Oke mari kita bahas di buku kedua ini apa yang diceritakan. Spoiler alert yaaa buat yang belum baca bukunya. Buku kedua ini bisa dibilang dibagi menjadi tiga bagian cerita, karena rombongan terpaksa terpisah-pisah akibat serangan Orc yang mendadak. Kita akan mengikuti cerita Aragorn, Legolas, dan Gimli terlebih dahulu. Mereka dengan sedih memakamkan Boromir di Rauros, dan dengan berat hati akhirnya merelakan Sam dan Frodo yang kabur berdua saja menuju Mordor. Akhirnya mereka memilih untuk memburu Orc yang menculik Merry dan Pippin.
Sementara itu, Merry dan Pippin diculik oleh Orc yang kabur dengan sekuat tenaga tanpa kenal lelah. Padahal para Orc-Orc ini juga tidak tahu kenapa kedua halfling ini harus dibawa ke Isengard dengan utuh tanpa kurang satu apa pun. Mereka hanya menerima perintah tanpa kejelasan lebih lanjut. Karena kesempatan bagus dan kecerdikannya, Pippin berhasil membebaskan tangannya dari ikatan dan memberi sedikit petunjuk di jalan. Dengan harapan bahwa Aragorn dan kawan-kawan sedang mencari mereka. Kesempatan untuk benar-benar kabur datang ketika rombongan Orc dikejar oleh para penunggang Rohan. Pertempuran terjadi. Salah satu Orc yang lebih rakus justru menjadi kunci pelarian Merry dan Pippin. Mereka lolos dan masuk ke hutan yang justru ditakuti oleh banyak orang, Fangorn.
Sementara itu rombongan Aragorn juga bertemu dengan para penunggang Rohan di tengah jalan. Mereka hampir saja ditangkap. Sayangnya Orc-Orc yang mereka buru ternyata sudah dihabisi oleh para penunggang dan mereka tidak melihat ada makhluk lain selain Orc. Dengan kecil hati Aragorn dkk. ke lokasi pembantaian, berusaha mencari secercah harapan. Dalam pencariannya, tanpa disangka, mereka justru bertemu kembali dengan Gandalf yang sekarang sudah menjadi Gandalf si Putih. Mereka pun akhirnya mengikuti Gandalf untuk menemui Raja Theoden dan menuju ke pertempuran di Helm's Deep.
Sementara itu, Merry dan Pippin justru bertemu dengan Treebeard, Ent tua yang bijaksana. Treebeard membawa mereka ke rumahnya. Merry dan Pippin menceritakan kisah mereka. Kekhawatiran Treebeard akan Saruman dan kemarahannya kepada para Orc yang seenaknya saja menebang pohon membawanya untuk mengadakan pertemuan dengan para Ent yang lain. Setelah perundingan yang lama, sepakat lah mereka untuk menuju Isengard, memberi pelajaran kepada Saruman, tetangga mereka yang sudah berkhianat.
Pertarungan di Helm's Deep terjadi sangat seru. Begitu juga apa yang terjadi di Isengard. Rombongan Aragorn akhirnya bertemu kembali dengan Merry dan Pippin di Isengard. Saruman yang sudah ditaklukkan tetap tidak mau menyerah dan masih berusaha mempengaruhi mereka dengan sihirnya. Sekarang, setelah masalah Isengard beres, mereka harus bergegas menuju Minas Tirith.
Bagaimana dengan Frodo dan Sam? Perjalanan mereka sama berbahayanya dan melelahkan. Apalagi karena mereka sebenarnya tidak tahu jalan ke Mordor. Tanpa mereka sadari Gollum sudah mengikuti mereka sepanjang perjalanan. Dengan kecerdasan, mereka akhirnya bisa menangkap Gollum dan menjinakkannya. Gollum yang ternyata tahu jalan ke Mordor kemudian malah menjadi pemandu jalan mereka. Tapi tentu saja, pemandu jalan yang satu ini adalah pemandu jalan yang licik. Ketika hampir sampai, mereka malah diumpankan kepada Shelob, monster laba-laba raksasa yang kelaparan. Awalnya mereka berhasil lolos. Tapi, Frodo yang tidak waspada karena terlalu gembira akhirnya dilumpuhkan Shelob. Sam, yang terlambat bertindak, meskipun dengan gagah berani berhasil melukai Shelob, menemukan Frodo yang sudah dingin. Karena mengira Frodo sudah meninggal, dia memutuskan untuk mengambil cincin untuk meneruskan misi mereka sendirian. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui kenyataan bahwa Frodo masih hidup dan hanya dilumpuhkan. Betapa putus asanya Sam ketika mendapati Frodo sekarang dibawa oleh para Orc masuk ke Mordor dan disekap di sana, tanpa Sam bisa mengikutinya.
