Okay, sebelumnya kami sudah mereview buku A Time To Kill karangan John Grisham ini. Buat kami, buku ini bagus banget dan seru. Gaya berceritanya juga enak. Untuk review lengkapnya silahkan langsung ke postingan review bukunya yah. Nah, karena kami juga sudah menonton filmnya, sekarang saatnya membandingkan antara film dan bukunya. Manakah yang lebih bagus? Apa aja kelebihan dan kekurangannya? Tentu saja ini opini pribadi kami yaa.
A Time to Kill ini film lama. Film tahun 1996. Pemeran utamanya ada Sandra Bullock (sebagai Ellen Roark), Samuel L. Jackson (sebagai Carl Lee Hailey), dan Matthew McConaughey (sebagai Jack Brigance).
Okay, sampai di sini mari kita bahas dulu soal perannya Sandra Bullock sebagai Ellen Roark. Sejujurnya yah, kami tidak terlalu suka dengan tokoh Ellen Roark di novelnya. Kenapa? Menurut kami, tokoh Ellen Roark ini semacam tokoh pengganti untuk mengisi kekosongan tokoh wanita pendukung. Ellen Roark muncul setelah Carla, istri Jack Brigance, pergi mengungsi ke rumah orangtuanya karena situasi yang mulai membahayakan. Ellen Roark ini menurut kami memberikan plot sampingan yang tidak perlu, yaitu hampir terjadinya affair antara Ellen Roark dan Jack Brigance. Tokoh yang menurut kami sebenarnya krusial, yaitu salah satu juri yang menyebabkan terjadinya keputusan bulat, Wanda Womack, justru dihilangkan dari film. Ini menurut kami sangat disayangkan sekali. Di film, peran Wanda Womack ini dialihkan ke peran Jack Brigance.
Sekarang mari kita lihat dari sisi ceritanya. Secara garis besar, film dan bukunya sama kok. Menurut kami sih sudah sesuai antara novel dan film. Tapi secara detail, tentu saja novelnya lebih detail. Ada beberapa bagian di film yang menurut kami akan lebih jelas latar belakangnya kalau kita sudah baca novelnya. Soal ending, sama-sama ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Untuk keputusan pengadilannya, kita lebih suka yang di novel. Lebih detail dan rasanya lebih masuk akal. Tapi filmnya seperti menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari ending di bukunya. Jadi lebih bulet lah ceritanya, lebih tuntas. Seperti pertanyaan "Kemanakah KKK pada akhirnya?" atau "Bagaimana dengan reaksi Carla?"
Film ini film lama banget, film tahun 1996. Kalau misalnya teman-teman bertanya-tanya, akankah film ini di remake? Kami tidak tahu juga sih, tapi kemungkinan sih tidak ya. Alasan utama kemungkinan adalah soal isu rasisme yang diangkat cerita A Time to Kill. Kalau di film, entah kenapa rasismenya terasa banget. Beda dibandingkan saat membaca bukunya. Kalau kita membaca buku, kita seperti bisa set mindset kita dulu. Bahwa ini kejadian di tahun sekian, saat masa-masa itu. Seperti itu kira-kira. Belum lagi masalah adanya KKK, ini bisa jadi topik yang sangat sensitif.
Kesimpulan kami, film dan novel A Time to Kill sama-sama bagus dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kami merekomendasikan dua-duanya.
Ada yang sudah nonton film dan baca bukunya juga? Gimana pendapatnya? Silahkan berikan komentarnya yah ^_^
Cari Review Buku
Kamis, 19 September 2019
Senin, 16 September 2019
Xi You #5: Cerita Perjalanan Ke Barat - Akhirnya Selesai Juga Perjalanan yang Berat Itu
Akhirnya....perjalanan Biksu Tang dan murid-muridnya bisa selesai di buku Xi You yang ke lima ini. Perjalanan yang berat dan lama, 14 tahun lho, lama banget kan. Sepanjang perjalanan banyak banget rintangan yang menghadang, terutama dari serangan siluman-siluman yang pengen banget memakan daging Biksu Tang, kalau silumannya perempuan, malah pengennya menikahi Biksu Tang. Rintangan dari sesama manusia biasa juga ada, bentuknya biasanya berhubungan dengan para penyamun. Tapi akhirnya semua bisa berakhir bahagia.
Kita tidak akan terlalu banyak membahas dari segi ceritanya, karena sebenarnya sama saja dengan buku-buku sebelumnya. Kebanyakan yang dilawan siluman, lalu bisa selesai dengan kecerdikan Wukong dan pertolongan para Dewa. Karena ini buku terakhir, kita mau bahas secara keseluruhan secara umum saja.
Oke, pertama, mari kita bahas dari segi cerita. Xi You ini bercerita tentang perjalanan Biksu Tang serta murid-muridnya untuk mengambil kitab suci ke barat (India). Berbagai rintangan menghadang. Nah, 90% dari rintangan-rintangan yang ada berhubungan dengan siluman, dan jujur saja, agak repetitif. Rumusannya kira-kira begini: Biksu Tang diculik siluman → Wukong berusaha menolong → Kalau tidak berhasil, minta bantuan Dewa → Biksu Tang selamat...Horee... Hal inilah yang sempet bikin kami susah banget menyelesaikan buku keempat dari novel ini. Di buku keempat udah mulai bosen dong, masa iya masalahnya itu-itu terus? Tapi jangan salah sangka, ceritanya berbeda kok (walaupun dengan rumus masalah yang sama), dengan siluman yang berbeda tentunya. Tapi buku kelima ini justru lebih mudah dinikmati. Meskipun problemnya masih sama ya, tapi lebih enak aja baca ceritanya, mungkin juga karena pengen cepat-cepat tahu gimana endingnya kali ya.
Kedua, mari kita bahas tokoh-tokohnya. Enaknya ngulik satu-satu kali ya...
Biksu Tang Sanzang
Biksu Tang melambangkan roh manusia yang harus mengendalikan empat sifat manusia yang dilambangkan oleh murid-muridnya. Jujur, sepanjang empat buku kami merasa Biksu Tang itu tidak banyak perkembangan karakternya. Naif banget, dan gampang terhasut sama Bajie. Di buku kelima ini bahkan Wukong sampai berkata begini...
See...muridnya saja bisa bilang begitu. Apa mungkin, beginilah sifat roh manusia? Naif, tanpa rasa curiga. Tapi di buku kelima ini ada perkembangan karakternya kok, meskipun sedikit. Biksu Tang mulai bisa cemas kalau misalnya ada potensi bahaya, mulai bisa galak sama Bajie, juga mulai bisa menuruti apa kata-kata Wukong. Ada perkembangannya, tidak signifikan, tapi cukup berarti.
Sun Wukong
Sun Wukong itu melambangkan otak atau kecerdasan manusia yang selalu digunakan untuk mencari jalan atau akal guna memecahkan suatu masalah. Kami paling suka dengan tokoh Sun Wukong ini karena dia lah yang perkembangan karakternya paling signifikan. Dari yang nakal, kejam, tanpa pandang bulu, berubah menjadi tokoh yang banyak akal, bijaksana dan bahkan bisa bersabar. Perkembangannya bagus banget. Jadi kita senang membaca cerita kisah Sun Wukong ini.
Zhu Bajie
Zhu Bajie melambangkan keserakahan dan hawa nafsu manusia, sehingga sering terjerumus. Kalau misalnya harus ada tokoh menyebalkan dalam sebuah cerita, nah Zhu Bajie inilah tokohnya. Tidak ada yang berubah dari Bajie. Bahkan di buku kelima ini Bajie seperti anak kecil banget. Gampang ngambek dan mengeluh. Bajie baru berubah ketika perjalanan sudah berakhir dan dia sudah disucikan. Itupun dia masih bisa mengeluh pada Buddha. Memang kocak-kocak menyebalkan tokoh yang satu ini.
Sha Wujing
Sha Wujing melambangkan kelemahan manusia. Ia mempunyai keinginan baik, tetapi tak sanggup menghadapi godaan. Sha Wujing ini sayangnya tokoh yang mudah dilupakan. Waktu dulu nonton serial televisinya saja, kami paling tidak ingat namanya Wujing. Perannya kurang signifikan, sifatnya pun biasa saja. Baik... Sudah, itu saja. Dalam pertarungan melawan siluman pun Wujing kurang luar biasa. Memang yang paling mudah diingat kan tokoh yang ekstrem gitu kan ya. Wukong nakal banget, Bajie rese banget, gampang diingat kan ya karena memberi kesan tersendiri. Agak disayangkan sebetulnya, karena Wujing ini sebenarnya pekerja keras yang jarang mengeluh.
Kuda Putih
Kuda Putih tunggangan Biksu Tang ini melambangkan tubuh manusia. Karena dia kuda, ya tidak ada perkembangan karakternya lah ya. Cuman asyik juga kalau pas membaca cerita dimana sang kuda putih menunjukkan kalau dia bukanlah kuda biasa.
Terlepas dari beberapa kekurangannya, novel Xi You ini novel klasik yang bersejarah. Ceritanya sudah diadaptasi kemana-mana dengan berbagai variasi cerita. Psst...Sekali ini kita bisa bilang, adaptasi layar kaca dan layar lebarnya lebih seru. Heran kan? Wakakakak. Tapi kalau mau tahu bagaimana cerita asli dari serial Kera Sakti, buku inilah yang wajib dibaca. Novelnya termasuk novel yang ringan dibaca. Siapa pun bisa menikmati membaca novel ini. Pesan moralnya banyak banget. Buku bagus kok ini.
Gimana? Teman-teman ada yang sudah membaca buku ini? Gimana kesan-kesannya?
Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
Kita tidak akan terlalu banyak membahas dari segi ceritanya, karena sebenarnya sama saja dengan buku-buku sebelumnya. Kebanyakan yang dilawan siluman, lalu bisa selesai dengan kecerdikan Wukong dan pertolongan para Dewa. Karena ini buku terakhir, kita mau bahas secara keseluruhan secara umum saja.
Oke, pertama, mari kita bahas dari segi cerita. Xi You ini bercerita tentang perjalanan Biksu Tang serta murid-muridnya untuk mengambil kitab suci ke barat (India). Berbagai rintangan menghadang. Nah, 90% dari rintangan-rintangan yang ada berhubungan dengan siluman, dan jujur saja, agak repetitif. Rumusannya kira-kira begini: Biksu Tang diculik siluman → Wukong berusaha menolong → Kalau tidak berhasil, minta bantuan Dewa → Biksu Tang selamat...Horee... Hal inilah yang sempet bikin kami susah banget menyelesaikan buku keempat dari novel ini. Di buku keempat udah mulai bosen dong, masa iya masalahnya itu-itu terus? Tapi jangan salah sangka, ceritanya berbeda kok (walaupun dengan rumus masalah yang sama), dengan siluman yang berbeda tentunya. Tapi buku kelima ini justru lebih mudah dinikmati. Meskipun problemnya masih sama ya, tapi lebih enak aja baca ceritanya, mungkin juga karena pengen cepat-cepat tahu gimana endingnya kali ya.
Kedua, mari kita bahas tokoh-tokohnya. Enaknya ngulik satu-satu kali ya...
Biksu Tang Sanzang
Biksu Tang melambangkan roh manusia yang harus mengendalikan empat sifat manusia yang dilambangkan oleh murid-muridnya. Jujur, sepanjang empat buku kami merasa Biksu Tang itu tidak banyak perkembangan karakternya. Naif banget, dan gampang terhasut sama Bajie. Di buku kelima ini bahkan Wukong sampai berkata begini...
"Memang sungguh mengherankan, perjalanan kita sudah sebegini jauhnya. Padahal Guru sendiri juga sudah sering jatuh ke tangan siluman yang jahat. Tapi kenapa Guru masih belum juga sadar akan adanya bahaya? Sedangkan aku, entah berapa banyak siluman jahat yang kubunuh karena ingin menyelamatkan Guru dari bahaya maut. Sekarang kenapa pula kita harus menolong siluman jahat itu, Guru?"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
See...muridnya saja bisa bilang begitu. Apa mungkin, beginilah sifat roh manusia? Naif, tanpa rasa curiga. Tapi di buku kelima ini ada perkembangan karakternya kok, meskipun sedikit. Biksu Tang mulai bisa cemas kalau misalnya ada potensi bahaya, mulai bisa galak sama Bajie, juga mulai bisa menuruti apa kata-kata Wukong. Ada perkembangannya, tidak signifikan, tapi cukup berarti.
Sun Wukong
Sun Wukong itu melambangkan otak atau kecerdasan manusia yang selalu digunakan untuk mencari jalan atau akal guna memecahkan suatu masalah. Kami paling suka dengan tokoh Sun Wukong ini karena dia lah yang perkembangan karakternya paling signifikan. Dari yang nakal, kejam, tanpa pandang bulu, berubah menjadi tokoh yang banyak akal, bijaksana dan bahkan bisa bersabar. Perkembangannya bagus banget. Jadi kita senang membaca cerita kisah Sun Wukong ini.
Zhu Bajie
Zhu Bajie melambangkan keserakahan dan hawa nafsu manusia, sehingga sering terjerumus. Kalau misalnya harus ada tokoh menyebalkan dalam sebuah cerita, nah Zhu Bajie inilah tokohnya. Tidak ada yang berubah dari Bajie. Bahkan di buku kelima ini Bajie seperti anak kecil banget. Gampang ngambek dan mengeluh. Bajie baru berubah ketika perjalanan sudah berakhir dan dia sudah disucikan. Itupun dia masih bisa mengeluh pada Buddha. Memang kocak-kocak menyebalkan tokoh yang satu ini.
Sha Wujing
Sha Wujing melambangkan kelemahan manusia. Ia mempunyai keinginan baik, tetapi tak sanggup menghadapi godaan. Sha Wujing ini sayangnya tokoh yang mudah dilupakan. Waktu dulu nonton serial televisinya saja, kami paling tidak ingat namanya Wujing. Perannya kurang signifikan, sifatnya pun biasa saja. Baik... Sudah, itu saja. Dalam pertarungan melawan siluman pun Wujing kurang luar biasa. Memang yang paling mudah diingat kan tokoh yang ekstrem gitu kan ya. Wukong nakal banget, Bajie rese banget, gampang diingat kan ya karena memberi kesan tersendiri. Agak disayangkan sebetulnya, karena Wujing ini sebenarnya pekerja keras yang jarang mengeluh.
Kuda Putih
Kuda Putih tunggangan Biksu Tang ini melambangkan tubuh manusia. Karena dia kuda, ya tidak ada perkembangan karakternya lah ya. Cuman asyik juga kalau pas membaca cerita dimana sang kuda putih menunjukkan kalau dia bukanlah kuda biasa.
Terlepas dari beberapa kekurangannya, novel Xi You ini novel klasik yang bersejarah. Ceritanya sudah diadaptasi kemana-mana dengan berbagai variasi cerita. Psst...Sekali ini kita bisa bilang, adaptasi layar kaca dan layar lebarnya lebih seru. Heran kan? Wakakakak. Tapi kalau mau tahu bagaimana cerita asli dari serial Kera Sakti, buku inilah yang wajib dibaca. Novelnya termasuk novel yang ringan dibaca. Siapa pun bisa menikmati membaca novel ini. Pesan moralnya banyak banget. Buku bagus kok ini.
Gimana? Teman-teman ada yang sudah membaca buku ini? Gimana kesan-kesannya?
Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/xi-you-5-cerita-perjalanan-ke-barat-by-wu-cheng-en
Quote
"Cukup kalau yang mulia mengurangi kesukaan pada paras elok dan melakukan kebaikan, marabahaya tentu tak akan datang,"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"Apa Guru lupa, sejak zaman dahulu gunung tak pernah merintangi perjalanan, jalanlah yang melintasi pegunungan."
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"Tenang, Guru, tak usah mengkhawatirkan apa pun. Bukankah orang zaman dahulu mengatakan: Barang siapa yang ingin hidup senang, ia harus bekerja keras?"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"... Tapi karena kau tak merasakan sulitnya petani itu menanam padi, kau jadi membuang-buang nasi seenaknya. Padahal, nasi ataupun makanan tak boleh kau sia-siakan begitu saja! ... "
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"Siapa yang lemah lembut, dialah yang bisa mengembara di muka bumi. Tapi siapa yang bersikap kasar, maka ia akan sulit melangkah,"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
-----------
Quote
"Cukup kalau yang mulia mengurangi kesukaan pada paras elok dan melakukan kebaikan, marabahaya tentu tak akan datang,"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"Apa Guru lupa, sejak zaman dahulu gunung tak pernah merintangi perjalanan, jalanlah yang melintasi pegunungan."
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"Tenang, Guru, tak usah mengkhawatirkan apa pun. Bukankah orang zaman dahulu mengatakan: Barang siapa yang ingin hidup senang, ia harus bekerja keras?"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"... Tapi karena kau tak merasakan sulitnya petani itu menanam padi, kau jadi membuang-buang nasi seenaknya. Padahal, nasi ataupun makanan tak boleh kau sia-siakan begitu saja! ... "
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
"Siapa yang lemah lembut, dialah yang bisa mengembara di muka bumi. Tapi siapa yang bersikap kasar, maka ia akan sulit melangkah,"
~ Xi You #5: Cerita Perjalanan ke Barat by Wu Cheng En
-----------
Senin, 09 September 2019
A Time To Kill karangan John Grisham - Saat Rasa Keadilan dan Moral Diuji
Novel A Time To Kill ini pertama kali terbit di tahun 1989. Novel ini adalah novel pertamanya John Grisham, dan termasuk novel yang pada awalnya sulit mendapatkan penerbit. Wynwood Press akhirnya mau menerbitkan novel ini dan mencetaknya sebanyak 5000 kopi saja. Tapi, saat penerbit Doubleday menerbitkan novel Grisham yang lain, The Firm, Wynwood Press merilis lagi novel ini yang kemudian malah menjadi best seller. Pada tahun 1996, A Time To Kill diadaptasi ke layar lebar dan dibintangi oleh Sandra Bullock, Matthew McConaughey, dan Samuel L. Jackson. Kita belum nonton filmnya, jadi saat ini belum bisa kasih perbandingan antara film dan bukunya. Tapi kalau nanti sudah nonton, review ini akan kita update yah.
Yang perlu banget digarisbawahi soal novel ini antara lain adalah, satu, genre novel ini adalah legal thriller. Ceritanya akan ada di sekitar dunia hukum dan pengadilan. Seputar proses pengadilan, pengacara, hakim, dan juri. Sistem pengadilannya tentunya sistem pengadilan Amerika Serikat yah. Kedua, latar belakang novel ini adalah di kota Clanton, Mississippi di tahun 1980an. Tahun dimana ketegangan rasial masih tinggi. Jadi ini buat pegangan kita buat membaca buku ini yah.
A Time To Kill ini bercerita tentang Carl Lee Hailey, seorang ayah berkulit hitam yang membunuh dua orang kriminal kulit putih yang telah memperkosa dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap anak perempuan Carl Lee yang masih berusia 10 tahun. Pemerkosaan brutal dan percobaan pembunuhan yang tanpa ampun terhadap anak perempuannya ini menjadikan Carl Lee gelap mata dan merencanakan pembunuhan kepada kedua kriminal ini. Pembunuhan pun terlaksana, tepat di gedung pengadilan tempat kedua kriminal diadili. Hal ini tentu saja menimbulkan kehebohan. Bukan hanya karena terjadi pembunuhan di gedung pengadilan, tapi juga karena seorang kulit hitam membunuh dua orang kulit putih.
Kasus ini jadi kasus besar. Media banyak yang meliput. Sang Jaksa, Buckley, sangat bernafsu untuk memenangkan kasus ini demi keuntungan pribadi dia sendiri, bukan sekedar rasa keadilan. Pengacara berebutan untuk mendapatkan kasus ini, bahkan Jake Brigance sendiri awalnya cukup menikmati sorotan media dan sempat bermain lempar-lemparan perhatian media dengan Buckley. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kasus ini demi kepentingan pribadi mereka.
Sayangnya, perhatian ini tidak hanya berasal dari media. Kasus ini juga sangat serius hingga mengancam keselamatan Jake dan keluarganya. Rumahnya nyaris di bom, keluarganya harus mengungsi, para calon juri diancam, bahkan pegawai Jake diserang hingga memakan korban jiwa. Belum lagi percobaan pembunuhan terhadap Jake dan pembakaran rumah pribadinya.
Buku ini menurut kami sangat bagus. Meskipun tentang dunia hukum dan pengadilan, jangan khawatir, karena gaya menulis dan bercerita di novel ini sangat ringan sekali. Kita tinggal menikmati saja ceritanya. Novel ini pun selera humornya cukup bagus. Jadi meskipun tegang, ya ngga tegang-tegang banget. Enak banget bacanya.
Novel ini bisa kita bilang cukup menggelitik moralitas dan rasa keadilan para pembacanya. Jujur ya, kalau kita logis banget orangnya, akan sangat sulit untuk memilih siapa yang salah dan siapa yang benar. Kalau pilih A mungkin kita benar dan adil, tapi apakah ada empati dan rasa kemanusiaannya? Tapi kalau berdasarkan rasa kemanusiaan dan empati, kita akan mudah banget memilih pihak, tapi di sisi lain, kita akan bertanya-tanya, apakah ini keadilan yang benar? Hal ini lah yang menurut kami diaduk-aduk banget di novel ini. Belom lagi masalah moralitas para tokoh-tokohnya. Jangan salah, semua tokoh di novel ini manusia biasa semua, wakakak. Hampir semua tokoh kuncinya memanfaatkan kasus Carl Lee untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Bahkan Jake dan tokoh Pendeta Agee punya perannya masing-masing dalam hal ini.
Meskipun novel ini novel yang bertemakan hukum, tapi cerita pengadilan Carl Lee Hailey baru dimulai di sepertiga terakhir buku. Ini buku yang tebal lho, 759 halaman. Ceritanya runut dan prosesnya kalau menurut kami cukup detail. Proses menuju sidang diceritakan dengan bagus banget, apa saja yang terjadi, apa saja yang dilakukan para tokoh-tokoh di buku ini, dan segala macam persiapannya. Oh iya, novel ini adalah novel yang cukup bersih dari bumbu-bumbu vulgar.
Kekurangan novel ini tidak banyak kalau menurut kami yah. Ada beberapa tokoh yang menurut kami kurang signifikan. Sebagai pemanis dan penambah ketegangan saja, terkesan memberikan kontribusi padahal sebetulnya tidak perlu-perlu amat. Bahkan kayaknya, hanya seperti pengisi kekosongan saja. Endingnya bagus tapi masih menyisakan beberapa pertanyaan di beberapa aspek. Seperti apa yang kemudian terjadi pada keluarga para juri setelah sidang?; Kemanakah KKK setelah sidang? Apakah mereka membubarkan diri atau balas dendam?; Bagaimana kabarnya Roark? Bagaimana reaksi Carla begitu tahu rumahnya sudah terbakar habis?
Teman-teman sendiri ada yang sudah membaca buku ini? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komentar ya.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:
Yang perlu banget digarisbawahi soal novel ini antara lain adalah, satu, genre novel ini adalah legal thriller. Ceritanya akan ada di sekitar dunia hukum dan pengadilan. Seputar proses pengadilan, pengacara, hakim, dan juri. Sistem pengadilannya tentunya sistem pengadilan Amerika Serikat yah. Kedua, latar belakang novel ini adalah di kota Clanton, Mississippi di tahun 1980an. Tahun dimana ketegangan rasial masih tinggi. Jadi ini buat pegangan kita buat membaca buku ini yah.
A Time To Kill ini bercerita tentang Carl Lee Hailey, seorang ayah berkulit hitam yang membunuh dua orang kriminal kulit putih yang telah memperkosa dan melakukan percobaan pembunuhan terhadap anak perempuan Carl Lee yang masih berusia 10 tahun. Pemerkosaan brutal dan percobaan pembunuhan yang tanpa ampun terhadap anak perempuannya ini menjadikan Carl Lee gelap mata dan merencanakan pembunuhan kepada kedua kriminal ini. Pembunuhan pun terlaksana, tepat di gedung pengadilan tempat kedua kriminal diadili. Hal ini tentu saja menimbulkan kehebohan. Bukan hanya karena terjadi pembunuhan di gedung pengadilan, tapi juga karena seorang kulit hitam membunuh dua orang kulit putih.
Kasus ini jadi kasus besar. Media banyak yang meliput. Sang Jaksa, Buckley, sangat bernafsu untuk memenangkan kasus ini demi keuntungan pribadi dia sendiri, bukan sekedar rasa keadilan. Pengacara berebutan untuk mendapatkan kasus ini, bahkan Jake Brigance sendiri awalnya cukup menikmati sorotan media dan sempat bermain lempar-lemparan perhatian media dengan Buckley. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kasus ini demi kepentingan pribadi mereka.
Sayangnya, perhatian ini tidak hanya berasal dari media. Kasus ini juga sangat serius hingga mengancam keselamatan Jake dan keluarganya. Rumahnya nyaris di bom, keluarganya harus mengungsi, para calon juri diancam, bahkan pegawai Jake diserang hingga memakan korban jiwa. Belum lagi percobaan pembunuhan terhadap Jake dan pembakaran rumah pribadinya.
Buku ini menurut kami sangat bagus. Meskipun tentang dunia hukum dan pengadilan, jangan khawatir, karena gaya menulis dan bercerita di novel ini sangat ringan sekali. Kita tinggal menikmati saja ceritanya. Novel ini pun selera humornya cukup bagus. Jadi meskipun tegang, ya ngga tegang-tegang banget. Enak banget bacanya.
Novel ini bisa kita bilang cukup menggelitik moralitas dan rasa keadilan para pembacanya. Jujur ya, kalau kita logis banget orangnya, akan sangat sulit untuk memilih siapa yang salah dan siapa yang benar. Kalau pilih A mungkin kita benar dan adil, tapi apakah ada empati dan rasa kemanusiaannya? Tapi kalau berdasarkan rasa kemanusiaan dan empati, kita akan mudah banget memilih pihak, tapi di sisi lain, kita akan bertanya-tanya, apakah ini keadilan yang benar? Hal ini lah yang menurut kami diaduk-aduk banget di novel ini. Belom lagi masalah moralitas para tokoh-tokohnya. Jangan salah, semua tokoh di novel ini manusia biasa semua, wakakak. Hampir semua tokoh kuncinya memanfaatkan kasus Carl Lee untuk kepentingan pribadi mereka sendiri. Bahkan Jake dan tokoh Pendeta Agee punya perannya masing-masing dalam hal ini.
Meskipun novel ini novel yang bertemakan hukum, tapi cerita pengadilan Carl Lee Hailey baru dimulai di sepertiga terakhir buku. Ini buku yang tebal lho, 759 halaman. Ceritanya runut dan prosesnya kalau menurut kami cukup detail. Proses menuju sidang diceritakan dengan bagus banget, apa saja yang terjadi, apa saja yang dilakukan para tokoh-tokoh di buku ini, dan segala macam persiapannya. Oh iya, novel ini adalah novel yang cukup bersih dari bumbu-bumbu vulgar.
Kekurangan novel ini tidak banyak kalau menurut kami yah. Ada beberapa tokoh yang menurut kami kurang signifikan. Sebagai pemanis dan penambah ketegangan saja, terkesan memberikan kontribusi padahal sebetulnya tidak perlu-perlu amat. Bahkan kayaknya, hanya seperti pengisi kekosongan saja. Endingnya bagus tapi masih menyisakan beberapa pertanyaan di beberapa aspek. Seperti apa yang kemudian terjadi pada keluarga para juri setelah sidang?; Kemanakah KKK setelah sidang? Apakah mereka membubarkan diri atau balas dendam?; Bagaimana kabarnya Roark? Bagaimana reaksi Carla begitu tahu rumahnya sudah terbakar habis?
Teman-teman sendiri ada yang sudah membaca buku ini? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komentar ya.
Buku ini masih tersedia di Tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/a-time-to-kill-saat-untuk-membunuh-by-john-grisham
Quote
"Sistem kita mencerminkan masyarakat kita. Tidak selalu adil, namun sama adilnya seperti sistem di New York, atau Massachusetts, atau California. Bisa seadil atau sebisa yang dikehendaki oleh emosi manusia."
~ A Time To Kill by John Grisham
"Sayang, Jagoan. Seharusnya kau tidak bicara terlalu banyak. Mulut besar bisa terbakar."
~ A Time To Kill by John Grisham
"Dan kalau kau kalah?"
"Itu masih tanda tanya. Tapi aku tak bisa kalah dalam sesuatu yang tak kumiliki."
~ A Time To Kill by John Grisham
Lucien sudah mengajarinya bahwa rasa takut itu baik; rasa takut adalah sekutu; bahwa setiap pengacara tentu ketakutan ketika ia berdiri di hadapan dewan juri baru dan mengajukan kasusnya. Bukan masalah untuk merasa takut, cuma jangan perlihatkan.
~ A Time To Kill by John Grisham
Bersahabatlah dengan perasaan takut, kata Lucien selalu, sebab ia takkan pergi, dan ia akan menghancurkanmu kalau dibiarkan tak terkendali.
~ A Time To Kill by John Grisham
Quote
"Sistem kita mencerminkan masyarakat kita. Tidak selalu adil, namun sama adilnya seperti sistem di New York, atau Massachusetts, atau California. Bisa seadil atau sebisa yang dikehendaki oleh emosi manusia."
~ A Time To Kill by John Grisham
"Sayang, Jagoan. Seharusnya kau tidak bicara terlalu banyak. Mulut besar bisa terbakar."
~ A Time To Kill by John Grisham
"Dan kalau kau kalah?"
"Itu masih tanda tanya. Tapi aku tak bisa kalah dalam sesuatu yang tak kumiliki."
~ A Time To Kill by John Grisham
Lucien sudah mengajarinya bahwa rasa takut itu baik; rasa takut adalah sekutu; bahwa setiap pengacara tentu ketakutan ketika ia berdiri di hadapan dewan juri baru dan mengajukan kasusnya. Bukan masalah untuk merasa takut, cuma jangan perlihatkan.
~ A Time To Kill by John Grisham
Bersahabatlah dengan perasaan takut, kata Lucien selalu, sebab ia takkan pergi, dan ia akan menghancurkanmu kalau dibiarkan tak terkendali.
~ A Time To Kill by John Grisham
Rabu, 04 September 2019
Skyward karangan Brandon Sanderson - Saat Impian Terhalang Pengkhianatan Masa Lalu
Skyward ini merupakan salah satu novel fiksi ilmiah yang mengangkat tema perang antar planet. Jadi buat yang suka sama novel-novel tema ini, siap-siap aja nih buat punya koleksi baru. Kabarnya, Skyward ini akan menjadi tetralogi. Skyward ini baru terbit November 2018 kemaren, tapi reaksi pembacanya udah bagus banget. Rating Goodreads-nya 4.5 bintang dari 5 bintang. 20ribuan orang (apa akun? ha3) ngasih bintang 5. Jadi buku ini oke banget lah ya buat dilirik.
Skyward bercerita tentang Spensa, gadis berumur 17 tahun yang tinggal bersama sekelompok orang lainnya di dunia yang sudah menjadi puing yang diberi nama Detritus. Mereka ini selalu diserang alien dari bangsa Krell. Spensa punya impian untuk menjadi pilot pesawat tempur dan bergabung dengan DDF, pasukan pertahanan, sama seperti ayahnya dulu.
Tapi impian tinggallah impian. Ayahnya dulu berkhianat dan meninggalkan pasukannya di tengah-tengah peperangan. Kenyataan ini menjadikan peluang Spensa untuk menjadi pilot pesawat tempur sangat kecil. Bahkan, meskipun punya nilai tes yang hampir sempurna, Spensa tentap tidak lulus tes masuk akademi. Untungnya, mantan kopilot ayahnya, Cobb, yang sekarang menjadi pengajar di akademi melihat usaha dan nilai Spensa. Spensa pun diberikan kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan Cobb.
Meskipun sudah bisa masuk ke akademi, hidup Spensa tidak menjadi lebih mudah. Dia tidak boleh tinggal ataupun makan di asrama. Spensa terpaksa tinggal di sebuah gua yang kebetulan sudah ada penghuninya...sebuah bangkai pesawat tempur canggih yang punya kecerdasan artifisial. Bersama temannya Rodge, Spensa mulai memperbaiki pesawat itu.
Pesawat tempur itu ternyata bernama M-Bot, dia sengaja ditinggal di gua oleh pemilik sebelumnya. Sayangnya memorinya sudah rusak, jadi M-Bot tidak tahu kenapa dia bisa berada di sana dan siapa pemilik sebelumnya. Yang M-Bot tahu hanya bahwa dia harus diam dan tidak menunjukkan dirinya ke publik.
Sementara itu pasukan Krell masih terus menyerang. Teman sekelas Spensa pun beberapa berguguran. Sayangnya, pada akhirnya Spensa dikeluarkan dari akademi karena dia melontarkan diri keluar pesawat saat perang berlangsung. Tapi, dia justru berhasil menyelamatkan koloninya menggunakan M-Bot. Dengan bantuan M-Bot, Spensa akhirnya mengetahui siapa sebenarnya para alien itu, kenapa mereka menyerang, apa yang terjadi pada ayahnya, dan tentang bakat khusus yang dimilikinya.
Banyak yang suka dengan buku ini, plotnya menarik dan asik, pengembangan karakternya bagus, gaya menulisnya juga menghibur dan lucu.
Yang tidak suka dengan buku ini rata-rata sepertinya tidak suka dengan tokoh utamanya Spensa. Spensa dinilai terlalu menyebalkan dan kekanak-kanakan. Hmm...tapi ini mengingatkan kami pada novel Gone With the Wind. Scarlett itu tokoh yang luar biasa menyebalkan lho, udah genit, licik, cinta sama suami orang, apa yang bagus coba? Wakakak, tapi di balik itu semua Scarlett adalah seorang pekerja keras yang cerdas, pemberani, dan rela mengorbankan dirinya untuk orang lain. Sepertinya, untuk membaca buku ini kita perlu mencoba membuka pikiran dan menyelami apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupan Spensa, bagaimana dia berkembang, dan apa yang kemudian dia capai.
Ada yang sudah baca buku ini? Gimana menurut teman-teman? Silahkan diskusi di kolom komen di bawah yah.
---
Buku ini tersedia di:
1. BookDepository
Skyward bercerita tentang Spensa, gadis berumur 17 tahun yang tinggal bersama sekelompok orang lainnya di dunia yang sudah menjadi puing yang diberi nama Detritus. Mereka ini selalu diserang alien dari bangsa Krell. Spensa punya impian untuk menjadi pilot pesawat tempur dan bergabung dengan DDF, pasukan pertahanan, sama seperti ayahnya dulu.
Tapi impian tinggallah impian. Ayahnya dulu berkhianat dan meninggalkan pasukannya di tengah-tengah peperangan. Kenyataan ini menjadikan peluang Spensa untuk menjadi pilot pesawat tempur sangat kecil. Bahkan, meskipun punya nilai tes yang hampir sempurna, Spensa tentap tidak lulus tes masuk akademi. Untungnya, mantan kopilot ayahnya, Cobb, yang sekarang menjadi pengajar di akademi melihat usaha dan nilai Spensa. Spensa pun diberikan kesempatan untuk belajar di bawah bimbingan Cobb.
Meskipun sudah bisa masuk ke akademi, hidup Spensa tidak menjadi lebih mudah. Dia tidak boleh tinggal ataupun makan di asrama. Spensa terpaksa tinggal di sebuah gua yang kebetulan sudah ada penghuninya...sebuah bangkai pesawat tempur canggih yang punya kecerdasan artifisial. Bersama temannya Rodge, Spensa mulai memperbaiki pesawat itu.
Pesawat tempur itu ternyata bernama M-Bot, dia sengaja ditinggal di gua oleh pemilik sebelumnya. Sayangnya memorinya sudah rusak, jadi M-Bot tidak tahu kenapa dia bisa berada di sana dan siapa pemilik sebelumnya. Yang M-Bot tahu hanya bahwa dia harus diam dan tidak menunjukkan dirinya ke publik.
Sementara itu pasukan Krell masih terus menyerang. Teman sekelas Spensa pun beberapa berguguran. Sayangnya, pada akhirnya Spensa dikeluarkan dari akademi karena dia melontarkan diri keluar pesawat saat perang berlangsung. Tapi, dia justru berhasil menyelamatkan koloninya menggunakan M-Bot. Dengan bantuan M-Bot, Spensa akhirnya mengetahui siapa sebenarnya para alien itu, kenapa mereka menyerang, apa yang terjadi pada ayahnya, dan tentang bakat khusus yang dimilikinya.
Banyak yang suka dengan buku ini, plotnya menarik dan asik, pengembangan karakternya bagus, gaya menulisnya juga menghibur dan lucu.
Yang tidak suka dengan buku ini rata-rata sepertinya tidak suka dengan tokoh utamanya Spensa. Spensa dinilai terlalu menyebalkan dan kekanak-kanakan. Hmm...tapi ini mengingatkan kami pada novel Gone With the Wind. Scarlett itu tokoh yang luar biasa menyebalkan lho, udah genit, licik, cinta sama suami orang, apa yang bagus coba? Wakakak, tapi di balik itu semua Scarlett adalah seorang pekerja keras yang cerdas, pemberani, dan rela mengorbankan dirinya untuk orang lain. Sepertinya, untuk membaca buku ini kita perlu mencoba membuka pikiran dan menyelami apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupan Spensa, bagaimana dia berkembang, dan apa yang kemudian dia capai.
Ada yang sudah baca buku ini? Gimana menurut teman-teman? Silahkan diskusi di kolom komen di bawah yah.
---
Buku ini tersedia di:
1. BookDepository
Kamis, 15 Agustus 2019
The Whisper Man karangan Alex North; Kasus Penculikan Anak yang Muncul Kembali
Ada bacaan baru nih buat para pecinta novel thriller. The Whisper Man karangan Alex North ini buku baru yang terbit 13 Juni 2019 kemarin. Kita merekomendasikan buku ini karena rating Goodreads-nya termasuk yang bagus banget. 4.27 dari 5 Bintang. Buku ini juga masuk The Sunday Times Bestseller, dan jadi buku thriller yang harus dibaca buat musim panas 2019 ini.
The Whisper Man bercerita tentang ayah dan anak, Tom Kennedy dan Jake, yang tiba-tiba saja ditinggal meninggal oleh istri dan ibunya. Untuk mengobati rasa duka, mereka memutuskan untuk pindah ke sebuah kota kecil bernama Featherbank. Mereka berharap, dengan tinggal di kota baru, dan di rumah yang baru, mereka bisa memulai hidup yang baru dan menghilangkan duka.
Featherbank sendiri sebenarnya punya masa lalu yang kelam. Lima belas atau dua puluh tahun yang lalu, terjadi pembunuhan berantai. Lima anak laki-laki diculik dan dibunuh. Pembunuhnya dikenal dengan sebutan "The Whisper Man". Tapi, karena pembunuhnya sudah tertangkap dan kejadiannya pun sudah sangat lama, Tom pun tidak terlalu mengkhawatirkan masalah ini.
Hingga pada suatu hari, seorang anak laki-laki menghilang. Jake pun mulai bertingkah aneh. Jake bilang, dia mendengar ada yang berbisik-bisik di jendela...
Sinopsisnya menjanjikan cerita yang penuh dengan ketegangan. Quote-quote yang diberikan di buku ini juga lumayan bikin bulu kuduk merinding.
The Whisper Man ini merupakan buku pertamanya Alex North dengan genre Thriller/Kriminal. Novel ini multi-POV (multi Point of View), alias punya sudut pandangnya banyak. Mirip-mirip novel The Infinite Sea karangan Rick Yancey. Ada sudut pandang Tom, sang ayah; ada sudut pandang dari Jake, sang anak; ada sudut pandang Detektif Amanda Beck, detektif yang menangani kasus penculikan The Whisper Man yang terbaru; serta sudut pandang Detektif Pete Willis, detektif yang menangani kasus dan menangkap The Whisper Man dua puluh tahun yang lalu.
Novel ini menjanjikan ketegangan dan plot twist yang sulit ditebak. POV yang berpindah-pindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya juga menjadikan kita semakin bertanya-tanya, siapakah sebenarnya pembunuhnya kali ini? Kabarnya sih ya, Russo bersaudara, yang kemarin menyutradarai film Avangers: Endgame, sudah membeli hak untuk menjadikan novel ini sebagai film layar lebar.
Buku ini menerima banyak bintang 5 dan bintang 4, sekitar 2000an lebih lah. Yang memberikan bintang 1 ya juga ada, sekitar 30 orang. Kalau kita baca-baca sih ya, ada beberapa alasan kenapa mereka tidak suka banget sama novel ini. Pertama, ada yang bilang novel ini terlalu maskulin, sampai bisa dikatakan "sombong". Ada yang tidak suka karena menurut dia novel ini klise dan POV-nya menyulitkan. Kalau soal POV kami bisa paham yah, karena novel The Infinite Sea itu cukup menantang untuk dipahami kalau kita belum terbiasa dengan POV dan timeline yang berganti-ganti maju mundur. Beberapa juga mengharapkan buku ini untuk lebih seperti novel yang mendetail dari sisi prosedural kepolisiannya. Beberapa ada juga yang kayaknya salah kasih bintang, karena dia kasih bintang 1 tapi reviewnya bilang kalau dia suka dengan novelnya.
Kalau menurut teman-teman sendiri gimana? Ada yang sudah baca novel ini? Silahkan diskusi di kolom komentar di bawah ya ^_^
-----
Buku ini tersedia di:
1. Bookdepository
The Whisper Man bercerita tentang ayah dan anak, Tom Kennedy dan Jake, yang tiba-tiba saja ditinggal meninggal oleh istri dan ibunya. Untuk mengobati rasa duka, mereka memutuskan untuk pindah ke sebuah kota kecil bernama Featherbank. Mereka berharap, dengan tinggal di kota baru, dan di rumah yang baru, mereka bisa memulai hidup yang baru dan menghilangkan duka.
