Mungkin ini trivial banget ya, tapi ternyata genre bacaan seseorang bisa berubah juga sepanjang waktu. Dulu, kami suka banget dan sangat tertarik dengan sastra-sastra yang berat. Tapi semakin kesini, selera berubah ke arah fantasi, misteri, dan detektif. Sastra malah tidak pernah disentuh lagi. Mungkin teman-teman ada yang begitu juga? Mengalami pergeseran genre? Itulah sebabnya kami mau sedikit berhati-hati dalam mereview karya Yasunari Kawabata yang satu ini. Karena kami sadar banget kalau sudah lama tidak membaca sastra. Takutnya, pesan yang ingin disampaikan malah tidak sampai sama sekali.
Sinopsis
Novel Rumah Perawan (Nemureru Bijou (Jpn) atau House of Sleeping Beauties (Eng)) ini merupakan novel sastra dewasa dengan gaya neo-sensualisme. Menceritakan kisah seorang laki-laki tua bernama Eguci yang berkunjung ke sebuah "rumah perawan beradu". Bukan ini bukan rumah pelacuran, tapi sebuah rumah misterius yang sangat banyak peraturannya. Rumah dimana para perawan ditidurkan dan akan menjadi teman tidur seorang laki-laki yang sudah tua. Hanya menemani tidur. Benar-benar tidur. Tidak boleh melakukan tindakan asusila apa pun.
Setiap kedatangan Eguci ke rumah ini, kita akan bisa membaca pergulatan batin yang dialami Eguci. Kita bahkan akan dibawa ke masa lalu Eguci. Kenangan-kenangan masa lalu yang kadang dipicu oleh aroma dari sang perawan. Setiap kedatangan memberikan kesan yang berbeda, dan kenangan yang berbeda. Eguci sejatinya belum tua-tua banget seperti tamu lainnya di rumah itu. Hal itu membuat Eguci berpikir tentang ratapan para pria-pria tua itu di hadapan sang perawan yang tertidur. Ratapan hari tua yang sedih menjelang ajal.
Karena belum terlalu tua, Eguci mungkin jadi serba penasaran. Dibandingkan menerima begitu saja dan meratap, Eguci banyak bertanya-tanya. Tapi nyonya rumah juga sangat misterius. Jawabannya seperti teka-teki. Kata-katanya selalu terdengar seperti teka-teki dengan ekspresi yang sulit dibaca. Sayangnya, kunjungan terakhir Eguci di musim dingin harus berakhir dengan bencana.
Review
Novel ini punya daya tarik, dari berbagai sisi. Yasunari Kawabata adalah pengarang yang sudah melegenda. Gaya neo-sensualisme dari novel ini menjadikan novel Rumah Perawan sebagai suatu karya sastra khusus dewasa. Vulgar, tapi tidak mesum (atau mesumnya serba tanggung). Novel yang menyedihkan dengan cerita-cerita masa lalu Eguci ataupun pikiran-pikiran Eguci tentang pria-pria tua yang berkunjung ke rumah itu. Novel yang bisa mengundang cibiran (wanita mana sih yang tidak mencibir laki-laki tua yang pergi untuk tidur dengan perempuan muda di tempat lain?) tapi juga banyak pertanyaan. Ini adalah salah satu novel yang menurut kami bisa membuat pembaca membencinya atau menyukainya. You will either love it or hate it. Paling tidak sih menurut kami begitu.
Novel ini punya rating Goodreads yang lumayan, 3.66/5.00. Kami tidak akan memberikan rating pribadi karena akan cenderung bias dan ke arah tidak suka sebenarnya. Kami paham konsep dan ide yang ingin disampaikan. Tapi ide adanya sebuah "rumah perawan beradu" seperti yang ada di novel ini adalah sesuatu yang ngga banget, meh, and no no no banget. Tapi pendapat orang bisa beda-beda, tergantung kultur atau bahkan gender. Jadi kami serahkan semua kepada pembaca saja. Bagaimana menurut Anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar