jalan yang lebih baik. Bukannya dengan mereka membenci dan mengucilkan Morrigan mereka justru membuat Morrigan merasa dendam ya? Yang pada akhirnya ya akan berbuat jahat. Tapi mungkin topik besarnya memang di sini sih ya. Tapi karena topik ini juga buku ini jadi agak gloomy suasananya.

Kalau dari beberapa review di Goodreads kami lihat beberapa sama dengan kami soal Harry Potter vibe-nya,  ini khususnya untuk kisah yang di WunSoc ya. Semacam sekolah sihir gitu. Tapi bedanya, di WunSoc kekuatannya tidak mesti kekuatan sihir, yang penting kekuatan supernatural atau kekuatan fisik yang unik. Tapi WunSoc itu menurut kami sesuatu yang paradoks. Katanya menjunjung tinggi kesetiaan, saudara-saudari, tapi mereka masih bisa membuat Mildmay dan Morrigan merasa terbuang dan terkucilkan.

Novel ini juga masih menyisakan banyak pertanyaan tak terjawab. Seperti apa Ezra Squall memang bermaksud jahat pada Morrigan? Karena yang Ezra mau hanyalah agar Morrigan menjadi muridnya. Untuk di kemudian hari melawan satu musuh bersama yang juga belum diketahui siapa. Ilmu-ilmu yang diajarkan Ezra juga justru menjadi ilmu yang menyelamatkan Morrigan dan kawan-kawannya. Ezra memang jahat, tapi hal apa yang dia sembunyikan? Kelakuan Ezra ini malah membuat kami kepikiran apakah jangan-jangan dia ayahnya Morrigan? Wakakak, tapi itu terlalu plot twist sih. Lalu, ada orang-orang hilang yang masih belum ditemukan. Apakah mereka nanti baru muncul di buku ketiga?

Terlepas dari plus dan minusnya, banyak yang bilang buku pertamanya lebih bagus. Hmm...mungkin kalau nanti ada kesempatan akan kami review juga ya. Lalu mari bandingkan dengan buku keduanya ini. Tapi buku ini sebenarnya memang bagus kok. Kami paling suka suasana kota Nevermoor yang magis dan unik. Morrigan juga sebetulnya anak yang cerdas dengan selera humor yang bagus. Anak yang loveable meskipun, ya itu, kalau lingkungannya salah dalam memperlakukan dia, Morrigan mungkin saja bisa menjadi jahat di kemudian hari.


Quote

Orang tidak akan menanyakan apakah kita merasa tenang kecuali orang itu menduga kita punya alasan sehingga tidak merasa tenang.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Mungkin perbuatanmu tadi tidak sengaja..., tetapi sebagian dari dirimu menikmatinya.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Orang kaya mengkhawatirkan persoalan uang juga. Terkadang bahkan lebih daripada orang miskin.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Langkah satu: TETAP TENANG. Percayalah kepadaku, saat kita mendadak terapung-apung ke angkasa, kita cenderung panik. Padahal, kalau sampai kita panik, hilanglah kemampuan kita untuk berpikir jernih.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

"Dia...bukan orang yang tidak adil. Terkadang, dia cuman butuh waktu untuk merumuskan tindakan yang adil itu yang seperti apa."
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Tidak ada yang suka diberi tahu bahwa dirinya keliru. Namun, apakah berarti orang sebaiknya tidak diberi tahu ketika dia keliru?
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Selasa, 28 Juli 2020

A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster - Romansanya Sangat Domestik

A Perfect Storm karangannya Lori Foster ini adalah buku keempat dari seri Men Who Walk the Edge of Honor. Apakah seri ini bisa dibaca terpisah dan tidak berurutan? Bisa banget, karena setiap buku menceritakan orang yang berbeda. Jadi kisahnya beda-beda juga. A Perfect Storm ini punya rating Goodreads yang sangat bagus, 4.22/5.00 ★. Tapi kami punya pendapat sendiri seputar novel ini. Tapi itu nanti aja, mari kita liat dulu sinopsisnya.

Arizona Storm punya masa lalu yang mengerikan, dia pernah menjadi korban dari jaringan perdagangan manusia. Jaringan perdagangan yang sama yang telah menewaskan istri Spencer Lark. Jadi, saat Spencer berhasil membalaskan dendam pribadinya, Arizona justru tidak bisa memuaskan hasrat balas dendamnya pada pelaku yang sama. Meskipun sekarang Arizona sudah terselamatkan, trauma masa lalu masih membayang-bayanginya. Arizona tak bisa tinggal diam. Dia harus menghancurkan jaringan perdagangan manusia yang lain agar tak ada lagi korban-korban seperti dirinya. Jadi, saat Arizona melibatkan dirinya pada suatu misi berbahaya untuk menjadi umpan, dia pun mendatangi Spencer untuk meminta kerjasamanya.

Meskipun sangat berberat hati, Spencer terpaksa mengiyakan keinginan Arizona. Keberatannya sebagian karena operasi itu sangat berbahaya untuk Arizona, sebagian lagi karena Spencer ingin melindungi Arizona dari bahaya apa pun yang menghadangnya. Tapi akhirnya, dengan tambahan bantuan dari teman-teman yang setia, Arizona dan Spencer berjuang bahu membahu menjalankan operasi berbahaya ini demi menghancurkan jaringan perdagangan manusia.

Oke, mari masuk ke reviewnya...

Kalau misalnya mau menilai buku ini dari sampulnya yah, ini kayaknya termasuk ke dalam novel roman dengan bumbu suspense yang seru...atau bisa jadi seru. Tapi, terus terang, dibandingkan beberapa novel roman suspense yang pernah kami baca, misalnya aja ya, Silent on the Moor yang baru-baru ini kami review, novel A Perfect Storm ini sangat domestik sekali. Romannya itu domestik banget, dan ini buat pencinta action kayak kami jadi agak...membosankan...wakakakak. Bayangin aja, cerita ngobrol-ngobrol makan malam aja bisa berhalaman-halaman, kitanya jadi serasa ikut makan malam kan yaa.

Sayangnya, kami juga tidak terlalu cocok sama tokohnya. Arizona cukup bagus, walaupun menurut kami agak keras kepala yang gegabah, Arizona punya sifat yang bagus dan logis. Arizona juga penilai karakter yang baik. Buat Spencer...hmm...kami bisa bilang bahwa Spencer kemungkinan besar adalah mimpi buruk wanita-wanita yang sangat feminis. Okelah, katakanlah Spencer sangat mencintai Arizona, baik dia mengakuinya atau tidak (kayak tipikalnya novel roman lah), tapi itu bukan alasan untuk "mengubah" seseorang seperti yang dia mau kan? Spencer ingin "menyembuhkan" Arizona tapi juga siap melepaskannya pada siapa saja jika waktunya tiba. Spencer tahu apa yang paling diinginkan Arizona, sebuah pisau tempur berkualitas tinggi, tapi karena ingin merubah Arizona dan terlalu ingin melindungi, Spencer justru menghadiahkan perhiasan. Malah justru ada laki-laki lain yang lebih bisa memahami Arizona. Walaupun pada akhirnya Spencer berubah sih jadi lebih bisa menerima Arizona apa adanya. Soal alur cerita, novel ini juga lumayan lambat alur ceritanya. Ya itu tadi, lebih banyak kegiatan domestiknya soalnya.

Kami rasa novel ini bisa dibilang murni romance. Yah meskipun ada unsur action-nya, tapi agak terlalu sedikit, dan lebih banyak bercakap-cakapnya dibandingkan action yang intens kejar-kejaran atau tembak-tembakan gitu. Novel ini domestik banget sih kalau menurut kami sih. Kalau yang suka dengan novel roman yang santai buku ini mungkin cocok.

Kalau tertarik, novel ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/a-perfect-storm-cinta-di-tengah-badai-by-lori-foster

Quote

"Kadang-kadang kau harus lari. Tapi tidak sekarang."
~ A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster

"Menginginkanmu, dan merencanakan untuk melakukan sesuatu dengan itu, adalah dua hal sangat berbeda. Ada banyak hal yang aku inginkan, tapi seorang pria, pria yang baik, bisa mengendalikan dirinya sendiri. Mereka tidak menyalahgunakan orang lain, atau--amit-amit--melakukan paksaan."
A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster

"Setiap orang berbohong. Bohong besar, bohong kecil. Tidak ada orang yang sepenuhnya jujur selamanya."
A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster

Merasa takut pada sesuatu sering kali jauh lebih buruk daripada keadaan yang sesungguhnya.
A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster

Kamis, 23 Juli 2020

Seri The Immortals by Tamora Pierce - Novel Fantasi Ringan dan Seru Membuat Kita Lebih Mencintai Hewan

Sampai saat ini, seri The Immortals ini masih menjadi novel serial yang paling tipis dan paling kecil yang kami pernah baca. Kalau rata-rata novel fantasi itu tebal-tebal, seri The Immortals ini bukunya ringkas aja. Paling yaa kayak rata-rata novel Harlequin deh tebelnya. Tapi meskipun tipis, seri The Immortals ini seru lho, dan yang kami suka lagi adalah pesan moralnya cukup bagus. Seri ini mengajak kita untuk lebih menghargai dan menyayangi makhluk hidup, terutama hewan-hewan liar.

Seri The Immortals ini terdiri dari 4 buku. Apakah bisa dibaca sendiri-sendiri? Hmm...setiap buku sih petualangannya beda-beda ya, jadi bisa-bisa aja kalau mau dibaca terpisah. Paling hubungan antara Daine sama Numair aja yang berkembang dari buku ke buku. Oh, sama rahasia kehidupan Daine sih. Jadi menurut kami masih tidak terlalu masalah kalau mau dibaca loncat-loncat. Kami juga suka seri buku ini karena romansanya masuk akal, dan menggemaskan. Sebetulnya ngga ada cerita cinta yang aneh-aneh sampai di buku keempat sih, saat Daine sudah mulai dewasa, tapi justru itu yang bikin masuk akal. Cerita romannya berkembang pelan-pelan dengan sangat apik.

