- Lady Julia 1: Silent In The Grave by Deanna Raybourn - Misteri Rumah Tangga Yang Berliku dan Cinta yang Mematikan
- Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn - Novel Historical Romance Dengan Bumbu Misteri
Cari Review Buku
Senin, 10 Mei 2021
Lady Julia 2: Silent In The Sanctuary by Deanna Raybourn - Saat Pembunuhan Terjadi di Rumah Sendiri
Selasa, 04 Mei 2021
One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie - Semua Berawal Dari Dokter Gigi
Semua berawal dari dokter gigi. Kalau ada satu hal yang paling membuat seorang detektif hebat seperti Poirot tak berdaya, hal itu adalah dokter gigi. Posisi tak berdaya saat pemeriksaan gigi ternyata adalah suatu hal yang mengerikan bagi Poirot. Tapi toh dia tetap melakukan pemeriksaan rutinnya. Tapi dasar detektif, tak ada detail apa pun yang luput dari perhatiannya. Setiap pasien di ruang tunggu yang kebetulan menunggu bersama dengannya tak luput dari perhatian Poirot. Seperti apa rupanya, bagaimana sikapnya, hingga bagaimana kesan yang mereka timbulkan. Ini berlangsung terus bahkan sampai Poirot akhirnya pulang. Di saat terakhir, Poirot masih sempat mendapatkan kesan dari seorang wanita yang baru saja keluar dari taksi. Wanita ini mendapat perhatian Poirot bukan karena apa-apa, tapi karena sepatunyanya baru tapi sangat jelek untuk selera Poirot. Sepatu kulit mahal dengan gesper yang sangat besar. Gesper itu bahkan rusak karena tersangkut saat dia keluar dari taksi.
Tapi peristiwa dan orang-orang menarik yang ditemui Poirot di dokter gigi mungkin akan berlalu begitu saja seandainya Poirot tidak mendapatkan kabar menggemparkan. Dokter gigi Poirot tewas! Sang dokter gigi ditemukan tak bernyawa dengan sebuah luka tembak di pelipis kanan. Sebuah pistol tergeletak di lantai dekat tangan kanannya. Peristiwa tidak berhenti sampai di situ. Salah satu pasiennya kemudian ditemukan tewas karena kelebihan dosis obat bius. Tak lama kemudian, seorang wanita menghilang. Wanita dengan gesper sepatu jelek yang Poirot lihat saat itu.
Pembunuhan yang berbelit, motif pembunuhan yang tampak tumpang tindih, belum lagi tokoh-tokoh yang terlibat berhasil membuat novel ini sangat seru untuk dinikmati. Sifat tokoh-tokoh di dalamnya juga mampu memancing emosi banget, banyak yang ngeselin. Poirot sendiri aja sempat kebingungan, walaupun akhirnya terpecahkan juga kasusnya. Dengan susah payah. Tapi memang ya, kadang penjahat itu suka terlalu kepedean. Dengan pedenya menantang sang detektif tepat di depan hidungnya. Sudah seperti menggoyang-goyangkan ikan di depan hidung kucing. Meskipun kucingnya ditutup matanya, toh kan tetap tercium baunya. Menurut kami kasusnya lumayan kompleks ya ini, banyak yang terlibat, dan banyak motif yang berbeda-beda dari tiap tokohnya. Pembaca jadi agak sulit juga kalau mau menebak-nebak pelakunya.
Rating Goodreads buku ini 3.79/5.00. Tapi, kalau rating pribadi kami ada di 4.50/5.00. Ceritanya menarik dan seru, kasusnya cukup kompleks dan bikin penasaran. Recommended.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini.
https://www.tokopedia.com/olakalik/one-two-buckle-my-shoe-by-agatha-christie
Quote
Kita semua cenderung menghindari kenyataan, tapi itu sikap pengecut.
~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie
Dia tergolong orang yang terlalu sering bertindak keliru, sehingga untuk menghindari dampratan, dia cenderung berbohong tentang segala sesuatu, dan kebohongan itu sering dilakukan di luar kesadaran.
~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie
"Ah, betul juga kata pepatah. Kalau berpacaran, dua orang itu cukup. Kalau bertiga? Bubar..."
~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie
"Saya tidak memihak siapa-siapa. Saya hanya berpihak pada kebenaran."
~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie
"Tidakkah Anda menyadari, Poirot, bahwa keselamatan dan kesejahteraan seluruh bangsa ini tergantung pada saya?"
"Saya tidak berkepentingan dengan bangsa, Monsieur. Saya berkepentingan dengan pribadi-pribadi yang masing-masing memiliki hak untuk tidak diambil nyawanya."
~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie
"Dunia sekarang milik kalian. Surga baru dan bumi baru. Dalam dunia kalian yang baru, Anak-anak, biarkanlah ada kebebasan dan biarkanlah ada rasa belas kasihan...hanya itu pesan saya."
~ One, Two, Buckle My Shoe (Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya) by Agatha Christie
Baca juga:
Minggu, 25 April 2021
Seri Kumbang 5: Tiga Permintaan by Enid Blyton - Semua Anak Nakal Akan Mendapatkan Pelajarannya Masing-Masing
Di buku kelima ini ada 8 cerita pendek yang bisa dinikmati. Mari kita intip satu per satu
Tiga Permintaan
Tiga Permintaan bercerita tentang dua anak kecil, Elsie dan Bobby. Ketika sedang duduk-duduk di padang rumput tepi hutan mereka secara kebetulan menangkap peri mungil. Sebuah keberuntungan untuk Elsie dan Bobby, tapi sebuah kemalangan untuk sang peri kecil. Elsie tidak mau melepaskan si peri kecil dan malah meremasnya dengan kencang. Si peri harus mengabulkan tiga permintaan mereka kalau dia mau dilepaskan. Tentu saja si peri terpaksa mengabulkan keinginan mereka. Tapi Elsie dan Bobby adalah anak nakal yang sering bertengkar. Tentu saja mereka akan menjadi kurang bijaksana menggunakan permintaan mereka. Apa saja yang mereka minta pada sang peri?
Charlie Si Pembohong
Sesuai judulnya, ada seorang anak bernama Charlie yang merupakan seorang pembohong. Charlie senang mencontek, berbohong dimana-mana, termasuk di sekolah dan bahkan ketika sedang bermain. Tapi, pada akhirnya Charlie kena batunya. Suatu hari, Charlie tiba-tiba saja tersasar di suatu tempat yang sangat aneh dan mengerikan. Orang-orang di sana berwajah tidak menyenangkan, terlihat licik dan terlihat sering bergerombol, seperti sedang merencanakan suatu tipu muslihat. Ternyata tempat itu bernama Kampung Bangsa Penipu. Semua anak-anak yang ada di sana dilatih untuk menjadi penipu, pencuri, pencopet dan semua hal-hal buruk lain. Charlie harus memilih salah satu kelas dan belajar di sana. Tapi Charlie yang pembohong ternyata sangat ketakutan dan ingin pergi dari kampung itu.
Pantas Jadi Tukang Sapu
Cerita yang satu ini sangat cocok untuk anak-anak agar belajar rajin membersihkan diri. Ada seorang anak bernama Dick yang sangat jorok. Muka Dick selalu kotor, bajunya kotor, dan Dick jarang mandi. Penampilannya sudah seperti tukang sapu cerobong asap yang penuh jelaga. Saking kotornya, gurunya tidak mengijinkan Dick masuk kelas sebelum Dick mandi dan bersih-bersih. Tentu saja Dick jadi kesal. Tapi, bukannya pulang dan mandi, Dick malah main ke hutan di dekat rumahnya. Tapi belum jauh dia berjalan, dia malah ditangkap para kurcaci. Rupanya mereka salah mengira kalau Dick adalah tukang sapu cerobong yang sedang mereka tunggu-tunggu untuk membersihkan cerobong asap mereka yang sedang mampet. Meskipun Dick sudah memberontak, para kurcaci tidak percaya kalau Dick bukan tukang sapu karena tampangnya yang jorok. Dick pun dikurung di rumah mereka dan baru boleh keluar setelah membersihkan cerobong rumah mereka.
Pak Topple dan Sebutir Telur
Cerita yang satu ini adalah cerita yang sangat bagus untuk memberikan pelajaran tentang bahayanya sebuah gosip dan prasangka. Di suatu tempat ada seseorang kurcaci baik hati yang bernama Pak Topple. Pak Topple ini bertetangga dengan Pak Plod yang seorang polisi. Pada suatu hari, bibi Pak Topple hendak bertamu ke rumah, dan Pak Topple ingin membuat kue yang enak untuk menjamunya. Tapi ternyata telur yang Pak Topple miliki sudah busuk. Pak Plod, tetangganya memelihara ayam dan bertelur banyak. Pak Topple berharap Pak Plod mau menjual kepada Pak Topple. Tapi ternyata Pak Plod sedang sibuk mengatur lalu lintas. Pak Topple pun menghampiri Pak Plod untuk minta izin, dan Pak Plod mengizinkan untuk mengambilnya langsung, dan silahkan memilih yang paling besar dan paling bagus. Pak Topple pun segera pergi untuk mengambil telur itu. Pak Topple memanjat pagar yang memisahkan halaman rumahnya dengan halaman rumah Pak Plod. Pak Topple tidak menyangka kalau kelakuannya memanjat pagar dan mengambil telur itu dilihat oleh Nyonya Suka Berbisik yang menyangka Pak Topple mencuri telur Pak Plod. Tapi bukannya langsung bertanya ke Pak Topple atau Pak Plod, Nyonya Suka Berbisik malah menyebarkan berita tidak benar itu ke Tuan Suka Bicara. Gosip tidak benar pun lalu menjalar sampai jauh, mulai berubah menjadi buruk, dan penyebar gosip pertamanya pun sampai tidak ketahuan siapa.
Masalah Sepele
Kalau ada anak yang menyepelekan sebuah masalah kecil hingga menyebabkan banyak masalah besar, maka Betty lah pelakunya. Betty menyepelekan tali sepatunya yang lepas. Ibunya sudah berkali-kali menyuruh Betty membetulkannya. Tapi Betty terlalu menyepelekannya. Betty bahkan pergi bermain mengenakan sepatu itu, padahal talinya masih lepas. Tentu saja, sepatu itu lepas ketika Betty harus lari karena dikejar anjing. Dan sepatu yang lepas itu pada akhirnya menjalar menjadi sebuah kecelakaan besar yang kacau balau dan menyebabkan banyak kerugian pada orang-orang lain.
Baskom Cuci Bu Cepat
Tickle adalah seorang peri kecil. Suatu hari, Tickle pulang ke rumah dan melewati rumah Bu Cepat, seorang tukang sihir. Tickle pun sedang kumat nakalnya, dia ingin mengintip isi rumah Bu Cepat. Bu Cepat saat itu sedang tidak di rumah. Tickle melihat sesuatu di atas meja yang membuatnya kegirangan. Di atas meja ada baskom cuci ajaib milik Bu Cepat yang bisa mencuci sendiri pakaian-pakaian kotor, cukup dengan menggunakan mantra sederhana. Tickle pun sangat tergoda untuk meminjam. Dia punya banyak pakaian kotor yang bertumpuk di rumah. Dengan nakalnya, Tickle meminjam baskom ajaib itu tanpa izin. Tapi ternyata baskom itu benar-benar ajaib, dan punya caranya sendiri untuk menangani anak nakal seperti Tickle.
Sally Ceroboh dan Tabby Jujur
Konsep cerita ini mirip sama cerita Yang Mana Dia? di Seri Kumbang 3: Monyet Mike. Jadi ceritanya, Nenek Suka Pergi hendak pergi dua hari lamanya. Nenek Suka Pergi sebenarnya tidak terlalu suka meninggalkan rumahnya, karena dia tidak suka kalau rumahnya jadi berdebu. Dia harus mencari orang yang mau datang dan membersihkan rumahnya setiap hari selama dia pergi. Sally Ceroboh menawarkan dirinya. Sally tahu kalau Nenek Suka Pergi akan membayar dengan bayaran yang besar. Nenek Suka Pergi sebenarnya tidak suka memberikan kepercayaan kepada Sally, karena dia tahu Sally ceroboh dan suka asal saja membereskan rumah. Nenek Suka Pergi lebih suka kalau Tabby yang membereskan rumahnya. Tapi dia tidak punya waktu untuk mencari Tabby. Dengan terpaksa dia menyerahkan perihal beres-beres kepada Sally. Tapi, Nenek Suka Pergi sudah menyiapkan cara pembayaran yang memastikan bahwa rumahnya sudah dibereskan dengan benar. Hanya orang yang membereskan dengan seksama lah yang akan mendapatkan bayarannya.
Kena Batunya
Ada seorang anak, namanya Jimmy. Jimmy senang membual. Kalau ada temannya yang bercerita punya sesuatu, Jimmy akan membual kalau dia juga punya hal yang sama tapi lebih bagus dan lebih hebat. Lama kelamaan, teman-temannya Jimmy jadi kesal sekali. Mereka pun mencari cara agar Jimmy menghentikan bualannya. Mereka pun memutuskan untuk mengikuti cara Jimmy. Mereka ikutan suka membual hingga membuat Jimmy kesal.
Buku kelima ini masih setema sama buku keempatnya, banyak anak-anak dengan sifat buruk. Tapi kemudian mereka mendapatkan pelajarannya dan tentu saja berhasil merubah sifat buruk mereka. Bagus sebagai bahan contoh ke anak-anak kalau ada sifat-sifat yang tidak baik yang seharusnya mereka jauhi.
Quote
"Ah, itu kan masalah sepele, Bu. Aku masih ingin membaca. Nanti saja kancing itu kupasang," tambah Betty.
"Betty, hal-hal yang sepele sering kali sama pentingnya dengan hal-hal yang nampaknya besar," ucap ibunya.
~ Seri Kumbang 5: Tiga Permintaan by Enid Blyton
Kamis, 15 April 2021
Graphic Novel James Patterson Maximum Ride #3 - Tentang Manusia Rekayasa Genetika dan Penemuan Jati Diri
Jilid ketiga ini langsung dibuka dengan pertarungan seru rombongan Max, yang merupakan manusia burung dengan segerombolan Eraser, Manusia serigala. Tapi kali ini Erasernya ternyata juga punya sayap dan bisa terbang. Pertarungan berlangsung sengit, dan Fang terluka parah. Mereka terpaksa ke rumah sakit. Tentu saja implikasinya jadi besar. Rombongan Max pun didatangi oleh FBI yang dipimpin oleh Anne Walker. Banyak pertanyaan yang mereka harus jawab. Meskipun Max sangat ingin cepat-cepat kabur bersama rombongannya, tapi pada kenyataannya mereka juga butuh tempat berlindung, dan Anne menawarkan tempat berlindung yang sempurna untuk mereka.
Walaupun pada akhirnya Max menerima tawaran Anne, tetap banyak masalah yang harus diselesaikan oleh Max. Mereka melakukan penyelidikan, Max juga harus melawan bayangan Eraser di dalam dirinya, belum lagi Anne yang bukan saja memberikan tempat tinggal, tapi juga memasukan mereka semua ke sekolah. Mampukah Max dan rombongannya berbaur dengan anak-anak lain yang manusia biasa? Bisakah Max mengabaikan rasa kesalnya pada Anne karena merasa posisinya tergantikan?
Sejauh ini kami suka sih ya sama ceritanya. Sepertinya komik ini lumayan seru. Sayangnya kami belum membaca novelnya, jadi tidak bisa membandingkan isi ceritanya. Semoga sih ke depannya bisa mendapatkan jilid lainnya atau novelnya langsung.
Komik ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/james-patterson-maximum-ride-3-graphic-novel-by-narae-lee
Sabtu, 10 April 2021
Lady Julia 1: Silent In The Grave by Deanna Raybourn - Misteri Rumah Tangga Yang Berliku dan Cinta yang Mematikan
Oh ya, seperti yang kami sudah sebutkan di review sebelumnya, meskipun berseri, seri Lady Julia ini tidak masalah kalau dibacanya tidak berurutan. Setiap novel kasusnya berbeda. Yang berurutan cuman kisah cintanya Lady Julia dan Nicholas Brisbane yang menggemaskan. Nah, tanpa berlama-lama lagi, mari kita lihat sedikit plot buku pertama seri Lady Julia 1: Silent in the Grave ini.
