Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Review Novel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review Novel. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Juli 2021

Theodosia dan Mata Horus by R.L. LaFevers - Ramalan yang Menjadi Kenyataan, Nenek yang Mengejutkan, dan Musuh-Musuh yang Melelahkan

Yup...sesuai judulnya, banyak banget yang terjadi di kisah Theodosia kali ini. Setelah petualangan Theo dengan mumi di buku kedua Theodosia dan Tongkat Osiris, Theo sekali lagi harus menghalau sihir hitam di buku ini. Tapi sekarang, pihak yang terlibat jadi lebih banyak dan masalahnya juga menjadi lebih kompleks. Belum lagi adik Theo, Henry, juga pulang karena sedang liburan sekolah. Tentu saja Henry sedikit banyak akan butuh perhatian lebih, terutama karena Henry sangat skeptis soal kutukan-kutukan yang bertebaran di museum. Belum lagi masalah dengan para anggota kalajengking yang makin mengganggu, dan perang dingin antara Theo dan Fagenbush tidak banyak membantu, Lord Wigmere pun terlalu keras kepala. Tapi semua itu, belum termasuk Awi Bubu yang misterius. Seorang pesulap mesir yang tampaknya saja seperti amatiran, tapi ternyata sangat mistis dan mengatakan ramalan yang sama seperti yang pernah Theo ucapkan. Yup...banyak banget yang terjadi di buku ini. Coba kita intip sedikit ringkasan ceritanya.


SINOPSIS

Semua berawal dari pertunjukan sulap Awi Bubu. Awalnya sih biasa saja, seseorang yang mengaku sebagai pesulap mesir kuno. Pertunjukkannya biasa saja, macam pesulap amatiran. Tapi, ketika Awi Bubu menghipnotis Ratsy dan dia mengatakan ramalan yang sama dengan ramalan yang diucapkan Theo kepada Trawley, Theo menjadi sangat penasaran. Siapa sebenarnya Awi Bubu? Tapi Awi Bubu cukup misterius, Theo sendiri banyak berahasia. Pertemuan pertama mereka tidak menghasilkan apa-apa selain rasa penasaran yang semakin menjadi. Tapi semua itu harus disingkirkan karena Theo punya banyak pekerjaan di museum.

Nenek sibuk mengurus upacara pemakaman untuk Sopcoate. Sebuah upacara pemakaman megah yang tidak layak didapatkan oleh Sopcoate karena dia sebenarnya pengkhianat bangsa dan belum meninggal, hanya menghilang. Tapi nenek tidak tahu itu, dan Theo dilarang memberitahu. Jadi Theo terpaksa bersabar dengan semua celotehan nenek dan ributnya acara pengepasan baju berkabung. Henry tiba-tiba pulang dari asrama. Ya, tidak tiba-tiba sih, Theo saja yang lupa menjemput dan kedua orangtuanya juga terlalu sibuk dengan persiapan pameran purbakala baru hingga lupa menjemput Henry. Tapi penemuan Tablet Zamrud (gara-gara kecerobohan Henry yang merusak stela purbakala berharga dengan tombak) lah yang benar-benar menjadi awal kekacauan yang sangat berbahaya. 

Tablet yang "katanya" tidak berbahaya itu jadi incaran banyak pihak, bahkan Awi Bubu! Kemunculan Awi Bubu yang tiba-tiba di museum mengundang kecurigaan. Belum lagi ternyata Awi Bubu punya koneksi ke arkeolog mesir yang sangat dibutuhkan oleh orangtua Theo. Awi Bubu yang tadinya penyusup malah berubah menjadi tamu kehormatan museum. Tapi dia tetap menyusup malam-malam demi Tablet Zamrud. Gerombolan kalajengking Ordo Matahari Hitam mulai semakin mengganggu dan menuntut. Mereka juga mengejar Tablet Zamrud. Ada lagi masalah kecil tapi mengganggu dari Henry, dia mulai kehilangan barang-barang! Gara-gara Henry tidak mau memakai jimat yang diberikan Theo, sekarang dia terkena kutukan dan diganggu oleh arwah mumi Tetley. Theo harus memutar otak bagaimana caranya agar bisa membebaskan Henry dari kutukan. Tapi masalah menjadi benar-benar serius ketika Sopcoate datang ke upacara pemakamannya sendiri dan mulai mengancam Theo. Sekarang nyawa yang menjadi taruhannya. Bukan hanya nyawa Theo, tapi juga keluarganya, dan Sopcoate sangat serius tentang itu. Lord Wigmere tidak membantu karena dia sangat keras kepala dan ngotot mengajari Theo tentang rantai komando. Permusuhan antara Theo dan Fagenbush jelas-jelas jadi penghalang. 

Terlalu banyak masalah, terlalu banyak misteri dan kutukan. Theo harus menyelesaikan semuanya. Segera. Dengan atau tanpa bantuan.


REVIEW

Baguusss. Seruu. Sama sih seperti buku sebelumnya, Theodosia dan Tongkat Osiris, buku ini seru dan menegangkan. Gaya ceritanya juga masih asyik banget, kocak. Tapi buku ini cukup menguras emosi juga sih, apalagi di bagian permusuhannya Fagenbush dan Theo, plus Wigmere yang terlalu ngotot menjalankan dan mengajarkan SOP. Semuanya sama-sama gengsian, egois, dan keras kepala. Bikin pembaca jadi gemes kan ya. Permasalahan di buku ini cukup serius, jadi ceritanya juga lebih menegangkan apalagi pas mau endingnya. Plot twist tentang neneknya Theo juga sangat mengejutkan. Cerita pembebasan kutukan mumi Tetley juga menjadi bagian favorit kami karena lucu tapi menegangkan juga.

Rating Goodreads buku ini bagus banget, 4.13/5.00, dan kami setuju sih. Malah rating pribadi kami 4.50/5.00. Recommended buat yang suka cerita misteri arkeologi mesir yang asyik dibaca.

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami, silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/novel-theodosia-dan-mata-horus-r-l-lafevers


QUOTE

Itulah masalahnya kalau kita mengajukan pertanyaan. Kadang-kadang kita mengungkapkan lebih banyak daripada yang perlu disampaikan.

~ Theodosia dan Mata Horus by R. L. LaFevers


Dan seperti kata Awi Bubu, pengetahuan yang separuh-separuh bisa berbahaya.

Theodosia dan Mata Horus by R. L. LaFevers


Aku lelah membencinya. Perlu sangat banyak energi untuk melakukannya, padahal energi itu kubutuhkan untuk menangani hal-hal yang sangat penting.

Theodosia dan Mata Horus by R. L. LaFevers


REVIEW LAINNYA

Rabu, 02 Juni 2021

The Man in the Brown Suit (Pria Bersetelan Cokelat) by Agatha Christie - Semua Berawal dari Bau Kapur Barus

The Man in the Brown Suit ini bukanlah seri Miss Marple ataupun Hercule Poirot yang sudah banyak dikenal pembaca. Buku ini masuk ke dalam serinya Colonel Race yang misterius. Setidaknya di buku ini masih misterius sih menurut kami. Tapi meskipun masuknya ke seri Colonel Race, tokoh utama di novel ini adalah seorang wanita muda bernama Anne Beddingfeld. Novel ini seru banget lho, dan cocok banget buat pembaca muda. Tapi sebelum review lebih lanjut, mari kita cek dulu sedikit sinopsisnya.


SINOPSIS

Anne Beddingfeld adalah putri dari Prof. Beddingfeld, seorang penyelidik dan penulis mengenai manusia primitif. Prof. Beddingfeld sangatlah jenius, tapi dia terlalu idealis dan terlalu hidup di masa lalu untuk menangani masalah-masalah modern dan praktis seperti makan, uang, atau kehidupan yang nyaman. Mereka sering kekurangan uang, dan karena ibu Anne sudah meniggal saat Anne masih bayi, Anne lah yang harus bergulat dengan urusan-urusan praktis kehidupan mereka. Saat prof. Beddingfeld meninggal karena pneumonia berat, Anne ditinggalkan hanya dengan 87 pound untuk menghadapi kehidupan masa depannya.

Anne sebatang kara, dan tidak punya uang banyak, tapi jiwa petualangan Anne sangat menggebu-gebu. Oleh karena itu, alih-alih menikah dan tetap tinggal dalam kenyamanan, Anne justru ikut Mr. Flemming, pengacara Prof. Beddingfeld ke London untuk mencoba kehidupan baru di sana. Petualangan Anne bermula di sebuah stasiun bawah tanah setelah sebuah wawancara kerja yang tidak berhasil. Rasa ingin tahu Anne membawanya hingga ke ujung peron yang saat itu ternyata hanya ada seorang pria saja. Si pria sepertinya baru dari luar negeri, mantelnya sewaannya masih berbau kapur barus. Anne sangat tidak suka dengan bau kapur barus, jadi dia sangat sensitif terhadap bau itu. Tapi entah mengapa, ketika pria itu menatap ke belakang Anne dia seperti ketakutan. Saking takutnya, dia mundur dan jatuh dari peron ke rel listrik, menyebabkannya tewas seketika. Setelahnya, ada pria lain yang mengaku sebagai dokter memeriksa pria yang jatuh tadi. Tapi dokter itu tidak tinggal sampai petugas datang, dia malah langsung pergi. Secarik kertas berbau kapur barus tercecer dari sakunya. Anne menganggap dokter itu sedikit janggal. Keesokan paginya, ternyata ada kasus lain yang tampaknya tidak berhubungan. Seorang wanita ditemukan tewas di sebuah rumah terpencil.

Gairah Anne untuk menyelidik sangat menggebu. Anne juga sangat cerdas, cerdik, dan pemberani. Penyelidikannya membawanya jauh, jauh sekali hingga ke kapal pesiar mewah yang membawanya ke Afrika Selatan. Petualangannya di atas kapal dan di Afrika Selatan sangat luar biasa dan gila sekali, serta berbahaya. Sudah beberapa kali Anne terancam nyawanya. Beberapa kali tertangkap atau nyaris tertangkap musuh. Tapi petualangan ini juga membuat Anne akhirnya bertemu dengan orang yang dicintainya. Tapi, apakah orang yang dicintainya itu ternyata penjahat? Si pria bersetelan cokelat, dokter pura-pura yang ditemuinya di stasiun, serta seorang sekretaris palsu yang sedang diburu banyak orang.


REVIEW

Novel The Man in the Brown Suit ini beda banget sama novel Agatha Christie seri Miss Marple ataupun Hercule Poirot. Lebih segar, dan banyak banget aksi-aksi fisik yang menantang. Jadi lebih seru. Kalau Miss Marple dan Hercule Poirot kan sudah berumur ya, jadi pemecahan misterinya lebih kayak charming atau kharismatik gitu. Aksi fisiknya yang sekelas pertarungan bisa dibilang sedikit. Tapi ini berdasarkan novel yang sudah kami review di blog ini yah. Mungkin nanti bisa berubah lagi seiring bertambahnya review. Sedangkan di novel ini Anne Beddingfield masih muda, semangat petualangannya sangat tinggi, dan sangat aktif. Ada disekap penjahat lah, ada ngejar-ngejar kereta yang lagi jalan lah, hampir kecebur ke laut lah, terjun ke jurang lah, hyaah banyak banget lah kejadian mendebarkannya. Novel ini seru dan mendebarkan.

Novel ini juga berbeda karena bumbu romannya lumayan banget. Bikin kita agak geregetan sih sama Anne. Anne juga spontan banget orangnya. Pikiran dan tindakannya cepat, bikin pembaca deg-degan sekaligus khawatir sama tindakan-tindakan yang diambilnya. Tapi meskipun menegangkan gaya cerita novel ini sebetulnya cukup kocak. Humor-humornya membuat pembaca tidak cepat bosan. Anne juga jadi sasaran lamaran banyak pria di novel ini. Jadinya makin dinamis dan kocak ceritanya. Nah, meskipun novel ini masuknya di seri Colonel Race, peran Colonel Race sendiri bisa dibilang minimal yah. Tokoh Colonel Race sendiri baru diperkenalkan ketika Anne sudah di atas kapal yang menuju Afrika Selatan. Meskipun nantinya ada kaitannya, tapi tetap saja perannya sangat minimal. Mungkin di novel-novel selanjutnya kali ya.

Novel ini punya rating Goodreads yang sangat bagus, 3.93/5.00. Kalau rating kami pribadi sih 5.00/5.00. Recommended banget apalagi buat teman-teman yang suka cerita misteri detektif yang berbau-bau petualangan dan banyak aksi-aksinya.


QUOTE

Betapa susahnya hidup ini. Laki-laki tidak akan mau berbaik hati pada kita bila kita tak cantik, sedang wanita tidak akan mau berbaik hati kalau kita cantik.

~ The Man in the Brown Suit (Pria Bersetelan Cokelat) by Agatha Christie


Aku memang belum dilamarnya, tapi dalam kepramukaan ada semboyan, "Siaplah Selalu!"

The Man in the Brown Suit (Pria Bersetelan Cokelat) by Agatha Christie


Baca juga review novel Agatha Christie lainnya:

Sabtu, 22 Mei 2021

The Rana Look (Paras Rana) by Sandra Brown - Ringan dan Romantis Walaupun Agak Shallow

The Rana Look ini adalah novel Sandra Brown pertama yang kami review di blog ini. Sandra Brown punya banyak banget karya yang bisa kita nikmati. Sandra Brown juga termasuk penulis legend dan novelnya sudah terbit dari tahun 1981 sampai tahun 2020 kemarin. Sebelum novel ini kami sudah pernah membaca seri Mason Sisters, Fanta C dan Adam's Fall, dua-duanya bagus dan kami suka. Kami juga sebetulnya penasaran dengan novel-novel thriller Sandra Brown. Semoga kami bisa segera membacanya dan memberikan review di blog ini.

The Rana Look ini sendiri sudah terbit dari tahun 1986. Kami cukup terkejut karena ceritanya timeless banget ya. Pas baca tidak berasa ini novel terbitan 1980-an. Latar ceritanya kayak modern-modern aja gitu. Novel ini punya cerita yang normal dan sederhana saja sebetulnya. Mari kita intip sedikit sinopsisnya.


SINOPSIS

Buku ini bercerita tentang Rana, seorang supermodel yang sedang mengasingkan dirinya dari dunia model. Rana sudah lelah dengan dunia model yang melulu melihat kulitnya saja. Rana pun memutuskan untuk mengasingkan diri di sebuah kota kecil. Rana mengubah penampilannya secara drastis, baju longgar dan kacamata adalah andalannya. Rana biasa berpose seksi, jadi dia harus menutupi tubuhnya agar orang tak mengenalinya. Mata Rana juga adalah sesuatu yang sangat khas, Rana harus menyembunyikan warna matanya yang khas dengan kacamata berlensa gelap.

Rana menyewa kamar di sebuah rumah bergaya Victoria yang cantik. Rana jauh lebih bahagia sekarang dibandingkan saat dia masih aktif sebagai model. Tapi kedamaian Rana terancam dengan kehadiran Trent Gamblin, seorang pemain football profesional yang sedang memulihkan dirinya dari cedera. Rana tak bisa berbuat apa-apa karena Trent adalah keponakan dari pemilik rumah. Trent adalah pria yang seperti banteng, bukan hanya karena fisiknya yang gagah hasil olahraga keras yang menjadi profesinya, tapi karena sikapnya yang luar biasa kepada Rana. Trent tidak segan-segan merayu Rana secara terang-terangan, setiap hari, setiap saat. Rayuan-rayuan Trent sangat maut, sangat seksi, dan sangat seksual. Rana tentu saja berusaha keras menampik semua rayuan maut Trent.

Tapi lama kelamaan Trent benar-benar jatuh cinta kepada Rana. Masalahnya, Trent sudah jatuh cinta pada sosok Ana R, sosok samaran Rana yang sederhana dan tidak cantik. Bagaimana reaksi Trent ketika Rana harus menunjukkan siapa dia sebenarnya di hadapan Trent?


REVIEW

The Rana Look ini roman banget, dan roman yang sederhana. Cocok jadi bacaan hiburan yang ringan. Ceritanya cukup sensual. Sayangnya karakter Trent lama-lama jadi terasa shallow. Awal-awalnya sih seksi ya, bikin berdebar-debar. Trent ngejar-ngejar Rana banget. Pake push up topless lah, maksa ngajakin nonton lah, rayuan-rayuan mautnya juga fisik banget. Tapi kalau sepanjang novel tujuannya seksual terus kan ya monoton juga ya. Kayak ngga ada tujuan lain gitu lho. Ceritanya sih menurut kami lumayan bagus kok, enak, ringan, dan menghibur. Oh ya, cukup seksi juga. 

Rating Goodreads buku ini 3.51/5.00. Lumayan. Kami juga cenderung setuju. Buku ini lumayan kok. Terlepas dari sifat Trent yang begitu, buku ini lumayan oke. 


Buku ini masih tersedia untuk dipesan ya. Silahkan ke link di bawah ini:

https://tokopedia.link/k1Ko4fC9Qpb


Review Novel Roman Lainnya:

Kamis, 20 Mei 2021

Lima Sekawan: Jo Anak Gelandangan by Enid Blyton - Perkenalan Pertama Dengan Jo dan Petualangan yang Mendebarkan

Pertemuan pertama kami dengan tokoh Jo yang mirip George ini adalah di seri Lima Sekawan yang berjudul Sarjana Misterius. Di buku itu kami sebel banget sama George. George jadi tokoh yang ekstra menyebalkan karena kehadiran Jo. Nah, seharusnya, sebelum Sarjana Misterius buku ini dulu yang kita baca, Lima Sekawan: Jo Anak Gelandangan. Inilah awal mula pertemuan anak-anak Lima Sekawan dengan Jo.

Buku ini diawali dengan George yang datang menjemput kawan-kawannya di stasiun. Mereka rencananya akan berlibur dua minggu di Pondok Kirrin. Liburan yang lebih singkat dari biasanya karena sebelumnya anak-anak kecuali George berlibur ke Prancis. Tapi liburan kali ini meskipun singkat tapi juga akan berbeda. Karena Bibi Fanny dan Paman Quentin juga akan pergi berlibur. Jadi anak-anak akan tinggal sendiri di Pondok Kirrin bersama Joanna, juru masak mereka. Mereka pikir, dengan masa liburan yang singkat, rasanya tidak mungkin akan ada petualangan. Tapi tentu saja pasti ada saja hal yang terjadi.

Ketika anak-anak Lima Sekawan sedang bersantai-santai di pantai, di sinilah mereka bertemu dengan Jo. Jo saat itu sedang jalan dengan ayahnya, dan tampilan mereka memang seperti gelandangan. Kotor dan bau. Anak-anak sebetulnya ingin menghindari Jo, tapi Jo termasuk nakal juga karena dia yang menghampiri tempat anak-anak Lima Sekawan dan mengusik mereka. Jo juga membuat kesal George karena rupa mereka sangat mirip, sama-sama tomboy. Jo bahkan sempat dikira laki-laki oleh mereka. Timmy pun terlalu cepat akrab dengan Jo, salah satu hal lagi yang membuat George tidak suka pada Jo.

Tapi malam-malam setelah kepergian Bibi Fanny dan Paman Quentin ternyata menjadi malam yang menegangkan. Ada wajah di jendela lantai dua yang dilihat Anne, ruang kerja Paman Quentin didobrak dan diacak-acak. Puncaknya, George dan Timmy diculik! Penculiknya ternyata cukup serius dan mengincar catatan ilmiah Paman Quentin. Anak-anak sekarang harus mencari cara untuk menemukan dan membebaskan George dan Timmy. Dan kunci dari semua misteri ini ternyata terletak pada Jo, sang anak gelandangan yang tadinya mereka hindari.


Kisah di buku ini secara mengejutkan ternyata sangat seru dan menegangkan. Dan menurut kami ada sedikit bumbu roman ala remaja yang masih polos banget, membuat ceritanya jadi lebih menarik lagi. Rating Goodreads untuk buku ini juga bagus, 3.99/5.00. Untuk kami pribadi ratingnya 4.50/5.00. Memang bagus banget sih. Dari buku-buku Lima Sekawan yang sudah kami review di blog ini, buku ini adalah salah satu buku Lima Sekawan yang menjadi favorit kami. Recommended.


Cek juga review novel Lima Sekawan yang lain di bawah ini:

Jumat, 14 Mei 2021

Jack Reacher 18: Never Go Back by Lee Child - Niatnya Hanya Mau Kencan Tapi Malah Terjebak Fitnah

Kali ini yang kami baca adalah buku ke-18 dari Seri Jack Reacher, Never Go Back. Never Go Back ini sudah dibuat versi filmnya dan dibintangi oleh Tom Cruise. Tapi kami belum nonton sih. Karena sudah lama memang tidak nonton film lagi. Mungkin nanti kalau nonton kita akan bikin post Buku vs Film. Never Go Back ini vibe-nya sama kayak The Enemy, penuh dengan teka-teki dan lingkupnya di kalangan militer. Bedanya, di sini Jack Reacher sudah tua dan seharusnya dia sudah keluar dari militer. Tapi dia aktif lagi karena dijebak oleh sebuah kasus. Coba kita lihat sedikit plotnya.

Setelah telfon-telfonan dengan Major Susan Turner, sang Commanding Officer baru di unit Reacher yang dulu, Reacher jadi penasaran dengan orangnya. Reacher sangat menyukai suara Turner, dan hanya berdasarkan rasa penasaran inilah Reacher memutuskan untuk datang ke markas lamanya, 110th MP, di dekat Washington, D. C. 

Awalnya semua berjalan lancar-lancar saja. Tapi ternyata Reacher terjebak. Susan tidak ada, digantikan oleh Colonel Morgan. Bukan itu saja kejutan yang didapatkan Reacher. Reacher juga tiba-tiba didakwa dengan dakwaan serius. Bukan hanya satu tapi dua kasus sekaligus. Siap menggigitnya dan menggiringnya ke pengadilan militer. Masalah belum selesai, Colonel Morgan juga mengaktifkan kembali status Reacher di kemiliteran. Reacher juga tidak bisa pergi kemana-mana. Tapi masih ada masalah lain. Ada orang-orang yang dengan sengaja mengancamnya dan menyuruhnya pergi. Semua masalah itu sangat aneh, seolah-olah dirancang agar Reacher takut dan langsung melarikan diri. Ketika merasa terancam, seseorang bisa lari atau melawan. Reacher tidak lari, dia melawan.

Reacher menemukan kecurigaan bahwa Turner kemungkinan besar juga dijebak, sama seperti Reacher. Kasus Turner lebih serius karena berupa kasus penggelapan. Tapi semua kasus, meskipun solid tapi sangat aneh. Telah terjadi sesuatu di Afghanistan yang sepertinya sangat mencurigakan, dan Turner sedang dalam penyelidikan awalnya. Sepertinya hal inilah yang memicu jebakan berantai kepada Turner dan Reacher. Sepertinya ada orang-orang yang sangat berpengaruh yang merasa terancam karena penyelidikan Turner. 

Reacher hanya kebetulan menghubungi Turner pada waktu yang salah. Dan sebuah kebetulan juga Reacher datang kembali ke markas 110th MP karena dia sangat ingin bertemu dengan Turner. Hanya sebuah niat kenalan dan kencan kalau memungkinkan. Tapi bukan Reacher namanya kalau dia tidak bisa melawan dan melakukan penyelidikannya sendiri. Dengan perencanaan dan taktik yang dibuat sepresisi mungkin, Reacher berhasil membebeaskan Turner. Mereka kabur untuk melakukan penyelidikan sendiri serta membersihkan nama mereka.


Seperti novel-novel yang sebelumnya, novel ini juga seru dan menegangkan. Action dan kejar-kejarannya lumayan banyak. Menegangkan. Sisi romance-nya juga lumayan kuat di novel ini. Padahal di novel ini Reacher udah lumayan berumur lho. Di buku sebelumnya yang kami baca dimana Reacher masih muda malah romancenya boleh dibilang sedikit banget, lebih banyak actionnya. 

Oh ya, yang kami baca ini novel versi bahasa Inggris. Menurut kami oke-oke aja kok bahasa Inggrisnya, tidak terlalu rumit dan enak dibaca. Di buku ini juga ada bonus material, cerpen High Heat dan cuplikan dari novel Reacher berikutnya, Night School. High Heat menceritakan kisah Reacher saat dia masih remaja dan tanpa sengaja terlibat dalam suatu urusan kejahatan. Nuansa ceritanya panas, karena emang latar belakangnya musim panas New York yang lagi panas-panasnya. Reacher muda masih cukup spontan dalam bertindak. Mungkin bisa dibilang agak reckless dan agak gampang mencampuri urusan orang lain. Belum lagi cukup keras kepala. Pengalamannya tinggal di kompleks militer memang melatih Reacher dalam situasi tertentu, tapi kayaknya juga bikin dia over PD. Tapi overall, High Heat ceritanya bagus sih. Seru dan menegangkan.

Novel ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.05/5.00. Kalau untuk kami pribadi ratingnya 4.50/5.00. Bagus. Recommended. Kalaupun ada kekurangannya cuman satu sih menurut kami. Bener-bener tidak habis pikir, ngapain pergi jauh-jauh hanya karena suara di telefon? Rasanya tidak percaya aja kalau seorang Jack Reacher bisa kayak gitu. Tapi mungkin malah disitu ya pesonanya. 

Novel ini saat ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/jack-reacher-18-never-go-back-by-lee-child-english

Buat yang mau cek review Jack Reacher sebelumnya bisa cek postingan di bawah ini:


Quote

A person either runs or he fights. It's a binary choice, and I'm a fighter.
~ Jack Reacher 18: Never Go Back by Lee Child

Senin, 10 Mei 2021

Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn - Saat Pembunuhan Terjadi di Rumah Sendiri

Yeaay, akhirnya bisa mereview seri novel favorit lagi. Seri Lady Julia. Kami juga sudah mereview buku pertama dan buku ketiganya yah. Bisa dilihat di link postingan di bawah ini:

Ada keseruan apakah di buku kedua ini? Yang pastinya ceritanya memang seru banget. Coba mari kita lihat sedikit plotnya.

Setelah pengalaman traumatis di buku pertama, Lady Julia memutuskan untuk pergi ke Italia dalam rangka memulihkan diri. Di Italia ada saudara-saudara laki-lakinya yang bisa menghiburnya, Lysander dan Eglamour (Plum). Di Italia juga ada Alessandro, teman kakaknya, yang sepertinya cukup menaruh perhatian kepada Julia. Julia sebetulnya bisa saja berlama-lama di Itali kalau bukan karena surat dari Ayahnya datang dengan nada ancaman. Lord March meminta agar anak-anaknya segera pulang dan merayakan natal di Bellmont Abbey, estat keluarga March. Lysander ngotot tidak mau pulang, dia takut. Ayah mereka marah-marah karena Lysander diam-diam menikah tanpa sepengetahuan keluarga. Tapi mereka tidak bisa menunda, mereka harus pulang meski enggan. Alessandro pun diajak ikut serta dan menjadi tamu mereka.

Sebenarnya Julia sedikit berharap-harap cemas. Selama di Italia Brisbane tak sedikitpun mengirimkan kabar. Itulah kenapa Julia sangat terkejut ketika dia bertemu kembali dengan Brisbane yang menjadi tamu keluarga juga. Julia terkejut bukan hanya karena bertemu kembali, tapi juga karena sekarang Brisbane memiliki gelar viscount dan sudah bertunangan! Kejutan apa ini? Ayahnya dan Brisbane juga tampak seperti menyimpan sebuah rahasia.

Tapi bukan keluarga March kalau tidak ada kehebohan. Perayaan natal yang harusnya gembira tiba-tiba berubah menjadi mencekam ketika salah satu tamu ditemukan tewas berdarah-darah dan sepupu Julia menjerit histeris di dekat mayatnya. Tidak hanya itu, mereka juga terjebak di estat tanpa jalan keluar akibat badai salju yang menutup akses jalan dan komunikasi dengan dunia luar. Sekali lagi, Julia dan Brisbane harus bekerja sama untuk memecahkan kasus ini dan menemukan siapa pembunuhnya. Tapi pembunuhan bukanlah satu-satunya masalah yang harus mereka pecahkan. Ada juga pencurian kalung berharga, anjing yang dibius, sepupu Julia yang diracuni, dan hantu-hantu yang berkeliaran! Belum lagi persaingan cinta yang memanas dan rahasia-rahasia yang tak kalah panasnya.


Buku kedua ini seru! Serunya pake banget! Kejahatannya kompleks dan penjahatnya ada banyak! Sungguh sangat tidak disangka-sangka sih peranan masing-masing penjahat di buku kedua ini. Apa jadinya kan kalau beberapa orang jahat (yang menyamar jadi orang baik-baik) disatukan dalam satu tempat. Semuanya punya agenda masing-masing dan menjalankan agendanya masing-masing. Semuanya mengambil kesempatan yang ada untuk menjalankan aksinya. Memanfaatkan kehebohan yang ditimbulkan kejahatan sebelumnya untuk memuluskan kejahatannya sendiri. Ceritanya epic banget sih ini.

Kami juga suka banget dengan tokoh-tokohnya. Lady Julia yang sassy, witty, tapi juga anggun dan caranya cemburu juga sangat berkelas. Lady Julia juga sangat profesional menurut kami. Brisbane yang keras, cekatan, dan cerdas, tapi juga sangat hot. Kami juga suka banget sama tokoh sang kepala pelayan, Aquinas, dan pelayan pribadi Lady Julia, Morag. Ya ampun ya, mereka berdua itu menambah dinamis cerita yang luar biasa dengan sifat-sifat dan kelakuan yang unik. Morag yang galak, cekatan, setia, tapi juga bisa licik. Aquinas yang tampak tenang-tenang saja menghadapi kelakuan heboh tuan dan nyonya rumah serta para tamu, tapi selalu bisa diandalkan dan selalu punya jawaban-jawaban cerdas. Percayalah, tokoh-tokoh di novel ini tidak ada yang bisa dipandang sebelah mata.

Novel ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.04/5.00. Rating kami pribadi sih 5.00/5.00 yah. Recommended banget deh.

Buku ini saat ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

Quote

Di mana pun kau berada, di situlah kebahagiaan berada.
~ Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

"Kurasa waktu bisa mengubah seseorang," ujarku.
"Waktu dan penyesalan," koreksi Ayah.
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

"Kau tahu, Brisbane, jika kau bermaksud membuatku cemburu dengan membawa wanita itu ke sini, kau jelas gagal. Sungguh disayangkan. Dia boleh memilikimu, dengan restuku."
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

Sungguh menakjubkan bagaimana kata-kata bisa langsung melukai seseorang tanpa meninggalkan jejak. Orang akan menduga luka semacam itu akan meninggalkan bekas.
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

"Dia cedera. Kenapa dia bertanding?" tanya Violante sambil menunjuk Brisbane.
"Karena, sama seperti semua pria, dia angkuh," jawabku.
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

Tapi, aku tidak sudi menjalani hidup yang dihantui oleh hal-hal yang mungkin terjadi.
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

Aku benar-benar bertekad menjadi diri sendiri, berdiri di atas kaki sendiri, dan menggunakan bakat serta kemampuan untuk mengerjakan banyak hal yang berguna.
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

Siapa yang menginginkan kesuraman rembulan jika kau sudah disilaukan sinar mentari?
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

"Kita tahu apa yang seharusnya tidak kita lakukan, tapi kita tetap saja melakukannya. Kita terlahir dengan naluri, tapi ketika pria datang, kita hanya mendengar suaranya, bukan suara hati kita."
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

"Tapi kau harus mengerti. Aku tidak pernah menginginkan pria mengorbankan apa pun untukku. Aku ingin dia merasa bahwa dengan memenangkanku, dia memenangkan segalanya. ..."
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn

Selasa, 04 Mei 2021

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie - Semua Berawal Dari Dokter Gigi

Novel One, Two, Buckle My Shoe terbit pertama kali pada bulan November 1940 di UK. Di Amerika, novel ini terbit pada bulan Februari 1941 dengan judul The Patriotic Murders. Edisi paperback kemudian terbit lagi tahun 1953 dengan judul An Overdose of Death. Di novel ini kita bisa membaca penyelidikan detektif Hercule Poirot dan Kepala Inspektur Polisi Japp.

Semua berawal dari dokter gigi. Kalau ada satu hal yang paling membuat seorang detektif hebat seperti Poirot tak berdaya, hal itu adalah dokter gigi. Posisi tak berdaya saat pemeriksaan gigi ternyata adalah suatu hal yang mengerikan bagi Poirot. Tapi toh dia tetap melakukan pemeriksaan rutinnya. Tapi dasar detektif, tak ada detail apa pun yang luput dari perhatiannya. Setiap pasien di ruang tunggu yang kebetulan menunggu bersama dengannya tak luput dari perhatian Poirot. Seperti apa rupanya, bagaimana sikapnya, hingga bagaimana kesan yang mereka timbulkan. Ini berlangsung terus bahkan sampai Poirot akhirnya pulang. Di saat terakhir, Poirot masih sempat mendapatkan kesan dari seorang wanita yang baru saja keluar dari taksi. Wanita ini mendapat perhatian Poirot bukan karena apa-apa, tapi karena sepatunyanya baru tapi sangat jelek untuk selera Poirot. Sepatu kulit mahal dengan gesper yang sangat besar. Gesper itu bahkan rusak karena tersangkut saat dia keluar dari taksi.

Tapi peristiwa dan orang-orang menarik yang ditemui Poirot di dokter gigi mungkin akan berlalu begitu saja seandainya Poirot tidak mendapatkan kabar menggemparkan. Dokter gigi Poirot tewas! Sang dokter gigi ditemukan tak bernyawa dengan sebuah luka tembak di pelipis kanan. Sebuah pistol tergeletak di lantai dekat tangan kanannya. Peristiwa tidak berhenti sampai di situ. Salah satu pasiennya kemudian ditemukan tewas karena kelebihan dosis obat bius. Tak lama kemudian, seorang wanita menghilang. Wanita dengan gesper sepatu jelek yang Poirot lihat saat itu. 

Pembunuhan yang berbelit, motif pembunuhan yang tampak tumpang tindih, belum lagi tokoh-tokoh yang terlibat berhasil membuat novel ini sangat seru untuk dinikmati. Sifat tokoh-tokoh di dalamnya juga mampu memancing emosi banget, banyak yang ngeselin. Poirot sendiri aja sempat kebingungan, walaupun akhirnya terpecahkan juga kasusnya. Dengan susah payah. Tapi memang ya, kadang penjahat itu suka terlalu kepedean. Dengan pedenya menantang sang detektif tepat di depan hidungnya. Sudah seperti menggoyang-goyangkan ikan di depan hidung kucing. Meskipun kucingnya ditutup matanya, toh kan tetap tercium baunya. Menurut kami kasusnya lumayan kompleks ya ini, banyak yang terlibat, dan banyak motif yang berbeda-beda dari tiap tokohnya. Pembaca jadi agak sulit juga kalau mau menebak-nebak pelakunya.

