Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Novel Remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Novel Remaja. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 September 2020

Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit


Review seri Lima Sekawan lagi nih kita. Kali ini kami akan mereview petualangan ke-16 dari anak-anak Lima Sekawan. Judul novel kali ini adalah Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock, judul aslinya adalah Five Go to Billycock Hill/Five Go to Billycock Farm

Sebelum mereview novel ini, ini daftar novel Lima Sekawan lain yang sudah kami review di sini yah:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Belom banyak sih, tapi semoga ada yang bisa membantu teman-teman yah reviewnya. Sekarang mari kita lihat sedikit ringkasan ceritanya.

Kali ini anak-anak Lima Sekawan akan berkemah untuk mengisi waktu liburan mereka. Pilihan mereka jatuh kepada sebuah daerah berbukit yang bernama Billycock. Dick punya seorang teman yang keluarganya kebetulan punya pertanian di daerah Bukit Billycock, namanya Toby. Toby berjanji akan menyediakan peralatan berkemah untuk anak-anak Lima Sekawan, jadi perjalan anak-anak dari Pondok Kirrin ke Bukit Billycock bisa lumayan ringan. 

Bukit Billycock adalah daerah yang menyenangkan dengan padang rumput luas, gua-gua yang bisa dijelajahi, ada peternakan kupu-kupu, dan ada juga lapangan terbang kecil yang katanya penuh rahasia. Pemandangan yang luar biasa membuat anak-anak Lima Sekawan merasa betah berkemah.

Bicara soal lapangan terbang rahasia, Toby punya sepupu yang menjadi pilot di lapangan terbang Billycock, namanya Jeff. Toby sangat mengagumi sepupunya ini. Jeff juga terlihat sangat ramah dan menyenangkan, semua anak-anak suka dan kagum padanya. Apalagi Dick dan Julian yang sangat tertarik akan pesawat. Tapi sayangnya, tidak semuanya menyenangkan, Pak Gringle, pemilik peternakan kupu-kupu agak aneh, dia juga sangat cepat menjadi jengkel dan marah-marah. Bu Janes, pengurus rumah Pak Gringle lebih aneh lagi, kasar sekali kepada anak-anak dan mengusir mereka pergi dari peternakan. Tapi ada yang aneh, Bu Janes memang kasar, tapi dia terlihat sangat ketakutan. Katanya, anaknya jahat sekali padanya. Kalau kata Toby, anaknya Bu Janes dulu pernah membantu-bantu di pertanian, tapi sudah lama tidak pernah datang lagi.

Terlepas dari keanehan kecil di peternakan kupu-kupu, anak-anak tetap melanjutkan liburan mereka dengan riang. Tetapi, di suatu malam berbadai, tiba-tiba keanehan lain terjadi. Julian bertemu dengan Pak Brent, atau orang yang dia sangka Pak Brent, teman Pak Gringle di peternakan kupu-kupu di tengah malam hujan. Tak lama kemudian, di tengah badai, terdengar suara keras pesawat yang mengudara. Tanpa mereka sangka, besoknya, mereka mendengar berita bahwa ada dua pesawat eksperimen yang dicuri dari lapangan terbang dan Jeff serta sahabatnya Ray Wells menjadi tersangkanya. Mereka sangat menyayangkannya, tapi Toby tidak percaya bahwa Jeff berkhianat dengan membawa kabur pesawat eksperimen yang berharga.

Ketika pesawat yang hilang ditemukan jatuh di laut, diperkirakan pilotnya telah tenggelam. Tapi Toby tidak percaya. Anak-anak pun merasa ada yang aneh di peternakan kupu-kupu karena ada orang yang sepertinya mengaku-ngaku sebagai Pak Brent dan telah mengecoh Julian dan Dick. Belum lagi sikap Bu Janes yang semakin tampak ketakutan. Mereka pun menyelidiki peternakan kupu-kupu dengan lebih seksama.

Apakah kebenaran yang akhirnya mereka temukan di peternakan kupu-kupu? Lalu dimana Jeff dan sahabatnya? Apakah mereka benar tenggelam di lautan atau ada nasib malang lain yang menimpa mereka?

Okeh, novel ini punya rating Goodreads yang bagus 3.96/5.00 ★. Kalau buat kami pribadi, yaah... 3.50 ★ deh. It's an ok novel. B ajah ceritanya. Ceritanya cukup simpel, dan petualangannya tidak semendebarkan ketiga buku yang sudah kami review sebelumnya. Bisa dibilang cerita petualangan kali ini cukup kalem. Tapi enaknya, tidak ada anak-anak atau hal yang menyebalkan di novel ini. Wakakak. Kami sudah pesimis aja sebetulnya dengan sikap George. Tapi di buku ini tidak ada hal-hal menyebalkan kayak gitu sih. Syukurlah.

Setelah membaca beberapa buku Lima Sekawan, terutama buku ini, kami jadi menyadari betapa klasiknya cerita Lima Sekawan ini dari stereotip-stereotip jadul yang ada di novel ini. Novel pertama lima sekawan pertama kali terbit di tahun 1942. Novel Ke Bukit Billycock ini terbit pertama kali di tahun 1957. Sudah 63 tahun! Ada hal-hal yang di novel ini akan terasa tidak cocok di jaman modern ini. Seperti bagaimana Anne dan George selalu dikasih tugas domestik untuk menyiapkan makanan dan membereskannya. Atau, yang bikin kami cukup meringis, ketika Julian dan Toby mengatakan bahwa George dan Anne pasti tak berminat tentang pesawat terbang, hanya karena mereka anak perempuan! Weeww...jaman sekarang bisa diomel-omelin mungkin kalau ada yang ngomong begitu. Wakakak. Yah, namanya juga novel klasik sih. Mungkin kita memang harus memandangnya dengan kacamata klasik juga. Asal jangan lupa untuk kembali ke masa kini ya setelah selesai membaca novel ini.

Meskipun cerita petualangannya cukup kalem, buku ini tetaplah salah satu buku dari seri Lima Sekawan yang layak dikoleksi. Buku yang cocok untuk rehat dari petualangan-petualangan yang terlalu mendebarkan.

Senin, 17 Agustus 2020

Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan

Sebelum buku ini, kami sudah mereview dua buku di seri Lima Sekawan yang lain:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng ini punya judul asli Five Go Down To The Sea, terbit pertama kali di tahun 1953. Buku ini adalah kisah petualangan ke-12 dari anak-anak Lima Sekawan. Siapa lagi kalau bukan Julian, Dick, George, Anne, dan anjing setia mereka Timmy. Sebelum ke reviewnya, yang cukup menarik untuk dibahas, mari kita lihat dulu sinopsisnya.

Liburan kali ini Lima sekawan pergi ke tempat yang sepi dari keramaian, ke sebuah daerah pertanian di pesisir Cornwall. Mereka tidak mengharapkan ada petualangan, malah niatnya kalau sampai ada petualangan mereka mau memalingkan muka saja. Tapi kalau memang seperti itu ceritanya, pasti buku ini tidak bakalan terbit. Wakakakak.

Jadi, menginaplah mereka berlima di sebuah pertanian yang cukup besar milik pasangan Penruthlan. Bu Penruthlan adalah seorang wanita yang gemar sekali memasak dan menjamu tamu-tamunya. Tentu saja anak-anak Lima Sekawan sangat terjamin makannya. Pak Penruthlan, di sisi lain, merupakan seorang pria petani yang punya badan tinggi, kekar dan berbulu lebat. Kenapa juga berbulunya penting banget sih...tapi di bukunya emang ditulis begitu sih. Pak Penruthlan ini bicaranya suka terdengar tidak jelas, dan hanya Bu Penruthlan yang mengerti apa yang dia bicarakan.

Liburan anak-anak Lima Sekawan ini nyaris sempurna, kalau saja mereka tidak dibuntuti oleh anak setempat yang kumal bernama Yan. Yan membuntuti mereka hampir kemana pun mereka pergi. Meskipun sebagian besar dari mereka tidak menyukai Yan dan sering mengusirnya pergi, Timmy ternyata punya pendapat lain, dia menyukai Yan. 

Yan ternyata adalah cucu dari penggembala biri-biri setempat yang punya cerita menarik. Cerita tentang kawasan pesisir itu yang dulunya merupakan daerah para pencoleng. Zaman dahulu, pada malam berbadai, para pencoleng dengan sengaja akan menyalakan suar palsu agar kapal buruan mereka terpancing memasuki perairan dengan karang-karang yang berbahaya, memecah kapal mereka, lalu para pencoleng akan merampok muatan kapal yang ada. Kisah itu sudah sangat lama dan tua. Tetapi suar palsu itu ternyata masih menyala sampai saat ini, meskipun menaranya sudah hampir menjadi reruntuhan. Fakta ini tentu saja menggelitik jiwa petualang anak-anak Lima Sekawan. Julian dan Dick pun segera merancang untuk menyelidiki menara suar palsu itu pada suatu malam berbadai. Tapi mereka malah menemukan kejutan di tengah jalan. Pak Penruthlan ternyata juga keluar di tengah malam dan berbohong pada Bu Penruthlam mengenai alasannya keluar rumah!

Sementara itu, sekelompok artis keliling yang menamai diri mereka The Barneys juga mengunjungi pesisir Cornwall tersebut. Mereka akan mengadakan pertunjukan di salah satu lumbung besar yang ada di pertanian pasangan Penruthlan. Pemeran utama mereka adalah seekor kuda yang sangat lucu bernama Clopper yang diperankan oleh Sid dan Pak Binks. Julian dan Dick sangat tertarik dengan Clopper. Tapi kostum kepala Clopper dijaga ketat oleh Sid yang mengatakan bahwa Bos menyuruhnya untuk menjaga Clopper baik-baik dan tidak boleh lepas darinya. Pertunjukan The Barneys di lumbung Penruthlan sukses besar.

Sehari setelah pertunjukan, anak-anak berjalan-jalan untuk berpiknik. Mereka memutuskan untuk pergi menyelidiki menara tua tempat para pencoleng pernah menjadikannya sebagai suar palsu. Yan juga ingin ikut dengan mereka. Tapi para Lima Sekawan tak ingin mengajaknya, maka mereka mengusir Yan agar tidak mengikuti mereka. Menara tua itu ternyata menyimpan banyak rahasia. Memang ada orang yang pernah kesana baru-baru ini dan menyalakan suar di sana. Belum lagi ada jalan rahasia di balik perapian yang mengarah ke dalam gua-gua tebing. Tapi mereka terjebak! Seseorang dengan sengaja mengurung mereka karena mereka terlalu usil mencari-cari tahu. Mereka dikunci di sebuah ruang batu yang dulunya merupakan gudang para pencoleng. Bisakah mereka keluar dari situ? Siapa yang akhirnya menyelamatkan Lima Sekawan? Dan siapakah penjahatnya? Apakah Pak Penruthlan yang terlihat bengis? Ataukah justru ada tersangka lain yang tidak mereka duga-duga?

Oke mari kita masuk ke reviewnya. Petualangan anak-anak Lima Sekawan di buku ini seperti biasa, seru dan menegangkan, dan lumayan bikin lapar karena kayaknya masakannya Bu Penruthlan enak-enak dan banyak. Tapi sayangnya ada sisi kekurangannya juga. Yah, plus minus lah ya. 

