Cari Review Buku

Rabu, 30 September 2020

Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib by Enid Blyton - Liburan Musim Dingin dengan Petualangan Mendebarkan

Membaca kisah-kisah Lima Sekawan sebagai orang dewasa ternyata sangatlah berbeda dibandingkan jika kita membacanya ketika masih anak-anak atau remaja. Menurut kami, ini menurut kami yah, untuk nilai-nilai modern di jaman sekarang, buku ini perlu pengawasan orangtua ketika dibaca oleh anak-anak atau remaja. Mungkin sedikit membahas nilai-nilai yang ada di kisah-kisahnya misalnya.

Okeh, sebelum ke review lebih lanjut, ini dia buku-buku lima sekawan yang sudah kami review sebelumnya:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
  4. Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit
Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib ini punya judul asli Five Get into a Fix. Ini adalah petualangan ke-17 dari Lima Sekawan. Sekali ini liburan mereka adalah liburan natal yang dingin bersalju. Terlepas dari keheranan kami kenapa anak yang habis sakit dan masih batuk-batuk malah disuruh liburan dan main ski di pegunungan, petualangan yang hadir di buku ini cukup seru.

Anak-anak pergi ke sebuah pertanian di atas perbukitan bersalju. Nama pertanian itu Magga Glen. Sayangnya, sebelum sampai di tujuan, mereka sempat tersesat ke sebuah menara tua yang aneh. Yang dengan bodohnya ingin diterobos Julian dengan memanjat pagar. Entahlah ya apa yang ada di pikirannya. Sudah jelas-jelas ada tulisan dilarang masuk, digembok pula, masih juga mau masuk kan ya, heran. Julian tidak jadi menjalankan niatnya karena ternyata ada anjing galak yang hampir menyerang mereka.

Tapi akhirnya mereka tiba juga di Magga Glen. Rumah pertanian yang ditempati oleh Bu Jones dan anaknya Morgan yang punya suara sangat lantang. Tapi di pertanian itu juga ada 7 anjing besar yang juga agak galak. Karena kelalaian George yang melepaskan Timmy terlalu cepat, Timmy sempat diserang dan digigit oleh salah satu anjing di pertanian. George yang sangat overprotektif terhadap Timmy tentu saja ngambek doong. Sifat Morgan yang acuh tak acuh menambah parah ngambeknya George. Meskipun luka Timmy ternyata hanya luka lecet, George ngambek parah dan ingin pulang ke rumah. Untungnya, dalam acara jalan-jalan setelah George ngambek, Julian dan Dick menemukan bahwa mereka berlima bisa tinggal di pondok musim panas Magga Glen yang terletak di atas bukit. Jauh dari pertanian dan anjing-anjing Morgan. Jadi, meskipun Bu Jones agak tidak setuju karena khawatir anak-anak tidak punya makanan hangat, mereka pun besoknya pindah ke pondok di atas bukit.

Tapi banyak peristiwa aneh di pondok. Suara-suara menggeram, bumi bergetar, dan asap misterius yang datang dari arah menara tua yang tidak bisa mereka masuki dulu. Banyak gosip-gosip dan kejadian aneh tentang menara tua itu. Anak-anak Lima Sekawan juga punya tiga tamu kecil yang kadang-kadang datang. Aily, anak gembala yang suka berkeliaran bersama dengan seekor anak biri-biri dan seekor anjing kecil. Ternyata Aily tahu banyak hal tentang rumah di menara tua itu. Aily bilang menara tua itu jahat, dan wanita tua di menara itu memberi Aily secarik kertas permintaan tolong. Julian dan Dick memberitahu Morgan soal keadaan gawat di menara tua. Tapi sikap Morgan yang ketus dan menyuruh mereka melupakan masalah itu membuat mereka tidak puas. Mereka malah mencurigai Morgan sebagai salah satu kaki tangan orang-orang jahat di menara tua.

Anak-anak Lima Sekawan bertekad untuk menyelamatkan sang wanita tua dari cengkraman para penjahat di menara tua. Apakah mereka berhasil? Ataukah mereka justru membuat kesalahan karena tidak menuruti kata-kata Morgan?

Kisah Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib ini terbit di tahun 1958. Kisah Lima Sekawan lain juga terbit di tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya. Akan sudah banyak nilai-nilai kehidupan yang bergeser jauh dari masanya. Apa yang mungkin di masa lalu, saat buku ini ditulis, umum terjadi, sekarang menjadi hal yang sudah tidak relevan lagi. Jadi, kami mencoba objektif dengan memandang buku ini sebagai karya di tahun 1950an, dengan nilai-nilai yang berlaku di tahun 1950an. Kenapa kami merasa perlu menekankan hal ini? Karena di buku ini dan beberapa buku seri Lima Sekawan yang sudah kami review, kami menemukan hal-hal yang tidak terlalu menyenangkan. Stereotyping, hal-hal sexist, prasangka buruk, itu ada semua di dalam cerita-ceritanya, dan kami tidak merasa itu contoh yang baik untuk anak-anak atau remaja. Ya memang sih anak-anak lima sekawan pada akhirnya selalu meminta maaf ketika salah. Tapi, dari kisah ke kisah selalu terjadi lagi, seolah-olah tidak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Akan menarik banget kalau nanti kami melakukan pembahasan mendalam soal tokoh-tokoh Lima Sekawan ini. Tapi kami akan menunggu sampai kami sudah membaca dan mereview semua serinya dulu.

Buku ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.96/5.00 ★. Penilaian pribadi kami 3.50/5.00 ★ saja. Sebenarnya petualangannya seru dan cukup menegangkan. Tapi memang ada beberapa aspek yang kami tidak suka. Endingnya juga menurut kami terlalu terburu-buru. Entah logam ajaib apa yang diburu para penjahat di bawah menara tua. Akan menarik untuk mendengar pendapat teman-teman yang sudah membaca buku ini juga.

Rabu, 23 September 2020

The Pocket Scavenger by Keri Smith - Memulung yang Melatih Kreatifitas

Buku ini bukan novel atau buku cerita gitu sih. The Pocket Scavanger ini semacam jurnal kreatif gitu. Kita akan didorong untuk mengumpulkan (memulung) barang-barang tertentu sesuai dengan daftar yang ada di buku ini. Membuat kisah tentang barang itu, kemudian nanti kita bisa memilih instruksi acak tentang bagaimana cara mengubah barang yang kita temukan tadi.

Buku ini bagus banget buat melatih kreatifitas sama petualangan kecil-kecilan. Ketemu daun di jalan, bikin cerita yang menarik tentang si daun, lalu nanti di bikin jadi sesuatu, terus ditempel deh di bukunya. Di bawah ini ada video youtubenya tentang bagaimana memanfaatkan buku ini.



Tapi hati-hati ya dalam mengumpulkan barang-barangnya, apalagi di tengah-tengah masa pandemi seperti sekarang. Kalau kami sih menyarankan cari barang yang ada di lingkungan rumah saja. Kalau sekiranya berbahaya atau meragukan difoto aja, ga usah diambil. Selamat memulung dan melatih kreatifitas yaah. 

Berikut ini kami kasih contoh halaman dalam dari buku ini, tempat kita bisa menaruh barang temuan kita dan membuat jurnalnya.


Saat ini, buku The Pocket Scavenger ini masih tersedia di Tokopedia kami yah kak. Masih kosong, belum ada isinya, siap untuk digunakan. Kami hanya buka segel saja. Yang berminat silahkan ke link di bawah ini yah:


Selasa, 22 September 2020

Jack Howard #2 - Crusader Gold by David Gibbins - Pencarian Menorah yang Hilang, Viking, Hingga ke Suku Maya

Novel yang satu ini gaya ceritanya mengingatkan kami akan novel Sukuh karangan Rizki Ridyasmara. Waktu kami baca lagi reviewnya...yes, banyak kemiripan dari segi gaya ceritanya. Novel ini adalah novel petualangan arkeologi yang bagus banget buat teman-teman yang senang dengan cerita petualangan mencari harta bersejarah yang hilang atau menyukai novel-novel tentang sejarah di masa lampau. Banyak detail-detail sejarah atau teknologi modern yang diceritakan secara detail. Bagian yang ini selera sih ya, kami merasa terlalu detail pengetahuan, kalau gaya ceritanya kurang menarik akan jadi agak membosankan dan monoton. Tapi kalau buat teman-teman yang suka pembahasan detail seperti ini, mungkin akan menganggap hal ini seru dan menarik.

Kami kali ini tidak akan meringkas plot novel ini, karena bisa panjang banget nanti. Lokasinya berubah-rubah banyak. Mulai dari pencarian harta  bersejarah di Istambul, penemuan petunjuk tentang Menorah di sebuah peta kuno yang terkurung ratusan tahun di balik dinding sebuah Katedral, penemuan kapal Viking di dalam gunung es, hingga pencarian ke pedalaman hutan rimba di Meksiko, tempat di mana Suku Maya pernah bermukim. Oh ya, buat yang suka penyelaman, di novel ini juga ada cerita penyelaman yang cukup menegangkan. Pertama, ketika penyelaman ke gunung es yang sangat dingin dan berbahaya, dan kedua, penyelaman di dalam gua-gua persembahan Suku Maya yang punya arus deras.

Tentu saja, sebuah novel tidaklah lengkap kalau tidak ada tokoh antagonisnya. Di novel ini ada suatu organisasi kriminal yang sangat berbahaya yang mengakar pada organisasi Nazi. Organisasi yang meniru organisasi bersejarah dari kaum Viking tapi dengan nilai-nilai yang sudah tercemar. Penjahatnya cukup kejam dan sadis walaupun baru hadir secara signifikan di akhir novel. Jadi novel ini agak-agak ada adegan sadisnya sedikit yah.

Rating Goodreads buku ini lumayan bagus kok, 3.75/5.00 ★. Kalau buat kami, heheh...3.50/5.00 ★ ajah. It's an ok book. Ceritanya sebetulnya menarik, tapi terlalu banyak detail yang buat kami agak membosankan. Aksi-aksinya menegangkan tapi entah kenapa kayak kurang greget, mungkin karena udah capek sama detail sejarah? Atau mungkin kurang asik aja gaya ceritanya? Ya mungkin salah satunya sih kenapa kami menganggap B ajah. Tapi buat yang suka cerita-cerita tentang Viking, Harald Hardrada, atau tentang Suku Maya, dan tentang Menorah itu sendiri, buku ini lumayan menarik kok buat dibaca.


Quote

"Ilmu pengetahuan adalah tentang keberlangsungan," ucap Jack lembut, menaruh tangannya di bahu Maria. "Tentang mewariskan kearifan pada generasi penerus, tahu bahwa pengetahuan itu bisa menyiapkan landasan bagi penemuan-penemuan baru, pengungkapan yang sama sekali tidak bisa kau duga."

~Jack Howard #2 - Crusader Gold by David Gibbins

Minggu, 20 September 2020

Tales From The Perilous Realm by J.R.R. Tolkien - Kumpulan Cerpen Klasik dan Puisi yang sangat Charming Sekali Kisahnya

J.R.R. Tolkien terkenal banget dengan trilogi The Lord of the Rings dan The Hobbit. Tapi siapa sangka, Tolkien juga punya kumpulan cerita-cerita klasik yang sangat charming sekali. Nuansa di buku ini berbeda dengan The Lord of The Rings. The Lord of the Rings itu menegangkan, penuh dengan aksi. Kalau buku ini, santai, mengalir dengan lembut, memukau, bahkan bisa dijadikan dongeng sebelum tidur yang bagus.

Novel ini terdiri dari empat cerita pendek, dan satu kumpulan puisi. Mari kita bahas satu-satu ceritanya apa saja.

Roverandom

Ini cerita favorit kami yang menurut kami paling charming. Cerita tentang seekor anjing kecil bernama Rover yang ditenung oleh seorang tukang tenung menjadi anjing mainan. Rover punya perjalanan panjang sebelum dia berhasil menjadi anjing kecil lagi. Dia jadi mainan, hilang di pantai, pergi ke bulan naik burung camar, jadi anjing bulan dengan sayap, sampai pergi ke kedalaman laut, ke istana para duyung. Petualangan Rover ini seru tapi juga banyak hikmahnya. Ditulis dengan cantik sekali. Mengingat ceritanya aja bikin kami seneng banget lho ini.

Petani Penakluk Naga

Cerita tentang seorang petani bernama Giles dari Ham. Petani yang sebetulnya acuh tak acuh tapi penuh keberuntungan. Keberuntungannya cukup besar hingga dia berhasil mengusir raksasa dari lahannya. Meskipun sebenarnya hanya keberuntungan semata, dan karena si raksasa tidak cerdas. Tapi, orang-orang tidak tahu kalau itu keberuntungan. Yang mereka tahu hanyalah Petani Giles sangat  hebat. Maka, ketika datangnya naga pengganggu, dan tidak ada yang bisa mengusirnya, Petani Giles dikirim untuk untuk mengatasi sang naga. Suatu tugas yang hanya bisa dia undur-undur tapi tidak bisa dia hindari. Petualangan Petani Giles ini agak kocak tapi juga seru banget. Petani yang bebal, tapi keberuntungannya tidak habis-habis. Tapi Petani Giles sebenarnya juga cerdik dan bijak. Cerita yang penuh hikmah juga nih.

Petualangan Tom Bombadil

Nah, yang satu ini bukan dalam bentuk cerita, tapi dalam bentuk kumpulan puisi. Ada 16 puisi yang menceritakan berbagai kisah. Dua puisi pertama menceritakan kisah Tom Bombadil. Buat yang sudah membaca buku The Lord of The Rings pasti tahu siapa Tom Bombadil ini. Sayangnya, tokoh Tom Bombadil tidak ada di versi Filmnya, jadi hanya yang baca bukunya yang tahu tokoh ini. Buat yang penasaran bagaimana Tom Bombadil bisa beristri Goldberry, nah ada kisahnya di sini. Agak gimana gitu sih ceritanya, wakakak, harus baca sendiri deh. Selain kisah Tom Bombadil, ada puisi kisah tentang Oliphaunt. Ada juga kisah tentang harta jarahan, yang sepertinya terkait dengan penyakit naga yang menjangkiti beberapa petinggi di cerita Hobbit. Ada juga puisi pilu Kapal Terakhir yang menceritakan tentang Fíriel yang diundang untuk ikut naik ke kapal peri terakhir yang pergi mengarungi lautan. Tapi Fíriel tak bisa, karena meskipun dia ingin ikut, dia lahir di bumi, dan dia tidak bisa ikut. Jujur, kami agak penasaran Fíriel ini siapa. Waktu membaca puisinya, kami punya firasat kalau Fíriel adalah salah satu putri Aragorn dan Arwen. Ini mengingat kapal peri terakhir yang berlayar adalah kapal yang dinaiki juga oleh Legolas dan Gimli, dan mereka berlayar setelah kematian Aragorn. Fíriel mungkin diajak karena dia salah satu keturunan Elf juga. Sayangnya, tidak ada catatan siapa saja nama putri-putrinya Aragorn. Hanya nama putranya, Eldarion, yang dengan jelas tercatat. Nama Fíriel justru muncul sebagai nenek buyut Aragorn. Tetapi, mengingat di cerita ini masyarakatnya suka memberikan nama orang-orang terdahulu kepada anak-anak mereka, masih ada kemungkinan kalau Fíriel adalah nama salah satu putri Aragorn. Tapi siapa yang tahu, ini sih teori kami aja yah.

Pandai Besi dari Wootton Major

Cerita seorang pandai besi yang ketika kecil menelan bintang batari yang dimasukkan ke dalam kue kebesaran. Bintang batari adalah bintang yang datang dari negeri peri. Diberikan hanya kepada anak-anak terpilih secara diam-diam. Sang anak kemudian menjadi seorang pandai besi yang sangat mumpuni. Karya-karyanya sangat indah dan berkualitas. Tapi tidak hanya itu, sang pandai besi juga kadang-kadang berkelana ke dunia para Faery. Tapi akan tiba saatnya ketika ia harus menyerahkan bintangnya agar bisa diberikan kepada anak kecil lain yang berhak memilikinya. Cerita sang pandai besi ini juga memukau. Ada tokoh menyebalkan juga di dalamnya, menjadikan ceritanya lebih berwarna.

Daun Karya Niggle

Kisah tentang Niggle si pelukis, yang tergerak untuk melukis daun dan pohon dengan sempurna. Tapi tidak ada yang melihat bakatnya dengan serius. Cerita Niggle punya nuansa sangat dekat dengan kehidupan nyata. Tentang buruknya sebuah penundaan, tentang serba salahnya hidup bertetangga, tentang perasaan, tentang tekad, tapi juga tentang sebuah persahabatan dan kerja sama. Kita mungkin akan mendapati cerita Niggle ini sangat aneh, karena ada kesan kalau Niggle seperti manusia percobaan atau bahkan boneka percobaan yang hidup dan sedang menjalani tes. Tapi sisi tidak biasa ini tidak menjadi masalah sih ketika ceritanya sendiri bagus, ditulis dengan memukau, dan punya banyak hikmah yang bisa diambil.


Di luar cerita klasik dan kumpulan puisinya, buku ini juga memuat kata pengantar dan lampiran yang mungkin akan membuat kita agak puyeng karena bahasanya agak akademis dan berbelit. Tapi di luar kedua hal itu, cerita-cerita di buku ini, yang sudah kami bahas diatas ditulis dengan sederhana dan sangat memukau. Enak dibaca dan mengalir. Kami suka banget sama buku ini. Mungkin bahkan sedikit lebih suka sama buku ini daripada trilogi The Lord of the Rings. Tapi memang beda sih, cerita di buku ini sederhana dan ringan, mudah dibaca, tapi tetap memukau dan sarat hikmah. Sementara sang trilogi, lebih epic dan seru, penuh aksi dan ketegangan.


Sabtu, 12 September 2020

Trilogi The Lord of the Rings by J.R.R. Tolkien - Novel Fantasi Klasik yang Seru, Mengagumkan dan Menggugah

Waktu pertama kali membaca novel ini, sebetulnya agak kaget juga dengan betapa klasiknya novel ini. Sudah terbit sejak tahun 1954. Film The Lord of The Rings juga masih menjadi film yang luar biasa bagus, dan film yang keren banget pada masanya. Sampai sekarang pun seri film The Lord of the Rings itu masih keren banget. Walaupun sebuah film tentu saja hanya sekelumit garis besar dari bukunya dan kadang meninggalkan detail-detail seru yang hanya bisa kita temukan di bukunya. 

Sejujurnya, novel ini cukup klasik, dan terjemahan bahasa Indonesianya kadang bahasanya kurang mengalir dan sederhana. Jadi kadang ada saatnya sulit dipahami. Latar belakang pemandangannya seringkali ditulis dalam gaya bahasa metafora yang berbelit. Banyak puisi-puisi dengan gaya bahasa peri, dan tentu saja ada nama-nama atau sedikit selipan bahasa peri yang bikin lidah atau otak kebelit, wakakak. Tapi, begitu kita sudah mulai bisa fokus dan menyesuaikan dengan alur ceritanya, kisahnya sangatlah seru dan menarik. Kami penasaran juga sih, kalau baca versi Bahasa Inggrisnya apakah akan lebih mudah dipahami? Tapi sayangnya, sampai saat ini belum ada kesempatan untuk membaca versi Inggrisnya.

Seperti yang sudah diketahui, seri The Lord of the Rings ini adalah sebuah trilogi. Apakah bisa dibaca terpisah? Menurut kami sih harus urut yah sayangnya. Soalnya kan ini kisah yang berlanjut gitu. Tapi kalau kita ahli nyari spoiler ya ga masalah juga sih. Mari kita lihat sedikit cuplikan buku-bukunya. Oh iya, semua bukunya sudah pernah kami review juga yah sebelumnya.

Buku 1: The Lord of the Rings - The Fellowship of the Ring


Reviewnya bisa di cek di:

https://olakalikstore.blogspot.com/2018/12/the-lord-of-rings-fellowship-of-ring.html

Di buku inilah kisah awal mula bagaimana seorang Frodo Baggins bisa mendapatkan cincin warisan yang sangat sakti dari Bilbo. Diawali dengan kisah keceriaan para Hobbit dan dilanjutkan dengan perginya Bilbo dan ketegangan Frodo yang harus pergi dan meninggalkan Shire. Kisahnya lebih menegangkan daripada di film lho. Kisah perjalanan yang seru dan tentu saja, yang utamanya, tentang kisah bagaimana kawanan pembawa cincin bisa terbentuk.

Buku pertama ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.36/5.00 ★. Memang sebagus itu, dan kami setuju banget sama ratingnya.


