A Perfect Storm karangannya Lori Foster ini adalah buku keempat dari seri Men Who Walk the Edge of Honor. Apakah seri ini bisa dibaca terpisah dan tidak berurutan? Bisa banget, karena setiap buku menceritakan orang yang berbeda. Jadi kisahnya beda-beda juga. A Perfect Storm ini punya rating Goodreads yang sangat bagus, 4.22/5.00 ★. Tapi kami punya pendapat sendiri seputar novel ini. Tapi itu nanti aja, mari kita liat dulu sinopsisnya.
Arizona Storm punya masa lalu yang mengerikan, dia pernah menjadi korban dari jaringan perdagangan manusia. Jaringan perdagangan yang sama yang telah menewaskan istri Spencer Lark. Jadi, saat Spencer berhasil membalaskan dendam pribadinya, Arizona justru tidak bisa memuaskan hasrat balas dendamnya pada pelaku yang sama. Meskipun sekarang Arizona sudah terselamatkan, trauma masa lalu masih membayang-bayanginya. Arizona tak bisa tinggal diam. Dia harus menghancurkan jaringan perdagangan manusia yang lain agar tak ada lagi korban-korban seperti dirinya. Jadi, saat Arizona melibatkan dirinya pada suatu misi berbahaya untuk menjadi umpan, dia pun mendatangi Spencer untuk meminta kerjasamanya.
Meskipun sangat berberat hati, Spencer terpaksa mengiyakan keinginan Arizona. Keberatannya sebagian karena operasi itu sangat berbahaya untuk Arizona, sebagian lagi karena Spencer ingin melindungi Arizona dari bahaya apa pun yang menghadangnya. Tapi akhirnya, dengan tambahan bantuan dari teman-teman yang setia, Arizona dan Spencer berjuang bahu membahu menjalankan operasi berbahaya ini demi menghancurkan jaringan perdagangan manusia.
Oke, mari masuk ke reviewnya...
Kalau misalnya mau menilai buku ini dari sampulnya yah, ini kayaknya termasuk ke dalam novel roman dengan bumbu suspense yang seru...atau bisa jadi seru. Tapi, terus terang, dibandingkan beberapa novel roman suspense yang pernah kami baca, misalnya aja ya, Silent on the Moor yang baru-baru ini kami review, novel A Perfect Storm ini sangat domestik sekali. Romannya itu domestik banget, dan ini buat pencinta action kayak kami jadi agak...membosankan...wakakakak. Bayangin aja, cerita ngobrol-ngobrol makan malam aja bisa berhalaman-halaman, kitanya jadi serasa ikut makan malam kan yaa.
Sayangnya, kami juga tidak terlalu cocok sama tokohnya. Arizona cukup bagus, walaupun menurut kami agak keras kepala yang gegabah, Arizona punya sifat yang bagus dan logis. Arizona juga penilai karakter yang baik. Buat Spencer...hmm...kami bisa bilang bahwa Spencer kemungkinan besar adalah mimpi buruk wanita-wanita yang sangat feminis. Okelah, katakanlah Spencer sangat mencintai Arizona, baik dia mengakuinya atau tidak (kayak tipikalnya novel roman lah), tapi itu bukan alasan untuk "mengubah" seseorang seperti yang dia mau kan? Spencer ingin "menyembuhkan" Arizona tapi juga siap melepaskannya pada siapa saja jika waktunya tiba. Spencer tahu apa yang paling diinginkan Arizona, sebuah pisau tempur berkualitas tinggi, tapi karena ingin merubah Arizona dan terlalu ingin melindungi, Spencer justru menghadiahkan perhiasan. Malah justru ada laki-laki lain yang lebih bisa memahami Arizona. Walaupun pada akhirnya Spencer berubah sih jadi lebih bisa menerima Arizona apa adanya. Soal alur cerita, novel ini juga lumayan lambat alur ceritanya. Ya itu tadi, lebih banyak kegiatan domestiknya soalnya.
Kami rasa novel ini bisa dibilang murni romance. Yah meskipun ada unsur action-nya, tapi agak terlalu sedikit, dan lebih banyak bercakap-cakapnya dibandingkan action yang intens kejar-kejaran atau tembak-tembakan gitu. Novel ini domestik banget sih kalau menurut kami sih. Kalau yang suka dengan novel roman yang santai buku ini mungkin cocok.
Kalau tertarik, novel ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/a-perfect-storm-cinta-di-tengah-badai-by-lori-foster
Quote
"Kadang-kadang kau harus lari. Tapi tidak sekarang."
~ A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster
"Menginginkanmu, dan merencanakan untuk melakukan sesuatu dengan itu, adalah dua hal sangat berbeda. Ada banyak hal yang aku inginkan, tapi seorang pria, pria yang baik, bisa mengendalikan dirinya sendiri. Mereka tidak menyalahgunakan orang lain, atau--amit-amit--melakukan paksaan."
~ A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster
"Setiap orang berbohong. Bohong besar, bohong kecil. Tidak ada orang yang sepenuhnya jujur selamanya."
~ A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster
Merasa takut pada sesuatu sering kali jauh lebih buruk daripada keadaan yang sesungguhnya.
~ A Perfect Storm (Cinta di Tengah Badai) by Lori Foster
Cari Review Buku
Selasa, 28 Juli 2020
Kamis, 23 Juli 2020
Seri The Immortals by Tamora Pierce - Novel Fantasi Ringan dan Seru Membuat Kita Lebih Mencintai Hewan
Sampai saat ini, seri The Immortals ini masih menjadi novel serial yang paling tipis dan paling kecil yang kami pernah baca. Kalau rata-rata novel fantasi itu tebal-tebal, seri The Immortals ini bukunya ringkas aja. Paling yaa kayak rata-rata novel Harlequin deh tebelnya. Tapi meskipun tipis, seri The Immortals ini seru lho, dan yang kami suka lagi adalah pesan moralnya cukup bagus. Seri ini mengajak kita untuk lebih menghargai dan menyayangi makhluk hidup, terutama hewan-hewan liar.
Seri The Immortals ini terdiri dari 4 buku. Apakah bisa dibaca sendiri-sendiri? Hmm...setiap buku sih petualangannya beda-beda ya, jadi bisa-bisa aja kalau mau dibaca terpisah. Paling hubungan antara Daine sama Numair aja yang berkembang dari buku ke buku. Oh, sama rahasia kehidupan Daine sih. Jadi menurut kami masih tidak terlalu masalah kalau mau dibaca loncat-loncat. Kami juga suka seri buku ini karena romansanya masuk akal, dan menggemaskan. Sebetulnya ngga ada cerita cinta yang aneh-aneh sampai di buku keempat sih, saat Daine sudah mulai dewasa, tapi justru itu yang bikin masuk akal. Cerita romannya berkembang pelan-pelan dengan sangat apik.
Mari kita lihat satu-satu bukunya...
Buku 1: Wild Magic (Sihir Liar)
Ini sayang banget kami belum sempat bikin reviewnya. Tapi kami bikin kutipan-kutipan yang ada di buku pertama ini kok. Buku pertama ini tentu saja pengenalan mengenai siapa itu Daine. Daine yang masih 13 tahun terusir dari tanah kelahirannya karena suatu bakat yang dia miliki menakutkan orang-orang di desanya. Sambil berusaha menyembunyikan bakatnya, Daine mencari pekerjaan sebagai pengurus kuda kerajaan. Tapi bakatnya tidak bisa disembunyikan terlalu lama. Pertemuannya yang tidak terduga dengan Numair akhirnya menyibak bakat Daine sedikit demi sedikit. Di bawah bimbingan Numair, Daine belajar tentang kekuatannya dan bagaimana mengembangkan dan mengendalikannya.
Buku pertama ini punya rating Goodreads yang bagus banget 4.32/5.00 ★. Memang seri ini bagus kok. Cerita petualangannya dan pertarungannya juga seru. Pesan moralnya juga cakep.
Buat liat kutipan-kutipannya bisa ke link di bawah yah.
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/06/quote-novel-wild-magic-sihir-liar-by.html
Buku 2: Wolf Speaker (Perwakilan Serigala)
Masa lalu Daine memanggilnya kembali. Kawanan serigala yang dulu membantu Daine kini meminta bantuannya. Alam yang mereka tempati kini dirusak oleh sekawanan manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab yang menambang secara liar. Tapi ternyata perusakan alam itu bukan semata pertambangan biasa. Di baliknya ada monster-monster, sihir berkekuatan tinggi, dan sebuah rencana pengkhianatan.
Di sini kekuatan Daine berkembang semakin jauh. Daine belajar keahlian-keahlian baru yang bisa membantunya dalam petualangannya. Daine juga terpaksa terpisah untuk sementara waktu dari Numair. Tenang, di buku kedua ini romansanya juga masih belum ada kok, wakakakak. Tapi ketiadaan romansa ini sama sekali tidak masalah karena ceritanya seru dan menghibur.
Rating Goodreads untuk buku kedua ini juga bagus banget, 4.21/5.00 ★.
Review singkatnya bisa cek di link di bawah yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/10/wolf-speaker-perwakilan-serigala.html
Buku 3: Emperor Mage (Kaisar Magi)
Di buku ketiga ini cerita mulai menegangkan dan lebih seru. Di buku ketiga ini juga mulai ada percikan-percikan romansanya. Percikan-percikan romansa yang lucu dan menghibur. Tapi ngga ada yang vulgar sih. Seri ini cocok untuk segala usia kok.
Kali ini Dain dan rombongan dari Tortall terpaksa memenuhi undangan pergi ke Carthak untuk melakukan perundingan damai. Ketegangan antara Tortall dengan Carthak sangat luar biasa setelah peristiwa di buku kedua. Selain itu, Daine punya tugasnya sendiri. Burung-burung kesayangan Kaisar Carthak sedang sakit. Daine, dengan bakat yang dimilikinya diharapkan dapat membantu mengetahui sebabnya dan mengobati mereka. Tapi banyak hal tak terduga yang terjadi di Carthak. Dewi penguasa Carthak ingin memanfaatkan Daine dan Daine serta rombongan dijebak habis-habisan oleh Kaisar Carthak.
Buku ketiga ini juga punya rating Goodreads yang sangat bagus, 4.29/5.00 ★.
Yang mau lihat review lengkapnya bisa juga ke link di bawah ini yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/12/emperor-mage-kaisar-magi-oleh-tamora.html
Buku 4: The Realms of the God
Akhirnya, di buku keempat ini terungkap juga tentang asal usul Daine yang misterius. Daine sendiri selama ini tidak mengetahui dengan pasti siapa dirinya, dan kenapa dia punya kekuatan yang begitu luar biasa. Buku keempat ini juga seru dengan aksi-aksi melawan Ozorne, Kaisar Carthak yang sekarang sudah berubah menjadi monster busuk. Meskipun dia sudah dikalahkan di buku ketiga, Ozorne ternyata tetap bisa membuat kerusakan parah. Kisah cinta Numair dan Daine juga semakin berkembang. Kisah cinta yang cukup menggemaskan dan lucu.
Buku keempat ini rating Goodreadsnya juga sangat bagus. 4.32/5.00 ★
Yang mau lihat review lengkapnya bisa ke link di bawah ini yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2019/01/the-realms-of-gods-alam-para-dewa-by.html
Seri The Immortals ini cocok untuk siapa saja. Segala umur. Mulai dari remaja hingga dewasa. Cerita fantasinya bagus, plotnya dinamis dan menarik, aksi-aksinya juga seru. Semua itu ada di buku yang ga tebal-tebal banget, gampang dibawa-bawa dan ringan. Benar-benar novel fantasi yang sangat bisa dinikmati dan menghibur.
Seri The Immortals ini terdiri dari 4 buku. Apakah bisa dibaca sendiri-sendiri? Hmm...setiap buku sih petualangannya beda-beda ya, jadi bisa-bisa aja kalau mau dibaca terpisah. Paling hubungan antara Daine sama Numair aja yang berkembang dari buku ke buku. Oh, sama rahasia kehidupan Daine sih. Jadi menurut kami masih tidak terlalu masalah kalau mau dibaca loncat-loncat. Kami juga suka seri buku ini karena romansanya masuk akal, dan menggemaskan. Sebetulnya ngga ada cerita cinta yang aneh-aneh sampai di buku keempat sih, saat Daine sudah mulai dewasa, tapi justru itu yang bikin masuk akal. Cerita romannya berkembang pelan-pelan dengan sangat apik.
Mari kita lihat satu-satu bukunya...
Buku 1: Wild Magic (Sihir Liar)
Ini sayang banget kami belum sempat bikin reviewnya. Tapi kami bikin kutipan-kutipan yang ada di buku pertama ini kok. Buku pertama ini tentu saja pengenalan mengenai siapa itu Daine. Daine yang masih 13 tahun terusir dari tanah kelahirannya karena suatu bakat yang dia miliki menakutkan orang-orang di desanya. Sambil berusaha menyembunyikan bakatnya, Daine mencari pekerjaan sebagai pengurus kuda kerajaan. Tapi bakatnya tidak bisa disembunyikan terlalu lama. Pertemuannya yang tidak terduga dengan Numair akhirnya menyibak bakat Daine sedikit demi sedikit. Di bawah bimbingan Numair, Daine belajar tentang kekuatannya dan bagaimana mengembangkan dan mengendalikannya.
Buku pertama ini punya rating Goodreads yang bagus banget 4.32/5.00 ★. Memang seri ini bagus kok. Cerita petualangannya dan pertarungannya juga seru. Pesan moralnya juga cakep.
Buat liat kutipan-kutipannya bisa ke link di bawah yah.
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/06/quote-novel-wild-magic-sihir-liar-by.html
Buku 2: Wolf Speaker (Perwakilan Serigala)
Masa lalu Daine memanggilnya kembali. Kawanan serigala yang dulu membantu Daine kini meminta bantuannya. Alam yang mereka tempati kini dirusak oleh sekawanan manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab yang menambang secara liar. Tapi ternyata perusakan alam itu bukan semata pertambangan biasa. Di baliknya ada monster-monster, sihir berkekuatan tinggi, dan sebuah rencana pengkhianatan.
Di sini kekuatan Daine berkembang semakin jauh. Daine belajar keahlian-keahlian baru yang bisa membantunya dalam petualangannya. Daine juga terpaksa terpisah untuk sementara waktu dari Numair. Tenang, di buku kedua ini romansanya juga masih belum ada kok, wakakakak. Tapi ketiadaan romansa ini sama sekali tidak masalah karena ceritanya seru dan menghibur.