Featherbank sendiri sebenarnya punya masa lalu yang kelam. Lima belas atau dua puluh tahun yang lalu, terjadi pembunuhan berantai. Lima anak laki-laki diculik dan dibunuh. Pembunuhnya dikenal dengan sebutan "The Whisper Man". Tapi, karena pembunuhnya sudah tertangkap dan kejadiannya pun sudah sangat lama, Tom pun tidak terlalu mengkhawatirkan masalah ini.
Hingga pada suatu hari, seorang anak laki-laki menghilang. Jake pun mulai bertingkah aneh. Jake bilang, dia mendengar ada yang berbisik-bisik di jendela...
Sinopsisnya menjanjikan cerita yang penuh dengan ketegangan. Quote-quote yang diberikan di buku ini juga lumayan bikin bulu kuduk merinding.
It's not going to be easy, and I need to start with an apology. Because over the years I've told you many times that there's no such thing as monsters.I'm sorry that I lied.
If you leave a door half open, soon you'll hear the whispers spoken.If you play outside alone, soon you won't be going home.
If your window's left unlatched, you'll hear him tapping at the glass.If you're lonely, sad, and blue, the Whisper Man will come for you.
The Whisper Man ini merupakan buku pertamanya Alex North dengan genre Thriller/Kriminal. Novel ini multi-POV (multi Point of View), alias punya sudut pandangnya banyak. Mirip-mirip novel The Infinite Sea karangan Rick Yancey. Ada sudut pandang Tom, sang ayah; ada sudut pandang dari Jake, sang anak; ada sudut pandang Detektif Amanda Beck, detektif yang menangani kasus penculikan The Whisper Man yang terbaru; serta sudut pandang Detektif Pete Willis, detektif yang menangani kasus dan menangkap The Whisper Man dua puluh tahun yang lalu.
Novel ini menjanjikan ketegangan dan plot twist yang sulit ditebak. POV yang berpindah-pindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya juga menjadikan kita semakin bertanya-tanya, siapakah sebenarnya pembunuhnya kali ini? Kabarnya sih ya, Russo bersaudara, yang kemarin menyutradarai film Avangers: Endgame, sudah membeli hak untuk menjadikan novel ini sebagai film layar lebar.
Buku ini menerima banyak bintang 5 dan bintang 4, sekitar 2000an lebih lah. Yang memberikan bintang 1 ya juga ada, sekitar 30 orang. Kalau kita baca-baca sih ya, ada beberapa alasan kenapa mereka tidak suka banget sama novel ini. Pertama, ada yang bilang novel ini terlalu maskulin, sampai bisa dikatakan "sombong". Ada yang tidak suka karena menurut dia novel ini klise dan POV-nya menyulitkan. Kalau soal POV kami bisa paham yah, karena novel The Infinite Sea itu cukup menantang untuk dipahami kalau kita belum terbiasa dengan POV dan timeline yang berganti-ganti maju mundur. Beberapa juga mengharapkan buku ini untuk lebih seperti novel yang mendetail dari sisi prosedural kepolisiannya. Beberapa ada juga yang kayaknya salah kasih bintang, karena dia kasih bintang 1 tapi reviewnya bilang kalau dia suka dengan novelnya.
Kalau menurut teman-teman sendiri gimana? Ada yang sudah baca novel ini? Silahkan diskusi di kolom komentar di bawah ya ^_^
-----
Buku ini tersedia di:
1. Bookdepository
Minggu, 11 Agustus 2019
1984 oleh George Orwell ; Sebuah Novel Dystopian Klasik
Novel 1984 karangan George Orwell ini adalah salah satu novel yang wajib banget dikoleksi oleh para penggemar novel bergenre dystopian. Oh iya, kalau ada yang belom tahu, genre dystopian itu adalah novel-novel yang bercerita atau berlatar belakang sebuah pemerintahan masa depan yang mengerikan dan tirani. Contoh novel dystopian yang paling terkenal adalah seri The Hunger Games, dan seri Divergent.
1984 karangan George Orwell ini terhitung novel klasik ya, sudah terbit dari tahun 1949. Temanya seputar pemerintahan yang totaliter, represif dan mengatur seluruh aspek warganya. Novel ini mengambil latar belakang di "masa depan" di tahun 1984. Kalau sekarang sih, ya masa lalu yaa jadinya, namanya juga novel fiktif, wakakakak.
Di novel ini, Inggris, yang dikenal dengan nama "Airstrip One", telah menjadi sebuah provinsi dari sebuah superstate yang bernama Oceania. Wilayah ini dipimpin oleh kelompok yang disebut dengan "the Party", mereka membentuk "Thought Police" yang bertugas untuk mematikan pikiran-pikiran mandiri dari para warganya. Dadah dadah deh sama yang namanya demokrasi dan kebebasan berpendapat. Pemimpin dari The Party ini disebut Big Brother. Nah, tokoh utama dari novel ini adalah Winston Smith, salah seorang anggota dari The Party juga. Meskipun Smith adalah member yang rajin dan ahli dalam bidangnya, dia sebenarnya diam-diam membenci The Party dan memimpikan pemberontakan melawan Big Brother. Pemberontakkannya dimulai ketika dia melakukan sebuah hubungan asmara terlarang dengan teman sekerjanya, Julia.
Winston Smith ini sebenarnya adalah anggota dari kalangan menengah, anggota "Outer Party". Smith bekerja di Ministry of Truth, yang tidak seperti namanya, tugasnya justru "berbohong" dengan menulis ulang sejarah agar sesuai dengan agenda dan propaganda pemerintah. Orang-orang dan sejarah yang tidak sesuai akan dibakar dan dihilangkan secara total. Smith sebenarnya diam-diam tidak menyukai hal ini, dan memikirkan untuk melakukan pemberontakan. Tapi, punya pikiran seperti ini saja sudah menjadikan Smith sebagai seorang kriminal, dan dia bisa ditangkap kapan saja.
Nah, kenapa hubungan asmaranya dengan Julia dikatakan hubungan terlarang? Karena, hubungan asmara atau affair apapun memang dilarang dan dianggap sebagai tindakan memberontak. "The Party" memaksakan pemikiran kepada rakyatnya bahwa hubungan seks hanya boleh digunakan untuk bereproduksi.
Kalau dilihat dari plotnya, novel ini adalah novel yang kompleks dan menegangkan, dengan ending yang sayangnya menyedihkan tanpa harapan tapi memang realistis pada masanya. Mungkin karena novel ini dibuat pada masa peperangan berkecamuk, jadinya plot dan endingnya juga gelap. Tapi ya seperti yang kita tulis sebelumnya, menyedihkan, tanpa harapan, tapi realistis pada masanya. Novel ini seolah-olah menggambarkan masa depan yang begitu gelap meskipun perang sudah usai. Tapi inilah yang disebut sebagai sebuah dystopia.
Banyak banget yang suka sama novel ini. Rating Goodreads-nya bintang 4.17 dari 5 bintang. Novel yang wajib banget dibaca buat para penggemar novel dystopian. Lebih dari 1 juta pembaca memberikan bintang 5.
Tapi, apakah ada yang memberikan 1 bintang? Pastinya ada, lebih dari 50ribu orang tidak suka dengan buku ini, sama sekali. Kalau dilihat-lihat dari reviewnya, buku ini memang tidak akan cocok untuk pembaca yang tidak suka dengan genre dystopian. Genre dystopian itu memang love it or hate it banget sih, karena rata-rata gelap dan berbau politik tirani. Sesuatu yang dihindari oleh banyak orang. Buku ini juga kurang cocok buat yang benci banget sama sad ending atau plot drama yang gelap, sedih, dan tanpa harapan. Banyak juga yang merasa buku ini membosankan, atau tidak bisa mengerti dan tidak suka dengan jalan pikirannya Winston Smith sebagai tokoh utama. Ada juga yang bilang kalau buku ini cukup eksplisit. Jadi ini novel dewasa yaaa.
Sedikit pembahasan pro dan kontra di atas bisa dijadikan pertimbangan tuh buat teman-teman yang tertarik dengan buku ini. Apakah mau lanjut baca atau tidak.
Apakah ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana menurut teman-teman? Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya ^_^
1984 karangan George Orwell ini terhitung novel klasik ya, sudah terbit dari tahun 1949. Temanya seputar pemerintahan yang totaliter, represif dan mengatur seluruh aspek warganya. Novel ini mengambil latar belakang di "masa depan" di tahun 1984. Kalau sekarang sih, ya masa lalu yaa jadinya, namanya juga novel fiktif, wakakakak.
Di novel ini, Inggris, yang dikenal dengan nama "Airstrip One", telah menjadi sebuah provinsi dari sebuah superstate yang bernama Oceania. Wilayah ini dipimpin oleh kelompok yang disebut dengan "the Party", mereka membentuk "Thought Police" yang bertugas untuk mematikan pikiran-pikiran mandiri dari para warganya. Dadah dadah deh sama yang namanya demokrasi dan kebebasan berpendapat. Pemimpin dari The Party ini disebut Big Brother. Nah, tokoh utama dari novel ini adalah Winston Smith, salah seorang anggota dari The Party juga. Meskipun Smith adalah member yang rajin dan ahli dalam bidangnya, dia sebenarnya diam-diam membenci The Party dan memimpikan pemberontakan melawan Big Brother. Pemberontakkannya dimulai ketika dia melakukan sebuah hubungan asmara terlarang dengan teman sekerjanya, Julia.
Winston Smith ini sebenarnya adalah anggota dari kalangan menengah, anggota "Outer Party". Smith bekerja di Ministry of Truth, yang tidak seperti namanya, tugasnya justru "berbohong" dengan menulis ulang sejarah agar sesuai dengan agenda dan propaganda pemerintah. Orang-orang dan sejarah yang tidak sesuai akan dibakar dan dihilangkan secara total. Smith sebenarnya diam-diam tidak menyukai hal ini, dan memikirkan untuk melakukan pemberontakan. Tapi, punya pikiran seperti ini saja sudah menjadikan Smith sebagai seorang kriminal, dan dia bisa ditangkap kapan saja.
Nah, kenapa hubungan asmaranya dengan Julia dikatakan hubungan terlarang? Karena, hubungan asmara atau affair apapun memang dilarang dan dianggap sebagai tindakan memberontak. "The Party" memaksakan pemikiran kepada rakyatnya bahwa hubungan seks hanya boleh digunakan untuk bereproduksi.
