Buat penggemar komik serial cantik oneshot, jangan lupa untuk mengoleksi komik yang satu ini. Missing Love by Robico. Komik Missing Love ini sebagian besar ceritanya merupakan komik remaja dengan lika-liku percintaan sekolah para remaja, kecuali cerita utamanya, Missing Love.
Komik Missing Love ini ada enam kisah romantis yang sederhana tapi manis-manis. Kadang juga lucu. Mari kita lihat tentang apa aja ceritanya.
Missing Love
Riko, pacar Kohei, tiba-tiba menghilang. Kabur dari rumah. Setelah sebulan tidak pulang, Kohei pikir memang ini hal yang dia inginkan. Tapi saat bertemu kembali...ternyata Kohei baru mulai menyadari perasaannya sendiri.
Drama Klub's Trick
Saat Soichiro akhirnya menyadari bahwa Maki juga menyukainya, sebagai ketua klub Drama, dia pun menyiapkan drama spesial untuk mengungkapkan perasaannya kepada Maki. Cerita yang ini kocak nih.
Rapunzel
Buku dongeng Rapunzel milik Kiri sangat berharga. Karena Kanta yang membelikan untuk Kiri saat mereka masih kecil. Kiri sangat menyukai ceritanya. Tapi saat Kanta akhirnya menemukan orang yang disukainya, tanpa Kiri sadari, Kiri menjadi seperti penyihir di cerita Rapunzel yang disayanginya.
Lady Bug First Love
Punya teman dekat itu menyenangkan. Rasanya tak ingin pernah berubah. Itulah yang diinginkan Machiko. Tapi saat teman terdekat Machiko, Rando, menyatakan perasaannya, lalu selanjutnya harus bagaimana?
Cosplayer
Momoko punya kehidupan rahasia. Dia seorang cosplayer. Momoko tak punya keinginan untuk berkencan atau punya pacar. Apalagi karena mantan Momoko meninggalkannya karena hobinya ini. Ryuichi, teman kerja Momoko yang diam-diam suka padanya, suatu hari memergoki Momoko yang sedang menjadi cosplayer. Awalnya Ryuichi terkejut. Tapi ternyata...lama-lama dia ikut tenggelam dalam dunia Momoko.
Gold Fish Eyes
Daizuke terkenal menakutkan. Makoto terkenal penakut. Makoto terutama takut kepada Daizuke. Tapi, saat dia membaca puisi cinta Daizuke, dia pun mencoba mendekati Daizuke. Baginya Daizuke seperti rumah hantu, takut tapi terasa menyenangkan. Tapi bagaimana sebetulnya perasaan Daizuke sendiri?
Ceritanya ringan-ringan aja, menghibur, dan cukup lucu juga. Komik hiburan yang bagus. Ada yang sudah baca komik ini juga?
Komik ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan klik link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/missing-love-by-robico
Bagi yang ingin memesan lewat Shopee bisa hubungi kami terlebih dahulu.
Cari Review Buku
Jumat, 29 Mei 2020
Selasa, 26 Mei 2020
Review Novel Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham - Plot Twist yang Berbeda Dari Buku Sebelumnya
Akhirnya sampai juga di buku ketiga sekaligus buku terakhir dari kisah Flynn bersaudara. Kali ini siapa lagi kalau bukan ceritanya Zach Flynn. Deadly Gift ini punya plot twist yang berbeda dari buku-buku sebelumnya. Kalau cerita kakak-kakaknya lebih ke arah misteri supernatural, buku ketiga ini hampir bisa dimasukkan juga ke genre paranormal romance. Penasaran kaannn? Mari kita lihat dulu ceritanya seperti apa.
Deadly Gift diawali dengan cerita seorang pelaut handal, Eddie, yang sedang berlayar membawa penumpang yang terlihat aneh dan misterius. Tapi, karena sang penumpang misterius membayar dengan layak dan tunai, Eddie setuju untuk membawanya berlayar. Rencananya hanya beberapa jam, karena Eddie masih ingin menghadiri pesta perpisahan sahabatnya, Sean. Dia sudah menyiapkan hadiah khusus untuk Sean. Sayangnya, penumpang yang Eddie bawa ini ternyata orang jahat, dan pelayaran ini akan menjadi pelayaran terakhir untuknya.
Di tempat lain, sahabat Eddie, Sean, akhirnya pulang kampung ke Irlandia. Setelah merayakan pesta perpisahan tanpa kehadiran Eddie. Sayangnya, sesampainya di Irlandia, Sean justru sakit parah. Perawat khusus pun ditugaskan untuk Sean, Caer Cavannaugh.
Kasus menghilangnya Eddie, dan Sean yang tiba-tiba sakit membuat Kat, putri Sean, panik setengah mati. Dia pun menghubungi Zach Flynn, sahabatnya dan juga sahabat keluarganya. Kat ingin Sean segera pulang, dan meminta Zach agar menemukan Eddie juga. Sebagai perawat Sean, dan karena tugas dari agensi, Caer ikut bersama Sean dan Zach pulang ke Amerika. Caer dan Zach tak bisa menampik kalau ada ketertarikan di antara mereka berdua. Tapi ada orang hilang yang masih harus dicari, ada dugaan pembunuhan yang harus diselidiki, dan ada Sean yang masih terancam nyawanya. Siapapun dalangnya, dia harus segera ditemukan.
Oke, dibandingkan dua buku sebelumnya, unsur supernatural di buku ini nuansanya beda banget. Caer jauh lebih misterius dibandingkan Kendall ataupun Rowenna. Kalau dari awal kan kita sudah tahu jelas ya siapa Kendall dan siapa Rowenna, nah Caer ini misterius banget. Kita baru akan tahu siapa sebetulnya Caer pas sudah di tengah-tengah, hampir mau ke akhir buku. Jadi, siapakah Caer sebetulnya? Psst...rahasia. Plot twist yang beda banget deh dari dua buku sebelumnya. Oh iya, jangan lupa baca juga review yang Deadly Night dan Deadly Harvest juga ya.
Dibandingkan dua buku sebelumnya, nuansa misterinya juga berbeda, di Deadly Gift ini lebih ke cerita detektif dibandingkan supernaturalnya. Lebih manusia aja gitu ceritanya...padahal sih....ga gitu juga sebetulnya. Kami juga suka dengan cerita romance di buku ini. Karena Zach itu bukan karakter yang sulit menerima kalau dirinya jatuh cinta. Kadang bosen juga sih sama konflik romance yang "ketemu-jadi musuh-ternyata jatuh cinta", kayaknya umum banget gitu. Kadang malah bisa menyebalkan. Jadi kisah romance di Deadly Gift ini mudah aja gitu...kecuali karena plot twist-nya.
Kesimpulannya, kami suka juga sama buku ketiga dari trilogy The Flynn Brothers ini. Ketiga buku The Flynn Brothers ini beda-beda sebetulnya nuansa misterinya. Tapi kita akan cerita soal itu di postingan lain. Hmmm...jadi kepikiran, Novel-novelnya Heather Graham nih oke juga. Novel yang cocok untuk yang suka sama cerita misteri, detektif, dan romance yang dijadikan satu. Segar, cukup ringan, menghibur, tapi juga bisa tetap seru dengan misteri-misterinya.
Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di bawah yaah.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Bisa ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-gift-hadiah-mematikan-by-heather-graham
Untuk yang mau link Shopee juga ada, by request yah.
Quote
"Bukankah yang disebut rumah adalah tempat hati kita selalu berada?"
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Kau mungkin pergi selamanya, tapi kau tak pernah melupakan masa lalu atau kebenaran yang kauketahui saat masih kecil.
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Pisahkan, lalu taklukkan
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
"Well, hidup terdiri dari yang baik dan buruk, kan? Dan kita harus merasakan yang buruk untuk melihat yang indah, bukankah begitu?"
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Pikiran sama halnya dengan tubuh, akan bekerja lebih baik kalau kalian tidak hanya berkutat disitu.
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Manusia punya pilihan, dan pilihan yang mereka buat berarti kesempatan yang akan mereka dapatkan.
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Deadly Gift diawali dengan cerita seorang pelaut handal, Eddie, yang sedang berlayar membawa penumpang yang terlihat aneh dan misterius. Tapi, karena sang penumpang misterius membayar dengan layak dan tunai, Eddie setuju untuk membawanya berlayar. Rencananya hanya beberapa jam, karena Eddie masih ingin menghadiri pesta perpisahan sahabatnya, Sean. Dia sudah menyiapkan hadiah khusus untuk Sean. Sayangnya, penumpang yang Eddie bawa ini ternyata orang jahat, dan pelayaran ini akan menjadi pelayaran terakhir untuknya.
Di tempat lain, sahabat Eddie, Sean, akhirnya pulang kampung ke Irlandia. Setelah merayakan pesta perpisahan tanpa kehadiran Eddie. Sayangnya, sesampainya di Irlandia, Sean justru sakit parah. Perawat khusus pun ditugaskan untuk Sean, Caer Cavannaugh.
Kasus menghilangnya Eddie, dan Sean yang tiba-tiba sakit membuat Kat, putri Sean, panik setengah mati. Dia pun menghubungi Zach Flynn, sahabatnya dan juga sahabat keluarganya. Kat ingin Sean segera pulang, dan meminta Zach agar menemukan Eddie juga. Sebagai perawat Sean, dan karena tugas dari agensi, Caer ikut bersama Sean dan Zach pulang ke Amerika. Caer dan Zach tak bisa menampik kalau ada ketertarikan di antara mereka berdua. Tapi ada orang hilang yang masih harus dicari, ada dugaan pembunuhan yang harus diselidiki, dan ada Sean yang masih terancam nyawanya. Siapapun dalangnya, dia harus segera ditemukan.
Oke, dibandingkan dua buku sebelumnya, unsur supernatural di buku ini nuansanya beda banget. Caer jauh lebih misterius dibandingkan Kendall ataupun Rowenna. Kalau dari awal kan kita sudah tahu jelas ya siapa Kendall dan siapa Rowenna, nah Caer ini misterius banget. Kita baru akan tahu siapa sebetulnya Caer pas sudah di tengah-tengah, hampir mau ke akhir buku. Jadi, siapakah Caer sebetulnya? Psst...rahasia. Plot twist yang beda banget deh dari dua buku sebelumnya. Oh iya, jangan lupa baca juga review yang Deadly Night dan Deadly Harvest juga ya.
Dibandingkan dua buku sebelumnya, nuansa misterinya juga berbeda, di Deadly Gift ini lebih ke cerita detektif dibandingkan supernaturalnya. Lebih manusia aja gitu ceritanya...padahal sih....ga gitu juga sebetulnya. Kami juga suka dengan cerita romance di buku ini. Karena Zach itu bukan karakter yang sulit menerima kalau dirinya jatuh cinta. Kadang bosen juga sih sama konflik romance yang "ketemu-jadi musuh-ternyata jatuh cinta", kayaknya umum banget gitu. Kadang malah bisa menyebalkan. Jadi kisah romance di Deadly Gift ini mudah aja gitu...kecuali karena plot twist-nya.
Kesimpulannya, kami suka juga sama buku ketiga dari trilogy The Flynn Brothers ini. Ketiga buku The Flynn Brothers ini beda-beda sebetulnya nuansa misterinya. Tapi kita akan cerita soal itu di postingan lain. Hmmm...jadi kepikiran, Novel-novelnya Heather Graham nih oke juga. Novel yang cocok untuk yang suka sama cerita misteri, detektif, dan romance yang dijadikan satu. Segar, cukup ringan, menghibur, tapi juga bisa tetap seru dengan misteri-misterinya.
Ada yang sudah baca buku ini juga? Silahkan komen di bawah yaah.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Bisa ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-gift-hadiah-mematikan-by-heather-graham
Untuk yang mau link Shopee juga ada, by request yah.
Quote
"Bukankah yang disebut rumah adalah tempat hati kita selalu berada?"
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Kau mungkin pergi selamanya, tapi kau tak pernah melupakan masa lalu atau kebenaran yang kauketahui saat masih kecil.
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Pisahkan, lalu taklukkan
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
"Well, hidup terdiri dari yang baik dan buruk, kan? Dan kita harus merasakan yang buruk untuk melihat yang indah, bukankah begitu?"
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Pikiran sama halnya dengan tubuh, akan bekerja lebih baik kalau kalian tidak hanya berkutat disitu.
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Manusia punya pilihan, dan pilihan yang mereka buat berarti kesempatan yang akan mereka dapatkan.
~ Deadly Gift (Hadiah Mematikan) by Heather Graham
Sabtu, 16 Mei 2020
Review Novel The Queen Alone by K. A. S. Quinn - Haru Biru Perjalanan Waktu ke Era Victoria
Hhhh...harus gimana ya ini reviewnya...jujur, agak sedikit mixed feeling...
Oke kita mulai aja dari buku apa ini...
The Queen Alone by K. A. S. Quinn adalah buku ketiga dan terakhir dari seri Chronicles of the Tempus. Yup...kami langsung baca buku ketiganya dan belum baca buku pertama dan keduanya. Apakah bingung? Menurut kami ngga terlalu bingung sih, karena sepertinya setiap buku, cerita petualangannya beda-beda. Waktu kami pertama kali punya buku ini, rating Goodreadsnya 4, sekarang, saat post ini dibuat, ratingnya turun sedikit ke 3.98. Yah cuman turun sedikit banget kan ya. Rating 4 ini lah yang bikin kami tertarik untuk membaca buku ini.
The Queen Alone ini cerita tentang perjalanan waktu. Tapi, genre novelnya masuk ke fantasy. Kalau boleh lebih spesifik lagi, mungkin bisa masuk ke historical fantasy. Kenapa bukan fiksi ilmiah? Karena memang tidak ada unsur ilmiahnya. Proses perjalanan waktunya lebih ke fantasi dengan tokoh-tokoh supernatural ala ala mitologi. Tapi cerita historis di era Ratu Victoria -nya cukup sesuai dengan sejarah yang ada.
The Queen Alone bercerita tentang seorang gadis New York abad ke 21, Katie Berger-Jones-Burg, yang ditarik kembali melintasi waktu ke era Ratu Victoria. Katie kembali ke London di abad 19. Masa-masa dimana Perang Sipil di Amerika nyaris pecah, dan nyaris menyeret Inggris ke dalamnya. Masalahnya, Katie kali ini tidak tahu siapa yang memanggilnya. Semua teman-temannya juga tidak tahu kenapa Katie datang. Belum lagi perasaan negatif yang menggerogoti hatinya. Masalah Katie tidak berhenti di situ saja. Tanpa sengaja, Katie membawa Dolores ikut melintasi waktu ke abad 19. Katie juga kehilangan kekuatannya tanpa ia ketahui sebabnya.
Katie, tidak menyadari bahwa yang menariknya ke abad 19 sebetulnya adalah Lord Belzen, sang Pemimpin Malum yang mendambakan perang besar. Katie akan dia jadikan alat. Merubah sejarah, menjadikan Inggris ikut ambil bagian dalam Perang Sipil Amerika. Yang akan berujung pada perang yang lebih besar lagi.
Lord Belzen sudah melancarkan serangannya kepada suami Ratu, Pangeran Albert. Meskipun rencana Lord Belzen gagal, tapi Pangeran Albert tidak bisa mempertahankan hidupnya. Ratu pun sangat terguncang dan berduka. Sayangnya, penasihat ratu yang culas dan sudah terpengaruh oleh Lord Belzen memanfaatkan situasi ini. Dengan iming-iming, dia berhasil menyembunyikan Ratu di suatu tempat yang terpencil. Katie harus membantu menemukan Ratu dan membawanya kembali ke istana. Suatu rencana yang berbahaya pun akhirnya dijalankan guna menyelamatka Ratu Victoria.
Bagaimana cara Katie menyelamatkan Sang Ratu? Apa yang terjadi pada Dolores? Bisakah Katie menjaga sejarah agar tetap di jalurnya?
Jujur, agak campur aduk juga baca cerita The Queen Alone ini. Karena ratingnya bagus, kita berharap buku ini cukup bisa dinikmati. Yang sebenarnya, ya pasti bisa dinikmati sih. Tapi, buat kami banyak pertanyaan yang seperti terjawab aja. Misalnya, sebenarnya buat apa Katie datang ke abad 19? Karena kalau dilihat dari ceritanya, tanpa Katie, justru Lord Belzen bisa lebih sukses menjalankan rencanaya. Bukan berarti kami mau dia sukses sih. Wakakakak. Atau, apa perannya kelompok Union dan John Reillson yang pernah menculik Katie selain jadi bumbu cerita dan petunjuk kalau ada reinkarnasi Jack O'Reilly? Bahkan menurut kami, Lord Belzen sendiri adalah tokoh antagonis yang lemah posisi ceritanya. Kalau dipikir-pikir lagi, ceritanya justru lebih menarik saat dilihat dari sudut pandang Putri Alice. Bagian cara Katie kembali ke masanya dia juga memberikan pertanyaan. Bagaimana caranya kembali ke masa depan agak kurang jelas menurut kami.
Ada juga beberapa adegan yang kami pertanyakan keperluannya. Seperti, buat apa menculik Katie? Pada akhirnya itu tindakan yang sia-sia dan tidak penting. Atau, buat apa Lord Belzen menarik Katie ke menara dan mencoba membuat Katie terjun dari menara? Udah dia yang ngundang, dia juga yang sadar kalau ngga perlu ada Katie. Wakakak. Pada akhirnya Katie malah jadi sadar kan kalau dia sedang dimanfaatkan oleh Lord Belzen.
Tapi di luar kekurangannya, kami suka saat ceritanya lebih ke cerita Putri Alice. Kisahnya lebih seru dan berarti. Kisah penyelamatan Ratu oleh Katie juga lumayan seru kok. Walaupun agak antiklimaks sih. Oya, buku ini juga bisa dibilang cukup sejalan dengan sejarah yang ada ya. Tentu saja minus kisah-kisah fiksinya. Tapi fakta-fakta sejarahnya cukup akurat.
Terlepas dari kekurangan-kekurangannya, kami malah penasaran sama buku pertama dan keduanya. Kalau dari review di Goodreads, novel pertama dan keduanya memang lebih seru. Kami juga ngga tahu, ini kurang oke karena ada miss-translation aja atau memang ceritanya begini. Jadi kalau ada kesempatan, pengen juga sih baca versi Bahasa Inggrisnya.
Apa ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapat teman-teman? Silahkan komen di bawah yah.
Buku ini tersedia di:
Quote
Hal tidak masuk akal seseorang adalah mahakarya buat yang lain.
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
Politik adalah kepentingan dan propaganda adalah senjata yang ampuh.
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
"Diabaikan, itu lebih memalukan daripada tidak punya pasangan. Kau harus segera diselamatkan. Boleh aku berdansa denganmu kali ini?"
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
"Kita harus selesaikan tarian kita," ujarnya, "bahkan meski kita berdansa di tepi jurang."
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
Oke kita mulai aja dari buku apa ini...
The Queen Alone by K. A. S. Quinn adalah buku ketiga dan terakhir dari seri Chronicles of the Tempus. Yup...kami langsung baca buku ketiganya dan belum baca buku pertama dan keduanya. Apakah bingung? Menurut kami ngga terlalu bingung sih, karena sepertinya setiap buku, cerita petualangannya beda-beda. Waktu kami pertama kali punya buku ini, rating Goodreadsnya 4, sekarang, saat post ini dibuat, ratingnya turun sedikit ke 3.98. Yah cuman turun sedikit banget kan ya. Rating 4 ini lah yang bikin kami tertarik untuk membaca buku ini.
The Queen Alone ini cerita tentang perjalanan waktu. Tapi, genre novelnya masuk ke fantasy. Kalau boleh lebih spesifik lagi, mungkin bisa masuk ke historical fantasy. Kenapa bukan fiksi ilmiah? Karena memang tidak ada unsur ilmiahnya. Proses perjalanan waktunya lebih ke fantasi dengan tokoh-tokoh supernatural ala ala mitologi. Tapi cerita historis di era Ratu Victoria -nya cukup sesuai dengan sejarah yang ada.
The Queen Alone bercerita tentang seorang gadis New York abad ke 21, Katie Berger-Jones-Burg, yang ditarik kembali melintasi waktu ke era Ratu Victoria. Katie kembali ke London di abad 19. Masa-masa dimana Perang Sipil di Amerika nyaris pecah, dan nyaris menyeret Inggris ke dalamnya. Masalahnya, Katie kali ini tidak tahu siapa yang memanggilnya. Semua teman-temannya juga tidak tahu kenapa Katie datang. Belum lagi perasaan negatif yang menggerogoti hatinya. Masalah Katie tidak berhenti di situ saja. Tanpa sengaja, Katie membawa Dolores ikut melintasi waktu ke abad 19. Katie juga kehilangan kekuatannya tanpa ia ketahui sebabnya.
Katie, tidak menyadari bahwa yang menariknya ke abad 19 sebetulnya adalah Lord Belzen, sang Pemimpin Malum yang mendambakan perang besar. Katie akan dia jadikan alat. Merubah sejarah, menjadikan Inggris ikut ambil bagian dalam Perang Sipil Amerika. Yang akan berujung pada perang yang lebih besar lagi.
Lord Belzen sudah melancarkan serangannya kepada suami Ratu, Pangeran Albert. Meskipun rencana Lord Belzen gagal, tapi Pangeran Albert tidak bisa mempertahankan hidupnya. Ratu pun sangat terguncang dan berduka. Sayangnya, penasihat ratu yang culas dan sudah terpengaruh oleh Lord Belzen memanfaatkan situasi ini. Dengan iming-iming, dia berhasil menyembunyikan Ratu di suatu tempat yang terpencil. Katie harus membantu menemukan Ratu dan membawanya kembali ke istana. Suatu rencana yang berbahaya pun akhirnya dijalankan guna menyelamatka Ratu Victoria.
Bagaimana cara Katie menyelamatkan Sang Ratu? Apa yang terjadi pada Dolores? Bisakah Katie menjaga sejarah agar tetap di jalurnya?
Jujur, agak campur aduk juga baca cerita The Queen Alone ini. Karena ratingnya bagus, kita berharap buku ini cukup bisa dinikmati. Yang sebenarnya, ya pasti bisa dinikmati sih. Tapi, buat kami banyak pertanyaan yang seperti terjawab aja. Misalnya, sebenarnya buat apa Katie datang ke abad 19? Karena kalau dilihat dari ceritanya, tanpa Katie, justru Lord Belzen bisa lebih sukses menjalankan rencanaya. Bukan berarti kami mau dia sukses sih. Wakakakak. Atau, apa perannya kelompok Union dan John Reillson yang pernah menculik Katie selain jadi bumbu cerita dan petunjuk kalau ada reinkarnasi Jack O'Reilly? Bahkan menurut kami, Lord Belzen sendiri adalah tokoh antagonis yang lemah posisi ceritanya. Kalau dipikir-pikir lagi, ceritanya justru lebih menarik saat dilihat dari sudut pandang Putri Alice. Bagian cara Katie kembali ke masanya dia juga memberikan pertanyaan. Bagaimana caranya kembali ke masa depan agak kurang jelas menurut kami.
Ada juga beberapa adegan yang kami pertanyakan keperluannya. Seperti, buat apa menculik Katie? Pada akhirnya itu tindakan yang sia-sia dan tidak penting. Atau, buat apa Lord Belzen menarik Katie ke menara dan mencoba membuat Katie terjun dari menara? Udah dia yang ngundang, dia juga yang sadar kalau ngga perlu ada Katie. Wakakak. Pada akhirnya Katie malah jadi sadar kan kalau dia sedang dimanfaatkan oleh Lord Belzen.
Tapi di luar kekurangannya, kami suka saat ceritanya lebih ke cerita Putri Alice. Kisahnya lebih seru dan berarti. Kisah penyelamatan Ratu oleh Katie juga lumayan seru kok. Walaupun agak antiklimaks sih. Oya, buku ini juga bisa dibilang cukup sejalan dengan sejarah yang ada ya. Tentu saja minus kisah-kisah fiksinya. Tapi fakta-fakta sejarahnya cukup akurat.
Terlepas dari kekurangan-kekurangannya, kami malah penasaran sama buku pertama dan keduanya. Kalau dari review di Goodreads, novel pertama dan keduanya memang lebih seru. Kami juga ngga tahu, ini kurang oke karena ada miss-translation aja atau memang ceritanya begini. Jadi kalau ada kesempatan, pengen juga sih baca versi Bahasa Inggrisnya.
Apa ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapat teman-teman? Silahkan komen di bawah yah.
Buku ini tersedia di:
- Tokopedia: https://www.tokopedia.com/olakalik/the-queen-alone-perjalanan-melintasi-waktu-by-k-a-s-quinn
- Shopee: by Request
Quote
Hal tidak masuk akal seseorang adalah mahakarya buat yang lain.
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
Politik adalah kepentingan dan propaganda adalah senjata yang ampuh.
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
"Diabaikan, itu lebih memalukan daripada tidak punya pasangan. Kau harus segera diselamatkan. Boleh aku berdansa denganmu kali ini?"
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
"Kita harus selesaikan tarian kita," ujarnya, "bahkan meski kita berdansa di tepi jurang."
~ The Queen Alone by K. A. S. Quinn
Selasa, 12 Mei 2020
As Red As Blood by Salla Simukka - Lumikki yang Dingin dan Penuh Perhitungan
Pada awalnya, kami agak ragu-ragu sama novel yang satu ini. Alasannya, rating Goodreads-nya hanya 3.4 dari 5 bintang. Yaa...lumayan menengah lah menurut kami. Tapi gimana dong, waktu itu packing novel ini cukup unik, alih-alih segel plastik biasa, novel ini dipacking lagi di dalam amplop karton khusus dengan gambar cover bukunya. Jadi beda sendiri kan yaa sama buku yang lain. Belum lagi tulisan "The SNOW WHITE Trilogy"-nya. Makin bikin penasaran. Sebelumnya, kami pernah membaca novel paranormal romance yang diadaptasi dari cerita dongeng populer. Lumayan menarik juga lho membaca kisah adaptasi begini. Kita dibikin penasaran akan dibawa kemana arahnya dongeng ini.
Tapi sebenarnya novel As Red As Blood ini bukan adaptasi dongeng. Kisah Snow White-nya lebih ke arah sebuah perumpamaan. Genre novel ini pun Misteri dan Thriller. Novel ini juga agak beda dari novel terjemahan kebanyakan karena ini adalah novel nordic noir, novel kriminal skandinavian. Jadi alih-alih berlatar belakang negara Amerika atau Eropa yang sudah umum banget di kalangan novel terjemahan yang beredar di Indonesia, novel ini berlatar negara-negara di Eropa Utara, Finlandia, Swedia, bahkan Rusia. Lokasi latar belakang novel ini sendiri bertempat di Tampere, Finlandia. Buat yang mencari latar novel yang fresh, novel ini pas banget.
As Red As Blood mengisahkan cerita seorang Lumikki Anderson. Seorang gadis 18 tahun yang bersekolah di salah satu sekolah seni di Tampere. Masa lalu yang keras memaksa Lumikki mengembangkan kemampuan seperti seorang mata-mata. Berbaur, tidak tampak, tidak menarik perhatian, lengkap dengan fisik yang lincah dan kuat, serta otak yang mampu berpikir taktis. Kehidupan damainya terusik ketika suatu hari, kebiasaannya "menyendiri" di Kamar Gelap sekolah membawanya kepada suatu kasus. Kasus yang melibatkan uang puluhan ribu euro bernoda darah yang dijemur di kamar gelap.
Awalnya Lumikki tidak mau tahu dan tidak mau ikut campur. Tapi rasa keingintahuan seringnya mengalahkan akal sehat. Lumikki pun pelan-pelan terseret lebih dalam. Latar belakang uang berdarah pun mulai terkuak: pesta gila-gilaan yang berujung penemuan uang berdarah. Alih-alih ketakutan, di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, Elisa, Tuukka, dan Kasper justru mengambil uang itu, menyelinap ke sekolah, lalu mencuci dan menjemur uang tersebut di Kamar Gelap sekolah. Mereka pun membagi 3 uang temuan itu.
Tapi puluhan ribu euro tentu saja tak mungkin tak bertuan. Puluhan ribu euro yang tersasar tak mungkin tak dicari orang. Lumikki terpaksa menyelidiki. Kami rasa sih setengah karena Elisa yang memohon, setengahnya lagi karena rasa penasaran Lumikki sendiri. Temuan demi temuan semakin mengejutkan. Puncaknya, ketika Lumikki menyamar bak Putri Salju, membuntuti ayah Elisa ke pesta besar seorang...atau dua orang...bos mafia.
Berbeda dengan beberapa review Goodreads, kami merasa novel ini bagus dan seru. Gaya bahasanya cukup sederhana. Yah, walaupun bab-bab awalnya agak susah dipahami sih. Tapi kalau dibaca terus, gaya bahasanya cukup sederhana dan mudah dinikmati. Ketegangan dan aksi-aksi yang terjadi cukup membuat penasaran sehingga kita pengen baca buku ini terus menerus. Tokoh Lumikki menurut kami cukup keren ya, dingin, dan penuh perhitungan. Persis mata-mata. Oh ya, meskipun novel ini adalah sebuah trilogi, tapi buku ini sudah ending kok kasusnya, jadi bukan yang bersambung gitu.
Kalau ada kekurangan di novel ini, menurut kami sih di bagian endingnya. Dibilang gantung sih ngga juga ya, cuman berasa antiklimaks aja sih. Jadi Lumikki ditembak, melarikan diri, trus terkapar di salju sambil berdarah-darah, trus di bab berikutnya pokoknya dia sudah tertolong aja. Bagaimana proses dia bisa ditemukan dan selamat itu yang bikin penasaran.
Sebetulnya ya, review jelek di Goodreads kalau kita baca-baca sih rata-rata karena sepertinya terjemahan bahasa Inggrisnya kurang bagus. Novel ini aslinya dalam bahasa Finlandia, saat diterjemahkan ke bahasa Inggris jadinya kayak ada miss translation gitu. Tapi menurut kami sih terjemahan bahasa Indonesianya oke kok, bagus. Kelemahan novel terjemahan memang begini sih, kalau penerjemahnya kurang bagus, atau mungkin kurang bisa memahami gaya bahasa novelnya, bisa ada miss translation, ujung-ujungnya bukunya jadi jelek dan ngga enak dibaca. Ada yang ngga suka karena berharapnya ini kayak spin off -nya Snow White. Tapi seperti yang kami bilang di awal, Snow White di sini lebih ke perumpamaan dibandingkan kisah adaptasi Snow White.
Kesimpulannya, kami suka sih novel As Red As Blood ini. Thriller misteri yang ringan, tapi tetap menegangkan dan seru. Tokoh Lumikkinya juga cukup keren.
Teman-teman ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di bawah yah.
Quote
Tapi sebenarnya novel As Red As Blood ini bukan adaptasi dongeng. Kisah Snow White-nya lebih ke arah sebuah perumpamaan. Genre novel ini pun Misteri dan Thriller. Novel ini juga agak beda dari novel terjemahan kebanyakan karena ini adalah novel nordic noir, novel kriminal skandinavian. Jadi alih-alih berlatar belakang negara Amerika atau Eropa yang sudah umum banget di kalangan novel terjemahan yang beredar di Indonesia, novel ini berlatar negara-negara di Eropa Utara, Finlandia, Swedia, bahkan Rusia. Lokasi latar belakang novel ini sendiri bertempat di Tampere, Finlandia. Buat yang mencari latar novel yang fresh, novel ini pas banget.
As Red As Blood mengisahkan cerita seorang Lumikki Anderson. Seorang gadis 18 tahun yang bersekolah di salah satu sekolah seni di Tampere. Masa lalu yang keras memaksa Lumikki mengembangkan kemampuan seperti seorang mata-mata. Berbaur, tidak tampak, tidak menarik perhatian, lengkap dengan fisik yang lincah dan kuat, serta otak yang mampu berpikir taktis. Kehidupan damainya terusik ketika suatu hari, kebiasaannya "menyendiri" di Kamar Gelap sekolah membawanya kepada suatu kasus. Kasus yang melibatkan uang puluhan ribu euro bernoda darah yang dijemur di kamar gelap.
Awalnya Lumikki tidak mau tahu dan tidak mau ikut campur. Tapi rasa keingintahuan seringnya mengalahkan akal sehat. Lumikki pun pelan-pelan terseret lebih dalam. Latar belakang uang berdarah pun mulai terkuak: pesta gila-gilaan yang berujung penemuan uang berdarah. Alih-alih ketakutan, di bawah pengaruh narkoba dan alkohol, Elisa, Tuukka, dan Kasper justru mengambil uang itu, menyelinap ke sekolah, lalu mencuci dan menjemur uang tersebut di Kamar Gelap sekolah. Mereka pun membagi 3 uang temuan itu.
Tapi puluhan ribu euro tentu saja tak mungkin tak bertuan. Puluhan ribu euro yang tersasar tak mungkin tak dicari orang. Lumikki terpaksa menyelidiki. Kami rasa sih setengah karena Elisa yang memohon, setengahnya lagi karena rasa penasaran Lumikki sendiri. Temuan demi temuan semakin mengejutkan. Puncaknya, ketika Lumikki menyamar bak Putri Salju, membuntuti ayah Elisa ke pesta besar seorang...atau dua orang...bos mafia.
Berbeda dengan beberapa review Goodreads, kami merasa novel ini bagus dan seru. Gaya bahasanya cukup sederhana. Yah, walaupun bab-bab awalnya agak susah dipahami sih. Tapi kalau dibaca terus, gaya bahasanya cukup sederhana dan mudah dinikmati. Ketegangan dan aksi-aksi yang terjadi cukup membuat penasaran sehingga kita pengen baca buku ini terus menerus. Tokoh Lumikki menurut kami cukup keren ya, dingin, dan penuh perhitungan. Persis mata-mata. Oh ya, meskipun novel ini adalah sebuah trilogi, tapi buku ini sudah ending kok kasusnya, jadi bukan yang bersambung gitu.
