Cari Review Buku

Senin, 22 Juni 2020

3 Srikandi by Silvarani - Perjalanan 3 Srikandi Panahan Indonesia Meraih Medali Olimpiade Pertama

3 Srikandi ini bukan sekedar buku, tapi ada filmnya juga. Filmnya tayang di layar lebar Agustus 2016, dan buku yang kami baca itu juga cetakan Agustus 2016. Tapi sudah cetakan kedua sih. Cetakan pertamanya kayaknya bulan Juli 2016. Jadi antara film sama buku jaraknya tidak terpaut jauh. Yang kami suka kalau buku yang dari film itu, biasanya, ceritanya mirip sama filmnya. Jadi tidak terlalu banyak konflik perbedaan antara buku dengan film seperti yang banyak terjadi kalau buku dijadikan film.

3 Srikandi ini bercerita tentang kisah perjuangan 3 Srikandi Panahan Indonesia, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, dalam usahanya meraih medali Olimpiade pertama Indonesia. Tidak lupa kisah Robin Hood Indonesia, Donald Pandiangan, yang menjadi pelatih mereka. Semua tokoh-tokoh ini nyata, dan kisahnya berdasarkan kejadian nyata.

Ini kami mau disclaimer dulu yah. Cerita roman itu sebetulnya bukan our cup of tea sih. Kami jarang banget baca roman kecuali emang lagi pengen refreshing dari cerita thriller yang terlalu menegangkan atau cerita-cerita yang bikin lelah. Jadi yah, mungkin agak subjektif sedikit di review kali ini ya. Mohon dimaklumi.

3 Srikandi ini ceritanya menurut kami lebih ke roman. Konflik-konfliknya lebih ke konflik keluarga dan percintaan. Plot ceritanya juga cukup sederhana kok. Mungkin, jaman sekarang tidak banyak yang bisa relate sama konflik-konflik di cerita 3 Srikandi ini. Tapi pada masanya (tahun 1980an), memang permasalahan-permasalahan itulah yang banyak muncul. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mungkin jaman sekarang masih banyak kali ya yang harus menghadapi konflik yang serupa. Yang impiannya tidak didukung sama keluarga, yang dipaksa jadi PNS sama orangtua, atau yang dijodohkan sama orangtua.

Meskipun kami kurang cocok sama plotnya dan kadang sama watak atau sikap karakternya, tapi kami suka sama gaya penulisan di buku ini. Sederhana dan mengalir, jadi enak bacanya. Menurut kami, ini bacaan ringan yang lumayan oke sih. Apalagi buat yang suka sama cerita roman Indonesia. Oh iya, dari segi fisik buku, ini bukunya kualitasnya bagus lho. Covernya, soft cover gloss yang tebal. Ada halaman berwarna yang berisi foto-foto dari cuplikan film 3 Srikandi. Keren, jadi bagus banget, kami suka.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan komentar di bawah yah ^_^

Saat ini buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah:
https://www.tokopedia.com/olakalik/3-srikandi-by-silvarani

Kamis, 18 Juni 2020

Sharp Objects (Segala yang Tajam) by Gillian Flynn - Bukan Untuk yang Berhati Lemah

Sharp Objects by Gillian Flynn ini adalah salah satu novel yang....gila...twisted banget. Novel ini punya rate 3.97/5.00 ★  di Goodreads, dan punya miniseri dengan IMDB luar biasa, 8.2/10 ★. Kabarnya, miniseri-nya ini lebih bagus daripada bukunya. Sesuatu yang langka kan yaa. Kalau ada kesempatan dan waktu kami akan coba menontonnya dan nanti dibahas di postingan lain.

Review kali ini akan agak berbeda. Buku ini menarik banget buat ditelaah cukup dalam. Jadi bakal banyak spoiler nantinya. Kami juga ingin membahas tokoh-tokohnya, karena setiap tokoh yang punya peran besar menarik untuk dibahas. Jadi yang keberatan sama spoiler, hmmm...mungkin baca bukunya dulu aja kali ya baru baca postingan ini lagi. He3.

Oh iya, ada peringatan juga soal buku ini. Ini novel dewasa yaaa, dan bukan yang ringan. Karena ini thriller, sudah pasti ada pembunuhan. Tapi juga ada tentang kekerasan, melukai diri, hubungan badan, penyalahgunaan obat-obatan, perundungan, minuman keras, kelainan mental, dan psikopat. Oh iya, ada pula penggambaran gamblang dari peternakan yang ngga ada kesejahteraan hewani banget. Ini juga warning nih. Weleh....ini bukan novel thriller yang ringan sama sekali.

Mari kita lihat jalan ceritanya secara garis besar.

------

Kalau biasanya novel thriller dilihat dari sudut pandang detektif, novel ini menyajikan sudut pandang yang berbeda. Camille Preaker adalah seorang wartawan kriminal. Bisa dibilang wartawan kelas dua, biasa-biasa saja, dari suatu media cetak yang sudah menurun pamornya di Chicago. Kita akan mengikuti semua cerita ini dari sudut pandang Camille.

Kantor Camille butuh cerita yang menggebrak. Cerita yang belum terjamah oleh media saingannya yang besar-besar. Ketika Wind Gap punya kasus pembunuhan seorang gadis kecil, lalu ada lagi gadis yang menghilang, Camille ditugaskan untuk meliput kesana, terlepas dari keengganan Camille.

Wind Gap adalah kota kelahiran Camille yang sangat ingin dia hindari. Masa kecilnya sangat suram. Camille sebetulnya ingin menghindari ibunya, tapi keterbatasan dana dari kantor memaksa Camille untuk tinggal di rumah keluarganya selama ia bekerja di sana. Rumah keluarga yang besar dan bergaya Victoria. Selama di Wind Gap Camille harus menghadapi Adora, ibunya, yang punya perasaan yang sama dengan Camille, tidak menginginkan Camille ada di sana. Ada juga adik tiri Camille, Amma yang sering sakit. Ada Alan, ayah tirinya. Tapi ada juga bayang-bayang Marian, adik Camille yang sudah tiada.

Wind Gap itu kota kecil, dengan penduduk yang saling mengenal satu sama lain. Atau setidaknya tahu. Penduduknya jarang yang pergi dari kota itu, dan pendatang baru juga sedikit. Kedatangan Camille membangkitkan banyak kenangan lama, karena banyak teman lamanya yang masih disana. Tapi kedatangan Camille yang mengorek-ngorek informasi di sana juga tidak seluruhnya disambut. Wind Gap adalah tempat yang terkenal dengan peternakan dan produksi daging babinya. Adora merupakan salah satu pemilik peternakan ini, dan salah satu peternakan yang sukses dan besar. Sumber kekayaan Adora dan keluarganya.

Ketika gadis kedua yang menghilang akhirnya ditemukan, tewas, dan sama-sama kehilangan giginya, Wind Gap kembali berduka. Semua orang takut kehilangan anak gadisnya. Mereka mulai menjaga anak gadi mereka rapat-rapat. Termasuk Adora, yang menjaga Amma rapat-rapat. Tapi sepertinya usahanya tidak berhasil. Amma memang manis dan penurut di rumah, manja, walau sesekali bisa sangat menuntut. Tapi diluar penglihatan Adora, Amma sangat liar. Bersama ketiga temannya, Amma bisa melakukan apa saja. Amma terkenal sebagai pemimpin dalam geng kecil mereka. Sikapnya bisa sangat kejam kepada yang lain. Minum-minum, narkoba, bahkan bermain-main bersama anak-anak laki-laki seperti kegiatan yang biasa mereka lakukan. Tapi ingat, Amma ini masih 13 tahun.

Karena kasus pembunuhan ini, Richard Willis, detektif dari Kansas City ditugaskan untuk membantu penyelidikan. Richard yang orang luar, butuh pandangan penduduk setempat. Camille, butuh informasi yang bisa dia kutip dari kepolisian. Kalau mereka saling tertarik, mungkin adalah sesuatu yang wajar saja. Richard cukup tampan, Camille cantik...tapi dengan masalahnya sendiri.

Kenapa novel ini diberi judul Sharp Objects? Segala yang tajam. Semua karena Camille. Camille punya masalah mental. Camille punya kecenderungan untuk melukai diri sendiri, mengukir kata-kata di kulitnya dengan benda tajam. Meninggalkan bekas luka hampir di seluruh tubuhnya. Ini terjadi di masa lalu, Camille sudah terapi, tapi kadang denyut di kulitnya masih menggodanya untuk melakukan hal yang sama. Bekas luka ini menghalangi Camille dari segala bentuk kencan dalam hidupnya selama beberapa tahun, setidaknya hingga kehadiran Richard di Wind Gap.