Kalau dilihat dari plotnya, novel ini adalah novel yang kompleks dan menegangkan, dengan ending yang sayangnya menyedihkan tanpa harapan tapi memang realistis pada masanya. Mungkin karena novel ini dibuat pada masa peperangan berkecamuk, jadinya plot dan endingnya juga gelap. Tapi ya seperti yang kita tulis sebelumnya, menyedihkan, tanpa harapan, tapi realistis pada masanya. Novel ini seolah-olah menggambarkan masa depan yang begitu gelap meskipun perang sudah usai. Tapi inilah yang disebut sebagai sebuah dystopia.
Banyak banget yang suka sama novel ini. Rating Goodreads-nya bintang 4.17 dari 5 bintang. Novel yang wajib banget dibaca buat para penggemar novel dystopian. Lebih dari 1 juta pembaca memberikan bintang 5.
Tapi, apakah ada yang memberikan 1 bintang? Pastinya ada, lebih dari 50ribu orang tidak suka dengan buku ini, sama sekali. Kalau dilihat-lihat dari reviewnya, buku ini memang tidak akan cocok untuk pembaca yang tidak suka dengan genre dystopian. Genre dystopian itu memang love it or hate it banget sih, karena rata-rata gelap dan berbau politik tirani. Sesuatu yang dihindari oleh banyak orang. Buku ini juga kurang cocok buat yang benci banget sama sad ending atau plot drama yang gelap, sedih, dan tanpa harapan. Banyak juga yang merasa buku ini membosankan, atau tidak bisa mengerti dan tidak suka dengan jalan pikirannya Winston Smith sebagai tokoh utama. Ada juga yang bilang kalau buku ini cukup eksplisit. Jadi ini novel dewasa yaaa.
Sedikit pembahasan pro dan kontra di atas bisa dijadikan pertimbangan tuh buat teman-teman yang tertarik dengan buku ini. Apakah mau lanjut baca atau tidak.
Apakah ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana menurut teman-teman? Silahkan tulis pendapatnya di kolom komentar ya ^_^
Selasa, 16 Juli 2019
The Jungle Book: Mowgli Anak Rimba oleh Rudyard Kipling - Cerita Anak Rimba yang Bagus dan Penuh Hikmah
The Jungle Book: Mowgli Anak Rimba oleh Rudyard Kipling
Kawanan serigala menyelamatkan Mowgli kecil dari harimau pemangsa, Shere Khan. Ia kemudian diangkat anak oleh kawanan serigala dan diajari hukum rimba. Selanjutnya bersama sahabat-sahabatnya, Baloo, si beruang dan Bagheera, si macan kumbang, Mowgli berpetualang di hutan dan melawan musuh terbesarnya, Shere Khan.
Tidak hanya cerita Mowgli, kita juga akan membaca fabel tentang Kotick si singa laut putih, Rikki-Tikki-Tavi, si garangan pemberani, dan Toomai kecil, si pawang gajah. The Jungle Book adalah kisah klasik abadi yang menggabungkan mitos, petualangan, dan moral dalam cerita persahabatan antara anak manusia dengan hewan.
The Jungle Book karangan Rudyard Kipling ini salah satu novel klasik yang cukup melegenda. Novel ini juga sudah difilmkan dan mendapatkan rating yang sangat positif. Film dan bukunya sama-sama bagus. Sayangnya cerita di filmnya berbeda banget dengan cerita yang ada di buku ini.
Kalau mau bahas sedikit soal film The Jungle Book yang keluar di tahun 2016, dan bikin perbandingan sedikit, dari segi tokoh sih hampir sama semua yah. Hanya saja karakter antara buku dan film cukup berbeda. Kami lebih suka karakter tokoh yang di buku karena karakter-karakternya merupakan karakter yang bijaksana. Misalnya saja Baloo dan Mowgli sendiri. Di buku The Jungle Book, mereka merupakan tokoh yang cukup bijak dalam menghadapi segala sesuatu. Baloo sendiri sebenarnya merupakan guru Mowgli yang mengajari segala sesuatu tentang hukum rimba. Sedangkan di filmnya, Baloo dan Mowgli lebih bersifat kocak dan ceria. Dari buku juga lebih banyak hikmah-hikmah yang bisa kita ambil, sedangkan filmnya menurut kami lebih bersifat hiburan.
Novel ini bercerita tentang Mowgli, seorang anak yang dibesarkan oleh keluarga serigala di rimba raya. Bagaimana awalnya Mowgli bisa terjebak di Rimba? Ternyata, awalnya Mowgli hampir saja dimakan oleh Harimau, Mowgli pada akhirnya diselamatkan oleh keluarga serigala. Dari sinilah kisah Mogli di rimba raya bermula.
Sekilas, kisah The Jungle Book ini akan mengingatkan kita pada kisah anak hutan yang satu lagi. Yup, apa lagi kalau bukan Tarzan. Tapi perbedaan paling mendasar kisah Mowgli dengan Tarzan adalah, Mowgli ini dibesarkan oleh serigala, juga dilarang bergaul dengan kaum monyet, sedangkan Tarzan justru dibesarkan oleh Ape/Gorilla.
Oiya, di dalam novel ini sebenarnya kisah Mowgli itu hanya setengah buku aja. Setelah itu ada beberapa kisah fabel lainnya yang juga menarik dan sama bagusnya dengan kisah Mowgli. Ada kisah tentang singa laut putih yang mencari pantai yang damai dan bebas dari manusia untuk para singa laut lainnya, ada kisah seekor garangan yang menyelamatkan keluarga yang merawatnya dari para ular jahat, ada cerita tentang gajah dan pawang ciliknya, serta kisah para binatang kerajaan.
Novel fabel ini sangat menarik, jalan ceritanya juga mengalir. Serta banyak hikmah-hikmah yang bisa kita petik di dalamnya. Novel ini kita rasa cocok untuk bahan bacaan anak-anak atau remaja karena banyak hikmah yang bisa dipetik. Tentu saja tetap dalam pengawasan orangtua masing-masing.
Quote
"Apa di Rimba ada makhluk yang terlalu kecil untuk dibunuh? Tidak. Karena itulah aku ajarkan semua ini, karena itulah aku pukul dia pelan-pelan kalau dia lupa."
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
"Lebih baik ia memar dari ujung kepala sampai ujung kaki oleh aku yang mencintainya, daripada ia celaka karena ketidaktahuannya," kata Baloo serius.
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
Berhenti, duduk dan pikirkan. Buatlah rencana.
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
Setiap makhluk punya ketakutan sendiri-sendiri.
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
"Kesedihan tak bisa menghilangkan hukuman,"
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
Salah satu keindahan Hukum Rimba adalah: hukuman menyelesaikan perselisihan. Selesai dihukum, kesalahan tidak lagi diperbincangkan.
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
Radha selalu bercerita, sejak sebelum taring susunya jatuh, bahwa gajah yang takut akan selalu terluka.
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
"Jangan marah setelah ketakutan. Itu suatu bentuk kepenakutan yang terburuk,"
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
"Hukum hai!" (Itu perintah!), kata si unta, menggeram. Kedua lembu penarik menirukannya, "Hukum hai!"
"Ya, tapi siapa yang memberi perintah," tanya si bagal muda.
"Orang yang berjalan dekat kepalamu--atau duduk di punggungmu--atau memegang tali kendali hidungmu--atau memuntir ekormu," kata Billy, si kuda, si unta, dan kedua lembu bergantian.
~The Jungle Book by Rudyard Kipling
Minggu, 16 Juni 2019
Xi You 4 - Cerita Perjalanan Ke Barat by Wu Cheng En - Mulai Terasa Monoton...
Xi You adalah sebuah roman klasik Tiongkok yang penuh humor, bermutu, dan indah. Roman ini merupakan salah satu sastra Tiongkok termasyhur, yang bisa disejajarkan dengan Kisah Tiga Negara dan Shui Hu Zhuan. Mahakarya Dinasti Ming ini sangat populer sehingga sering difilmkan dan dinikmati pembaca tua maupun muda.
Xi You mengisahkan perjalanan biksu Tang Sanzang (Tong Sam Cong) yang berangkat ke India mencari kitab Buddha. Perjalanan biksu ini disertai oleh Sun Wukong (Sun Go Kong), si kera sakti yang cerdik dan pandai; Zhu Bajie (Ti Pat Kai), si siluman babi; Sha Wujing (See Gouw Ceng), si siluman air; dan seekor naga yang menjelma menjadi seekor kuda putih.
Akhirnya tiba juga kita di buku keempat serial Kera Sakti Sun Go Kong (Kalau di buku ini Sun Wukong). Buku ini seperti biasa, padat dengan cerita petualangan dari perjalanan Biksu Tang ke barat untuk mendapatkan kitab suci. Ada beberapa cerita yang menurut kami cukup seru.
Di cerita pertama, lagi-lagi wukong melakukan tindakan kekerasan yang kelewatan di mata Biksu Tang. Setelah Wukong menyelamatkan rombongan dari para penyamun, tapi dengan cara yang kejam, yaitu dengan membunuh mereka, Biksu Tang kembali marah besar kepada Wukong. Bukan hanya karena Wukong tidak berperikemanusiaan, tapi juga karena sebelumnya rombongan mereka sudah dijamu oleh ayah dari salah satu penyamun. Wukong kembali diusir dari rombongan.
Setelah bingung mau pergi kemana, dan gagal mencoba kembali bergabung dengan rombongan, Wukong akhirnya mengadukan nasibnya kepada Dewi Guan Yin. Pada akhirnya, sang Dewi menyuruh Wukong untuk menunggu bersamanya.
Ternyata, sementara rombongan kehilangan Wukong, di tengah jalan mereka dikerjai oleh Wukong palsu. Wukong palsu memukul Biksu Tang hingga pingsan saat Bajie dan Wujing sedang meninggalkannya sendirian untuk mencari makan dan minum. Sang Wukong palsu juga mencuri buntalan rombongan. Tanpa mengetahui bahwa yang mengerjai mereka ada lah Wukong palsu, Wujing mengejar Wukong ke Gua Tirai Air. Dia sangat terkejut ketika mendapati bahwa tidak hanya Wukong, tapi ada tiruan dari keseluruhan rombongan. Wujing pun mengadukan hal ini kepada Dewi Guan Yin. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui bahwa ternyata Wukong selalu bersama Dewi Guan Yin. Pada akhirnya Wukong dan Wujing pergi untuk menumpas sang Wukong palsu.
Saking miripnya kedua Wukong ini, tak ada yang mampu membedakan mereka berdua. Bahkan Kaisar Langit pun tidak. Hanya Budha Rulai lah yang bisa membedakan mereka dan bahkan menangkap sang pengacau yang menyamar sebagai Wukong palsu.