Buku 2: The Lord of the Rings - The Two Towers


Reviewnya bisa di cek di:

https://olakalikstore.blogspot.com/2019/10/review-novel-lord-of-rings-two-towers.html

Rombongan mulai terpisah-pisah. Mereka pun harus menghadapi petualangannya masing-masing. Merry dan Pippin diculik oleh para Orc. Frodo kabur ketakutan karena Boromir, tentu saja Sam berhasil menemukan tuannya. Akhirnya Frodo dan Sam memilih untuk pergi berdua saja menuju Mordor. Boromir sayangnya tewas. Setelah memberikan penghormatan terakhir kepada Boromir, Aragorn, Legolas dan Gimli pun harus merelakan Frodo dan Sam. Aragorn, Legolas dan Gimli akhirnya memilih untuk mengejar para Orc yang menculik Merry dan Pippin. Banyak pertarungan dan kejadian-kejadian seru di buku kedua ini.

Buku kedua ini punya rating Goodreads yang luar biasa bagus 4.45/5.00 ★. Emang keren dan seru banget sih buku kedua ini.


Buku 3: The Lord of the Rings - The Return of the King


Reviewnya bisa di cek di:

https://olakalikstore.blogspot.com/2020/03/the-lord-of-rings-return-of-king-by-jrr.html

Akhirnya sampailah di penghujung perjalanan para kawanan pembawa cincin. Pertarungan terakhir yang mendebarkan dan seru. Perjuangan Frodo dan Sam yang sangat sulit dan penuh perjuangan. Semua terkumpul jadi satu di buku ini. Endingnya happy ending yang sedikit bittersweet. Tapi kalau mau ending yang lengkap banget, kita harus meluangkan waktu membaca apendiksnya yang seabrek. Tapi percayalah, worth it banget, mengharu biru banget endingnya. Buku ketiga ini mesti dibaca sih, karena meskipun filmnya juga luar biasa bagus, banyak bagian-bagian seru yang tidak ada di film dan hanya ada di bukunya.

Buku ketiga ini juga punya rating Goodreads yang luar biasa bagus. 4.53/5.00 ★. Keliatan yah makin lama makin tinggi bintangnya. Memang dari buku pertama ke buku ketiga ini ceritanya semakin seru dan menegangkan. Endingnya juga epic banget lah. Bener-bener seri yang luar biasa.


Trilogi The Lord of the Rings ini memang akan menjadi seri fantasi klasik yang epic sepanjang masa. Wajib banget dibaca untuk para pecinta novel fantasi. 

Kamis, 03 September 2020

Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit


Review seri Lima Sekawan lagi nih kita. Kali ini kami akan mereview petualangan ke-16 dari anak-anak Lima Sekawan. Judul novel kali ini adalah Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock, judul aslinya adalah Five Go to Billycock Hill/Five Go to Billycock Farm

Sebelum mereview novel ini, ini daftar novel Lima Sekawan lain yang sudah kami review di sini yah:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Belom banyak sih, tapi semoga ada yang bisa membantu teman-teman yah reviewnya. Sekarang mari kita lihat sedikit ringkasan ceritanya.

Kali ini anak-anak Lima Sekawan akan berkemah untuk mengisi waktu liburan mereka. Pilihan mereka jatuh kepada sebuah daerah berbukit yang bernama Billycock. Dick punya seorang teman yang keluarganya kebetulan punya pertanian di daerah Bukit Billycock, namanya Toby. Toby berjanji akan menyediakan peralatan berkemah untuk anak-anak Lima Sekawan, jadi perjalan anak-anak dari Pondok Kirrin ke Bukit Billycock bisa lumayan ringan. 

Bukit Billycock adalah daerah yang menyenangkan dengan padang rumput luas, gua-gua yang bisa dijelajahi, ada peternakan kupu-kupu, dan ada juga lapangan terbang kecil yang katanya penuh rahasia. Pemandangan yang luar biasa membuat anak-anak Lima Sekawan merasa betah berkemah.

Bicara soal lapangan terbang rahasia, Toby punya sepupu yang menjadi pilot di lapangan terbang Billycock, namanya Jeff. Toby sangat mengagumi sepupunya ini. Jeff juga terlihat sangat ramah dan menyenangkan, semua anak-anak suka dan kagum padanya. Apalagi Dick dan Julian yang sangat tertarik akan pesawat. Tapi sayangnya, tidak semuanya menyenangkan, Pak Gringle, pemilik peternakan kupu-kupu agak aneh, dia juga sangat cepat menjadi jengkel dan marah-marah. Bu Janes, pengurus rumah Pak Gringle lebih aneh lagi, kasar sekali kepada anak-anak dan mengusir mereka pergi dari peternakan. Tapi ada yang aneh, Bu Janes memang kasar, tapi dia terlihat sangat ketakutan. Katanya, anaknya jahat sekali padanya. Kalau kata Toby, anaknya Bu Janes dulu pernah membantu-bantu di pertanian, tapi sudah lama tidak pernah datang lagi.

Terlepas dari keanehan kecil di peternakan kupu-kupu, anak-anak tetap melanjutkan liburan mereka dengan riang. Tetapi, di suatu malam berbadai, tiba-tiba keanehan lain terjadi. Julian bertemu dengan Pak Brent, atau orang yang dia sangka Pak Brent, teman Pak Gringle di peternakan kupu-kupu di tengah malam hujan. Tak lama kemudian, di tengah badai, terdengar suara keras pesawat yang mengudara. Tanpa mereka sangka, besoknya, mereka mendengar berita bahwa ada dua pesawat eksperimen yang dicuri dari lapangan terbang dan Jeff serta sahabatnya Ray Wells menjadi tersangkanya. Mereka sangat menyayangkannya, tapi Toby tidak percaya bahwa Jeff berkhianat dengan membawa kabur pesawat eksperimen yang berharga.

Ketika pesawat yang hilang ditemukan jatuh di laut, diperkirakan pilotnya telah tenggelam. Tapi Toby tidak percaya. Anak-anak pun merasa ada yang aneh di peternakan kupu-kupu karena ada orang yang sepertinya mengaku-ngaku sebagai Pak Brent dan telah mengecoh Julian dan Dick. Belum lagi sikap Bu Janes yang semakin tampak ketakutan. Mereka pun menyelidiki peternakan kupu-kupu dengan lebih seksama.

Apakah kebenaran yang akhirnya mereka temukan di peternakan kupu-kupu? Lalu dimana Jeff dan sahabatnya? Apakah mereka benar tenggelam di lautan atau ada nasib malang lain yang menimpa mereka?

Okeh, novel ini punya rating Goodreads yang bagus 3.96/5.00 ★. Kalau buat kami pribadi, yaah... 3.50 ★ deh. It's an ok novel. B ajah ceritanya. Ceritanya cukup simpel, dan petualangannya tidak semendebarkan ketiga buku yang sudah kami review sebelumnya. Bisa dibilang cerita petualangan kali ini cukup kalem. Tapi enaknya, tidak ada anak-anak atau hal yang menyebalkan di novel ini. Wakakak. Kami sudah pesimis aja sebetulnya dengan sikap George. Tapi di buku ini tidak ada hal-hal menyebalkan kayak gitu sih. Syukurlah.

Setelah membaca beberapa buku Lima Sekawan, terutama buku ini, kami jadi menyadari betapa klasiknya cerita Lima Sekawan ini dari stereotip-stereotip jadul yang ada di novel ini. Novel pertama lima sekawan pertama kali terbit di tahun 1942. Novel Ke Bukit Billycock ini terbit pertama kali di tahun 1957. Sudah 63 tahun! Ada hal-hal yang di novel ini akan terasa tidak cocok di jaman modern ini. Seperti bagaimana Anne dan George selalu dikasih tugas domestik untuk menyiapkan makanan dan membereskannya. Atau, yang bikin kami cukup meringis, ketika Julian dan Toby mengatakan bahwa George dan Anne pasti tak berminat tentang pesawat terbang, hanya karena mereka anak perempuan! Weeww...jaman sekarang bisa diomel-omelin mungkin kalau ada yang ngomong begitu. Wakakak. Yah, namanya juga novel klasik sih. Mungkin kita memang harus memandangnya dengan kacamata klasik juga. Asal jangan lupa untuk kembali ke masa kini ya setelah selesai membaca novel ini.

Meskipun cerita petualangannya cukup kalem, buku ini tetaplah salah satu buku dari seri Lima Sekawan yang layak dikoleksi. Buku yang cocok untuk rehat dari petualangan-petualangan yang terlalu mendebarkan.

Senin, 31 Agustus 2020

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane - Kisah Sherlock Holmes Remaja Memecahkan Misteri Pembunuh Lincoln yang Hilang


Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane ini adalah salah satu buku import berbahasa Inggris yang kami baca. Oh iya, buku ini judul panjangnya Young Sherlock Holmes - Red Leech, hanya saja di edisi yang kami baca cuman ditulis Young Sherlock. Novel ini adalah buku kedua dari seri Young Sherlock Holmes. Kami belum membaca buku pertamanya, dan menurut kami tidak masalah juga sih kalau belum baca buku sebelumnya. Kasus sebelumnya memang sering disinggung-singgung, tapi petualangan di buku pertama dan buku kedua ini berbeda kok.

Okeh, sebelum ke review yang lebih dalam, mari sebelumnya kita lihat dulu ringkasan ceritanya.

Cerita dibuka dengan prolog yang sedikit mendirikan bulu roma. Dua orang pria berburu hewan langka di dalam hutan Kalimantan (di buku ini disebut sebagai Borneo). Hewan langka yang paling mereka incar adalah sebuah lintah merah yang sangat besar. Bos mereka menginginkannya, dan terlepas dari kengerian mereka, mereka harus membawanya.

Tapi jangan biarkan kengerian sebuah prolog menghambat Anda untuk menikmati novel ini. Di novel ini kita akan menemui Sherlock Holmes yang masih muda. Yang masih mempelajari dan mengembangkan kemampuan deduksinya. Amyus Crowe, seorang pria dari Amerika, mengajari Sherlock banyak hal. Hal-hal yang bisa mengembangkan kemampuan dan kecerdasan Sherlock dari hal-hal keseharian. 

Tapi Amyus Crowe sebetulnya bukanlah orang sembarangan. Kedatangan Mycroft untuk menemui dan membicarakan sesuatu yang rahasia dengan Amyus menggelitik rasa ingin tahu Sherlock. Meskipun sudah diusir untuk meninggalkan mereka berdua, Sherlock tentu saja tetap menemukan jalan untuk menguping pembicaraan mereka. Tapi Mycroft tidak bisa ditipu. Dia pun memanggil Sherlock masuk dan membiarkan dia ikut dalam pembicaraan. Amyus ternyata juga bekerja untuk organisasi Pinkerton. Sebuah penyelidik independen Amerika yang kuat dan sangat berpengaruh. Amyus ada di Inggris karena dia sedang melacak John Wilkes Booth, sang pembunuh presiden Lincoln. Booth harusnya sudah mati dalam sebuah pengejaran yang berakhir dengan sebuah kebakaran besar. Tapi, ada desas-desus bahwa Booth sebetulnya berhasil lari ke luar negeri dan saat ini sedang berada di Inggris dengan nama alias John St. Helen. Booth diperkirakan bersembunyi di sebuah rumah di Godalming. 

Sherlock, yang punya rasa ingin tahu yang besar pergi ke Godalming bersama sahabatnya Matthew Arnatt, atau biasa dipanggil Matty. Sherlock dengan iseng berusaha mencari-cari rumah yang dicurigai menjadi tempat persembunyian Booth. Ketika menemukan rumah yang dicurigai, Sherlock menyusun rencana bersama Matty untuk melihat rumah persembunyian dari dekat. Akan tetapi, tanpa Sherlock duga, dia malah diculik oleh penghuni rumah dengan kasar. Sang penghuni rumah yang memiliki wajah setengah terbakar ternyata sangat gila dan buas. Dia bertekad untuk membunuh Sherlock. Dalam pelariannya yang putus asa, Sherlock diselamatkan oleh dua orang pria yang berhasil menenangkan si pria buas, yang ternyata adalah Booth. Tapi Sherlock ternyata bukan diselamatkan, kedua pria itu adalah kaki tangan yang sedang menjaga Booth, dan Sherlock sudah melihat terlalu banyak, Sherlock harus dibungkam. Untungnya, Matty berhasil menyelamatkan Sherlock dari rumah itu dan mereka kabur dengan cepat.

Tetapi insiden di rumah persembunyian itu telah membuat buruan Amyus Crowe kabur tanpa meninggalkan jejak. Ketika Mycroft dan Sherlock berkumpul kembali di rumah Amyus, Sherlock meyakinkan mereka bahwa dia bisa menggambarkan gerombolan Booth yang mereka kejar. Tapi karena Mycroft dan Amyus meragukan keakuratan ingatan Sherlock, maka Sherlock menyarankan untuk memanggil Matty juga, agar Matty bisa ikut menjadi saksi. Malangnya, Matty justru diculik oleh gerombolan penjahat ketika dalam perjalan dari tempat Matty ke tempat Amyus. Mereka salah mengira Matty sebagai putranya Amyus. Padahal, justru Virginia lah yang saat itu menjemput Matty yang merupakan putri Amyus. Untungnya, Virginia berhasil selamat dari penyergapan.

Pengejaran pun dilakukan oleh Amyus, Sherlock dan Virginia. Baku tembak tidak dapat dihindari. Sayangnya Amyus berhasil dirobohkan. Sherlock terpaksa melakukan perlawanan pada salah satu kawanan sehingga mau tidak mau Matty lolos dibawa pergi oleh mereka. Untung Sherlock berhasil merobohkan lawannya. Luka Amyus cukup serius walaupun tidak membahayakan. Mereka pun memutuskan untuk kembali dulu ke pondok Amyus.

Setelah berdiskusi dan pemeriksaan terhadap salah satu kawanan yang dirobohkan Sherlock, mereka mengetahui bahwa gerombolan Booth yang menculik Matty akan pergi ke Amerika. Amyus dan Virginia akan menyusul pergi ke Amerika. Sherlock juga akan ikut pergi karena hanya dia yang mengetahui dengan pasti wajah kawanan berbahaya itu. Perjalanan di atas kapal SS Scotia tidak terlalu mulus dan menenangkan. Kawanan penjahat itu sudah membayar seorang kru di setiap kapal penumpang untuk memburu dan membunuh Sherlock, Amyus dan Virginia. Sherlock harus bertarung mati-matian dengan sang pembunuh bayaran. 

Sesampainya di Amerika, acara jalan-jalan Sherlock justru terganggu karena dia ternyata dibuntuti oleh salah satu kawanan penculik. Tapi Sherlock berhasil mengecohnya dengan menyamar sebagai salah satu penjual koran di jalan. Sherlock berhasil membalikkan keadaan dan malah membuntuti orang itu sampai ke sebuah penginapan kumuh. Di sinilah Sherlock berhasil menemukan Matty. Tetapi mereka ternyata sudah merencanakan pelarian. Para gerombolan Booth dan Matty pergi dengan cepat. Sherlock pun terburu-buru kembali ke hotel tempat dia, Amyus, dan Virginia menginap. Sherlock berhasil memecahkan petunjuk yang diberikan oleh Matty. Sayangnya begitu sampai di hotel, Amyus sedang tidak ada. Virginia mengatakan tidak ada waktu menunggu Amyus. Mereka berdua pun pergi dengan terburu-buru mengejar Matty hingga ke stasiun kereta dan dengan segera menaiki kereta yang diduga ada Matty di dalamnya. Mereka memang menemukan Matty, tapi mereka juga terlambat untuk turun dari kereta. Mereka dengan terpaksa diam-diam ikut pergi dengan rombongan para penjahat.

Di salah satu perhentian, Sherlock melihat kesempatan untuk membebaskan Matty. Dia memang berhasil membebaskan Matty, tetapi mereka bertiga tidak berhasil kabur dari para penjahat. Mau tidak mau mereka kembali naik ke kereta dan malah tertangkap lagi. Tapi Sherlock berhasil meloloskan diri, kalau memanjat ke atap kereta yang sedang berjalan bisa dibilang meloloskan diri. Tentu saja Sherlock dikejar ke atas atap, tapi Sherlock sekali lagi berhasil merobohkan lawannya. Sayangnya, Matty dan Virginia tertangkap. Kereta mereka ternyata berhenti di tempat perhentian yang tidak biasa, dan hanya para rombongan penjahat yang turun, membawa Matty dan Virginia bersama mereka. Sherlock terpaksa turun dan bergabung dengan mereka. 

Di sinilah segalanya menjadi lebih berbahaya lagi. Bos para penjahat yang sangat mengerikan dan sangat berbahaya punya rencana terhadap John Wilkes Booth. Rencana yang akan menyebabkan ketegangan dan perang sekali lagi, tapi kali ini bukan hanya perang saudara, tapi perang yang akan melibatkan banyak negara. Petualangan Sherlock menjadi lebih berbahaya dan lebih berat. Sanggupkah Sherlock mengatasinya sekaligus menyelamatkan dirinya, Matty dan Virginia keluar dari masalah?

Novel yang satu ini adalah novel yang penuh dengan aksi-aksi yang intens banget. Bahkan ya, kalau menurut kami aksi fisiknya jauh lebih banyak daripada yang dilakukan oleh Sherlock dewasa karangan Sir Arthur Conan Doyle. Sherlock muda ini masih belajar soal deduksi, sehingga kita justru akan lebih banyak mendapatkan pelajaran deduksi dari Amyus Crowe ataupun Mycroft. Petualangannya berat di aksi-aksi fisik, perkelahian, tembak menembak, dan kecerobohan serta pemikiran pendek khas anak mudah yang penuh keingintahuan serta haus petualangan. Petualangannya seru banget sih kalau menurut kami. Oh iya, banyak penggambaran hewan-hewan eksotis yang pasti banyak orang Indonesia tahu, seperti biawak (tapi kayaknya sih komodo), dan babi hutan. 

Dari semua sisi positifnya, adakah sisi negatif yang perlu diperhatikan? Ya ada sih beberapa. Pertama-tama, novel ini menceritakan Sherlock Homes muda (kayaknya sih remaja ya) yang menurut kami ya, berbeda dari Sherlock Holmes karangan Conan Doyle yang mungkin sudah kita kenal. Jadi, sedikit banyak, novel ini vibes-nya beda banget sama kisah-kisahnya Sherlock Holmes versi Conan Doyle. Sherlock Holmes versi Conan Doyle itu menggugah dengan teka-teki dan misterinya, tapi Young Sherlock ini berat di sisi petualangan dan aksi-aksi fisiknya. Sherlock muda juga menurut kami terlalu ceroboh dan terlalu mencari-cari masalah. Amyus Crowe sebagai mentor Sherlock juga aneh. Dia sudah tahu kalau sebelumnya Sherlock nyaris terbunuh dua kali, tapi dia tetap membebaskan Sherlock berjalan-jalan di negara baru, yang kemungkinan ada penjahat yang sama yang mengincar mereka, tanpa pengawasan sama sekali. Buntutnya? Ya tentu saja kena masalah mematikan lagi. Petualangannya seru banget sih, tapi agak tidak logis aja gitu tindakannya. Aksi-aksi perkelahian di buku ini juga intens banget, dan berbahaya. Ada beberapa adegan yang mungkin juga bisa membuat orang kurang nyaman. Novel ini bisa disarankan untuk pembaca berumur 11 tahun ke atas. Tapi, kalau menurut kami, novel ini lebih cocok untuk young adult ke atas saja. Kami tidak merasa novel ini cocok untuk kalangan remaja.

Di Goodreads novel ini punya rating yang bagus, 3.91/5.00 ★. Kami sendiri memberikan novel ini 4.00 ★. Terlepas dari kekurangannya, ini adalah novel yang menarik dan seru. Oh iya, yang kami baca ini adalah versi Bahasa Inggris ya. Bahasanya cukup sederhana dan mudah dibaca. Memang sih, percakapan Amyus Crowe awalnya agak susah dimengerti karena diberi kesan beraksen, kayak and ditulisnya an', atau inciting jadi incitin'. Tapi kalau sudah terbiasa nanti juga paham sendiri sih, tidak akan terlalu membingungkan lagi.

Buku ini saat ini masih tersedia di tokopedia kami yah. Silahkan ke link di bawah ini:

https://www.tokopedia.com/olakalik/young-sherlock-red-leech-by-andrew-lane


Quote

'Should I ask why you're wandering around with a jar of honey in your pocket?'

'A man never knows what might come in useful,' Crowe said, smiling. 'Or maybe I planned all this in advance. You choose.'

~ Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


'Sometimes,' Crowe pointed out, 'a group is less inteligent than an individual. Look at people: one by one they can be clever, but put them into a mob an' a riot can start, 'specially if there's an incitin' incident. Other times a group exhibits cleverer behaviour than an individual, like here with the ants or with swarms of bees.'

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


'It's a waste of mental energy to speculate on a question when the answer's goin' to be presented to you on a plate momentarily.'

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


'One of the defining characteristics of the adult world is that decisions are rarely made on the basis of one factor. Adults do things for several reasons at once. You need to understand that, Sherlock. Life is not a simple thing.'

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


There was no point in starting an argument about things in the past when there was something more important on the table.

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


For the first time, Sherlock realized that logical thought could only go so far, an that it produced a single answer only rarely. More often than not, logical thinking produced several possible answers, and you had to find another way to choose between them. You could call it intuition, or guesswork, but it wasn't logic.

