Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini

Jumat, 29 November 2019

Greenglass House karangan Kate Milford - Gila...Ini Sih Seru Banget. Baguss!

Kita tidak tahu juga ya, waktu pertama kali novel Greenglass House ini keluar heboh atau tidak, tapi yang jelas buku ini bagussss pakai bangeet. Teman-teman yang suka dengan cerita petualangan, detektif, atau misteri wajib banget membaca buku ini. Recommended.

Greenglass House sendiri bercerita tentang Milo, anak adopsi dari sepasang pemilik penginapan tua yang diberi nama Greenglass House. Penginapan ini bukanlah penginapan biasa, tapi suatu penginapan yang tamu tetapnya adalah para penyelundup. Setting cerita Greenglass House adalah saat musim dingin di malam Natal, menjadikan buku ini cocok banget jadi bacaan selama libur Natal. Biasanya sih, kalau musim dingin, Greenglass House tidak ada pengunjung. Tapi musim dingin kali ini ternyata berbeda. Satu per satu tamu-tamu aneh dan misterius mulai berdatangan. Masing-masing punya rahasia. Masing-masing mencari sesuatu di Greenglass House.

Keadaan mulai memanas ketika barang-barang tamu mulai hilang secara misterius. Milo dan Meddy yang sedang bermain Odd Trails (semacam permainan peran/role playing), mulai menyelidiki peristiwa-peristiwa yang terjadi.  Pelan-pelan, mereka mulai menguak misteri setiap tamu. Pelan-pelan, mereka mulai menguak misteri Greenglass House. Pelan-pelan, mereka mulai menguak misteri tentang diri mereka sendiri.

Huahh...kami tidak akan memberikan spoiler plotnya karena buku ini terlalu bagus untuk di spoiler. Cara bercerita buku ini bagus dan mengalir. Bukunya santai tapi misterinya bikin kita penasaran. Memang bukan cerita detektif, tapi bahkan menurut kami cara penulisannya membuat kita merasa seperti sedang membaca cerita detektif. Klimaksnya benar-benar menegangkan dan kurang ajarnya...mind blown banget. Plot twist-nya benar-benar tidak disangka-sangka. Bisa bikin kita teriak "Apaaaahhhhhh!?". Buku ini juga menyimpan komedi-komedi receh di dalamnya. Membuat pembaca semakin terhibur.

Kita juga suka dengan cara Kate Milford membawakan tokoh-tokohnya. Tokoh favorit kami sih Meddy. Anak perempuan yang sassy banget, percaya diri tapi rese, tapi juga cerdas dan bisa membangun semangat dan motivasi Milo. Kita juga suka dengan Milo yang meskipun punya kecemasan berlebih, tapi begitu menghayati peran sebagai Negret, langsung deh jadi keren banget. Tidak ada tokoh yang kita tidak suka sih di sini. Bahkan tokoh antagonisnya aja sangat tidak ketara lho. Ini menurut kami ya. Jadi inget, pas nonton suatu film, kita bisa langsung nebak siapa musuhnya. Jelas banget. Wakakak, beda banget sama buku ini.

Sejauh ini, kami benar-benar merekomendasikan buku ini. Kalau ada kesempatan silahkan dibaca ya. Keren abiss.

Teman-teman ada yang sudah baca juga? Gimana kesan-kesannya? Silahkan tulis di kolom komentar yah.

Quote

Rasanya seperti dikhianati. Pikiran bahwa orang-orang, orang-orang yang ia sukai dan percayai, menggosipkan keluarganya, dirinya, di belakangnya...
~ Greenglass House by Kate Milford

Orang harus sombong untuk bermimpi bisa menantangnya, tetapi kesombongan jarang membantu orang yang menang.
Greenglass House by Kate Milford

Dan menginginkan sesuatu yang bukan takdirmu ... itu tidak pernah bagus. Hanya orang bodoh yang meremehkan takdir.
Greenglass House by Kate Milford

"Bagaimana mungkin takdir menentukan akan jadi apa aku nanti sebelum aku memutuskannya?"
Greenglass House by Kate Milford

Masalah datang saat orang mulai meminta uang. Sebab, uang tak pernah mewujudkan harapan mereka.
Greenglass House by Kate Milford

Hanya orang bodoh yang meremehkan takdir, begitu kata Baetylus, dan Semua tak pernah berjalan baik jika kau berusaha mendahului takdir adalah saran Wielle. Tetapi Julian masih tidak tahu apakah ia percaya pada takdir.
Greenglass House by Kate Milford

"Sepertinya Baetylus dan Wielle benar juga saat menyarankanmu agar mempertimbangkan ulang permohonanmu, bukan karena takdir,  tetapi karena kau sendiri mengakui tidak ingin menjadi walikota dan tak benar-benar menginginkan uang. Kau hanya ingin jalan yang lebih baik. ..."
Greenglass House by Kate Milford

Tahu tentang takdirmu akan membuatmu sedikit banyak mengubah perilakumu, dan kita tidak yakin apakah itu akan membantu atau justru mengacaukan.
Greenglass House by Kate Milford

"Tetapi sepertinya, jika kita mencari sesuatu, semakin kita tahu tentang benda itu, semakin besar peluang untuk menemukannya."
Greenglass House by Kate Milford

Orang tidak berdagang rahasia dan misteri tanpa tahu cara melindungi diri, atau tanpa entah bagaimana sudah diperingatkan kapan harus menyembunyikan diri untuk sementara waktu.
Greenglass House by Kate Milford

Tidak ada aturan ceritanya harus berakhir sempurna seperti semacam dongeng konyol. Ini kisah nyata, dan kisah nyata tak punya akhir karena peristiwanya masih berlanjut.
Greenglass House by Kate Milford

Negret sudah kehilangan satu-satunya barang kenangan dari ayahnya. Tetapi, jika kita mewarisi sesuatu, kita juga pada akhirnya harus memberikannya kepada orang lain.
Greenglass House by Kate Milford


Baca Juga:

Sabtu, 23 November 2019

Finding Sky karya Joss Stirling - Ada Rasa-Rasa Twilight Di Sini

Finding Sky ini buku pertama dari seri Benedict-Savant. Genre paranormal romance tapi versi remaja. Jujur aja, di awal-awal novel ini vibe-nya mirip sama Twilight. Seorang remaja putri, yang baru saja pindah sekolah. Lalu bertemu dan naksir seorang remaja pria yang tampan, menarik perhatian, tapi sulit didekati. Si cewe tinggal di keluarga manusia biasa, sedangkan si cowo ternyata sekeluarga semua punya kekuatan super. Twilight banget kan ya. Cuman, bedanya sama Twilight, ataupun genre paranormal romance yang lain adalah, di sini mereka sebenarnya seperti manusia biasa hanya saja mereka punya semacam kekuatan super. Biasanya kalau genre paranormal romance kan berhubungan dengan makhluk-makhluk supernatural ya. Bisa vampir, manusia serigala, bahkan sampai malaikat dan iblis. Tapi genre ini punya satu kesamaan, soal pasangan jiwa. Ide itu lah yang digarap di novel ini.

Finding Sky menceritakan seorang remaja putri yang bernama Sky Bright. Sky punya masa lalu yang kelam yang membuatnya menjadi trauma hingga melupakan masa lalunya. Sky hanya ingat bahwa dia ditinggal oleh keluarganya di pinggir jalan. Setelah berpindah-pindah satu keluarga asuh ke keluarga asuh yang lain, Sky akhirnya di adopsi oleh keluarga Bright. Di bawah pengasuhan keluarga Bright, Sky perlahan-lahan bisa kembali hidup normal.

