- TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
- TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
- TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula
- TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia
- TimeRiders: The Pirate Kings by Alex Scarrow - Liam Jadi Bajak Laut!
PLOT
Ini spoiler yaa. HEAVY SPOILER! Yang tidak mau lihat spoiler silahkan langsung ke bagian reviewnya saja.
Di buku ke delapan ini sebenarnya tidak ada sejarah yang harus dibetulkan. Tapi kami tidak menyangka, bahwa para tim TimeRiders lah yang akan menyebabkan hilangnya suatu peradaban. Yang menciptakan sejarah itu sendiri. Cerita dimulai dengan sebuah prolog yang menceritakan masa lalu Waldstein yang sangat penuh kedukaan. Waldstein pun masih sangat berduka bahkan hingga tahunan sudah lewat dari peristiwa naas yang menimpa istri dan anaknya.
Kembali ke London di tahun 1889, di mana tim Timeriders bermarkas. Ketegangan diam-diam mulai meningkat. Keadaan batin Sal mulai terusik sejak dia kembali dari New York di tahun 2025 dan melihat Saleena Vikram yang asli. Sal mulai terobsesi untuk memberikan kehidupan yang utuh kepada Saleena manusia di masa depan. Dia pun mulai mendukung ide-ide Waldstein dan diam-diam menentang ide Maddy.
Tapi bukan Maddy namanya kalau tidak keras kepala. Maddy akhirnya memutuskan untuk membuka partisi otak Becks yang berisi pesan Pandora yang misterius. Pesan yang ternyata, dengan sangat mengejutkan, dikirim oleh Liam di masa depan. Liam yang sudah lebih tua, Liam yang mungkin lebih bijaksana. Tapi Liam yang sekarang tentu saja tidak tahu apa kata kunci yang harus diucapkan. Kondisi saat ini juga bertentangan dengan syarat untuk membuka pesan Pandora. Hari akhir yang disebut-sebut belum tiba, bahkan Rashim pun tidak melihat bagaimana virus Kosong-Ni memusnahkan hampir seluruh umat manusia di bumi karena dia ditarik oleh tim TimeRiders sebelum waktu keberangkatan yang seharusnya. Versi dirinya yang sekarang belum melihat hal yang mengerikan itu. Perintah Maddy sangat bertentangan dengan perintah yang diterima Becks dari Liam di masa depan. Becks hampir saja rusak dan memusnahkan dirinya sendiri kalau Maddy tidak segera menutup kembali partisi terpisah Becks yang berisi rahasia Pandora. Tapi Becks sempat memuntahkan banyak kode digital. Sebagian besar kode terlihat berantakan dan tak dapat dimengerti. Tapi ternyata ada tiga kata yang membuat Maddy tersentak. Sang - Pembisik - Angin.
Kata-kata ini membawa Maddy kembali menemui Adam Lewis di Norwich pada tahun 1994. Karena Adam lah yang berhasil memecahkan kode salah satu penggalan Manuskrip Voynich. Penggalan yang berisi kata Pandora. Adam tanpa sengaja menemukan sebuah lukisan kuno di sebuah gua suku Maya yang tersembunyi. Lukisan kuno inilah yang kemudian membantu Adam memecahkan kode di Manuskrip Voynich. para TimeRiders berpikir, kunci jawaban untuk memecahkan pesan Pandora mungkin saja ada di suku yang hilang yang ditemukan oleh Adam, atau mungkin di gua tempat Adam menemukan lukisan kuno itu. Mereka ingin memeriksa gua yang ditemukan Adam, dan ingin Adam ikut untuk menunjukkannya.
Berangkatlah mereka ke pedalaman hutan Nikaragua. Melewati hutan-hutan dan sungai-sungai. Tapi keadaan di daerah ini sudah berbeda jauh dari keadaan dua tahun lalu ketika Adam pertama kali berkunjung ke sini dengan guru pembimbingnya. Hutan-hutan menjadi berbahaya karena ada pemberontak yang berkeliaran mengancam orang-orang. Suku-suku Indian sudah tidak seramah dulu. Sikap mereka waspada dan takut kepada orang asing. Dan, kemalangan itu pun pada akhirnya menimpa mereka juga. Mereka diserang oleh sekelompok pemberontak. Maddy dan Adam diculik, dua orang pemuda Indian yang menemani mereka menemui nasib naas di tangan pemberontak, Billy yang menjadi pemandu mereka untungnya selamat karena dia pergi buang air dan bersembunyi saat pemberontak menyerang, Liam dan Bob yang sedang mencari kayu bakar agak jauh dari perkemahan juga selamat.
Maddy dan Adam diculik dan dibawa ke markas para pemberontak. Para pemberontak ini berencana untuk meminta uang tebusan ke pemerintah untuk nyawa Maddy dan Adam. Di tempat lain, Liam, Bob, dan Billy berhasil melacak para pemberontak hingga ke markas mereka. Tapi mereka kekurangan sumber daya. Mereka hanya bertiga dengan satu senapan tua. Meskipun Bob sangat kuat, mereka akan tetap kalah karena para pemberontak berjumlah sangat banyak. Mereka juga tidak tahu di mana Adam dan Maddy disekap. Bob juga bukannya yang tidak bisa dibunuh. Satu tembakan yang tepat sasaran akan bisa melumpuhkannya selamanya.
Akhirnya Liam punya ide. Meskipun bukan ide bagus. Berbahaya, tapi ternyata cukup efektif. Walaupun bayarannya cukup mahal, tapi para pemberontak akhirnya berhasil dilumpuhkan. Ternyata markas para pemberontak merupakan tempat Adam dulu pernah berkemah, dan dari situ gua yang mereka cari sudah sangat dekat. Mereka pun mengaktifkan suar buatan Rashim agar mereka yang di London bisa membuka portal lalu kemudian bergabung dengan mereka.
Kembali ke London, 1889. Pikiran Sal semakin kemana-mana. Dia semakin cenderung untuk setuju kepada ide Waldstein dan menentang Maddy. Demi bisa memberikan kehidupan kepada Saleena yang asli. Sal yang sedang merenung disapa oleh Bertie dan mereka mengobrol sedikit. Tapi di tengah-tengah percakapan mereka, Rashim memanggil Sal kembali karena dia mendapatkan sinyal dari Maddy, dkk. Karena terburu-buru, Sal tidak sadar kalau kunci markas mereka tertinggal. Bertie pun mengambilnya. Bertie berharap nanti dia bisa berkunjung dan mengobrol lagi dengan Sal, atau mungkin...sedikit mengintip juga. Apa rahasia percobaan-percobaan di balik pintu mereka yang selalu tertutup itu? Ketika semua rombongan kebetulan sedang pergi ke kemah hutan belantara, Bertie diam-diam masuk ke dalam dengan kunci yang ditinggalkan Sal. Dia pun mengintip dan menjelajah, dan bersembunyi ketika salah satu dari tim TimeRiders datang. Bertie terjebak bersembunyi dalam ruangan di balik tirai.
Kembali lagi ke hutan belantara, mereka pun akhirnya sama-sama mencari jalan menuju gua tersembunyi. Perjalanan mendaki yang sulit pun terpaksa dijalani. Ketika akhirnya menemukan gua dan menemukan lukisan kuno mereka pun akhirnya memeriksa seluruh gua untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Tapi hasilnya nihil. Tak ada lagi yang bisa mereka temukan. Tapi ketika tanpa sengaja Liam menjatuhkan lumut lembab ke perapian yang membuat banyak asap, mereka menemukan sebuah celah di balik batu. Ketika di buka, celah ini ternyata merupakan sebuah terowongan. Terowongan yang mengarah ke sebuah kota peradaban suku Maya yang sudah lama hilang dan terlupakan. Sebuah kota dibalik gua.
Kota kuno Para Pembisik Angin ini sudah lama dilupakan, yang tersisa hanya tinggal puing-puing. Tapi tampaknya ada sebuah kejadian pembantaian mengerikan yang pernah terjadi di sana. Mereka pun mulai menjelajah. Saat Maddy, Adam, dan Sal sedang menyelidiki bagian bawah alun-alun, Sal sedikit memisahkan diri dari Maddy dan Adam. Sebal dengan Maddy dan Adam yang sedang kasmaran. Dalam penjelajahannya, Sal menemukan sebuah ruangan rahasia lain, yang mempunyai jalan menuju sebuah ruangan misterius di bawah tanah. Ruangan yang membuat Sal terkejut dan semakin menarik diri dari kawan-kawannya.