Rating Goodreads buku ini 3.79/5.00. Tapi, kalau rating pribadi kami ada di 4.50/5.00. Ceritanya menarik dan seru, kasusnya cukup kompleks dan bikin penasaran. Recommended.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini.

https://www.tokopedia.com/olakalik/one-two-buckle-my-shoe-by-agatha-christie


Quote

Kita semua cenderung menghindari kenyataan, tapi itu sikap pengecut.

~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


Dia tergolong orang yang terlalu sering bertindak keliru, sehingga untuk menghindari dampratan, dia cenderung berbohong tentang segala sesuatu, dan kebohongan itu sering dilakukan di luar kesadaran.

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Ah, betul juga kata pepatah. Kalau berpacaran, dua orang itu cukup. Kalau bertiga? Bubar..."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Saya tidak memihak siapa-siapa. Saya hanya berpihak pada kebenaran."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Tidakkah Anda menyadari, Poirot, bahwa keselamatan dan kesejahteraan seluruh bangsa ini tergantung pada saya?"

"Saya tidak berkepentingan dengan bangsa, Monsieur. Saya berkepentingan dengan pribadi-pribadi yang masing-masing memiliki hak untuk tidak diambil nyawanya."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


"Dunia sekarang milik kalian. Surga baru dan bumi baru. Dalam dunia kalian yang baru, Anak-anak, biarkanlah ada kebebasan dan biarkanlah ada rasa belas kasihan...hanya itu pesan saya."

One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie


Baca juga:

Minggu, 04 April 2021

Kisah - Kisah Tengah Malam by Edgar Allan Poe - Teror yang Mencekam dan Mengerikan

Perjumpaan pertama kami dengan karya Edgar Allan Poe bukanlah dari karya-karya misterinya yang klasik dan terkenal, tapi justru dari salah satu game hidden object yang dibuat berdasarkan salah satu cerita Poe. Ada beberapa game yang kami mainkan, tapi yang paling kami ingat adalah game yang berjudul The Black Cat. Game yang berdasarkan cerita Poe adalah game yang punya cerita misteri yang seru. Makannya, sejak itu kami penasaran banget sama novelnya langsung. 

Buku ini adalah kumpulan dari cerita pendek karya Edgar Allan Poe. Terdiri dari 13 cerita pendek misteri yang isinya teror menakutkan, mencekam dan mengerikan. Poe menulis ceritanya dari sudut pandang yang tidak biasa. Setidaknya kami jarang sekali membaca cerita misteri dari sudut pandang seperti yang Poe tuliskan. Poe menulis ceritanya dari sudut pandang pelaku atau sudut pandang korban. Menjadikan pembaca berada di posisi pelaku dengan pikiran-pikirannya yang menyimpang dan perbuatannya yang mengerikan. Atau kadang Poe menempatkan pembacanya dari sudut pandang korban. Dengan siksaan tak terperi yang mengerikan dan teror yang yang bisa membuat seseorang gila. Buku ini bukanlah buku untuk pembaca yang punya hati lemah lembut, karena sama sekali tidak ada kelembutan di dalamnya. Kami sendiri suka pusing kalau mengingat lagi beberapa cerita di dalamnya. Tapi kan ini mau review ya, jadi mesti ditahan-tahan sedikit pusingnya.

Kami akan memberikan sedikit sinopsis dari cerita-cerita pendek yang ada di buku ini. Oh iya, kebanyakan narator di buku ini tidak bernama, untuk cerita-cerita tersebut kami akan menyebutnya sebagai Sang Pencerita. Spoiler Alert! Sinopsis ini mungkin akan mengandung sedikit atau banyak spoiler:

GEMA JANTUNG YANG TERSIKSA (THE TELL-TALE HEART)

Cerita pertama sekaligus cerita yang menginspirasi sampul buku ini. Kita akan mengikuti pikiran seorang psikopat yang gila, atau orang gila yang juga psikopat. Yang terobsesi sekaligus tersiksa dengan detak jantung seseorang. Dia mungkin gila dengan pikiran tak waras dan tak masuk akal. Tapi, dia bisa merencanakan sebuah pembunuhan yang sangat terencana, rapih, dan sangat kejam. Walaupun pada akhirnya, kegilaannya membuatnya membongkar perbuatannya sendiri.


PESAN DALAM BOTOL (MS. FOUND IN A BOTTLE)

Sebuah kapal terjebak badai mengerikan. Hanya dua orang yang selamat, Sang Pencerita dan satu orang Swedia. Kapal pun terombang-ambing di lautan. Hingga suatu hari mereka bertabrakan dengan sebuah kapal perang besar. Sang Pencerita berhasil menyelamatkan dirinya ke kapal perang itu, dan meninggalkan si orang Swedia. Tapi, entah kenapa Sang pencerita ini justru memilih untuk menyelinap diam-diam di dalam kapal sebagai penumpang gelap. Kapal perang ini sangat aneh. Sudah sangat tua, dengan peralatan-peralatan yang sudah ketinggalan jaman. Dia pun mencuri barang-barang dari sang kapten kapal untuk membuat jurnal kisahnya untuk nanti dimasukkan ke dalam botol dan dilemparkan ke laut. Tapi ada keanehan lain. Kru kapal tidak ada yang menyadari kehadirannya, tidak ada yang melihatnya, meskipun dia berdiri di depan hidung mereka.


HOP-FROG

Hop-Frog adalah nama seorang pelawak atau sebenarnya lebih tepat kalau kita menggunakan istilah jester. Hop-Frog dan temannya, Tripetta, diculik dari tempat asal mereka oleh seorang jendral untuk dijadikan hadiah kepada sang Raja. Raja dan para menterinya seringkali berbuat semena-mena kepada mereka. Hop-Frog tentu saja bukan nama asli. Hop-Frog mendapatkan nama itu karena tubuhnya yang kerdil dan kakinya yang cacat, yang menyebabkan dia harus berjalan dengan melompat. Tripetta juga kerdil, tapi proporsi tubuhnya sempurna, dan dia adalah seorang penari unggul. Mereka menjadi hiburan untuk Raja dan para menterinya. Tapi mereka sering mendapatkan perlakuan buruk. Salah satunya adalah ketika raja meminta Hop-Frog merencanakan sebuah pesta topeng. Tapi raja meminta dengan cara yang kasar dan menyiksa Hop-Frog. Hop-Frog pun merencanakan sebuah permainan yang luar biasa untuk pesta topeng itu. Saking luar biasanya, Sang raja dan para menteri menjadi sangat antusias. Permainannya benar-benar sangat luar biasa...mematikan.


POTRET SEORANG GADIS (THE OVAL PORTRAIT)

Sang Pencerita kisah ini sedang terluka dan dia butuh istirahat. Ketika sedang beristirahat di sebuah kastel pegunungan (di buku ini disebut dengan istana), dia ditempatkan di kamar yang memiliki banyak lukisan. Di kamar itu juga ada sebuah buku yang isinya mengkritik dan menjabarkan apa-apa yang dilukiskan di kamar tersebut. Suatu waktu, saat dia sedang mengubah posisi lilinnya, cahaya malah menerangi sebuah sudut yang tadinya terhalang, menunjukkan sebuah lukisan seorang gadis muda. Lukisan yang benar-benar luar biasa, tampak sangat nyata, sampai bisa dikira sebagai orang betulan kalau bukan karena bingkai lukisannya. Dia pun segera mencari tahu tentang lukisan itu di buku panduannya. Tapi cerita yang dia temukan, adalah cerita paling mengerikan tentang nasib gadis cantik di dalam lukisan itu.


MENGARUNGI BADAI MAELSTRÖM (A DESCENT INTO THE MAELSTRÖM)

Sang Pak Tua punya kisah. Kisah mendebarkan yang diceritakan saat pendakian sebuah gunung di Lofoten, Norway. Kisah bagaimana dia berhasil lolos dari badai besar dan pusaran air laut maelström yang sangat dahsyat dan berbahaya. Teror badai dahsyat, ketegangan, dan kesedihan menjadi satu kisah yang luar biasa. Dia telah lolos dari maut, tapi dengan bayaran yang sangat mahal.


KOTAK PERSEGI PANJANG (THE OBLONG BOX)

Sang Pencerita akan segera pergi berlayar. Perjalanan dari Charleston, South Carolina menuju New York di atas kapal Independence. Ketika melihat-lihat catatan kapal, dia melihat kalau teman lamanya, Cornelius Wyatt akan ikut berlayar juga. Wyatt akan membawa serta istrinya, dan dua saudara perempuan. Tapi Wyatt memesan 3 kamar. Sangat aneh. Tapi mungkin kamar ketiga untuk pelayan atau barang bawaan tambahan. Pelayaran sempat tertunda lama karena satu dan lain hal, tapi akhirnya berangkat juga. Wyatt ternyata memang membawa barang bawaan besar, sebuah kotak persegi panjang, dengan lubang di tengahnya. Panjang kotak itu dua meter dengan lebar hampir satu meter. Baunya juga sangat aneh. Dia jadi sangat penasaran dengan isinya.  Dia menduga Wyatt berhasil mendapatkan salinan lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci yang sangat berharga dan meletakkannya di kotak itu. Kotak itu pun juga diletakkan di kamar Wyatt dan istrinya alih-alih di kamar ekstra yang mereka pesan. Dia juga sangat penasaran dengan istri Wyatt. Dulu, Wyatt sering menceritakan tentang wanita yang akan menjadi istrinya dengan sangat berbunga-bunga, memuji kecantikannya yang luar biasa. Tapi, tingkah laku Wyatt sangat aneh, istrinya juga ternyata biasa-biasa saja, dan setiap malam istrinya justru diam-diam tidur di kamar ekstra sementara dari kamar Wyatt terdengar suara-suara aneh. Sayangnya, pelayaran itu tidak mulus, mereka terjebak badai, Independence pun rusak dan mereka harus menyelamatkan diri. Wyatt yang tadinya sudah selamat di atas sekoci penyelamat meminta kapten agar kembali. Dia ingin membawa kotak itu juga, dia tak ingin terpisah dari kotak itu. Permintaan yang tentunya ditolak. Tapi Wyatt tetap ngotot. Dia pun kembali sendirian ke Independence, membawa kotak itu, mengikatkan dirinya ke kotak itu, hanya untuk tenggelam bersamanya. Apa yang diceritakan sebulan kemudian oleh sang kapten kapal kepadanya adalah kisah paling mengejutkan dan paling sedih tentang kotak itu dan Wyatt.


OBROLAN DENGAN MUMMY (SOME WORDS WITH A MUMMY)

Suatu malam Sang Pencerita makan makanan enak berupa beberapa porsi besar daging kelinci dan banyak bir Brown Stout. Setelah kenyang dia pun pergi tidur. Tapi tak lama dia dibangunkan karena ada panggilan darurat untuk ke rumah Dokter Ponnonner. Di sana akan diadakan acara pembukaan balutan sebuah mummy. Dia pun segera pergi ke rumah Dokter Ponnonner untuk menghadiri acara yang sangat berharga ini. Ternyata mummy tersebut sangat unik dan sangat berbeda dari mummy lainnya. Kondisinya sangat bagus, dan anehnya tidak ada sayatan di tubuhnya seperti biasanya ada di mummy lainnya. Otopsi pun dilakukan. Di satu saat mereka juga iseng-iseng melakukan percobaan ala frankenstein dengan mengalirkan listrik ke mummy tersebut. Ternyata mummy itu bangun dan hidup lagi. Mummy itu mengutuk dan memarahi mereka karena telah mencemari tubuhnya. Mereka pun meminta maaf dan menjahit kembali bagian-bagian tubuh yang tadi sudah mereka otopsi. Sang Mummy pun diberi pakaian dan mereka pun bercakap-cakap. Percakapan antara mummy dan para tamu serta dokter ini adalah sebuah percakapan yang sangat menarik. Diskusi panas pun terjadi. Ketika perbincangan berakhir, sang pencerita pun pulang ke rumah dan tidur. Tapi besoknya, dia bangun, merasa tidak bahagia dengan masanya dan memutuskan untuk pergi ke tempat dokter Ponnoner dan meminta dirinya dibalsam dan dijadikan mumi untuk beberapa ratus tahun mendatang.