Rating Goodreads untuk buku kedua ini juga bagus banget, 4.21/5.00 ★.
Review singkatnya bisa cek di link di bawah yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/10/wolf-speaker-perwakilan-serigala.html
Buku 3: Emperor Mage (Kaisar Magi)
Di buku ketiga ini cerita mulai menegangkan dan lebih seru. Di buku ketiga ini juga mulai ada percikan-percikan romansanya. Percikan-percikan romansa yang lucu dan menghibur. Tapi ngga ada yang vulgar sih. Seri ini cocok untuk segala usia kok.
Kali ini Dain dan rombongan dari Tortall terpaksa memenuhi undangan pergi ke Carthak untuk melakukan perundingan damai. Ketegangan antara Tortall dengan Carthak sangat luar biasa setelah peristiwa di buku kedua. Selain itu, Daine punya tugasnya sendiri. Burung-burung kesayangan Kaisar Carthak sedang sakit. Daine, dengan bakat yang dimilikinya diharapkan dapat membantu mengetahui sebabnya dan mengobati mereka. Tapi banyak hal tak terduga yang terjadi di Carthak. Dewi penguasa Carthak ingin memanfaatkan Daine dan Daine serta rombongan dijebak habis-habisan oleh Kaisar Carthak.
Buku ketiga ini juga punya rating Goodreads yang sangat bagus, 4.29/5.00 ★.
Yang mau lihat review lengkapnya bisa juga ke link di bawah ini yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2018/12/emperor-mage-kaisar-magi-oleh-tamora.html
Buku 4: The Realms of the God
Akhirnya, di buku keempat ini terungkap juga tentang asal usul Daine yang misterius. Daine sendiri selama ini tidak mengetahui dengan pasti siapa dirinya, dan kenapa dia punya kekuatan yang begitu luar biasa. Buku keempat ini juga seru dengan aksi-aksi melawan Ozorne, Kaisar Carthak yang sekarang sudah berubah menjadi monster busuk. Meskipun dia sudah dikalahkan di buku ketiga, Ozorne ternyata tetap bisa membuat kerusakan parah. Kisah cinta Numair dan Daine juga semakin berkembang. Kisah cinta yang cukup menggemaskan dan lucu.
Buku keempat ini rating Goodreadsnya juga sangat bagus. 4.32/5.00 ★
Yang mau lihat review lengkapnya bisa ke link di bawah ini yah:
https://olakalikstore.blogspot.com/2019/01/the-realms-of-gods-alam-para-dewa-by.html
Seri The Immortals ini cocok untuk siapa saja. Segala umur. Mulai dari remaja hingga dewasa. Cerita fantasinya bagus, plotnya dinamis dan menarik, aksi-aksinya juga seru. Semua itu ada di buku yang ga tebal-tebal banget, gampang dibawa-bawa dan ringan. Benar-benar novel fantasi yang sangat bisa dinikmati dan menghibur.
Minggu, 19 Juli 2020
Sidney Sheldon's After The Darkness (Di Balik Kegelapan) by Tilly Bagshawe - Tentang Semua Kebusukan Manusia
Sidney Sheldon's After The Darkness karangannya Tilly Bagshawe ini punya rating Goodreads yang lumayan bagus, 3.89/5.00 ★. Sekali lagi, ini bukan tulisannya Sidney Sheldon langsung yah, tapi karangannya Tilly Bagshawe berdasarkan catatan-catatan karya Sidney Sheldon yang tidak dipublikasikan. Kalau dibandingkan dengan Angel Of The Dark kami lebih suka sama sama novel ini. Jauh lebih seru dengan plot yang lebih menarik dan dinamis. Walaupun yah, masih ada kekurangannya lah ya tetep sedikit.
Mari kita lihat tentang apa si After The Darkness ini...
Jadi, ada seorang...katakanlah, perempuan yang terlalu polos dan naif. Perempuan kaya raya dengan status tinggi yang naif dan polos. Namanya Grace Brookstein. Dia menikah dengan seorang raja investasi keuangan di Wall Street, Leonard Brookstein, panggilannya Lenny. Mereka berdua adalah power couple dengan segala kekayaan, ketenaran, dan kekuasaannya. Lenny adalah pemilik perusahaan investasi besar yang sangat sukses bernama Quorum.
Nah seperti banyaknya orang, Grace juga punya keluarga dan teman-teman. Mereka semua adalah orang-orang berpengaruh, sama-sama punya kekayaan mereka masing-masing. Tapi yang Grace tidak sadari adalah, orang-orang terdekatnya punya masalah mereka masing-masing yang membuat mereka menjadi manusia busuk sampai ke akar-akarnya, dan itu termasuk keluarganya sendiri.
Saat Grace, Lenny, dan teman-temannya berlibur ke Nantucket, Lenny tiba-tiba menghilang. Lenny sedang berlayar ketika tiba-tiba badai menyerang. Lenny meninggalkan Grace sendirian dan berduka. Ketika kembali dari Nantucket, keadaan berubah kacau balau. Menghilangnya Lenny membuat para investor di Quorum panik. Mereka ingin menarik uang mereka dari Quorum. Masalahnya, uang para investor ini menghilang begitu saja dari Quorum. Tujuh puluh lima miliar dolar menghilang begitu saja. Grace yang tidak tahu apa-apa tentang bisnis suaminya tiba-tiba dijadikan tersangka kasus penggelapan dana di Quorum.
Dengan semua kepolosan dan kenaifannya, Grace harus menanggung sendiri semua tuduhan, pengadilan yang menjebaknya, dan akhirnya ke penjara dengan keamanan maksimum. Semua keluarga dan orang yang katanya kerabat menghilang. Tapi Grace akhirnya sadar bahwa dia dijebak. Sedikit demi sedikit dia mulai menyusun rencana pelariannya. Ketika berhasil keluar, dia pun mulai memburu kebenaran. Demi kebebasannya, dan demi membersihkan namanya dan nama baik Lenny.
Kebenaran yang diburu Grace pada akhirnya membawanya pada kenyataan. Kenyataan bahwa selama ini dia ternyata hidup dalam sebuah gelembung mimpi indah yang rapuh. Dimana dia dikelilingi oleh orang-orang dengan hati dan perbuatan busuk. Orang-orang yang sama dengan orang-orang yang dia percayai. Orang-orang yang menghancurkan gelembung indahnya dengan mudah. Meninggalkannya sendirian di tengah kekacauan yang mematikan.
Dari segi action-nya, buku ini lebih seru dan dinamis dibandingkan Angel Of The Dark. Yang jelas disini ngga ada pria-pria terobsesi wanita yang bisa bikin kesel pembaca. Wakakakak. Ya ada sih obsesi, tapi lebih ke misi pekerjaan mereka sendiri. Novel ini menggambarkan berbagai kebusukan manusia. Keserakahan, cemburu, pengkhianatan, afair, dan berbagai hal busuk lain yang bisa dibayangkan. Tokoh Grace menggambarkan bahwa, jadi perempuan itu ngga bisa terlalu polos dan terlalu naif. Akan selalu ada orang-orang jahat yang memanfaatkan kita. Tidak ada jaminan bahwa orang terdekat adalah orang yang bisa dipercaya.
Buku ini seru tapi memang ada beberapa hal yang kayaknya fiksi banget yah. Kayak waktu Grace berusaha kabur dari penjara. Kayak terlalu banyak kebetulan dan keberuntungan gitu. Cerita hidup keluarga Grace mirip-mirip Cinderella aja. Punya dua saudara perempuan, tapi dua-duanya benci dan cemburu sama Grace. Bedanya ngga ada kisah asmara happy ending di buku ini.
Secara keseluruhan novel ini happy end kok. Walaupun masih menyisakan beberapa pertanyaan. Misalnya nih, bagaimana nasib Cora dan Karen yang membantu Grace kabur dari penjara? Siapa sebenarnya teman Karen yang mengirimkan uang secara anonim kepada Grace dan bagaimana Grace membayarnya kembali? Pertanyaan yang kayaknya trivial aja sih, tapi cukup mengusik dan bikin kepo. Tapi selebihnya, buku ini bagus dan seru. Cocok untuk teman-teman penikmat novel-novel thriller detektif.
Kamis, 16 Juli 2020
Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn - Novel Historical Romance Dengan Bumbu Misteri
Novel Silent On The Moor ini adalah buku ketiga dari seri Lady Julia. Kami belum membaca buku pertama dan buku kedua. Tapi, kami rasa tidak ada masalah sih kalau mau baca loncat-loncat gitu. Karena kasus yang dihadapi di setiap buku beda-beda kok.
Buku ini menjadi salah satu novel roman, lebih tepatnya historical romance yah karena latarnya Inggris abad pertengahan gitu, yang jadi favorit kami. Karena novel roman ini tidak sekedar roman, tapi juga ada bumbu misteri dan detektif di dalamnya. Sejenis sama novel-novelnya Heather Graham. Tapi kalo Heather Graham cerita abad modern dan misterinya lebih ke supernatural. Kalau ini lebih ke misteri thriller.
Mari kita lihat dulu tentang apa ceritanya.
Nicholas Brisbane mewarisi (lebih tepatnya membeli) sebuah estat besar yang diberi nama Grimsgrave Hall. Sebuah estat kuno yang sudah diambang kehancurannya. Surat-surat Nicholas kepada Portia, kakak Julia, mengesankan nada yang memprihatinkan dan membuat Portia sangat khawatir. Julia, yang mencintai Brisbane, bukan hanya merasa khawatir. Julia juga ingin kejelasan atas perasaannya dan hubungannya dengan Brisbane. Jadi, meskipun mereka tidak diundang, dan sangat tidak diinginkan kedatangannya, Portia dan Julia, beserta dua pelayan, dua anjing, dan seekor burung gagak (tidak lupa dengan setumpuk koper), serta Valerius yang terpaksa menjadi pendamping kakak-kakak wanitanya, pergi ke Grimsgrave Hall. Terbengong-bengong ketika perjalanan panjang mereka membawa mereka ke sebuah pedesaan terpencil, memaksa mereka naik kereta pertanian, menyebrangi padang rumput yang luas dan suram, menuju ke Grimsgrave Hall yang lebih suram dan runtuh di satu sayapnya. Mereka mendapatkan kejutan lain ketika ternyata, Brisbane tidak tinggal sendirian di Grimsgrave Hall. Ada wanita-wanita Allenby disana.
Sejatinya Grimsgrave Hall adalah milik keluarga Allenby secara turun temurun. Keluarga Allenby adalah keluarga ningrat kuno yang selalu menjaga kemurnian darah keturunan mereka. Mirip dengan raja-raja jaman dahulu, dengan cara menikahi sepupu-sepupu di antara mereka sendiri. Tapi keluarga Allenby dan Grimsgrave Hall sudah mengalami kejatuhannya yang menyakitkan ketika Redwall Allenby tidak melakukan tanggungjawabnya terhadap harta yang dimilikinya. Redwall menghabiskan banyak waktu di luar negeri dan menghamburkan uang yang dimilikinya untuk mempelajari Egiptology dan mengkoleksi artefak-artefak. Meninggalkan ibu dan adik-adik perempuannya dengan estat yang pelan-pelan hancur. Ketika Redwall tiba-tiba meninggal, Grimsgrave Hall ternyata sudah diatur penjualannya, meninggalkan wanita-wanita Allenby tanpa rumah, dan berada di bawah belas kasih Brisbane ketika akhirnya Brisbane membeli estat itu.
Tapi ternyata hubungan antara Brisbane dengan Grisgrave Hall dan keluarga Allenby lebih dalam dari yang bisa dilihat di permukaan. Brisbane menjadi sangat berahasia. Keluarga Allenby juga bersikap sangat misterius. Dendam-dendam lama, aib, serta kebusukan-kebusukan masa lalu dan masa kini menggantung rendah di Grimsgrave Hall. Julia harus memecahkan semuanya sendiri karena Brisbane selalu berusaha menjaga jarak. Julia pun masih harus memperjuangkan cintanya kepada Brisbane, semua itu harus dilakukan ditengah-tengah ancaman seorang wanita lain yang juga mengincar Brisbane untuk menjadi suaminya.
Silent On The Moor ini bagus banget. Ceritanya mengalir dan sangat asik untuk dibaca. Historical romance yang seru dengan misterinya, cerita romannya juga sangat cerdas. Kami suka banget sama cerita roman di buku ini karena cerita romannya bukan roman yang picisan gitu, tapi cerita roman yang sangat cerdas. Lady Julia bisa mengajarkan kita bagaimana bersikap dengan anggun di depan pesaing cinta yang jelas-jelas sedang mengobarkan bendera perang. Dan bagaimana cara membalas mereka dengan sama telaknya tapi tetap anggun dan berkelas. Kisah cinta kelas atas banget sih ini. Sifat Lady Julia yang bisa sangat blak-blakan juga menjadi hiburan tersendiri. Lady Julia juga sangat cerdik. Kita bisa melihat bagaimana Julia bisa memancing informasi yang dia butuhkan di tengah-tengah acara minum teh. Pada dasarnya sih bergosip sebetulnya, wakakakak, tapi kita bakal terkejut berapa banyak informasi yang bisa dikorek saat sedang bergosip sambil minum teh.
Novel ini menghibur banget. Ceritanya bagus dan mengalir. Kisah misterinya juga seru dan mengejutkan. Oh ya, rating Goodreadsnya juga bagus 4.03/5.00 ★. Kami sangat merekomendasikan novel ini untuk teman-teman yang suka dengan genre historical romance tapi juga penggemar kisah misteri dan detektif.
Quote
Buku ini menjadi salah satu novel roman, lebih tepatnya historical romance yah karena latarnya Inggris abad pertengahan gitu, yang jadi favorit kami. Karena novel roman ini tidak sekedar roman, tapi juga ada bumbu misteri dan detektif di dalamnya. Sejenis sama novel-novelnya Heather Graham. Tapi kalo Heather Graham cerita abad modern dan misterinya lebih ke supernatural. Kalau ini lebih ke misteri thriller.
Mari kita lihat dulu tentang apa ceritanya.