Cerita berawal dengan pingsannya Sir Edward Grey, suami Lady Julia. Sir Edward tumbang di tengan-tengah acara dan disaksikan banyak tamu undangan. Sir Edward memang sudah lama sekali sakit. Keluarga Grey semua punya penyakit keturunan yang sangat berat, dan Sir Edward bukanlah pengecualian. Tapi ternyata, serangan penyakitnya kali ini cukup fatal. Sir Edward Grey pun wafat tidak lama setelah dia pingsan.
Saat itu, yang menolong Sir Edward adalah Brisbane. Julia bertemu dengan Brisbane pertama kalinya di depan suaminya yang sedang sekarat. Masalahnya, Brisbane di situ bukanlah tamu biasa. Edward menyewanya untuk menyelidiki siapa orang yang menginginkan kematiannya dan mengirim surat ancaman kepadanya. Brisbane mencurigai kalau Edward dibunuh. Tapi saat mengungkapkan kecurigaannya ini kepada Julia, Brisbane malah mendapatkan tanggapan dingin dan pedas. Kasus kematian Edward terpaksa lepas dari tangannya.
Hingga satu tahun kemudian, Julia tanpa sengaja menemukan surat ancaman yang pernah disebutkan Brisbane. Sekarang dia baru percaya kalau memang mungkin suaminya dibunuh oleh seseorang. Julia butuh kebenaran, dan dia terpaksa menemui Brisbane dan memintanya untuk menyelidiki kasus Edward lagi. Brisbane cukup berat hati, karena kasus ini sudah dibiarkan terlewat lama. Sulit untuk mencari petunjuk lagi, dan jenazah Edward pun sudah tidak mungkin untuk diautopsi.
Tapi tentu saja akan selalu ada jalan. Penyelidikan-penyelidikan dilakukan, ada orang-orang yang bisa diminta keterangannya, entah dengan muslihat atau terus terang, dan ada barang bukti yang ditemukan. Tapi Brisbane yang kuat dan terlihat galak ternyata juga punya kelemahan yang mampu melumpuhkannya. Julia sendiri terlalu aktif menyelidiki, dengan gayanya sendiri, yang tentu saja membuat Brisbane keberatan.
Kebenaran pun perlahan-lahan mulai terungkap. Ternyata banyak orang yang diam-diam menyimpan dosa-dosa mematikan, keinginan untuk membunuh, keinginan untuk menyakiti. Ada kisah cinta yang rumit, penuh pengkhianatan, penuh kebohongan dan tipu daya. Sanggupkah Julia menghadapi kenyataan kehidupan rumahtangganya yang ternyata memilukan dan menyakitkan? Apa yang akan dia lakukan setelah semua kebenaran terungkap? Tapi ternyata, nyawa Julia sendiri tidak aman. Julia berada dalam bahaya besar, dan Brisbane sudah merasakannya.
Cerita di novel ini ternyata cukup mengejutkan juga. Rasanya sih kasusnya lebih rumit dari buku ketiganya yah. Melibatkan banyak tokoh, banyak kisah yang terpisah-pisah dan tampak tidak nyambung tapi sebetulnya merupakan satu jaring sebab akibat. Kasusnya pun sebenarnya tidak hanya satu, tapi ada beberapa dan saling berkaitan. Kebenarannya pun cukup mengejutkan, sebuah pukulan berat untuk Julia sebetulnya. Di buku pertama ini Lady Julia juga masih keliatan kalem, belum yang se-sassy atau seberani di buku ketiga. Tapi, meskipun Julia masih kalem, ceritanya tetap seru dan penyelidikan-penyelidikannya sangat menarik.
Rating Goodreads novel ini 3.90/5.00. Tapi kalau untuk kami pribadi, rating novel ini 5.00/5.00. Menurut kami novel ini bagus banget, plot dan kasusnya menarik. Gaya penulisannya bagus, seru dan jauh dari kata ngebosenin. Novel yang recommended banget untuk para pecinta novel historical romance, dan misteri detektif.
Novel ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan langsung ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/lady-julia-1-silent-in-the-grave-by-deanna-raybourn
Quote
Jika Anda tidak takut, Anda tak akan melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
"Kau sudah terlalu jauh untuk berbalik, Julia," serunya. "Beranikan dirimu dan lanjutkan."
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
Lanjutkan apa pun yang sudah kau mulai dan jangan menengok ke belakang. Tanpa sedu sedan, tanpa gemetaran. Audeo. Beranilah.
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
"Kau tak akan tahu begitu persoalan ini selesai. Saat itu, hanya kau yang bisa memutuskan apakah harga yang kau bayar terlalu mahal, apakah perubahan yang terjadi terlalu berlebihan."
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
Terkadang aku bertanya-tanya apakah aku akan mengambil jalan lain jika mengetahui apa yang menungguku di jalan yang kupilih.
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
Aku akan lebih memilih belajar--jika harus melewati bahaya dan penderitaan yang sangat besar--apa pun yang diajarkan kehidupan.
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
Orang sering menyesal memberikan kepercayaan di masa-masa sulit
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
"Kau baru saja mengalami pukulan yang berat, tapi kau akan pulih. Kau masih muda dan kuat. Kau merasa penderitaan ini sangat menyakitkan karena belum sering mengalaminya di dalam hidupmu. Tapi percayalah pada Ayah, sakitnya akan berkurang seiring waktu. Dan lama-lama, lukanya tak akan terlalu dalam lagi. Kau akan kembali mampu menikmati hidup. Kau akan kembali tertawa, mencintai, dan menangisi orang lain."
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
"Menangis sampai puas memang sangat berguna. Kau akan segera pulih. Sekarang belum, tapi segera. Dan saat kau pulih, nikmatilah. Hidup ini sangat tidak pasti, sayangku. Kau harus menggenggam kebahagiaan ketika kau menemukannya."
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
Di mana pun kau berada, di situlah kebahagiaan berada.
~ Lady Julia 1: Silent in the Grave by Deanna Raybourn
Minggu, 04 April 2021
Kisah - Kisah Tengah Malam by Edgar Allan Poe - Teror yang Mencekam dan Mengerikan
Buku ini adalah kumpulan dari cerita pendek karya Edgar Allan Poe. Terdiri dari 13 cerita pendek misteri yang isinya teror menakutkan, mencekam dan mengerikan. Poe menulis ceritanya dari sudut pandang yang tidak biasa. Setidaknya kami jarang sekali membaca cerita misteri dari sudut pandang seperti yang Poe tuliskan. Poe menulis ceritanya dari sudut pandang pelaku atau sudut pandang korban. Menjadikan pembaca berada di posisi pelaku dengan pikiran-pikirannya yang menyimpang dan perbuatannya yang mengerikan. Atau kadang Poe menempatkan pembacanya dari sudut pandang korban. Dengan siksaan tak terperi yang mengerikan dan teror yang yang bisa membuat seseorang gila. Buku ini bukanlah buku untuk pembaca yang punya hati lemah lembut, karena sama sekali tidak ada kelembutan di dalamnya. Kami sendiri suka pusing kalau mengingat lagi beberapa cerita di dalamnya. Tapi kan ini mau review ya, jadi mesti ditahan-tahan sedikit pusingnya.
Kami akan memberikan sedikit sinopsis dari cerita-cerita pendek yang ada di buku ini. Oh iya, kebanyakan narator di buku ini tidak bernama, untuk cerita-cerita tersebut kami akan menyebutnya sebagai Sang Pencerita. Spoiler Alert! Sinopsis ini mungkin akan mengandung sedikit atau banyak spoiler:
GEMA JANTUNG YANG TERSIKSA (THE TELL-TALE HEART)
Cerita pertama sekaligus cerita yang menginspirasi sampul buku ini. Kita akan mengikuti pikiran seorang psikopat yang gila, atau orang gila yang juga psikopat. Yang terobsesi sekaligus tersiksa dengan detak jantung seseorang. Dia mungkin gila dengan pikiran tak waras dan tak masuk akal. Tapi, dia bisa merencanakan sebuah pembunuhan yang sangat terencana, rapih, dan sangat kejam. Walaupun pada akhirnya, kegilaannya membuatnya membongkar perbuatannya sendiri.