Tapi siapa sebetulnya pelakunya? Saksi mata anak-anak mengatakan dia melihat salah satu gadis itu diculik oleh seorang wanita. Tapi tidak ada yang percaya. Tidak ada wanita yang sanggup melakukan apa yang terjadi. John Keene harus menderita karena tuduhan pembunuhan yang banyak digosipkan oleh penduduk Wind Gap. Padahal adik perempuan John adalah salah satu korbannya. Kesalahan John hanya satu. Keluarga Keene adalah pendatang baru di Wind Gap.

Di antara usaha Camille mencari informasi untuk artikel beritanya dan siksaan batin yang harus dialami karena tinggal kembali bersama Adora, Camille malah menyingkap kebenaran lama soal masa lalunya. Apa yang sudah dilakukan Adora pada Marian, kenapa Marian selalu sakit, dan kenapa meninggal, Apa yang sekarang dilakukan Adora kepada Amma. Tapi ternyata Amma pun tidak sepolos itu, Amma punya perannya sendiri, Amma punya strateginya sendiri, Amma punya...kekejamannya sendiri.

--------

Novel ini gilanya....twisted banget. Tidak ada tokoh yang benar-benar bersih. Well, ada sih satu atau dua. Camille punya masalah melukai diri sendiri dan minum-minum. Wind Gap bukan kota kecil yang manis, tapi kota yang diam-diam dipenuhi masalah. Semua bisa minum-minum, obat-obatan bisa bebas dimiliki ibu-ibu, nenek-nenek, bahkan Amma pun bisa berpesta dengan itu, Adora menyimpan banyak obat-obatan keras aneka jenis. Bahkan gadis-gadis yang jadi korban pembunuhan juga punya kekejaman mereka sendiri. Kejam lho, bukan sekedar nakal.

Ini buat teman-teman yang belum baca atau nonton serinya yah, jadi belum tahu siapa pelakunya. Novel ini sebenarnya tidak menutup-nutupi siapa yang bersalah atau punya tindakan yang patut dipertanyakan. Tapi itu bisa jadi adalah tipuan. Tebakan kami atas siapa pelakunya cuman setengah benar, karena ternyata pelakunya justru korban pelaku. Nahhhh...lhoooo....

Ritme novel ini sebetulnya lambat, santai. Mood yang dibawakan gloomy banget. Cukup gelap nuansanya. Ini kami agak susah mencari istilah bahasa Indonesianya. Tapi paham lah ya, semoga. Tapi novel ini juga bikin penasaran. Kami tidak bisa stop membaca kecuali memang karena sudah lelah atau ada keperluan lain. Apa aja informasi yang bisa didapatkan Camille? Amma ngapain aja? Adora kenapa sih? Gimana selanjutnya hubungan Camille dengan Richard? Dan ketika akhirnya terjadi plot twist, dunia serasa jungkir balik, dan cuman bisa komen...gila yah....

Sekarang mau membahas beberapa tokoh-tokohnya sedikit lebih dalam. Karena mereka memang bagus buat dianalisis.

Camille Preaker
Sepanjang kita membaca buku, yang kayaknya sih belom banyak-banyak banget ya, baru kali ini menemukan tokoh utama yang sebermasalah Camille. Semua tokoh utama pasti punya masalah, tapi entah kenapa masalah Camille ini terasa mendesak dan berat. Camille adalah anak diluar nikah Adora. Camille tidak tahu siapa ayahnya, dan Adora juga tidak mau mengatakan apa-apa. Hubungan Camille dan Adora sangat tegang. Camille merasa Adora tidak pernah menyayanginya. Adora lebih memilih adik-adik tirinya. Adora sendiri menganggap Camille anak yang tidak patuh. Camille punya sejarah menyakiti diri sendiri, mengukir tubuhnya dengan benda tajam, menuliskan kata-kata. Camille sudah terapi dan sudah berhenti melakukannya. Tapi sepanjang novel kita tahu bahwa kecenderungan Camille untuk melakukannya kembali tetap ada. Apalagi sekarang dia kembali di bawah tekanan Adora. Camille berusaha mengalihkan kecenderungan ini dengan menuliskan kata-kata hanya dengan pulpen, dan lari ke minuman keras. Kami belum menangkap sih kenapa Camille bisa seperti ini. Tapi kalau boleh menebak-nebak, sepertinya sikap Adora yang secara tidak sadar mendorong Camille melukai dirinya sendiri. Mungkin alam bawah sadar Camille menganggap, Adora akan memperhatikannya kalau Camille sakit. Camille sebenarnya orangnya cukup tenang, meskipun sedang stress, dia seperti menghadapi semuanya dengan cukup tenang. Punya strateginya sendiri dan cukup santai.

Karena bekas luka di tubuhnya, Camille tidak punya kehidupan romantis sampai dia akhirnya bertemu Richard di Wind Gap. Tapi ini akan menjadi cerita tersendiri nanti. Hubungan Adora dan Camille sangat tegang. Hubungan ibu dan anak yang sangat disfungsional. Adora punya penyakit mentalnya sendiri, yang akan kami bahas di profil Adora. Camille sebetulnya termasuk beruntung karena Adora tidak terlalu "sayang" padanya.

Menurut kami, Camille adalah tokoh utama yang punya profil kuat. Kepribadian Camille pada dasarnya baik, tapi Camille juga punya masalahnya sendiri yang keras. Kebiasaan minum-minum dan kecenderungan untuk mudah berbuat negatif (pesta bersama Amma, dan hubungan kilatnya dengan John Keene) membuat pembaca juga tidak bisa mengidolakan Camille sebagai heroine di novel ini. Istilahnya, kita kasihan, tapi yang dikasihani juga dosanya banyak. Jadi gimana dong? Wakakak. Tapi kami punya simpati tersendiri terhadap Camille. Masa kecilnya terlalu traumatis. Camille memang menyakiti diri sendiri. Tapi setidaknya, sampai akhir novel dia tidak pernah menyakiti orang lain. Camille juga rela berkorban, menerima siksaan "kasih sayang" Adora agar ada bukti ketika polisi menahan Adora.

Adora
"Menurutku ada wanita yang tidak berbakat menjadi ibu. Dan ada wanita yang tidak berbakat menjadi anak perempuan." ini jawaban Camille sewaktu Richard menanyakan apakah Camille dekat dengan ibunya atau tidak. Kalimat ini terdengar kontroversial. Tapi kalau kita mau melihat dunia secara lebih luas dan objektif, kalimat ini sebetulnya cukup jujur. Apalagi di dalam novel ini.

Keengganan Adora terhadap Camille terasa mencekik. Apa hanya karena Camille bukan anak penurut? Makannya Adora segitu tidak sukanya dengan Camille. Atau karena status Camille yang merupakan anak di luar nikah? Di depan Camille, Adora terang-terangan lebih mengurus adik-adik tirinya. Ketika Marian meninggal, Adora berduka dan mengunci dirinya di kamar, melupakan kalau dia masih punya anak perempuan satu lagi.

Salah satu kekejaman Adora terhadap Camille yang paling kami ingat adalah ketika Adora membawa Camille dan Amma untuk berbelanja baju. Adora memaksa Camille mencoba gaun-gaun terbuka, padahal Adora tahu dengan pasti semua bekas luka di sekujur tubuh Camille. Camille selalu memakai pakaian tertutup. Ketika Camille tidak mau keluar dari kamar ganti, Adora memaksa Camille untuk keluar. Memaksa Camille menunjukkan semua bekas luka yang terlihat kepada dunia. Oke, agak lebay, setidaknya memperlihatkan luka-luka itu di muka umum. Di toko yang mereka datangi. Mempermalukan Camille. Amma pun terkejut melihatnya. Buat kami ini salah satu mental abuse yang terparah yang bisa dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Dengan sengaja mempermalukan anaknya di tempat umum. Ngga banget.

Seiring dengan berjalannya novel, akhirnya terungkap bahwa Adora memiliki kelainan mental Munchausen by Proxy (MBP). MBP itu merupakan kelainan mental dimana sang pengurus (biasanya dan seringnya sang ibu), dengan sengaja membuat sang anak atau orang yang diurusnya sakit untuk mendapatkan perhatian. Inilah yang membunuh Marian, apa yang terjadi pada Amma, dan apa yang kemudian terjadi pada Camille. Kami pertama kali mendengar soal MBP ini waktu lagi heboh-hebohnya TV seri The Act. The Act ini berdasarkan kisah nyata, jadi yah, MBP itu nyata adanya.