SETAN MERAH (THE MASQUE OF THE RED DEATH)

Kisah ini bertempat di suatu gereja berbentuk dengan struktur seperti sebuah kastil. Di suatu wilayah yang sedang terserang sebuah wabah mematikan yang dijuluki sebagai Setan Merah. Pangeran Prospero mengundang 1000 temannya dari kalangan bangsawan yang punya tubuh sehat dan hati yang riang untuk mengungsi ke gereja yang dirancang sendiri olehnya. Di sana, mereka akan mengasingkan diri dari dunia luar hingga wabah mereda. Mereka membekali diri dengan sangat mewah sebelum kemudian menyegel pintunya. Banyak hiburan yang sudah disiapkan di dalamnya. Suatu hari, mereka pun mengadakan sebuah pesta topeng untuk hiburan. Ada 7 ruangan dengan 7 tema warna berbeda-beda yang bisa dijelajahi oleh para tamu. Ada ruang biru, ungu, hijau, oranye, dan violet. Sedangkan kamar ketujuh bertema warna hitam dan diterangi cahaya merah darah yang datang dari jendela dengan kaca berwarna. Perpaduan warna ini memberikan kesan yang sangat menakutkan. Hanya sedikit tamu yang berani masuk ke kamar ketujuh. Di kamar ketujuh juga ada sebuah jam ebony hitam besar. Setiap jam, jam hitam itu akan berdentang nyaring dengan suara yang entah kenapa menakutkan. Membuat orang-orang berhenti bergerak dan orkestra berhenti memainkan musik. Tapi setelah suara dentangan itu sirna, keadaan kembali menjadi normal. Tapi tepat tengah malam, ada tamu yang bercanda dengan kelewatan. Sang tamu berdandan dengan pakaian pemakaman dan topeng seperti orang yang terkena wabah Setan Merah. Dengan murka Pangeran Prospero memerintahkan untuk menangkapnya agar mereka bisa mnghukumnya. Tapi tak ada tamu yang berani menghentikan orang itu. Pangeran Prospero terpaksa mengikutinya. Mengikuti hingga ke ruang ketujuh. Dimana jam hitam berdentang dengan dentangan kematian.


KUCING HITAM (THE BLACK CAT)

Entah mengapa, seorang pencinta binatang lama kelamaan berubah menjadi penyiksa binatang. Sepertinya ini kondisi tak terhindarkan karena menjadi pecandu alkohol. Dia berubah menjadi pemabuk mengerikan yang sadis. Pluto, kucing hitam kesayangannya pun menjadi korban. Hanya karena kena gigitan pembelaan diri, dia mencungkil mata Pluto dengan kejam. Paginya dia pun merasa bersalah. Tapi dia mengusir rasa bersalah itu dengan semakin banyak minum. Semakin mabuk, dia semakin keji. Pluto yang tak bersalah itu digantung dengan kejam. Tapi, malam setelah dia menggantung Pluto, rumahnya terbakar habis. Memusnahkan seluruh harta bendanya. Kecuali satu dinding. Satu dinding dengan bayangan seperti bayangan kucing besar yang mirip pluto, lengkap dengan lingkaran tali di lehernya. Dia menyesal telah memperlakukan Pluto dengan kejam dan ingin mencari penggantinya. Suatu malam, dia menemukan kucing hitam yang mirip dengan Pluto, dengan satu perbedaan, ada corak putih di dadanya. Sedangkan bulu Pluto hitam legam. Kucing itu pun ikut pulang dengannya. Tapi, lama kelamaan dia jadi membenci kucing itu. Kucing itu ternyata juga pernah dicungkil matanya, menjadikannya semakin mirip dengan Pluto. Kucing itu mengikutinya kemana-mana, seperti menghantuinya. Bulu putih di dadanya juga lama kelamaan menipis hingga menjadi sebuah garis. Garis seperti tali gantung. Suatu hari, ia dan istrinya turun ke ruang anggur. Kucing itu juga ikut. Kucing itu hampir membuatnya tersandung dan ini memicu amarahnya. Dia langsung mengayunkan kapak untuk membacok si kucing, tapi istrinya menghentikannya. Amarahnya menjadi teralihkan dan dia justru membunuh istrinya. Dia pun menyembunyikan istrinya di dalam dinding. Si kucing menghilang entah kemana. Karena lama menghilang, polisi pun datang. Dia cukup sombong dan yakin kalau mayat istrinya tidak akan pernah ditemukan. Tapi teriakan mengerikan yang datang dari dalam dinding telah membuka kedoknya. Di situ ditemukan mayat sang istri dan si kucing hitam yang tanpa sengaja ikut terkurung di dalam dinding.


JURANG DAN PENDULUM ( THE PIT AND THE PENDULUM)

Kali ini Sang Pencerita adalah seorang tawanan. Tawanan yang tinggal menunggu hukuman mati. Masalahnya, dia tidak dibiarkan mati dengan mudah. Hukuman matinya adalah sebuah eksperimen. Sebuah eksperimen siksaan yang bertubi-tubi. Siksa kegelapan, jurang dalam di tengah ruangan, diikat di meja dengan siksa teror pendulum yang bergerak turun sedikit demi sedikit untuk membunuhnya, bahkan siksa teror dari tikus-tikus kelaparan yang siap melahapnya ketika dia akhirnya terbunuh. Apakah dia bisa lolos dari semua ini? Apakah dia bisa mati dengan cepat saja? Atau kalaupun dia bisa lolos, ada siksaan apa lagi yang sedang menantinya?


PERTANDA BURUK (THE SPHINX)

New York sedang dilanda wabah kolera. Banyak yang sudah menjadi korban. Setiap hari ada saja kabar buruk yang datang. Sang Pencerita sedang memenuhi undangan seorang kerabat untuk tinggal di sebuah vila sederhana di tepi Sungau Hudson. Para penghuni vila sebetulnya tetap melakukan kegiatan musim panas dengan cukup normal. Meskipun di luar sana sedang kacau balau. Sang pemilik vila adalah orang yang lumayan tenang. Sedangkan Sang Pencerita saat ini sudah galau berat. Kecemasannya memuncak, walaupun sudah dihibur oleh sang pemilik vila. Memang salah dia sendiri, kenapa juga dia membaca kisah-kisah horor di perpustakaan vila tanpa seizin pemiliknya. Bacaan favoritnya adalah yang berhubungan dengan topik-topik pertanda buruk. Dan sebetulnya, tidak lama setelah Sang Pencerita tiba di vila, dia melihat sesuatu yang mengerikan di luar sana. Dia melihat sesosok makhluk misterius yang menyeramkan. Apakah makhluk itu sebuah pertanda buruk dari wabah yang sedang melanda seisi kota?


WILLIAM WILSON

William Wilson, sebut saja begitu namanya, akan menceritakan masa sekolahnya yang aneh. Di sekolahnya, ada seorang anak laki-laki yang sangat mirip dengannya. Dia selalu mengikuti gerak-gerik William, berpakaian yang sama, bahkan berjalan dengan gaya yang sama. Yang berbeda hanya gaya mereka berbicara. Anak laki-laki itu hanya akan berbicara dengan berbisik. Anak laki-laki ini sering mengganggu William, tapi tampaknya anak-anak lain tidak terlalu perduli dengan perbuatannya. Suatu malam, William diam-diam ke kamar anak laki-laki itu. Dia sudah berencana untuk mengisenginya. Tapi dia justru terkejut karena dia seperti menatap wajahnya sendiri. William langsung pergi dari sekolah itu dan tidak pernah kembali. William akhirnya bersekolah lagi di Eton dan Oxford. William adalah laki-laki liar dengan banyak kenakalan dan tipu muslihat. Kalau dia berjudi, dia akan selalu bisa menipu dan menghabisi lawan mainnya sampai lawan mainnya bangkrut. Tapi, laki-laki yang mirip William itu tiba-tiba datang lagi, memperingatkan orang-orang yang dia tipu tentang kelakuan William lalu segera pergi begitu saja. Perbuatan curang William terbongkar dan dia segera diringkus. Dia pun kabur. Tapi kemanapun dia pergi, laki-laki itu terus membuntuti. Laki-laki itu akan datang setiap William akan berbuat jahat dan membongkar kedoknya. Tapi suatu hari William pun akhirnya sudah muak dengan kelakuan laki-laki yang meniru-nirunya ini, mengganggu segala tindak-tanduknya. William pun mengajaknya berduel sampai mati. Tapi siapa yang akhirnya kalah? William Wilson atau laki-laki itu, yang namanya juga William Wilson?


MISTERI RUMAH KELUARGA USHER (THE FALL OF THE HOUSE OF USHER)

Suatu hari Sang Pencerita mendapatkan surat undangan mendesak dari sahabat lamanya, Roderick Usher. Roderick mengeluhkan sakitnya yang semakin parah dan meminta pertolongannya untuk mendampingi. Dia pun datang ke rumah keluarga Usher, sebuah kastil tua dengan nuansa yang melankolis. Di rumah itu selain Roderick ternyata juga ada adik perempuan Roderick, Madeline. Mereka berdua adalah keturunan terakhir keluarga Usher. Sayangnya mereka mengidap penyakit yang sama. Madeline sudah sangat parah dan sekarat. Menjadikannya sering mengalami trance dan berjalan berkeliling kastil. Roderick sebenarnya punya banyak bakat seni. Sang Pencerita berusaha untuk menghiburnya dengan sering membacakan buku atau mendengarkan Roderick menyanyikan lagu gubahannya. Tak lama, Roderick mengabarkan kalau Madeline sudah wafat. Tapi jenazah madeline tidak langsung dikuburkan. Roderick takut penyakit unik yang diderita mereka akan mengundang dokter-dokter  untuk mengotopsi jenazah adiknya. Maka Roderick dan Sang Pencerita pun akhirnya memindahkan jenazah itu ke sebuah ruang khusus berpintu besi. Ruang itu terletak tepat dibawah kamar Sang Pencerita. Suatu malam, badai mendera rumah keluarga Usher. Roderick pun datang ke kamar Sang Pencerita dengan sangat histeris. Sang pencerita berusaha menenangkannya dengan membacakan sebuah cerita dari novel berjudul The Mad Trist. Tapi apa yang dia bacakan tiba-tiba terasa hidup dan nyata. Mungkin hanya imajinasinya saja. Tapi suara-suara itu semakin nyata. Dan datangnya dari bawah kamar tidurnya.


Banyak cerita-cerita di dalam buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama (aku) yang tak bernama. Menjadikan "aku"-nya adalah sang pembaca sendiri. Tapi kami memberinya nama Sang Pencerita untuk memudahkan sinopsis di sini. Membaca buku ini akan terasa seperti membaca kisah horor yang kita alami sendiri. Kadang-kadang sebagai pelaku, kadang sebagai korban, kadang sebagai saksi peristiwa. Mendalami pikiran-pikiran yang aneh, mengerikan, dan tidak waras. Mendalami ketakutan dan teror yang terjadi.

Cerita-cerita yang ditulis Poe itu sebenarnya sangat detail sehingga kadang bisa terasa membosankan. Tapi kalau kita sudah bisa menyelami ceritanya....saran aja, sebaiknya tidak usah terlalu diselami....esensi ceritanya bisa sangat mengejutkan, sangat mengerikan. 