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


'I think there's always danger, wherever you go. You can either ignore it, or you can wrap yourself in blankets so it doesn't hurt you or you can walk towards it and dare it to do its worst. If you do the first thing then the danger takes you by surprise. If you do the second thing then you spend all your time swaddled up in the dark, letting the world pass you by. The only logical course of action is to go towards the danger. The more you get used to it, the better you can deal with it.'

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


If you want to read and understand something properly that is in a foreign language, you need to learn that language.

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


Was there nothing that the mind of man could not accomplish, once it set itself to the task?

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


'Memory's a funny thing. A person can slide memories of just about anythin' to one side an' ignore them, but sometimes the slightest thing can set them off again. Usually it's smells an' sounds that recall memories the best. 

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


'There is no right answer, son; least, not as far as I can make out. It's a dillema - society works because people follow rules an' don't go round murdering each other, but if people choose to live outside those rules, what do you do? Let them get away with their behaviour, or fight them with the same weapons they use to fight you? If you follow the former course, they get to take over society, cos they're always prepared to fight harder and dirtier than you are. If you follow the latter course the how do you stop yourself becomin' as bad as them?' He shook his head. 'In the end, the only advice I can offer is - if you get to the stage where a man's life don't matter to you, than you've gone too far. As long as death bothers you, as long as you understand it's your last resort, not your first, then you're probably on the right side of the line.'

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


Wars are strange things. On the one hand they drag men of intellect away from their pursuit of progress, but on the other hand they also accelerate the need for progress.

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


When you've only got two choices, and you don't like either of them, make a third choice.

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane


Should everyone just be allowed to live according to their own moral codes? And if that was the case, what happened if your neighbour believed that theft was allowed, but you didn't, and he stole your pigs, or your sheep, or your horses? But the alternative was allowing someone to impose a moral code on you that you didn't yourself believe in, but had to follow.

Young Sherlock - Red Leech by Andrew Lane

Selasa, 25 Agustus 2020

Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty - Kehidupan, Intrik, Gosip dan Misteri Para Ibu-Ibu TK

Kami menemukan satu lagi buku drama yang luar biasa. Luar biasa bagus, menarik, penuh intrik, gosip dan humor ala ibu-ibu TK yang rempong. Buku yang ringan tapi sekaligus penuh dengan pelajaran yang bisa diambil. Buku ini punya rating Goodreads yang bagus banget, 4.27/5.00 ★. Novel ini juga sudah diadaptasi menjadi sebuah drama serial dan mendapatkan rating IMDB yang luar biasa, 8.5/10. 

Oh iya, review kali ini mungkin akan banyak spoilernyanya yah, bukan plotnya sih, tapi kami akan banyak membahas para tokoh-tokohnya. Mereka ini asyik banget buat digosipin...eh...dibahas lebih dalam. Banyak banget hikmah yang bisa dipetik dan pelajaran yang bisa diambil dari sebuah buku yang menceritakan kehidupan ibu-ibu TK. Mungkin, akan ada beberapa ibu-ibu muda di sini yang bisa relate sama cerita di buku ini.

Oke, sebelum kita membahas para ibu-ibu...eh...para tokoh. Mari kita melihat dulu plot di buku ini.

Semua berawal dari hari orientasi anak-anak TK di Pirriwee Public School, dan mungkin serangkaian takdir yang sedang menjalankan tugasnya. Madeline, seorang ibu yang punya semangat ikut campur tinggi terkilir di lampu merah setelah memperingatkan seorang remaja yang menyetir sambil bermain handphone. Jane yang berhenti tepat di belakang mobil Madeline pun mau tak mau membantu Madeline. Tapi ternyata mereka sebetulnya sama-sama mau pergi ke hari orientasi anak TK di Pirriwee Public School. 

Kepribadian Madeline yang sangat ceriwis membuat ia dan Jane menjadi cepat akrab. Ketika Jane sedang membantu Madeline mengompres kakinya yang terkilir di cafe Blue Blues, Celeste yang cantik, si ibu dari anak kembar ikut bergabung dengan mereka.

Hari orientasi sayangnya berakhir dengan tidak enak. Ziggy dituduh melakukan perisakan (bullying) kepada Amabella. Amabella menuduh Ziggy mencekiknya hingga meninggalkan bekas. Hal ini membuat ibu Amabella, Renata, menjadi berang dan menuntut Ziggy untuk meminta maaf. Tapi Ziggy dengan kukuh mengatakan bahwa dia tidak melakukan itu, dan Jane tentu saja lebih percaya kepada anaknya. Hal ini menjadi ketegangan awal di antara para ibu TK di Pirriwee Public. Madeline tentu saja tidak percaya kalau Ziggy melakukan perisakan, karena dia melihat Ziggy adalah anak yang manis. Jadi terbagi dua lah kubu di sekolah itu, kubu yang mendukung Madeline, dan kubu yang mendukung Renata.

Tapi, banyak cerita kehidupan di luar TK Pirriwee Public. Kehidupan rumah tangga Madeline yang sedang sibuk dengan anak remaja yang sedang memberontak-memberontaknya. Ditambah lagi sang mantan suami yang membawa keluarga barunya ke Pirriwee Peninsula. Praktis menjadikan anak mereka sama-sama satu sekolah di TK Pirriwee Public. Mantan suami dan istrinya sama-sama orangtua murid di sekolah yang sama? Bagai luka koreng gatal yang akan terus berdarah kalau digaruk. Jane punya masalahnya sendiri sebagai ibu tunggal. Selain tuduhan kepada Ziggy yang membuatnya cemas, Jane harus menghadapi masa lalu yang masih menggerogoti dirinya. Rahasia kelahiran dan siapa ayah Ziggy menggerogoti jiwanya dari dalam. Celeste? Kehidupannya dari luar, yang dilihat orang-orang merupakan kehidupan yang luar biasa. Cantik, kaya raya, punya suami yang sukses dan tampan, serta anak lelaki kembar yang menceriakan hari-harinya. Tapi, dibalik kulit yang gemerlap, tidak ada yang tahu kalau dalamnya sungguh rusak. Celeste mengalami KDRT di hari-hari ketika suaminya ada di rumah. Satu saja kata yang salah, satu saja respons yang salah, maka habislah dia.

Ketika Ziggy dituduh untuk kedua kalinya karena merisak Amabella, keadaan di TK Pirriwee semakin kacau. Harper ikut campur secara kelewatan dengan membuat petisi untuk mengeluarkan Ziggy, ia ingin menunjukkan solidaritasnya kepada Renata. Padahal kali ini Amabella tidak menuduh Ziggy, Ziggy juga mengatakan bukan dia yang melakukannya. Tapi Ziggy punya rahasia, dan para orang dewasa hanya menanyakan pertanyaan yang tidak tepat, dengan cara yang juga tidak tepat. Ketika semuanya terungkap, kehebohan-kehebohan lain juga mulai terjadi. Puncaknya terjadi di malam kuis Pirriwee Public, yang bertema Elvis dan Audrey Hepburn. Para orangtua mabuk karena cocktail yang terlalu enak dan terlalu keras, ada yang adu jotos karena sama-sama selingkuh dengan pengasuh anak cantik dari Perancis, dan ada kebenaran-kebenaran yang terungkap. Tapi sayangnya, ada juga kekerasan yang terjadi, kekerasan yang lepas kendali di depan umum yang akhirnya berujung kepada kematian seseorang.

Wow...buku ini luar biasa...

Sebenarnya yah, mungkin akan ada yang merasa kalau ceritanya biasa saja. Menurut kami bukan biasa aja, tapi sangat dekat dengan keseharian. Hal-hal yang bisa saja terjadi sama kita atau di dekat kita. Ada Madeline yang berurusan dengan keluarganya dan keluarga mantan suaminya, ada Jane yang single mother, ada Celeste yang terlihat sempurna tapi sangat tidak sempurna. Semua ibu-ibu yang heboh kalau berkumpul tapi punya masalah keluarganya sendiri-sendiri. 

Buku ini ditulis dengan apik banget. Gaya bahasanya modern, lucu dan sangat asyik buat dibaca. Bikin kita ngga bosen buat baca buku ini sampai akhir. Padahal buku ini lumayan tebal lho. Recommended banget deh bukunya.

Sekarang kami mau ngebahas beberapa tokoh di buku ini. Mereka enak sih buat digosipin...eh...dibahas...

Madeline 

Madeline ini tipe ibu-ibu rempong yang heboh tapi asyik buat dijadikan teman. Sebenarnya di antara Madeline, Jane, dan Celeste, Madeline adalah tipikal ibu-ibu TK pada umumnya. Tapi yang membuat Madeline berbeda adalah kehidupan rumah tangganya yang serumit benang kusut. Madeline punya suami, tapi dia juga punya mantan suami yang cukup rese karena pindah kembali ke Pirriwee Peninsula sambil membawa keluarga barunya bersama. Belum lagi anak Madeline dan mantan suaminya yang sudah remaja sekarang sedang heboh-hebohnya memberontak dari Madeline dan lebih memilih keluarga ayahnya. Menyebabkan Madeline sakit hati berat. Anak yang ia besarkan sendirian, dengan perjuangan mati-matian, sekarang menentangnya dan malah lebih memilih ayah yang meninggalkan mereka ketika ia masih kecil. Madeline memang sekarang sudah punya keluarga kecilnya sendiri, tapi kenangan pahit dan perjuangan membesarkan Abigail tetaplah menjadi bagian dari dirinya yang sangat melekat.

Meskipun kelihatannya heboh dan rempong banget, Madeline ini merupakan teman yang setia banget. Madeline bisa dibilang sangat membela dan melindungi Jane dan Ziggy. Madeline juga sedih dan sempat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak tahu kalau Celeste mengalami KDRT sehingga tidak bisa menolongnya. Tapi Celeste menenangkannya karena bagaimana Madeline bisa tahu kalau Celeste tidak memberitahunya. Celeste memang menyembunyikannya rapat-rapat.

Tapi kita ngga akan mau cari ribut sama Madeline, repot. Wakakak. Kami suka sama karakter Madeline ini, heboh dan asyik, hari-hari bersama Madeline tidak akan terasa membosankan. Pasti ada aja kejadiannya


Jane

Jane adalah ibu tunggal dengan masa lalu yang tidak menyenangkan. Bagaimana dia bisa melahirkan Ziggy adalah sebuah kenangan yang sama sekali tidak akan diinginkan oleh wanita mana pun. Jane punya traumanya sendiri, dan bisa berteman dengan Madeline dan Celeste adalah hal terbaik yang terjadi pada Jane di Pirriwee Peninsula. Hal terbaik lainnya, bertemu Tom sang barista Blue Blues yang dia sangka gay.