Tapi Adora juga punya traumanya sendiri. Hubungan Adora dengan Joya, ibunya, sama saja dengan hubungan antara Adora dengan Camille. Ketiadaan kasih sayang, dan kekejaman Joya yang kemudian menjadi bahan gosip ibu-ibu lain di Wind Gap. Trauma dan kekejaman keluarga ini sepertinya turun temurun. Camille mungkin bisa dibilang yang paling normal.

Richard Willis
Menurut kami, tokoh Richard ini bisa memenangkan piala sebagai Pria Terbrengsek di novel ini. Wakakak. Jangan tertipu dengan rayuan manisnya yang menggebu-gebu. Tarik ulur informasi antara Camille dan Richard, bisa membuat pembaca gemas dan berharap ini lah bumbu romansa yang akan mencerahkan novel ini. Kami hanya bisa bilang....jangan banyak berharap deh...

Jangan salah, Richard memang memanfaatkan Camille untuk informasi. Tapi disisi lain, Camille juga melakukan hal yang sama. Romansa hanya sekedar bonus. Camille tampaknya menyadari ini, mungkin itu kenapa sebabnya Camille tidak pernah benar-benar mengekspos dirinya di hadapan Richard. Ketika Richard tidak menghubungi Camille lagi setelah kasus yang ditanganinya selesai, dan setelah melihat semua bekas luka yang dimilikinya. Camille pun sepertinya tidak terlalu terkejut.

John Keene
Pemuda 18 tahun yang baru saja pindah ke Wind Gap ini menjadi korban gosip kejam dan tuduhan pembunuhan. Kami tidak habis pikir sih sebetulnya, kok bisa-bisanya ngegosipin kalau kakak korban membunuh adiknya sendiri. Buat ukuran gosip dan tuduhan, itu tuh kejam banget fitnahnya. Luar biasa. Tapi penduduk Wind Gap memang sepertinya lebih merasa nyaman jika orang luar atau pendatang yang melakukan kejahatan, dibandingkan jika mereka harus mengakui bahwa ada monster di antara mereka.

John juga merupakan salah satu love affair Camille. Bukan sesuatu yang serius. Hanya dua orang yang putus asa, bertemu, mabuk-mabukan, dan berakhir dengan kencan semalam. Tapi harap diingat, Camille adalah wanita dewasa di awal umur 30an, sedangkan John pemuda yang masih 18 tahun. Sudah usia legal sih. Tapi tetep aja kan...

Twistednya novel ini adalah, John tidak takut dengan bekas luka di sekujur tubuh Camille. John penasaran, sedangkan Camille lelah bersembunyi, lelah menyembunyikan bekas lukanya. Jadi, Camille membiarkan John "membaca" tubuhnya yang kemudian berakhir dengan kencan semalam. Yang sedihnya, menurut kami lebih berkesan daripada kencan Camille dan Richard yang tampak dangkal dan transaksional. Keterbukaan Camille dan penerimaan John terhadap seluruh luka-luka Camille menjadikan romansa dadakan ini justru terasa lebih manis dan rapuh. Yang lebih sedih adalah, setelah kasus terungkap, John masih mengirimkan surat kepada Camille. Sedangkan Richard langsung menghilang dari hidup Camille. Ironis...

Frank Curry
Frank Curry adalah bos Camille. Bos yang cukup peduli kepada Camille. Bos yang perhatian dan menjenguk Camille ketika Camille masuk ke lembaga terapi untuk menghilangkan kecanduan melukai diri sendiri. Curry bukan tokoh yang sentral di dalam novel ini, tapi Curry adalah tokoh yang sebetulnya dibutuhkan oleh Camille. Curry dan istrinya menganggap Camille sebagai anaknya sendiri. Mereka menyelamatkan Camille dari kerusakan yang lebih besar, dan membawa Camille ke rumah mereka. Keluarga Curry adalah keluarga yang pantas didapatkan oleh Camille.

Amma
Amma adalah anak gadis berumur 13 tahun yang cerdas. Sangat cerdas. Amma bahkan sebenarnya bisa masuk dikelas yang lebih tinggi. Tapi Adora mencegahnya, berpikir bahwa Amma butuh berada di sekitar anak-anak yang seusia dirinya. Tapi apa yang Adora tidak sadari adalah, Amma lebih cerdas dari dirinya. Amma tahu apa yang Adora lakukan pada dirinya. Amma bahkan mampu memanipulasi Adora untuk kepentingannya sendiri.

Salah satu kata-kata Amma kepada Camille yang menarik adalah seperti yang kami kutip di bawah ini:
"Kadang-kadang saat kau membiarkan orang-orang melakukan sesuatu padamu, sebenarnya kau melakukannya pada mereka,"
Lalu Amma memperjelas kata-katanya.
"Paham maksudku? Kalau seseorang ingin melakukan hal sinting padamu, dan kau membiarkan mereka, kau membuat mereka lebih sinting. Kemudian kau memegang kendali. Selama kau tidak jadi gila."

Amma adalah contoh ketika kecerdasan bertemu dengan kegilaan dan kekejaman. Di rumah, Amma adalah anak Adora yang manis dan manja, tapi di luar rumah Amma adalah pemimpin geng pirang yang senang melakukan perundungan kepada anak-anak lain, dan sangat liar. Narkoba, minuman keras, pesta seks, adalah asupan rutin Amma. Apakah Adora tidak tahu? Atau hanya menutup mata? Yang jelas seisi Wind Gap tahu siapa Amma.

Ini adalah salah satu quote di buku ini yang menggambarkan Amma dan mampu membuat para pembaca merinding:
Kau bisa membuat empat ribu dugaan lain, tentu saja, tentang kenapa Amma melakukannya. Akhirnya, faktanya tetap: Amma suka melukai. Aku menyukainya, dia menjeritkan itu kepadaku. Aku menyalahkan ibuku. Anak yang mendapatkan asupan racun menganggap kekerasan sebagai kenyamanan.

----

Buku ini luar biasa. Luar biasa twisted-nya. Jalinan kegilaan yang rumit. Wind Gap, satu kota yang penuh dosa. Bahkan nenek-nenek pun mengkonsumsi obat terlarang yang disamarkan sebagai "obat". Pendatang pun terbawa-bawa dosanya. Ikut melakukan dosa versi mereka sendiri.

Buku ini gloomy banget sih sebetulnya. Kasus memang terungkap dan terselesaikan. Tapi, apa yang bisa dirayakan kalau ternyata terungkapnya kasus sama dengan hancurnya sebuah keluarga? Endingnya pun masih bisa membuat pembaca mengelus dada dan banyak berdoa. Apakah Camille bisa benar-benar sembuh dari trauma mentalnya? Apakah Camille pada akhirnya punya penyakit mental yang sama seperti Adora? Entahlah. Pada akhirnya, pembaca hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja untuk Camille.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan komentar di bawah.

Minggu, 14 Juni 2020

Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham - Mengejar Patung Jahat

Setelah kemaren selesai dengan seri The Flynn Brothers, mari sekarang mengeksplor seri Cafferty and Quinn. Let The Dead Sleep ini adalah buku pertama dari seri Cafferty and Quinn. Seperti biasanya, Heather Graham akan berkisah di seputar misteri supernatural, dan tentu saja, karena ini salah satu novel Harlequin, pastinya ada cerita roman di dalamnya.

Mari kita lihat sedikit sinopsisnya. Danni Cafferty menjalani kehidupan normal dan biasa-biasa saja sebelum ayahnya meninggal dan mewariskan toko barang antik miliknya. Sebelum kematiannya, ayah Danni berpesan agar jangan menjual tokonya, dan pelajari buku petunjuk yang ada disana. Ayahnya juga menyesalkan bahwa dia belum sempat memberitahu Danni mengenai kehidupannya yang sebenarnya.

Saat Danni masih belum paham apa maksud ayahnya, tiba-tiba datanglah seorang wanita histeris ke tokonya. Ia ingin menyingkirkan patung jahat yang ada di rumahnya. Danni yang skeptis dan belum tahu apa-apa malah mengira wanita itu gila. Tapi Michael Quinn juga datang dan mendesak Danni untuk segera mengambil patung terkutuk itu dari rumah si wanita.

Michael Quinn sudah biasa bekerja bersama ayah Danni. Pekerjaan yang Danni belum tahu apa yang sebetulnya dilakukan ayahnya dan Quinn. Pekerjaan yang berusaha disembunyikan agar Danni bisa hidup senormal mungkin. Tapi Quinn mendesak Danni agar turut berperan membantu si wanita histeris, sebelum terlambat. Sayangnya, mereka tetap terlambat. Saat Quinn dan Danni sampai, si wanita histeris sudah tewas, dan patung yang diributkan hilang dicuri.