Cerita lainnya yang cukup berkesan adalah ketika rombongan akhirnya tiba di Gunung Api, gunung yang harus mereka lewati jika mau melanjutkan perjalanan ke Barat. Gunung Api ini bisa dipadamkan dengan bantuan Kipas Palem milik Putri Kipas Besi, Luo Sha Nu. Sayangnya, Luo Sha Nu adalah istri dari Raja Kerbau dan ibu Hong Hai Er, anak mereka yang berselisih dengan Wukong beberapa waktu lalu. Dengan riwayat ini, tentu saja Kipas Palem harus didapatkan dengan penuh susah payah dan penuh pertarungan berdarah.
Selain itu masih ada beberapa kisah lagi yang lainnya. Yang tentu saja, tidak jauh dari persoalan sekitar siluman.
Di buku keempat ini kami mulai menyadari, bahwa ternyata, sesakti-saktinya Wukong, ternyata dia masih "manusiawi" juga. Hampir semua permasalahan yang dihadapi tidak pernah diselesaikan sendiri. Wukong selalu meminta atau mendapatkan bantuan dari Dewa lainnya, atau bahkan Kaisar Langit. Bahkan sampai meminta bantuan Budha Rulai sendiri. Ini menyiratkan pesan moral bahwa sepandai-pandainya atau seperkasa-perkasanya seseorang, dia akan tetap membutuhkan orang lain. Manusiawi banget.
Buku yang penuh cerita seru petualangan rombongan Biksu Tang ini bukannya tanpa kekurangan. Menurut kami, di buku keempat ini mulai terasa monotonnya. Ceritanya tidak jauh-jauh dari diculik siluman atau ketangkap siluman. Cerita Wukong yang diusir oleh Biksu Tang juga seperti cerita yang berulang. Tokoh-tokohnya pun seperti tidak ada perkembangan karakternya. Sampai di buku keempat, sifat dan prasangkanya masih sama. Biksu Tang masih terlalu polos, Wukong seperti tidak belajar pada masa lalu, dan tetap seenaknya membunuh dengan kejam tanpa memikirkan perasaan gurunya, Bajie dan Wujing juga tidak ada perubahan karakter yang signifikan. Jadi, mungkin untuk sebagian orang, buku ini akan terasa mulai membosankan. Apalagi kalau sudah membaca jilid 1-3.
Perjalanan Biksu Tang sangat lama dan penuh rintangan. Banyak siluman yang mengganggu silih berganti. Untungnya selalu ada murid-muridnya yang membantu dan menemaninya dalam perjalanan. Buat yang suka cerita petualangan seperti ini kita merekomendasikan sekali seri Kera Sakti ini. Apalagi ini serial klasik yang sangat terkenal dan sudah melegenda.
Apakah ada yang sudah membaca seri Kera Sakti ini sampai buku keempat juga? Gimana pendapatnya? Silahkan komen di kolom komentar di bawah ya.
----
Quote
"Kuharap Tuanku jangan memandang orang hanya dari wajahnya," kata Wukong. "Menurut pepatah, lautan bisa dijajaki, tetapi hati orang siapa yang tahu. Jadi kalau Tuanku cuma menilai orang dari wajahnya, mana mungkin siluman itu bisa tertangkap?"
~ Xi You 4 - Cerita Perjalanan Ke Barat by Wu Cheng En
"Hus, kalau bicara hati-hati sedikit," tegur Sanzang pada Wukong. "Kalau tidak kenal mereka, kau jangan sembarangan berbicara. Kukira apa salahnya kalau kita berkenalan dengan mereka."
~ Xi You 4 - Cerita Perjalanan Ke Barat by Wu Cheng En
Ah aku memang merasa sedih jika memikirkan nasibku. Tapi kiranya masih ada orang lain yang lebih sedih dari aku, pikir Wukong.
~ Xi You 4 - Cerita Perjalanan Ke Barat by Wu Cheng En
"Hm, kalau begitu pepatah itu benar. Sebab menurut pepatah: Soal kebaikan tak akan keluar dari pintu rumah, tapi bila kejahatan bisa tersiar sampai ribuan li km," kata si Kera Sakti.
~ Xi You 4 - Cerita Perjalanan Ke Barat by Wu Cheng En
Rabu, 22 Mei 2019
A Clash of Kings oleh George R. R. Martin (Game of Thrones; A Song of Ice and Fire #2)
A Clash of Kings adalah buku kedua dari seri Game of Thrones, A Song of Ice and Fire. Kalau di film serinya, buku kedua ini diceritakan di season kedua. Buku ini dapet rating 4.41 di Goodreads. Udah pasti buku bagus dong yaa. Banyak banget review positif, tapi ya ada juga tentu review negatifnya. Nanti coba kita bahas sekilas.
Di buku kedua ini, 7 kerajaan di Westeros mengalami perang sipil. Setelah Robert Baratheon mangkat, tiba-tiba banyak yang pengen jadi raja. Kakak beradik Baratheon sama-sama pengen jadi raja. Robb Stark jadi "King in the North", dan Balon Greyjoy ngga mau ketinggalan mendeklarasikan dirinya sebagai "King of the Iron Islands". Aksi kepengen jadi raja ini tentu saja kemudian akhirnya menjadi aksi perang dan saling menaklukkan. Sementara itu di utara, di balik dinding pertahanan, para Wildlings juga punya raja mereka sendiri, Mance Rayder, King-beyond-the-wall.
Di seberang lautan, Daenerys Targaryen melakukan perjalanan ke Timur bersama Jorah Mormont dan ketiga naganya yang baru menetas, mencari cara untuk pulang, dan mengklaim Iron Throne. Takhta yang seharusnya digenggam oleh keluarga Targaryen.
Buku ini memiliki 9 (sembilan) sudut pandang karakter, plus satu prolog. Jadi ada 10 sudut pandang cerita. Kita akan melihat prolog dari Maester Cressen, sudut pandang Tyrion Lannister, Lady Catelyn Stark, Ser Davos Seaworth, Sansa Stark, Arya Stark, Bran Strak, Jon Snow, Theon Greyjoy, dan Ratu Daenerys Targaryen. Jadi, pembaca siap-siap aja untuk melompat dari satu sudut pandang ke sudut pandang lainnya.
Banyak yang suka banget sama buku ini. Beberapa lebih suka buku pertamanya, tapi buku ini juga sangat bagus. Intrik-intrik dan strategi yang ada di dalamnya sangat menarik. Sampai review ini ditulis, 375.000an orang memberikan bintang 5 untuk buku ini. Perfect.
Tapi sisi negatif buku ini juga tentu saja ada. Buat teman-teman yang sudah nonton serial Game of Thrones, pasti tau kalau buku ini bakal penuh dengan kekerasan dan kekejaman. Belum lagi di buku ini pembahasan utamanya adalah peperangan para raja-raja. Ya pastilah, kekerasan dimana-mana. Bahkan mungkin akan kearah sadistis. Sebuah buku yang menurut kita harus dibaca dengan hati-hati dan pikiran yang terbuka. Jangan sampai dimasukkan ke hati atau disimpan di alam bawah sadar. Dan, buat yang ngga suka dengan kekerasan, sebaiknya menghindari buku ini sama sekali. Cerita yang menjurus perkosaan juga cukup kental di buku ini.
Seri Game of Thrones menurut kami adalah salah satu seri yang mungkin akan sulit banget kita dapatkan buku terjemahannya di Indonesia. Kenapa? Tentu saja karena ceritanya yang penuh dengan kekerasan, sadisme, serta pelecehan dan perkosaan. Jangan salah, kalau hanya sadis, beberapa novel terjemahan ada kok yang sadis-sadis juga. Tapi secara keseluruhan buku ini termasuk buku yang moralnya cukup dipertanyakan. Kalau yang sudah nonton serial televisinya pasti bisa ngebayangin lah ya, bisa sesadis dan setidak moral apa buku ini. Walaupun pastinya plot dan jalan ceritanya bagus banget, strategi-strategi di dalamnya, serta intrik-intrik dan jalan cerita yang kompleks.
HBO's hit series A GAME OF THRONES is based on George R R Martin's internationally bestselling series A SONG OF ICE AND FIRE, the greatest fantasy epic of the modern age. A CLASH OF KINGS is the second volume in the series.
`Nobody does fantasy quite like Martin' Sunday Times
Throughout Westeros, the cold winds are rising.
From the ancient citadel of Dragonstone to the forbidding lands of Winterfell, chaos reigns as pretenders to the Iron Throne of the Seven Kingdoms stake their claims through tempest, turmoil and war.
As a prophecy of doom cuts across the sky - a comet the colour of blood and flame - five factions struggle for control of a divided land. Brother plots against brother and the dead rise to walk in the night.
Against a backdrop of incest, fratricide, alchemy and murder, the price of glory is measured in blood.
Baca juga
Di buku kedua ini, 7 kerajaan di Westeros mengalami perang sipil. Setelah Robert Baratheon mangkat, tiba-tiba banyak yang pengen jadi raja. Kakak beradik Baratheon sama-sama pengen jadi raja. Robb Stark jadi "King in the North", dan Balon Greyjoy ngga mau ketinggalan mendeklarasikan dirinya sebagai "King of the Iron Islands". Aksi kepengen jadi raja ini tentu saja kemudian akhirnya menjadi aksi perang dan saling menaklukkan. Sementara itu di utara, di balik dinding pertahanan, para Wildlings juga punya raja mereka sendiri, Mance Rayder, King-beyond-the-wall.
Di seberang lautan, Daenerys Targaryen melakukan perjalanan ke Timur bersama Jorah Mormont dan ketiga naganya yang baru menetas, mencari cara untuk pulang, dan mengklaim Iron Throne. Takhta yang seharusnya digenggam oleh keluarga Targaryen.
Buku ini memiliki 9 (sembilan) sudut pandang karakter, plus satu prolog. Jadi ada 10 sudut pandang cerita. Kita akan melihat prolog dari Maester Cressen, sudut pandang Tyrion Lannister, Lady Catelyn Stark, Ser Davos Seaworth, Sansa Stark, Arya Stark, Bran Strak, Jon Snow, Theon Greyjoy, dan Ratu Daenerys Targaryen. Jadi, pembaca siap-siap aja untuk melompat dari satu sudut pandang ke sudut pandang lainnya.
Banyak yang suka banget sama buku ini. Beberapa lebih suka buku pertamanya, tapi buku ini juga sangat bagus. Intrik-intrik dan strategi yang ada di dalamnya sangat menarik. Sampai review ini ditulis, 375.000an orang memberikan bintang 5 untuk buku ini. Perfect.