PESAN DALAM BOTOL (MS. FOUND IN A BOTTLE)
Sebuah kapal terjebak badai mengerikan. Hanya dua orang yang selamat, Sang Pencerita dan satu orang Swedia. Kapal pun terombang-ambing di lautan. Hingga suatu hari mereka bertabrakan dengan sebuah kapal perang besar. Sang Pencerita berhasil menyelamatkan dirinya ke kapal perang itu, dan meninggalkan si orang Swedia. Tapi, entah kenapa Sang pencerita ini justru memilih untuk menyelinap diam-diam di dalam kapal sebagai penumpang gelap. Kapal perang ini sangat aneh. Sudah sangat tua, dengan peralatan-peralatan yang sudah ketinggalan jaman. Dia pun mencuri barang-barang dari sang kapten kapal untuk membuat jurnal kisahnya untuk nanti dimasukkan ke dalam botol dan dilemparkan ke laut. Tapi ada keanehan lain. Kru kapal tidak ada yang menyadari kehadirannya, tidak ada yang melihatnya, meskipun dia berdiri di depan hidung mereka.
HOP-FROG
Hop-Frog adalah nama seorang pelawak atau sebenarnya lebih tepat kalau kita menggunakan istilah jester. Hop-Frog dan temannya, Tripetta, diculik dari tempat asal mereka oleh seorang jendral untuk dijadikan hadiah kepada sang Raja. Raja dan para menterinya seringkali berbuat semena-mena kepada mereka. Hop-Frog tentu saja bukan nama asli. Hop-Frog mendapatkan nama itu karena tubuhnya yang kerdil dan kakinya yang cacat, yang menyebabkan dia harus berjalan dengan melompat. Tripetta juga kerdil, tapi proporsi tubuhnya sempurna, dan dia adalah seorang penari unggul. Mereka menjadi hiburan untuk Raja dan para menterinya. Tapi mereka sering mendapatkan perlakuan buruk. Salah satunya adalah ketika raja meminta Hop-Frog merencanakan sebuah pesta topeng. Tapi raja meminta dengan cara yang kasar dan menyiksa Hop-Frog. Hop-Frog pun merencanakan sebuah permainan yang luar biasa untuk pesta topeng itu. Saking luar biasanya, Sang raja dan para menteri menjadi sangat antusias. Permainannya benar-benar sangat luar biasa...mematikan.
POTRET SEORANG GADIS (THE OVAL PORTRAIT)
Sang Pencerita kisah ini sedang terluka dan dia butuh istirahat. Ketika sedang beristirahat di sebuah kastel pegunungan (di buku ini disebut dengan istana), dia ditempatkan di kamar yang memiliki banyak lukisan. Di kamar itu juga ada sebuah buku yang isinya mengkritik dan menjabarkan apa-apa yang dilukiskan di kamar tersebut. Suatu waktu, saat dia sedang mengubah posisi lilinnya, cahaya malah menerangi sebuah sudut yang tadinya terhalang, menunjukkan sebuah lukisan seorang gadis muda. Lukisan yang benar-benar luar biasa, tampak sangat nyata, sampai bisa dikira sebagai orang betulan kalau bukan karena bingkai lukisannya. Dia pun segera mencari tahu tentang lukisan itu di buku panduannya. Tapi cerita yang dia temukan, adalah cerita paling mengerikan tentang nasib gadis cantik di dalam lukisan itu.
MENGARUNGI BADAI MAELSTRÖM (A DESCENT INTO THE MAELSTRÖM)
Sang Pak Tua punya kisah. Kisah mendebarkan yang diceritakan saat pendakian sebuah gunung di Lofoten, Norway. Kisah bagaimana dia berhasil lolos dari badai besar dan pusaran air laut maelström yang sangat dahsyat dan berbahaya. Teror badai dahsyat, ketegangan, dan kesedihan menjadi satu kisah yang luar biasa. Dia telah lolos dari maut, tapi dengan bayaran yang sangat mahal.
KOTAK PERSEGI PANJANG (THE OBLONG BOX)
Sang Pencerita akan segera pergi berlayar. Perjalanan dari Charleston, South Carolina menuju New York di atas kapal Independence. Ketika melihat-lihat catatan kapal, dia melihat kalau teman lamanya, Cornelius Wyatt akan ikut berlayar juga. Wyatt akan membawa serta istrinya, dan dua saudara perempuan. Tapi Wyatt memesan 3 kamar. Sangat aneh. Tapi mungkin kamar ketiga untuk pelayan atau barang bawaan tambahan. Pelayaran sempat tertunda lama karena satu dan lain hal, tapi akhirnya berangkat juga. Wyatt ternyata memang membawa barang bawaan besar, sebuah kotak persegi panjang, dengan lubang di tengahnya. Panjang kotak itu dua meter dengan lebar hampir satu meter. Baunya juga sangat aneh. Dia jadi sangat penasaran dengan isinya. Dia menduga Wyatt berhasil mendapatkan salinan lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci yang sangat berharga dan meletakkannya di kotak itu. Kotak itu pun juga diletakkan di kamar Wyatt dan istrinya alih-alih di kamar ekstra yang mereka pesan. Dia juga sangat penasaran dengan istri Wyatt. Dulu, Wyatt sering menceritakan tentang wanita yang akan menjadi istrinya dengan sangat berbunga-bunga, memuji kecantikannya yang luar biasa. Tapi, tingkah laku Wyatt sangat aneh, istrinya juga ternyata biasa-biasa saja, dan setiap malam istrinya justru diam-diam tidur di kamar ekstra sementara dari kamar Wyatt terdengar suara-suara aneh. Sayangnya, pelayaran itu tidak mulus, mereka terjebak badai, Independence pun rusak dan mereka harus menyelamatkan diri. Wyatt yang tadinya sudah selamat di atas sekoci penyelamat meminta kapten agar kembali. Dia ingin membawa kotak itu juga, dia tak ingin terpisah dari kotak itu. Permintaan yang tentunya ditolak. Tapi Wyatt tetap ngotot. Dia pun kembali sendirian ke Independence, membawa kotak itu, mengikatkan dirinya ke kotak itu, hanya untuk tenggelam bersamanya. Apa yang diceritakan sebulan kemudian oleh sang kapten kapal kepadanya adalah kisah paling mengejutkan dan paling sedih tentang kotak itu dan Wyatt.
OBROLAN DENGAN MUMMY (SOME WORDS WITH A MUMMY)
Suatu malam Sang Pencerita makan makanan enak berupa beberapa porsi besar daging kelinci dan banyak bir Brown Stout. Setelah kenyang dia pun pergi tidur. Tapi tak lama dia dibangunkan karena ada panggilan darurat untuk ke rumah Dokter Ponnonner. Di sana akan diadakan acara pembukaan balutan sebuah mummy. Dia pun segera pergi ke rumah Dokter Ponnonner untuk menghadiri acara yang sangat berharga ini. Ternyata mummy tersebut sangat unik dan sangat berbeda dari mummy lainnya. Kondisinya sangat bagus, dan anehnya tidak ada sayatan di tubuhnya seperti biasanya ada di mummy lainnya. Otopsi pun dilakukan. Di satu saat mereka juga iseng-iseng melakukan percobaan ala frankenstein dengan mengalirkan listrik ke mummy tersebut. Ternyata mummy itu bangun dan hidup lagi. Mummy itu mengutuk dan memarahi mereka karena telah mencemari tubuhnya. Mereka pun meminta maaf dan menjahit kembali bagian-bagian tubuh yang tadi sudah mereka otopsi. Sang Mummy pun diberi pakaian dan mereka pun bercakap-cakap. Percakapan antara mummy dan para tamu serta dokter ini adalah sebuah percakapan yang sangat menarik. Diskusi panas pun terjadi. Ketika perbincangan berakhir, sang pencerita pun pulang ke rumah dan tidur. Tapi besoknya, dia bangun, merasa tidak bahagia dengan masanya dan memutuskan untuk pergi ke tempat dokter Ponnoner dan meminta dirinya dibalsam dan dijadikan mumi untuk beberapa ratus tahun mendatang.