Cerita-cerita Poe juga meskipun detail tapi secara cerdasnya ambigu juga, membuat pembaca bisa menafsirkan ceritanya sesuka mereka. Menjadikan kisah-kisah karya Poe sebagai kisah-kisah yang menarik untuk dianalisis lebih dalam. Contohnya nih, cerita pertama, Gema Jantung yang Tersiksa, jadi dia ini psikopat atau orang gila? Siapa yang dia bunuh? Ayahnya? Tetangganya? Di cerita Pesan Dalam Botol membuat kita mengira-ngira, jadi, siapa hantunya? Kapal tempur atau dia yang menyelinap ke dalam kapal? Kisah William Wilson juga menyisakan pertanyaan, Siapa William satunya? Apakah benar-benar ada, atau William ternyata punya kepribadian ganda? Ruang analisisnya banyak banget deh di buku ini. Asik banget buat dibahas.

Buku ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 3.98/5.00. Kami pun memberi rating 4.50/5.00. Seandainya buku ini tidak bikin sakit kepala karena terornya, mungkin kami akan memberi rating sempurna.

Buku ini masih tersedia ya di tokopedia kami. Silahkan langsung ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/kisah-kisah-tengah-malam-by-edgar-allan-poe


Sabtu, 27 Maret 2021

The Sea of Trolls by Nancy Farmer - Jadi, Sebenarnya Viking itu Baik atau Jahat?

Rasanya sudah lama sekali yah tidak mereview novel-novel bergenre fantasi. Terakhir itu buku dongengnya Sang Putri dan Sang Pemintal dari Neil Gaiman. Suatu interpretasi ulang dari dongeng Sleeping Beauty yang jadi favorit kami. Kali ini, novel fantasinya dari Nancy Farmer dengan judul The Sea of Trolls. Suatu novel dimana kita akan melihat sekelumit kehidupan para kaum Viking (dibuku ini disebut sebagai Northmen). Novel ini mendapatkan banyak penghargaan dan punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.01/5.00. Novel ini adalah buku pertama dari seri Sea of Trolls. Tapi tenang saja, meskipun serial, setiap buku punya cerita yang berbeda. Cerita di buku pertama ini endingnya sempurna kok tidak bersambung.

Sudah banyak buku yang menceritakan atau bertema Viking. Sayangnya, baru sedikit yang kami baca. Novel yang sedikit menyinggung Viking yang terakhir kami baca adalah novel Crusader Gold dari David Gibbins. Disana menceritakan kisah Harald Hadrada sedikit. Nah, novel ini menceritakan para Northmen atau kaum Viking dengan lebih mendalam. Menyelami kehidupan mereka langsung di rumah-rumah dan keseharian mereka. Kehidupan yang menarik sih menurut kami. Penuh dualitas yang sangat mencengangkan. Akan kami bahas nanti setelah sedikit membahas plot novel ini sedikit.

Novel ini menceritakan tentang Jack, seorang anak yang tinggal di keluarga sangat sederhana dan punya tugas fisik seabrek dan berat. Jack tinggal bersama ayahnya yang berkaki bengkok. Ayah yang sangat ahli bertukang tapi juga menyimpan banyak kekecewaan hidup, dan senang mencekoki anak perempuannya, Lucy dengan cerita-cerita khayalan indah tapi bohong. Lucy tumbuh jadi anak yang penuh khayalan dan berperilaku manja dan tidak rasional. Ibu Jack jauh lebih rasional dan praktis, walau diam-diam dia menyimpan kemampuan sihir. 

Di antara tugas-tugas yang harus diemban Jack, kadang Jack juga harus mengantarkan makanan ke rumah Bard, seorang pendeta Druid, bisa dibilang seperti penyihir juga. Tidak ada yang tahu asal usul Bard, dia datang tiba-tiba dengan perahu ke desa Jack. Banyak yang menghormati Bard dan memberi Bard makanan dan membantu beberapa pekerjaan untuk Bard. Tapi rupanya Bard punya minat khusus kepada Jack. Dia melihat potensi di dalam diri Jack yang tidak dapat dilihat oleh orang lain atau bahkan oleh orangtua Jack. Bard ingin mengajarkan Jack ilmu yang dia miliki dan melatih Jack untuk menjadi Bard berikutnya.

Tapi tentu saja Ayah Jack keberatan. Dia punya banyak alasan untuk tidak setuju, walaupun kami menganggap kalau sebetulnya ayah Jack hanya iri kalau Jack bisa punya kehidupan yang maju, sedangkan dia sendiri punya banyak penyesalan. Tapi, Bard akhirnya berhasil membujuknya untuk melepaskan Jack. Jack pun sejak saat itu pindah dan tinggal bersama Bard. 

Sebenarnya pekerjaan Jack tidak banyak berbeda dengan pekerjaan sebelumnya. Tapi Bard kadang akan mengajarinya nyanyian atau banyak hal lain. Jack juga dilatih untuk banyak mengamati alam. Tapi ada ancaman yang mulai mendekat. Bard sebenarnya punya musuh lama yang dengan sangat gigih mencarinya dan ingin membalas dendam. Ancaman itu terasa semakin dekat, dan Bard pun semakin khawatir. 

Ketika ancaman benar-benar sudah hampir di depan mata, mereka pun memperingatkan penduduk desa tentang serangan yang akan membinasakan desa mereka. Para berserker akan menyerang desa mereka. Berserker adalah sekumpulan orang Northmen yang menggila bagai serigala. Tidak akan berhenti membunuh dan menghancurkan hingga semuanya binasa. Sebenarnya banyak yang meragukan peringatan Bard, walau akhirnya mereka menurut. Tapi yang membuat mereka benar-benar bergerak adalah ketika seorang pendeta dari Pulau Suci datang dengan tertatih-tatih menceritakan kisah mengerikan dari serangan Berserker.

Desa pun kosong, tinggal Jack dan Bard yang tertinggal. Mereka berdua akan berusaha menutupi desa mereka dengan kabut pekat. Berusaha melindungi desa dari kehancuran total. Tapi pekerjaan itu adalah pekerjaan yang sangat berat dan menguras tenaga. Perbekalan pun menipis, tenaga mereka juga menipis. Suatu hari mereka pun mendapat serangan dari sang musuh. Bard pun terluka dan kesadarannya menghilang. Bard menjadi gila. Dalam keputusasaan, Jack yang akan membawa Bard ke tempat pengungsian, malah menemukan bahwa keluarganya sudah kembali ke rumah. Lucy yang manja dan rewel tidak mau ada di tempat pengungsian. Jack terpaksa tinggal di rumahnya dan merawat Bard di sana.

Jack masih berusaha menurunkan kabut. Tapi suatu hari, Lucy mengganggu di hari yang salah. Hari dimana berserker tiba dan memasuki desa mereka. Lucy yang tidak bisa diam dan tidak bisa membedakan realitas dan khayalan membuat mereka berdua tertangkap dan diculik oleh para Northmen. Mereka pun dibawa ke utara. Hidup bagai budak di kapal, dan akan dijual sebagai budak di pasar budak. Lucy sendiri rencananya akan dipersembahkan kepada sang Ratu.

Tapi takdir ternyata berkata lain. Kemampuan bard yang dimiliki Jack mengambil hati Olaf One Brow. Olaf ingin memiliki bard pribadi, dan Jack adalah seorang bard yang cakap. Belum lagi Jack adalah murid Lidah Naga, nama Bard di kalanga para Northmen. Lidah Naga sebenarnya sangat dikagumi dan dihormati oleh para Northmen. Tapi ratu mereka, Frith, yang setengah troll sangat membenci Lidah Naga. Lucy juga menjadi tawanan Thorgil karena dia akan mempersembahkan Lucy kepada sang Ratu. Torghil adalah seorang prajurit perawan. Thorgil berharap, dengan menyerahkan Lucy, maka Ratu Frith akan mengangkatnya untuk menjadi salah satu berserker ratu.

Ratu Frith adalah musuh Lidah Naga. Kaum Northmen pun sebenarnya tidak menyukai sang Ratu yang setengah troll. Ratu bisa sangat manipulatif dan jahat. Tapi Raja mereka menikahinya dan sangat tunduk pada kecantikan sang ratu. Padahal kecantikannya sebenarnya hanyalah sebuah tipuan. 

Pertemuan antara Jack, Lucy, serta rombongan Olaf dengan ratu adalah sebuah takdir tersendiri. Jack tanpa sengaja menyihir rambut ratu dengan nyanyiannya. Rambut ratu yang tadinya panjang dan indah terlepas. Menunjukkan tampilan troll ratu yang mengerikan. Ratu pun marah besar. Lucy ditawan dan diancam akan dijadikan sebagai kurban kalau Jack tidak bisa mengembalikan ratu ke keadaan semula. Tapi Jack belum banyak pengalamannya, dia pun tidak tahu bagaimana cara mengembalikan rambut ratu seperti semula.

Rombongan Olaf pun membuat kesepakatan dengan Ratu. Mereka akan pergi ke Jotunheim, tanah air sang Ratu, negeri para troll yang penuh magis. Mereka akan mencari Sumur Mimir. Dengan meminum airnya, Jack akan mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkannya untuk mengembalikan rambut indah sang Ratu. 

Perjalanan ke Jotunheim bukanlah perjalanan yang mudah. Jotunheim penuh dengan sihir yang kuat, bukan tempat untuk manusia. Hanya Olaf, Thorgil dan Jack yang akan turun ke daratan Jotunheim. Banyak tanaman berbahaya dan beracun, hutan-hutan yang memperdaya, hewan-hewan juga lebih besar dan berbahaya di Jotunheim. Belum lagi ada naga.

Bahaya demi bahaya, tantangan demi tantangan menghadang perjalanan Jack untuk menemukan sumur mimir. Sifat Viking Thorgil dan Olaf yang selalu siap bertarung sampai mati tanpa memikirkan logika punya keuntungan tapi juga sangat menyusahkan Jack. Mampukah Jack meneruskan perjalanan yang berat ini dan menyelamatka Lucy dari sang Ratu Frith yang jahat?

Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 4.01/5.00. Kami juga sepakat dengan rating tersebut. Petualangannya seru. Untuk ukuran novel fantasi remaja, ceritanya cukup menegangkan. Banyak juga tokoh-tokohnya yang enak dicela dibahas. Buat hiburan, kayaknya enak bahas tokohnya dikit-dikit. 

Tokoh yang paling enak dibahas pertama tak lain tak bukan adalah...siapa lagi kalau bukan Lucy! Tapi tidak akan ada Lucy kalau tidak ada ayah Jack, Giles Crookleg. Jadi mari kita bahas bapaknya dulu sebelum ke anaknya. Giles sebenarnya tokoh yang patut dikasihani, bukan cuma karena nasibnya yang buruk, tapi karena sifatnya yang mengasihani diri sendiri dan menghancurkan orang lain dalam prosesnya. Giles punya ambisi, tapi kakinya yang bengkok menghalanginya dari mewujudkan ambisinya. Giles pun membawa kepahitan hidupnya kemana-mana. Bersikap sinis dan keras kepada Jack, tidak terlalu berusaha membahagiakan istrinya, dan menjejalkan khayalan tidak realistis kepada putrinya, Lucy. Menyebabkan Lucy hidup di dunia khayalan dan menolak dirinya yang hidup di keluarga sangat sederhana. Lucy yakin, dia adalah seorang putri raja, dan suatu hari akan ada kesatria yang akan membawanya kembali ke istana.