Mereka pun terpaksa mengikuti jejak mayat-mayat yang disebabkan karena patung itu. Patung yang bisa menjelma menjadi sosok jahat, dan membisikkan pikiran-pikiran jahat yang kejam. Patung yang jadi rebutan orang-orang jahat karena janji akan kekuasaan dan kekayaan bagi mereka yang memilikinya. Mereka harus melakukan segala cara, menyelidiki semua orang yang terlibat, dan menggunakan segala sumber daya untuk dapat menemukan patung itu. Sebelum semakin banyak korban yang berjatuhan. Atau, lebih parah lagi, sebelum Danni sendiri menjadi korbannya.


Di novel ini ciri khas Heather Graham kembali muncul. Yup...apa lagi kalau bukan main-main di kuburan, wakakakak. Adegan di kuburannya lumayan intens karena ada adegan kejar-kejaran di kuburan, sampai masuk ke terowongan-terowongan rahasia bawah tanah. Di novel ini ada hantu beneran yang jahat. Kami juga mengira kalau Quinn itu bukan manusia biasa. Tapi di novel ini belum jelas sih Quinn itu apa. Yang jelas Quinn pernah meninggal terus hidup lagi dengan memiliki kekuatan yang lebih.

Bagian romancenya juga bagus, mengalir dengan konflik yang cukup masuk akal. Biar bagaimanapun cewek cantik dan cowok ganteng yang sama-sama lajang pasti ada listrik-listriknya lah sedikit. Yaa khaannn.

Kami termasuk suka sama novel ini. Menghibur, ringan, ada romance-nya, tapi juga ada misteri dan suspense yang seru dan menegangkan. Cocok banget buat koleksi dan bacaan ringan. Buat yang suka romance berbau-bau misteri dan detektif buku ini bagus banget.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di kolom komentar yah.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/let-the-dead-sleep-by-heather-graham-cafferty-and-quinn-1

Buat teman-teman yang ingin membaca review buku keduanya bisa ke post Waking The Dead by Heather Graham (Cafferty and Quinn #2) - Lukisan Jahat Bercat Darah. Sama-sama bagus, bahkan menurut kami lebih berasa horornya.

Quote

Setengah dari teror yang ditujukan pada orang-orang tidak bersalah selalu datang dari ketakutan nyata--dan setengah yang lain datang dari perebutan kekuasaan, kejahatan murni, atau keserakahan orang lain.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Ceritakan rahasia pada seorang teman, teman itu akan menceritakannya pada orang lain, dan seterusnya. Seperti permainan bisikan berantai dan akhirnya semua faktanya berubah.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Hidup tidak berarti jika kita tidak menikmati setiap detiknya.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Kau harus menjalani hidup. Tidak melakukannya adalah dosa, sama seperti jika kau menikmatinya dengan mengorbankan orang lain.
Let The Dead Sleep (Patung Kematian) by Heather Graham

Rabu, 10 Juni 2020

Seri Flynn Brothers by Heather Graham - Untuk Para Pecinta Misteri, Detektif, dan Roman

Haiii, kami punya segmen baru. Kali ini kami akan membahas novel-novel yang berseri. Tentu saja yang bakal kami bahas adalah novel serial yang sudah lengkap kami baca semua ya bukunya. Untuk postingan pertama kali ini kami akan membahas Seri Flynn Brothers karangan Heather Graham.

Seri Flynn Brothers ini bercerita tentang 3 orang Flynn Bersaudara, Aidan, Jeremy, dan Zach, yang semuanya sedang memulai kehidupan baru mereka. Mereka bertiga sama-sama pernah punya pengalaman militer atau kepolisian. Aidan kalau tidak salah pernah di militer dan FBI, Jeremy pernah menjadi polisi penyelam, sedangkan Zach dulunya pernah di bagian forensik. Bersama-sama, mereka akhirnya mendirikan sebuah agensi detektif swasta dan memulai kehidupan yang baru.

Flynn Bersaudara ini tidak tahu kalau mereka masih punya kerabat jauh. Mereka pikir, setelah ayah dan ibu mereka tiada, mereka sudah tidak ada kerabat lagi. Tapi ternyata, mereka justru mendapatkan warisan sebuah rumah perkebunan tua yang sangat luas di New Orleans. Nah disinilah kisah The Flynn Brothers dimulai.

Seri The Flynn Brothers ini ada 3 buku:
  1. Deadly Night (Malam Mematikan)
  2. Deadly Harvest (Ladang Mematikan)
  3. Deadly Gift (Hadiah Mematikan)
Mari kita bahas singkat buku-bukunya. 

Deadly Night (Malam Mematikan)


Deadly Night adalah cerita tentang Aidan. Di novel ini juga diceritakan awal-awal mereka pindah ke rumah perkebunan tua di New Orleans. Aidan sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk tinggal di rumah warisan tersebut. Tapi Jeremy dan Zach lumayan optimis.

Baru saja sampai, Aidan sudah menemukan tulang belulang manusia. Salah satunya ada di dalam properti rumah perkebunan. Penemuan ini cukup mengusik Aidan. Tapi New Orleans masih kacau balau karena baru dihantam badai Katrina. Jadi penemuan tulang-tulang yang berserakan tidak terlalu aneh saat itu.

Sebelum Aidan dan adik-adiknya datang, rumah perkebunan ditempati oleh Amelia Flynn yang sudah tua. Amelia sekali-sekali dibantu oleh Kendall. Kendall juga yang merawat Amelia di masa-masa akhirnya. Sebelum Amelia meninggal, rumah perkebunan menjadi lebih mencekam kalau malam. Amelia sering bermimpi buruk, mengatakan kalau ada cahaya-cahaya di luar sana. Kendall lumayan ketakutan dibuatnya. Tapi rumah perkebunan memang sudah tua, dan sedikit punya sejarah yang tragis. Rumah itu sangat luas lahannya dan punya kuburan keluarga. Gosipnya, memang ada hantu yang bersemayam di sana.

Kendall ini punya toko suvenir, dia juga seorang pembaca kartu Tarot. Seorang pembaca kartu tarot yang skeptis. Kendall tidak percaya dengan indra keenam ataupun hal-hal mistis, dia membaca tarot hanya berdasarkan psikologis manusia dan ilmu tarot. Ketika Aidan dan Kendall bertemu, dua-duanya sama-sama skeptis dan agak sinis. Untuk Aidan yang sangat rasional, profesi Kendall cukup mengusiknya. Bagi Kendall, Flynn bersaudara ada ponakan yang jahat karena melupakan Amelia dan membiarkannya sendirian di akhir hidupnya.

Aidan sangat yakin, tulang-tulang manusia yang dia temukan tidak ada hubungannya dengan badai Katrina. Itu tulang-tulang baru, dan ada wanita-wanita yang hilang. Jadi Aidan berusaha keras mencari tahu tentang tulang-tulang itu. Di tempat lain, Kendall yang suatu hari membacakan tarot untuk seorang turis, tiba-tiba saja mendapat kejadian aneh yang mengerikan. Kartu kematian tiba-tiba saja mentertawakan Kendall. Karena ini bukan kejadian yang pertama, Kendall menjadi khawatir. Dia pun mengikuti gadis turis itu, hingga dia aman bersama teman-teman turnya dan tidak sendirian. 

Satu hal yang Aidan dan Kendall tidak sadari adalah bahwa, tidakan dan rasa penasaran mereka sudah mengusik dan membuat seseorang marah. Dan dia pun berniat untuk menyingkirkan mereka berdua.


Deadly Harvest (Ladang Mematikan)


Deadly Harvest adalah kisah Jeremy Flynn. Jeremy membantu sahabatnya yang sedang putus asa. Istri sahabatnya menghilang begitu saja ketika mereka sedang berwisata di makam legendaris Salem. Jeremy berangkat bersama Rowenna pergi ke Salem. Rowenna memang tinggal di Salem. Mereka berdua bertemu karena acara penggalangan dana yang diadakan Jeremy.

Awalnya Rowenna tak ingin bertemu lagi dengan Jeremy. Tapi kasus yang ditangani Jeremy juga ditangani oleh mantan calon mertua Rowenna. Rowenna sering dimintai tolong untuk membantu memecahkan kasus karena insting Rowenna sangat tajam. Mau tidak mau mereka terpaksa bekerja sama. Meskipun Jeremy sangat skeptis akan kemampuan intuisi Rowenna. 

Intuisi dan nasib buruk Rowenna membawanya ke ladang jagung di dekat rumahnya. Menuju orang-orangan sawah yang menghantui mimpi-mimpi Rowenna. Orang-orangan sawah yang sangat mengerikan. Orang-orangan sawah yang ternyata adalah mayat seorang wanita. Jeremy harus segera menemukan pelakunya sebelum semuanya terlambat. Sebelum istri temannya ikut menjadi korban. Atau lebih parah lagi, sebelum Rowenna ikut menjadi korban pada hari festival panenan. Karena sang pembunuh ingin membangkitkan lagi Legenda Sang Pemanen.


Deadly Gift (Hadiah Mematikan)


Sekarang, mari kita ke kisah saudara ketiga dari Flynn bersaudara, Zach Flynn. Keluarga Flynn dan keluarga O'Riley sudah lama bersahabat dekat. Flynn sudah dianggap seperti ponakan sendiri oleh Sean O'Riley. Zach juga membantu Kat, putri Sean, untuk mengembangkan karir musiknya. Oleh karena itu, ketika partner bisnis sekaligus sahabat Sean, Eddie, menghilang, dan Sean tiba-tiba sakit parah di Irlandia, Kat meminta tolong agar Zach menyusul Sean dan membawanya pulang ke rumah.

Di Irlandia, Caer ditugaskan sebagai perawat Sean. Caer bukanlah perawat biasa. Selain bertugas merawat Sean hingga sembuh, Caer juga harus memastikan Sean selamat dari orang-orang yang berusaha menghabisinya. Oleh karena itu, ketika Zach datang menjemput Sean, Caer pun ikut serta pulang ke Amerika bersama Sean dan Zach. Zach memang sedikit terganggu dengan kehadiran Caer. Zach tahu Caer tidak akan mencelakakan Sean, tapi dia juga curiga akan asal usul Caer.

Sepulangnya dari Irlandia, Zach mulai menyelidiki kasus menghilangnya Eddie. Dan karena dirumah ada Kat yang bisa ikut menjaga Sean, Zach pun bisa mengajak Caer untuk melihat-lihat wilayah sekitar sekaligus meminta Caer membantunya dalam penyelidikan. Zach juga jadi bisa mengawasi Caer dan membongkar kedoknya. Kalau memang ada disembunyikan oleh Caer.

Banyak peristiwa mengerikan yang terjadi setelah Sean pulang. Eddie ternyata sudah tewas, dan sang pembunuh belum ditemukan. Sean pun ternyata masih diincar, dan sekarang seluruh keluarga ikut terancam. Belum lagi ada hadiah rahasia yang dikirimkan Eddie kepada Sean sebelum dia menghilang. Hadiah yang menjadi alasan kenapa Eddie dan Sean diincar.


Seri Flynn Brothers ini tidak harus dibaca berurutan karena setiap satu novel itu cerita satu saudara Flynn aja, dan tidak saling bersambung. Menurut kami, dari ketiga buku ini Deadly Harvest itu yang paling lumayan serem dan mencekam. Mana latarnya di Salem kan ya, banyak cerita yang melibatkan kuburan juga, penggambaran orang-orangan sawahnya juga serem, jadi unsur mistisnya lumayan kenceng banget di buku kedua ini. Kalau Deadly Gift malah beda sendiri menurut kami, karena Caer itu sejatinya bukan manusia. Ceritanya juga agak beda sama dua buku sebelumnya, tidak ada adegan di kuburannya.

Seri Flynn Brothers ini novel lama, dan novel Heather Graham pertama yang kami baca. Jujur, kami langsung jatuh cinta. Kami suka banget sama komposisi misteri, detektif, dan romannya yang menurut kami pas banget. Serem-serem mistisnya ada, kisah detektifnya ada, dan romantismenya juga pas sekali. Novelnya juga ringan dan enjoy banget bacanya. Bagus.

Ada yang sudah baca seri ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.

Rabu, 03 Juni 2020

Review Novel Sukuh - Misteri Portal Kuno Di Gunung Lawu by Rizki Ridyasmara

Pertama kali kami beli buku ini, kami kira ini novel horor. Kalau baca soal Gunung Lawu kan biasanya keinget cerita-cerita horornya yah. Tapi pas baca-baca sinopsisnya dan baca judulnya yang "Portal Kuno", ditambah lagi rating Goodreads-nya yang bagus (4/5 ★), kami memantapkan diri untuk membeli dan membaca novel ini. Dan ternyata... yah, novel ini ada plus dan minusnya sendiri.

Sinopsis

Tapi sebelumnya mari kita ke sinopsis buku ini. Buku ini dibuka oleh kisah Prof Sjoemandirgo yang sedang melakukan penelitian di Candi Sukuh. Prof Sjoemandirgo kemudian menerbitkan sebuah buku yang sangat kontroversial dan menghebohkan. Tak disangka, buku terbitannya ini menjadi penyebab kematiannya. Tapi Prof Sjoemandirgo sudah mengantisipasi kemungkinan kejadian seperti ini. Tidak semua data-data dia masukkan ke dalam bukunya. Sisanya dia titipkan pada temannya, Kasturi, agar diserahkan pada Doktor Grant, supaya Doktor Grant bisa membuat novel berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Di tempat lain, sebuah organisasi rahasia mulai mengincar data-data yang dimiliki Prof Sjoemandirgo. Satu lagi tokoh dihabisi. Hal ini mendesak Doktor Grant dan istrinya untuk segera ke Sukuh, memulai penelitiannya terhadap Sukuh. Di Sukuh, keadaan jadi semakin tegang. Untungnya  Doktor Grant dan istrinya tidak sendirian. Para pejuang dari Freedom Fighter dan Persaudaraan Lawu siap membantunya.

Review

Oke...jujur yah...kami agak sedikit punya love-hate relationship dengan novel ini. Ada plus minusnya yang menarik untuk direview. Mari kita mulai dari plusnya dulu.

Novel ini seru. Beneran deh, sebagai novel misteri thriller, unsur ketegangannya dapet banget. Pembaca dibikin penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Pengetahuan yang akan kita dapat seputar sejarah nusantara juga banyak banget. Bikin kita pengen belajar sejarah lagi dan berkunjung ke Candi Sukuh. Ini salah satu cara belajar sejarah yang enak dan menarik ya menurut kami. Ya lewat novel-novel begini. Enaknya, novel ini juga dilengkapi dengan foto-foto. Banyak banget foto-foto, ada foto-foto relief, situs purbakala, atau simbol-simbol. Jadi kita tidak sekedar membayangkan, tapi juga bisa melihat fotonya langsung. Meskipun fotonya hitam putih tapi cukup jelas kok. Riset yang dilakukan penulis untuk novel ini juga mendalam sepertinya. Ini novel yang bagus dan punya potensi besar.

Tapi ada beberapa hal yang buat kami masih bikin gregetan. Mungkin ini minus novel ini buat kami. Tapi selera orang bisa beda-beda yah. Pertama, kami sedikit bingung, sebenarnya novel ini mau dibawa kemana arahnya? Apakah ke arah thriller science fiction, atau ke arah thriller mistis supernatural. Novel ini thriller science fiction-nya kental banget, tapi di tengah-tengah dan di akhir nyelip hal-hal mistis. Sains dan mistis kan agak susah nyambung kan yaa. Apalagi di novel ini ada beberapa tokoh bule, jadi ya agak gimana gitu rasanya. Mungkin agak kurang halus aja kali ya transisinya. Kedua, menurut kami gaya bahasanya agak kaku, kurang lemes untuk sebuah novel, membuat kami berpikir bahwa percakapan seformal ini hanya akan terjadi di novel dan film yang dipaksa harus EYD. Kami juga agak sedih dengan tokoh Josephina. Menurut kami terlalu pemanis sekali. Tokoh wanita di novel ini yang aktif hanya Josephina. Itu pun kurang strong peranannya. Endingnya juga terasa sedikit diburu-buru, padahal kayaknya novel ini masih bisa dibikin lebih seru lagi.

Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, kami merasa novel ini sebenarnya bagus jadi semacam essay sejarah gitu, kalau dilepas fiksinya mungkin. Karena pengetahuan dan riset sejarah nusantaranya apik sekali. Tapi yah mungkin justru fiksinya ini yang bikin menarik.

Ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.