Karakter Jane ini cukup mengejutkan sebetulnya. Dia terluka, tapi terluka yang tetap tenang. Langkahnya untuk pindah ke Pirriwee Peninsula mungkin ceroboh. Entah dorongan hati murni, atau keinginan balas dendam. Saat dia tahu siapa perisak yang sebenarnya, dia tetap tenang dan memikirkan masak-masak langkah yang harus diambilnya. Jane tidak seperti Renata yang heboh marah-marah kayak angin topan. Padahal anak Jane sendiri, Ziggy sampai dibuatkan petisi untuk mengeluarkannya dari sekolah. Waktu Jane akhirnya bertemu dengan pria yang sudah merusak dirinya, kami pikir bakal heboh, penuh dengan teriakan dan tangisan, tapi ternyata tidak tuh. Jane mengungkapkan semuanya dengan ketenangan yang luar biasa, hampir terasa masa bodoh. Tapi efek pengungkapan di depan umum ini, di tengah-tengah orang yang tau kisah Jane justru jadi terasa lebih luar biasa. Yang tentunya berakhir dengan kehebohan yang luar biasa juga.


Celeste

Hmm...Celeste dan seluruh kehidupan rumah tangganya adalah gambaran dari pepatah jangan melihat buku dari sampulnya. Celeste dan kehidupannya mengingatkan kami akan alpukat busuk. Luarnya mulus dan terlihat menggiurkan, tapi ternyata dalamnya penuh dengan urat-urat rumit kebusukan. Dari luar, Celeste terlihat sempurna dan punya kehidupan sempurna. Cantik, kaya raya, punya suami yang tampan dan sukses, punya anak laki-laki yang kembar pula. Tapi ternyata, Celeste adalah korban KDRT suaminya, Perry.

Kisah Celeste mungkin bisa menjadi gambaran kecil tentang betapa rumitnya jaring-jaring sebuah kekerasan dalam rumah tangga. Celeste ingin keluar, tapi ada anak-anak, dia pun ingin menahan dirinya dari meninggalkan Perry paling tidak ketika anak-anaknya sudah SMA. Celeste ingin keluar, tapi Perry adalah ayah yang baik, laki-laki yang sopan dan manis kepada orang lain. Celeste ingin keluar, tapi Ia masih sangat mencintai Perry. Jaring-jaring rumit inilah yang mungkin menjadi sebagian kecil alasan kenapa banyak korban KDRT yang sulit keluar dari kehidupan hubungannya yang beracun. Kita mungkin saja diam-diam punya teman yang mengalami KDRT di rumahnya. Tidak akan ada yang pernah tahu apa yang tersembunyi di balik pintu-pintu tertutup sebuah rumah tangga. Mungkin suatu saat akan terungkap, tapi mungkin juga tidak.

Celeste bukan korban yang pasrah banget juga. Dia bisa juga melawan, walaupun pada akhirnya kalah. Langkah-langkahnya mungkin bisa menjadi contoh. Meskipun enggan, Celeste pada akhirnya mencari bantuan profesional untuk membantunya, membuat langkah-langkah pelarian, kalau-kalau segalanya menjadi lebih buruk. Celeste juga punya sifat yang tenang, mungkin bisa dibilang pasrah. Saat tahu apa yang telah Perry lakukan kepada Jane, dan bagaimana Perry meremehkannya, paling tidak marahnya Celeste cukup terkontrol. Tapi tentu saja lain halnya dengan Perry yang akhirnya melepaskan topeng pria manisnya. 

Setidaknya kami bisa senang lah karena pada akhirnya Celeste bisa melepaskan diri dari mimpi buruknya. Yah, meskipun caranya agak menghebohkan.


Renata

Renata ini tipe ibu-ibu yang lebih cepat bertindak daripada berpikir. Kalau waktu tuduhan pertama, okelah karena Amabella menuduh Ziggy langsung. Tapi pada saat perisakan kedua, Amabella tidak menuduh siapa-siapa. Amabella tidak menuduh Ziggy, tapi Renata langsung menyimpulkan bahwa Ziggy lah pelakunya, padahal tidak ada bukti apa-apa bahwa Ziggy pelakunya. Tapi yah, pada akhirnya dia kena kesialannya sendiri. Dan ketika semuanya terungkap, kami cukup salut karena dia berani meminta maaf dengan tulus.


Harper

Harper ini tipe ibu-ibu yang paling rese. Sahabat Renata, tapi kalau menurut kami sih, sebetulnya Harper ini cuman sekedar ngintilin Renata saja. Tipe ibu-ibu ikut campur, dan nyinyir yang paling buruk. Ya bayangin aja ya, yang punya masalah anaknya di bully itu Renata, tapi Harper dengan sok setia kawannya malah bikin petisi untuk mengeluarkan Ziggy dari sekolah. Kan berlebihan, kalau bukan kurang ajar sih ya menurut kami. Ikut campur ke dalam urusan orang lain. Suaminya Harper, Graeme, sama saja. Sok kuasa dengan mengancam orang lain. Yah ini adalah tipe orang yang paling pengen kita hindari lah ya dalam kehidupan nyata.


Ed

Ed adalah suami Madeline. Kami suka sama tokoh Ed ini, walaupun agak kasihan juga sih. Ed ini tipe suami yang penyayang, bertanggung jawab, cukup perhatian terhadap lingkungan sekitar dan ehm...kadang terlalu lurus. Kami cukup salut karena Ed bisa merasakan kalau Celeste dan Jane bukan sekedar patah hati, tapi juga hancur secara mental. Tidak banyak orang yang bisa sensitif seperti ini dalam menilai seseorang. Bahkan Madeline pun tidak bisa merasakannya. Yang kami kasihan dari Ed adalah, dia sangat mencintai Madeline, tapi dia juga hidup dalam bayang-bayang mantan suami Madeline. Untung semuanya berakhir dengan baik.


Nathan

Mantan suami Madeline. Yeah...di buku ini dia berengsek sekali, dari kacamata Madeline. Tapi yah, mungkin Nathan sebenarnya sudah berubah ke arah yang lebih baik. Madeline hanya tidak mau mengakuinya atau menerimanya. Apalagi kami rasa Madeline masih sakit hati karena dia membesarkan Abigail sendirian. Kami rasa, mantan suami dan mantan istri yang salah satunya masih dendam sebaiknya jangan tinggal dekat-dekat. Wakakakak. 


Bonnie

Bonnie ini adalah apa yang kami sebut sebagai dangerously innocent. Orang yang terlihat sangat polos, sangat baik, sangat lurus, tapi sebetulnya sedang atau bisa sangat menyakiti orang lain dengan kepolosannya. Sebagian orang mungkin akan menyebutnya sebagai sok suci. Apa yang ada di otak Bonnie waktu dia dan Nathan memutuskan pindah ke dekat Madeline? Wanita normal kemungkinan besar akan memilih untuk jauh-jauh dari mantan istri sang suami. Tapi ini malah mendekati dan Bonnie berusaha banget untuk berteman dengan Madeline. Padahal Madeline tidak pernah menutup-nutupi kalau dia tidak suka dengan Bonnie. Tapi diluar tindakannya yang aneh, Bonnie sebetulnya punya trauma tersendiri, yang bisa kita ambil juga pelajarannya.


Perry

Ada satu kalimat yang bisa menggambarkan Perry dengan tepat. Serigala berbulu domba. Yup, itulah Perry. Suami Celeste ini adalah tipe-tipe serigala berbulu domba yang akan sangat sulit diidentifikasi. Di luar, apa yang Perry tunjukkan kepada dunia adalah semua yang manis, sopan, berkharisma, kebaikan, sopan, kesuksesan, dan segala hal mengagumkan lainnya. Tapi, di balik pintu-pintu tertutup rumah tangganya, Perry adalah seorang penyiksa. Sebuah siklus berulang lukai, minta maaf, menyesal, tapi nanti akan diulangi lagi dan semakin parah. Perry bukan hanya menyiksa, tapi juga memanipulasi Celeste dengan permintaan maafnya dan sikap manisnya. Celeste akan sangat sulit meninggalkan Perry, bukan hanya karena dia mencintai Perry, tapi juga karena kalau dia sampai meninggalkan Perry, maka Celeste lah yang akan dianggap bersalah. Mereka tidak akan percaya Perry yang terlihat manis, baik, ramah, dan sopan ternyata adalah seorang pelaku KDRT. Pelajaran buat semua orang bahwa, kita tidak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah tangga orang lain.


Banyak tokoh-tokoh menarik dengan karakter yang menarik juga di buku ini. Yang lucunya, semua karakter ini terasa dekat dengan keseharian. Kita pasti pernah ketemu orang seperti Madeline, pasti punya teman yang diam-diam punya masalah tapi kita ngga tahu, atau pernah lihat juga orang yang seperti Renata atau Harper. Buku ini sangat menarik dan menghibur banget. Buat yang suka cerita-cerita drama kehidupan dan pengen baca yang lucu-lucu, buku ini bagus banget. 


Quote

Tapi semua anak yang sedang tidur memang manis. Bahkan anak-anak yang benar-benar nakal pun barangkali terlihat manis waktu terlelap. Bagaimana Jane tahu pasti Ziggy tidak melakukannya? Apakah semua orangtua benar-benar mengenal anak-anak mereka? Seorang anak bagaikan orang asing kecil, yang terus berubah, menghilang dan memperkenalkan diri kembali kepada kita. Kepribadian baru bisa muncul dalam semalam.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


"Ada perbedaan antara patah hati dan rusak," kata Ed. "Kau sedih dan terluka. Mungkin hatimu hancur, tapi kau tidak hancur. Sekarang diamlah karena kurasa aku terkecoh, dan aku tidak mau terkecoh, Ms Cornwell, tidak akan."

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Jane selama ini tahu reaksinya malam itu terlalu besar, atau barangkali terlalu remeh. Ia bahkan tidak menangis. Ia tidak memberi tahu siapa-siapa. Ia menelan bulat-bulat dan berpura-pura tidak ada artinya, dan karenanya malah justru semakin berarti.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Hubungan yang penuh kekerasan cenderung semakin parah seiring berjalannya waktu.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Anak-anak selalu menjadi alasan baginya untuk tetap tinggal, tapi sekarang untuk pertama kalinya mereka menjadi alasan baginya untuk pergi. Ia telah membiarkan kekerasan menjadi bagian normal dalam hidup mereka. Selama lima tahun terakhir Celeste telah mengembangkan semacam kekebalan dan menerima kekerasan yang membuatnya balas memukul dan kadang-kadang bahkan memukul lebih dulu. Ia mencakar, menendang, menampar. Seakan itu normal. Ia benci itu tetapi ia melakukannya. Jika ia tetap tinggal, itu adalah warisan yang ia berikan kepada anak-anaknya.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Ia pikir Perry orang baik. Ia pikir Perry orang baik dengan tabiat buruk. Ia pikir kekerasan Perry adalah hal pribadi dan terjadi di antara mereka berdua. Ia pikir Perry tidak mungkin melakukan kekejaman seksual. Perry selalu berbicara sopan kepada pelayan, bahkan kepada pelayan yang ceroboh. Celeste pikir ia mengenal Perry.