Nicholas Brisbane mewarisi (lebih tepatnya membeli) sebuah estat besar yang diberi nama Grimsgrave Hall. Sebuah estat kuno yang sudah diambang kehancurannya. Surat-surat Nicholas kepada Portia, kakak Julia, mengesankan nada yang memprihatinkan dan membuat Portia sangat khawatir. Julia, yang mencintai Brisbane, bukan hanya merasa khawatir. Julia juga ingin kejelasan atas perasaannya dan hubungannya dengan Brisbane. Jadi, meskipun mereka tidak diundang, dan sangat tidak diinginkan kedatangannya, Portia dan Julia, beserta dua pelayan, dua anjing, dan seekor burung gagak (tidak lupa dengan setumpuk koper), serta Valerius yang terpaksa menjadi pendamping kakak-kakak wanitanya, pergi ke Grimsgrave Hall. Terbengong-bengong ketika perjalanan panjang mereka membawa mereka ke sebuah pedesaan terpencil, memaksa mereka naik kereta pertanian, menyebrangi padang rumput yang luas dan suram, menuju ke Grimsgrave Hall yang lebih suram dan runtuh di satu sayapnya. Mereka mendapatkan kejutan lain ketika ternyata, Brisbane tidak tinggal sendirian di Grimsgrave Hall. Ada wanita-wanita Allenby disana.
Sejatinya Grimsgrave Hall adalah milik keluarga Allenby secara turun temurun. Keluarga Allenby adalah keluarga ningrat kuno yang selalu menjaga kemurnian darah keturunan mereka. Mirip dengan raja-raja jaman dahulu, dengan cara menikahi sepupu-sepupu di antara mereka sendiri. Tapi keluarga Allenby dan Grimsgrave Hall sudah mengalami kejatuhannya yang menyakitkan ketika Redwall Allenby tidak melakukan tanggungjawabnya terhadap harta yang dimilikinya. Redwall menghabiskan banyak waktu di luar negeri dan menghamburkan uang yang dimilikinya untuk mempelajari Egiptology dan mengkoleksi artefak-artefak. Meninggalkan ibu dan adik-adik perempuannya dengan estat yang pelan-pelan hancur. Ketika Redwall tiba-tiba meninggal, Grimsgrave Hall ternyata sudah diatur penjualannya, meninggalkan wanita-wanita Allenby tanpa rumah, dan berada di bawah belas kasih Brisbane ketika akhirnya Brisbane membeli estat itu.
Tapi ternyata hubungan antara Brisbane dengan Grisgrave Hall dan keluarga Allenby lebih dalam dari yang bisa dilihat di permukaan. Brisbane menjadi sangat berahasia. Keluarga Allenby juga bersikap sangat misterius. Dendam-dendam lama, aib, serta kebusukan-kebusukan masa lalu dan masa kini menggantung rendah di Grimsgrave Hall. Julia harus memecahkan semuanya sendiri karena Brisbane selalu berusaha menjaga jarak. Julia pun masih harus memperjuangkan cintanya kepada Brisbane, semua itu harus dilakukan ditengah-tengah ancaman seorang wanita lain yang juga mengincar Brisbane untuk menjadi suaminya.
Silent On The Moor ini bagus banget. Ceritanya mengalir dan sangat asik untuk dibaca. Historical romance yang seru dengan misterinya, cerita romannya juga sangat cerdas. Kami suka banget sama cerita roman di buku ini karena cerita romannya bukan roman yang picisan gitu, tapi cerita roman yang sangat cerdas. Lady Julia bisa mengajarkan kita bagaimana bersikap dengan anggun di depan pesaing cinta yang jelas-jelas sedang mengobarkan bendera perang. Dan bagaimana cara membalas mereka dengan sama telaknya tapi tetap anggun dan berkelas. Kisah cinta kelas atas banget sih ini. Sifat Lady Julia yang bisa sangat blak-blakan juga menjadi hiburan tersendiri. Lady Julia juga sangat cerdik. Kita bisa melihat bagaimana Julia bisa memancing informasi yang dia butuhkan di tengah-tengah acara minum teh. Pada dasarnya sih bergosip sebetulnya, wakakakak, tapi kita bakal terkejut berapa banyak informasi yang bisa dikorek saat sedang bergosip sambil minum teh.
Novel ini menghibur banget. Ceritanya bagus dan mengalir. Kisah misterinya juga seru dan mengejutkan. Oh ya, rating Goodreadsnya juga bagus 4.03/5.00 ★. Kami sangat merekomendasikan novel ini untuk teman-teman yang suka dengan genre historical romance tapi juga penggemar kisah misteri dan detektif.
Quote
Cinta membuat mereka memutuskan mengambil risiko, menghadapi dunia yang sering kali kejam. Namun mereka melakukannya bersama-sama, dan mereka bertahan.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Aku sudah memberi tahumu, Lady, aku punya tujuan. Jika seseorang punya tujuan, hidup akan mudah dijalani, bukankah begitu?"
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Rasa ingin tahu itu hiburan yang berbahaya.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Sesulit apa pun menanggung ketidakpastian, paling tidak masih memberikan penghiburan adanya harapan.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Kita keluarga March, dan moto kita Audeo. Aku berani. Berani merebut kehidupan yang kauinginkan dengan kedua tanganmu sendiri dan tidak membiarkannya pergi, kau dengar aku?"
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Aku hanya bermaksud menunjukkan bahwa tak peduli betapa besar keinginan seseorang untuk mendapatkan sesuatu, tak peduli betapa mati-matian mencintai seseorang, tidak ada jaminan."
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Jangan berpikir wajah tampan tak bisa menyembunyikan kemauan yang lemah."
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Kau meragukan dirimu sendiri. Itu cara pasti menuju kesengsaraan,"
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Jika aku ingin mengenal seseorang, Lady, aku tidak mendengarkan apa yang mereka katakan. Aku memperhatikan apa yang mereka lakukan. Lidah bisa berdusta, tapi tubuh tidak."
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Bukan untuk pertama kalinya aku merenungkan bahwa salah satu komponen utama kebahagiaan adalah pekerjaan yang bermanfaat, pemikiran yang sangat mungkin akan membuat kakakku Bellmont takut.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
"Bukan bodoh. Wanita yang sedang jatuh cinta, dan keduanya sangat mirip."
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Seseorang tidak harus bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang dibuat orang lain.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Kebanyakan orang menyadari pentingnya memberi. Hanya beberapa yang memahami pentingnya membiarkan orang lain memberi.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Aku membayangkan perjalanan hidup yang telah mempertemukan kami, sang putri earl dan si pemuda gipsi yang dibesarkan di desa, dan aku kagum pada cara takdir bekerja. Begitu banyak liku-liku di sepanjang jalan, dan jika salah seorang dari kami mengambil jalan berbeda, kami tak akan pernah bertemu.
~ Lady Julia 3: Silent On The Moor by Deanna Raybourn
Sabtu, 11 Juli 2020
The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King - Koboi di Dunia Paralel
The Gunslinger ini adalah novel Stephen King pertama yang kami baca. Novel ini punya rating Goodreads 3.95/5.00 ★. Stephen King ini legend banget sama cerita-cerita horornya, beberapa novelnya juga sudah diangkat ke layar lebar juga, termasuk seri Dark Tower ini. Yang paling terkenal banget akhir-akhir ini adalah IT dan Pet Sematary. Semoga sih bisa segera kami review juga yah novelnya.
The Gunslinger ini adalah buku pertama dari seri The Dark Tower. Terbit pertama kali di tahun 1982, tapi kemudian di revisi pada tahun 2003. Versi revisi inilah yang dicetak sampai sekarang ini.
The Gunslinger ini menceritakan tentang Sang Gunslinger terakhir, Roland Deschain, dan perjalanannya memburu Sang Lelaki Berbaju Hitam. Roland ini bisa dibilang, kalau mau gampangnya ya, tampilannya semacam koboi wild west gitu. Sedangkan Sang Lelaki Berbaju Hitam bisa dibilang punya banyak nama, kami masih ngga paham sih, dia ini apa sejatinya. Ada yang bilang Lelaki Berbaju Hitam itu sosok iblis di seri Dark Tower ini, mungkin juga penyihir. Yang jelas Lelaki Berbaju Hitam bisa menyamar sebagai siapa saja, punya kemampuan necromancy (membangkitkan yang sudah mati), meramal, dan mampu memanipulasi makhluk hidup, membawa mereka kepada konflik dan kehancuran. Ya, dan bisa menyihir juga, karena dia bisa menghadirkan kelinci dan rokok segar secara tiba-tiba.
Perjalanan Roland dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam di buku ini dimulai dengan perjalanan panas di padang gurun. Kita akan dibawa melintasi gurun yang lama dan panas, sambil sesekali menengok ke belakang. Apa saja yang sudah terjadi dalam perjalanan. Kami kasih tahu ya, Roland tuh ngga terburu-buru kok dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam ini. Perjalanannya mungkin akan terasa lamban dan berat, tapi dia terus berjalan maju.
Banyak kisah dalam perjalanan Roland. Ada kisah di Tull, sebuah kota mirip kota koboi wild west yang menurut kami sudah setengah jalan menuju kehancuran, dan memang pada akhirnya hancur di tangan Roland. Kisah Roland dengan seorang pemukim di tengah gurun, yang bagusnya, damai-damai saja. Ada kisah Roland dengan Jake, seorang anak lelaki yang pada akhirnya Roland sayangi. Sayang, kisah Roland dan Jake ini sad ending. Tak lupa kisah masa lalu Roland, saat Roland masih kecil, sebelum dia menjadi Gunslinger, dan bagaimana dia bisa menjadi Sang Gunslinger.
Roland ini salah satu tokoh yang karakternya mirip sama Charlie Parker di The Killing Kind. Mau keadaan segenting apa pun, ketenangannya tidak gampang tergoyahkan. Tapi tokoh Roland ini buat kami ada minusnya, dia rela mengorbankan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan tujuannya. Dalam hal ini mengorbankan David, burung elang peliharaannya, agar dia bisa memenangkan pertempuran dan menjadi Gunslinger, dan mengorbankan Jake, untuk mengejar si Lelaki Berbaju Hitam. Sepertinya untuk Roland, mencapai tujuan adalah nomor satu, berapa pun harga yang harus dia bayar.
Latar di The Gunslinger ini menarik. Terasa familiar, tapi juga tidak familiar. Terasa kayak dunia biasa yang kita tahu, tapi bukan. Terasa seperti dunia baru dalam novel fantasi, tapi bukan dunia baru juga. Dunia dalam novel The Gunslinger ini bisa dibilang seperti berada dalam dunia paralel (parallel universe). Dunianya mirip sama dunia kita, lengkap dengan referensi lagu Hey Jude. Dunia di dalam novel ini seperti dunia yang sudah mau hancur, semacam doomsday world gitu deh. Dengan kelangkaan kertas, daging ternak mutan, dan makhluk-makhluk mutan. Kami menebak ini semacam dunia paralel karena Jake sesungguhnya berasal dari dunia normal yang kita tahu. Masalahnya, Jake itu di dunia normalnya dibunuh oleh si Lelaki Berbaju Hitam, dan dibawa serta hidup kembali di dunia Roland. Tadinya sih kami pikir mungkinkah dunia Roland ini dunia akhirat? Tapi kayaknya sih bukan ya, lebih ke dunia paralel itu, dengan kehidupan yang mirip tapi berbeda.
Percakapan Roland dengan si Lelaki Berbaju Hitam juga menarik. Pembicaraan tentang alam semesta, si Lelaki Berbaju Hitam itu sendiri, dan tentu saja, tentang Menara Gelap. Tujuan perjalanan Roland berikutnya. Setelah berbicara dengan si Lelaki Berbaju Hitam, Roland terbangun dan mendapati dirinya lebih tua sepuluh tahun. Yup...sepuluh tahun. Roland sudah semakin menua, dan si Lelaki Berbaju Hitam sudah menjadi abu.
Menurut kami The Gunslinger ini adalah novel yang diliputi dengan misteri. Betul-betul novel pembuka untuk seri The Dark Tower ini. Alurnya memang terasa lamban dan mungkin sedikit berat. Tapi, ceritanya cukup mengalir kok. Ada yang bilang kalau The Gunslinger ini adalah buku terlemah dari seri The Dark Tower. Tapi yah, memang Stephen King sendiri mengakui sih gaya bahasa The Gunslinger ini sulit dibaca dan cerita The Dark Tower ini akan mulai menancapkan kukunya nanti, di buku keduanya. Kalau menurut kami sendiri, The Gunslinger ini memang bukan novel yang bikin kami langsung "gila keren banget" atau yang semacamnya yah, tapi buku ini punya pesonanya tersendiri. Menarik dan bikin penasaran.
Quote
Bukan karena ingin; justru karena tidak ingin.
~ The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King
"Aku pergi ke tempat yang harus kutuju, melakukan apa yang harus kulakukan."
~ The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King
Waktu adalah pencuri kenangan
~ The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King
The Gunslinger ini adalah buku pertama dari seri The Dark Tower. Terbit pertama kali di tahun 1982, tapi kemudian di revisi pada tahun 2003. Versi revisi inilah yang dicetak sampai sekarang ini.
The Gunslinger ini menceritakan tentang Sang Gunslinger terakhir, Roland Deschain, dan perjalanannya memburu Sang Lelaki Berbaju Hitam. Roland ini bisa dibilang, kalau mau gampangnya ya, tampilannya semacam koboi wild west gitu. Sedangkan Sang Lelaki Berbaju Hitam bisa dibilang punya banyak nama, kami masih ngga paham sih, dia ini apa sejatinya. Ada yang bilang Lelaki Berbaju Hitam itu sosok iblis di seri Dark Tower ini, mungkin juga penyihir. Yang jelas Lelaki Berbaju Hitam bisa menyamar sebagai siapa saja, punya kemampuan necromancy (membangkitkan yang sudah mati), meramal, dan mampu memanipulasi makhluk hidup, membawa mereka kepada konflik dan kehancuran. Ya, dan bisa menyihir juga, karena dia bisa menghadirkan kelinci dan rokok segar secara tiba-tiba.
Perjalanan Roland dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam di buku ini dimulai dengan perjalanan panas di padang gurun. Kita akan dibawa melintasi gurun yang lama dan panas, sambil sesekali menengok ke belakang. Apa saja yang sudah terjadi dalam perjalanan. Kami kasih tahu ya, Roland tuh ngga terburu-buru kok dalam mengejar si Lelaki Berbaju Hitam ini. Perjalanannya mungkin akan terasa lamban dan berat, tapi dia terus berjalan maju.
Banyak kisah dalam perjalanan Roland. Ada kisah di Tull, sebuah kota mirip kota koboi wild west yang menurut kami sudah setengah jalan menuju kehancuran, dan memang pada akhirnya hancur di tangan Roland. Kisah Roland dengan seorang pemukim di tengah gurun, yang bagusnya, damai-damai saja. Ada kisah Roland dengan Jake, seorang anak lelaki yang pada akhirnya Roland sayangi. Sayang, kisah Roland dan Jake ini sad ending. Tak lupa kisah masa lalu Roland, saat Roland masih kecil, sebelum dia menjadi Gunslinger, dan bagaimana dia bisa menjadi Sang Gunslinger.
Roland ini salah satu tokoh yang karakternya mirip sama Charlie Parker di The Killing Kind. Mau keadaan segenting apa pun, ketenangannya tidak gampang tergoyahkan. Tapi tokoh Roland ini buat kami ada minusnya, dia rela mengorbankan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan tujuannya. Dalam hal ini mengorbankan David, burung elang peliharaannya, agar dia bisa memenangkan pertempuran dan menjadi Gunslinger, dan mengorbankan Jake, untuk mengejar si Lelaki Berbaju Hitam. Sepertinya untuk Roland, mencapai tujuan adalah nomor satu, berapa pun harga yang harus dia bayar.
Latar di The Gunslinger ini menarik. Terasa familiar, tapi juga tidak familiar. Terasa kayak dunia biasa yang kita tahu, tapi bukan. Terasa seperti dunia baru dalam novel fantasi, tapi bukan dunia baru juga. Dunia dalam novel The Gunslinger ini bisa dibilang seperti berada dalam dunia paralel (parallel universe). Dunianya mirip sama dunia kita, lengkap dengan referensi lagu Hey Jude. Dunia di dalam novel ini seperti dunia yang sudah mau hancur, semacam doomsday world gitu deh. Dengan kelangkaan kertas, daging ternak mutan, dan makhluk-makhluk mutan. Kami menebak ini semacam dunia paralel karena Jake sesungguhnya berasal dari dunia normal yang kita tahu. Masalahnya, Jake itu di dunia normalnya dibunuh oleh si Lelaki Berbaju Hitam, dan dibawa serta hidup kembali di dunia Roland. Tadinya sih kami pikir mungkinkah dunia Roland ini dunia akhirat? Tapi kayaknya sih bukan ya, lebih ke dunia paralel itu, dengan kehidupan yang mirip tapi berbeda.
Percakapan Roland dengan si Lelaki Berbaju Hitam juga menarik. Pembicaraan tentang alam semesta, si Lelaki Berbaju Hitam itu sendiri, dan tentu saja, tentang Menara Gelap. Tujuan perjalanan Roland berikutnya. Setelah berbicara dengan si Lelaki Berbaju Hitam, Roland terbangun dan mendapati dirinya lebih tua sepuluh tahun. Yup...sepuluh tahun. Roland sudah semakin menua, dan si Lelaki Berbaju Hitam sudah menjadi abu.
Menurut kami The Gunslinger ini adalah novel yang diliputi dengan misteri. Betul-betul novel pembuka untuk seri The Dark Tower ini. Alurnya memang terasa lamban dan mungkin sedikit berat. Tapi, ceritanya cukup mengalir kok. Ada yang bilang kalau The Gunslinger ini adalah buku terlemah dari seri The Dark Tower. Tapi yah, memang Stephen King sendiri mengakui sih gaya bahasa The Gunslinger ini sulit dibaca dan cerita The Dark Tower ini akan mulai menancapkan kukunya nanti, di buku keduanya. Kalau menurut kami sendiri, The Gunslinger ini memang bukan novel yang bikin kami langsung "gila keren banget" atau yang semacamnya yah, tapi buku ini punya pesonanya tersendiri. Menarik dan bikin penasaran.
Quote
Bukan karena ingin; justru karena tidak ingin.
~ The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King
"Aku pergi ke tempat yang harus kutuju, melakukan apa yang harus kulakukan."
~ The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King
Waktu adalah pencuri kenangan
~ The Dark Tower I: The Gunslinger (Sang Gunslinger) by Stephen King
Senin, 06 Juli 2020
After Dark (Kala Malam Tiba) by Gena Showalter & Kait Ballenger - Dua Novel Dalam Satu Buku
Kami tertarik sama novel ini sudah jelas karena nama Gena Showalter dong. Penulis genre paranormal romance yang ceritanya bisa hot banget. Wakakak. Tidak hanya itu, kami juga tertarik untuk tahu bagaimana kisah romannya Lysander dan Bianka. Tapi buku ini menawarkan tidak hanya satu, tetapi dua cerita paranormal romance. Yang satu kisahnya Lysander dan Bianka, yang ditulis oleh Gena Showalter. Satu lagi kisahnya Damon Brock dan Tiffany Solow, yang ditulis oleh Kait Ballenger. Jadi, mari kita bahas satu-satu ceritanya.
THE DARKEST ANGEL - Gena Showalter
The Darkest Angel ini menceritakan bagaimana kisah asmara Lysander, sang malaikat kesatria, dengan Bianka, sang Harpy kejam yang cantik. Kisah klasik cinta terlarang sebetulnya. Naturalnya, Bianka ini sebetulnya musuh Lysander. Lysander adalah seorang malaikat kesatria yang sudah hidup ratusan tahun. Seperti pada dasarnya malaikat, tentu saja mereka akan cenderung pada hal-hal baik dan menumpas kejahatan. Tapi ternyata godaan yang ditakdirkan untuk Lysander adalah Bianka, seorang keturunan Harpy yang takdirnya adalah untuk selalu mencuri. Para Harpy hanya bisa makan makanan yang mereka curi atau mereka hasilkan sendiri. Belum lagi sifat alami harpy yang kejam dan ganas. Makannya, ketika merasakan bahwa Bianka adalah godaan untuknya, Lysander turun dan menculik Bianka, membawa Bianka ke rumah awannya, dan bertekad untuk mengubah Bianka ke jalan hidup yang lebih baik sesuai standar Lysander. Semua itu dilakukan sambil sekuat tenaga menahan hasrat Lysander sendiri. Apakah Lysander berhasil? Ataukah Bianka yang berhasil menjadi godaan yang sempurna bagi Lysander?
Kisah Lysander dan Bianka ini singkat aja tapi termasuk cerita yang manis. Kalau dibandingkan novel Gena Showalter yang lain, kisahnya Lysander dan Bianka ini termasuk sangat-sangat kalem. Kalau mau yang seru, penuh pertarungan, kami sarankan untuk membaca kisahnya saudaranya Bianka, Kaia dan Strider di The Darkest Surrender (Sang Kekalahan). Kisahnya Kaia masih jadi kisah paling seru dan kocak. Seperti biasa, Gena Showalter mampu menulis kisah paranormal romance yang asik, seru, seksi, dengan selera humor yang juga bagus. Kami suka.
Quote
Begitulah cara kerja godaan. Kau menyerah pada satu hal, lalu mendambakan hal lain. Dan lainnya lagi. Tak lama kemudian, kau sudah hanyut entah kemana.
~ After Dark (Kala Malam Tiba) by Gena Showalter & Kait Ballenger
SHADOW HUNTER - Kait Ballenger
Ini pertama kalinya kami membaca karyanya Kait Ballenger. Kayaknya yang di Indonesia sendiri karya Kait Ballenger yang diterjemahan baru kisah Shadow Hunter ini deh. Yang menariknya, waktu kami cek di Goodreads, Shadow Hunter ini masuk ke kompilasi novel cerita pendek dengan judul Vampire Hunter. Pengarang lainnya juga bukan Gena Showalter tapi Patti O'Shea dan Anna Hacket. Hmm...mungkin karena di Indonesia Gena Showalter udah yang paling terkenal ya soal genre paranormal romance ini, paling yang lainnya Sherrilyn Kenyon. Jadi untuk menarik minat pembaca di Indonesia dipasanginnya sama Gena Showalter deh. Hmm...menarik, semoga suatu saat kami bisa dapet yang versi Vampire Hunter-nya yah biar bisa direview juga.
Shadow Hunter bercerita tentang Damon Brock, seorang pemburu vampir dari organisasi yang bernama Execution Underground (EU). Damon baru saja kehilangan partner berburunya Mark, dan Damon sekarang bertugas di Rochester untuk memburu vampir yang bertanggung jawab atas kematian Mark. Semua menjadi pelik ketika adik Mark, Tiffany, juga ternyata menjadi pemburu vampir lepas untuk membalaskan dendam kakaknya. Mereka berdua bertemu di sarang vampir yang mereka incar. Damon yang akhirnya menyadari siapa Tiffany, ingin melindungi Tiffany. Tapi, Tiffany tidak ingin dan tidak butuh dilindungi. Ketegangan meningkat apalagi karena Tiffany salah paham dan menganggap Damon sebagai orang yang juga bertanggung jawab atas kematian kakaknya, karena membiarkan kakaknya tewas dalam tugas. Tapi pada akhirnya, mereka punya satu tujuan yang sama, dan mereka harus bekerja sama. Tentu saja mereka juga harus bisa mengatasi hasrat mereka yang menggebu-gebu.
Okay...dibandingkan dengan Gena Showalter, Kait Ballenger ini masih harus berkembang lagi gaya penulisannya. Kami tahu kalau genre paranormal romance itu ceritanya bisa seksi dan sensual banget, tapi shadow hunter ini terlalu berlebihan menurut kami. Jatohnya malah jadi terlalu cheesy. Ya masa hampir setiap saat godaan birahi sih? Kayak ngga liat waktu dan tempat. Cerita seksi yang pas itu cakep, tapi keseksian yang berlebihan juga bisa bikin pembaca males. Sebenarnya plotnya bagus kok, tapi kami agak kurang cocok dengan gaya penulisannya. Oh iya, ending Shadow Hunter juga sad ending plus gantung sayangnya. Tapi karena belum ada novel Kait Ballenger lain yang sudah diterjemahkan, kami saranin yah...nikmati yang ada saja. Hehehehe.
Dari dua kisah itu, favorit kami memang yang The Darkest Angel karangan Gena Showalter. Meskipun ini salah satu kisah Gena Showalter yang paling kalem dan paling manis, tapi kisahnya tetap enak dan menarik untuk dibaca.
Senin, 29 Juni 2020
Sidney Sheldon's Angel of the Dark by Tilly Bagshawe - Tentang Obsesi yang Tak Sehat
Pertama-tama, mari kita luruskan dulu. Meskipun ada tulisan Sidney Sheldon yang besar banget di cover bukunya, novel ini sama sekali bukan karangan Sidney Sheldon. Novel ini adalah karya Tilly Bagshawe. Sejatinya, Tilly Bagshawe menulis novel ini berdasarkan catatan-catatan karya dari Sidney Sheldon yang tidak pernah dipublikasikan. Harusnya novel ini juga ditulis dengan gaya Sidney Sheldon yang tidak ada bandingannya. Sayangnya... kami mau minta maaf dulu, karena sampai sekarang belum baca dan belum mereview satupun novelnya Sidney Sheldon. jadi belum bisa memberikan perbandingannya. Kapan-kapan kalau sudah baca mungkin kami bakal edit review di sini atau akan dibahas di review-review berikutnya.
Sebelum reviewnya berkembang kemana-mana, mari kita liat dulu plot ceritanya.
Jadi...telah terjadi pembunuhan. Seorang pria tua kaya raya yang punya istri baru yang terlalu muda dibunuh dengan brutal. Istrinya yang cantik diperkosa dan disiksa, kemudian diikat ke tubuh suaminya yang terbunuh. Detektif yang menangani kasus ini adalah Detektif Danny McGuire. Detektif yang tanpa sadar tersihir oleh kecantikan dan kelembutan sang janda, yang saat itu bernama Angela Jakes.
Sebagai istri muda dari seorang pria berumur yang kaya raya, Angela pastinya mendapatkan banyak tuduhan bahwa ia sekedar pengincar harta. Tapi semua tuduhan mata duitan itu terbantahkan ketika Angela, yang menjadi pewaris tunggal, justru menyumbangkan semua warisannya ke lembaga anak-anak. Di sisi lain, penyelidikan pembunuhan menjadi mandek ketika Angela tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.
Sialnya, meskipun Angela menghilang, Danny sudah keburu terobsesi denganAngela yang cantik bagai malaikat kasus pembunuhan ini. Danny terus mengejar bayangan Angela hingga dia akhirnya keluar dari LAPD dan sempat terluntang-lantung. Akhirnya sebuah kesempatan baru datang, Danny bergabung dengan Interpol, bertemu Céline, menikah, dan akhirnya berusaha melupakan masa lalu tentang Angela Jakes dan kasus pembunuhan yang tak terpecahkan. Mencoba memulai hidupnya dengan lembaran baru.
Tapi kehidupan Danny kembali terguncang ketika Matt Daley suatu hari datang ke kantornya. Menjatuhkan bom fakta kasus-kasus pembunuhan serupa di beberapa bagian dunia, dan menyatakan dirinya sebagai anak Andrew Jakes, yang berarti anak tiri dari Angela Jakes. Obsesi Danny di masa lampau.
Meskipun awalnya enggan, toh akhirnya Danny dan Matt bekerja sama bahu membahu untuk mengungkap kasus ini. Obsesi Dannyterhadap Angela Jakes untuk mengungkap kebenaran kasus pembunuhan, dan obsesi Matt untuk menjadikan kasus ini sebagai bahan film dokumenternya. Mereka berdua sama-sama mempertaruhkan hidupnya. Danny mempertaruhkan pernikahan dan kemungkinan besar karirnya, sedangkan Matt juga mempertaruhkan kehidupan pernikahannya dan kewarasannya.
Ketika kasus pembunuhan terbaru yang serupa terjadi di Hong Kong, Danny dan Matt langsung mendapatkan jalan mulus untuk melakukan penyelidikan. Korban janda terbaru, Lisa Baring, ternyata di kemudian hari akan menjadi masalah untuk mereka berdua, terutama Matt. Matt mulai terobsesi, tergila-gila, mulai kehilangan kehidupan dan kewarasan, semua atas nama cintanya pada seorang Lisa Baring. Masalahnya, Lisa tidaklah secantik, selembut, dan setidak berdosa itu. Sejatinya Lisa adalah sang Malaikat Kegelapan.
Sebelum reviewnya berkembang kemana-mana, mari kita liat dulu plot ceritanya.
Jadi...telah terjadi pembunuhan. Seorang pria tua kaya raya yang punya istri baru yang terlalu muda dibunuh dengan brutal. Istrinya yang cantik diperkosa dan disiksa, kemudian diikat ke tubuh suaminya yang terbunuh. Detektif yang menangani kasus ini adalah Detektif Danny McGuire. Detektif yang tanpa sadar tersihir oleh kecantikan dan kelembutan sang janda, yang saat itu bernama Angela Jakes.
Sebagai istri muda dari seorang pria berumur yang kaya raya, Angela pastinya mendapatkan banyak tuduhan bahwa ia sekedar pengincar harta. Tapi semua tuduhan mata duitan itu terbantahkan ketika Angela, yang menjadi pewaris tunggal, justru menyumbangkan semua warisannya ke lembaga anak-anak. Di sisi lain, penyelidikan pembunuhan menjadi mandek ketika Angela tiba-tiba saja menghilang tanpa jejak.
Sialnya, meskipun Angela menghilang, Danny sudah keburu terobsesi dengan
Tapi kehidupan Danny kembali terguncang ketika Matt Daley suatu hari datang ke kantornya. Menjatuhkan bom fakta kasus-kasus pembunuhan serupa di beberapa bagian dunia, dan menyatakan dirinya sebagai anak Andrew Jakes, yang berarti anak tiri dari Angela Jakes. Obsesi Danny di masa lampau.
Meskipun awalnya enggan, toh akhirnya Danny dan Matt bekerja sama bahu membahu untuk mengungkap kasus ini. Obsesi Danny
Ketika kasus pembunuhan terbaru yang serupa terjadi di Hong Kong, Danny dan Matt langsung mendapatkan jalan mulus untuk melakukan penyelidikan. Korban janda terbaru, Lisa Baring, ternyata di kemudian hari akan menjadi masalah untuk mereka berdua, terutama Matt. Matt mulai terobsesi, tergila-gila, mulai kehilangan kehidupan dan kewarasan, semua atas nama cintanya pada seorang Lisa Baring. Masalahnya, Lisa tidaklah secantik, selembut, dan setidak berdosa itu. Sejatinya Lisa adalah sang Malaikat Kegelapan.
Oke...sebelum ada salah paham...kenapa kami ngasih spoiler kalau Lisa Baring kemungkinan adalah penjahatnya? Karena sejatinya novel ini memang tidak pernah menutup-nutupi siapa penjahatnya. Yah, kita mungkin akan sedikit menebak-nebak, tapi ya kemungkinan tebakannya bener kok.
Jujur ya, kami ngga terlalu cocok sama novel thriller ini untuk beberapa alasan. Pertama, ini alasan yang paling utama, kami ngga terlalu suka atau simpatik dengan tokoh protagonisnya, Matt Daley. Itu khususnya, untuk umumnya, kami ngga terlalu cocok dengan kebanyakan karakter pria di buku ini. Hampir semua pria di buku ini tergila-gila dengan "Lisa Baring". Jatuh cinta dengan kecantikan yang digambarkan bak malaikat, sempurna dan lembut. Jatuh cintanya itu masuk ke taraf ngga masuk akal karena hampir semua yang terlibat digambarkan terobsesi gila-gilaan sampai merusak kehidupan mereka sendiri. Ini terjadi terutama pada Matt Daley, yang harusnya jadi protagonis di novel ini. Satu-satunya pria yang menurut kami sama sekali tidak terpengaruh kecantikan Lisa adalah Inspektur Liu dari kepolisian Hong Kong. Sayangnya, kami rasa ini pun karena prasangka yang sudah tertanam di kepala inspektur Liu.
Sebenarnya dari sisi plot, novel ini punya banyak potensi. Ceritanya cukup seru. Tapi obsesi para tokoh pria di novel ini tak tertahankan. Matt Daley itu parah banget obsesinya, sampai pada titik penyangkalan yang sangat parah. Bener-bener bucin parah sampai ke tingkat dimana kotoran pun berasa cokelat. Sebetulnya bisa jadi novel ini sebenarnya menceritakan tentang obsesi-obsesi yang tidak sehat ini ya. Tapi saking tidak sehatnya novel ini jadi tidak cocok untuk beberapa pembaca. Apalagi pembaca wanita ya kayaknya, pasti tidak tahan dengan kebodohan ini. Wakakakak.
Kami juga merasa endingnya agak terlalu dipaksakan. Dipaksakan terlalu panjang. Kalau mau ending yang memuaskan, seharusnya mungkin cukup sampai di penangkapan para pembunuh aja. Atau saat mereka sudah dihukum deh. Dengan hukuman yang adil tentunya. Tapi karena ini endingnya dibuat semakin panjang dan semakin menunjukkan obsesi Matt Daley yang tak sehat, endingnya pun agak menyebalkan yah. Wakakakak.
Tapi meskipun kami kurang cocok dengan novel ini, novel Sidney Sheldon's Angel of the Dark ini punya rating Goodreads 3.77/5.00 ★. Rating yang cukup bagus lho. Ada yang cocok dengan ceritanya, tapi ada yang kurang cocok juga dengan ceritanya.
Kalau teman-teman gimana? Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.
Kamis, 25 Juni 2020
Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers - The Mummy Bersama Theo yang Cerdas
Novel ini adalah buku kedua dari seri Theodosia Throckmorton karangannya R.L. LaFevers. Sayang banget kami belum berhasil mendapatkan buku pertamanya. Tapi tenang aja, buku kedua ini bisa banget dinikmati kok, karena petualangannya beda dengan buku pertamanya. Walaupun musuhnya sama, tapi tidak masalah kok, kita tidak akan bingung sama ceritanya.
Mari coba kita lihat sinopsisnya sedikit...
Suatu hari, Theodosia, gadis 11 tahun yang super cerdas ikut dengan ayah dan ibunya ke sebuah acara sosial. Ala-ala acara sosialnya para bangsawan. Oh iya, buku ini mengambil latar belakang abad pertengahan yah. Acara yang dihadiri Theodosia ini ternyata adalah acara pembukaan bungkus mumi yang ditemukan oleh Lord Chudleigh. Theodosia, tidak suka acara ini, karena membuka bungkus mumi bisa mengundang kutukan. Tapi siapa pula Theodosia? Dia hanya anak gadis 11 tahun. Para orang dewasa pasti mengabaikannya. Belum lagi Theodosia selalu diawasi oleh neneknya yang galak. Tapi saat akhirnya bungkus mumi dibuka, Theodosia yang ceplas-ceplos tidak mampu menahan celetukannya dan mengumumkan pada seluruh tamu bahwa itu adalah mumi palsu.
Celetukan Theo ini berakibat fatal. Lord Chudleigh merasa dipermalukan, karir ayahnya dan ibunya pun jadi sedikit kesulitan, dan para hadirin tentu saja jadi heboh. Nenek Theo juga marah besar dan menganggap Theodosia sebagai anak yang tak tahu sopan santun. Sang Nenek bertekad untuk mencarikan guru privat yang mumpuni untuk mengajar Theodosia. Sementara Theo tidak punya guru privat yang mengajarnya, dan Theo juga tidak mau ditinggal di rumah, ayahnya pun akhirnya memutuskan agar Theo bekerja di ruang bawah tanah museum untuk menginventaris barang-barang yang ada di sana, sementara orangtua Theo bekerja.
Theodosia sebenarnya tidak suka bekerja di ruang bawah tanah, katakomba museum ayahnya. Di sana banyak barang-barang yang penuh kutukan. Tapi pekerjaan ini masih jauh lebih baik daripada ditinggal di rumah. Jadi, dengan berbekal banyak jimat, Theo pun mulai bekerja mendaftar barang-barang yang ada di sana. Saat bekerja di katakomba inilah Theo tanpa sengaja mengaktifkan artefak Tongkat Osiris, dan juga menghidupkan Anubis, patung jakal Dewa Anubis menjadi hidup karena daya hidup Theo yang memenuhi katakomba.
Sebelum Theo menyadari apa yang sudah dia lakukan, kekacauan mulai terjadi. Mumi-mumi menghilang dari seluruh kota dan berkumpul di museum ayahnya. Dua kali hal ini terjadi sebelum Theo menyadari apa penyebabnya. Tongkat Osiris yang tak sengaja Theo aktifkan telah memanggil mumi-mumi itu! Kejadian ini menjadikan ayah Theo dicurigai sebagai dalang pencurian mumi, padahal dia tidak tahu apa-apa.
Theodosia jadi super sibuk. Theo harus membereskan kutukan dan arwah penasaran yang ikut datang bersama para mumi dari museum. Theo juga harus melakukan riset tentang Tongkat Osiris. Tapi saat Tongkat Osiris dicuri, dan Pasukan Ular Pengacau mulai beraksi kembali, tugas Theo jadi semakin berat dan genting. Tongkat Osiris tak hanya mampu menghidupkan yang mati, tapi ternyata juga sanggup mematikan yang hidup. Inisiatif Theo untuk melindungi mumi-mumi ayahnya agar tidak hilang, justru menjadikan ayahnya semakin dicurigai. Theo harus mencari cara agar bisa mendapatkan tongkat itu kembali, dan membebaskan ayahnya dari tahanan polisi. Semua itu harus dilakukan di tengah-tengah serbuan guru-guru privat galak pilihan nenek Theo, dan organisasi rahasia yang tiba-tiba saja menjadikan Theo pujaan karena menganggapnya sebagai titisan Isis.
Novel Theodosia dan Tongkat Osiris ini asik! Seru banget! Ceplas-ceplos dan sikap sassy-nya Theo menjadikan buku ini lucu dan menghibur. Alur ceritanya lumayan cepat dan aktif dengan petualangan-petualangan yang mendebarkan. Kami suka banget sama tokoh Theodosia ini karena selain cerdas, Theo juga anak yang praktis. Seperti saat Theo mampu mencari pengganti dari barang-barang jimat yang harus dia buat. Theo juga anak yang penuh tekad dan pemberani, tapi juga cukup logis. Ini kelihatan sewaktu Theo harus pergi dengan kereta kuda, tentu saja dia butuh uang untuk pergi. Atau sewaktu Theo harus membiarkan mumi Tetley lepas untuk menemukan lokasi Tongkat Osiris. Dibanding pergi sendiri malam-malam, Theo meminta Stilton, laki-laki dewasa, yang membuntuti mumi Tetley. Detail-detail seperti inilah yang menjadikan novel ini dan tokoh Theo menjadi lebih logis ceritanya.
Kami suka banget sama novel ini. Seru, menegangkan, dan sangat menghibur.
Ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.
Quote
Tapi kadang-kadang makin besar kita berkonsentrasi untuk tidak melakukan sesuatu, kita makin tertarik untuk melakukannya.
~ Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers
"Kenapa orang jadi jahat? Keserakahan, penderitaan, kegetiran. Gabungan ketiganya? Mungkin kita takkan pernah tahu.
~ Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers
Senin, 22 Juni 2020
3 Srikandi by Silvarani - Perjalanan 3 Srikandi Panahan Indonesia Meraih Medali Olimpiade Pertama
3 Srikandi ini bukan sekedar buku, tapi ada filmnya juga. Filmnya tayang di layar lebar Agustus 2016, dan buku yang kami baca itu juga cetakan Agustus 2016. Tapi sudah cetakan kedua sih. Cetakan pertamanya kayaknya bulan Juli 2016. Jadi antara film sama buku jaraknya tidak terpaut jauh. Yang kami suka kalau buku yang dari film itu, biasanya, ceritanya mirip sama filmnya. Jadi tidak terlalu banyak konflik perbedaan antara buku dengan film seperti yang banyak terjadi kalau buku dijadikan film.
3 Srikandi ini bercerita tentang kisah perjuangan 3 Srikandi Panahan Indonesia, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, dalam usahanya meraih medali Olimpiade pertama Indonesia. Tidak lupa kisah Robin Hood Indonesia, Donald Pandiangan, yang menjadi pelatih mereka. Semua tokoh-tokoh ini nyata, dan kisahnya berdasarkan kejadian nyata.
Ini kami mau disclaimer dulu yah. Cerita roman itu sebetulnya bukan our cup of tea sih. Kami jarang banget baca roman kecuali emang lagi pengen refreshing dari cerita thriller yang terlalu menegangkan atau cerita-cerita yang bikin lelah. Jadi yah, mungkin agak subjektif sedikit di review kali ini ya. Mohon dimaklumi.
3 Srikandi ini ceritanya menurut kami lebih ke roman. Konflik-konfliknya lebih ke konflik keluarga dan percintaan. Plot ceritanya juga cukup sederhana kok. Mungkin, jaman sekarang tidak banyak yang bisa relate sama konflik-konflik di cerita 3 Srikandi ini. Tapi pada masanya (tahun 1980an), memang permasalahan-permasalahan itulah yang banyak muncul. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mungkin jaman sekarang masih banyak kali ya yang harus menghadapi konflik yang serupa. Yang impiannya tidak didukung sama keluarga, yang dipaksa jadi PNS sama orangtua, atau yang dijodohkan sama orangtua.
Meskipun kami kurang cocok sama plotnya dan kadang sama watak atau sikap karakternya, tapi kami suka sama gaya penulisan di buku ini. Sederhana dan mengalir, jadi enak bacanya. Menurut kami, ini bacaan ringan yang lumayan oke sih. Apalagi buat yang suka sama cerita roman Indonesia. Oh iya, dari segi fisik buku, ini bukunya kualitasnya bagus lho. Covernya, soft cover gloss yang tebal. Ada halaman berwarna yang berisi foto-foto dari cuplikan film 3 Srikandi. Keren, jadi bagus banget, kami suka.
Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan komentar di bawah yah ^_^
Saat ini buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah:
https://www.tokopedia.com/olakalik/3-srikandi-by-silvarani
3 Srikandi ini bercerita tentang kisah perjuangan 3 Srikandi Panahan Indonesia, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani, dalam usahanya meraih medali Olimpiade pertama Indonesia. Tidak lupa kisah Robin Hood Indonesia, Donald Pandiangan, yang menjadi pelatih mereka. Semua tokoh-tokoh ini nyata, dan kisahnya berdasarkan kejadian nyata.
Ini kami mau disclaimer dulu yah. Cerita roman itu sebetulnya bukan our cup of tea sih. Kami jarang banget baca roman kecuali emang lagi pengen refreshing dari cerita thriller yang terlalu menegangkan atau cerita-cerita yang bikin lelah. Jadi yah, mungkin agak subjektif sedikit di review kali ini ya. Mohon dimaklumi.
3 Srikandi ini ceritanya menurut kami lebih ke roman. Konflik-konfliknya lebih ke konflik keluarga dan percintaan. Plot ceritanya juga cukup sederhana kok. Mungkin, jaman sekarang tidak banyak yang bisa relate sama konflik-konflik di cerita 3 Srikandi ini. Tapi pada masanya (tahun 1980an), memang permasalahan-permasalahan itulah yang banyak muncul. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, mungkin jaman sekarang masih banyak kali ya yang harus menghadapi konflik yang serupa. Yang impiannya tidak didukung sama keluarga, yang dipaksa jadi PNS sama orangtua, atau yang dijodohkan sama orangtua.
Meskipun kami kurang cocok sama plotnya dan kadang sama watak atau sikap karakternya, tapi kami suka sama gaya penulisan di buku ini. Sederhana dan mengalir, jadi enak bacanya. Menurut kami, ini bacaan ringan yang lumayan oke sih. Apalagi buat yang suka sama cerita roman Indonesia. Oh iya, dari segi fisik buku, ini bukunya kualitasnya bagus lho. Covernya, soft cover gloss yang tebal. Ada halaman berwarna yang berisi foto-foto dari cuplikan film 3 Srikandi. Keren, jadi bagus banget, kami suka.
Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan komentar di bawah yah ^_^
Saat ini buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah:
https://www.tokopedia.com/olakalik/3-srikandi-by-silvarani
Kamis, 18 Juni 2020
Sharp Objects (Segala yang Tajam) by Gillian Flynn - Bukan Untuk yang Berhati Lemah
Sharp Objects by Gillian Flynn ini adalah salah satu novel yang....gila...twisted banget. Novel ini punya rate 3.97/5.00 ★ di Goodreads, dan punya miniseri dengan IMDB luar biasa, 8.2/10 ★. Kabarnya, miniseri-nya ini lebih bagus daripada bukunya. Sesuatu yang langka kan yaa. Kalau ada kesempatan dan waktu kami akan coba menontonnya dan nanti dibahas di postingan lain.
Review kali ini akan agak berbeda. Buku ini menarik banget buat ditelaah cukup dalam. Jadi bakal banyak spoiler nantinya. Kami juga ingin membahas tokoh-tokohnya, karena setiap tokoh yang punya peran besar menarik untuk dibahas. Jadi yang keberatan sama spoiler, hmmm...mungkin baca bukunya dulu aja kali ya baru baca postingan ini lagi. He3.
Oh iya, ada peringatan juga soal buku ini. Ini novel dewasa yaaa, dan bukan yang ringan. Karena ini thriller, sudah pasti ada pembunuhan. Tapi juga ada tentang kekerasan, melukai diri, hubungan badan, penyalahgunaan obat-obatan, perundungan, minuman keras, kelainan mental, dan psikopat. Oh iya, ada pula penggambaran gamblang dari peternakan yang ngga ada kesejahteraan hewani banget. Ini juga warning nih. Weleh....ini bukan novel thriller yang ringan sama sekali.
Mari kita lihat jalan ceritanya secara garis besar.
------
Kalau biasanya novel thriller dilihat dari sudut pandang detektif, novel ini menyajikan sudut pandang yang berbeda. Camille Preaker adalah seorang wartawan kriminal. Bisa dibilang wartawan kelas dua, biasa-biasa saja, dari suatu media cetak yang sudah menurun pamornya di Chicago. Kita akan mengikuti semua cerita ini dari sudut pandang Camille.
Kantor Camille butuh cerita yang menggebrak. Cerita yang belum terjamah oleh media saingannya yang besar-besar. Ketika Wind Gap punya kasus pembunuhan seorang gadis kecil, lalu ada lagi gadis yang menghilang, Camille ditugaskan untuk meliput kesana, terlepas dari keengganan Camille.
Wind Gap adalah kota kelahiran Camille yang sangat ingin dia hindari. Masa kecilnya sangat suram. Camille sebetulnya ingin menghindari ibunya, tapi keterbatasan dana dari kantor memaksa Camille untuk tinggal di rumah keluarganya selama ia bekerja di sana. Rumah keluarga yang besar dan bergaya Victoria. Selama di Wind Gap Camille harus menghadapi Adora, ibunya, yang punya perasaan yang sama dengan Camille, tidak menginginkan Camille ada di sana. Ada juga adik tiri Camille, Amma yang sering sakit. Ada Alan, ayah tirinya. Tapi ada juga bayang-bayang Marian, adik Camille yang sudah tiada.
Wind Gap itu kota kecil, dengan penduduk yang saling mengenal satu sama lain. Atau setidaknya tahu. Penduduknya jarang yang pergi dari kota itu, dan pendatang baru juga sedikit. Kedatangan Camille membangkitkan banyak kenangan lama, karena banyak teman lamanya yang masih disana. Tapi kedatangan Camille yang mengorek-ngorek informasi di sana juga tidak seluruhnya disambut. Wind Gap adalah tempat yang terkenal dengan peternakan dan produksi daging babinya. Adora merupakan salah satu pemilik peternakan ini, dan salah satu peternakan yang sukses dan besar. Sumber kekayaan Adora dan keluarganya.
Ketika gadis kedua yang menghilang akhirnya ditemukan, tewas, dan sama-sama kehilangan giginya, Wind Gap kembali berduka. Semua orang takut kehilangan anak gadisnya. Mereka mulai menjaga anak gadi mereka rapat-rapat. Termasuk Adora, yang menjaga Amma rapat-rapat. Tapi sepertinya usahanya tidak berhasil. Amma memang manis dan penurut di rumah, manja, walau sesekali bisa sangat menuntut. Tapi diluar penglihatan Adora, Amma sangat liar. Bersama ketiga temannya, Amma bisa melakukan apa saja. Amma terkenal sebagai pemimpin dalam geng kecil mereka. Sikapnya bisa sangat kejam kepada yang lain. Minum-minum, narkoba, bahkan bermain-main bersama anak-anak laki-laki seperti kegiatan yang biasa mereka lakukan. Tapi ingat, Amma ini masih 13 tahun.
Karena kasus pembunuhan ini, Richard Willis, detektif dari Kansas City ditugaskan untuk membantu penyelidikan. Richard yang orang luar, butuh pandangan penduduk setempat. Camille, butuh informasi yang bisa dia kutip dari kepolisian. Kalau mereka saling tertarik, mungkin adalah sesuatu yang wajar saja. Richard cukup tampan, Camille cantik...tapi dengan masalahnya sendiri.
Kenapa novel ini diberi judul Sharp Objects? Segala yang tajam. Semua karena Camille. Camille punya masalah mental. Camille punya kecenderungan untuk melukai diri sendiri, mengukir kata-kata di kulitnya dengan benda tajam. Meninggalkan bekas luka hampir di seluruh tubuhnya. Ini terjadi di masa lalu, Camille sudah terapi, tapi kadang denyut di kulitnya masih menggodanya untuk melakukan hal yang sama. Bekas luka ini menghalangi Camille dari segala bentuk kencan dalam hidupnya selama beberapa tahun, setidaknya hingga kehadiran Richard di Wind Gap.
Tapi siapa sebetulnya pelakunya? Saksi mata anak-anak mengatakan dia melihat salah satu gadis itu diculik oleh seorang wanita. Tapi tidak ada yang percaya. Tidak ada wanita yang sanggup melakukan apa yang terjadi. John Keene harus menderita karena tuduhan pembunuhan yang banyak digosipkan oleh penduduk Wind Gap. Padahal adik perempuan John adalah salah satu korbannya. Kesalahan John hanya satu. Keluarga Keene adalah pendatang baru di Wind Gap.
Di antara usaha Camille mencari informasi untuk artikel beritanya dan siksaan batin yang harus dialami karena tinggal kembali bersama Adora, Camille malah menyingkap kebenaran lama soal masa lalunya. Apa yang sudah dilakukan Adora pada Marian, kenapa Marian selalu sakit, dan kenapa meninggal, Apa yang sekarang dilakukan Adora kepada Amma. Tapi ternyata Amma pun tidak sepolos itu, Amma punya perannya sendiri, Amma punya strateginya sendiri, Amma punya...kekejamannya sendiri.
--------
Novel ini gilanya....twisted banget. Tidak ada tokoh yang benar-benar bersih. Well, ada sih satu atau dua. Camille punya masalah melukai diri sendiri dan minum-minum. Wind Gap bukan kota kecil yang manis, tapi kota yang diam-diam dipenuhi masalah. Semua bisa minum-minum, obat-obatan bisa bebas dimiliki ibu-ibu, nenek-nenek, bahkan Amma pun bisa berpesta dengan itu, Adora menyimpan banyak obat-obatan keras aneka jenis. Bahkan gadis-gadis yang jadi korban pembunuhan juga punya kekejaman mereka sendiri. Kejam lho, bukan sekedar nakal.
Ini buat teman-teman yang belum baca atau nonton serinya yah, jadi belum tahu siapa pelakunya. Novel ini sebenarnya tidak menutup-nutupi siapa yang bersalah atau punya tindakan yang patut dipertanyakan. Tapi itu bisa jadi adalah tipuan. Tebakan kami atas siapa pelakunya cuman setengah benar, karena ternyata pelakunya justru korban pelaku. Nahhhh...lhoooo....
Ritme novel ini sebetulnya lambat, santai. Mood yang dibawakan gloomy banget. Cukup gelap nuansanya. Ini kami agak susah mencari istilah bahasa Indonesianya. Tapi paham lah ya, semoga. Tapi novel ini juga bikin penasaran. Kami tidak bisa stop membaca kecuali memang karena sudah lelah atau ada keperluan lain. Apa aja informasi yang bisa didapatkan Camille? Amma ngapain aja? Adora kenapa sih? Gimana selanjutnya hubungan Camille dengan Richard? Dan ketika akhirnya terjadi plot twist, dunia serasa jungkir balik, dan cuman bisa komen...gila yah....
Sekarang mau membahas beberapa tokoh-tokohnya sedikit lebih dalam. Karena mereka memang bagus buat dianalisis.
Camille Preaker
Sepanjang kita membaca buku, yang kayaknya sih belom banyak-banyak banget ya, baru kali ini menemukan tokoh utama yang sebermasalah Camille. Semua tokoh utama pasti punya masalah, tapi entah kenapa masalah Camille ini terasa mendesak dan berat. Camille adalah anak diluar nikah Adora. Camille tidak tahu siapa ayahnya, dan Adora juga tidak mau mengatakan apa-apa. Hubungan Camille dan Adora sangat tegang. Camille merasa Adora tidak pernah menyayanginya. Adora lebih memilih adik-adik tirinya. Adora sendiri menganggap Camille anak yang tidak patuh. Camille punya sejarah menyakiti diri sendiri, mengukir tubuhnya dengan benda tajam, menuliskan kata-kata. Camille sudah terapi dan sudah berhenti melakukannya. Tapi sepanjang novel kita tahu bahwa kecenderungan Camille untuk melakukannya kembali tetap ada. Apalagi sekarang dia kembali di bawah tekanan Adora. Camille berusaha mengalihkan kecenderungan ini dengan menuliskan kata-kata hanya dengan pulpen, dan lari ke minuman keras. Kami belum menangkap sih kenapa Camille bisa seperti ini. Tapi kalau boleh menebak-nebak, sepertinya sikap Adora yang secara tidak sadar mendorong Camille melukai dirinya sendiri. Mungkin alam bawah sadar Camille menganggap, Adora akan memperhatikannya kalau Camille sakit. Camille sebenarnya orangnya cukup tenang, meskipun sedang stress, dia seperti menghadapi semuanya dengan cukup tenang. Punya strateginya sendiri dan cukup santai.
Karena bekas luka di tubuhnya, Camille tidak punya kehidupan romantis sampai dia akhirnya bertemu Richard di Wind Gap. Tapi ini akan menjadi cerita tersendiri nanti. Hubungan Adora dan Camille sangat tegang. Hubungan ibu dan anak yang sangat disfungsional. Adora punya penyakit mentalnya sendiri, yang akan kami bahas di profil Adora. Camille sebetulnya termasuk beruntung karena Adora tidak terlalu "sayang" padanya.
Menurut kami, Camille adalah tokoh utama yang punya profil kuat. Kepribadian Camille pada dasarnya baik, tapi Camille juga punya masalahnya sendiri yang keras. Kebiasaan minum-minum dan kecenderungan untuk mudah berbuat negatif (pesta bersama Amma, dan hubungan kilatnya dengan John Keene) membuat pembaca juga tidak bisa mengidolakan Camille sebagai heroine di novel ini. Istilahnya, kita kasihan, tapi yang dikasihani juga dosanya banyak. Jadi gimana dong? Wakakak. Tapi kami punya simpati tersendiri terhadap Camille. Masa kecilnya terlalu traumatis. Camille memang menyakiti diri sendiri. Tapi setidaknya, sampai akhir novel dia tidak pernah menyakiti orang lain. Camille juga rela berkorban, menerima siksaan "kasih sayang" Adora agar ada bukti ketika polisi menahan Adora.
Adora
"Menurutku ada wanita yang tidak berbakat menjadi ibu. Dan ada wanita yang tidak berbakat menjadi anak perempuan." ini jawaban Camille sewaktu Richard menanyakan apakah Camille dekat dengan ibunya atau tidak. Kalimat ini terdengar kontroversial. Tapi kalau kita mau melihat dunia secara lebih luas dan objektif, kalimat ini sebetulnya cukup jujur. Apalagi di dalam novel ini.
Keengganan Adora terhadap Camille terasa mencekik. Apa hanya karena Camille bukan anak penurut? Makannya Adora segitu tidak sukanya dengan Camille. Atau karena status Camille yang merupakan anak di luar nikah? Di depan Camille, Adora terang-terangan lebih mengurus adik-adik tirinya. Ketika Marian meninggal, Adora berduka dan mengunci dirinya di kamar, melupakan kalau dia masih punya anak perempuan satu lagi.