Kasus Lucy ini sebenarnya mirip dengan tokoh anak perempuan bungsu keluarga Boynton di novel Appointment with Death dari Agatha Christie. Mereka sama-sama "melarikan diri" dari kenyataan ke dunia khayalan yang indah. Bedanya, hanya di penyebabnya saja. Putri Boynton mengalami tekanan mental karena ibunya yang tiran, sedangkan Lucy karena cekokan cerita khayalan dari ayahnya. Beda proses, tapi hasilnya sama. Hal ini menjadikan Lucy menjadi anak yang manja, punya ekspektasi yang tidak masuk akal, dan sulit diajak kerja sama. Lucy lah penyebab keluarga Jack terpaksa kembali dari tempat pengungsian. Lucy juga lah penyebab Jack dan dirinya ditangkap para Northmen. Tidak usah ditanya seberapa gemesnya kami sama Lucy waktu membaca buku ini. Padahal Lucy sebenarnya anak yang cerdas, hanya saja didikannya salah. Tapi pada akhirnya Lucy kena batunya, dan dunia khayalannya toh akhirnya membantunya "melarikan diri" dari penyiksaan Ratu Northmen yang sedang menggila karena marah.

Kaum Northmen atau lebih kita kenal dengan Viking ini juga punya sisi tersendiri. Mereka adalah manusia yang penuh dengan kekejaman, mampu membunuh, membantai dan merusak tanpa pandang bulu. Tapi di sisi lain mereka ternyata sangat religius dan sangat taat dengan dewa-dewa mereka. Bahkan buat mereka mencuri diam-diam tanpa korban jiwa itu sangat menghina, tapi membantai adalah perbuatan kesatria. Mereka hidup dalam dualitas ekstrim yang sangat aneh dan kejam. Tapi adakalanya mereka juga punya sisi lembut dan sisi saling menghormati yang tidak disangka-sangka.

Petualangan di novel ini seru dan menegangkan. Walau kadang ada saatnya terasa antiklimaks di bagian-bagian tertentu, tapi secara keseluruhan ceritanya bagus dan menarik.

Novel ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:


Quote

Itu masalahnya bila cerita terlalu panjang, pikir Jack. Cepat atau lambat kau akan sampai di bagian buruknya.
~ The Sea of Trolls by Nancy Farmer

Tiba-tiba Jack teringat perkataan Bard: Sangat mustahil dalam dunia ini hanya ada kebahagiaan. Aula emas itu terlalu indah, layaknya semua hal yang bersinar indah, keindahannya mengundang kehancuran.
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

Bard mengatakan, tidaklah baik terus berpikir tentang kejahatan. Lebih baik memikirkan hal-hal baik seperti sinar matahari dan hijaunya pepohonan.
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

Hidup itu berharga, tidak boleh disia-sisakan begitu saja.
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

"Satu hal yang kutahu," lanjut sang ratu. "Mengacuhkan kebahagiaan selama masih ada, demi menyesali nasib seseorang, adalah kejahatan besar."
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

Dia belum tahu bagaimana menyembuhkan Frith. Tapi Sumur Mimir mengajarkan padanya untuk tidak memaksa urutan peristiwa. Daun terbuka dan bunga bermekaran saat sudah tiba waktunya. Pengetahuan diberikan padanya saat waktunya tiba.
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

"Kebanyakan orang hidup dalam sangkar harapan mereka sendiri. Itu membuat mereka merasa aman. Dunia ini tempat mengerikan yang penuh kemenangan serta keajaiban dan, seperti yang kita berdua tahu, berbahaya. Terbang bukanlah untuk semua orang."
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

Tak ada kebaikan yang sia-sia, dan kita pun tak bisa menduga berapa banyak kebaikan yang bisa dihasilkannya. 
The Sea of Trolls by Nancy Farmer

Senin, 15 Maret 2021

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3) - Lebih ke Thriller Detektif

Sampailah ke buku ketiga di seri Cafferty and Quinn dari Heather Graham, The Dead Play On. Buku ketiga ini cukup berbeda yah dari buku pertama atau buku keduanya. Buku pertamanya, Let The Dead Sleep (Patung Kematian), adalah gabungan yang seimbang antara misteri, detektif, supernatural, dan romance. Buku kedua, Waking The Dead by Heather Graham, berat di supernaturalnya, dan ceritanya bikin merinding abis. Nah, di buku ketiga ini, ceritanya lebih berat ke thriller detektif. Malah, bisa dibilang, tidak ada unsur supernaturalnya. Atau unsur supernaturalnya bisa dibilang cuman kayak gimmick aja. Nah, coba kita lihat sinopsisnya dulu.

Tiba-tiba saja kehidupan para musisi di New Orleans terancam bahaya. Sudah ada dua musisi yang dibunuh dengan kejam. Dan sepertinya sang pembunuh juga mengincar alat musik tertentu, sebuah saksofon. Sepertinya saksofon itu adalah saksofon istimewa, yang mampu membuat permainan saksofon si musisi menjadi luar biasa bagus dan indah. Yang tentu saja akan menarik banyak kesuksesan dan perhatian. 

Tapi pembunuhan-pembunuhan itu ternyata bukan pembunuhan pertama. Tyler Anderson mendatangi Danni setelah dia memainkan saksofon milik Arnie Watson, sahabatnya yang sudah meninggal. Arnie dilaporkan meninggal karena overdosis. Diduga karena mengalami trauma pasca penugasan militernya. Arnie melarikan diri ke obat-obatan dan mengalami overdosis. Tapi saat memainkan saksofon Arnie, Tyler seperti kerasukan. Tyler jadi bisa memainkan saksofon sehebat Arnie memainkannya. Dia memainkan lagu yang sering dibawakan Arnie dengan luar biasa indah. Tyler juga mendapatkan penglihatan, dia melihat hari-hari Arnie. Tyler juga melihat...saat-saat ketika Arnie dibunuh. Danni masih sedikit skeptis dengan cerita Tyler, tapi Quinn dengan cepat percaya karena dia sudah melihat sendiri TKP pembunuhan seorang musisi, dan ada kasus penyerangan para musisi juga. Dengan alat musik yang sepertinya menjadi incaran si pembunuh.

New Orleans jadi kota yang mencekam untuk para musisi. Semua musisi terancam. Pembunuhnya sulit dilacak, pandai menyamar, dan cepat menghilang. Penyerangan kembali terjadi, semakin lama semakin parah. Danni, Quinn, dan Billie pun memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok musisi. Mencari sang pelaku dari dalam. Menelusuri bar demi bar yang mencurigakan. Rumah Danni pun jadi tempat pengungsian yang ramai. Danni dan Quinn dikejar waktu, mereka harus menemukan sang pelaku dan saksofon itu segera, sebelum semuanya terlambat dan korban semakin bertambah.

Novel ini punya rating Goodreads 3.96/5.00. Rating yang bagus, dan kami cukup setuju. Novel ini menurut kami yah ada plus minusnya yah, tapi ini berdasarkan selera kami terhadap novelnya Heather Graham. Mulai dari mana dulu yah...minusnya kali ya, biar ada bahasan. 

Oke. Seperti yang sudah kami bilang sebelumnya, novel ketiga ini beda banget dari novel sebelumnya di seri ini. Novel ini lebih menitikberatkan pada genre thriller detektifnya, ibaratnya lebih ke sisi manusianya daripada sisi supernaturalnya. Ini bukan hal yang negatif sih, tapi kami justru lebih suka kalau sisi supernaturalnya kuat. Karena Heather Graham tuh jago kalau supernaturalnya kuat, merindingnya dapet. Kami suka banget sama buku keduanya. Merinding disko cyiin. Apalagi waktu mereka harus mengangkut mayat dari kuburan bawah tanah kastil kan yaa...hiiii. Kasus ini agak mirip sama seri Flynn Brothers sebetulnya. Buku ketiga seri Flynn Brothers beda banget vibe-nya sama dua buku sebelumnya, lebih "manusia".

Minus yang lain ada di sisi romance. Kami merasa konflik antara Danni dan Quinn itu adalah konflik yang tidak perlu. Apalagi di saat genting kayak gitu. Danni terlalu keras kepala dan merasa harus membuktikan diri. Danni tidak bisa melihat situasi Quinn yang penuh tekanan dan stress. Buat Danni, yang penting instingnya harus dipenuhi. Sementara Quinn sendiri kurang bisa diajak berdiskusi dan kurang bisa membagi "kekuasaan" atas penyelidikan. Semua harus Quinn sendiri yang mengawasi. Ya, tidak bisa begitu dong ya. Penyelidikan akan menjadi tidak efektif.

Oke. Terlepas dari dua minus di atas yang menurut kami agak mengganggu, buku ini bagus, seru dan cukup menegangkan. Tapi kalau harus mengurut favorit kami dari ketiga buku seri Cafferty and Quinn, buku kedua akan menjadi favorit kami, diikuti dengan buku pertama, baru deh buku ketiga ini. Kayaknya kami lebih suka kalau Heather Graham sudah bikin latar yang di kuburan, lagian itu memang ciri khas novelnya Heather Graham juga sih sepertinya. Buku ketiga ini cocok untuk teman-teman yang lebih suka cerita detektif dibandingkan cerita misteri supernatural.

Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/the-dead-play-on-by-heather-graham-cafferty-and-quinn-3


Quote

Bertanya-tanya, bukan mengetahui, adalah perasaan yang membuat hati orang-orang hancur berkeping-keping.

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


Aku mendengar banyak ketakutan. Tapi bahkan meskipun mereka takut, orang harus tetap bekerja untuk hidup.

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


"Beberapa kekuatan gaib mungkin tidak lebih dari keyakinan kita pada sesuatu--suatu hasil, suatu kemampuan--yang mewujud sebagai realitas."

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)


"Apakah kita membuatnya menjadi monster? Atau apakah dia memang selalu menjadi monster dan kita hanya alasan yang dia gunakan untuk perbuatannya?" tanya Brad murung.

"Kita tidak pernah jahat," kata Jenny memprotes.

"Kita hanya tidak memperhatikan," kata Tyler. "Dan mungkin itu lebih buruk."

The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)

Senin, 08 Maret 2021

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie - Kasus Terbunuhnya Ibu yang Jahat

Appointment with Death ini terbit pertama kali pada tanggal 2 Mei 1938. Sudah 83 tahun yang lalu. Di novel ini, detektif Hercule Poirot akan menemani kita untuk memecahkan kasus pembunuhan di mancanegara. Di Petra. Sebuah kasus yang menarik dan punya kemiripan dengan kasus di novel Murder on the Orient Express. Bahkan nih, tokoh di dalam novel ini juga sempat menyinggung kasus yang ada di Orient Express yang juga ditangani oleh Poirot. Sebelum ke review, mari kita kulik sedikit plotnya. 

Cerita diawali dengan sesuatu yang sangat menarik. Poirot tanpa sengaja mendengar sebuah percakapan ketika dia sedang menutup jendela kamarnya di suatu hotel di Kairo, "Kau mengerti, kan, bahwa dia mesti dibunuh?". Pembaca mungkin akan langsung menebak bahwa ini adalah indikasi akan terjadinya suatu pembunuhan, dan indikasi pelakunya. Tapi buat Poirot, kalimat yang dia dengar dianggap seperti kalimat seorang penulis yang sedang merencanakan plot novel yang sedang dia tulis. Tapi insting detektif Poirot juga membuatnya mengingat suara orang yang mengucapkan kalimat itu. Siapa tahu suatu saat ia akan bertemu dengan orang itu.

Poirot bukanlah fokus novel ini, setidaknya sampai akhirnya terjadi pembunuhan, hingga akhirnya Poirot pun dilibatkan untuk menyelidiki. Pembaca justru akan terlibat dengan Sarah King, seorang calon dokter; ada juga dr Theodore Gerard, seorang dokter kejiwaan yang sudah punya nama; serta keluarga Boynton,  satu keluarga besar dari Amerika yang sangat menarik perhatian Sarah. 