Kalau ada kekurangan di novel ini, menurut kami sih di bagian endingnya. Dibilang gantung sih ngga juga ya, cuman berasa antiklimaks aja sih. Jadi Lumikki ditembak, melarikan diri, trus terkapar di salju sambil berdarah-darah, trus di bab berikutnya pokoknya dia sudah tertolong aja. Bagaimana proses dia bisa ditemukan dan selamat itu yang bikin penasaran.
Sebetulnya ya, review jelek di Goodreads kalau kita baca-baca sih rata-rata karena sepertinya terjemahan bahasa Inggrisnya kurang bagus. Novel ini aslinya dalam bahasa Finlandia, saat diterjemahkan ke bahasa Inggris jadinya kayak ada miss translation gitu. Tapi menurut kami sih terjemahan bahasa Indonesianya oke kok, bagus. Kelemahan novel terjemahan memang begini sih, kalau penerjemahnya kurang bagus, atau mungkin kurang bisa memahami gaya bahasa novelnya, bisa ada miss translation, ujung-ujungnya bukunya jadi jelek dan ngga enak dibaca. Ada yang ngga suka karena berharapnya ini kayak spin off -nya Snow White. Tapi seperti yang kami bilang di awal, Snow White di sini lebih ke perumpamaan dibandingkan kisah adaptasi Snow White.
Kesimpulannya, kami suka sih novel As Red As Blood ini. Thriller misteri yang ringan, tapi tetap menegangkan dan seru. Tokoh Lumikkinya juga cukup keren.
Teman-teman ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di bawah yah.
Quote
Cara termudah untuk menjalani hidup adalah dengan tidak ikut campur dalam masalah apa pun.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Jangan pernah melompat pada kesimpulan.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Jangan pernah memuja kepandaianmu sendiri.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Jangan pernah berikan orang lain pilihan, cukup berikan mereka arahan. Jangan memohon atau meminta, cukup katakan apa adanya.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Jangan mencari kekuatan untuk membalas dendam. Carilah kekuatan untuk menghindari situasi yang akan membuatmu ingin membalas dendam.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Lebih baik sendirian dibandingkan dikelilingi oleh lingkungan yang buruk.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Janji seorang pria yang dimabuk cinta tidak akan pernah dipenuhi.
~ As Red As Blood by Salla Simukka
Rabu, 06 Mei 2020
Review Novel Stealing Phoenix by Joss Stirling - Ringan Tapi Seru dan Menghibur
Selamat datang di review buku kedua dari seri Benedict-Savant, Stealing Phoenix. Dari awal kami bisa bilang bahwa, buku ini lebih bagus dan menarik dibandingkan buku pertamanya, Finding Sky. Mungkin karena udah jauh banget kali ya dari kesan Twilight. Plot ceritanya juga menurut kami cukup fresh. Seperti buku pertamanya, Stealing Phoenix ini juga buku bacaan paranormal romance remaja yang ringan. Tapi, meskipun ringan, buku ini juga cukup seru.
Stealing Phoenix menceritakan kehidupan seorang gadis, Phoenix Corrigan, atau biasa dipanggil Phee. Phee ini hidup di sebuah komunitas savant penjahat yang dikepalai oleh seorang savant yang disebut sebagai Sang Peramal. Suatu hari, Phee ditugaskan untuk mencuri dari sebuah rombongan pelajar. Targetnya tak lain dan tak bukan adalah...Yves Benedict.
Berbeda dengan Sky yang tak tahu kalau dirinya savant, Phee ini sudah memahami dirinya savant, dan biasa memanfaatkan talentanya untuk memuluskan aksi pencuriannya. Phee bisa membekukan momen untuk sesaat, dan itulah yang dia lakukan saat mencuri barang-barang Yves. Tapi tanpa disangka oleh Phee, Yves yang juga seorang savant tidak sepenuhnya membeku. Yves melihat Phee beraksi dan dia murka. Phee yang panik langsung kabur dengan barang jarahannya. Sedangkan Yves yang murka langsung membakar barang-barangnya yang dijarah oleh Phee, meninggalkan Phee tanpa barang jarahan apapun dan tangan yang terluka.
Phee pulang dengan tangan kosong dan harus menghdapi konsekuensinya. Ternyata mencuri dari Yves adalah sesuatu yang penting, sehingga meskipun gagal, Phee harus sekali lagi mencoba mencuri darinya. Kali ini Phee menyamar sebagai salah satu peserta seminar dan membuntuti Yves. Ketika akan melancarkan aksinya, Phee lagi-lagi gagal. Kali ini lebih parah, dia tertangkap oleh Yves.
Yang tidak disadari oleh Phee tapi disadari oleh Yves adalah bahwa mereka ternyata adalah pasangan jiwa. Sementara Yves sangat gembira, Phee justru bahagia sekaligus sedih. Phee yang merasa asal usulnya tidak jelas dan berasal dari komunitas savant penjahat tidak pantas untuk Yves. Phee juga tidak mungkin bisa lolos begitu saja dari komunitas. Belum lagi ternyata Sang Peramal punya alasan tersendiri kenapa dia mengincar Yves.
Ujian Yves dan Phee sebagai pasangan jiwa cukup berat. Bagaimana nasib Phee yang dijadikan umpan oleh Sang Peramal untuk mendapatkan Yves? Bagaimana cara Yves dan Phee untuk lolos dari cengkeraman Sang Peramal serta komunitas savant penjahat?
Kami merekomendasikan banget buku ini, karena selain seru, buku ini juga ringan dan humornya cukup menghibur.
Buku ini saat ini masih tersedia di tokopedia kami. Untuk yang ingin link shopee, bisa menghubungi kami terlebih dahulu ya.
Link Tokopedia: https://www.tokopedia.com/olakalik/stealing-phoenix-by-joss-stirling
Quote
Orang bisa banyak belajar asalkan mau.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Tidak cemas itu lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Kurasa pencipta kita cerdas karena memikirkan urusan pasangan jiwa ini, karena dia menjodohkan kita bukan dengan apa yang kita inginkan melainkan apa yang kita butuhkan.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Lebih baik mendengar jawabannya walaupun buruk daripada dibiarkan bertanya-tanya.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Stealing Phoenix menceritakan kehidupan seorang gadis, Phoenix Corrigan, atau biasa dipanggil Phee. Phee ini hidup di sebuah komunitas savant penjahat yang dikepalai oleh seorang savant yang disebut sebagai Sang Peramal. Suatu hari, Phee ditugaskan untuk mencuri dari sebuah rombongan pelajar. Targetnya tak lain dan tak bukan adalah...Yves Benedict.
Berbeda dengan Sky yang tak tahu kalau dirinya savant, Phee ini sudah memahami dirinya savant, dan biasa memanfaatkan talentanya untuk memuluskan aksi pencuriannya. Phee bisa membekukan momen untuk sesaat, dan itulah yang dia lakukan saat mencuri barang-barang Yves. Tapi tanpa disangka oleh Phee, Yves yang juga seorang savant tidak sepenuhnya membeku. Yves melihat Phee beraksi dan dia murka. Phee yang panik langsung kabur dengan barang jarahannya. Sedangkan Yves yang murka langsung membakar barang-barangnya yang dijarah oleh Phee, meninggalkan Phee tanpa barang jarahan apapun dan tangan yang terluka.
Phee pulang dengan tangan kosong dan harus menghdapi konsekuensinya. Ternyata mencuri dari Yves adalah sesuatu yang penting, sehingga meskipun gagal, Phee harus sekali lagi mencoba mencuri darinya. Kali ini Phee menyamar sebagai salah satu peserta seminar dan membuntuti Yves. Ketika akan melancarkan aksinya, Phee lagi-lagi gagal. Kali ini lebih parah, dia tertangkap oleh Yves.
Yang tidak disadari oleh Phee tapi disadari oleh Yves adalah bahwa mereka ternyata adalah pasangan jiwa. Sementara Yves sangat gembira, Phee justru bahagia sekaligus sedih. Phee yang merasa asal usulnya tidak jelas dan berasal dari komunitas savant penjahat tidak pantas untuk Yves. Phee juga tidak mungkin bisa lolos begitu saja dari komunitas. Belum lagi ternyata Sang Peramal punya alasan tersendiri kenapa dia mengincar Yves.
Ujian Yves dan Phee sebagai pasangan jiwa cukup berat. Bagaimana nasib Phee yang dijadikan umpan oleh Sang Peramal untuk mendapatkan Yves? Bagaimana cara Yves dan Phee untuk lolos dari cengkeraman Sang Peramal serta komunitas savant penjahat?
Kami merekomendasikan banget buku ini, karena selain seru, buku ini juga ringan dan humornya cukup menghibur.
Buku ini saat ini masih tersedia di tokopedia kami. Untuk yang ingin link shopee, bisa menghubungi kami terlebih dahulu ya.
Link Tokopedia: https://www.tokopedia.com/olakalik/stealing-phoenix-by-joss-stirling
Quote
Orang bisa banyak belajar asalkan mau.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Tidak cemas itu lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Kurasa pencipta kita cerdas karena memikirkan urusan pasangan jiwa ini, karena dia menjodohkan kita bukan dengan apa yang kita inginkan melainkan apa yang kita butuhkan.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Lebih baik mendengar jawabannya walaupun buruk daripada dibiarkan bertanya-tanya.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling
Minggu, 03 Mei 2020
Review Komik Oneshot Skenario by Chikako Kikukawa - Seputar Jimat
Chikako Kikukawa adalah salah satu mangaka serial misteri favorit kami. Gambar tokoh-tokohnya selalu rupawan, cantik dan tampan. Tidak hanya karena gambarnya yang cakep, cerita-cerita dari Chikako Kikukawa juga cukup seram dan penuh misteri supernatural yang mendebarkan. Kali ini kami akan mereview salah satu komik oneshot Chikako Kikukawa berjudul Skenario.
Komik Skenario ini punya beberapa cerita di dalamnya. Mari kita lihat satu per satu. Tenang saja, kami usahakan spoiler free.
Skenario
Skenario menceritakan tentang Eri, seorang anak gadis yang bunuh diri karena dirundung oleh ketiga temannya. Surat wasiat yang memberatkan ketiga temannya itu hilang, dibakar oleh mereka. Tetapi, tanpa mereka sangka, Eri belum benar-benar pergi, dan sekarang dia ingin membalas dendam kepada mereka.
Misteri Kalung
Ada sebuah peristiwa memilukan di masa lalu. Tapi ada juga sebuah kalung misterius yang katanya adalah sebuah kalung keberuntungan. Tapi ternyata, kalung ini awalnya saja membawa keberuntungan. Buntutnya, kalung ini justru membawa petaka.
Cerita di Musim Salju
Aida dan ibunya baru saja pindah rumah ke sebuah kota kecil. Mereka melarikan diri dari ayah tiri yang kejam. Tetapi, mereka punya tetangga yang aneh. Laki-laki hidung belang bertamu pada malam hari, tidak pernah keluar lagi, hanya ada kotak kardus besar yang digotong keluar. Tapi di saat keadaan menjadi genting, tetangga anehnya ini justru jadi penolongnya.
Misteri Batu Kuarsa
Shoko menghadiahkan batu kuarsa yang indah dan katanya akan membawa keberuntungan kepada Masako, sahabat karibnya. Shoko juga memiliki batu yang sama. Tapi mengapa saat Shoko memiliki kehidupan yang semakin beruntung, kehidupan Masako justru semakin sial?