Karena pekerjaan, Sky dan keluarga pindah dari London, Inggris ke Colorado, Amerika. Di sini, Sky harus memulai pergaulan sekolahnya dari awal lagi. Semua bisa dikatakan berjalan mulus sampai Sky tertarik dengan pemuda tipe berandalan sekolah yang tampan, Zed. Awalnya mereka bermusuhan, Sky bahkan sempat melabrak Zed di depan teman-temannya. Hingga suatu peristiwa membuat Zed terkejut, dan membuatnya menyadari sesuatu, bahwa Sky adalah pasangan jiwanya.

Usaha Zed mendekati Sky tidak berjalan mulus. Selain karena Sky tidak percaya dengan perkara pasangan jiwa, Sky juga tidak mau mengakui kekuatan yang dimilikinya. Trauma-trauma Sky yang dalam membuatnya mengubur kekuatan savantnya yang istimewa. Hubungan mereka benar-benar penuh dengan rintangan. Kencan pertama mereka pun berakhir dengan tembak-tembakan yang mengancam nyawa. Siapa yang menyangka bahwa jatuh cinta dan punya pasangan jiwa yang istimewa seperti Zed bisa jadi sangat berbahaya.

Apakah Sky akhirnya bisa menerima Zed sebagai pasangan jiwanya? Bisakah mereka lolos dari maut yang menghadang?

Diluar dari kemiripan buku ini dengan Twilight, kami mengakui buku ini cukup seru. Adegan-adegan actionnya cukup seru dan menegangkan. Kadang bisa agak kesel juga kalau membaca tentang Sky yang keras kepala, atau orangtua yang terlalu overprotective. Buku ini juga simple dan sederhana. Yaah khas cerita sekolah remaja-remaja Amerika lah ya. Buat nilai yaa...kita kasih B lah. B+ karena adegan actionnya cukup menegangkan. Ok buat dibaca dan menghibur.

Seri Benedict-Savant ini sudah ada 6 buku, dan 3 buku pendampingnya. Tapi sayangnya yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia baru 2 buku saja.

Teman-teman ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komen ya.

Quote

Kepalaku penuh dengan rahasia, tetapi aku kehilangan peta yang menunjukkan di mana tempat rahasia itu berada.
~ Finding Sky by Joss Stirling

Semua orang bisa membuat kesalahan ketika mereka tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu
Finding Sky by Joss Stirling

"Kau tak usah khawatir Sky, semuanya akan dimengerti pada waktunya. Kau belum mempertimbangkan bahwa Tuhan dan alam yang melakukan ini; kau akan merasakan apa yang perlu kau rasakan saat kau sudah siap."
Finding Sky by Joss Stirling

Respons terbaik terhadap kejadian buruk yang kau alami adalah melawannya.
Finding Sky by Joss Stirling

Buku ini tersedia di:
1. Tokopedia

Minggu, 17 November 2019

Sherlock, Lupin & Aku 7: Teka-Teki Kobra ; 3 Tokoh Terkenal Dalam 1 Buku

Pertama kali tertarik sama buku detektif remaja ini karena judulnya, Sherlock, Lupin & Aku, ditulis oleh Irene Adler. Yupp, untuk penggemar novel-novel Sherlock Holmes, atau bahkan penggemar komik Detektif Conan, nama-nama ini pasti tidak asing lagi. Tokoh-tokoh legend dalam dunia novel detektif klasik. Mari kita bedah sedikit satu per satu.

Sherlock Holmes
Siapa yang tidak mengenal detektif yang satu ini? Sherlock Holmes merupakan tokoh detektif yang ditulis oleh Sir Arthur Conan Doyle. Pertama kali muncul di tahun 1887 dalam cerita A Study in Scarlet. Cerita-cerita Sherlock Holmes sudah banyak banget diadaptasi ke dalam berbagai bentuk, baik itu berupa novel, layar lebar, ataupun layar kaca.

Irene Adler
Irene Adler ini pertama kali muncul dalam kisah Sherlock Holmes berjudul A Scandal in Bohemia, terbit di tahun 1891. Meskipun hanya muncul satu kali, Irene Adler merupakan tokoh wanita yang cukup mencolok. Holmes digambarkan mengagumi kecantikan dan kecerdikan yang dimiliki Irene. Irene juga berhasil mengelabui Holmes. Dalam cerita-cerita adaptasi Holmes yang lain, Irene Adler sering digambarkan sebagai tokoh romantikanya Sherlock Holmes. Tapi kebanyakan sih hubungannya bersifat platonic, bukan yang romantis happy ending. Kalau masih ingat, di film Sherlock Holmes yang dibintangi Robert Downey Jr., Irene Adler juga dikisahkan wafat karena diracun oleh Moriarty.

Arséne Lupin
Arséne Lupin merupakan tokoh gentleman thief alias pencuri pria dari kalangan atas asal Perancis, yang muncul pertama kali pada tahun 1905. Cerita mengenai Arséne Lupin ini ditulis oleh seorang penulis Perancis, Maurice LeBlanc. Tokoh Arséne Lupin ini bisa dibilang semacam Robin Hood-nya kalangan bangsawan. Hubungan antara Arséne Lupin dan Sherlock Holmes sendiri pernah kita bahas di postingan The Blonde Lady - Apakah Holmlock Shears = Sherlock Holmes?.

Menurut kami, adalah suatu hal yang menarik ketika ketiga tokoh ini digabungkan ke dalam satu cerita. Dinamika apakah yang akan terjadi? Nah, lucunya, dalam buku ini, Irene Adler, Sherlock Holmes, dan Arséne Lupin bersahabat. Mereka sering memecahkan kasus-kasus kejahatan yang terjadi di sekitar mereka. Settingan ceritanya adalah saat mereka bertiga remaja.

Oh iya, buku ini kan ditulis pengarangnya adalah Irene Adler sendiri ya...tapi siapakah sebenarnya penulis asli seri Sherlock, Lupin & Aku ini? Seri ini ditulis oleh penulis Italia bernama Pierdomenico Baccalario, dan Alessandro Gatti. Sampai saat ini, seri buku ini sudah ada 21 judul dan 2 judul edisi spesial.

Dalam buku Teka-Teki Kobra ini petualangan dimulai ketika Orazio Nelson, kepala pelayan keluarga Irene Adler, tiba-tiba saja mengundurkan diri setelah menghilang seharian. Karena pengundur diriannya yang terasa janggal, Irene memutuskan untuk menyelidiki alasan tuan Nelson mengundurkan diri. Bersama kedua sahabatnya Sherlock dan Lupin, Irene menyelidiki kemana perginya tuan Nelson.

Hasil penyelidikan membawa mereka ke sebuah penginapan, The White Swan. Di sana mereka tidak hanya bertemu kembali dengan tuan Nelson, tapi mereka juga bertemu dengan Kapten Hirst, buronan polisi karena terkait dengan pemberontakan kapal yang dipimpinnya, Madras Moon. Kapten Hirst yang ternyata teman tuan Nelson, meminta bantuan karena dia sebetulnya dijebak dan tidak bersalah.

Penyelidikan mereka bertiga akan kasus Kapten Hirst tenyata membawa mereka ke peristiwa misterius di kawasan Pelabuhan Docks, bersinggungan dengan kaum bangsawan dan para pejabat, serta keterkaitan semua peristiwa ini dengan wilayah koloni India nun jauh di sana.

Kalau dari segi cerita detektifnya sejujurnya yah...B ajah. Ceritanya sederhana, agak bikin "HAH?" sedikit, karena kesalahan deduksi Sherlock seperti bukan Sherlock banget. Tapi mungkin karena ini Sherlock jaman remaja kali ya, masih belum banyak pengalamannya.

Tapi ya, meskipun cerita detektifnya biasa saja, yang menarik dari buku ini justru dinamika mereka bertiga sebagai sahabat. Kalau teman-teman sudah membaca buku-buku cerita tentang Arséne Lupin, pasti teman-teman juga tahu, sebenarnya Sherlock dan Lupin itu musuh bebuyutan. Membaca kisah mereka bersama-sama adalah sesuatu yang menarik, apalagi kalau dibumbui dengan cinta segitiga. Yuupppss, cinta segitiga antara Sherlock, Lupin, dan Irene.