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty


Celeste ingin memberi pria yang mengenakan jumper jelek dan cemas itu rasa percaya diri untuk berbagi tentang kenyataan buruk yang dialaminya. Ia ingin memberitahunya bahwa setidaknya satu orang di sini, pada hari ini, memahami semua kesalahan yang ia lakukan selama ini: ketika ia balas memukul, ketika ia tetap bertahan di saat seharusnya pergi, ketika ia memberi pasangannya kesempatan lagi, ketika ia sengaja menentangnya, ketika ia membiarkan anak-anak melihat hal yang seharusnya tidak mereka lihat. Celeste ingin mengatakan kepadanya bahwa ia tahu semua dusta kecil yang dikatakan pria itu kepada dirinya sendiri sepanjang waktu, sebab Celeste juga mengatakan dusta yang sama kepada diri sendiri. Ia ingin menggenggam tangan gemetar pria itu dan berkata, "Aku mengerti."

~Big Little Lies (Dusta-Dusta Kecil) by Liane Moriarty

Jumat, 21 Agustus 2020

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow - Manusia Robot Yang Akhirnya Menjadi Manusia

TimeRiders: City Of Shadows ini adalah buku ke-6 dari seri TimeRiders. Sampai saat ini, seri TimeRiders yang sudah kami review di blog ini ada 3 buku:

  1. TimeRiders: Day of the Predator - Bagaimana Rasanya Hidup di Era Dinosaurus
  2. TimeRiders: The Eternal War oleh Alex Scarrow - Saat Perang Saudara Berubah Menjadi Perang Abadi
  3. TimeRiders: Gates of Rome by Alex Scarrow - Nyasar di Roma Zaman Caligula

Kali ini apa lagi yang harus dihadapi para Time Riders? Mari kita lihat dulu plotnya, dan ada spoilernya ya ini.

Setelah kejar-kejaran dengan para robot pembunuh. Maddy, Sal, dan Liam merasa bahwa kondisinya sudah tidak aman lagi. Apalagi masih ada dua robot pembunuh yang bertahan dan memburu mereka. Mereka harus meninggalkan gerbang lengkung dan mencari tempat yang aman. Maddy tidak mau pergi begitu saja meninggalkan Foster, maka dia pun meyakinkan Foster untuk ikut bersama mereka. Meskipun awalnya enggan dan merasa hidupnya sendiri sudah tak lama lagi, Foster akhirnya setuju untuk ikut melarikan diri bersama Maddy dan kawan-kawan.

Mereka tidak tahu akan pergi kemana. Tapi, kerinduan Maddy akan rumah dan mulai berkurangnya uang yang mereka miliki membawa mereka ke Boston. Maddy berharap bisa bertemu keluarganya, meskipun yang lain menentangnya karena tindakan itu terlalu beresiko. Tapi, aksi nekat Maddy pulang ke rumah justru mengungkapkan sebuah kebenaran pahit. Semua kenangannya akan rumah ternyata hanya sebuah kebohongan. Maddy, Liam, dan Sal tidak ada bedanya dengan Bob dan Becks. Mereka adalah unit pendukung. Robot berdaging yang sama dengan Bob dan Becks. Semua kenangan mereka adalah kenangan palsu yang sengaja ditanam oleh teknisi entah kapan dan dimana.

Krisis diri mereka hampir membuat mereka tercerai berai dan melepaskan peran mereka sebagai Time Riders. Belum lagi karena mereka kehilangan Foster pada baku tembak dengan para robot pemburu. Tapi, akhirnya Maddy membulatkan tekad untuk melanjutkan agensi. Tidak dengan tujuan yang diinginkan Waldstein seperti sebelumnya, karena tujuan yang sebelumnya hanya ingin menjaga agar sejarah tetap sama dan menuju kehancuran. Maddy bertekad, jika sejarah berubah menjadi lebih baik, maka ia akan membiarkannya. Jika menjadi lebih buruk, maka ia akan kembali meluruskannya. Tapi, untuk tujuan ini mereka butuh markas baru, yang aman dari para pemburu. Rashim, yang akhirnya menjadi satu-satunya manusia di sana, menyarankan mereka lari ke masa yang lebih lampau, ke tempat lain, yang sulit atau tidak akan dideteksi oleh para pemburu mereka. 

Sementara itu, aksi baku tembak antara para Time Riders dan para robot pemburu sebelumnya mengakibatkan banyak kerusakan. Foster tewas, tapi pemburu bernama Abel juga tumbang. Tinggal tersisa robot pemburu wanita, Faith, yang kini ditahan oleh FBI divisi rahasia yang khusus menangani hal-hal misteri seperti perjalanan waktu ini. FBI tidak berhasil mendapatkan informasi tentang Abel selain kenyataan bahwa Abel adalah sebuah robot organik. Chip informasi di otaknya terbakar habis oleh sistem pemusnahan diri dan menjadikannya chip yang tidak berguna. Faith pun membuat kesepakatan, dia ingin dibebaskan, mendapatkan informasi, dan menyelesaikan misinya. Sebagai gantinya Faith akan memberikan otak robotnya yang berharga kepada FBI.

Di tempat lain, rencana pindah-pindah mulai dilaksanakan. Akhirnya terpilihlah London di tahun 1888 sebagai tujuan kepindahan untuk markas mereka yang baru. Masa-masa dimana London sedang dihebohkan oleh pembunuh berantai yang diberi julukan Jack The Ripper. Tapi sebelum ke London, banyak persiapan yang harus mereka lakukan. Mereka pun memilih sebuah sekolah terbengkalai di sebuah kota yang hampir mati sebagai markas sementara. Sementara itu, tanpa sepengetahuan para Time Riders, Faith juga mulai mendapatkan petunjuk keberadaan mereka. 

Ketika hari perpindahan tiba, dan hanya tinggal Becks remaja dan komputer Bob yang tersisa untuk dipindahkan, terjadilah kekacauan. Markas sementara Time Riders diserbu pasukan SWAT. Perlawanan Becks memancing Faith untuk masuk dan bertarung. Kekuatan Becks remaja tentu saja kalah jauh dengan kekuatan Faith yang ditumbuhkan dengan optimal. Becks pun kalah dan akhirnya menghancurkan diri sendiri. Faith yang melihat situasi menyadari bahwa mereka sedang melakukan proses pemindahan, maka dia pun mengejar lewat portal yang tadinya disediakan untuk Becks.

Tapi dengan masuknya Faith di portal yang dibuat khusus untuk Becks yang masih remaja, menyebabkan terjadinya salah perhitungan pemindahan. Faith pun terdampar di London, 1 bulan lebih cepat dan lebih jauh dari titik perpindahan yang seharusnya. Faith pun diselamatkan oleh Mary Kelly, wanita yang nantinya akan menjadi korban terakhir dari Jack The Ripper.

Sementara itu, para Time Riders tidak menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi pada Becks yang tidak datang seperti semestinya. Tanpa mereka sadari juga, sejarah ternyata sudah berubah. Peristiwa anarki terjadi dimana-mana. Maddy melihat kesempatan, inilah misi baru dari agensi mereka. Kalau masa depan akan lebih baik, maka ia akan membiarkannya. Tapi saat pemeriksaan ke masa depan, ternyata dunia tidak lebih baik. Di sejarah yang baru, Inggris di tahun 2001 menjadi negara sosialis dan berada di jurang perang nuklir. Sedangkan pemeriksaan lubang jarum ke masa depan yang lebih jauh menunjukkan dunia yang sudah hancur dan teradiasi akibat perang nuklir. Masa depan yang jauh lebih buruk dari masa depan yang seharusnya. Jadi, mereka harus membetulkan sejarah ini.

Ternyata semua perubahan ini terjadi karena terbunuh dan terungkapnya Jack The Ripper dan naiknya Mary Kelly sebagai pahlawan. Status Jack The Ripper yang ternyata seorang bangsawan memicu protes anarkis yang menyebar ke seluruh London. Dari cara Jack The Ripper terbunuh, para Time Riders mencurigai Becks lah yang melakukannya. Mereka mengira Becks sudah menjadi gila. Tapi, ketika Liam dan Bob melaksanakan tugas untuk membetulkan sejarah, betapa terkejutnya Liam ketika yang dia temui ternyata bukan Becks, melainkan Faith, robot pemburu yang selama ini mengincar mereka.

Oke, mari kita masuk ke reviewnya.

TimeRiders: City Of Shadows ini punya rating Goodreads yang sangat bagus. 4.20/5.00 ★. Kami sendiri memberikan buku ini rating 4.50/5.00 ★. Seperti biasa, seri TimeRiders ini keren, seru, menegangkan, ada ilmu-ilmu pengetahuan juga, dan bonusnya di buku ini, lebih emosional dari buku sebelumnya. Plot twist tentang Maddy, Liam, dan Sal juga mengejutkan dan emosional. Bagaimana rasanya kalau kita mengetahui bahwa kehidupan kita selama ini adalah kebohongan? Sebuah rekayasa semata dari seorang ilmuan. Digunakan semata untuk menjaga agar sebuah kehancuran tetap terjadi di masa depan. Oh iya, novel ini punya plot yang sangat dinamis maju mundurnya. Kalau tidak diperhatikan baik-baik kadang suka miss atau agak kebingungan sih. Jadi harus diperhatikan banget tanggal dan lokasi di setiap babnya

Buku ini menarik untuk dibahas sedikit. Seperti yang sudah kami duga dari buku-buku sebelumnya, waktu Becks, unit pendukung mereka masih hidup (sebelum Becks remaja yang di buku ini) mulai mengembangkan perasaan suka kepada Liam. Sebelum kematiannya, Becks berkembang menjadi lebih manusiawi. Maddy, Liam, dan Sal, yang ternyata adalah unit pendukung, juga menjadi contoh sempurna dari robot yang menjadi manusia. Cara pandang, cara berpikir, bersikap, cara mengambil keputusan, emosi, bahkan sikap egois yang dimiliki oleh mereka sudah sangat manusiawi sekali. Biar bagaimana pun juga, unit pendukung adalah robot organik yang bertumbuh dari janin hingga dewasa, hampir sama seperti manusia. Meskipun pertumbuhan mereka terjadi di dalam tabung-tabung lab. Mereka keluar sebagai kanvas kosong, seperti bayi, terlepas dari tingkat pertumbuhan fisiknya. Tapi, dengan memasukkan memori tertentu atau perintah tertentu maka akan menimbulkan sifat tertentu ke dalam benak mereka. Tambahkan dengan pengalaman, maka mereka akan menjadi lebih manusia setiap saatnya. Hampir sama kan dengan manusia yang terus belajar sepanjang masa hidupnya. Hanya saja proses belajar robot organik ini jauh lebih instan. Inilah yang terjadi juga pada Faith. Saat dia berteman dekat dan membangun hubungan dengan Mary Kelly, Faith mengalami konflik antara menyelesaikan misi membunuh Liam dan menyelamatkan temannya Mary, dan sesungguhnya, Faith justru memilih menyelamatkan Mary. Sebuah keputusan yang menjadikan Faith lebih manusiawi daripada sekedar robot organik dengan sebuah misi pemusnahan.