Misteri Kalung dan Misteri Batu Kuarsa ceritanya tentang seputar barang bertuah yang katanya membawa keberuntungan. Sayangnya, dalam cerita itu, pemiliknya malah mendapatkan malapetaka. Jadi di dalam cerita komik ini, jimat-jimatan itu tiadalah artinya.
Kami suka semua cerita misteri di komik ini. Ceritanya memang bukan yang serem banget, tapi cukup menegangkan dan misterius. Satu kekurangan dari gambarnya Chikako Kikukawa adalah, gambar tokohnya seringnya mirip-mirip banget dari satu cerita ke cerita lainnya. Jadi agak kurang variasi aja.
Ada yang sudah baca komik ini juga? Silahkan komen di kolom komentar yah.
Komik Skenario ini punya beberapa cerita di dalamnya. Mari kita lihat satu per satu. Tenang saja, kami usahakan spoiler free.
Skenario
Skenario menceritakan tentang Eri, seorang anak gadis yang bunuh diri karena dirundung oleh ketiga temannya. Surat wasiat yang memberatkan ketiga temannya itu hilang, dibakar oleh mereka. Tetapi, tanpa mereka sangka, Eri belum benar-benar pergi, dan sekarang dia ingin membalas dendam kepada mereka.
Misteri Kalung
Ada sebuah peristiwa memilukan di masa lalu. Tapi ada juga sebuah kalung misterius yang katanya adalah sebuah kalung keberuntungan. Tapi ternyata, kalung ini awalnya saja membawa keberuntungan. Buntutnya, kalung ini justru membawa petaka.
Cerita di Musim Salju
Aida dan ibunya baru saja pindah rumah ke sebuah kota kecil. Mereka melarikan diri dari ayah tiri yang kejam. Tetapi, mereka punya tetangga yang aneh. Laki-laki hidung belang bertamu pada malam hari, tidak pernah keluar lagi, hanya ada kotak kardus besar yang digotong keluar. Tapi di saat keadaan menjadi genting, tetangga anehnya ini justru jadi penolongnya.
Misteri Batu Kuarsa
Shoko menghadiahkan batu kuarsa yang indah dan katanya akan membawa keberuntungan kepada Masako, sahabat karibnya. Shoko juga memiliki batu yang sama. Tapi mengapa saat Shoko memiliki kehidupan yang semakin beruntung, kehidupan Masako justru semakin sial?
Misteri Kalung dan Misteri Batu Kuarsa ceritanya tentang seputar barang bertuah yang katanya membawa keberuntungan. Sayangnya, dalam cerita itu, pemiliknya malah mendapatkan malapetaka. Jadi di dalam cerita komik ini, jimat-jimatan itu tiadalah artinya.
Kami suka semua cerita misteri di komik ini. Ceritanya memang bukan yang serem banget, tapi cukup menegangkan dan misterius. Satu kekurangan dari gambarnya Chikako Kikukawa adalah, gambar tokohnya seringnya mirip-mirip banget dari satu cerita ke cerita lainnya. Jadi agak kurang variasi aja.
Ada yang sudah baca komik ini juga? Silahkan komen di kolom komentar yah.
Komik ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
Baca Juga:
Rabu, 29 April 2020
Buku vs Film: The 5th Wave - Favorit, Detailnya Bagus
Setelah kemarin sempat menulis review bukunya, sekarang saatnya membandingkan buku dengan filmnya. Film The 5th Wave ini keluar di tahun 2016, sekitar tiga tahun setelah bukunya terbit. Tokoh Cassie diperankan oleh Chloë Grace Moretz, dan tokoh Evan diperankan oleh Alex Roe (ini ganteng banget sih ya, wakakakak). Sayangnya nih...sayangnya...ini jadi satu-satunya film seri The 5th Wave. Padahal, novel The 5th Wave sendiri adalah sebuah trilogi. Film The 5th Wave sendiri sebetulnya masih open ending. Jadi memang sepertinya sih sudah direncanakan akan dibikin sekuelnya. Sayangnya, film ini ngga terlalu sukses di pasaran, ngga terlalu bagus juga ratingnya. Sepertinya hal ini yang akhirnya membuat film ini ngga akan ada sekuelnya lagi. Sayang banget, padahal kami termasuk penggemar film ini.
Kami tidak akan cerita banyak soal plotnya karena secara garis besar sama kok antar buku dan filmnya. Sudah pasti ada penyesuaian dan penyederhanaan di sana sini, tapi menurut kami cukup bisa ditoleransi kok. Kami akan membahas beberapa perbedaannya yang cukup terlihat.
Ibu Cassie
Di buku, ibunya Cassie seingat kami ibu rumah tangga. Di film, ibunya Cassie adalah seorang perawat dan ikut membantu saat gelombang ketiga, wabah, melanda. Kami lebih suka peran yang di film ini di bandingkan dengan bukunya.
Dr. Pam/Reznik
Dr. Pam dan Reznik harusnya adalah dua tokoh yang berbeda, tapi film The 5th Wave mampu menggabungkan kedua tokoh ini dengan mulus, wakakak. Muka dr. Pam tapi nama Reznik. Kisah tewasnya pun menggunakan skenario tewasnya dr. Pam. Kami rasa sih, karena durasi film yang terbatas, tokoh asli Reznik tidak bisa benar-benar ditampilkan di film.
Hubungan antara Cassie dengan Ben
Di buku Cassie dengan Ben itu sebenarnya hanya cinta bertepuk sebelah tangan. Ini menurut kami yah. Ben juga sebenarnya tidak terlalu tahu siapa Cassie. Tapi di film, seolah-olah mereka kayak saling kenal dan ada sedikit flirting-flirting di awal-awal. Jujur, kami lebih suka skenario yang di buku. Kayak lebih masuk akal aja gitu.
Saat Ben mengetahui aslinya Vosch dkk
Skenario pengungkapan ini sama sekali berubah. Kalau di buku, Ringer lah yang menginisiasi ide tentang siapa sebetulnya Vosch dan para militer di Kamp Haven. Kondisinya pun Ringer dan Ben sedang berdua saja, mereka akan menyergap orang yang menembaki mereka, yang ternyata adalah Reznik.
Di film, karena tokoh Reznik dan dr. Pam menjadi satu, skenario pengungkapan ini berubah banyak. Ringer memberontak dan melepaskan alat pelacak yang ditanam padanya, menyebabkan dia terlihat diinvestasi oleh alien jika dipindai dengan kacamata buatan militer Vosch. Hal ini membuat Ben sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Kami sih lebih suka skenario di buku ya, karena Ringer itu sangat taktis dan cerdas orangnya. Ringer berani mengambil resiko, tapi bisa mengukur kapan resiko harus diambil dan bisa mengukurnya dengan baik. Mungkin ini salah satu alasan kenapa Ringer suka main catur.
Skenario penjemputan Sam
Skenario ini juga banyak berubah. Di buku, Sam tidak ikut lulus bersama anggota regunya yang lain. Jadi saat pasukan Ben diutus untuk bertugas di lapangan, Sam otomatis tidak ikut mereka. Di film, Sam sengaja ditinggal oleh Ben. Ben mengikat Sam ke shower kamar mandi agar dia tidak ikut terjun ke lapangan.
Skenario penjemputan Sam oleh Cassie maupun Ben jauh lebih seru dan menegangkan di bukunya. Cassie bekerja dengan petunjuk-petunjuk Evan agar bisa masuk ke Kamp Haven. Pertarungan dan ketegangannya juga lebih seru di buku. Sedangkan Ben, berusaha setengah mati untuk lolos dr ruang medis untuk menjemput Sam. Ben masih terluka parah akibat luka tembakan Ringer yang belum sembuh.
Kami rasa sih itu beberapa perubahan yang cukup mencolok antara buku dan filmnya. Selebihnya kebanyakan berupa penyederhanaan cerita. Biasanya sih karena masalah durasi. Yang mengejutkan sebenarnya adalah detail di film ini sangat bagus, cukup mirip dengan bukunya.
Antara buku dengan film kami rasa dua-duanya bagus. Tapi tentu saja bukunya lebih oke karena ceritanya lebih detail. Banyak adegan-adegan yang lebih seru di bukunya daripada di film. Seperti adegan lolosnya Cassie dari Kamp Lubang Abu, itu lebih seru di buku. Hubungan asmara antara Cassie dan Evan juga sebetulnya lebih dalam di buku. Aksi penyelamatan Sam juga lebih seru di bukunya.
Kesimpulannya, kami suka sih dua-duanya, filmnya bagus, bukunya juga bagus dan lebih detail dari filmnya. Menurut teman-teman gimana? Ada yang sudah nonton dan baca bukunya juga? Silahkan komentar di kolom komen di bawah yah.
Kami tidak akan cerita banyak soal plotnya karena secara garis besar sama kok antar buku dan filmnya. Sudah pasti ada penyesuaian dan penyederhanaan di sana sini, tapi menurut kami cukup bisa ditoleransi kok. Kami akan membahas beberapa perbedaannya yang cukup terlihat.
Ibu Cassie
Di buku, ibunya Cassie seingat kami ibu rumah tangga. Di film, ibunya Cassie adalah seorang perawat dan ikut membantu saat gelombang ketiga, wabah, melanda. Kami lebih suka peran yang di film ini di bandingkan dengan bukunya.
Dr. Pam/Reznik
Dr. Pam dan Reznik harusnya adalah dua tokoh yang berbeda, tapi film The 5th Wave mampu menggabungkan kedua tokoh ini dengan mulus, wakakak. Muka dr. Pam tapi nama Reznik. Kisah tewasnya pun menggunakan skenario tewasnya dr. Pam. Kami rasa sih, karena durasi film yang terbatas, tokoh asli Reznik tidak bisa benar-benar ditampilkan di film.
Hubungan antara Cassie dengan Ben
Di buku Cassie dengan Ben itu sebenarnya hanya cinta bertepuk sebelah tangan. Ini menurut kami yah. Ben juga sebenarnya tidak terlalu tahu siapa Cassie. Tapi di film, seolah-olah mereka kayak saling kenal dan ada sedikit flirting-flirting di awal-awal. Jujur, kami lebih suka skenario yang di buku. Kayak lebih masuk akal aja gitu.
Saat Ben mengetahui aslinya Vosch dkk
Skenario pengungkapan ini sama sekali berubah. Kalau di buku, Ringer lah yang menginisiasi ide tentang siapa sebetulnya Vosch dan para militer di Kamp Haven. Kondisinya pun Ringer dan Ben sedang berdua saja, mereka akan menyergap orang yang menembaki mereka, yang ternyata adalah Reznik.
Di film, karena tokoh Reznik dan dr. Pam menjadi satu, skenario pengungkapan ini berubah banyak. Ringer memberontak dan melepaskan alat pelacak yang ditanam padanya, menyebabkan dia terlihat diinvestasi oleh alien jika dipindai dengan kacamata buatan militer Vosch. Hal ini membuat Ben sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Kami sih lebih suka skenario di buku ya, karena Ringer itu sangat taktis dan cerdas orangnya. Ringer berani mengambil resiko, tapi bisa mengukur kapan resiko harus diambil dan bisa mengukurnya dengan baik. Mungkin ini salah satu alasan kenapa Ringer suka main catur.
Skenario penjemputan Sam
Skenario ini juga banyak berubah. Di buku, Sam tidak ikut lulus bersama anggota regunya yang lain. Jadi saat pasukan Ben diutus untuk bertugas di lapangan, Sam otomatis tidak ikut mereka. Di film, Sam sengaja ditinggal oleh Ben. Ben mengikat Sam ke shower kamar mandi agar dia tidak ikut terjun ke lapangan.