Keluarga Boynton adalah keluarga yang menarik sekaligus mengalami disfungsi yang sangat parah. Di dalam keluarga itu ada sang ibu, dua anak laki-laki, dua anak perempuan, dan satu menantu perempuan. Sang ibu sangat gila kontrol dan tiran. Anak-anaknya, seperti hewan sirkus yang dilatih dengan cemeti. Penuh kepatuhan dengan perasaan takut, penuh kecemasan, dan berada di ambang depresi. Anak tertuanya bahkan sudah di titik depresi parah. Titik dimana dia sudah tidak punya tenaga untuk berbuat apa pun. Anak termudanya, memilih untuk melarikan diri ke dunia khayalan. Menganggap dirinya seorang tuan putri yang sedang diincar banyak musuh dan ada orang-orang yang ingin membunuhnya. Tingkah dan latar belakang mereka yang aneh menarik perhatian Sarah dan dr Gerard. Awalnya, Sarah tertarik secara profesional, dari sisi kejiwaannya. Tapi ketika Sarah mulai terlibat dengan salah seorang anak Mrs. Boynton, Sarah jadi mulai terlibat secara lebih personal.

Tapi, ini semua hanyalah perjalanan liburan. Cepat atau lambat mereka akan berpisah bukan? Awalnya begitu. Hingga Sarah dan dr Gerard melakukan perjalanan wisata ke Petra. Sesampainya di perkemahan, Sarah melihat kembali sang tiran, Mrs. Boynton, duduk dengan agungnya, seperti menyambut kedatangan Sarah dan rombongannya. 

Tapi, sang tiran ternyata tak bisa hidup lama di Petra. Dia meninggal di kursi agungnya. Kematiannya terlihat wajar karena Mrs. Boynton sendiri sudah tua dan sakit-sakitan. Mungkin terlalu rapuh untuk perjalanan Petra yang keras. Tapi, setitik bekas tusukan jarum suntik membuat kematiannya mencurigakan. Selain itu, ada alat suntik dan obat keras yang hilang. Hercule Poirot diminta untuk membantu menyelidiki peristiwa ini. Poirot punya waktu 24 jam untuk melakukan penyelidikan, wawancara, dan menemukan pelakunya. Semua harus dilakukan di tengah keluarga Boynton yang saling menutupi satu sama lain, dan Sarah King yang pendapatnya sudah bias karena dirinya yg jatuh cinta pada salah satu anak laki-laki Boynton. Semua orang seperti bekerja sama untuk menghalangi Poirot memecahkan kasus ini.

Weew, novel ini punya cerita yang seru. Sebelum pembunuhan, pembaca akan dibuat fokus kepada keluarga Boynton. Mengenal mereka dari dekat. Berkenalan dengan sisi psikologis masing-masing anggota keluarganya. Novel ini memang berat di sisi psikologisnya. Penyelidikan Poirot pun hanya wawancara-wawancara aja dengan para saksi yang terlibat. Sepanjang cerita, terjadi peristiwa-peristiwa yang kemudian mulai menggeser sisi psikologis para tokoh. Tidak hanya psikologis keluarga Boynton, tapi juga tokoh-tokoh yang terlibat dengan mereka. Dan endingnya....weleeh, plot twist banget. Pelakunya sangat tak terduga. Setidaknya kami tidak menduga sampai ke situ sih.

Novel ini punya rating Goodreads 3.88/5.00. Kalau dari kami pribadi, kami memberi novel ini nilai 5.00/5.00. Perfect. Seru, menarik, dan tak terduga.


Quote

Dia kehabisan tenaga--ya, kehabisan tenaga karena terlalu menderita. Pandangannya seperti pandangan seekor anjing yang terluka, atau seperti kuda yang sedang sakit--pandangan kosong makhluk yang menahan derita. Aneh...secara fisik dia sehat... Tetapi bisa dipastikan pria ini telah mengalami banyak sekali penderitaan--penderitaan batin. Sekarang dia tidak lagi menderita--dia sudah pasrah--menunggu... Menunggu apa? Oh, apakah aku ini mengada-ada? Ah, tidak. Pria itu memang sedang menunggu sesuatu, menunggu akhir deritanya.

~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


Senyumnya yang menerawang begitu jauh dan menyendiri, tubuhnya yang tenang, dan tangannya yang sibuk merusak...

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


"Setiap orang bisa menentukan sendiri arah hidupnya. Orang yang menghargai dirinya sendiri pasti mau memperjuangkan nasibnya dan memanfaatkan hidupnya--bukan cuma duduk berpangku tangan. Lelaki yang kerjanya cuma duduk berpangku tangan tak pantas dihargai perempuan."

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


"Banyak hal yang pada diri seseorang itu laten sifat-nya. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan berkuasa, berbuat jahat, dan sebagainya. Cuma saja, keinginan-keinginan itu terpendam. Sering kali, malah keinginan tersebut tidak disadari adanya. Tapi itu memang sifat manusia yang menurun, Miss King. Kita menutup mata dan menyangkal adanya nafsu macam begitu pada diri kita. Tapi ada kalanya nafsu itu begitu kuat..."

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


"... Aku dokter. Aku tahu betul bagaimana ambisi--untuk meraih keberhasilan, untuk memperoleh kekuasaan-- bisa menyebabkan penyakit pada jiwa manusia. Kalau ambisi itu terpenuhi, manusianya menjadi sombong, kasar, dan ingin lebih puas lagi. Bila tidak terwujud--oh! Bila ambisi seseorang tidak pernah terwujud, cuma rumah sakit jiwalah yang bisa memberi predikat kepadanya!

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


apakah orang, kalau dia melihat ada suatu kesalahan diperbuat orang lain, harus berusaha membetulkan? Dalam hal ini, ikut campur seseorang mungkin berakibat baik--tapi bisa juga malah lebih mencelakakan!

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


Tak baik bila orang cuma mau mengakui sisi yang baik dari kehidupan ini.

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


Mungkin inilah yang disebut cinta--rasa pedih dalam hati karena memikirkan orang lain--rasa ingin, dengan cara dengan cara apa dan bagaimanapun, membebaskan orang yang dikasihinya dari penderitaan...

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


Karena, mengarang yang tidak benar itu lebih sulit! Bisa saja orang berbohong sekali, dua kali, tiga kali, atau bahkan empat kali, tapi tak mungkin terus-terusan berbohong.

Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie


Baca juga:

Miss Marple's Final Cases (Kasus-Kasus Terakhir Miss Marple) by Agatha Christie - Kasus-Kasus dengan Penyelesaian yang Menawan

Senin, 01 Maret 2021

Seri Petualangan 1: Petualangan di Pulau Suram by Enid Blyton - Seruuu. Lebih Advanced dari cerita Lima Sekawan.

Review seri baru dari Enid Blyton nih, Seri Petualangan! Kami sama sekali belum pernah menyentuh seri ini. Ternyata, bagus banget. Seri petualangan ini lebih kompleks dari cerita Lima Sekawan. Bukunya lebih tebal dan padat, kisah petualangannya juga lebih detail dan menantang. Tokoh di seri ini ada 5 karakter. Ada Philip, Jack, Dinah, dan Lucy Ann. Tapi tidak lupa, ada juga Kiki, burung kakaktua peliharaan Jack yang selalu kocak.

Buku pertama ini tentu saja berisi perkenalan mereka serta petualangan pertama mereka di Pulau Suram. Philip yang sedang ikut kelas musim panas di tempat gurunya mula-mula bertemu dengan Kiki, si burung kakaktua kocak dan jahil,  yang mengganggu istirahat siangnya. Kiki ini ternyata peliharaan Jack, anak laki-laki yang juga harus mengambil kelas tambahan di sana. Berbeda dengan Philip yang bisa akrab dengan binatang apa pun--yup, apa pun, termasuk serangga, tikus, dan binatang lain yang bisa bikin orang merinding--, Jack merupakan seorang pemerhati burung. Jack tidak memperdulikan hal lain selain burung. Itulah sebabnya kenapa dia harus ikut kelas tambahan. Nilai-nilai Jack buruk karena dia hanya memerhatikan burung-burung. Adik Jack, Lucy-Ann juga ikut kelas tambahan. Tapi Lucy-Ann sebetulnya tidak butuh kelas tambahan, dia hanya tidak mau terpisah dari kakaknya saja.

Kehidupan Jack dan Lucy-Ann sebenarnya agak menyedihkan. Orangtua mereka sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang. Jack dan Lucy-Ann kemudian tinggal bersama paman mereka Paman Geoffrey. Tapi kehadiran mereka seperti tidak diinginkan, jadi mereka diperlakukan tanpa kasih sayang di sana. Kehidupan Jack sedikit lebih mendingan, walaupun tidak banyak berbeda. Jack dan Dinah kakak beradik. Ayah mereka sudah meninggal, dan tidak meninggalkan harta sepeser pun. Ibu Philip terpaksa pergi untuk bekerja dan mencari nafkah. Jadi, Philip dan Dinah tinggal dengan bibi dan paman mereka di suatu tempat yang seperti reruntuhan kastil tua yang disebut Craggy-Tops.

Suatu hari, ketika sudah waktunya pulang, Jack dan Lucy-Ann ternyata tidak bisa kembali ke tempat paman mereka. Pengurus rumah mereka mengirim surat dan uang agar Pak Guru mau menampung mereka hingga mereka masuk sekolah lagi. Pak Guru sebetulnya keberatan, karena dia sendiri ingin pergi, dia juga sangat benci pada Kiki yang jail. Philip ada ide untuk mengajak Jack dan Lucy-Ann ke Craggy-Tops saja. Toh bibi mereka sedang butuh uang untuk membayar hutang-hutangnya. Mungkin uang yang yang dikirim untuk biaya hidup Jack dan Lucy-Ann akan cukup membantu. Tapi mereka merasa tidak akan diijinkan pergi, jadi Jack dan Lucy-Ann pergi diam-diam bersama Philip.

Sesampainya di Craggy-Tops benar saja, hampir saja Jack dan Lucy-Ann dikirim pulang kembali. Tapi setelah dijelaskan masalahnya dan ada uang yang nanti dikirimkan, Bibi Polly pun akhirnya mengijinkan mereka tinggal. Kiki juga ternyata berhasil mengambil hati Bibi Polly. Kiki pun jadi kesayangan Bibi Polly juga. Jack dan Lucy-Ann pun akhirnya berkenalan dengan Dinah

Di Craggy-Tops inilah petualangan pertama mereka terjadi. Dari tempat tidur menara di Craggy-Tops mereka bisa melihat Pulau Suram di seberang lautan. Pulau yang ditakuti oleh Jo-Jo, pesuruh yang dipekerjakan oleh Bibi Polly. Kata Jo-Jo di sana ada "macam-macam" yang menakutkan. Tapi Jack justru ingin sekali ke Pulau Suram karena dia yakin di sana ada burung-burung langka. Mereka juga bertemu Billy di suatu tempat yang cukup terpencil dekat Craggy-Tops. Mereka juga menemukan lorong rahasia. Dan puncaknya, ketika mereka akhirnya berhasil ke Pulau Suram, mereka justru menemukan banyak lubang-lubang besar dan tumpukan kaleng makanan yang misterius. Sebenarnya ada apa di Pulau Suram?

Seri petualangan ini recommended banget. Jujur, kami lebih suka sama seri ini, daripada Lima Sekawan. Karena lebih berat kali ya petualangannya, lebih seru. Tapi memang beda sih. Kalau Lima Sekawan tuh ibaratnya petualangan anak-anak SD-SMP, kalau Seri Petualangan tuh petualangannya anak SMA. Lebih manantang jadinya. Sampai sejauh buku pertama ini (yang berarti belum jauh-jauh banget), minus seri ini hanya sedikit. Paling kami agak prihatin saja dengan gaya bertengkarnya Philip dan Dinah yang bisa jadi agak kasar, main tampar-tamparan. Tidak patut ditiru banget sih itu yah. Selebihnya, tidak terlalu banyak minusnya. Buku bagus. Recommended.


Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.