Malam itu Sal banyak berubah. Sal semakin pendiam dan tertutup. Lalu paginya, Sal tiba-tiba menghilang. Mereka akhirnya berhasil mencari Sal hingga ke ruang bawah tanah rahasia yang sebelumnya ditemukan Sal, hanya untuk mendapati kejutan bahwa disana ternyata ada sebuah portal besar rahasia yang sepertinya masih aktif. Entah bagaimana, Sal tampaknya berhasil membuka portal dan memasukinya, hanya meninggalkan kausnya di belakang, untuk ditemukan oleh teman-temannya kemudian.
Dalam keadaan kalut mereka pun pulang ke London untuk mendiskusikan rencana mereka untuk menyelamatkan Sal. Tanpa mereka sadari Bertie masih ada di dalam ruangan, masih bersembunyi di balik tirai, mendengarkan semua diskusi mereka. Setelah penyelidikan mendalam, mereka pun sepakat untuk pergi ke Kota Para Pembisik Angin di tahun 1479, ketika terjadi sebuah lompatan energi di sepanjang sinyal portal misterius itu. Ketika mereka bersiap-siap untuk pergi, dan ketika hanya tinggal Maddy yang akan berangkat, rasa penasaran Bertie pun mengalahkannya. Bertie melompat ke dalam kotak perpindahan di detik-detik terakhir. Membawanya ikut serta ke dalam kelompok TimeRiders.
Tentu saja semua orang terkejut ketika melihat Bertie ikut. Tapi Adam ternyata mengenali nama Bertie sebagai nama seorang penulis terkenal. Seorang bapak science-fiction yang menulis cerita terntang mesin waktu dan buku-buku lainnya yang terkenal. Sayangnya, nasi sudah menjadi bubur, Bertie tak ingin kembali dan memaksa ikut. Jadi mau tak mau mereka harus mengajak Bertie. Masalah Bertie bisa diurus nanti, karena mencari Sal saat ini lebih penting.
Kota Para Pembisik Angin di tahun 1479 adalah kota yang masih sangat hidup. Ramai dengan manusia dan banyak aktifitas. Kedatangan mereka yang sangat tiba-tiba dan aneh sempat membuat penduduk kota ketakutan. Tapi tampaknya pada akhirnya mereka dianggap seperti semacam dewa atau titisan dewa. Jadi mereka diperlakukan dengan baik. Mereka juga jadi bisa mengecek pilar di ruang bawah tanah dengan leluasa.
Tapi semua berubah ketika sudah waktunya terjadi lompatan energi. Awalnya tidak ada hal yang terjadi, hingga Adam secara tidak sengaja berhasil mengaktifkan pilar. Tapi tidak ada yang keluar dari portal. Tidak ada Sal. Pilar pun menutup dengan sendirinya. Tapi satu hal yang mereka tidak sadari, terbukanya portal telah menarik perhatian Sang Pencari. Makhluk mengerikan yang menghuni ruang kekacauan, energi murni yang sangat menghancurkan dan tak bisa dilawan. Tanpa para TimeRiders ketahui, Sang Pencari sudah membantai beberapa hewan dan manusia di sana. Para penduduk pun mulai marah dan mencurigai mereka. Para penduduk tak menginginkan kehadiran para TimeRiders lagi karena mereka sudah mengundang iblis ke kota suci mereka.
Tapi Maddy bersikeras untuk tetap tinggal. Dia tidak mau meninggalkan Sal. Dia pun memutuskan untuk masuk ke dalam portal untuk mencari Sal, terlepas dari keengganan yang lain. Dunia di dalam portal adalah sebuah ruang kekacauan. Tanpa ujung dan tujuan. Tanpa pintu keluar. Berisi sulur-sulur asap putih makhluk-makhluk yang terjebak. Mereka tidak memperdulikan Maddy. Tapi satu makhluk tampaknya cukup tertarik dengan Maddy. Ternyata mereka bisa bercakap-cakap. Maddy berusaha mencari jawaban. Tapi Maddy yang putus asa mengucapkan kalimat yang salah. Maddy mengundang makhluk itu untuk ikut keluar bersamanya. Segera saja Maddy melihat kengerian makhluk di hadapannya. Kumpulan wajah dari jiwa-jiwa yang terjebak di ruang kekacauan, dan ada Sal di sana.