Suka banget sama petualangan mereka yang seru. Kalaupun ada keluhan tentang buku ini, itu cuman satu saja. Gaya bahasa yang dipakai tidak sederhana, banyak metaforanya. Apalagi kalau sudah menggambarkan soal lingkungan sekitar ya. Jadi tidak terlalu easy reading novelnya. Contohnya seperti ini nih misalnya:
Ketika hari kedua perjalanan berlalu, rasa berat di udara semakin besar. Di siang hari, awan-awan gelap mulai menyusul: seperti atap muram dengan tepi-tepi menggelembung besar, berbercak cahaya menyilaukan. Matahari terbenam, merah darah dalam kabut berasap. Tombak-tombak para Penunggang berujung nyala api ketika berkas-berkas cahaya terakhir menyinari wajah terjal puncak-puncak Thrihyrne: sekarang puncak-puncak itu berdiri dekat sekali di lengan paling utara Pegunungan Putih, tiga tanduk bergerigi yang menatap matahari tenggelam. Dalam cahaya merah terakhir, mereka yang berada di barisan depan melihat sebuah bercak hitam, seorang penunggang kuda yang mendekat. Mereka berhenti menunggunya.
Kalau percakapan-percakapannya sih mudah diikuti yah. Paling yang sulit hanya gaya bahasa pas menjabarkan backgroud alam sekitar aja. Tapi kami tidak menyangka, ternyata endingnya menegangkan banget. Kami juga suka dengan perkembangan karakter Sam yang meskipun digambarkan seperti tokoh yang tidak pintar-pintar amat, tapi ternyata sangat pemberani dan waspada. Apalagi kalau sudah menyangkut keselamatan majikannya, Frodo. Meskipun buku ini berisi pertempuran melawan para Orc dan petualangan berbahaya, tapi sifat easy going Merry dan Pippin, serta kompetisi antara Gimli dan Legolas membuat buku ini tidak gelap-gelap amat dan bisa lebih enjoy menikmatinya.
Gimana? Ada yang sudah membaca juga? Bagaimana pendapat teman-teman? Silahkan komen di bawah ya.
Quote
"Akhirnya kita dihadapkan pada pilihan sulit," kata Aragorn. "Apakah kita akan istirahat di malam hari, atau jalan terus sementara masih punya tekad dan kekuatan?"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Pengejaran yang sejak awal mungkin sudah sia-sia, tak bisa diperbaiki ataupun dirusak oleh pilihanku. Well, aku sudah memilih. Maka biarlah kita menggunakan waktu sebaik mungkin!
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Ini akhir yang pahit bagi seluruh harapan dan kerja keras kita!"
"Untuk harapan, mungkin, tapi tidak bagi kerja keras,"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Ada beberapa hal yang lebih baik dimulai daripada ditolak, meski akhirnya akan gelap.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Tapi aku berbicara terburu-buru. Kita tak boleh tergesa-gesa. Hatiku terlalu panas. Aku harus mendinginkan diriku dan berpikir; sebab lebih mudah berteriak berhenti! daripada melakukannya."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Hati yang setia mungkin bermulut lancang."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"bahwa bagi mata yang tidak lurus, kebenaran mengenakan wajah masam."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Siapa yang tak mampu membuang harta dalam keadaan darurat, akan terbelenggu.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Para pengkhianat selalu penuh curiga,"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Seringkali kebencian mencederai dirinya sendiri!
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Tapi sudah sejak dulu dikatakan: kehendak jahat sering dirusak kejahatan."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Tidak, tangan yang terbakar justru menjadi pelajaran terbaik. Setelah itu, barulah nasihat tentang api akan dimasukkan ke dalam hati."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Omongan manis bisa menyembunyikan hati yang busuk.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"tapi selama masih ada kehidupan, berarti masih ada harapan,..."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Tapi aku tidak tahu. Begitulah biasanya sebuah cerita. Ambillah satu yang kausukai. Kau mungkin tahu atau menduga, kisah macam apa itu, berakhir bahagia atau sedih, tapi orang-orang di dalamnya saat itu belum tahu. Dan kau tak ingin mereka tahu sebelumnya."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
"Jangan mengata-ngatai dirimu sendiri, Smeagol," kata Frodo. "Itu tidak bijak, biarpun benar atau salah."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien
Buku ini tersedia di:
1. BookDepository