Di buku kedua ini, kehidupan Lucrezia berlanjut. Lucrezia tidak bisa lama-lama meratapi kehilangan bayinya yang diambil paksa, dan kehilangan kekasihnya yang dibunuh. Lucrezia harus menikah lagi. Kali ini dengan Alfonso, Duke of Bisceglie. Lucrezia pun jatuh cinta lagi...
Baca juga: Review Novel The Borgias: Madonna of the Seven Hills by Jean Plaidy - Belajar Sejarah Keluarga Borgia
Kehidupan pernikahan mereka pun sekali ini hampir sempurna dan bahagia. Tapi Lucrezia tetaplah keluarga Borgia, dan Alfonso takut kepada keluarga Borgia, terutama kepada Cesare. Dan Cesare, tak pernah menyukai siapa pun yang menjadi kekasih maupun suami Lucrezia. Nyawa mereka selalu menjadi taruhannya.
Di sisi lain, dengan tiadanya Giovanni, Cesare menjadi putra kesayangan Alexander VI. Cesare pun mulai mewujudkan cita-citanya untuk menaklukkan Italia. Ia menaklukkan dengan perang, pembunuhan, tipu daya, dan kekejaman. Menanam benih-benih permusuhan kemanapun dia pergi.
Saat ketakutan Alfonso akhirnya menjadi kenyataan, Lucrezia bersedih sekali lagi. Kali ini dia takut, dan ingin pergi dari keluarga yang cintanya mulai ia takuti. Lucrezia pun memilih menikah lagi, dengan Alfonso d'Este, berharap bisa pergi jauh ke Ferrara.
Bagaimanakah semuanya berakhir?
Apakah Lucrezia akhirnya menemukan kebahagiaannya?
Kisah Lucrezia di Ferrara tentu saja masih panjang. Anda harus membaca buku ini sendiri untuk melihat bagaimana kisah Lucrezia berakhir. Buku ini sangat kita rekomendasikan sekali. Karena belajar sejarah itu harus menyenangkan. ^_^v
Buku ini saat ini masih tersedia di Tokopedia kami ya kak. Silahkan langsung ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/the-borgias-light-on-lucrezia-by-jean-plaidyQuote
"Aku menginginkan bayiku," bisiknya pada diri sendiri. "Sekarang... di dalam pelukanku... aku menginginkannya sekarang. Mereka punya hak apa merenggutnya dariku?"
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Semua kekasih bersumpah setia selamanya," kata Sanchia tak sabar. "Itu artinya 'aku akan mencintaimu selama cinta kita ada.' Paling banyak itu yang bisa diharapkan."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Semua cinta berbeda. Seandainya Pedro hidup, kau tentu sudah melupakannya sekarang. Karena mereka membunuhnya... karena mereka menjadikannya martir... maka kau mengingatnya."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"...Tapi Lucrezia, berhentilah bersedih. Pedro sudah meninggal; tak ada yang bisa membawanya kembali, dan episode itu sudah berakhir. Belajarlah melupakan. Dia cinta pertamamu, aku tahu, dan kau ingat. Tapi saat kau mempunyai banyak kekasih, kau akan merasa sulit mengingat seperti apa wajahnya."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
Ada ikatan di antara keluarga Borgia ini yang sepertinya tak dapat dimengerti oleh orang di luar keluarga. Tak peduli apa yang dilakukan oleh anggota keluarganya, penderitaan seperti apa pun yang mereka timbulkan satu sama lain, ikatan tersebut tidak merenggang. Di antara mereka terdapat perasaan yang begitu kuat--dalam kebanyakan kasus itu adalah cinta, tapi di antara Giovanni dan Cesare itu adalah kebencian--sehingga semua emosi lain menjadi tak penting dibandingkan perasaan keluarga ini.
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Aku merasa sedih, sangat sedih, dan aku pikir tak akan pernah tertawa gembira lagi. Kemudian kau datang, dan sejak kau datang, aku menemukan kebahagiaan."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Aku berhasil melewati kesulitanku di masa lalu karena aku tidak berusaha memecahkannya hingga kesulitan itu sudah di depan mata."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
Memikirkan apa yang akan terjadi adalah suatu kebodohan, saat yang sedang terjadi memberi mereka begitu banyak kesenangan.
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Kalau kau ingin terus menikmati hal-hal indah dalam hidup, kau harus belajar untuk melindunginya."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
Hidup itu indah. Nikmatilah. Itulah semboyan Alfonso.
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Kalau begitu... jangan terbuai perasaan aman yang palsu. Buka lebar-lebar mata dan telingamu, Dik. Ada bahaya di dekat kita... dan jangan lupa, meski kau adalah suami Lucrezia, kau juga pangeran Napoli."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Kau sangat percaya diri, putraku."
"Bukankah semua jendral harus percaya diri sebelum pertempuran? Meyakini kekalahan sama dengan mengundang bencana."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Jangan lupakan itu, Dik. Kita mungkin Paus... kita mungkin Jendral... kita mungkin istri dan ibu... tapi yang terutama--selalu yang terutama--kita adalah keluarga Borgia."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Kau lihat," kata Cesare tulus, "semua hal menjengkelkan seperti itu akhirnya berlalu. Bagaikan kedukaan mereka menjulang tinggi saat berada dekat; tapi sangat kecil di kejauhan. Lihatlah pegunungan Sabine... tak lebih dari deretan kabut biru dari jendela ini. Tapi kalau kita berdiri di bawah puncak yang menjulang itu; lain ceritanya."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
Apakah ada semacam kutukan yang menimpa kami keluarga Borgia, sehingga cinta kami harus begitu intens sehingga ada satu titik dalam hidup kami saat kami harus berpaling darinya, lari darinya?
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Tanyakan pada ayahmu, Isabella. Ia sangat menghormati dukat. Dan dukat adalah dukat, entah asalnya dari peti uang Kepausan atau dari peti uang Ferrara."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Kau memandangku dengan mata seorang Borgia, sepupu kecil; dan aku yakin bahwa di mata Borgia, keluarga Borgia sempurna. Cobalah memandang dengan mata orang lain."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"ia bijaksana, dan saat kau hidup di dunia tak diragukan lagi jauh lebih baik bersikap bijaksana ketimbang bersikap manis."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Kau tidak mengenal Lucrezia. Aku juga tidak. Aku tidak yakin Lucrezia mengenal dirinya sendiri."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
Apakah ada kegembiraan dalam hidup jika kita memendam kebencian? Untuk hidup damai kita harus melupakan hinaan dan luka masa lalu; dan itulah yang ia coba lakukan.
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
Apakah ada sesuatu yang tidak manusiawi pada diri keluarga Borgia ini? Apakah mereka berbeda dari orang lain? Apakah ada semacam persatuan keluarga yang tidak dapat dimengerti oleh orang biasa, sehingga saat yang satu mati, sebagian dari diri yang lainnya juga ikut mati?
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Akhir? Bagaimana hubungan kita bisa berakhir?"
"Akhir pertemuan. Akhir pembicaraan kita... akhir cinta fisik. Aku akan selalu mencintaimu. Aku akan selalu memikirkanmu. Tapi kita tidak boleh bertemu, karena jika kita melakukannya dan dipergoki, aku tak tahu apa yang akan terjadi pada kita berdua. Cinta kita tetap abadi, Pietro. Cinta itu tetap seindah dulu. Namun cinta itu terlalu indah untuk menghadapi kesulitan hidup sehari-hari."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Tapi apalah gunanya cinta jika hanya satu orang yang merasakannya? Cinta harus dirasakan oleh kedua pihak agar indah."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia
"Melupakannya!" seru Lucrezia. "Kalian tidak mengerti, Cesare adalah Lucrezia, dan Lucrezia adalah Cesare; dan satu tanpa yang lain sama saja dengan hanya setengah hidup."
~Jean Plaidy, The Borgias - Light on Lucrezia