Salah satu kekejaman Adora terhadap Camille yang paling kami ingat adalah ketika Adora membawa Camille dan Amma untuk berbelanja baju. Adora memaksa Camille mencoba gaun-gaun terbuka, padahal Adora tahu dengan pasti semua bekas luka di sekujur tubuh Camille. Camille selalu memakai pakaian tertutup. Ketika Camille tidak mau keluar dari kamar ganti, Adora memaksa Camille untuk keluar. Memaksa Camille menunjukkan semua bekas luka yang terlihat kepada dunia. Oke, agak lebay, setidaknya memperlihatkan luka-luka itu di muka umum. Di toko yang mereka datangi. Mempermalukan Camille. Amma pun terkejut melihatnya. Buat kami ini salah satu mental abuse yang terparah yang bisa dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Dengan sengaja mempermalukan anaknya di tempat umum. Ngga banget.
Seiring dengan berjalannya novel, akhirnya terungkap bahwa Adora memiliki kelainan mental Munchausen by Proxy (MBP). MBP itu merupakan kelainan mental dimana sang pengurus (biasanya dan seringnya sang ibu), dengan sengaja membuat sang anak atau orang yang diurusnya sakit untuk mendapatkan perhatian. Inilah yang membunuh Marian, apa yang terjadi pada Amma, dan apa yang kemudian terjadi pada Camille. Kami pertama kali mendengar soal MBP ini waktu lagi heboh-hebohnya TV seri The Act. The Act ini berdasarkan kisah nyata, jadi yah, MBP itu nyata adanya.
Tapi Adora juga punya traumanya sendiri. Hubungan Adora dengan Joya, ibunya, sama saja dengan hubungan antara Adora dengan Camille. Ketiadaan kasih sayang, dan kekejaman Joya yang kemudian menjadi bahan gosip ibu-ibu lain di Wind Gap. Trauma dan kekejaman keluarga ini sepertinya turun temurun. Camille mungkin bisa dibilang yang paling normal.
Richard Willis
Menurut kami, tokoh Richard ini bisa memenangkan piala sebagai Pria Terbrengsek di novel ini. Wakakak. Jangan tertipu dengan rayuan manisnya yang menggebu-gebu. Tarik ulur informasi antara Camille dan Richard, bisa membuat pembaca gemas dan berharap ini lah bumbu romansa yang akan mencerahkan novel ini. Kami hanya bisa bilang....jangan banyak berharap deh...
Jangan salah, Richard memang memanfaatkan Camille untuk informasi. Tapi disisi lain, Camille juga melakukan hal yang sama. Romansa hanya sekedar bonus. Camille tampaknya menyadari ini, mungkin itu kenapa sebabnya Camille tidak pernah benar-benar mengekspos dirinya di hadapan Richard. Ketika Richard tidak menghubungi Camille lagi setelah kasus yang ditanganinya selesai, dan setelah melihat semua bekas luka yang dimilikinya. Camille pun sepertinya tidak terlalu terkejut.
John Keene
Pemuda 18 tahun yang baru saja pindah ke Wind Gap ini menjadi korban gosip kejam dan tuduhan pembunuhan. Kami tidak habis pikir sih sebetulnya, kok bisa-bisanya ngegosipin kalau kakak korban membunuh adiknya sendiri. Buat ukuran gosip dan tuduhan, itu tuh kejam banget fitnahnya. Luar biasa. Tapi penduduk Wind Gap memang sepertinya lebih merasa nyaman jika orang luar atau pendatang yang melakukan kejahatan, dibandingkan jika mereka harus mengakui bahwa ada monster di antara mereka.
John juga merupakan salah satu love affair Camille. Bukan sesuatu yang serius. Hanya dua orang yang putus asa, bertemu, mabuk-mabukan, dan berakhir dengan kencan semalam. Tapi harap diingat, Camille adalah wanita dewasa di awal umur 30an, sedangkan John pemuda yang masih 18 tahun. Sudah usia legal sih. Tapi tetep aja kan...
Twistednya novel ini adalah, John tidak takut dengan bekas luka di sekujur tubuh Camille. John penasaran, sedangkan Camille lelah bersembunyi, lelah menyembunyikan bekas lukanya. Jadi, Camille membiarkan John "membaca" tubuhnya yang kemudian berakhir dengan kencan semalam. Yang sedihnya, menurut kami lebih berkesan daripada kencan Camille dan Richard yang tampak dangkal dan transaksional. Keterbukaan Camille dan penerimaan John terhadap seluruh luka-luka Camille menjadikan romansa dadakan ini justru terasa lebih manis dan rapuh. Yang lebih sedih adalah, setelah kasus terungkap, John masih mengirimkan surat kepada Camille. Sedangkan Richard langsung menghilang dari hidup Camille. Ironis...
Frank Curry
Frank Curry adalah bos Camille. Bos yang cukup peduli kepada Camille. Bos yang perhatian dan menjenguk Camille ketika Camille masuk ke lembaga terapi untuk menghilangkan kecanduan melukai diri sendiri. Curry bukan tokoh yang sentral di dalam novel ini, tapi Curry adalah tokoh yang sebetulnya dibutuhkan oleh Camille. Curry dan istrinya menganggap Camille sebagai anaknya sendiri. Mereka menyelamatkan Camille dari kerusakan yang lebih besar, dan membawa Camille ke rumah mereka. Keluarga Curry adalah keluarga yang pantas didapatkan oleh Camille.
Amma
Amma adalah anak gadis berumur 13 tahun yang cerdas. Sangat cerdas. Amma bahkan sebenarnya bisa masuk dikelas yang lebih tinggi. Tapi Adora mencegahnya, berpikir bahwa Amma butuh berada di sekitar anak-anak yang seusia dirinya. Tapi apa yang Adora tidak sadari adalah, Amma lebih cerdas dari dirinya. Amma tahu apa yang Adora lakukan pada dirinya. Amma bahkan mampu memanipulasi Adora untuk kepentingannya sendiri.
Salah satu kata-kata Amma kepada Camille yang menarik adalah seperti yang kami kutip di bawah ini:
"Kadang-kadang saat kau membiarkan orang-orang melakukan sesuatu padamu, sebenarnya kau melakukannya pada mereka,"
Lalu Amma memperjelas kata-katanya.
"Paham maksudku? Kalau seseorang ingin melakukan hal sinting padamu, dan kau membiarkan mereka, kau membuat mereka lebih sinting. Kemudian kau memegang kendali. Selama kau tidak jadi gila."
Amma adalah contoh ketika kecerdasan bertemu dengan kegilaan dan kekejaman. Di rumah, Amma adalah anak Adora yang manis dan manja, tapi di luar rumah Amma adalah pemimpin geng pirang yang senang melakukan perundungan kepada anak-anak lain, dan sangat liar. Narkoba, minuman keras, pesta seks, adalah asupan rutin Amma. Apakah Adora tidak tahu? Atau hanya menutup mata? Yang jelas seisi Wind Gap tahu siapa Amma.
Ini adalah salah satu quote di buku ini yang menggambarkan Amma dan mampu membuat para pembaca merinding:
Kau bisa membuat empat ribu dugaan lain, tentu saja, tentang kenapa Amma melakukannya. Akhirnya, faktanya tetap: Amma suka melukai. Aku menyukainya, dia menjeritkan itu kepadaku. Aku menyalahkan ibuku. Anak yang mendapatkan asupan racun menganggap kekerasan sebagai kenyamanan.
----
Buku ini luar biasa. Luar biasa twisted-nya. Jalinan kegilaan yang rumit. Wind Gap, satu kota yang penuh dosa. Bahkan nenek-nenek pun mengkonsumsi obat terlarang yang disamarkan sebagai "obat". Pendatang pun terbawa-bawa dosanya. Ikut melakukan dosa versi mereka sendiri.
Buku ini gloomy banget sih sebetulnya. Kasus memang terungkap dan terselesaikan. Tapi, apa yang bisa dirayakan kalau ternyata terungkapnya kasus sama dengan hancurnya sebuah keluarga? Endingnya pun masih bisa membuat pembaca mengelus dada dan banyak berdoa. Apakah Camille bisa benar-benar sembuh dari trauma mentalnya? Apakah Camille pada akhirnya punya penyakit mental yang sama seperti Adora? Entahlah. Pada akhirnya, pembaca hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja untuk Camille.
Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan komentar di bawah.
Review kali ini akan agak berbeda. Buku ini menarik banget buat ditelaah cukup dalam. Jadi bakal banyak spoiler nantinya. Kami juga ingin membahas tokoh-tokohnya, karena setiap tokoh yang punya peran besar menarik untuk dibahas. Jadi yang keberatan sama spoiler, hmmm...mungkin baca bukunya dulu aja kali ya baru baca postingan ini lagi. He3.
Oh iya, ada peringatan juga soal buku ini. Ini novel dewasa yaaa, dan bukan yang ringan. Karena ini thriller, sudah pasti ada pembunuhan. Tapi juga ada tentang kekerasan, melukai diri, hubungan badan, penyalahgunaan obat-obatan, perundungan, minuman keras, kelainan mental, dan psikopat. Oh iya, ada pula penggambaran gamblang dari peternakan yang ngga ada kesejahteraan hewani banget. Ini juga warning nih. Weleh....ini bukan novel thriller yang ringan sama sekali.
Mari kita lihat jalan ceritanya secara garis besar.
------
Kalau biasanya novel thriller dilihat dari sudut pandang detektif, novel ini menyajikan sudut pandang yang berbeda. Camille Preaker adalah seorang wartawan kriminal. Bisa dibilang wartawan kelas dua, biasa-biasa saja, dari suatu media cetak yang sudah menurun pamornya di Chicago. Kita akan mengikuti semua cerita ini dari sudut pandang Camille.
Kantor Camille butuh cerita yang menggebrak. Cerita yang belum terjamah oleh media saingannya yang besar-besar. Ketika Wind Gap punya kasus pembunuhan seorang gadis kecil, lalu ada lagi gadis yang menghilang, Camille ditugaskan untuk meliput kesana, terlepas dari keengganan Camille.
Wind Gap adalah kota kelahiran Camille yang sangat ingin dia hindari. Masa kecilnya sangat suram. Camille sebetulnya ingin menghindari ibunya, tapi keterbatasan dana dari kantor memaksa Camille untuk tinggal di rumah keluarganya selama ia bekerja di sana. Rumah keluarga yang besar dan bergaya Victoria. Selama di Wind Gap Camille harus menghadapi Adora, ibunya, yang punya perasaan yang sama dengan Camille, tidak menginginkan Camille ada di sana. Ada juga adik tiri Camille, Amma yang sering sakit. Ada Alan, ayah tirinya. Tapi ada juga bayang-bayang Marian, adik Camille yang sudah tiada.
Wind Gap itu kota kecil, dengan penduduk yang saling mengenal satu sama lain. Atau setidaknya tahu. Penduduknya jarang yang pergi dari kota itu, dan pendatang baru juga sedikit. Kedatangan Camille membangkitkan banyak kenangan lama, karena banyak teman lamanya yang masih disana. Tapi kedatangan Camille yang mengorek-ngorek informasi di sana juga tidak seluruhnya disambut. Wind Gap adalah tempat yang terkenal dengan peternakan dan produksi daging babinya. Adora merupakan salah satu pemilik peternakan ini, dan salah satu peternakan yang sukses dan besar. Sumber kekayaan Adora dan keluarganya.
Ketika gadis kedua yang menghilang akhirnya ditemukan, tewas, dan sama-sama kehilangan giginya, Wind Gap kembali berduka. Semua orang takut kehilangan anak gadisnya. Mereka mulai menjaga anak gadi mereka rapat-rapat. Termasuk Adora, yang menjaga Amma rapat-rapat. Tapi sepertinya usahanya tidak berhasil. Amma memang manis dan penurut di rumah, manja, walau sesekali bisa sangat menuntut. Tapi diluar penglihatan Adora, Amma sangat liar. Bersama ketiga temannya, Amma bisa melakukan apa saja. Amma terkenal sebagai pemimpin dalam geng kecil mereka. Sikapnya bisa sangat kejam kepada yang lain. Minum-minum, narkoba, bahkan bermain-main bersama anak-anak laki-laki seperti kegiatan yang biasa mereka lakukan. Tapi ingat, Amma ini masih 13 tahun.
Karena kasus pembunuhan ini, Richard Willis, detektif dari Kansas City ditugaskan untuk membantu penyelidikan. Richard yang orang luar, butuh pandangan penduduk setempat. Camille, butuh informasi yang bisa dia kutip dari kepolisian. Kalau mereka saling tertarik, mungkin adalah sesuatu yang wajar saja. Richard cukup tampan, Camille cantik...tapi dengan masalahnya sendiri.
Kenapa novel ini diberi judul Sharp Objects? Segala yang tajam. Semua karena Camille. Camille punya masalah mental. Camille punya kecenderungan untuk melukai diri sendiri, mengukir kata-kata di kulitnya dengan benda tajam. Meninggalkan bekas luka hampir di seluruh tubuhnya. Ini terjadi di masa lalu, Camille sudah terapi, tapi kadang denyut di kulitnya masih menggodanya untuk melakukan hal yang sama. Bekas luka ini menghalangi Camille dari segala bentuk kencan dalam hidupnya selama beberapa tahun, setidaknya hingga kehadiran Richard di Wind Gap.
Tapi siapa sebetulnya pelakunya? Saksi mata anak-anak mengatakan dia melihat salah satu gadis itu diculik oleh seorang wanita. Tapi tidak ada yang percaya. Tidak ada wanita yang sanggup melakukan apa yang terjadi. John Keene harus menderita karena tuduhan pembunuhan yang banyak digosipkan oleh penduduk Wind Gap. Padahal adik perempuan John adalah salah satu korbannya. Kesalahan John hanya satu. Keluarga Keene adalah pendatang baru di Wind Gap.
Di antara usaha Camille mencari informasi untuk artikel beritanya dan siksaan batin yang harus dialami karena tinggal kembali bersama Adora, Camille malah menyingkap kebenaran lama soal masa lalunya. Apa yang sudah dilakukan Adora pada Marian, kenapa Marian selalu sakit, dan kenapa meninggal, Apa yang sekarang dilakukan Adora kepada Amma. Tapi ternyata Amma pun tidak sepolos itu, Amma punya perannya sendiri, Amma punya strateginya sendiri, Amma punya...kekejamannya sendiri.