Skenario penjemputan Sam oleh Cassie maupun Ben jauh lebih seru dan menegangkan di bukunya. Cassie bekerja dengan petunjuk-petunjuk Evan agar bisa masuk ke Kamp Haven. Pertarungan dan ketegangannya juga lebih seru di buku. Sedangkan Ben, berusaha setengah mati untuk lolos dr ruang medis untuk menjemput Sam. Ben masih terluka parah akibat luka tembakan Ringer yang belum sembuh.
Kami rasa sih itu beberapa perubahan yang cukup mencolok antara buku dan filmnya. Selebihnya kebanyakan berupa penyederhanaan cerita. Biasanya sih karena masalah durasi. Yang mengejutkan sebenarnya adalah detail di film ini sangat bagus, cukup mirip dengan bukunya.
Antara buku dengan film kami rasa dua-duanya bagus. Tapi tentu saja bukunya lebih oke karena ceritanya lebih detail. Banyak adegan-adegan yang lebih seru di bukunya daripada di film. Seperti adegan lolosnya Cassie dari Kamp Lubang Abu, itu lebih seru di buku. Hubungan asmara antara Cassie dan Evan juga sebetulnya lebih dalam di buku. Aksi penyelamatan Sam juga lebih seru di bukunya.
Kesimpulannya, kami suka sih dua-duanya, filmnya bagus, bukunya juga bagus dan lebih detail dari filmnya. Menurut teman-teman gimana? Ada yang sudah nonton dan baca bukunya juga? Silahkan komentar di kolom komen di bawah yah.
Sabtu, 25 April 2020
Pasangan Traveling by Pasangantraveling.com - Jalan-Jalan Romantis Lewat Buku
Apa kabar semua? Sayang banget artikel ini terbit di masa-masa dimana kita semua tidak bisa bebas traveling. Tapi ada hikmahnya juga, karena setidaknya, kita bisa mencicipi traveling lewat buku saja. Lalu, saat nanti semua wabah ini sudah berlalu, kita bisa jalan-jalan lagi ke tempat-tempat yang kita inginkan. Semoga semua segera pulih kembali. Aamiin...
Sekarang mari kita review buku traveling yang satu ini. Buku Pasangan Traveling ini berisi catatan perjalanan Jeff dan Diana ke 22 destinasi, ada yang domestik, ada juga yang ke benua Asia, Australia, dan Eropa. Buku ini menekankan bahwa banyak sisi positifnya kalau kita traveling bersama pasangan, yang memang, sedikit banyak kami setuju juga sih. Traveling sendiri mungkin akan berasa sepi. Kalau orangnya terlalu banyak biasanya suka muncul konflik-konflik yang tidak perlu. Jadi traveling berdua, idealnya sih sama pasangan, biasanya adalah solusi traveling yang paling pas.
Di buku ini, Jeff dan Diana mengajak kita ke 22 Destinasi. Kemana saja? Ini dia daftarnya.
Sekarang mari kita review buku traveling yang satu ini. Buku Pasangan Traveling ini berisi catatan perjalanan Jeff dan Diana ke 22 destinasi, ada yang domestik, ada juga yang ke benua Asia, Australia, dan Eropa. Buku ini menekankan bahwa banyak sisi positifnya kalau kita traveling bersama pasangan, yang memang, sedikit banyak kami setuju juga sih. Traveling sendiri mungkin akan berasa sepi. Kalau orangnya terlalu banyak biasanya suka muncul konflik-konflik yang tidak perlu. Jadi traveling berdua, idealnya sih sama pasangan, biasanya adalah solusi traveling yang paling pas.
Di buku ini, Jeff dan Diana mengajak kita ke 22 Destinasi. Kemana saja? Ini dia daftarnya.
- Lombok.
- Ke Pantai Senggigi
- Gili Trawangan
- Mataram dan Lingsar
- Pantai Kuta dan Tanjung Aan
- serta ke Gili Nanggu.
- Bali.
- Pengalaman menginap di Ayana Resort & Spa
- main ke Pantai Kuta dan Tanah Lot
- makan seafood di Jimbaran
- serta ke Pantai Nusa Dua
- Minangkabau.
- Menikmati perjalanan ke Bukittinggi dan mampir ke Lembah Anai
- Mampir ke Ngarai Sianok dan Lubang Jepang
- Bukittinggi dan Pasar Atas-Bawah
- Danau Maninjau
- Payakumbuh dan Lembah Harau
- Menginap di Aie Angek Cottage
- Danau Singkarak
- Sawahlunto
- Danau Atas-Bawah
- Pengalaman makan seafood di Padang
- Pantai Malin Kundang dan Teluk Bayur
- Kota Padang
- Belitung
- Jelajah pantai
- Belitung Timur
- Kampoeng Ahok dan Museum Kata Andrea Hirata
- Tanjung Pandan
- Island Hopping
- Garut
- Menikmati menginap di Kampung Sampireun
- Pulau Sepa, Kepulauan Seribu
- Osaka dan Nara, Jepang
- Osaka Castle
- Shinsaibashi, Namba, dan Dotonburi
- Nara
- Todaiji Temple
- Kyoto, Jepang
- Fushimi Inari
- Higashiyama: Gion, Kiyomizudera Temple, dan Maruyama Park
- Shinkansen: Osaka-Kyoto
- Arashiyama
- Love Hotel
- Imperial Palace
- Nijo Castle
- Kinkakuji atau Golden Temple
- Kyoto Station
- Tokyo, Jepang
- Shibuya dan Harajuku
- Disneysea
- Capsule Hotel
- Akihabara
- Ueno
- Asakusa dan Tokyo Sky Tree
- Odaiba
- Kimi Ryokan
- Nippori-Narita
- Hong Kong
- Avenue of Stars
- The Peak
- Mid Level Escalator
- Symphony of Light
- Ladies Market dan Temple Street
- Disneyland
- Shenzen, RRT
- Windows of the World
- Macau
- Shenzen-Macau
- City of Macau
- Senado Square
- Venetian Macao
- Maladewa
- Penerbangan ke Maladewa
- Bandara Internasional Maladewa
- Adaaran Club Rannalhi
- Over Water Bungalow
- Snorkeling Bersama Hiu
- Perth, Australia
- Pinnacles Desert Tour
- Caversham Wildlife Park
- Cervantes
- Pinnacles Desert
- Sand Dunes, Lancelin
- Perth
- Kings Park and Botanic Garden
- Freemantle
- Sydney, Australia
- Circular Quay dan The Rocks
- Opera House dan Mrs. Macquire's Chair
- Darling Harbour
- Paddy's Market dan Queen Victoria Building
- Suburb St. Leonards
- Bondi Beach
- Manly
- Suburb Seven Hills
- Blue Mountain
- Chocolate Company
- Scenic World
- Melbourne, Australia
- Pusat Kota Melbourne
- Fitzroy Garden
- Menyusuri Yarra River
- Mt. Dandenong
- Tesselaar Tulip Festival
- Queen Victoria Market
- St. Kilda
- Acland Street
- Belanda
- Den Haag
- Keukenhof, Lisse
- Volendam
- Delft
- Rotterdam
- Amsterdam
- Belgia
- Antwerp
- Brussels
- Paris
- Gare du Nord dan Gare du Lyon
- Louvre dan Jardins des Tuilaries
- LaFayette dan Eiffel from Trocadero
- Arc de Triomphe dan Notre-Dame Cathedral
- Venesia
- Kereta Malam: Paris-Venesia
- Grand Canal dan Rialto Bridge
- Piazza San Marco
- Bridge of Sighs dan Arsenale
- Eropa Tengah dan Timur
- Austria
- Wina
- Salzburg
- Tur The Sound of Music
- Innsbruck
- Bratislava, Slovakia
- Swiss
- Engelberg dan Mount Titlis
- Panoramic Golden Pass (Lucerne-Interlaken)
- Interlaken, Murren dan Lauterbrunnen
- Montreux
- Bern
- Mount Rigi: Vitznau dan Weggis
- Lucerne
Banyak juga kan destinasinya. Siapa tahu ini bisa mengobati kerinduan teman-teman akan traveling, atau jadi inspirasi untuk tujuan traveling di masa yang akan datang.
Buku ini masih ada di tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:
Quote
Jadi, perbedaan mimpi dan impian terletak pada usaha untuk membuat perencanaan. Semua dimulai dari perencanaan.
~ Pasangan Traveling by Pasangantraveling.com
Minggu, 12 April 2020
The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey - Alien yang Bukan Alien, Manusia yang Bukan Manusia
Sebelum membaca buku The 5th Wave ini, kami sudah lebih dulu menonton filmnya. Kami tertarik membaca novelnya karena memang suka sama filmnya. Sayangnya, film The 5th Wave kurang berhasil di pasaran, jadi sampai sekarang belum ada sekuelnya. Padahal ya, novelnya ini trilogi lho. Oh iya, kami juga agak lompat sih baca novelnya, kami baca buku keduanya dulu, The Infinite Sea (Lautan Tak Bertepi), baru deh baca novel ini.
Kalau bisa dibilang ya, Buku pertama ini tidak seintens buku keduanya. Alurnya menurut kami lumayan slow. Oh iya, ini model plotnya maju-mundur, dan ganti sudut pandang yah. Contohnya bisa dicek ke review The Infinite Sea. Banyak adegan menegangkan, tapi slow paced, dan terukur. Paling pas di bab-bab terakhir aja yang fast paced. Kalau di Infinite Sea kan lumayan ya, tegang, fast paced, dan adrenalin rush gitu kan ya.
The 5th Wave ini langsung diawali pada saat Gelombang 4, saat Cassie sudah sendirian. Seiring cerita, kita akan dibawa mundur ke awal-awal Gelombang 1 sampai tiba di masa Cassie sekarang. Di buku ini kita akan melihat cerita dari sudut pandang Cassie, Sam, Ben Parish, dan tentu saja Evan Walker. Sudut pandang Sam sama Evan ga banyak sih, hanya beberapa saja, kalau tidak salah ingat masing-masing hanya satu bab besar.
Kami mau ngespoiler plot sedikit, tapi karena alurnya yang tidak biasa, jadi agak susah juga nih ceritainnya. Wakakak. Jadi, kami akan sedikit menceritakan plotnya secara sederhana yah.
Cerita berawal saat Cassie sudah sendirian di hutan. Ibunya sudah tiada, ikut tewas oleh wabah sampar di Gelombang 3. Setelah ibunya tewas, Cassie, bersama dengan ayahnya, dan juga adiknya, Sam, akhirnya mengungsi. Tadinya, mereka berencana mengungsi ke pangkalan militer terdekat. Tapi di tengah jalan, mereka akhirnya bergabung dengan pengungsi-pengungsi lain di Kamp Lubang Abu. Kehidupan berjalan sedikit normal untuk beberapa saat. Hingga, tiba-tiba datanglah drone-drone pengintai.
Drone-drone pengintai ini pada akhirnya membawa sepasukan militer dan bis-bis sekolah ke Kamp Lubang Abu. Sepasukan Militer yang terlihat seperti manusia tapi ternyata bukan manusia. Lupakan alien-alien dengan bentuk yang aneh-aneh. Karena di buku ini alien berwujud manusia normal, tapi dengan kesadaran alien. Alien yang bukan alien, manusia yang bukan manusia. Hal yang akhirnya disadari Cassie ketika semua sudah terlambat. Ketika Sam dibawa pergi di dalam bis sekolah, ke pangkalan militer mereka. Ketika dia menyaksikan ayahnya ditembak oleh sang Komandan Alien, Vosch. Cassie nyaris tidak selamat ketika mereka memutuskan untuk membumihanguskan Kamp Lubang Abu.
Tapi Cassie berhasil bertahan hidup untuk beberapa lama di hutan, sendirian. Tanpa Cassie sadari, dia sebetulnya tidak sepenuhnya sendirian, karena Gelombang 4, Para Peredam, sudah dimulai. Para peredam adalah para penembak jitu yang bisa dibilang punya kekuatan manusia super juga. Tugas mereka hanya 1, menghabisi manusia-manusia yang berkeliaran. Evan Walker adalah salah satu Peredam.
Evan gagal sebagai peredam ketika dia tidak sanggup menghabisi Cassie. Dia malah membuntuti Cassie di hutan, dan puncaknya, ketika dia mencoba membunuh Cassie, dia justru membawa Cassie pulang dan merawatnya. Kisah 'asmara' antara Evan dan Cassie tidak bertahan lama, Cassie bukan yang bodoh-bodoh banget, dia pun mencurigai kalau Evan adalah seorang peredam. Tapi, pada akhirnya, mereka bisa saling mengerti dan saling menerima satu sama lain.
Cassie punya janji pada Sam, dan dia harus pergi mencari Sam. Evan membantu Cassie menyusup ke pangkalan militer. Di sini dia bertemu kembali dengan Ben, yang sama-sama mau menjemput Sam. Apa yang terjadi kemudian? Bagaimana kisah infiltrasi Cassie ke sarang musuh? Silahkan dibaca langsung di bukunya yah.
Kisah Ben, Sam, dan Evan juga bisa dibaca langsung di bukunya. He3.
Tokoh Cassie mengingatkan kami kepada tokoh Katniss dari The Hunger Games. Sama-sama di usia remaja, dan sama-sama survivor ulung. Insting bertahan hidupnya kuat banget, berani, dan pengambil keputusan yang baik. Kalau misalnya jatuh cinta sama alien bisa disebut kelemahan, yah kami pikir itu justru sisi kemanusiaan yang masih bertahan. Lagipula, Cassie pun sedikit memanfaatkan pengetahuan Evan untuk bisa masuk ke dalam markas musuh.
Buku ini bagus, cocok untuk yang mau baca cerita tentang invasi alien, tapi tidak terlalu suka dengan penggambaran alien yang aneh-aneh. Karena di buku ini aliennya ya 'manusia'. Plotnya cukup menantang dan gaya bahasanya cukup sederhana. Ga ada yang rumit. Masih lebih rumit buku keduanya nanti. Wehehehe.
Sebaliknya, kalau teman-teman justru sukanya alien yang alien banget, yang bentuknya aneh-aneh, ngga manusia gitu, yaa buku ini mungkin kurang pas sih. Karena memang, kurangnya khas alien ini bikin kita merasa ini bukan buku tentang invasi alien.
Saat review ini ditulis, buku ini punya skor 4.06 bintang dari 5 bintang di Goodreads. Bagus nih skornya. Top.
Apa ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana reviewnya? Silahkan komen di bawah yah.
Oh iya, saat ini, buku ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan klik link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/the-5th-wave-gelombang-5-by-rick-yancey
Quote
Kau baru bisa menyebut seseorang gila jika ada orang lain yang normal. Seperti kebaikan dan kejahatan. Kalau semuanya baik, pasti tidak ada kebaikan.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kau tidak tahu apakah kau mampu melakukannya sampai kau melakukannya.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kata Daddy, dunia terbagi menjadi dua kelompok: mereka yang lari dan mereka yang bersarang.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Hanya karena sesuatu bisa terjadi, bukan berarti itu akan terjadi.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Sulit untuk merencanakan apa yang akan terjadi kemudian ketika yang terjadi kemudian bukanlah sesuatu yang kaurencanakan.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Dan manusia berpikir. Mereka membuat rencana. Mereka bermimpi, kemudian membuat mimpi itu jadi nyata.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kadang-kadang kau mengucapkan sesuatu untuk meredakan ketakutanmu
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Tapi cepat atau lambat kau harus memilih antara lari atau menghadapi sesuatu yang kaupikir tak mampu kauhadapi.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Bahkan orang yang paling sensitif pun dapat terbiasa pada hal yang paling tidak sensitif.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kekejaman bukanlah sifat. Kekejaman adalah kebiasaan.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Tekanan bisa terasa begitu berat, dan kau hancur. Terkadang kau menyerang orang lain. Terkadang kau menyerang diri sendiri.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Ada beberapa hal yang takkan pernah bisa kautinggalkan. Hal-hal yang bukan milik masa lalu. Melainkan milikmu.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kau tidak tahu arti kesepian yang sebenarnya sampai kau mengenal lawan dari kesepian.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Seribu cara. Konsentrasi pada satu cara saja.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Jika dunia telah melanggar satu juta satu janji, bisakah kau memercayai janji yang kesatu juta dua?
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Apa yang tidak membunuh kami memperkuat kami. Memperteguh kami. Mengajari kami.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kita ada di sini, lalu kita mati, dan yang penting bukan berapa lama waktu kita di sini, tapi apa yang kita lakukan dengan waktu tersebut.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kalau bisa dibilang ya, Buku pertama ini tidak seintens buku keduanya. Alurnya menurut kami lumayan slow. Oh iya, ini model plotnya maju-mundur, dan ganti sudut pandang yah. Contohnya bisa dicek ke review The Infinite Sea. Banyak adegan menegangkan, tapi slow paced, dan terukur. Paling pas di bab-bab terakhir aja yang fast paced. Kalau di Infinite Sea kan lumayan ya, tegang, fast paced, dan adrenalin rush gitu kan ya.
The 5th Wave ini langsung diawali pada saat Gelombang 4, saat Cassie sudah sendirian. Seiring cerita, kita akan dibawa mundur ke awal-awal Gelombang 1 sampai tiba di masa Cassie sekarang. Di buku ini kita akan melihat cerita dari sudut pandang Cassie, Sam, Ben Parish, dan tentu saja Evan Walker. Sudut pandang Sam sama Evan ga banyak sih, hanya beberapa saja, kalau tidak salah ingat masing-masing hanya satu bab besar.
Kami mau ngespoiler plot sedikit, tapi karena alurnya yang tidak biasa, jadi agak susah juga nih ceritainnya. Wakakak. Jadi, kami akan sedikit menceritakan plotnya secara sederhana yah.
Cerita berawal saat Cassie sudah sendirian di hutan. Ibunya sudah tiada, ikut tewas oleh wabah sampar di Gelombang 3. Setelah ibunya tewas, Cassie, bersama dengan ayahnya, dan juga adiknya, Sam, akhirnya mengungsi. Tadinya, mereka berencana mengungsi ke pangkalan militer terdekat. Tapi di tengah jalan, mereka akhirnya bergabung dengan pengungsi-pengungsi lain di Kamp Lubang Abu. Kehidupan berjalan sedikit normal untuk beberapa saat. Hingga, tiba-tiba datanglah drone-drone pengintai.
Drone-drone pengintai ini pada akhirnya membawa sepasukan militer dan bis-bis sekolah ke Kamp Lubang Abu. Sepasukan Militer yang terlihat seperti manusia tapi ternyata bukan manusia. Lupakan alien-alien dengan bentuk yang aneh-aneh. Karena di buku ini alien berwujud manusia normal, tapi dengan kesadaran alien. Alien yang bukan alien, manusia yang bukan manusia. Hal yang akhirnya disadari Cassie ketika semua sudah terlambat. Ketika Sam dibawa pergi di dalam bis sekolah, ke pangkalan militer mereka. Ketika dia menyaksikan ayahnya ditembak oleh sang Komandan Alien, Vosch. Cassie nyaris tidak selamat ketika mereka memutuskan untuk membumihanguskan Kamp Lubang Abu.
Tapi Cassie berhasil bertahan hidup untuk beberapa lama di hutan, sendirian. Tanpa Cassie sadari, dia sebetulnya tidak sepenuhnya sendirian, karena Gelombang 4, Para Peredam, sudah dimulai. Para peredam adalah para penembak jitu yang bisa dibilang punya kekuatan manusia super juga. Tugas mereka hanya 1, menghabisi manusia-manusia yang berkeliaran. Evan Walker adalah salah satu Peredam.
Evan gagal sebagai peredam ketika dia tidak sanggup menghabisi Cassie. Dia malah membuntuti Cassie di hutan, dan puncaknya, ketika dia mencoba membunuh Cassie, dia justru membawa Cassie pulang dan merawatnya. Kisah 'asmara' antara Evan dan Cassie tidak bertahan lama, Cassie bukan yang bodoh-bodoh banget, dia pun mencurigai kalau Evan adalah seorang peredam. Tapi, pada akhirnya, mereka bisa saling mengerti dan saling menerima satu sama lain.
Cassie punya janji pada Sam, dan dia harus pergi mencari Sam. Evan membantu Cassie menyusup ke pangkalan militer. Di sini dia bertemu kembali dengan Ben, yang sama-sama mau menjemput Sam. Apa yang terjadi kemudian? Bagaimana kisah infiltrasi Cassie ke sarang musuh? Silahkan dibaca langsung di bukunya yah.
Kisah Ben, Sam, dan Evan juga bisa dibaca langsung di bukunya. He3.
Tokoh Cassie mengingatkan kami kepada tokoh Katniss dari The Hunger Games. Sama-sama di usia remaja, dan sama-sama survivor ulung. Insting bertahan hidupnya kuat banget, berani, dan pengambil keputusan yang baik. Kalau misalnya jatuh cinta sama alien bisa disebut kelemahan, yah kami pikir itu justru sisi kemanusiaan yang masih bertahan. Lagipula, Cassie pun sedikit memanfaatkan pengetahuan Evan untuk bisa masuk ke dalam markas musuh.
Buku ini bagus, cocok untuk yang mau baca cerita tentang invasi alien, tapi tidak terlalu suka dengan penggambaran alien yang aneh-aneh. Karena di buku ini aliennya ya 'manusia'. Plotnya cukup menantang dan gaya bahasanya cukup sederhana. Ga ada yang rumit. Masih lebih rumit buku keduanya nanti. Wehehehe.
Sebaliknya, kalau teman-teman justru sukanya alien yang alien banget, yang bentuknya aneh-aneh, ngga manusia gitu, yaa buku ini mungkin kurang pas sih. Karena memang, kurangnya khas alien ini bikin kita merasa ini bukan buku tentang invasi alien.
Saat review ini ditulis, buku ini punya skor 4.06 bintang dari 5 bintang di Goodreads. Bagus nih skornya. Top.
Apa ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana reviewnya? Silahkan komen di bawah yah.
