Jujur aja, sebenarnya kami lebih suka buku dalam bentuk cetak. Karena tidak ada yang bisa menggantikan sensasi membalik lembar demi lembar buku, menanti untuk membaca ada kejutan apa di halaman berikutnya. Selain itu juga ada alasan-alasan lain sih yang akan kita tuang ke pro dan kontra dari masing-masing bentuk buku. Mari kita simak rame-rame.
PRO & KONTRA
BUKU CETAK
Pro
- Sensasi membaca bukunya dapet banget. Karena kita pegang buku fisiknya langsung.
- Ngga perlu pusing mikirin kehabisan baterai.
- Bisa jadi dekorasi ruangan yang bagus.
- Awet (Selama bisa mengurus dengan benar)
- Investasi tersendiri. Beberapa buku yang langka nilainya bisa terus meningkat.
Kontra
- Kalau terlalu banyak akan makan tempat. Butuh tempat penyimpanan.
- Makin kesini, buku yang bagus makin tebal-tebal. Membacanya harus benar-benar di posisi yang baik. Buku yang tebal juga agak sulit dibawa-bawa berpergian.
- Kalau disimpan sembarangan bisa rusak. Masalah umum: menguning, keriting, atau bahkan bolong-bolong.
EBOOK
Pro
- Ramah lingkungan, hemat kertas.
- Font bisa dibesar atau dikecilkan sesuka hati. Ini cocok banget buat yang sudah tidak bisa membaca huruf yang terlalu kecil.
- Tidak perlu tempat penyimpanan fisik yang luas. Paling hanya butuh memory card atau HDD.
- Banyak gratisan (Tapi ini kemungkinan besar bentuk pembajakan sih. Kami sangat tidak menyarankan. Hargailah kerja keras sang penulis dan orang-orang dibaliknya yang membantu menerbitkan buku.)
Kontra
- Kalau tidak pakai ebook reader mata akan cepat lelah karena menatap layar terus menerus.
- Kembali lagi, kalau tidak pakai ebook reader, biasanya membaca ebook akan cukup menguras baterai gadget anda.
- Sangat rawan pembajakan.
AUDIOBOOK
Pro
- Tidak perlu membaca, Anda hanya perlu mendengarkan.
- Tidak makan tempat, karena bentuknya digital. Hanya perlu memory card atau HDD.
- Banyak gratisannya (Tapi kemungkinan besar bentuk pembajakan).
- Cocok buat yang senang mendengarkan cerita atau didongengin.
Kontra
- Sangat rawan pembajakan.
- Saat ini masih jarang audiobook yang bahasa Indonesia. Kebanyakan berbahasa Inggris.
- Tentu saja akan cukup menguras baterai. Kebanyakan audiobook bisa berjam-jam lamanya.
Teman-teman sudah mencoba ketiga bentuk buku ini? Gimana pengalamannya?
Kalau pengalaman kami, sampai saat ini, buku cetak masih menjadi unggulan. Karena selain sensasi membacanya, bau buku itu enak banget dan menyenangkan. Bau ilmu pengetahuan, dan petualangan, hahaha. Selain itu, kami memang lebih suka memegang buku fisik.
Untuk ebook, sebenarnya kalau punya ebook reader pasti akan lebih nyaman. Tapi masalahnya, di Indonesia kayaknya belum ada ebook reader yang seperti Kindle, yang memang di desain untuk membaca ebook. Kindle sendiri saat ini harganya masih terbilang mahal. Yaa...seharga hp baru laah. Kalau mau pake hp, tablet, atau monitor pc/laptop, mata akan cepat lelah karena radiasi dari layar. Selain itu baterai gadget pun cepat habis.
Audiobook akan sangat membantu untuk teman-teman yang punya kesulitan dalam penglihatan. Cocok juga buat yang senang mendengarkan cerita. Tapi audiobook menurut kami tidak cocok didengarkan sambil multitasking (seperti yang diiklankan banyak youtuber). Karena kita mendengarkan cerita, isi buku, bukan mendengarkan musik yang bisa sambil lalu. Kalau ngga konsentrasi bisa ngga paham juga jalan ceritanya gimana.
Soal pembajakan, sebenarnya semua bentuk buku diatas rawan pembajakan semua, tapi ebook dan audiobook sangat-sangat mudah dibajak karena bentuknya yang digital. Dan memang banyak gratisannya kan dimana-mana. Kalau ada yang jual pun, biasanya dijual murah. Semua akan tergantung kita, sebagai konsumen mau memanfaatkan situasi atau mau menghargai karya orang lain? Cara paling bijak adalah membeli ebook dan audiobook dari tempat-tempat resmi. Bisa di Amazon atau di Google Play.
Pic: Freeimages.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar