Wundersmith bercerita tentang kisah Morrigan Crow yang sekarang sudah lulus dan sebentar lagi akan dilantik sebagai salah satu cendekiawan Wundrous Society. Tapi itu ternyata bukan hal yang membahagiakan atau melegakan bagi Morrigan. Sebagai seorang Wundersmith, banyak yang takut pada Morrigan, atau bahkan diam-diam membencinya. Teman-teman satu unitnya, yang seharusnya menjadi "saudara-saudari" untuk Morrigan juga sama saja. Kecuali Hawthorne, semua teman-teman seunitnya ada di antara ketakutan atau benci pada Morrigan. Ikrar sadara-saudari sehidup semati, saling setia, siap bahu-membahu hanyalah omong kosong belaka.
Ketika pelajaran dimulai, semakin tampak jelaslah perlakuan berbeda yang didapatkan Morrigan. Dia tidak diijinkan mendapatkan pelajaran apa pun karena mereka takut Morrigan mengembangkan kemampuannya sebagai Wundersmith dan kemudian akan menimbulkan bahaya. Satu-satunya pelajaran yang boleh diikuti Morrigan hanyalah pelajaran sejarah tentang betapa berbahaya, kejam, atau bodohnya seorang Wundersmith dari tahun ke tahun. Bahkan setelah Jupiter, pengayom Morrigan melayangkan protes, Morrigan hanya mendapat satu pelajaran tambahan lagi. Dengan syarat, semua teman seunitnya ikut bergabung dengannya.
Sementara itu, diluar WunSoc, orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa satu demi satu menghilang. Jupiter, yang menjadi kapten dalam penyelidikan kasus-kasus ini menjadi sangat sibuk. Sebagai pengayom, dia jadi tidak bisa memperhatikan kesulitan-kesulitan yang Morrigan hadapi.
Seolah-olah masalah Morrigan belum cukup banyak, Unit Morrigan dikirimi surat kaleng. Mereka harus melakukan yang apa yang diperintahkan atau rahasia mereka akan dibongkar. Demi kesetiaan terhadap satu unit, mereka pun melakukan apa yang diperintahkan dengan bayaran rasa benci yang harus diterima oleh Morrigan. Hanya Howthorne dan Candance yang tampak cukup menikmati surat kaleng yang mereka terima.
Satu masalah belum beres, masalah lain datang lagi. Pembangkangan kecil Morrigan membawanya menelusuri sebuah Tricksy Lane dan menemukan lokasi pasar gelap Ghastly Market. Pasar yang ternyata sangat berbahaya, pasar yang menjual orang-orang yang menghilang karena kemampuan mereka. Tapi Morrigan tetaplah anak murid yang masih harus mengikuti ujian. Ketika tes Meretas
Nevermoor dijalankan, Morrigan dipaksa menggunakan sebuah Swindleroad yang membawanya ke sebuah jebakan. Morrigan terpojok oleh Legiun Tulang Belulang yang akan menculiknya untuk kemudian dijual di Ghastly Market. Tapi tanpa disangka Morrigan, penolong yang tidak diharapkan datang, Asap dan Bayangan Pemburu, yang membawanya langsung ke tempat Ezra Squall, Wundersmith satu lagi yang sangat jahat. Yang selama ini sudah mengincar Morrigan untuk dijadikan anak didiknya.
Meskipun hanya bisa hadir sebagai bayangan, Ezra tetap mampu membuat banyak kekacauan di Nevermoor. Semua berkat Morrigan. Tanpa Morrigan sadari, kekuatan wunder Morrigan terkumpul berlimpah tanpa ada penyaluran, dan wunder mendesak untuk disalurkan. Ezra hanya perlu memanfaatkan kekuatan yang terkumpul ini untuk berbuat kekacauan di Nevermoor. Ketika semakin banyak orang-orang yang menghilang, termasuk teman satu unit Morrigan sendiri, dan provokasi yang semakin mengerikan dari Ezra Squall, Morrigan harus menemukan cara bagaimana menyingkirkan Ezra sekaligus menyelamatkan teman-temannya.