SETAN MERAH (THE MASQUE OF THE RED DEATH)
Kisah ini bertempat di suatu gereja berbentuk dengan struktur seperti sebuah kastil. Di suatu wilayah yang sedang terserang sebuah wabah mematikan yang dijuluki sebagai Setan Merah. Pangeran Prospero mengundang 1000 temannya dari kalangan bangsawan yang punya tubuh sehat dan hati yang riang untuk mengungsi ke gereja yang dirancang sendiri olehnya. Di sana, mereka akan mengasingkan diri dari dunia luar hingga wabah mereda. Mereka membekali diri dengan sangat mewah sebelum kemudian menyegel pintunya. Banyak hiburan yang sudah disiapkan di dalamnya. Suatu hari, mereka pun mengadakan sebuah pesta topeng untuk hiburan. Ada 7 ruangan dengan 7 tema warna berbeda-beda yang bisa dijelajahi oleh para tamu. Ada ruang biru, ungu, hijau, oranye, dan violet. Sedangkan kamar ketujuh bertema warna hitam dan diterangi cahaya merah darah yang datang dari jendela dengan kaca berwarna. Perpaduan warna ini memberikan kesan yang sangat menakutkan. Hanya sedikit tamu yang berani masuk ke kamar ketujuh. Di kamar ketujuh juga ada sebuah jam ebony hitam besar. Setiap jam, jam hitam itu akan berdentang nyaring dengan suara yang entah kenapa menakutkan. Membuat orang-orang berhenti bergerak dan orkestra berhenti memainkan musik. Tapi setelah suara dentangan itu sirna, keadaan kembali menjadi normal. Tapi tepat tengah malam, ada tamu yang bercanda dengan kelewatan. Sang tamu berdandan dengan pakaian pemakaman dan topeng seperti orang yang terkena wabah Setan Merah. Dengan murka Pangeran Prospero memerintahkan untuk menangkapnya agar mereka bisa mnghukumnya. Tapi tak ada tamu yang berani menghentikan orang itu. Pangeran Prospero terpaksa mengikutinya. Mengikuti hingga ke ruang ketujuh. Dimana jam hitam berdentang dengan dentangan kematian.
KUCING HITAM (THE BLACK CAT)
Entah mengapa, seorang pencinta binatang lama kelamaan berubah menjadi penyiksa binatang. Sepertinya ini kondisi tak terhindarkan karena menjadi pecandu alkohol. Dia berubah menjadi pemabuk mengerikan yang sadis. Pluto, kucing hitam kesayangannya pun menjadi korban. Hanya karena kena gigitan pembelaan diri, dia mencungkil mata Pluto dengan kejam. Paginya dia pun merasa bersalah. Tapi dia mengusir rasa bersalah itu dengan semakin banyak minum. Semakin mabuk, dia semakin keji. Pluto yang tak bersalah itu digantung dengan kejam. Tapi, malam setelah dia menggantung Pluto, rumahnya terbakar habis. Memusnahkan seluruh harta bendanya. Kecuali satu dinding. Satu dinding dengan bayangan seperti bayangan kucing besar yang mirip pluto, lengkap dengan lingkaran tali di lehernya. Dia menyesal telah memperlakukan Pluto dengan kejam dan ingin mencari penggantinya. Suatu malam, dia menemukan kucing hitam yang mirip dengan Pluto, dengan satu perbedaan, ada corak putih di dadanya. Sedangkan bulu Pluto hitam legam. Kucing itu pun ikut pulang dengannya. Tapi, lama kelamaan dia jadi membenci kucing itu. Kucing itu ternyata juga pernah dicungkil matanya, menjadikannya semakin mirip dengan Pluto. Kucing itu mengikutinya kemana-mana, seperti menghantuinya. Bulu putih di dadanya juga lama kelamaan menipis hingga menjadi sebuah garis. Garis seperti tali gantung. Suatu hari, ia dan istrinya turun ke ruang anggur. Kucing itu juga ikut. Kucing itu hampir membuatnya tersandung dan ini memicu amarahnya. Dia langsung mengayunkan kapak untuk membacok si kucing, tapi istrinya menghentikannya. Amarahnya menjadi teralihkan dan dia justru membunuh istrinya. Dia pun menyembunyikan istrinya di dalam dinding. Si kucing menghilang entah kemana. Karena lama menghilang, polisi pun datang. Dia cukup sombong dan yakin kalau mayat istrinya tidak akan pernah ditemukan. Tapi teriakan mengerikan yang datang dari dalam dinding telah membuka kedoknya. Di situ ditemukan mayat sang istri dan si kucing hitam yang tanpa sengaja ikut terkurung di dalam dinding.
JURANG DAN PENDULUM ( THE PIT AND THE PENDULUM)
Kali ini Sang Pencerita adalah seorang tawanan. Tawanan yang tinggal menunggu hukuman mati. Masalahnya, dia tidak dibiarkan mati dengan mudah. Hukuman matinya adalah sebuah eksperimen. Sebuah eksperimen siksaan yang bertubi-tubi. Siksa kegelapan, jurang dalam di tengah ruangan, diikat di meja dengan siksa teror pendulum yang bergerak turun sedikit demi sedikit untuk membunuhnya, bahkan siksa teror dari tikus-tikus kelaparan yang siap melahapnya ketika dia akhirnya terbunuh. Apakah dia bisa lolos dari semua ini? Apakah dia bisa mati dengan cepat saja? Atau kalaupun dia bisa lolos, ada siksaan apa lagi yang sedang menantinya?
PERTANDA BURUK (THE SPHINX)
New York sedang dilanda wabah kolera. Banyak yang sudah menjadi korban. Setiap hari ada saja kabar buruk yang datang. Sang Pencerita sedang memenuhi undangan seorang kerabat untuk tinggal di sebuah vila sederhana di tepi Sungau Hudson. Para penghuni vila sebetulnya tetap melakukan kegiatan musim panas dengan cukup normal. Meskipun di luar sana sedang kacau balau. Sang pemilik vila adalah orang yang lumayan tenang. Sedangkan Sang Pencerita saat ini sudah galau berat. Kecemasannya memuncak, walaupun sudah dihibur oleh sang pemilik vila. Memang salah dia sendiri, kenapa juga dia membaca kisah-kisah horor di perpustakaan vila tanpa seizin pemiliknya. Bacaan favoritnya adalah yang berhubungan dengan topik-topik pertanda buruk. Dan sebetulnya, tidak lama setelah Sang Pencerita tiba di vila, dia melihat sesuatu yang mengerikan di luar sana. Dia melihat sesosok makhluk misterius yang menyeramkan. Apakah makhluk itu sebuah pertanda buruk dari wabah yang sedang melanda seisi kota?
WILLIAM WILSON
William Wilson, sebut saja begitu namanya, akan menceritakan masa sekolahnya yang aneh. Di sekolahnya, ada seorang anak laki-laki yang sangat mirip dengannya. Dia selalu mengikuti gerak-gerik William, berpakaian yang sama, bahkan berjalan dengan gaya yang sama. Yang berbeda hanya gaya mereka berbicara. Anak laki-laki itu hanya akan berbicara dengan berbisik. Anak laki-laki ini sering mengganggu William, tapi tampaknya anak-anak lain tidak terlalu perduli dengan perbuatannya. Suatu malam, William diam-diam ke kamar anak laki-laki itu. Dia sudah berencana untuk mengisenginya. Tapi dia justru terkejut karena dia seperti menatap wajahnya sendiri. William langsung pergi dari sekolah itu dan tidak pernah kembali. William akhirnya bersekolah lagi di Eton dan Oxford. William adalah laki-laki liar dengan banyak kenakalan dan tipu muslihat. Kalau dia berjudi, dia akan selalu bisa menipu dan menghabisi lawan mainnya sampai lawan mainnya bangkrut. Tapi, laki-laki yang mirip William itu tiba-tiba datang lagi, memperingatkan orang-orang yang dia tipu tentang kelakuan William lalu segera pergi begitu saja. Perbuatan curang William terbongkar dan dia segera diringkus. Dia pun kabur. Tapi kemanapun dia pergi, laki-laki itu terus membuntuti. Laki-laki itu akan datang setiap William akan berbuat jahat dan membongkar kedoknya. Tapi suatu hari William pun akhirnya sudah muak dengan kelakuan laki-laki yang meniru-nirunya ini, mengganggu segala tindak-tanduknya. William pun mengajaknya berduel sampai mati. Tapi siapa yang akhirnya kalah? William Wilson atau laki-laki itu, yang namanya juga William Wilson?