Di buku ini Maddy juga berkembang ke arah yang bisa dikatakan tidak terlalu menyenangkan. Maddy lebih emosional, lebih egois, dengan memilih Boston sebagai tempat pelarian mereka. Bukan hanya egois, tapi Maddy juga membahayakan seluruh tim dengan pergi ke tempat yang sangat mudah ditebak oleh para pemburu. Baru setelah semuanya terungkap mereka akhirnya pergi ke tempat yang lebih masuk akal. Sebagai pemimpin tim Maddy juga terkesan terlalu menyepelekan para pemburu. Sal sedikit banyak juga berubah menjadi orang yang lebih paranoid, pencemas, dan lebih skeptis. Tapi Liam masih seperti biasa dan menghadapi semuanya dengan lebih apa adanya.

Overall, buku ini bagus dan keren. Buat yang suka sama novel-novel fiksi ilmiah yang bertema time travel, buku ini bagus banget buat dikoleksi.


Quote

"Nah, itulah jawaban untuk Paradoks Fermi; sebagian besar--jika bukan semua--peradaban entah menghancurkan diri mereka sendiri atau mengeksploitasi diri mereka sendiri sebelum mereka menyebar ke planet lain untuk menggunakannya sebagai sumber daya. Begitu kau menghabiskan sumber daya planet asalmu...semua berakhir bagimu. Entah kau punah atau pada akhirnya kau sekali lagi menjadi manusia gua."

~ TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Dan mungkin setiap peradaban melakukan kesalahan yang sama. Menghabiskan apa yang dimilikinya, berpikir dia tidak akan pernah kehabisan. Lalu, tiba-tiba saja, sumber daya mereka habis."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


Mata Faith berkedip-kedip selama beberapa saat, mencerna catatan data pendek tentang bagaimana pikiran manusia mengisi dirinya dengan tugas-tugas repetitif yang tidak penting untuk memblok proses pemikiran yang menyakitkan. Penyangkalan.

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Pengalaman dan rekoleksi adalah data yang berguna. Menyangkalnya sangatlah tidak masuk akal."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow


"Kau tidak pernah bisa mengetahui apa pun secara pasti, Sal. Pada akhirnya, semua itu adalah pertanyaan tentang apa yang kau pilih untuk kau percayai."

TimeRiders: City Of Shadows by Alex Scarrow

Senin, 17 Agustus 2020

Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan

Sebelum buku ini, kami sudah mereview dua buku di seri Lima Sekawan yang lain:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng ini punya judul asli Five Go Down To The Sea, terbit pertama kali di tahun 1953. Buku ini adalah kisah petualangan ke-12 dari anak-anak Lima Sekawan. Siapa lagi kalau bukan Julian, Dick, George, Anne, dan anjing setia mereka Timmy. Sebelum ke reviewnya, yang cukup menarik untuk dibahas, mari kita lihat dulu sinopsisnya.

Liburan kali ini Lima sekawan pergi ke tempat yang sepi dari keramaian, ke sebuah daerah pertanian di pesisir Cornwall. Mereka tidak mengharapkan ada petualangan, malah niatnya kalau sampai ada petualangan mereka mau memalingkan muka saja. Tapi kalau memang seperti itu ceritanya, pasti buku ini tidak bakalan terbit. Wakakakak.

Jadi, menginaplah mereka berlima di sebuah pertanian yang cukup besar milik pasangan Penruthlan. Bu Penruthlan adalah seorang wanita yang gemar sekali memasak dan menjamu tamu-tamunya. Tentu saja anak-anak Lima Sekawan sangat terjamin makannya. Pak Penruthlan, di sisi lain, merupakan seorang pria petani yang punya badan tinggi, kekar dan berbulu lebat. Kenapa juga berbulunya penting banget sih...tapi di bukunya emang ditulis begitu sih. Pak Penruthlan ini bicaranya suka terdengar tidak jelas, dan hanya Bu Penruthlan yang mengerti apa yang dia bicarakan.

Liburan anak-anak Lima Sekawan ini nyaris sempurna, kalau saja mereka tidak dibuntuti oleh anak setempat yang kumal bernama Yan. Yan membuntuti mereka hampir kemana pun mereka pergi. Meskipun sebagian besar dari mereka tidak menyukai Yan dan sering mengusirnya pergi, Timmy ternyata punya pendapat lain, dia menyukai Yan. 

Yan ternyata adalah cucu dari penggembala biri-biri setempat yang punya cerita menarik. Cerita tentang kawasan pesisir itu yang dulunya merupakan daerah para pencoleng. Zaman dahulu, pada malam berbadai, para pencoleng dengan sengaja akan menyalakan suar palsu agar kapal buruan mereka terpancing memasuki perairan dengan karang-karang yang berbahaya, memecah kapal mereka, lalu para pencoleng akan merampok muatan kapal yang ada. Kisah itu sudah sangat lama dan tua. Tetapi suar palsu itu ternyata masih menyala sampai saat ini, meskipun menaranya sudah hampir menjadi reruntuhan. Fakta ini tentu saja menggelitik jiwa petualang anak-anak Lima Sekawan. Julian dan Dick pun segera merancang untuk menyelidiki menara suar palsu itu pada suatu malam berbadai. Tapi mereka malah menemukan kejutan di tengah jalan. Pak Penruthlan ternyata juga keluar di tengah malam dan berbohong pada Bu Penruthlam mengenai alasannya keluar rumah!

Sementara itu, sekelompok artis keliling yang menamai diri mereka The Barneys juga mengunjungi pesisir Cornwall tersebut. Mereka akan mengadakan pertunjukan di salah satu lumbung besar yang ada di pertanian pasangan Penruthlan. Pemeran utama mereka adalah seekor kuda yang sangat lucu bernama Clopper yang diperankan oleh Sid dan Pak Binks. Julian dan Dick sangat tertarik dengan Clopper. Tapi kostum kepala Clopper dijaga ketat oleh Sid yang mengatakan bahwa Bos menyuruhnya untuk menjaga Clopper baik-baik dan tidak boleh lepas darinya. Pertunjukan The Barneys di lumbung Penruthlan sukses besar.

Sehari setelah pertunjukan, anak-anak berjalan-jalan untuk berpiknik. Mereka memutuskan untuk pergi menyelidiki menara tua tempat para pencoleng pernah menjadikannya sebagai suar palsu. Yan juga ingin ikut dengan mereka. Tapi para Lima Sekawan tak ingin mengajaknya, maka mereka mengusir Yan agar tidak mengikuti mereka. Menara tua itu ternyata menyimpan banyak rahasia. Memang ada orang yang pernah kesana baru-baru ini dan menyalakan suar di sana. Belum lagi ada jalan rahasia di balik perapian yang mengarah ke dalam gua-gua tebing. Tapi mereka terjebak! Seseorang dengan sengaja mengurung mereka karena mereka terlalu usil mencari-cari tahu. Mereka dikunci di sebuah ruang batu yang dulunya merupakan gudang para pencoleng. Bisakah mereka keluar dari situ? Siapa yang akhirnya menyelamatkan Lima Sekawan? Dan siapakah penjahatnya? Apakah Pak Penruthlan yang terlihat bengis? Ataukah justru ada tersangka lain yang tidak mereka duga-duga?

Oke mari kita masuk ke reviewnya. Petualangan anak-anak Lima Sekawan di buku ini seperti biasa, seru dan menegangkan, dan lumayan bikin lapar karena kayaknya masakannya Bu Penruthlan enak-enak dan banyak. Tapi sayangnya ada sisi kekurangannya juga. Yah, plus minus lah ya. 

Sekali ini kami kurang simpatik dengan bagaimana cara anak-anak Lima Sekawan memperlakukan Yan. Oke lah, Yan terlihat rese karena membuntuti mereka diam-diam dan terus menerus, mungkin juga karena dia kumal. Tapi ada saatnya mereka mengusir Yan seperti anak orang kaya sombong yang mengusir pengemis. Agak cringe ngga sih untuk membaca tingkah ini di buku anak-anak? Walaupun akhirnya mereka berteman sih. Julian dan Dick juga sekali ini sifat berprasangkanya sangat jelek. Apakah karena Pak Penruthlan punya badan yang tinggi berotot dan terlihat agak kasar berarti dia terlihat kriminal dan bisa dituduh sebagai kriminal? Meskipun situasinya tampak seolah-olah memberatkan dirinya? Sikap anak-anak Lima Sekawan kepada Yan dan Pak Penruthlan menurut kami agak kasar sih. Pertama karena pak Penruthlan itu biar bagaimana pun juga tuan rumah mereka, dan kedua, sekumal-kumalnya Yan, dia penduduk asli di pesisir Cornwall, sedangkan anak-anak Lima sekawan hanya sekedar tamu yang berkunjung untuk berlibur. Kayak kurang pantas aja gitu. Ending di buku ini juga tampak sedikit dipaksakan selesai sehingga meninggalkan beberapa pertanyaan. Siapa yang mengurung mereka di gudang tebing? Lalu, siapa dua orang penyelundup yang mereka lihat di pinggir karang? Terus masa iya barang bukti malah dijadikan hadiah ke Julian dan Dick? Ya tapi ngga tahu juga sih ya kalau kepolisian jaman dulu memang begitu.

Overall, kami suka sama kisah petualangannya, tapi banyak aspek yang kurang pas juga buat kami. Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.95/5.00 ★. Kalau buat kami sendiri, yah 3.50 ★ deh ya. 


Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.