Oke...sekarang mari kita mulai reviewnya. Pertama, yes, buku ini bagus. Ceritanya seru dan menarik. Kota Nevermoor dan penghuninya juga digambarkan dengan magis dan apik. Secara keseluruhan, cukup keren. Tapi ada beberapa hal yang memang agak mengganjal juga. Yah, plus minus lah.
Misalnya kayak, kenapa sih mereka sangat berprasangka sama Morrigan karena dia Wundersmith? Yah oke lah misalnya dalam sejarahnya para Wundersmith selalu berbuat kejahatan atau kebodohan, tapi kan pada dasarnya Morrigan tetap masih anak-anak. Anak-anak yang masih mungkin dibentuk dan diarahkan menuju jalan yang lebih baik. Bukannya dengan mereka membenci dan mengucilkan Morrigan mereka justru membuat Morrigan merasa dendam ya? Yang pada akhirnya ya akan berbuat jahat. Tapi mungkin topik besarnya memang di sini sih ya. Tapi karena topik ini juga buku ini jadi agak gloomy suasananya.
Kalau dari beberapa review di Goodreads kami lihat beberapa sama dengan kami soal Harry Potter vibe-nya, ini khususnya untuk kisah yang di WunSoc ya. Semacam sekolah sihir gitu. Tapi bedanya, di WunSoc kekuatannya tidak mesti kekuatan sihir, yang penting kekuatan supernatural atau kekuatan fisik yang unik. Tapi WunSoc itu menurut kami sesuatu yang paradoks. Katanya menjunjung tinggi kesetiaan, saudara-saudari, tapi mereka masih bisa membuat Mildmay dan Morrigan merasa terbuang dan terkucilkan.
Novel ini juga masih menyisakan banyak pertanyaan tak terjawab. Seperti apa Ezra Squall memang bermaksud jahat pada Morrigan? Karena yang Ezra mau hanyalah agar Morrigan menjadi muridnya. Untuk di kemudian hari melawan satu musuh bersama yang juga belum diketahui siapa. Ilmu-ilmu yang diajarkan Ezra juga justru menjadi ilmu yang menyelamatkan Morrigan dan kawan-kawannya. Ezra memang jahat, tapi hal apa yang dia sembunyikan? Kelakuan Ezra ini malah membuat kami kepikiran apakah jangan-jangan dia ayahnya Morrigan? Wakakak, tapi itu terlalu plot twist sih. Lalu, ada orang-orang hilang yang masih belum ditemukan. Apakah mereka nanti baru muncul di buku ketiga?
Terlepas dari plus dan minusnya, banyak yang bilang buku pertamanya lebih bagus. Hmm...mungkin kalau nanti ada kesempatan akan kami review juga ya. Lalu mari bandingkan dengan buku keduanya ini. Tapi buku ini sebenarnya memang bagus kok. Kami paling suka suasana kota Nevermoor yang magis dan unik. Morrigan juga sebetulnya anak yang cerdas dengan selera humor yang bagus. Anak yang loveable meskipun, ya itu, kalau lingkungannya salah dalam memperlakukan dia, Morrigan mungkin saja bisa menjadi jahat di kemudian hari.
Quote
Orang tidak akan menanyakan apakah kita merasa tenang kecuali orang itu menduga kita punya alasan sehingga tidak merasa tenang.
~ Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend
Mungkin perbuatanmu tadi tidak sengaja..., tetapi sebagian dari dirimu menikmatinya.
~ Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend
Orang kaya mengkhawatirkan persoalan uang juga. Terkadang bahkan lebih daripada orang miskin.
~ Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend
Langkah satu: TETAP TENANG. Percayalah kepadaku, saat kita mendadak terapung-apung ke angkasa, kita cenderung panik. Padahal, kalau sampai kita panik, hilanglah kemampuan kita untuk berpikir jernih.
~ Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend
"Dia...bukan orang yang tidak adil. Terkadang, dia cuman butuh waktu untuk merumuskan tindakan yang adil itu yang seperti apa."
~ Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend
Tidak ada yang suka diberi tahu bahwa dirinya keliru. Namun, apakah berarti orang sebaiknya tidak diberi tahu ketika dia keliru?
~ Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend
Tidak ada komentar:
Posting Komentar