Melihat tingkah Sherlock yang diam-diam menunjukkan rasa suka. Tapi juga melihat sifat Irene yang suka juga tapi memiliki jiwa berpetualang yang kuat. Melihat kelakuan Lupin yang lebih berani bertindak dan nakal, membuat Irene lebih berani bermain-main. Membaca kisah interaksi sosial mereka justru menurut kami lebih menarik daripada cerita detektifnya sendiri. Kalau dipikir-pikir ya, seandainya ketiga tokoh ini bersatu...hmmm...memang interaksi seperti inilah yang mungkin terjadi. Apakah persahabatan mereka akan langgeng? Entahlah... Tapi di akhir cerita sherlock berkata begini...

"Sebab jika ada yang bisa menyakiti kita bertiga, pastinya orang itu adalah salah satu dari kita sendiri."

Apakah teman-teman ada yang sudah membaca buku ini? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komentar ya.

Quote

"Dia berpendapat bahwa memercayai kebetulan merupakan sebuah bentuk kemalasan, sebab jagat raya ini justru sebaliknya, jarang sekali bersikap semalas itu."
~ Sherlock, Lupin & Aku: Teka-Teki Kobra by Irene Adler


Rabu, 06 November 2019

The Old Man and The Sea karya Ernest Hemingway - Bacaan Ringan dengan Makna Mendalam

Buku The Old Man and The Sea ini kecil, tipis, cuman 163 halaman. Tapi makna yang tersimpan di dalamnya menurut kami benar-benar mendalam dan bagus banget. Bahkan menurut kami, buku ini bisa menjadi pengangan hidup karena makna yang terkandung di dalamnya bisa diterapkan dalam kehidupan kita.

Novel ini ditulis oleh Ernest Hemingway pada tahun 1951 dan diterbitkan pada tahun 1952. Novel ini berhasil meraih penghargaan Pulitzer Prize serta penghargaan Nobel Prize dalam bidang Sastra.

Kami tidak akan menceritakan plotnya di sini yah, karena kami menyarankan supaya teman-teman membacanya sendiri. Tapi akan kami ceritakan sedikit sinopsisnya.

Jadi, The Old Man and The Sea ini menceritakan tentang seorang nelayan tua bernama Santiago yang sedang tidak beruntung. Delapan puluh empat hari...yuppp 84 hari (Berapa tuh? Nyaris 3 bulan!) berlayar tapi tidak mendapatkan tangkapan satu pun. Sampai-sampai Santiago dijuluki salao, yaitu bentuk terburuk dari ketidakberuntungan. Santiago ini punya asisten, anak laki-laki bernama Manolin. Saking tidak beruntungnya Santiago, Manolin sampai dilarang oleh orangtuanya untuk membantu Santiago. Mereka menyuruh Manolin membantu nelayan lain yang lebih sukses.

Di hari ke 85, Santiago memutuskan untuk berlayar lebih jauh. Kali ini umpannya dimakan ikan. Ikan marlin yang sangat besar.Bahkan lebih besar dari sampan yang ia naiki.  Apakah akhirnya Santiago sangat beruntung? Masalahnya, Santiago sudah tua, dan dia sendirian. Alih-alih berhasil menangkapnya, Santiago malah dibawa sang ikan ke laut lepas. Mereka pun bersama-sama mengarungi lautan selama berhari-hari.

Apa yang terjadi kepada Santiago dan sang ikan? Apakah akhirnya Santiago beruntung?

Kalau boleh kita bilang ya, buku ini banyak mengajarkan bahwa, sepelik apa pun masalah yang menimpa kita, berusahalah untuk tetap tenang. Berpikirlah dengan jernih. Manfaatkan apa yang ada dan bertindaklah sesuai keadaan saat ini. Saat keadaan genting jangan berpikir yang tidak-tidak atau berandai-andai yang tidak perlu. Berdoalah. Jangan kehilangan harapan.

Ending buku ini bittersweet banget dan agak open ending kalau menurut kami. Membuat kita memberikan sedikit harapan dan doa untuk Santiago. Hhh...berkesan banget lah bacanya.

Ada yang sudah baca novel ini juga? Gimana kesan-kesannya? Silahkan komen di kolom komentar ya.

Quote

Memang lebih baik kalau beruntung. Tapi aku lebih suka menjadi tepat. Sehingga saat keberuntungan datang kau sudah siap.
~ The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

Pikirkanlah yang sedang kamu kerjakan. Kau tak boleh berbuat hal bodoh.
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

Setiap kali adalah saat yang baru, dan ia tak pernah memikirkan masa lalu saat ia melakukannya.
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

"Kau harus menjaga kepalamu tetap jernih. Jaga kepalamu tetap jernih dan hadapi penderitaan ini layaknya seorang lelaki. Atau seekor ikan,"
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

"Jangan berpikir yang tidak-tidak, lelaki tua," katanya nyaring. "Layari saja jalur ini dan hadapi apa yang akan datang."
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

Konyol jika tak berharap.
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan apa yang tidak kau miliki. Pikirkan apa yang bisa kau lakukan dengan apa yang ada.
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

Keberuntungan adalah hal yang datang dalam berbagai bentuk dan siapa yang dapat mengenalinya? Toh aku tetap akan mengambilnya sedikit, apa pun bentuknya, dan membayar apa yang mereka minta.
The Old Man and The Sea by Ernest Hemingway

Sabtu, 02 November 2019

Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong - Kenapa Cinta Bisa Begitu Sulit?

Hhh...sungguh kisah cinta yang sangat sulit...setidaknya itu kesan kami setelah membaca novel ini...

Oh iya, kita sudah review juga buku pertamanya ya di posting berjudul Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 1) by Jin Yong - Serasa Nonton Satu Season Film Seri. Kalau mau membaca latar belakang novel ini, kapan pertama diterbitkannya dan sedikit tentang sang pengarang, Jin Yong, silahkan membaca postingan kita di buku Jilid pertamanya yah.

Kita suka banget sama novel Action Romance ini (ada genre kayak gitu ngga sih?). Novel dunia persilatan yang sangat seru dan padat banget ceritanya. Penuh pertarungan-pertarungan seru antar para pendekar. Tapi kisah romantisnya pun tidak kalah dengan kisah pendekarnya. Kedalaman romantismenya sungguh bisa bikin mengelus dada. Kalau ada gambaran cinta sehidup semati yang benar-benar secara harfiah, ya ini nih, ada di novel ini.

Mari kita bahas sedikit ceritanya yah. Ini spoiler yaa. Kalau yang ngga suka spoiler di skip aja boleh. Langsung ke pembahasan review aja.

Di buku kedua ini cerita diawali dengan Yang Guo yang menjaga Hong Qigong, si Pengemis Utara, tertidur. Saking lelapnya sampai Yang Guo khawatir dia sudah meninggal. Untungnya, Yang Guo punya integritas dan memenuhi janjinya untuk menjaga Hong Qigong selama tiga hari. Saat Yang Guo diserang oleh Lima Orang Jelek, Hong Qigong akhirnya terbangun dan membantu melawan Lima Orang Jelek. Di tengah pertarungan, datanglah Ouyang Feng, si Racun Barat yang juga merupakan ayah angkat Yang Guo. Sayangnya Hong Qigong dan Ouyang Feng adalah musuh bebuyutan. Tanpa bisa dihindari, Hong Qigong dan Ouyang Feng bertarung. Mereka bertarung dengan sengit dan mati-matian, menentukan siapa yang terkuat. Pertarungan terjadi berhari-hari. Bahkan saat tak bisa bertarung Yang Guo yang menggantikan mereka bertarung dengan memeragakan jurus-jurus mereka.

Sayangnya meskipun sama-sama pendekar kuat, umur berkata lain. Fisik dan tenaga dalam mereka akhirnya menyerah menghadapi pertarungan mereka. Sebelum meninggalkan dunia persilatan, mereka sudah meninggalkan banyak ilmu kepada Yang Guo. Hong Qigong bahkan sudah meninggalkan jurus Tongkat Pemukul Anjing yang sebenarnya hanya diwariskan kepada ketua Partai Pengemis. Tapi karena keadaan, Hong Qigong mengajarkannya kepada Yang Guo, dengan harapan dia akan memberikan ilmunya kepada ketua Partai Pengemis.

Sementara itu, setelah ditinggal oleh Hong Qigong dan Ouyang Feng, Yang Guo kembali mengembara mencari Bibi Long. Di tengah jalan, Yang Guo menyamar untuk ikut ke Perjamuan Pendekar. Di perjamuan ini, Yang Guo bertemu kembali dengan Paman Guo dan Bibi Huang. Yang Guo berpura-pura tidak bisa ilmu silat untuk mengelabui para Biksu Quenzhen yang juga datang ke perjamuan. Sayangnya, yang namanya perjamuan, pasti akan selalu ada tamu tak diundang. Guru besar tentara Mongol dan murid-muridnya datang untuk menantang posisi ketua partai. Mongol ingin menjajah Negara Song dan ingin merebut posisi ketua partai agar negara Song bisa tunduk pada Mongol.

Pada saat pertarungan sengit untuk memperebutkan posisi ketua sedang berlangsung, tiba-tiba Xiao Longnu muncul. Yang Guo tentu saja langsung kegirangan dan langsung berkumpul dengan Xiao Longnu. Dunia benar-benar serasa milik berdua, meskipun di sekeliling mereka ramai dan sedang ada pertarungan sengit, mereka tidak perduli dan tetap mojok berdua saja. Yang Guo baru bertindak ketika kaki Xiao Longnu tanpa sengaja terkena senjata yang patah. Tanpa disangka, turun tangannya Yang Guo ini justru dapat mengusir tentara mongol dari perjamuan. Meskipun menang, mereka tidak berminat dengan pertikaian negara maupun posisi ketua. Karena kisah percintaan mereka pun ditentang oleh orang banyak, mereka pun memutuskan untuk pergi dan pulang ke Kuburan Kuno.

Tapi takdir berkata lain. Di tengah jalan, Yang Guo dan Xiao Longnu bertemu kembali dengan Huang Rong yang sedang mencari Guo Fu yang tiba-tiba menghilang. Ternyata, Guru Roda Emas masih dendam karena dikalahkan di Perjamuan Pendekar. Dia pun ketika melihat kesempatan langsung menculik Guo Fu. Agar posisinya meyakinkan, Guru Roda Emas juga berencana untuk turut serta membawa Huang Rong. Yang Guo tadinya tidak mau ikut campur. Tapi akhirnya dia membantu Huang Rong untuk membebaskan Guo Fu. Pertarungan tak terhindarkan. Guru Roda Emas pun terdesak oleh kehebatan ilmu silat Yang Guo dan Xiao Longnu yang bersatu padu. Malam pun dilalui dengan damai. Tapi obrolan Xiao Longnu dan Huang Rong memicu Xiao Longnu meninggalkan Yang Guo sekali lagi.

Tanpa memedulikan bibi Huang dan yang lainnya, Yang Guo langsung pergi mencari Xiao Longnu. tapi di tengah jalan, Yang Guo kembali berpapasan dengan rombongan Huang Rong yang lagi-lagi terdesak oleh Guru Roda Emas. Tadinya Yang Guo tidak mau menolong. Tapi melihat bibi Huang terdesak akhirnya dia membantu kembali. Guru Roda Emas melihat Yang Guo sudah terpisah dari Xiao Longnu, dan paham kalau dia sekarang punya kesempatan lebih besar untuk menang, dia pun akhirnya terus mendesak. Saat keadaan seolah tak ada harapan, datanglah bantuan yang tak terduga. Sayangnya, bibi Huang, Yang Guo, dan Guru Roda Emas semua terluka.

Cheng Ying, yang menyelamatkan Yang Guo, membawa dan merawat Yang Guo di sebuah gubuk terpencil untuk diobati luka-lukanya. Di sini Yang Guo bertemu kembali denga Lu Wushuang. Sayangnya, bertemu kembali dengan Lu Wushuang berarti berurusan lagi deng Li Mochou. Saat pertarungan, Huang Yaoshi dan muridnya, si Gadis Bodoh datang membantu. Li Mochou pun bisa dipukul mundur untuk sementara.

Sebelum pergi, Huang Yaoshi mengajarkan Yang Guo ilmu silat untuk mengatasi serangan Li Mochou. Sedangkan dari si Gadis Bodoh, Yang Guo akhirnya mengetahui siapa yang membunuh ayahnya. Jawabannya sangat mengejutkan. Khawatir dengan Yang Guo, Chen Ying membuat Yang Guo bersumpah agar memikirkan segalanya masak-masak sebelum membalas dendam.

Untuk mengatasi kebutan Li Mochou, Yang Guo terpikir untuk membuat gunting besar yang bisa memotong kebutan. Mereka pun bersama-sama ke tukang pandai besi untuk membuat gunting. Tanpa disangka, sang pandai besi adalah Feng Mofeng, salah satu murid Huang Yaoshi yang terusir dari Pulau Persik. Mendengar Li Mochou menghina Huang Yaoshi, Feng Mofeng pun marah dan bertarung dengan Li Mochou.

Saat Li Mochou berhasil dipukul mundur, Yang Guo pun akhirnya berpisah dengan yang lainnya untuk melaksanakan niat balas dendamnya. Saking niatnya, Yang Guo pun bersekutu dengan musuh lama, Guru Roda Emas. Ini berarti Yang Guo bersekutu dengan tentara Mongol.

Di perjamuan dengan Pangeran Mongol Kubilai, tiba-tiba si Bocah Tua Nakal, Zhou Botong, datang dan mengacau. Dia mengaku bahwa sedang mencari Guo Jing. Kehebatan kungfu Zhou Botong membuat pangeran Kubilai tertarik. Maka, ketika si Bocah Tua Nakal ditangkap oleh orang-orang Lembah Tanpa Cinta, Pangeran Kubilai meminta Guru Roda Emas dan yang lain mengikutinya dan mengajaknya bergabung dengan pasukan Mongol.

Siapa sangka mengikuti si Bocah Tua Nakal ternyata dapat mempertemukan kembali Yang Guo dengan Xiao Longnu. Tapi kali ini keadaannya sangat tidak menguntungkan. Karena hutang budi, Xiao Longnu akan menikah dengan ketua Lembah Tanpa Cinta. Di Lembah Tanpa Cinta ini pertarungan memperebutkan cinta terjadi dengan sangat sengit sekali. Meskipun Yang Guo dan Xiao Longnu akhirnya bisa bebas dan bersama kembali, Yang Guo keracunan berat. Hidupnya tinggal 18 hari. Dan dalam 18 hari itu, ia harus membalaskan dendam nyonya Lembah Tanpa Cinta dan membawa kembali buktinya untuk mendapatkan obat pemunah racun di tubuhnya. Kebetulan...dendam sang nyonya ternyata sama dengan dendam Yang Guo.

Okeh...kami akan stop di sini saja plotnya. He3. Siapakah objek dendam Yang Guo? Dan bagaimana ending di buku kedua ini? Biarlah teman-teman membaca sendiri.