Oh iya, saat ini, buku ini masih tersedia di tokopedia kami ya. Silahkan klik link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/the-5th-wave-gelombang-5-by-rick-yancey
Quote
Kau baru bisa menyebut seseorang gila jika ada orang lain yang normal. Seperti kebaikan dan kejahatan. Kalau semuanya baik, pasti tidak ada kebaikan.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kau tidak tahu apakah kau mampu melakukannya sampai kau melakukannya.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kata Daddy, dunia terbagi menjadi dua kelompok: mereka yang lari dan mereka yang bersarang.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Hanya karena sesuatu bisa terjadi, bukan berarti itu akan terjadi.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Sulit untuk merencanakan apa yang akan terjadi kemudian ketika yang terjadi kemudian bukanlah sesuatu yang kaurencanakan.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Dan manusia berpikir. Mereka membuat rencana. Mereka bermimpi, kemudian membuat mimpi itu jadi nyata.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kadang-kadang kau mengucapkan sesuatu untuk meredakan ketakutanmu
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Tapi cepat atau lambat kau harus memilih antara lari atau menghadapi sesuatu yang kaupikir tak mampu kauhadapi.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Bahkan orang yang paling sensitif pun dapat terbiasa pada hal yang paling tidak sensitif.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kekejaman bukanlah sifat. Kekejaman adalah kebiasaan.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Tekanan bisa terasa begitu berat, dan kau hancur. Terkadang kau menyerang orang lain. Terkadang kau menyerang diri sendiri.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Ada beberapa hal yang takkan pernah bisa kautinggalkan. Hal-hal yang bukan milik masa lalu. Melainkan milikmu.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kau tidak tahu arti kesepian yang sebenarnya sampai kau mengenal lawan dari kesepian.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Seribu cara. Konsentrasi pada satu cara saja.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Jika dunia telah melanggar satu juta satu janji, bisakah kau memercayai janji yang kesatu juta dua?
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Apa yang tidak membunuh kami memperkuat kami. Memperteguh kami. Mengajari kami.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kita ada di sini, lalu kita mati, dan yang penting bukan berapa lama waktu kita di sini, tapi apa yang kita lakukan dengan waktu tersebut.
~ The 5th Wave (Gelombang 5) by Rick Yancey
Kamis, 19 Maret 2020
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham - Misteri Sang Pemanen di Kota Salem
Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham ini adalah buku kedua dari seri The Flynn Brothers Trilogy. Sebelumnya, kami juga sudah mereview buku pertamanya, Deadly Night (Malam Mematikan).
Di buku kedua ini kita akan mengikuti kisah Jeremy Flynn. Saudara kedua dari Flynn Bersaudara. Kisah dimulai setelah kejadian yang terjadi di novel Deadly Night. Oh ya, ngga masalah kok kalau belum baca yang Deadly Night, karena ceritanya ngga nyambung. Deadly Night itu kisah Aidan Flynn, saudara tertua dari Flynn Bersaudara. Oke, balik ke ceritanya...
Ceritanya...Jeremy ini mengadakan serangkaian acara penggalangan dana, nah salah satu acara yang dibuat adalah semacam acara debat di radio. Lawan debatnya adalah seorang sejarawan cantik bernama Rowenna Cavanough. Karena novel ini masuk ke genre Romantic Suspense yaa, pasti unsur romannya kuat ya di novel ini. Nah, roman antara Jeremy dan Rowenna ini khas roman banget. Awalnya saling menyangkal, bahkan kayak musuhan, lama-lama akhirnya gulat di ranjang juga. Wakakak. Ini khas roman banget.
Awalnya, setelah acara penggalangan dana selesai, Rowenna dan Jeremy akan berpisah. Rowenna akan kembali ke tempat tinggalnya di Salem. Yup, Salem, tempat yang terkenal banget dengan Salem Witch Trials-nya. Tapi ternyata takdir berkata lain. Jeremy juga akan pergi ke Salem, karena dia akan membantu temannya mencari istrinya yang hilang di Salem pada malam Halloween.
Rowenna ini sebetulnya kayak punya indra keenam, dia sudah beberapa kali membantu kepolisian Salem dalam memecahkan kasus. Tapi Jeremy orangnya skeptis. Segalanya harus logis lengkap dengan bukti fisiknya. Padahal, tanpa disadari, Jeremy sendiri bisa melihat arwah. Rowenna khawatir Jeremy akan memandangnya buruk jika nanti kepolisian Salem meminta bantuannya pada kasus yang akan diusut oleh Jeremy.
Intuisi Rowenna, dan nasib buruknya, membawa Rowenna ke ladang jagung. Ladang jagung dan orang-orangan sawah yang menghantui mimpi-mimpinya. Ladang jagung dan orang-orangan sawah yang ternyata adalah mayat yang sudah membusuk dan disantap gagak. Penyelidikan pun menjadi lebih intens. Sekarang, mereka tidak hanya mencari orang yang hilang, tapi juga harus mencari pembunuh yang sedang berkeliaran. Pembunuh yang begitu kejam. Pembunuh yang begitu ahli menyamar dan menghilang. Pembunuh yang ingin membangkitkan legenda Sang Pemanen.
Seperti seri pertamanya, novel ini ada unsur supranatural, thriller, dan unsur romannya. Kalau dibandingkan buku pertama, unsur supranatural di novel kedua ini tidak sekuat novel pertama. Novel ini lebih ke thriller detektif sih menurut kami. Supranaturalnya yang hantu-hantuan gitu ada tapi tidak terlalu intens. Kalau unsur roman sih sudah pasti ada, tapi ngga terlalu berlebihan kok. Novel kedua ini titik beratnya lebih ke thrillernya sih menurut kami.
Buku kedua ini ada kesamaan sama buku pertamanya, sama-sama melibatkan pekuburan. Sayangnya, Flynn bersaudara yang lain tidak terlalu banyak terlibat. Paling cuman Zach aja di akhir-akhir cerita. Kalau Aidan ada sekilas di awal cerita.
Buku ini bagus sih. Seru ceritanya. Karena latar ceritanya di Salem, kesan misterinya jadi lebih kuat dan serem. Belum lagi cerita yang di ladang-ladang jagung dan orang-orangan sawah. Tapi thrillernya juga tidak terlalu berat karena ada unsur romannya.
Teman-teman ada yang sudah membaca novel ini juga? Gimana reviewnya? Silahkan komen di bawah yah.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan klik link di bawah ini yah:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-harvest-ladang-mematikan-by-heather-graham
Quote
Namun, masa depan tak bisa diketahui dan akan tetap begitu sampai dia mencapainya.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Tidak ada jaminan dalam hidup.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Dunia mungkin tidak abadi, tapi dia akan selalu ada selama berjuta-juta tahun, sekalipun manusia tidak.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Namun, semua ciptaan alam kembali pada-Nya, menjadi bagian dari alam pada akhirnya.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Harapan adalah sesuatu yang kejam. Rasanya luar biasa bila terkabul. Namun, saat kau mengharapkan sesuatu dan tidak terwujud, harapan itu berubah menjadi sesuatu yang kejam.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Dia membuat Dan marah. Orang marah menjadi sembrono. Mereka lalu membuat kesalahan.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Cinta lebih kuat dari kejahatan, dan ada hal yang lebih dari apa yang kauketahui di dunia ini...
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Di buku kedua ini kita akan mengikuti kisah Jeremy Flynn. Saudara kedua dari Flynn Bersaudara. Kisah dimulai setelah kejadian yang terjadi di novel Deadly Night. Oh ya, ngga masalah kok kalau belum baca yang Deadly Night, karena ceritanya ngga nyambung. Deadly Night itu kisah Aidan Flynn, saudara tertua dari Flynn Bersaudara. Oke, balik ke ceritanya...
Ceritanya...Jeremy ini mengadakan serangkaian acara penggalangan dana, nah salah satu acara yang dibuat adalah semacam acara debat di radio. Lawan debatnya adalah seorang sejarawan cantik bernama Rowenna Cavanough. Karena novel ini masuk ke genre Romantic Suspense yaa, pasti unsur romannya kuat ya di novel ini. Nah, roman antara Jeremy dan Rowenna ini khas roman banget. Awalnya saling menyangkal, bahkan kayak musuhan, lama-lama akhirnya gulat di ranjang juga. Wakakak. Ini khas roman banget.
Awalnya, setelah acara penggalangan dana selesai, Rowenna dan Jeremy akan berpisah. Rowenna akan kembali ke tempat tinggalnya di Salem. Yup, Salem, tempat yang terkenal banget dengan Salem Witch Trials-nya. Tapi ternyata takdir berkata lain. Jeremy juga akan pergi ke Salem, karena dia akan membantu temannya mencari istrinya yang hilang di Salem pada malam Halloween.
Rowenna ini sebetulnya kayak punya indra keenam, dia sudah beberapa kali membantu kepolisian Salem dalam memecahkan kasus. Tapi Jeremy orangnya skeptis. Segalanya harus logis lengkap dengan bukti fisiknya. Padahal, tanpa disadari, Jeremy sendiri bisa melihat arwah. Rowenna khawatir Jeremy akan memandangnya buruk jika nanti kepolisian Salem meminta bantuannya pada kasus yang akan diusut oleh Jeremy.
Intuisi Rowenna, dan nasib buruknya, membawa Rowenna ke ladang jagung. Ladang jagung dan orang-orangan sawah yang menghantui mimpi-mimpinya. Ladang jagung dan orang-orangan sawah yang ternyata adalah mayat yang sudah membusuk dan disantap gagak. Penyelidikan pun menjadi lebih intens. Sekarang, mereka tidak hanya mencari orang yang hilang, tapi juga harus mencari pembunuh yang sedang berkeliaran. Pembunuh yang begitu kejam. Pembunuh yang begitu ahli menyamar dan menghilang. Pembunuh yang ingin membangkitkan legenda Sang Pemanen.
Seperti seri pertamanya, novel ini ada unsur supranatural, thriller, dan unsur romannya. Kalau dibandingkan buku pertama, unsur supranatural di novel kedua ini tidak sekuat novel pertama. Novel ini lebih ke thriller detektif sih menurut kami. Supranaturalnya yang hantu-hantuan gitu ada tapi tidak terlalu intens. Kalau unsur roman sih sudah pasti ada, tapi ngga terlalu berlebihan kok. Novel kedua ini titik beratnya lebih ke thrillernya sih menurut kami.
Buku kedua ini ada kesamaan sama buku pertamanya, sama-sama melibatkan pekuburan. Sayangnya, Flynn bersaudara yang lain tidak terlalu banyak terlibat. Paling cuman Zach aja di akhir-akhir cerita. Kalau Aidan ada sekilas di awal cerita.
Buku ini bagus sih. Seru ceritanya. Karena latar ceritanya di Salem, kesan misterinya jadi lebih kuat dan serem. Belum lagi cerita yang di ladang-ladang jagung dan orang-orangan sawah. Tapi thrillernya juga tidak terlalu berat karena ada unsur romannya.
Teman-teman ada yang sudah membaca novel ini juga? Gimana reviewnya? Silahkan komen di bawah yah.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami. Silahkan klik link di bawah ini yah:
https://www.tokopedia.com/olakalik/deadly-harvest-ladang-mematikan-by-heather-graham
Quote
Namun, masa depan tak bisa diketahui dan akan tetap begitu sampai dia mencapainya.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Tidak ada jaminan dalam hidup.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Dunia mungkin tidak abadi, tapi dia akan selalu ada selama berjuta-juta tahun, sekalipun manusia tidak.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Namun, semua ciptaan alam kembali pada-Nya, menjadi bagian dari alam pada akhirnya.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Harapan adalah sesuatu yang kejam. Rasanya luar biasa bila terkabul. Namun, saat kau mengharapkan sesuatu dan tidak terwujud, harapan itu berubah menjadi sesuatu yang kejam.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Dia membuat Dan marah. Orang marah menjadi sembrono. Mereka lalu membuat kesalahan.
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Cinta lebih kuat dari kejahatan, dan ada hal yang lebih dari apa yang kauketahui di dunia ini...
~ Deadly Harvest (Ladang Mematikan) by Heather Graham
Langganan:
Postingan (Atom)
Amazon Associates Disclaimer
Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.