--------
Novel ini gilanya....twisted banget. Tidak ada tokoh yang benar-benar bersih. Well, ada sih satu atau dua. Camille punya masalah melukai diri sendiri dan minum-minum. Wind Gap bukan kota kecil yang manis, tapi kota yang diam-diam dipenuhi masalah. Semua bisa minum-minum, obat-obatan bisa bebas dimiliki ibu-ibu, nenek-nenek, bahkan Amma pun bisa berpesta dengan itu, Adora menyimpan banyak obat-obatan keras aneka jenis. Bahkan gadis-gadis yang jadi korban pembunuhan juga punya kekejaman mereka sendiri. Kejam lho, bukan sekedar nakal.
Ini buat teman-teman yang belum baca atau nonton serinya yah, jadi belum tahu siapa pelakunya. Novel ini sebenarnya tidak menutup-nutupi siapa yang bersalah atau punya tindakan yang patut dipertanyakan. Tapi itu bisa jadi adalah tipuan. Tebakan kami atas siapa pelakunya cuman setengah benar, karena ternyata pelakunya justru korban pelaku. Nahhhh...lhoooo....
Ritme novel ini sebetulnya lambat, santai. Mood yang dibawakan gloomy banget. Cukup gelap nuansanya. Ini kami agak susah mencari istilah bahasa Indonesianya. Tapi paham lah ya, semoga. Tapi novel ini juga bikin penasaran. Kami tidak bisa stop membaca kecuali memang karena sudah lelah atau ada keperluan lain. Apa aja informasi yang bisa didapatkan Camille? Amma ngapain aja? Adora kenapa sih? Gimana selanjutnya hubungan Camille dengan Richard? Dan ketika akhirnya terjadi plot twist, dunia serasa jungkir balik, dan cuman bisa komen...gila yah....
Sekarang mau membahas beberapa tokoh-tokohnya sedikit lebih dalam. Karena mereka memang bagus buat dianalisis.
Camille Preaker
Sepanjang kita membaca buku, yang kayaknya sih belom banyak-banyak banget ya, baru kali ini menemukan tokoh utama yang sebermasalah Camille. Semua tokoh utama pasti punya masalah, tapi entah kenapa masalah Camille ini terasa mendesak dan berat. Camille adalah anak diluar nikah Adora. Camille tidak tahu siapa ayahnya, dan Adora juga tidak mau mengatakan apa-apa. Hubungan Camille dan Adora sangat tegang. Camille merasa Adora tidak pernah menyayanginya. Adora lebih memilih adik-adik tirinya. Adora sendiri menganggap Camille anak yang tidak patuh. Camille punya sejarah menyakiti diri sendiri, mengukir tubuhnya dengan benda tajam, menuliskan kata-kata. Camille sudah terapi dan sudah berhenti melakukannya. Tapi sepanjang novel kita tahu bahwa kecenderungan Camille untuk melakukannya kembali tetap ada. Apalagi sekarang dia kembali di bawah tekanan Adora. Camille berusaha mengalihkan kecenderungan ini dengan menuliskan kata-kata hanya dengan pulpen, dan lari ke minuman keras. Kami belum menangkap sih kenapa Camille bisa seperti ini. Tapi kalau boleh menebak-nebak, sepertinya sikap Adora yang secara tidak sadar mendorong Camille melukai dirinya sendiri. Mungkin alam bawah sadar Camille menganggap, Adora akan memperhatikannya kalau Camille sakit. Camille sebenarnya orangnya cukup tenang, meskipun sedang stress, dia seperti menghadapi semuanya dengan cukup tenang. Punya strateginya sendiri dan cukup santai.
Karena bekas luka di tubuhnya, Camille tidak punya kehidupan romantis sampai dia akhirnya bertemu Richard di Wind Gap. Tapi ini akan menjadi cerita tersendiri nanti. Hubungan Adora dan Camille sangat tegang. Hubungan ibu dan anak yang sangat disfungsional. Adora punya penyakit mentalnya sendiri, yang akan kami bahas di profil Adora. Camille sebetulnya termasuk beruntung karena Adora tidak terlalu "sayang" padanya.
Menurut kami, Camille adalah tokoh utama yang punya profil kuat. Kepribadian Camille pada dasarnya baik, tapi Camille juga punya masalahnya sendiri yang keras. Kebiasaan minum-minum dan kecenderungan untuk mudah berbuat negatif (pesta bersama Amma, dan hubungan kilatnya dengan John Keene) membuat pembaca juga tidak bisa mengidolakan Camille sebagai heroine di novel ini. Istilahnya, kita kasihan, tapi yang dikasihani juga dosanya banyak. Jadi gimana dong? Wakakak. Tapi kami punya simpati tersendiri terhadap Camille. Masa kecilnya terlalu traumatis. Camille memang menyakiti diri sendiri. Tapi setidaknya, sampai akhir novel dia tidak pernah menyakiti orang lain. Camille juga rela berkorban, menerima siksaan "kasih sayang" Adora agar ada bukti ketika polisi menahan Adora.
Adora
"Menurutku ada wanita yang tidak berbakat menjadi ibu. Dan ada wanita yang tidak berbakat menjadi anak perempuan." ini jawaban Camille sewaktu Richard menanyakan apakah Camille dekat dengan ibunya atau tidak. Kalimat ini terdengar kontroversial. Tapi kalau kita mau melihat dunia secara lebih luas dan objektif, kalimat ini sebetulnya cukup jujur. Apalagi di dalam novel ini.
Keengganan Adora terhadap Camille terasa mencekik. Apa hanya karena Camille bukan anak penurut? Makannya Adora segitu tidak sukanya dengan Camille. Atau karena status Camille yang merupakan anak di luar nikah? Di depan Camille, Adora terang-terangan lebih mengurus adik-adik tirinya. Ketika Marian meninggal, Adora berduka dan mengunci dirinya di kamar, melupakan kalau dia masih punya anak perempuan satu lagi.
Salah satu kekejaman Adora terhadap Camille yang paling kami ingat adalah ketika Adora membawa Camille dan Amma untuk berbelanja baju. Adora memaksa Camille mencoba gaun-gaun terbuka, padahal Adora tahu dengan pasti semua bekas luka di sekujur tubuh Camille. Camille selalu memakai pakaian tertutup. Ketika Camille tidak mau keluar dari kamar ganti, Adora memaksa Camille untuk keluar. Memaksa Camille menunjukkan semua bekas luka yang terlihat kepada dunia. Oke, agak lebay, setidaknya memperlihatkan luka-luka itu di muka umum. Di toko yang mereka datangi. Mempermalukan Camille. Amma pun terkejut melihatnya. Buat kami ini salah satu mental abuse yang terparah yang bisa dilakukan seorang ibu kepada anaknya. Dengan sengaja mempermalukan anaknya di tempat umum. Ngga banget.
Seiring dengan berjalannya novel, akhirnya terungkap bahwa Adora memiliki kelainan mental Munchausen by Proxy (MBP). MBP itu merupakan kelainan mental dimana sang pengurus (biasanya dan seringnya sang ibu), dengan sengaja membuat sang anak atau orang yang diurusnya sakit untuk mendapatkan perhatian. Inilah yang membunuh Marian, apa yang terjadi pada Amma, dan apa yang kemudian terjadi pada Camille. Kami pertama kali mendengar soal MBP ini waktu lagi heboh-hebohnya TV seri The Act. The Act ini berdasarkan kisah nyata, jadi yah, MBP itu nyata adanya.
Tapi Adora juga punya traumanya sendiri. Hubungan Adora dengan Joya, ibunya, sama saja dengan hubungan antara Adora dengan Camille. Ketiadaan kasih sayang, dan kekejaman Joya yang kemudian menjadi bahan gosip ibu-ibu lain di Wind Gap. Trauma dan kekejaman keluarga ini sepertinya turun temurun. Camille mungkin bisa dibilang yang paling normal.
Richard Willis
Menurut kami, tokoh Richard ini bisa memenangkan piala sebagai Pria Terbrengsek di novel ini. Wakakak. Jangan tertipu dengan rayuan manisnya yang menggebu-gebu. Tarik ulur informasi antara Camille dan Richard, bisa membuat pembaca gemas dan berharap ini lah bumbu romansa yang akan mencerahkan novel ini. Kami hanya bisa bilang....jangan banyak berharap deh...
Jangan salah, Richard memang memanfaatkan Camille untuk informasi. Tapi disisi lain, Camille juga melakukan hal yang sama. Romansa hanya sekedar bonus. Camille tampaknya menyadari ini, mungkin itu kenapa sebabnya Camille tidak pernah benar-benar mengekspos dirinya di hadapan Richard. Ketika Richard tidak menghubungi Camille lagi setelah kasus yang ditanganinya selesai, dan setelah melihat semua bekas luka yang dimilikinya. Camille pun sepertinya tidak terlalu terkejut.
John Keene
Pemuda 18 tahun yang baru saja pindah ke Wind Gap ini menjadi korban gosip kejam dan tuduhan pembunuhan. Kami tidak habis pikir sih sebetulnya, kok bisa-bisanya ngegosipin kalau kakak korban membunuh adiknya sendiri. Buat ukuran gosip dan tuduhan, itu tuh kejam banget fitnahnya. Luar biasa. Tapi penduduk Wind Gap memang sepertinya lebih merasa nyaman jika orang luar atau pendatang yang melakukan kejahatan, dibandingkan jika mereka harus mengakui bahwa ada monster di antara mereka.
John juga merupakan salah satu love affair Camille. Bukan sesuatu yang serius. Hanya dua orang yang putus asa, bertemu, mabuk-mabukan, dan berakhir dengan kencan semalam. Tapi harap diingat, Camille adalah wanita dewasa di awal umur 30an, sedangkan John pemuda yang masih 18 tahun. Sudah usia legal sih. Tapi tetep aja kan...
Twistednya novel ini adalah, John tidak takut dengan bekas luka di sekujur tubuh Camille. John penasaran, sedangkan Camille lelah bersembunyi, lelah menyembunyikan bekas lukanya. Jadi, Camille membiarkan John "membaca" tubuhnya yang kemudian berakhir dengan kencan semalam. Yang sedihnya, menurut kami lebih berkesan daripada kencan Camille dan Richard yang tampak dangkal dan transaksional. Keterbukaan Camille dan penerimaan John terhadap seluruh luka-luka Camille menjadikan romansa dadakan ini justru terasa lebih manis dan rapuh. Yang lebih sedih adalah, setelah kasus terungkap, John masih mengirimkan surat kepada Camille. Sedangkan Richard langsung menghilang dari hidup Camille. Ironis...
Frank Curry
Frank Curry adalah bos Camille. Bos yang cukup peduli kepada Camille. Bos yang perhatian dan menjenguk Camille ketika Camille masuk ke lembaga terapi untuk menghilangkan kecanduan melukai diri sendiri. Curry bukan tokoh yang sentral di dalam novel ini, tapi Curry adalah tokoh yang sebetulnya dibutuhkan oleh Camille. Curry dan istrinya menganggap Camille sebagai anaknya sendiri. Mereka menyelamatkan Camille dari kerusakan yang lebih besar, dan membawa Camille ke rumah mereka. Keluarga Curry adalah keluarga yang pantas didapatkan oleh Camille.
Amma
Amma adalah anak gadis berumur 13 tahun yang cerdas. Sangat cerdas. Amma bahkan sebenarnya bisa masuk dikelas yang lebih tinggi. Tapi Adora mencegahnya, berpikir bahwa Amma butuh berada di sekitar anak-anak yang seusia dirinya. Tapi apa yang Adora tidak sadari adalah, Amma lebih cerdas dari dirinya. Amma tahu apa yang Adora lakukan pada dirinya. Amma bahkan mampu memanipulasi Adora untuk kepentingannya sendiri.
Salah satu kata-kata Amma kepada Camille yang menarik adalah seperti yang kami kutip di bawah ini:
"Kadang-kadang saat kau membiarkan orang-orang melakukan sesuatu padamu, sebenarnya kau melakukannya pada mereka,"
Lalu Amma memperjelas kata-katanya.
"Paham maksudku? Kalau seseorang ingin melakukan hal sinting padamu, dan kau membiarkan mereka, kau membuat mereka lebih sinting. Kemudian kau memegang kendali. Selama kau tidak jadi gila."
Amma adalah contoh ketika kecerdasan bertemu dengan kegilaan dan kekejaman. Di rumah, Amma adalah anak Adora yang manis dan manja, tapi di luar rumah Amma adalah pemimpin geng pirang yang senang melakukan perundungan kepada anak-anak lain, dan sangat liar. Narkoba, minuman keras, pesta seks, adalah asupan rutin Amma. Apakah Adora tidak tahu? Atau hanya menutup mata? Yang jelas seisi Wind Gap tahu siapa Amma.
Ini adalah salah satu quote di buku ini yang menggambarkan Amma dan mampu membuat para pembaca merinding:
Kau bisa membuat empat ribu dugaan lain, tentu saja, tentang kenapa Amma melakukannya. Akhirnya, faktanya tetap: Amma suka melukai. Aku menyukainya, dia menjeritkan itu kepadaku. Aku menyalahkan ibuku. Anak yang mendapatkan asupan racun menganggap kekerasan sebagai kenyamanan.
----
Buku ini luar biasa. Luar biasa twisted-nya. Jalinan kegilaan yang rumit. Wind Gap, satu kota yang penuh dosa. Bahkan nenek-nenek pun mengkonsumsi obat terlarang yang disamarkan sebagai "obat". Pendatang pun terbawa-bawa dosanya. Ikut melakukan dosa versi mereka sendiri.
Buku ini gloomy banget sih sebetulnya. Kasus memang terungkap dan terselesaikan. Tapi, apa yang bisa dirayakan kalau ternyata terungkapnya kasus sama dengan hancurnya sebuah keluarga? Endingnya pun masih bisa membuat pembaca mengelus dada dan banyak berdoa. Apakah Camille bisa benar-benar sembuh dari trauma mentalnya? Apakah Camille pada akhirnya punya penyakit mental yang sama seperti Adora? Entahlah. Pada akhirnya, pembaca hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja untuk Camille.
Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan komentar di bawah.
Langganan:
Postingan (Atom)
Amazon Associates Disclaimer
Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.