Kita bisa bilang...gila ya...buku ini seru banget dan bagus banget. Pertarungan-pertarungannya seru, kisah cinta romansanya juga benar-benar menggigit bikin gemes. Kita dibikin kagum dengan Yang Guo yang sangat cerdas. Meskipun dia punya banyak kemalangan, tapi Yang Guo juga sebetulnya punya banyak takdir yang menguntungkan. Hidupnya seperti selalu ada di posisi ekstrem. Di satu sisi dia selalu menemui kemalangan, tapi di sisi lain, dia selalu belajar ilmu silat hebat-hebat bahkan langsung dari sang tetua dan pendekar-pendekar hebat. Di buku kedua ini kita juga bisa melihat Yang Guo yang semakin dewasa. Masih keras kepala dan keras hati, tapi keputusan yang diambilnya mulai sedikit mendewasa.

Di sisi lain, Xiao Longnu di buku ini masih kelihatan yang polos banget dan naif banget. Bikin geregetan sendiri. Masih gampang terpengaruh omongan orang lain. Tapi sifatnya yang rela mengorbankan dirinya demi Yang Guo membuat kisah romansanya jadi manis-manis pahit. Yang Guo di buku ini juga kelihatan banget Don Juan-nya. Para wanita kanan dan kiri semua jatuh hati pada Yang Guo. Meskipun dia tidak ada maksud, tapi Yang Guo pandai berkata-kata sehingga membuat para wanita jatuh hati. Belum lagi dia digambarkan sebagai tokoh yang tampan kan yaaa, ilmu silatnya juga luar biasa, belum lagi sangat cerdas, yaa makin-makin lah yaa semua jatuh hati. Tapi semua wanita-wanita ini tahu cinta Yang Guo pada Xiao Longnu, dan hebatnya semua berbesar hati. Makin bittersweet lah yaa.

Pertarungan di buku ini seru banget, detail dan panjang. Pertarungannya padat banget. Saking padatnya, kita juga bisa jadi capek sendiri karena rasanya tegang terus baca kisah pertarungan di buku ini. Buat yang suka serial action, novel ini wajib dibaca banget deh. Buku ini juga detailnya kebangetan. Semua latar belakang, alasan, apa yang terjadi di masa lalu juga dijabarkan dengan baik dan detail. Jadi kita tidak perlu capek menebak-nebak. Kalaupun buku ini punya kekurangan, kelebihannya yang detail banget itu juga bisa menjadi kekurangan. Karena saking detailnya, kita juga jadi tidak bisa berimajinasi secara bebas. Kalau memang pengen begitu ya. Tidak ada ruang untuk menebak-nebak kenapa begini? Kenapa begitu? Tapi kita sih suka-suka aja sih ya dengan model detail seperti ini, karena jadi bisa menikmati cerita dengan utuh.

Teman-teman sendiri gimana? Ada yang sudah baca novel ini juga? Gimana kesan-kesannya?

Quote

Dihargai orang lain boleh, dipandang rendah juga tidak apa-apa, tidak ada urusan dengan dirinya.
Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong

Ketika seseorang menghadapi masalah besar, sifat sesungguhnya baru bisa muncul.
Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong

"Cinta tak akan putus," kata Yang Guo, "nama lembah ini 'Tanpa Cinta', ingin memutuskan cinta. Tapi cinta mengikuti kehidupan manusia. Asalkan ada orang, tentu ada cinta. Karena itu seluruh Lembah Tanpa Cinta ini ditumbuhi bunga cinta."
Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong

Siapa yang sebaiknya bahagia, siapa yang sebaiknya sedih? Semua yang benar-benar mencintai pasangannya, tentu akan mudah memilih.
Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong

Namun Yang Guo tidak berpikir bahwa dirinya bernasib baik atau buruk, apakah orang lain memperlakukannya baik atau buruk, semua dipicu oleh sifat dasarnya sendiri. Jika sifatnya ramah dan tulus, ucapannya tidak menunjukkan permusuhan dan ia memperlakukan orang seperti itu, maka orang lain juga tentu membalasnya seperti itu.
Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong

Ternyata lingkungan mengikuti suasana hati. Jika ingin keluar tetapi tak bisa, dalam hati sedih; sebaliknya jika tak ingin keluar, sesudah keluar juga hati tak gembira.
Rajawali Sakti dan Pasangan Pendekar (Jilid 2) by Jin Yong

Baca juga review jilid selanjutnya di link di bawah ini:

Jumat, 18 Oktober 2019

Buku vs Film: The Lord of the Rings - The Two Towers. Sama-Sama Keren!

Kembali lagi kita membahas Buku vs Film! Kali ini kami mau membahas The Lord of the Rings - The Two Towers. Teman-teman sudah baca buku dan nonton filmnya kan? Kalau belum, spoiler warning yah, nanti di postingan ini akan banyak spoilernya, jadi resiko ditanggung sendiri yaa. Oiya, untuk yang belum baca review novelnya, bisa ke posting sebelumnya, Review Novel The Lord of the Rings: The Two Towers by J.R.R. Tolkien - Berakhir Menegangkan.

Pertama-tama kami mau bilang satu hal yang pasti. Bahwa film dan bukunya sama-sama wajib dinikmati dua-duanya, karena sama-sama bagus dan sama-sama keren. Mana yang lebih bagus? Tidak, dua-duanya sama-sama bagusnya. Kalau soal perbedaan antara buku dan film, itu sih sudah pasti ada ya. Tapi buat kami perbedaannya itu tidak terlalu terasa mengecewakan. Ya memang beda aja gitu. Marilah kita bahas.

Kita mau bahas apa saja yang berbeda antara buku sama filmnya. Ini yang kita inget banget saja ya, yang cukup memberi kesan. Jadi tidak detail banget. Kalau ada yang kelewatan atau ada yang mau dibahas, silahkan komen di kolom komen yah.

Rombongan Aragorn, Legolas, dan Gimli
Mereka mengejar jejak para Orc yang menculik Merry dan Pippin sampai semua terlambat. Rombongan Orc dimusnahkan oleh para penunggang Rohan. Nah, kalau di bukunya, percakapan antara rombongan dan para penunggang rohan itu berlangsung cukup alot, sampai akhirnya mereka diberikan kuda untuk perjalanan mereka. Kalau di film, percakapan mereka singkat saja, dan langsung diberikan kuda. Hmm...ini sih kayaknya mau menyingkat durasi ya sepertinya.

Merry dan Pippin
Cerita ketika mereka dalam perjalanan bersama Orc lebih panjang, lebih detail, dan lebih seru di buku.Yang di film juga seru kok, jangan salah. Cara pippin membebaskan diri dan memberikan jejak juga berbeda antara buku dengan film. Pertemuan Pippin dan Merry dengan Gandalf juga berbeda antara buku dan film. Di film, mereka bertemu di hutan Fangorn, di buku, kalau tidak salah ingat ya, mereka baru bertemu di Isengard, sebelum penyerangan Ent terhadap Isengard.

Nah, omong-omong soal masalah Ent. Cerita Ent di buku sangat berbeda dengan di film. Di bukunya, para Ent sepakat untuk menyerang Isengard. Kesepakatan ini diperoleh saat Entmoot. Tapi di filmnya, kesepakatan Entmoot-nya justru mereka menolak ikut berperang. Mereka baru mau berperang ketika Treebeard akhirnya melihat hutan-hutan Fangorn yang gundul akibat ulah Saruman.

Peperangan Helm's Deep
Peperangan di Helm's Deep ini juga cukup beda jauh antara buku dengan film. Dua-duanya sama-sama seru, tapi yang di film lebih keren karena ada pasukan elf yang ikut bertarung. Ending perang juga berbeda cukup jauh. Kalau di film kemenangan diperoleh ketika pasukan Eomer akhirnya datang bersama Gandalf. Sedangkan di bukunya, Eomer sudah dari awal ikut bertarung bersama pasukan raja. Bantuan datang dari pasukan Erkenbrand bersama dengan kedatangan Gandalf. Di buku, tidak ada pasukan elf yang ikut membantu.

Raja Theoden dan Faramir
Nah, Raja Theoden di buku dengan di film menurut kami sangat berbeda. Di film menurut kami Raja Theoden digambarkan terlalu lemah dan peragu. Terlalu takut tapi keras kepala. Kalau dibukunya, setelah lepas dari cengkraman Grima (Grima di film on point banget menurut kami. Cocok. Pas banget.), Raja Theoden memberikan kesan sebagai raja yang kuat dan bijaksana. Siap berperang dengan penuh semangat dan kekuatan. Kami lebih suka Raja Theoden yang di buku daripada yang di film.

Nah, tokoh Faramir juga sama. Secara garis besar kami lebih suka Faramir yang ada di buku dibandingkan yang ada di film. Di buku Faramir jauh lebih bijaksana. Di film, Faramir seperti punya masalah keluarga karena selalu dibeda-bedakan dengan Boromir.

Tapi yah, perubahan ini sih memang memberikan cerita baru yang berbeda sama sekali dari bukunya. Untuk ukuran film, cerita ini memang membuat film-nya jadi lebih banyak adegan-adegan seru.

Ending
Endingnya beda banget sama yang di buku. Kalau di buku, Endingnya justru menegangkan banget. Berakhir dengan Frodo yang ditawan di menara oleh para Orc. Di film, ceritanya belum sampai di sini. Ketemu Shelob aja belom kok. Di film, endingnya lebih memberikan "harapan".

Ada tokoh-tokoh baru juga yang ada di film tapi tidak ada di buku. Gamling, salah satu pengawal Theoden, dan Haldir, sang komandan pasukan elf adalah salah satu tokoh baru yang cukup mencolok.

Kira-kira itulah beberapa perbedaan antara buku dengan filmnya yang cukup besar yah.

Rabu, 16 Oktober 2019

Review Novel The Lord of the Rings: The Two Towers by J.R.R. Tolkien - Berakhir Menegangkan

Siapa sih yang tidak tahu kisah The Lord of the Rings? Kalau pun belum membaca bukunya, pasti sebagian besar sudah nonton film-nya kan? Soal Buku vs Film akan kami bahas di postingan terpisah yah. Tapi satu hal yang bisa kami sarankan adalah...silahkan baca bukunya dan nonton filmnya, karena sama-sama bagus banget. Oiya, kami juga sudah mereview buku pertamanya ya, The Lord of the Rings - The Fellowship of the Ring oleh J.R.R. Tolkien, silahkan di cek yah.

Oke mari kita bahas di buku kedua ini apa yang diceritakan. Spoiler alert yaaa buat yang belum baca bukunya. Buku kedua ini bisa dibilang dibagi menjadi tiga bagian cerita, karena rombongan terpaksa terpisah-pisah akibat serangan Orc yang mendadak. Kita akan mengikuti cerita Aragorn, Legolas, dan Gimli terlebih dahulu. Mereka dengan sedih memakamkan Boromir di Rauros, dan dengan berat hati akhirnya merelakan Sam dan Frodo yang kabur berdua saja menuju Mordor. Akhirnya mereka memilih untuk memburu Orc yang menculik Merry dan Pippin.

Sementara itu, Merry dan Pippin diculik oleh Orc yang kabur dengan sekuat tenaga tanpa kenal lelah. Padahal para Orc-Orc ini juga tidak tahu kenapa kedua halfling ini harus dibawa ke Isengard dengan utuh tanpa kurang satu apa pun. Mereka hanya menerima perintah tanpa kejelasan lebih lanjut. Karena kesempatan bagus dan kecerdikannya, Pippin berhasil membebaskan tangannya dari ikatan dan memberi sedikit petunjuk di jalan. Dengan harapan bahwa Aragorn dan kawan-kawan sedang mencari mereka. Kesempatan untuk benar-benar kabur datang ketika rombongan Orc dikejar oleh para penunggang Rohan. Pertempuran terjadi. Salah satu Orc yang lebih rakus justru menjadi kunci pelarian Merry dan Pippin. Mereka lolos dan masuk ke hutan yang justru ditakuti oleh banyak orang, Fangorn.

Sementara itu rombongan Aragorn juga bertemu dengan para penunggang Rohan di tengah jalan. Mereka hampir saja ditangkap. Sayangnya Orc-Orc yang mereka buru ternyata sudah dihabisi oleh para penunggang dan mereka tidak melihat ada makhluk lain selain Orc. Dengan kecil hati Aragorn dkk. ke lokasi pembantaian, berusaha mencari secercah harapan. Dalam pencariannya, tanpa disangka, mereka justru bertemu kembali dengan Gandalf yang sekarang sudah menjadi Gandalf si Putih. Mereka pun akhirnya mengikuti Gandalf untuk menemui Raja Theoden dan menuju ke pertempuran di Helm's Deep.

Sementara itu, Merry dan Pippin justru bertemu dengan Treebeard, Ent tua yang bijaksana. Treebeard membawa mereka ke rumahnya. Merry dan Pippin menceritakan kisah mereka. Kekhawatiran Treebeard akan Saruman dan kemarahannya kepada para Orc yang seenaknya saja menebang pohon membawanya untuk mengadakan pertemuan dengan para Ent yang lain. Setelah perundingan yang lama, sepakat lah mereka untuk menuju Isengard, memberi pelajaran kepada Saruman, tetangga mereka yang sudah berkhianat.

Pertarungan di Helm's Deep terjadi sangat seru. Begitu juga apa yang terjadi di Isengard. Rombongan Aragorn akhirnya bertemu kembali dengan Merry dan Pippin di Isengard. Saruman yang sudah ditaklukkan tetap tidak mau menyerah dan masih berusaha mempengaruhi mereka dengan sihirnya. Sekarang, setelah masalah Isengard beres, mereka harus bergegas menuju Minas Tirith.

Bagaimana dengan Frodo dan Sam? Perjalanan mereka sama berbahayanya dan melelahkan. Apalagi karena mereka sebenarnya tidak tahu jalan ke Mordor. Tanpa mereka sadari Gollum sudah mengikuti mereka sepanjang perjalanan. Dengan kecerdasan, mereka akhirnya bisa menangkap Gollum dan menjinakkannya. Gollum yang ternyata tahu jalan ke Mordor kemudian malah menjadi pemandu jalan mereka. Tapi tentu saja, pemandu jalan yang satu ini adalah pemandu jalan yang licik. Ketika hampir sampai, mereka malah diumpankan kepada Shelob, monster laba-laba raksasa yang kelaparan. Awalnya mereka berhasil lolos. Tapi, Frodo yang tidak waspada karena terlalu gembira akhirnya dilumpuhkan Shelob. Sam, yang terlambat bertindak, meskipun dengan gagah berani berhasil melukai Shelob, menemukan Frodo yang sudah dingin. Karena mengira Frodo sudah meninggal, dia memutuskan untuk mengambil cincin untuk meneruskan misi mereka sendirian. Betapa terkejutnya dia ketika mengetahui kenyataan bahwa Frodo masih hidup dan hanya dilumpuhkan. Betapa putus asanya Sam ketika mendapati Frodo sekarang dibawa oleh para Orc masuk ke Mordor dan disekap di sana, tanpa Sam bisa mengikutinya.