Mari kita lihat satu-satu bukunya...

Buku 1: Wild Magic (Sihir Liar)

Ini sayang banget kami belum sempat bikin reviewnya. Tapi kami bikin kutipan-kutipan yang ada di buku pertama ini kok. Buku pertama ini tentu saja pengenalan mengenai siapa itu Daine. Daine yang masih 13 tahun terusir dari tanah kelahirannya karena suatu bakat yang dia miliki menakutkan orang-orang di desanya. Sambil berusaha menyembunyikan bakatnya, Daine mencari pekerjaan sebagai pengurus kuda kerajaan. Tapi bakatnya tidak bisa disembunyikan terlalu lama. Pertemuannya yang tidak terduga dengan Numair akhirnya menyibak bakat Daine sedikit demi sedikit. Di bawah bimbingan Numair, Daine belajar tentang kekuatannya dan bagaimana mengembangkan dan mengendalikannya.

Buku pertama ini punya rating Goodreads yang bagus banget 4.32/5.00 ★. Memang seri ini bagus kok. Cerita petualangannya dan pertarungannya juga seru. Pesan moralnya juga cakep.

Buat liat kutipan-kutipannya bisa ke link di bawah yah.
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/06/quote-novel-wild-magic-sihir-liar-by.html


Buku 2: Wolf Speaker (Perwakilan Serigala)

Masa lalu Daine memanggilnya kembali. Kawanan serigala yang dulu membantu Daine kini meminta bantuannya. Alam yang mereka tempati kini dirusak oleh sekawanan manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab yang menambang secara liar. Tapi ternyata perusakan alam itu bukan semata pertambangan biasa. Di baliknya ada monster-monster, sihir berkekuatan tinggi, dan sebuah rencana pengkhianatan.

Di sini kekuatan Daine berkembang semakin jauh. Daine belajar keahlian-keahlian baru yang bisa membantunya dalam petualangannya. Daine juga terpaksa terpisah untuk sementara waktu dari Numair. Tenang, di buku kedua ini romansanya juga masih belum ada kok, wakakakak. Tapi ketiadaan romansa ini sama sekali tidak masalah karena ceritanya seru dan menghibur.

Rating Goodreads untuk buku kedua ini juga bagus banget, 4.21/5.00 ★.

Review singkatnya bisa cek di link di bawah yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/10/wolf-speaker-perwakilan-serigala.html


Buku 3: Emperor Mage (Kaisar Magi)

Di buku ketiga ini cerita mulai menegangkan dan lebih seru. Di buku ketiga ini juga mulai ada percikan-percikan romansanya. Percikan-percikan romansa yang lucu dan menghibur. Tapi ngga ada yang vulgar sih. Seri ini cocok untuk segala usia kok.

Kali ini Dain dan rombongan dari Tortall terpaksa memenuhi undangan pergi ke Carthak untuk melakukan perundingan damai. Ketegangan antara Tortall dengan Carthak sangat luar biasa setelah peristiwa di buku kedua. Selain itu, Daine punya tugasnya sendiri. Burung-burung kesayangan Kaisar Carthak sedang sakit. Daine, dengan bakat yang dimilikinya diharapkan dapat membantu mengetahui sebabnya dan mengobati mereka. Tapi banyak hal tak terduga yang terjadi di Carthak. Dewi penguasa Carthak ingin memanfaatkan Daine dan Daine serta rombongan dijebak habis-habisan oleh Kaisar Carthak.

Buku ketiga ini juga punya rating Goodreads yang sangat bagus, 4.29/5.00 ★.

Yang mau lihat review lengkapnya bisa juga ke link di bawah ini yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/12/emperor-mage-kaisar-magi-oleh-tamora.html


Buku 4: The Realms of the God

Akhirnya, di buku keempat ini terungkap juga tentang asal usul Daine yang misterius. Daine sendiri selama ini tidak mengetahui dengan pasti siapa dirinya, dan kenapa dia punya kekuatan yang begitu luar biasa. Buku keempat ini juga seru dengan aksi-aksi melawan Ozorne, Kaisar Carthak yang sekarang sudah berubah menjadi monster busuk. Meskipun dia sudah dikalahkan di buku ketiga, Ozorne ternyata tetap bisa membuat kerusakan parah. Kisah cinta Numair dan Daine juga semakin berkembang. Kisah cinta yang cukup menggemaskan dan lucu.

Buku keempat ini rating Goodreadsnya juga sangat bagus. 4.32/5.00 ★

Yang mau lihat review lengkapnya bisa ke link di bawah ini yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2019/01/the-realms-of-gods-alam-para-dewa-by.html

Seri The Immortals ini cocok untuk siapa saja. Segala umur. Mulai dari remaja hingga dewasa. Cerita fantasinya bagus, plotnya dinamis dan menarik, aksi-aksinya juga seru. Semua itu ada di buku yang ga tebal-tebal banget, gampang dibawa-bawa dan ringan. Benar-benar novel fantasi yang sangat bisa dinikmati dan menghibur.

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.