Tapi sisi negatif buku ini juga tentu saja ada. Buat teman-teman yang sudah nonton serial Game of Thrones, pasti tau kalau buku ini bakal penuh dengan kekerasan dan kekejaman. Belum lagi di buku ini pembahasan utamanya adalah peperangan para raja-raja. Ya pastilah, kekerasan dimana-mana. Bahkan mungkin akan kearah sadistis. Sebuah buku yang menurut kita harus dibaca dengan hati-hati dan pikiran yang terbuka. Jangan sampai dimasukkan ke hati atau disimpan di alam bawah sadar. Dan, buat yang ngga suka dengan kekerasan, sebaiknya menghindari buku ini sama sekali. Cerita yang menjurus perkosaan juga cukup kental di buku ini.
Seri Game of Thrones menurut kami adalah salah satu seri yang mungkin akan sulit banget kita dapatkan buku terjemahannya di Indonesia. Kenapa? Tentu saja karena ceritanya yang penuh dengan kekerasan, sadisme, serta pelecehan dan perkosaan. Jangan salah, kalau hanya sadis, beberapa novel terjemahan ada kok yang sadis-sadis juga. Tapi secara keseluruhan buku ini termasuk buku yang moralnya cukup dipertanyakan. Kalau yang sudah nonton serial televisinya pasti bisa ngebayangin lah ya, bisa sesadis dan setidak moral apa buku ini. Walaupun pastinya plot dan jalan ceritanya bagus banget, strategi-strategi di dalamnya, serta intrik-intrik dan jalan cerita yang kompleks.
A Clash of Kings (Reissue)
`Nobody does fantasy quite like Martin' Sunday Times
Throughout Westeros, the cold winds are rising.
From the ancient citadel of Dragonstone to the forbidding lands of Winterfell, chaos reigns as pretenders to the Iron Throne of the Seven Kingdoms stake their claims through tempest, turmoil and war.
As a prophecy of doom cuts across the sky - a comet the colour of blood and flame - five factions struggle for control of a divided land. Brother plots against brother and the dead rise to walk in the night.
Against a backdrop of incest, fratricide, alchemy and murder, the price of glory is measured in blood.
Baca juga
Rabu, 24 April 2019
Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Apa yang hendak kusampaikan ini akan membuatmu kaget..."
Dengan ucapan itu, Lady Athelinda Playford--salah satu penulis buku anak-anak yang paling dicintai--membuat kaget pengacara yang dipercaya untuk mengurus surat wasiatnya. Ketika para tamu berdatangan ke pesta di rumah megahnya, Lady Playford memutuskan untuk mencoret kedua anaknya dari surat wasiat dan tidak mewariskan sepeser pun. Harta kekayaannya yang banyak itu diberikan kepada orang lain: orang invalid yang hidupnya tinggal beberapa minggu lagi.
Di antara tamu-tamu Lady Playford ada dua orang asing: Hercule Poirot, detektif Belgia yang terkenal itu, dan Inspektur Edward Catchpool dari Scotland Yard. Keduanya tidak tahu kenapa mereka diundang... sampai Poirot mulai bertanya-tanya apakah Lady Playford sedang menunggu terjadi pembunuhan. Tapi kenapa dia tampaknya begitu ingin memancing-mancing si pembunuh? Dan ketika hal itu benar-benar terjadi, walaupun Pourot sudah berusaha keras mencegahnya, kenapa identitas si korban terasa tidak masuk akal?
Dibandingkan buku-bukunya Agatha Christie yang biasanya, buku Closed Casket ini jauh lebih tebal dan besar. Buku-buku Agatha Christie yang biasanya kan tipis dan kecil tuh, nah buku ini lumayan tebal dan lebih besar.
Dari segi cerita, menurut kami buku ini cukup bagus ya ceritanya. Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang Edward Catchpool, seorang polisi dari Scotland Yard. Jadi, ada saat-saat kita tidak benar-benar tahu apa sebetulnya yang sedang dilakukan oleh Poirot. Korban yang jatuh pun tak terduga dan siapa pembunuh yang sebenarnya pun tidak bisa ditebak. Motif pembunuhannya pun cukup mengejutkan dan tidak biasa.
Buat yang suka sama cerita-cerita detektif, atau kangen dengan kisah-kisahnya Hercule Poirot, buku ini cocok banget lho untuk jadi koleksi teman-teman.
Apa ada yang sudah membaca buku ini juga? Gimana menurut teman-teman? Silahkan tulis komentar di bawah ya.
Quote
Besar sekali perbedaan di antara mengetahui sesuatu dan mendapati sesuatu itu terbukti.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Sembunyikan dan singkapkan--conceal and reveal--pantas sekali rasanya kedua kata itu bersajak. Kedengarannya berlawanan, namun, sebagaimana diketahui semua pendongeng ulung, usaha terkecil sekalipun untuk menyembunyikan sesuatu dapat menyingkapkan banyak rahasia, dan informasi-informasi baru sering kali menjelaskan banyak hal, namun juga menyembunyikan hal-hal lain yang sama banyaknya.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Sebuah fenomena yang sudah cukup sering kulihat, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalku, adalah bahwa ketika kita bertemu dengan sekelompok besar orang sekaligus, entah bagaimana kita bisa tahu--seperti ada naluri supernatural--orang mana yang enak diajak mengobrol dan mana yang sebaiknya dihindari.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Orang yang paling lemahlah yang harus berteriak paling keras, dan membuat orang lain menderita,
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Kata-kata itu menguap ke udara begitu keluar dari mulut kita, namun terus hidup dalam ingatan kita bila ditata dalam urutan yang mudah diingat. Bagaimana tiga kata--'jadi makanan cacing'--bisa jauh lebih menyakitkan daripada kenangan akan anak yang meninggal?"
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Aku tidak bisa memikirkan alasan apa-apa. Tetapi kita tidak pernah tahu apakah kita ini disukai orang. Orang-orang umumnya bersikap sopan, terutama terhadap orang yang cukup berpengaruh, seperti aku ini."
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Orang tidak boleh menggunakan kata-kata dengan ceroboh, atau bahkan dengan spontan. Begitu diluncurkan, kata-kata itu sudah tidak bisa ditarik lagi. Aku sudah sering merasa tidak senang, tetapi tidak pernah satu kali pun aku menggunakan kata atau kata-kata yang tidak kupilih dulu dengan cermat."
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Pembunuhan sadis adalah jalan keluar terakhir bagi seseorang yang memiliki amarah menggebu atau kegeraman membara yang sudah terpendam terlalu lama di dalam diri mereka--seumur hidup!--tanpa ada saluran pelampiasan,"
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Tidak ada. 'Curiga' menyiratkan keyakinan yang kuat, dan aku tidak memiliki itu. Dalam benakku ada dua daftar, tidak lebih."
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Dan, sejujurnya, hanya karena ada hal-hal yang secara umum dilakukan dengan cara tertentu, bukan berarti hal-hal itu harus selalu dilakukan dengan cara itu.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Bekerja bersama Poirot di London pada awal tahun ini telah membuatku suka membuat daftar. Sebagai metode untuk memperjelas pikiran, menurutku kebiasaan ini sangat membantu.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Tidak ada yang lebih disesali orang selain hal-hal buruk yang telah mereka lakukan sendiri yang tidak dapat lagi mereka batalkan--bukan begitu?"
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Kebohongan-kebohongan terbaik selalu terdengar masuk akal.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Begini, orang bisa berkeras bahwa kebenaran itu benar dengan cara yang membuat kebenaran itu tampak seperti kebohongan.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Kecurigaan bukan berarti tahu, sebagaimana pasti akan dikatakan detektif manapun juga,"
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Mana mungkin kau percaya padaku kalau aku mengatakan Scotcher tidak sedang sekarat karena penyakit ginjalnya? Kebanyakan orang tidak membohongi semua orang yang mereka kenal bahwa mereka sebentar lagi akan bertemu penciptanya. Aku tahu kalau aku memberitahu kalian, kalian akan meminta konfirmasi dari Athie, atau Sophie, atau dua-duanya, dan aku tahu apa yang akan mereka katakan: bahwa akulah yang pembohong. Kalian pasti berkata, 'Sudahlah, Dr. Kimpton, kau membiarkan imajinasimu melantur. Jangan kejam. Mana ada orang yang berbuat begitu,' atau kata-kata lain yang artinya kurang-lebih sama. Dengar, Poirot: akan selalu ada seseorang yang melakukan hal semacam itu, tak peduli seberapa tak bisa dipercayanya hal itu. Pokoknya, untunglah kita tidak perlu berdebat karena kebenaran kini sudah terkuak. Akhirnya."
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Akal sehat adalah taktik paling licik bagi orang yang tidak memiliki akal sehat sendiri untuk digunakannya."
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Sulitnya kenyataan, pikirku, adalah kita harus menanggungnyakarena tidak ada pilihan.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Oh, dia tidak akan pernah mengakuinya. Kebenaran menyinggung harga dirinya, jadi dia berkeras kebenaran itu tidak benar.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Kau harus ingat, Edward, sebagian besar orang tidak suka mengonfrontasi apa saja yang semrawut atau janggal. Kebanyakan orang takut pada kebanyakan hal--jangan pernah lupa itu!
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Kadang-kadang otak kita melupakan apa yang belum lama diketahuinya, dan kembali ke informasi sebelumnya yang salah tentang sesuatu yang ternyata tidak benar.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Kita semua sanggup bertindak tidak bijaksana kalau tersudut.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Kau mengerti, dalam situasi normal, orang-orang yang berbohong dengan sama mudahnya seperti bernapas tidak pernah mengakuinya. Mereka memiliki kemampuan tak terbatas untuk terus menciptakan kebohongan baru yang menjelaskan kebohongan yang lama.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Dia berkata, 'Oh, ya--tentu saja.' Pada waktu itulah aku pertama kali curiga dia mungkin bukan orang nyentrik dengan ingatan buruk, melainkan orang yang agak licik. Hanya curiga saja, kau mengerti. Tetapi orang jujur pasti berkata, 'Wah, aku salah ya, kalau begitu? Heran, kok ingatanku bisa begitu meleset.' Sebaliknya, mengatakan 'tentu saja' menyiratkan dia sebenarnya tahu dan hanya perlu diingatkan.
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
"Kalau kau mengetahui ada dua hal yang benar, dan dua hal itu sepertinya saling mengontradiksi, daripada berkata kepada dirimu sendiri bahwa salah satunya pasti tidak benar, tidakkah semestinya kau menanyai dirimu sendiri ada hal ketiga apa yang belum terpikir olehmu yang bisa membuat dua hal itu sama-sama benar?"
~ Closed Casket - The Brand New Hercule Poirot Mystery by Sophie Hannah
Langganan:
Postingan (Atom)
Amazon Associates Disclaimer
Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.