Buku ini masih tersedia untuk dipesan yah. Silahkan langsung ke link di bawah ini:
Quote

Langit adalah keindahan. Langit adalah keajaiban penciptaan. Dan, di langitlah semua rahasia alam semesta disimpan oleh Sang Mahakuasa.
Sukuh - Misteri Portal Kuno Di Gunung Lawu by Rizki Ridyasmara

Hidup adalah pilihan, dan kematian adalah kepastian. Di antaranya selalu saja terselip perpisahan...
Sukuh - Misteri Portal Kuno Di Gunung Lawu by Rizki Ridyasmara

Yang disebut fakta oleh kita, hanyalah apa yang bisa dicapai oleh kelima indra kita. Dan sebaliknya, segala sesuatu yang tidak bisa diindera oleh manusia, sering kita sebut sebagai fiktif, mitos, legenda, hoax, atau khayalan.
Sukuh - Misteri Portal Kuno Di Gunung Lawu by Rizki Ridyasmara


Baca Juga:

Jumat, 29 Mei 2020

Review Komik Serial Cantik Missing Love by Robico - Sederhana Tapi Manis

Buat penggemar komik serial cantik oneshot, jangan lupa untuk mengoleksi komik yang satu ini. Missing Love by Robico. Komik Missing Love ini sebagian besar ceritanya merupakan komik remaja dengan lika-liku percintaan sekolah para remaja, kecuali cerita utamanya, Missing Love.

Komik Missing Love ini ada enam kisah romantis yang sederhana tapi manis-manis. Kadang juga lucu. Mari kita lihat tentang apa aja ceritanya.

Missing Love
Riko, pacar Kohei, tiba-tiba menghilang. Kabur dari rumah. Setelah sebulan tidak pulang, Kohei pikir memang ini hal yang dia inginkan. Tapi saat bertemu kembali...ternyata Kohei baru mulai menyadari perasaannya sendiri.

Drama Klub's Trick
Saat Soichiro akhirnya menyadari bahwa Maki juga menyukainya, sebagai ketua klub Drama, dia pun menyiapkan drama spesial untuk mengungkapkan perasaannya kepada Maki. Cerita yang ini kocak nih.

Rapunzel
Buku dongeng Rapunzel milik Kiri sangat berharga. Karena Kanta yang membelikan untuk Kiri saat mereka masih kecil. Kiri sangat menyukai ceritanya. Tapi saat Kanta akhirnya menemukan orang yang disukainya, tanpa Kiri sadari, Kiri menjadi seperti penyihir di cerita Rapunzel yang disayanginya.

Lady Bug First Love
Punya teman dekat itu menyenangkan. Rasanya tak ingin pernah berubah. Itulah yang diinginkan Machiko. Tapi saat teman terdekat Machiko, Rando, menyatakan perasaannya, lalu selanjutnya harus bagaimana?

Cosplayer
Momoko punya kehidupan rahasia. Dia seorang cosplayer. Momoko tak punya keinginan untuk berkencan atau punya pacar. Apalagi karena mantan Momoko meninggalkannya karena hobinya ini. Ryuichi, teman kerja Momoko yang diam-diam suka padanya, suatu hari memergoki Momoko yang sedang menjadi cosplayer. Awalnya Ryuichi terkejut. Tapi ternyata...lama-lama dia ikut tenggelam dalam dunia Momoko.

Gold Fish Eyes
Daizuke terkenal menakutkan. Makoto terkenal penakut. Makoto terutama takut kepada Daizuke. Tapi, saat dia membaca puisi cinta Daizuke, dia pun mencoba mendekati Daizuke. Baginya Daizuke seperti rumah hantu, takut tapi terasa menyenangkan. Tapi bagaimana sebetulnya perasaan Daizuke sendiri?

Ceritanya ringan-ringan aja, menghibur, dan cukup lucu juga. Komik hiburan yang bagus. Ada yang sudah baca komik ini juga?

Komik ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan klik link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/missing-love-by-robico

Bagi yang ingin memesan lewat Shopee bisa hubungi kami terlebih dahulu.

Selasa, 26 Mei 2020

Review Novel Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham - Plot Twist yang Berbeda Dari Buku Sebelumnya

Akhirnya sampai juga di buku ketiga sekaligus buku terakhir dari kisah Flynn bersaudara. Kali ini siapa lagi kalau bukan ceritanya Zach Flynn. Deadly Gift ini punya plot twist yang berbeda dari buku-buku sebelumnya. Kalau cerita kakak-kakaknya lebih ke arah misteri supernatural, buku ketiga ini hampir bisa dimasukkan juga ke genre paranormal romance. Penasaran kaannn? Mari kita lihat dulu ceritanya seperti apa.

Deadly Gift diawali dengan cerita seorang pelaut handal, Eddie, yang sedang berlayar membawa penumpang yang terlihat aneh dan misterius. Tapi, karena sang penumpang misterius membayar dengan layak dan tunai, Eddie setuju untuk membawanya berlayar. Rencananya hanya beberapa jam, karena Eddie masih ingin menghadiri pesta perpisahan sahabatnya, Sean. Dia sudah menyiapkan hadiah khusus untuk Sean. Sayangnya, penumpang yang Eddie bawa ini ternyata orang jahat, dan pelayaran ini akan menjadi pelayaran terakhir untuknya.

Di tempat lain, sahabat Eddie, Sean, akhirnya pulang kampung ke Irlandia. Setelah merayakan pesta perpisahan tanpa kehadiran Eddie. Sayangnya, sesampainya di Irlandia, Sean justru sakit parah.  Perawat khusus pun ditugaskan untuk Sean, Caer Cavannaugh.

Kasus menghilangnya Eddie, dan Sean yang tiba-tiba sakit membuat Kat, putri Sean, panik setengah mati. Dia pun menghubungi Zach Flynn, sahabatnya dan juga sahabat keluarganya. Kat ingin Sean segera pulang, dan meminta Zach agar menemukan Eddie juga. Sebagai perawat Sean, dan karena tugas dari agensi, Caer ikut bersama Sean dan Zach pulang ke Amerika. Caer dan Zach tak bisa menampik kalau ada ketertarikan di antara mereka berdua. Tapi ada orang hilang yang masih harus dicari, ada dugaan pembunuhan yang harus diselidiki, dan ada Sean yang masih terancam nyawanya. Siapapun dalangnya, dia harus segera ditemukan.

Oke, dibandingkan dua buku sebelumnya, unsur supernatural di buku ini nuansanya beda banget. Caer jauh lebih misterius dibandingkan Kendall ataupun Rowenna. Kalau dari awal kan kita sudah tahu jelas ya siapa Kendall dan siapa Rowenna, nah Caer ini misterius banget. Kita baru akan tahu siapa sebetulnya Caer pas sudah di tengah-tengah, hampir mau ke akhir buku. Jadi, siapakah Caer sebetulnya? Psst...rahasia. Plot twist yang beda banget deh dari dua buku sebelumnya. Oh iya, jangan lupa baca juga review yang Deadly Night dan Deadly Harvest juga ya.

Dibandingkan dua buku sebelumnya, nuansa misterinya juga berbeda, di Deadly Gift ini lebih ke cerita detektif dibandingkan supernaturalnya. Lebih manusia aja gitu ceritanya...padahal sih....ga gitu juga sebetulnya. Kami juga suka dengan cerita romance di buku ini. Karena Zach itu bukan karakter yang sulit menerima kalau dirinya jatuh cinta. Kadang bosen juga sih sama konflik romance yang "ketemu-jadi musuh-ternyata jatuh cinta", kayaknya umum banget gitu. Kadang malah bisa menyebalkan. Jadi kisah romance di Deadly Gift ini mudah aja gitu...kecuali karena plot twist-nya.

Kesimpulannya, kami suka juga sama buku ketiga dari trilogy The Flynn Brothers ini. Ketiga buku The Flynn Brothers ini beda-beda sebetulnya nuansa misterinya. Tapi kita akan cerita soal itu di postingan lain. Hmmm...jadi kepikiran, Novel-novelnya Heather Graham nih oke juga. Novel yang cocok untuk yang suka sama cerita misteri, detektif, dan romance yang dijadikan satu. Segar, cukup ringan, menghibur, tapi juga bisa tetap seru dengan misteri-misterinya.

Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di bawah yaah.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Bisa ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-gift-hadiah-mematikan-by-heather-graham

Untuk yang mau link Shopee juga ada, by request yah.

Quote

"Bukankah yang disebut rumah adalah tempat hati kita selalu berada?"
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Kau mungkin pergi selamanya, tapi kau tak pernah melupakan masa lalu atau kebenaran yang kauketahui saat masih kecil.
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Pisahkan, lalu taklukkan
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

"Well, hidup terdiri dari yang baik dan buruk, kan? Dan kita harus merasakan yang buruk untuk melihat yang indah, bukankah begitu?"
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Pikiran sama halnya dengan tubuh, akan bekerja lebih baik kalau kalian tidak hanya berkutat disitu.
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Manusia punya pilihan, dan pilihan yang mereka buat berarti kesempatan yang akan mereka dapatkan.
Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham

Sabtu, 16 Mei 2020

Review Novel The Queen Alone by K. A. S. Quinn - Haru Biru Perjalanan Waktu ke Era Victoria

Hhhh...harus gimana ya ini reviewnya...jujur, agak sedikit mixed feeling...