MISTERI RUMAH KELUARGA USHER (THE FALL OF THE HOUSE OF USHER)
Suatu hari Sang Pencerita mendapatkan surat undangan mendesak dari sahabat lamanya, Roderick Usher. Roderick mengeluhkan sakitnya yang semakin parah dan meminta pertolongannya untuk mendampingi. Dia pun datang ke rumah keluarga Usher, sebuah kastil tua dengan nuansa yang melankolis. Di rumah itu selain Roderick ternyata juga ada adik perempuan Roderick, Madeline. Mereka berdua adalah keturunan terakhir keluarga Usher. Sayangnya mereka mengidap penyakit yang sama. Madeline sudah sangat parah dan sekarat. Menjadikannya sering mengalami trance dan berjalan berkeliling kastil. Roderick sebenarnya punya banyak bakat seni. Sang Pencerita berusaha untuk menghiburnya dengan sering membacakan buku atau mendengarkan Roderick menyanyikan lagu gubahannya. Tak lama, Roderick mengabarkan kalau Madeline sudah wafat. Tapi jenazah madeline tidak langsung dikuburkan. Roderick takut penyakit unik yang diderita mereka akan mengundang dokter-dokter untuk mengotopsi jenazah adiknya. Maka Roderick dan Sang Pencerita pun akhirnya memindahkan jenazah itu ke sebuah ruang khusus berpintu besi. Ruang itu terletak tepat dibawah kamar Sang Pencerita. Suatu malam, badai mendera rumah keluarga Usher. Roderick pun datang ke kamar Sang Pencerita dengan sangat histeris. Sang pencerita berusaha menenangkannya dengan membacakan sebuah cerita dari novel berjudul The Mad Trist. Tapi apa yang dia bacakan tiba-tiba terasa hidup dan nyata. Mungkin hanya imajinasinya saja. Tapi suara-suara itu semakin nyata. Dan datangnya dari bawah kamar tidurnya.
Banyak cerita-cerita di dalam buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama (aku) yang tak bernama. Menjadikan "aku"-nya adalah sang pembaca sendiri. Tapi kami memberinya nama Sang Pencerita untuk memudahkan sinopsis di sini. Membaca buku ini akan terasa seperti membaca kisah horor yang kita alami sendiri. Kadang-kadang sebagai pelaku, kadang sebagai korban, kadang sebagai saksi peristiwa. Mendalami pikiran-pikiran yang aneh, mengerikan, dan tidak waras. Mendalami ketakutan dan teror yang terjadi.
Cerita-cerita yang ditulis Poe itu sebenarnya sangat detail sehingga kadang bisa terasa membosankan. Tapi kalau kita sudah bisa menyelami ceritanya....saran aja, sebaiknya tidak usah terlalu diselami....esensi ceritanya bisa sangat mengejutkan, sangat mengerikan.
Cerita-cerita Poe juga meskipun detail tapi secara cerdasnya ambigu juga, membuat pembaca bisa menafsirkan ceritanya sesuka mereka. Menjadikan kisah-kisah karya Poe sebagai kisah-kisah yang menarik untuk dianalisis lebih dalam. Contohnya nih, cerita pertama, Gema Jantung yang Tersiksa, jadi dia ini psikopat atau orang gila? Siapa yang dia bunuh? Ayahnya? Tetangganya? Di cerita Pesan Dalam Botol membuat kita mengira-ngira, jadi, siapa hantunya? Kapal tempur atau dia yang menyelinap ke dalam kapal? Kisah William Wilson juga menyisakan pertanyaan, Siapa William satunya? Apakah benar-benar ada, atau William ternyata punya kepribadian ganda? Ruang analisisnya banyak banget deh di buku ini. Asik banget buat dibahas.
Buku ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 3.98/5.00. Kami pun memberi rating 4.50/5.00. Seandainya buku ini tidak bikin sakit kepala karena terornya, mungkin kami akan memberi rating sempurna.
Buku ini masih tersedia ya di tokopedia kami. Silahkan langsung ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/kisah-kisah-tengah-malam-by-edgar-allan-poe
Sabtu, 27 Maret 2021
The Sea of Trolls by Nancy Farmer - Jadi, Sebenarnya Viking itu Baik atau Jahat?
Senin, 15 Maret 2021
The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3) - Lebih ke Thriller Detektif
Tiba-tiba saja kehidupan para musisi di New Orleans terancam bahaya. Sudah ada dua musisi yang dibunuh dengan kejam. Dan sepertinya sang pembunuh juga mengincar alat musik tertentu, sebuah saksofon. Sepertinya saksofon itu adalah saksofon istimewa, yang mampu membuat permainan saksofon si musisi menjadi luar biasa bagus dan indah. Yang tentu saja akan menarik banyak kesuksesan dan perhatian.
Tapi pembunuhan-pembunuhan itu ternyata bukan pembunuhan pertama. Tyler Anderson mendatangi Danni setelah dia memainkan saksofon milik Arnie Watson, sahabatnya yang sudah meninggal. Arnie dilaporkan meninggal karena overdosis. Diduga karena mengalami trauma pasca penugasan militernya. Arnie melarikan diri ke obat-obatan dan mengalami overdosis. Tapi saat memainkan saksofon Arnie, Tyler seperti kerasukan. Tyler jadi bisa memainkan saksofon sehebat Arnie memainkannya. Dia memainkan lagu yang sering dibawakan Arnie dengan luar biasa indah. Tyler juga mendapatkan penglihatan, dia melihat hari-hari Arnie. Tyler juga melihat...saat-saat ketika Arnie dibunuh. Danni masih sedikit skeptis dengan cerita Tyler, tapi Quinn dengan cepat percaya karena dia sudah melihat sendiri TKP pembunuhan seorang musisi, dan ada kasus penyerangan para musisi juga. Dengan alat musik yang sepertinya menjadi incaran si pembunuh.
New Orleans jadi kota yang mencekam untuk para musisi. Semua musisi terancam. Pembunuhnya sulit dilacak, pandai menyamar, dan cepat menghilang. Penyerangan kembali terjadi, semakin lama semakin parah. Danni, Quinn, dan Billie pun memutuskan untuk bergabung ke dalam kelompok musisi. Mencari sang pelaku dari dalam. Menelusuri bar demi bar yang mencurigakan. Rumah Danni pun jadi tempat pengungsian yang ramai. Danni dan Quinn dikejar waktu, mereka harus menemukan sang pelaku dan saksofon itu segera, sebelum semuanya terlambat dan korban semakin bertambah.
Novel ini punya rating Goodreads 3.96/5.00. Rating yang bagus, dan kami cukup setuju. Novel ini menurut kami yah ada plus minusnya yah, tapi ini berdasarkan selera kami terhadap novelnya Heather Graham. Mulai dari mana dulu yah...minusnya kali ya, biar ada bahasan.
Oke. Seperti yang sudah kami bilang sebelumnya, novel ketiga ini beda banget dari novel sebelumnya di seri ini. Novel ini lebih menitikberatkan pada genre thriller detektifnya, ibaratnya lebih ke sisi manusianya daripada sisi supernaturalnya. Ini bukan hal yang negatif sih, tapi kami justru lebih suka kalau sisi supernaturalnya kuat. Karena Heather Graham tuh jago kalau supernaturalnya kuat, merindingnya dapet. Kami suka banget sama buku keduanya. Merinding disko cyiin. Apalagi waktu mereka harus mengangkut mayat dari kuburan bawah tanah kastil kan yaa...hiiii. Kasus ini agak mirip sama seri Flynn Brothers sebetulnya. Buku ketiga seri Flynn Brothers beda banget vibe-nya sama dua buku sebelumnya, lebih "manusia".
Minus yang lain ada di sisi romance. Kami merasa konflik antara Danni dan Quinn itu adalah konflik yang tidak perlu. Apalagi di saat genting kayak gitu. Danni terlalu keras kepala dan merasa harus membuktikan diri. Danni tidak bisa melihat situasi Quinn yang penuh tekanan dan stress. Buat Danni, yang penting instingnya harus dipenuhi. Sementara Quinn sendiri kurang bisa diajak berdiskusi dan kurang bisa membagi "kekuasaan" atas penyelidikan. Semua harus Quinn sendiri yang mengawasi. Ya, tidak bisa begitu dong ya. Penyelidikan akan menjadi tidak efektif.
Oke. Terlepas dari dua minus di atas yang menurut kami agak mengganggu, buku ini bagus, seru dan cukup menegangkan. Tapi kalau harus mengurut favorit kami dari ketiga buku seri Cafferty and Quinn, buku kedua akan menjadi favorit kami, diikuti dengan buku pertama, baru deh buku ketiga ini. Kayaknya kami lebih suka kalau Heather Graham sudah bikin latar yang di kuburan, lagian itu memang ciri khas novelnya Heather Graham juga sih sepertinya. Buku ketiga ini cocok untuk teman-teman yang lebih suka cerita detektif dibandingkan cerita misteri supernatural.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/the-dead-play-on-by-heather-graham-cafferty-and-quinn-3
Quote
Bertanya-tanya, bukan mengetahui, adalah perasaan yang membuat hati orang-orang hancur berkeping-keping.
~ The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)
Aku mendengar banyak ketakutan. Tapi bahkan meskipun mereka takut, orang harus tetap bekerja untuk hidup.
~ The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)
"Beberapa kekuatan gaib mungkin tidak lebih dari keyakinan kita pada sesuatu--suatu hasil, suatu kemampuan--yang mewujud sebagai realitas."
~ The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)
"Apakah kita membuatnya menjadi monster? Atau apakah dia memang selalu menjadi monster dan kita hanya alasan yang dia gunakan untuk perbuatannya?" tanya Brad murung.
"Kita tidak pernah jahat," kata Jenny memprotes.
"Kita hanya tidak memperhatikan," kata Tyler. "Dan mungkin itu lebih buruk."
~ The Dead Play On by Heather Graham (Cafferty and Quinn #3)
Senin, 08 Maret 2021
Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie - Kasus Terbunuhnya Ibu yang Jahat
Appointment with Death ini terbit pertama kali pada tanggal 2 Mei 1938. Sudah 83 tahun yang lalu. Di novel ini, detektif Hercule Poirot akan menemani kita untuk memecahkan kasus pembunuhan di mancanegara. Di Petra. Sebuah kasus yang menarik dan punya kemiripan dengan kasus di novel Murder on the Orient Express. Bahkan nih, tokoh di dalam novel ini juga sempat menyinggung kasus yang ada di Orient Express yang juga ditangani oleh Poirot. Sebelum ke review, mari kita kulik sedikit plotnya.
Cerita diawali dengan sesuatu yang sangat menarik. Poirot tanpa sengaja mendengar sebuah percakapan ketika dia sedang menutup jendela kamarnya di suatu hotel di Kairo, "Kau mengerti, kan, bahwa dia mesti dibunuh?". Pembaca mungkin akan langsung menebak bahwa ini adalah indikasi akan terjadinya suatu pembunuhan, dan indikasi pelakunya. Tapi buat Poirot, kalimat yang dia dengar dianggap seperti kalimat seorang penulis yang sedang merencanakan plot novel yang sedang dia tulis. Tapi insting detektif Poirot juga membuatnya mengingat suara orang yang mengucapkan kalimat itu. Siapa tahu suatu saat ia akan bertemu dengan orang itu.
Poirot bukanlah fokus novel ini, setidaknya sampai akhirnya terjadi pembunuhan, hingga akhirnya Poirot pun dilibatkan untuk menyelidiki. Pembaca justru akan terlibat dengan Sarah King, seorang calon dokter; ada juga dr Theodore Gerard, seorang dokter kejiwaan yang sudah punya nama; serta keluarga Boynton, satu keluarga besar dari Amerika yang sangat menarik perhatian Sarah.
Keluarga Boynton adalah keluarga yang menarik sekaligus mengalami disfungsi yang sangat parah. Di dalam keluarga itu ada sang ibu, dua anak laki-laki, dua anak perempuan, dan satu menantu perempuan. Sang ibu sangat gila kontrol dan tiran. Anak-anaknya, seperti hewan sirkus yang dilatih dengan cemeti. Penuh kepatuhan dengan perasaan takut, penuh kecemasan, dan berada di ambang depresi. Anak tertuanya bahkan sudah di titik depresi parah. Titik dimana dia sudah tidak punya tenaga untuk berbuat apa pun. Anak termudanya, memilih untuk melarikan diri ke dunia khayalan. Menganggap dirinya seorang tuan putri yang sedang diincar banyak musuh dan ada orang-orang yang ingin membunuhnya. Tingkah dan latar belakang mereka yang aneh menarik perhatian Sarah dan dr Gerard. Awalnya, Sarah tertarik secara profesional, dari sisi kejiwaannya. Tapi ketika Sarah mulai terlibat dengan salah seorang anak Mrs. Boynton, Sarah jadi mulai terlibat secara lebih personal.
Tapi, ini semua hanyalah perjalanan liburan. Cepat atau lambat mereka akan berpisah bukan? Awalnya begitu. Hingga Sarah dan dr Gerard melakukan perjalanan wisata ke Petra. Sesampainya di perkemahan, Sarah melihat kembali sang tiran, Mrs. Boynton, duduk dengan agungnya, seperti menyambut kedatangan Sarah dan rombongannya.
Tapi, sang tiran ternyata tak bisa hidup lama di Petra. Dia meninggal di kursi agungnya. Kematiannya terlihat wajar karena Mrs. Boynton sendiri sudah tua dan sakit-sakitan. Mungkin terlalu rapuh untuk perjalanan Petra yang keras. Tapi, setitik bekas tusukan jarum suntik membuat kematiannya mencurigakan. Selain itu, ada alat suntik dan obat keras yang hilang. Hercule Poirot diminta untuk membantu menyelidiki peristiwa ini. Poirot punya waktu 24 jam untuk melakukan penyelidikan, wawancara, dan menemukan pelakunya. Semua harus dilakukan di tengah keluarga Boynton yang saling menutupi satu sama lain, dan Sarah King yang pendapatnya sudah bias karena dirinya yg jatuh cinta pada salah satu anak laki-laki Boynton. Semua orang seperti bekerja sama untuk menghalangi Poirot memecahkan kasus ini.
Weew, novel ini punya cerita yang seru. Sebelum pembunuhan, pembaca akan dibuat fokus kepada keluarga Boynton. Mengenal mereka dari dekat. Berkenalan dengan sisi psikologis masing-masing anggota keluarganya. Novel ini memang berat di sisi psikologisnya. Penyelidikan Poirot pun hanya wawancara-wawancara aja dengan para saksi yang terlibat. Sepanjang cerita, terjadi peristiwa-peristiwa yang kemudian mulai menggeser sisi psikologis para tokoh. Tidak hanya psikologis keluarga Boynton, tapi juga tokoh-tokoh yang terlibat dengan mereka. Dan endingnya....weleeh, plot twist banget. Pelakunya sangat tak terduga. Setidaknya kami tidak menduga sampai ke situ sih.
Novel ini punya rating Goodreads 3.88/5.00. Kalau dari kami pribadi, kami memberi novel ini nilai 5.00/5.00. Perfect. Seru, menarik, dan tak terduga.