Suka banget sama petualangan mereka yang seru. Kalaupun ada keluhan tentang buku ini, itu cuman satu saja. Gaya bahasa yang dipakai tidak sederhana, banyak metaforanya. Apalagi kalau sudah menggambarkan soal lingkungan sekitar ya. Jadi tidak terlalu easy reading novelnya. Contohnya seperti ini nih misalnya:

Ketika hari kedua perjalanan berlalu, rasa berat di udara semakin besar. Di siang hari, awan-awan gelap mulai menyusul: seperti atap muram dengan tepi-tepi menggelembung besar, berbercak cahaya menyilaukan. Matahari terbenam, merah darah dalam kabut berasap. Tombak-tombak para Penunggang berujung nyala api ketika berkas-berkas cahaya terakhir menyinari wajah terjal puncak-puncak Thrihyrne: sekarang puncak-puncak itu berdiri dekat sekali di lengan paling utara Pegunungan Putih, tiga tanduk bergerigi yang menatap matahari tenggelam. Dalam cahaya merah terakhir, mereka yang berada di barisan depan melihat sebuah bercak hitam, seorang penunggang kuda yang mendekat. Mereka berhenti menunggunya.

Kalau percakapan-percakapannya sih mudah diikuti yah. Paling yang sulit hanya gaya bahasa pas menjabarkan backgroud alam sekitar aja. Tapi kami tidak menyangka, ternyata endingnya menegangkan banget. Kami juga suka dengan perkembangan karakter Sam yang meskipun digambarkan seperti tokoh yang tidak pintar-pintar amat, tapi ternyata sangat pemberani dan waspada. Apalagi kalau sudah menyangkut keselamatan majikannya, Frodo. Meskipun buku ini berisi pertempuran melawan para Orc dan petualangan berbahaya, tapi sifat easy going Merry dan Pippin, serta kompetisi antara Gimli dan Legolas membuat buku ini tidak gelap-gelap amat dan bisa lebih enjoy menikmatinya.

Gimana? Ada yang sudah membaca juga? Bagaimana pendapat teman-teman? Silahkan komen di bawah ya.

Quote

"Akhirnya kita dihadapkan pada pilihan sulit," kata Aragorn. "Apakah kita akan istirahat di malam hari, atau jalan terus sementara masih punya tekad dan kekuatan?"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Pengejaran yang sejak awal mungkin sudah sia-sia, tak bisa diperbaiki ataupun dirusak oleh pilihanku. Well, aku sudah memilih. Maka biarlah kita menggunakan waktu sebaik mungkin!
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Ini akhir yang pahit bagi seluruh harapan dan kerja keras kita!"
"Untuk harapan, mungkin, tapi tidak bagi kerja keras,"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Ada beberapa hal yang lebih baik dimulai daripada ditolak, meski akhirnya akan gelap.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Tapi aku berbicara terburu-buru. Kita tak boleh tergesa-gesa. Hatiku terlalu panas. Aku harus mendinginkan diriku dan berpikir; sebab lebih mudah berteriak berhenti! daripada melakukannya."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Hati yang setia mungkin bermulut lancang."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"bahwa bagi mata yang tidak lurus, kebenaran mengenakan wajah masam."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Siapa yang tak mampu membuang harta dalam keadaan darurat, akan terbelenggu.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Para pengkhianat selalu penuh curiga,"
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Seringkali kebencian mencederai dirinya sendiri!
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Tapi sudah sejak dulu dikatakan: kehendak jahat sering dirusak kejahatan."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Tidak, tangan yang terbakar justru menjadi pelajaran terbaik. Setelah itu, barulah nasihat tentang api akan dimasukkan ke dalam hati."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

Omongan manis bisa menyembunyikan hati yang busuk.
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"tapi selama masih ada kehidupan, berarti masih ada harapan,..."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Tapi aku tidak tahu. Begitulah biasanya sebuah cerita. Ambillah satu yang kausukai. Kau mungkin tahu atau menduga, kisah macam apa itu, berakhir bahagia atau sedih, tapi orang-orang di dalamnya saat itu belum tahu. Dan kau tak ingin mereka tahu sebelumnya."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien

"Jangan mengata-ngatai dirimu sendiri, Smeagol," kata Frodo. "Itu tidak bijak, biarpun benar atau salah."
~The Lord of the Rings: The Two Towers (Dua Menara) by J.R.R. Tolkien


Buku ini tersedia di:
1. BookDepository

Sabtu, 05 Oktober 2019

Wicked Nights (Malaikat Kegelapan) by Gena Showalter - Saat Sang Malaikat yang Kejam Akhirnya Menyadari Welas Asih

Kali ini mari kita baca ceritanya Zacharel, salah satu malaikat kesatria yang sudah beberapa kali muncul di novelnya Gena Showalter, khususnya di seri Lord of the Underworld. Kalau tidak salah sih sempat disebut-sebut di The Darkest Surrender sama di The Darkest Secret. Di buku-buku sebelumnya, Zacharel ini selalu digambarkan sebagai malaikat yang dingin, sangat dingin dan tidak punya hati. Tapi, bahkan para penguasa dunia kegelapan kadang tidak sanggup menolak pesona Zacharel. Nah, di buku Wicked Nights ini lah kita akan tahu, kenapa Zacharel bisa bersikap sangat dingin.

Wicked Nights ini masuknya di seri Angels of the Dark. Bercerita tentang Zacharel yang dijatuhi hukuman karena sering mengabaikan perintah Sang Penguasa. Zacharel sering bersikap tanpa ampun, membunuh manusia yang dirasuki iblis atau bersinggungan dengan iblis, padahal bisa saja manusia itu sebenarnya tidak bersalah. Zacharel dihukum dengan diangkat menjadi pemimpin sepasukan malaikat kesatria yang sudah diujung tanduk, nyaris di hukum jatuh ke bumi. Setiap anak buahnya berbuat salah dan membunuh manusia, maka Zacharel-lah yang akan terkena hukumannya.

Di sisi lain, ada Annabelle, seorang wanita yang dituduh telah membunuh kedua orangtuanya dan divonis gila. Annabelle dijatuhi hukuman di rumah sakit jiwa khusus para kriminal. Tapi Annabelle tidak gila, dan dia benar-benar melihat sang iblis membunuh kedua orangtuanya. Sayangnya, para manusia biasa tidak percaya, dan ada sesuatu di dalam diri Annabelle yang membuatnya selalu dikejar-kejar iblis lainnya, mengganggunya, membuatnya harus berjuang mempertahankan hidupnya.

Saat Zacharel bertemu Annabelle yang tidak berdaya, sesuatu pada diri Annabelle memicu kenangan terdalam Zacharel. Meskipun Zacharel berusaha manampik, tapi pada kenyataannya dia jauh lebih penasaran kepada Annabelle dan kepada situasi yang dialami Annabelle. Zacharel tidak tahu, bahwa jawabannya nanti akan lebih mengenaskan. Pada akhirnya, Zacharel harus memilih, siapakah yang paling dia cintai.

Wicked Nights ini rating Goodreads-nya termasuk yang bagus banget ya 4.1 dari 5 bintang. Banyak yang suka dengan buku ini. Oiya, kami memang lebih suka novel genre paranormal romance begini dibandingkan novel romance biasa. Karena biasanya lebih seru dengan aksi-aksi dan pertempuran menantang dibandingkan sekedar pergulatan kisah cinta. Wakakak. Tapi selera orang bisa beda-beda kan yaaa.

Tapi yang mengejutkan adalah...menurut kami, adegan aksi di novel ini sebenernya tidak terlalu banyak. Jangan salah, novel ini tetap seru, adegan pertempurannya tetap cukup banyak, tapi tidak sebanyak yang diharapkan sebetulnya. Mungkin ketegangannya agak kurang? Hmm... Atau bisa juga karena sebelumnya kami sudah membaca The Darkest Surrender yang hampir 80% pertempuran. Namanya juga lagi kontes para Harpy ya kaan... Setelah membaca The Darkest Surrender yang tegang, Wicked Nights ini jadi kayak novel untuk cooling down dari pertempuran yang melelahkan. Tapi sekali lagi, aksi-aksi dan pertempurannya tetap ada, tapi sebagian besar ceritanya kita akan menyelami bagaimana perasaan Zacharel dengan lebih dalam, bagaimana perkembangan hubungan Zacharel dengan Annabelle, dan rahasia mereka berdua, dan apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka. Ooo...kayaknya kami tahu apa yang kurang, pertempurannya ada, tapi agak terlalu singkat. Kayaknya karena itu deh.