Oke kita mulai aja dari buku apa ini...

The Queen Alone by K. A. S. Quinn adalah buku ketiga dan terakhir dari seri Chronicles of the Tempus. Yup...kami langsung baca buku ketiganya dan belum baca buku pertama dan keduanya. Apakah bingung? Menurut kami ngga terlalu bingung sih, karena sepertinya setiap buku, cerita petualangannya beda-beda. Waktu kami pertama kali punya buku ini, rating Goodreadsnya 4, sekarang, saat post ini dibuat, ratingnya turun sedikit ke 3.98. Yah cuman turun sedikit banget kan ya. Rating 4 ini lah yang bikin kami tertarik untuk membaca buku ini.

The Queen Alone ini cerita tentang perjalanan waktu. Tapi, genre novelnya masuk ke fantasy. Kalau boleh lebih spesifik lagi, mungkin bisa masuk ke historical fantasy. Kenapa bukan fiksi ilmiah?  Karena memang tidak ada unsur ilmiahnya. Proses perjalanan waktunya lebih ke fantasi dengan tokoh-tokoh supernatural ala ala mitologi. Tapi cerita historis di era Ratu Victoria -nya cukup sesuai dengan sejarah yang ada.

The Queen Alone bercerita tentang seorang gadis New York abad ke 21, Katie Berger-Jones-Burg, yang ditarik kembali melintasi waktu ke era Ratu Victoria. Katie kembali ke London di abad 19. Masa-masa dimana Perang Sipil di Amerika nyaris pecah, dan nyaris menyeret Inggris ke dalamnya. Masalahnya, Katie kali ini tidak tahu siapa yang memanggilnya. Semua teman-temannya juga tidak tahu kenapa Katie datang. Belum lagi perasaan negatif yang menggerogoti hatinya. Masalah Katie tidak berhenti di situ saja. Tanpa sengaja, Katie membawa Dolores ikut melintasi waktu ke abad 19. Katie juga kehilangan kekuatannya tanpa ia ketahui sebabnya.

Katie, tidak menyadari bahwa yang menariknya ke abad 19 sebetulnya adalah Lord Belzen, sang Pemimpin Malum yang mendambakan perang besar. Katie akan dia jadikan alat. Merubah sejarah, menjadikan Inggris ikut ambil bagian dalam Perang Sipil Amerika. Yang akan berujung pada perang yang lebih besar lagi.

Lord Belzen sudah melancarkan serangannya kepada suami Ratu, Pangeran Albert. Meskipun rencana Lord Belzen gagal, tapi Pangeran Albert tidak bisa mempertahankan hidupnya. Ratu pun sangat terguncang dan berduka. Sayangnya, penasihat ratu yang culas dan sudah terpengaruh oleh Lord Belzen memanfaatkan situasi ini. Dengan iming-iming, dia berhasil menyembunyikan Ratu di suatu tempat yang terpencil. Katie harus membantu menemukan Ratu dan membawanya kembali ke istana. Suatu rencana yang berbahaya pun akhirnya dijalankan guna menyelamatka Ratu Victoria.

Bagaimana cara Katie menyelamatkan Sang Ratu? Apa yang terjadi pada Dolores? Bisakah Katie menjaga sejarah agar tetap di jalurnya?

Jujur, agak campur aduk juga baca cerita The Queen Alone ini. Karena ratingnya bagus, kita berharap buku ini cukup bisa dinikmati. Yang sebenarnya, ya pasti bisa dinikmati sih. Tapi, buat kami banyak pertanyaan yang seperti terjawab aja. Misalnya, sebenarnya buat apa Katie datang ke abad 19? Karena kalau dilihat dari ceritanya, tanpa Katie, justru Lord Belzen bisa lebih sukses menjalankan rencanaya. Bukan berarti kami mau dia sukses sih. Wakakakak. Atau, apa perannya kelompok Union dan John Reillson yang pernah menculik Katie selain jadi bumbu cerita dan petunjuk kalau ada reinkarnasi Jack O'Reilly? Bahkan menurut kami, Lord Belzen sendiri adalah tokoh antagonis yang lemah posisi ceritanya. Kalau dipikir-pikir lagi, ceritanya justru lebih menarik saat dilihat dari sudut pandang Putri Alice. Bagian cara Katie kembali ke masanya dia juga memberikan pertanyaan. Bagaimana caranya kembali ke masa depan agak kurang jelas menurut kami.

Ada juga beberapa adegan yang kami pertanyakan keperluannya. Seperti, buat apa menculik Katie? Pada akhirnya itu tindakan yang sia-sia dan tidak penting. Atau, buat apa Lord Belzen menarik Katie ke menara dan mencoba membuat Katie terjun dari menara? Udah dia yang ngundang, dia juga yang sadar kalau ngga perlu ada Katie. Wakakak. Pada akhirnya Katie malah jadi sadar kan kalau dia sedang dimanfaatkan oleh Lord Belzen.

Tapi di luar kekurangannya, kami suka saat ceritanya lebih ke cerita Putri Alice. Kisahnya lebih seru dan berarti. Kisah penyelamatan Ratu oleh Katie juga lumayan seru kok. Walaupun agak antiklimaks sih. Oya, buku ini juga bisa dibilang cukup sejalan dengan sejarah yang ada ya. Tentu saja minus kisah-kisah fiksinya. Tapi fakta-fakta sejarahnya cukup akurat.

Terlepas dari kekurangan-kekurangannya, kami malah penasaran sama buku pertama dan keduanya. Kalau dari review di Goodreads, novel pertama dan keduanya memang lebih seru. Kami juga ngga tahu, ini kurang oke karena ada miss-translation aja atau memang ceritanya begini. Jadi kalau ada kesempatan, pengen juga sih baca versi Bahasa Inggrisnya.

Apa ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapat teman-teman? Silahkan komen di bawah yah.

Buku ini tersedia di:



Quote

Hal tidak masuk akal seseorang adalah mahakarya buat yang lain.
The Queen Alone by K. A. S. Quinn

Politik adalah kepentingan dan propaganda adalah senjata yang ampuh.
The Queen Alone by K. A. S. Quinn

"Diabaikan, itu lebih memalukan daripada tidak punya pasangan. Kau harus segera diselamatkan. Boleh aku berdansa denganmu kali ini?"
The Queen Alone by K. A. S. Quinn

"Kita harus selesaikan tarian kita," ujarnya, "bahkan meski kita berdansa di tepi jurang."
The Queen Alone by K. A. S. Quinn

Selasa, 12 Mei 2020

As Red As Blood by Salla Simukka - Lumikki yang Dingin dan Penuh Perhitungan

Pada awalnya, kami agak ragu-ragu sama novel yang satu ini. Alasannya, rating Goodreads-nya hanya 3.4 dari 5 bintang. Yaa...lumayan menengah lah menurut kami. Tapi gimana dong, waktu itu packing novel ini cukup unik, alih-alih segel plastik biasa, novel ini dipacking lagi di dalam amplop karton khusus dengan gambar cover bukunya. Jadi beda sendiri kan yaa sama buku yang lain. Belum lagi tulisan "The SNOW WHITE Trilogy"-nya. Makin bikin penasaran. Sebelumnya, kami pernah membaca novel paranormal romance yang diadaptasi dari cerita dongeng populer. Lumayan menarik juga lho membaca kisah adaptasi begini. Kita dibikin penasaran akan dibawa kemana arahnya dongeng ini.

Tapi sebenarnya novel As Red As Blood ini bukan adaptasi dongeng. Kisah Snow White-nya lebih ke arah sebuah perumpamaan. Genre novel ini pun Misteri dan Thriller. Novel ini juga agak beda dari novel terjemahan kebanyakan karena ini adalah novel nordic noir, novel kriminal skandinavian. Jadi alih-alih berlatar belakang negara Amerika atau Eropa yang sudah umum banget di kalangan novel terjemahan yang beredar di Indonesia, novel ini berlatar negara-negara di Eropa Utara, Finlandia, Swedia, bahkan Rusia. Lokasi latar belakang novel ini sendiri bertempat di Tampere, Finlandia. Buat yang mencari latar novel yang fresh, novel ini pas banget.

As Red As Blood mengisahkan cerita seorang Lumikki Anderson. Seorang gadis 18 tahun yang bersekolah di salah satu sekolah seni di Tampere. Masa lalu yang keras memaksa Lumikki mengembangkan kemampuan seperti seorang mata-mata. Berbaur, tidak tampak, tidak menarik perhatian, lengkap dengan fisik yang lincah dan kuat, serta otak yang mampu berpikir taktis.  Kehidupan damainya terusik ketika suatu hari, kebiasaannya "menyendiri" di Kamar Gelap sekolah membawanya kepada suatu kasus. Kasus yang melibatkan uang puluhan ribu euro bernoda darah yang dijemur di kamar gelap.