Tepat pada saat itu portal kembali terbuka, dan Maddy keluar dari ruang kekacauan. Sayangnya, kali ini dengan membawa serta Sang Pencari. Sang Pencari yang lebih besar, lebih ganas, dan lebih mematikan. Mereka tidak bisa menutup portalnya, dan sang pencari lolos dari dalam portal dan mulai memburu mereka dengan ganas. Maddy, dkk lari tunggang langgang dan tercerai berai. Liam dan Bob hampir saja dimangsa, kalau bukan karena keberuntungan Liam, terkubur dalam reruntuhan, sehingga Sang Pencari kehilangan jejaknya. Sayangnya Billy tidak seberuntung itu. Becks terpisah dari yang lain. Maddy, Adam, Rashim, dan Bertie terjebak arus penduduk yang berlindung di kuil.
Sang Pencari berhasil mendobrak kuil, menjanjikan kematian untuk mereka yang berlindung di dalamnya. Tapi Maddy pikir dia bisa berbicara dengannya seperti ketika mereka berbicara di ruang kekacauan, dan Maddy yakin ada Sal di dalam makhluk mengerikan itu. Maddy memang berbicara dengan Sal, tapi dia berbicara dengan Sal yang penuh amarah dan dendam, Sal yang percaya bahwa Maddy dan Liam sudah mengkhianatinya, membiarkan dirinya terjebak di ruang kekacauan selama berabad-abad. Segala kemarahan Sal kepada Maddy tumpah saat itu, menjadikannya semakin ganas. Ketika Sal yang sekarang menjadi Sang Pencari akan menyerang Maddy, Maddy ditarik mundur dan Adam melindunginya, mengorbankan dirinya untuk melindungi Maddy.
Maddy ditarik paksa oleh Rashim dan Bertie agar mereka bisa kabur dari situ. Menuju terowongan gua, menuju kegelapan, berharap agar Sang Pencari tidak menemukan mereka di sana, dan segera kehabisan energinya. Maddy, Rashim dan Bertie akhirnya berkumpul kembali dengan Bob, Becks, dan Liam di terowongan gua. Mereka menyalakan suar agar portal kepulangan mereka bisa segera terbuka.
Sang Pencari memang sudah mulai melemah, energinya tinggal sedikit. Tapi kenangan jiwa Sal masih kuat. Dia ingat pintu masuk terowongan itu, dan dia pun pergi ke sana. Pada awalnya dia bertemu Bertie, dalam wujud Sal. Bertie hampir mengira itu Sal yang asli, bukan Sang Pencari. Tapi energi panas yang membakar membuka kedoknya. Untung saat itu portal mereka sudah terbuka, mereka pun bisa segera lari pulang. Tapi Liam yang masih tidak bisa mempercayai cerita Maddy dan yang lain tentang Sal, pergi paling akhir. Dia melihat Sal dalam wujud manusianya. Dia bercakap-cakap dengan Sal, berusaha membebaskan jiwa Sal dari sesatnya ruang kekacauan. Tapi yang ada di dalam Sang Pencari bukan hanya Sal, tapi ada jiwa-jiwa lain yang tak ingin hilang dalam kedamaian. Sal memudar, menjadi satu dengan jiwa-jiwa lain yang tersesat. Mereka menyerang Liam, untungnya Liam berhasil lari tepat pada waktunya. Portal di London pun berhasil ditutup dengan cepat, mencegah Sang Pencari ikut masuk ke dalamnya.
REVIEW
Buku ini cukup berbeda dari sebelumnya karena tidak ada sejarah yang perlu dirubah. Para tim TimeRiders lah yang justru membuat sebuah sejarah. Sayangnya sejarah yang cukup pahit. Perkembangan karakternya pun semakin jelas, dan bagus untuk menjadi pembahasan sifat dan karakter manusia. Kayaknya kami mau membahas ini juga sih sedikit yah nanti.
TimeRiderds: The Mayan Prophecy ini punya rating Goodreads yang sangat bagus 4.16/5.00 ★. Memang bagus sih. Banyak aksi-aksi menegangkan yang seru.
Kalau buat kami, kekurangan novel ini hanya di character development-nya yang agak sedih. Sudah terasa sejak dari City of Shadows sih. Sejak Maddy, Liam, dan Sal mengungkap siapa sebenarnya mereka. Biasanya kan kalau novel gitu karakternya berkembang ke arah yang lebih bagus yah. Membahagiakan gitu, kalau ini beraneka ragam banget. Liam, bisa menerima kenyataan dengan baik. Malah, dia bisa memanfaatkan kenyataan bahwa dengan kelebihannya sebagai sebuah robot berdaging, dia lebih kuat dari manusia biasa. Yah, walaupun tidak sekuat Bob tentunya, yang khusus dirancang untuk tujuan militer. Maddy? Karakter dan keputusan-keputusan yang diambilnya memburuk. Menjadi jauh lebih parah. Kami merasa, Maddy sebetulnya tidak cocok untuk memimpin tim. Atau setidaknya, tidak cocok di kondisi emosi dia yang sekarang. Tingkat keingintahuannya berada di posisi yang membahayakan seluruh tim. Maddy terlalu banyak menyepelekan dan menyangkal. Dia bahkan menyepelakan perasaan Sal. Inilah yang menurut kami salah satu faktor kejatuhan Sal juga. Maddy juga menyepelekan perasaan Becks. Menganggap Becks hanya sekedar robot berdaging. Sesuatu yang ironis, mengingat Maddy juga sebenarnya sebuah robot berdaging. Untuk Sal, Sal adalah karakter yang menerima pukulan paling keras. Padahal kalau dipikir-pikir justru Sal adalah yang paling 'utuh'. Ingatan Sal adalah ingatan pinjaman dari seorang manusia asli, sedangkan Maddy dan Liam adalah ingatan palsu yang ditambal sulam. Tapi hal ini malah membuat Sal jatuh ke dalam jurang pemberontakan dan obsesi. Sal terobsesi untuk memberikan kehidupan yang utuh kepada Saleena Vikram manusia yang dia temui. Dia tidak ingin Maddy merubah sejarah yang mungkin akan membuat seorang Saleena Vikram tidak lahir. Mungkin di pikiran Sal, kalau Saleena Vikram tidak lahir, maka Sal pun tidak ada. Yang menurut kami tidak benar juga sih, karena sudah berapa kali kan ya sejarah berubah, tapi ya Sal tetap ada. Sayang, kita tidak tahu kenapa Sal memutuskan untuk masuk ke dalam pilar yang akhirnya menjebaknya di ruang kekacauan. Bahkan Sal sendiri tidak ingat kenapa dia masuk.
Buku kedelapan ini memang agak mengharu biru. Banyak yang tewas tapi tetap tidak ada jawaban dari semua pertanyaan yang ada. Petualangannya seru dan menegangkan. Setting latar belakangnya juga fresh, di hutan belantara, dan di reruntuhan suku Maya. Endingnya agak bittersweet, walaupun lebih condong ke sad ending sih. Buku petualangan SciFi yang bagus.
QUOTE
Sepertinya yang ingin dilakukan semua manusia adalah memiliki, memiliki, dan memiliki. Mengisap dunia ini seperti parasit yang menyedot kehidupan dari tuan rumahnya.
~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow
Adam ... asal tahu, ya, beberapa kesalahan paling buruk yang dikenal umat manusia kemungkinan dimulai dengan kata-kata "aku cuma akan...."
~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow
"Tidak apa-apa. Tidak masuk akal menyerbu masuk. Ada yang namanya keberanian, Billy, dan ada yang namanya kebodohan ... dan beda keduanya hanya seperti garis tipis."
~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow
"Jangan berharap terlalu besar," jawabnya. "Kau mungkin akan kecewa."
~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow
Masa depan tampak begitu rapuh dan berubah-ubah: budak dari keputusan mereka di masa lalu.
~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow
"Kita semua punya sisi gelap. Bagian pikiran kita yang meresahkan masalah, kadang mengharapkan kejadian paling buruk menimpa orang lain."
~ TimeRiders: The Mayan Prophecy by Alex Scarrow