Quote
Dia kehabisan tenaga--ya, kehabisan tenaga karena terlalu menderita. Pandangannya seperti pandangan seekor anjing yang terluka, atau seperti kuda yang sedang sakit--pandangan kosong makhluk yang menahan derita. Aneh...secara fisik dia sehat... Tetapi bisa dipastikan pria ini telah mengalami banyak sekali penderitaan--penderitaan batin. Sekarang dia tidak lagi menderita--dia sudah pasrah--menunggu... Menunggu apa? Oh, apakah aku ini mengada-ada? Ah, tidak. Pria itu memang sedang menunggu sesuatu, menunggu akhir deritanya.
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
Senyumnya yang menerawang begitu jauh dan menyendiri, tubuhnya yang tenang, dan tangannya yang sibuk merusak...
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
"Setiap orang bisa menentukan sendiri arah hidupnya. Orang yang menghargai dirinya sendiri pasti mau memperjuangkan nasibnya dan memanfaatkan hidupnya--bukan cuma duduk berpangku tangan. Lelaki yang kerjanya cuma duduk berpangku tangan tak pantas dihargai perempuan."
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
"Banyak hal yang pada diri seseorang itu laten sifat-nya. Setiap orang pada dasarnya mempunyai keinginan berkuasa, berbuat jahat, dan sebagainya. Cuma saja, keinginan-keinginan itu terpendam. Sering kali, malah keinginan tersebut tidak disadari adanya. Tapi itu memang sifat manusia yang menurun, Miss King. Kita menutup mata dan menyangkal adanya nafsu macam begitu pada diri kita. Tapi ada kalanya nafsu itu begitu kuat..."
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
"... Aku dokter. Aku tahu betul bagaimana ambisi--untuk meraih keberhasilan, untuk memperoleh kekuasaan-- bisa menyebabkan penyakit pada jiwa manusia. Kalau ambisi itu terpenuhi, manusianya menjadi sombong, kasar, dan ingin lebih puas lagi. Bila tidak terwujud--oh! Bila ambisi seseorang tidak pernah terwujud, cuma rumah sakit jiwalah yang bisa memberi predikat kepadanya!
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
apakah orang, kalau dia melihat ada suatu kesalahan diperbuat orang lain, harus berusaha membetulkan? Dalam hal ini, ikut campur seseorang mungkin berakibat baik--tapi bisa juga malah lebih mencelakakan!
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
Tak baik bila orang cuma mau mengakui sisi yang baik dari kehidupan ini.
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
Mungkin inilah yang disebut cinta--rasa pedih dalam hati karena memikirkan orang lain--rasa ingin, dengan cara dengan cara apa dan bagaimanapun, membebaskan orang yang dikasihinya dari penderitaan...
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
Karena, mengarang yang tidak benar itu lebih sulit! Bisa saja orang berbohong sekali, dua kali, tiga kali, atau bahkan empat kali, tapi tak mungkin terus-terusan berbohong.
~ Appointment with Death (Perjanjian Dengan Maut) by Agatha Christie
Baca juga:
Senin, 01 Maret 2021
Seri Petualangan 1: Petualangan di Pulau Suram by Enid Blyton - Seruuu. Lebih Advanced dari cerita Lima Sekawan.
Buku pertama ini tentu saja berisi perkenalan mereka serta petualangan pertama mereka di Pulau Suram. Philip yang sedang ikut kelas musim panas di tempat gurunya mula-mula bertemu dengan Kiki, si burung kakaktua kocak dan jahil, yang mengganggu istirahat siangnya. Kiki ini ternyata peliharaan Jack, anak laki-laki yang juga harus mengambil kelas tambahan di sana. Berbeda dengan Philip yang bisa akrab dengan binatang apa pun--yup, apa pun, termasuk serangga, tikus, dan binatang lain yang bisa bikin orang merinding--, Jack merupakan seorang pemerhati burung. Jack tidak memperdulikan hal lain selain burung. Itulah sebabnya kenapa dia harus ikut kelas tambahan. Nilai-nilai Jack buruk karena dia hanya memerhatikan burung-burung. Adik Jack, Lucy-Ann juga ikut kelas tambahan. Tapi Lucy-Ann sebetulnya tidak butuh kelas tambahan, dia hanya tidak mau terpisah dari kakaknya saja.
Kehidupan Jack dan Lucy-Ann sebenarnya agak menyedihkan. Orangtua mereka sudah meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang. Jack dan Lucy-Ann kemudian tinggal bersama paman mereka Paman Geoffrey. Tapi kehadiran mereka seperti tidak diinginkan, jadi mereka diperlakukan tanpa kasih sayang di sana. Kehidupan Jack sedikit lebih mendingan, walaupun tidak banyak berbeda. Jack dan Dinah kakak beradik. Ayah mereka sudah meninggal, dan tidak meninggalkan harta sepeser pun. Ibu Philip terpaksa pergi untuk bekerja dan mencari nafkah. Jadi, Philip dan Dinah tinggal dengan bibi dan paman mereka di suatu tempat yang seperti reruntuhan kastil tua yang disebut Craggy-Tops.
Suatu hari, ketika sudah waktunya pulang, Jack dan Lucy-Ann ternyata tidak bisa kembali ke tempat paman mereka. Pengurus rumah mereka mengirim surat dan uang agar Pak Guru mau menampung mereka hingga mereka masuk sekolah lagi. Pak Guru sebetulnya keberatan, karena dia sendiri ingin pergi, dia juga sangat benci pada Kiki yang jail. Philip ada ide untuk mengajak Jack dan Lucy-Ann ke Craggy-Tops saja. Toh bibi mereka sedang butuh uang untuk membayar hutang-hutangnya. Mungkin uang yang yang dikirim untuk biaya hidup Jack dan Lucy-Ann akan cukup membantu. Tapi mereka merasa tidak akan diijinkan pergi, jadi Jack dan Lucy-Ann pergi diam-diam bersama Philip.
Sesampainya di Craggy-Tops benar saja, hampir saja Jack dan Lucy-Ann dikirim pulang kembali. Tapi setelah dijelaskan masalahnya dan ada uang yang nanti dikirimkan, Bibi Polly pun akhirnya mengijinkan mereka tinggal. Kiki juga ternyata berhasil mengambil hati Bibi Polly. Kiki pun jadi kesayangan Bibi Polly juga. Jack dan Lucy-Ann pun akhirnya berkenalan dengan Dinah
Di Craggy-Tops inilah petualangan pertama mereka terjadi. Dari tempat tidur menara di Craggy-Tops mereka bisa melihat Pulau Suram di seberang lautan. Pulau yang ditakuti oleh Jo-Jo, pesuruh yang dipekerjakan oleh Bibi Polly. Kata Jo-Jo di sana ada "macam-macam" yang menakutkan. Tapi Jack justru ingin sekali ke Pulau Suram karena dia yakin di sana ada burung-burung langka. Mereka juga bertemu Billy di suatu tempat yang cukup terpencil dekat Craggy-Tops. Mereka juga menemukan lorong rahasia. Dan puncaknya, ketika mereka akhirnya berhasil ke Pulau Suram, mereka justru menemukan banyak lubang-lubang besar dan tumpukan kaleng makanan yang misterius. Sebenarnya ada apa di Pulau Suram?
Seri petualangan ini recommended banget. Jujur, kami lebih suka sama seri ini, daripada Lima Sekawan. Karena lebih berat kali ya petualangannya, lebih seru. Tapi memang beda sih. Kalau Lima Sekawan tuh ibaratnya petualangan anak-anak SD-SMP, kalau Seri Petualangan tuh petualangannya anak SMA. Lebih manantang jadinya. Sampai sejauh buku pertama ini (yang berarti belum jauh-jauh banget), minus seri ini hanya sedikit. Paling kami agak prihatin saja dengan gaya bertengkarnya Philip dan Dinah yang bisa jadi agak kasar, main tampar-tamparan. Tidak patut ditiru banget sih itu yah. Selebihnya, tidak terlalu banyak minusnya. Buku bagus. Recommended.