Awalnya Lumikki tidak mau tahu dan tidak mau ikut campur. Tapi rasa keingintahuan seringnya mengalahkan akal sehat. Lumikki pun pelan-pelan terseret lebih dalam. Latar belakang uang berdarah pun mulai terkuak: pesta gila-gilaan yang berujung penemuan uang berdarah. Alih-alih ketakutan, di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, Elisa, Tuukka, dan Kasper justru mengambil uang itu, menyelinap ke sekolah, lalu mencuci dan menjemur uang tersebut di Kamar Gelap sekolah. Mereka pun membagi 3 uang temuan itu.

Tapi puluhan ribu euro tentu saja tak mungkin tak bertuan. Puluhan ribu euro yang tersasar tak mungkin tak dicari orang. Lumikki terpaksa menyelidiki. Kami rasa sih setengah karena Elisa yang memohon, setengahnya lagi karena rasa penasaran Lumikki sendiri. Temuan demi temuan semakin mengejutkan. Puncaknya, ketika Lumikki menyamar bak Putri Salju, membuntuti ayah Elisa ke pesta besar seorang...atau dua orang...bos mafia.

Berbeda dengan beberapa review Goodreads, kami merasa novel ini bagus dan seru. Gaya bahasanya cukup sederhana. Yah, walaupun bab-bab awalnya agak susah dipahami sih. Tapi kalau dibaca terus, gaya bahasanya cukup sederhana dan mudah dinikmati. Ketegangan dan aksi-aksi yang terjadi cukup membuat penasaran sehingga kita pengen baca buku ini terus menerus. Tokoh Lumikki menurut kami cukup keren ya, dingin, dan penuh perhitungan. Persis mata-mata. Oh ya, meskipun novel ini adalah sebuah trilogi, tapi buku ini sudah ending kok kasusnya, jadi bukan yang bersambung gitu.

Kalau ada kekurangan di novel ini, menurut kami sih di bagian endingnya. Dibilang gantung sih ngga juga ya, cuman berasa antiklimaks aja sih. Jadi Lumikki ditembak, melarikan diri, trus terkapar di salju sambil berdarah-darah, trus di bab berikutnya pokoknya dia sudah tertolong aja. Bagaimana proses dia bisa ditemukan dan selamat itu yang bikin penasaran.

Sebetulnya ya, review jelek di Goodreads kalau kita baca-baca sih rata-rata karena sepertinya terjemahan bahasa Inggrisnya kurang bagus. Novel ini aslinya dalam bahasa Finlandia, saat diterjemahkan ke bahasa Inggris jadinya kayak ada miss translation gitu. Tapi menurut kami sih terjemahan bahasa Indonesianya oke kok, bagus. Kelemahan novel terjemahan memang begini sih, kalau penerjemahnya kurang bagus, atau mungkin kurang bisa memahami gaya bahasa novelnya, bisa ada miss translation, ujung-ujungnya bukunya jadi jelek dan ngga enak dibaca. Ada yang ngga suka karena berharapnya ini kayak spin off -nya Snow White. Tapi seperti yang kami bilang di awal, Snow White di sini lebih ke perumpamaan dibandingkan kisah adaptasi Snow White.

Kesimpulannya, kami suka sih novel As Red As Blood ini. Thriller misteri yang ringan, tapi tetap menegangkan dan seru. Tokoh Lumikkinya juga cukup keren.

Teman-teman ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di bawah yah.

Quote

Cara termudah untuk menjalani hidup adalah dengan tidak ikut campur dalam masalah apa pun.
~ As Red As Blood by Salla Simukka

Jangan pernah melompat pada kesimpulan.
As Red As Blood by Salla Simukka

Jangan pernah memuja kepandaianmu sendiri.
As Red As Blood by Salla Simukka

Jangan pernah berikan orang lain pilihan, cukup berikan mereka arahan. Jangan memohon atau meminta, cukup katakan apa adanya.
As Red As Blood by Salla Simukka

Jangan mencari kekuatan untuk membalas dendam. Carilah kekuatan untuk menghindari situasi yang akan membuatmu ingin membalas dendam.
As Red As Blood by Salla Simukka

Lebih baik sendirian dibandingkan dikelilingi oleh lingkungan yang buruk.
As Red As Blood by Salla Simukka

Janji seorang pria yang dimabuk cinta tidak akan pernah dipenuhi.
As Red As Blood by Salla Simukka

Rabu, 06 Mei 2020

Review Novel Stealing Phoenix by Joss Stirling - Ringan Tapi Seru dan Menghibur

Selamat datang di review buku kedua dari seri Benedict-Savant, Stealing Phoenix. Dari awal kami bisa bilang bahwa, buku ini lebih bagus dan menarik dibandingkan buku pertamanya, Finding Sky. Mungkin karena udah jauh banget kali ya dari kesan Twilight. Plot ceritanya juga menurut kami cukup fresh. Seperti buku pertamanya, Stealing Phoenix ini juga buku bacaan paranormal romance remaja yang ringan. Tapi, meskipun ringan, buku ini juga cukup seru.

Stealing Phoenix menceritakan kehidupan seorang gadis, Phoenix Corrigan, atau biasa dipanggil Phee. Phee ini hidup di sebuah komunitas savant penjahat yang dikepalai oleh seorang savant yang disebut sebagai Sang Peramal. Suatu hari, Phee ditugaskan untuk mencuri dari sebuah rombongan pelajar. Targetnya tak lain dan tak bukan adalah...Yves Benedict.

Berbeda dengan Sky yang tak tahu kalau dirinya savant, Phee ini sudah memahami dirinya savant, dan biasa memanfaatkan talentanya untuk memuluskan aksi pencuriannya. Phee bisa membekukan momen untuk sesaat, dan itulah yang dia lakukan saat mencuri barang-barang Yves. Tapi tanpa disangka oleh Phee, Yves yang juga seorang savant tidak sepenuhnya membeku. Yves melihat Phee beraksi dan dia murka. Phee yang panik langsung kabur dengan barang jarahannya. Sedangkan Yves yang murka langsung membakar barang-barangnya yang dijarah oleh Phee, meninggalkan Phee tanpa barang jarahan apapun dan tangan yang terluka.

Phee pulang dengan tangan kosong dan harus menghdapi konsekuensinya. Ternyata mencuri dari Yves adalah sesuatu yang penting, sehingga meskipun gagal, Phee harus sekali lagi mencoba mencuri darinya. Kali ini Phee menyamar sebagai salah satu peserta seminar dan membuntuti Yves. Ketika akan melancarkan aksinya, Phee lagi-lagi gagal. Kali ini lebih parah, dia tertangkap oleh Yves.

Yang tidak disadari oleh Phee tapi disadari oleh Yves adalah bahwa mereka ternyata adalah pasangan jiwa. Sementara Yves sangat gembira, Phee justru bahagia sekaligus sedih. Phee yang merasa asal usulnya tidak jelas dan berasal dari komunitas savant penjahat tidak pantas untuk Yves. Phee juga tidak mungkin bisa lolos begitu saja dari komunitas. Belum lagi ternyata Sang Peramal punya alasan tersendiri kenapa dia mengincar Yves.

Ujian Yves dan Phee sebagai pasangan jiwa cukup berat. Bagaimana nasib Phee yang dijadikan umpan oleh Sang Peramal untuk mendapatkan Yves? Bagaimana cara Yves dan Phee untuk lolos dari cengkeraman Sang Peramal serta komunitas savant penjahat?

Kami merekomendasikan banget buku ini, karena selain seru, buku ini juga ringan dan humornya cukup menghibur.

Buku ini saat ini masih tersedia di tokopedia kami. Untuk yang ingin link shopee, bisa menghubungi kami terlebih dahulu ya.
Link Tokopedia: https://www.tokopedia.com/olakalik/stealing-phoenix-by-joss-stirling

Quote

Orang bisa banyak belajar asalkan mau.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling

Tidak cemas itu lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.
Stealing Phoenix by Joss Stirling

Kurasa pencipta kita cerdas karena memikirkan urusan pasangan jiwa ini, karena dia menjodohkan kita bukan dengan apa yang kita inginkan melainkan apa yang kita butuhkan.
Stealing Phoenix by Joss Stirling

Lebih baik mendengar jawabannya walaupun buruk daripada dibiarkan bertanya-tanya.
Stealing Phoenix by Joss Stirling

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.