Terlepas dari kekurangannya tadi, kami sih sangat menikmati buku ini ya. Dibacanya enak dan mengalir. Ada yang sudah baca buku ini juga? Gimana tanggapannya? Silahkan diskusi di kolom komen yaa ^_^

Buku ini masih tersedia yah di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/wicked-nights-malaikat-kegelapan-by-gena-showalter


Quote

"Apa kau tidak menyadari bahwa perbuatan ini akan kembali menghantuimu? Kalau kau menebar benih kehancuran, kau akan hidup dengan menanggung buah perbuatanmu, dengan segala onak dan durinya."
~ Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

Lupakan kesedihan itu. Ia akan mengatasinya nanti. Sekarang, ia hanya akan menikmati keadaan.
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Aku tidak bohong. Tak perlu berbohong. Orang-orang berbohong karena mereka mencemaskan akibat saat mengakui kebenaran. Aku tak mencemaskan apa pun. Orang-orang berbohong karena ingin mengambil hati orang lain di sekitar mereka. Aku tak ingin mengambil hati siapa pun. Sebaiknya kau ingat itu."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Dunia di sekeliling seseorang sering kali ternoda oleh kenangannya."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Kata-kata yang diberi keyakinan jadi memiliki kekuatan, Annabelle, bahkan kata-kata yang negatif. Kalau kau ingin kakakmu berubah pikiran, mulailah bicara dan bersikap seolah dia sudah melakukannya."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

Kau bisa memperoleh apa yang kau ucapkan kalau kau percaya bahwa kau memilikinya bahkan sebelum kau benar-benar memilikinya. Itulah keyakinan.
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Seorang gadis harus memanfaatkan senjata apa pun yang dimilikinya."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

"Ada begitu banyak cara untuk menyakiti seseorang, Zacharel."
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter

Cinta yang sejati adalah anugerah. Istimewa. Sangat dibutuhkan.
Wicked Nights (Malaikat Kegelapan), Angel of the Dark Series by Gena Showalter


Sabtu, 21 September 2019

Agatha Mystery 2: Misteri Hilangnya Mutiara Benggala - Serial Detektif Remaja yang Ringan

Waktu kami pertama kali membaca judul buku ini, kami langsung terpikir satu nama, Agatha Christie. Iya dong, Agatha mana lagi yang terhubung erat dengan kasus-kasus misterius? Awalnya kami kira buku ini semacam spin off Agatha Christie, tapi kayaknya sih bukan ya. Tapi kalau terinspirasi mungkin iya.

Seri Agatha Mystery ini menceritakan tentang petualangan saudara sepupu Agatha dan Larry Mystery. Yes...Mystery itu nama keluarga mereka. Larry ingin menjadi seorang detektif, dan dia belajar di sebuah sekolah khusus untuk para calon detektif. Sedangkan Agatha, dia ingin menjadi seorang penulis cerita misteri (kaan, kemungkinan besar inspirasinya dari Agatha Christie). Di buku kedua ini, Larry ceritanya mendapatkan tugas dari sekolahnya untuk memecahkan misteri hilangnya sebuah mutiara keramat dari salah satu kuil di India.

Agatha Mystery ini menurut kami ceritanya lumayan bagus dan enak membacanya. Memang, untuk ukuran novel detektif remaja sekalipun, ceritanya agak terlalu ringan sih menurut kami. Kalau dibandingkan dengan serial lima sekawan, novel ini jauh lebih lebih sederhana ceritanya. Novel ini cocok untuk teman-teman yang sedang mencari bacaan ringan yang menghibur. Atau sebagai bacaan untuk para remaja yang senang cerita detektif yang tidak terlalu kompleks ceritanya.

Apa ada yang sudah membaca novel ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komentar yah.

Quote

"Kalian jangan sampai lupa betapa pentingnya orangtua kalian, teman-temanku sekalian," bisiknya. "Dan indahkan selalu nasihat mereka, kadang-kadang memang benar!"
~Agatha Mystery 2: Misteri Hilangnya Mutiara Benggala by Sir Steve Stevenson


Kamis, 19 September 2019

Buku vs Film: A Time to Kill - Sama-Sama Bagus dengan Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing

Okay, sebelumnya kami sudah mereview buku A Time To Kill karangan John Grisham ini. Buat kami, buku ini bagus banget dan seru. Gaya berceritanya juga enak. Untuk review lengkapnya silahkan langsung ke postingan review bukunya yah. Nah, karena kami juga sudah menonton filmnya, sekarang saatnya membandingkan antara film dan bukunya. Manakah yang lebih bagus? Apa aja kelebihan dan kekurangannya? Tentu saja ini opini pribadi kami yaa.

A Time to Kill ini film lama. Film tahun 1996. Pemeran utamanya ada Sandra Bullock (sebagai Ellen Roark), Samuel L. Jackson (sebagai Carl Lee Hailey), dan Matthew McConaughey (sebagai Jack Brigance).

Okay, sampai di sini mari kita bahas dulu soal perannya Sandra Bullock sebagai Ellen Roark. Sejujurnya yah, kami tidak terlalu suka dengan tokoh Ellen Roark di novelnya. Kenapa? Menurut kami, tokoh Ellen Roark ini semacam tokoh pengganti untuk mengisi kekosongan tokoh wanita pendukung. Ellen Roark muncul setelah Carla, istri Jack Brigance, pergi mengungsi ke rumah orangtuanya karena situasi yang mulai membahayakan. Ellen Roark ini menurut kami memberikan plot sampingan yang tidak perlu, yaitu hampir terjadinya affair antara Ellen Roark dan Jack Brigance. Tokoh yang menurut kami sebenarnya krusial, yaitu salah satu juri yang menyebabkan terjadinya keputusan bulat, Wanda Womack, justru dihilangkan dari film. Ini menurut kami sangat disayangkan sekali. Di film, peran Wanda Womack ini dialihkan ke peran Jack Brigance.

Sekarang mari kita lihat dari sisi ceritanya. Secara garis besar, film dan bukunya sama kok. Menurut kami sih sudah sesuai antara novel dan film. Tapi secara detail, tentu saja novelnya lebih detail. Ada beberapa bagian di film yang menurut kami akan lebih jelas latar belakangnya kalau kita sudah baca novelnya. Soal ending, sama-sama ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Untuk keputusan pengadilannya, kita lebih suka yang di novel. Lebih detail dan rasanya lebih masuk akal. Tapi filmnya seperti menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari ending di bukunya. Jadi lebih bulet lah ceritanya, lebih tuntas. Seperti pertanyaan "Kemanakah KKK pada akhirnya?" atau "Bagaimana dengan reaksi Carla?"

Film ini film lama banget, film tahun 1996. Kalau misalnya teman-teman bertanya-tanya, akankah film ini di remake? Kami tidak tahu juga sih, tapi kemungkinan sih tidak ya. Alasan utama kemungkinan adalah soal isu rasisme yang diangkat cerita A Time to Kill. Kalau di film, entah kenapa rasismenya terasa banget. Beda dibandingkan saat membaca bukunya. Kalau kita membaca buku, kita seperti bisa set mindset kita dulu. Bahwa ini kejadian di tahun sekian, saat masa-masa itu. Seperti itu kira-kira. Belum lagi masalah adanya KKK, ini bisa jadi topik yang sangat sensitif.

Kesimpulan kami, film dan novel A Time to Kill sama-sama bagus dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kami merekomendasikan dua-duanya.

Ada yang sudah nonton film dan baca bukunya juga? Gimana pendapatnya? Silahkan berikan komentarnya yah ^_^

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.