Oh ya, seri Lima Sekawan lain yang sudah kami review bisa dilihat di link di bawah ini yah:
- Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
- Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
- Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
- Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit
- Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib by Enid Blyton - Liburan Musim Dingin dengan Petualangan Mendebarkan
Kali ini, di buku petualangan ke-18 ini, Lima Sekawan kembali liburan musim panas. Mereka pergi ke daerah Dorset untuk menginap di sebuah pertanian di sana, pertanian Finniston namanya. Pertanian Finniston adalah sebuah pertanian yang sangat luas. Isunya, di tanah pertanian ini dulu pernah berdiri Puri Finniston yang sangat besar. Sayangnya, puri itu sudah terbakar habis dan puing-puingnya sedikit demi sedikit diambil orang untuk dijadikan bahan bangunan. Ini terjadi ratusan tahun yang lalu. Sekarang, bahkan jejaknya saja sudah tak terlihat.
Lima sekawan ternyata tidak menginap sendiri di pertanian Finniston. Ada seorang pria Amerika bernama Pak Henning dan anaknya yang bernama Junior sudah lebih dulu mengingap di sana. Sebenarnya kehadiran Pak Henning dan Junior sangat tidak disukai oleh para penghuni pertanian, tapi meskipun pertanian Finniston luas, mereka sedang kekurangan uang untuk mengelola pertanian. Jadi, keluarga Philpot yang mengelola pertanian terpaksa kadang-kadang menerima tamu yang menginap di sana. Pak Henning dan Junior merupakan tipikal orang yang seenaknya saja. Pak Henning senang memanfaatkan keadaan keluarga Philpot yang butuh uang untuk mendapatkan barang-barang antik bernilai tinggi dengan harga murah. Sedangkan Junior sangat senang mengganggu para pekerja dan sering minta dilayani dengan seenaknya.
Suatu hari, ketika Anne dan George sedang ke toko barang antik milik salah satu keturunan bangsawan Finniston, mereka mendapatkan cerita menarik. Meskipun sudah runtuh, Puri Finniston harusnya mempunyai ruang bawah tanah yang terhubung dengan sebuah lorong rahasia yang menuju ke sebuah Gereja di dekat pertanian. Di ruang bawah tanah ini sangat mungkin masih tersimpan harta Finniston yang ditinggalkan ketika kebakaran terjadi. Sayangnya pintu ruang bawah tanah tertutup puing dan kemudian terlupakan, lorong rahasia pun tak pernah ditemukan, sedangkan gerejanya sudah menjadi gudang di pertanian Finniston. Informasi ini disimpan erat dari Pak Henning. Tapi Junior diam-diam berhasil mencuri dengar ketika anak-anak sedang berunding.
Junior yang nakal dan ingin membalas dendam tentu saja memberitahukan info ini kepada ayahnya. Akal bulus pak Henning bekerja. Dia berencana untuk membayar sejumlah uang kepada keluarga Philpot sebagai ijin penggalian, dan akan membayar sejumlah uang lagi untuk barang-barang yang nantinya ditemukan. Tentu saja bayarannya jauh di bawah nilai barang-barang berharga yang tersimpan di ruang bawah tanah. Anak-amak lima sekawan tentu saja jadi panik. Mereka harus lebih dulu menemukan ruang bawah tanah dan memberi tahu keluarga Philpot ada harta karun di dalamnya. Semua, sebelum Pak Henning menjalankan rencananya.
Buku ini punya rating Goodreads yang bagus, seri bahasa Inggrisnya yah. Ratingnya 4.00/5.00 ★, dan kami cukup setuju dengan ratingnya. Petualangannya cukup seru. Agak sederhana sih, tidak semendebarkan yang Rahasia Logam Ajaib atau Sarjana Misterius, tapi tetap cukup seru kok. Tidak ada anak-anak Lima Sekawan yang menyebalkan di buku ini, cuman tokoh antagonisnya aja yang menyebalkan. Hasil petualangan anak-anak juga sangat solutif untuk orang-orang di pertanian Finniston. Mereka akhirnya jadi punya uang untuk mengurus pertanian. Tokoh antagonisnya sebenarnya cukup typical sih, dari sikap ataupun perbuatan, typical orang-orang menyebalkan dan rese. Oh iya, beberapa review yang kami baca agak mengeluhkan buku ini karena terkesan anti orang-orang Amerika. Menurut kami sih, yah... memang ada sedikit kesan generalisasi sih yah. Tapi Anne memberikan pernyataan bahwa dia menyukai orang Amerika tapi tidak pak Henning dan Junior yang rese. Jadi agak selamat lah ya dari generalisasi. Oh iya, ada satu hal lucu yang bikin kami merasa buku ini sudah benar-benar kuno nilai-nilainya. Masa Anne tidak boleh menguncir rambutnya menjadi buntut kuda. Wakakakak. Ini kocak banget sih ya sebetulnya, secara George aja berdandan seperti laki-laki. Di buku ini juga ada Harriet yang berdandan laki-laki juga. Jadi yang kami tangkap, jadi tomboy dengan rambut pendek boleh, tapi mengikat rambut tidak boleh. Ck. Bikin geleng-geleng aja.