Sekali ini kami kurang simpatik dengan bagaimana cara anak-anak Lima Sekawan memperlakukan Yan. Oke lah, Yan terlihat rese karena membuntuti mereka diam-diam dan terus menerus, mungkin juga karena dia kumal. Tapi ada saatnya mereka mengusir Yan seperti anak orang kaya sombong yang mengusir pengemis. Agak cringe ngga sih untuk membaca tingkah ini di buku anak-anak? Walaupun akhirnya mereka berteman sih. Julian dan Dick juga sekali ini sifat berprasangkanya sangat jelek. Apakah karena Pak Penruthlan punya badan yang tinggi berotot dan terlihat agak kasar berarti dia terlihat kriminal dan bisa dituduh sebagai kriminal? Meskipun situasinya tampak seolah-olah memberatkan dirinya? Sikap anak-anak Lima Sekawan kepada Yan dan Pak Penruthlan menurut kami agak kasar sih. Pertama karena pak Penruthlan itu biar bagaimana pun juga tuan rumah mereka, dan kedua, sekumal-kumalnya Yan, dia penduduk asli di pesisir Cornwall, sedangkan anak-anak Lima sekawan hanya sekedar tamu yang berkunjung untuk berlibur. Kayak kurang pantas aja gitu. Ending di buku ini juga tampak sedikit dipaksakan selesai sehingga meninggalkan beberapa pertanyaan. Siapa yang mengurung mereka di gudang tebing? Lalu, siapa dua orang penyelundup yang mereka lihat di pinggir karang? Terus masa iya barang bukti malah dijadikan hadiah ke Julian dan Dick? Ya tapi ngga tahu juga sih ya kalau kepolisian jaman dulu memang begitu.

Overall, kami suka sama kisah petualangannya, tapi banyak aspek yang kurang pas juga buat kami. Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.95/5.00 ★. Kalau buat kami sendiri, yah 3.50 ★ deh ya. 


Rabu, 05 Agustus 2020

As White As Snow by Salla Simukka - Ketika Lumikki Tanpa Sengaja Terlibat Aliran Sesat

Akhirnya, sampai juga kita di buku kedua dari trilogi SNOW WHITE, As White As Snow karangan Salla Simukka. Buku pertamanya As Red As Blood sudah pernah kami review sebelumnya. As White As Snow ini punya rating Goodreads yang lumayan, 3.47/5.00 ★. Yah, lumayan menarik lah. Mari kita lihat dulu tentang apa ceritanya.

Setelah Lumikki berhasil membongkar misteri uang berdarah dan membongkar sindikat Beruang Kutub, ditambah baru putus dari pacar, dia merasa butuh liburan. Liburan tempat dia bisa mendapatkan kedamaian dan menenangkan diri. Lumikki memilih kota Praha sebagai tempatnya berlibur. Praha yang ternyata mempunyai musim panas yang sangat panas dan gerah.

Ketika sedang asik liburan, Lumikki didatangi seorang wanita muda yang mengaku sebagai kakak tirinya. Wanita yang mencurigakan, namanya Lenka. Lumikki tentu saja tidak serta merta percaya pada Lenka. Tetapi sesuatu dari cara Lenka bersikap dan berbicara membuat Lumikki tidak bisa mengabaikannya. Belum lagi ingatan masa lalu Lumikki mulai muncul ke permukaan. Mungkinkah dia memang pernah punya seorang kakak?

Ketika Lumikki diajak Lenka menemui keluarganya, segalanya semakin aneh. Lenka punya keluarga yang aneh dan penuh rahasia. Lenka juga bersikap misterius. Ketika suatu hari Lenka datang dengan panik dan mengabarkan orang di rumahnya ada yang tewas mendadak, Lumikki mulai terlibat lebih jauh ke dalam misteri Lenka. Misteri yang membawanya kepada Jiři, seorang reporter yang sedang menyelidiki sebuah aliran sesat yang berbahaya. Situasi menjadi tambah berbahaya karena Lumikki mulai menjadi sasaran seorang pembunuh bayaran. Mungkinkah Lumikki menyelamatkan Lenka dari jeratan Keluarga Putih-nya yang menyesatkan? Bagaimana cara Lumikki bisa lolos dari bahaya yang mengincarnya? Satu hal yang tidak Lumikki sadari adalah, adanya niat jahat yang lebih besar dari orang yang punya ambisi sangat busuk.

As White As Snow ini punya petualangan yang berbeda dengan buku pertamanya. Jadi kalau misalnya belum membaca buku pertamanya tidak bakal ada masalah juga sih. Nah, kalau dari keseruan cerita, jujur nih, kami lebih suka buku pertamanya. Lebih seru dan menegangkan, aksi-aksinya juga lebih banyak di buku pertama. Buku kedua ini lebih mengeksplorasi dari sisi emosi Lumikki.

Oh ya, As White As Snow ini suasananya kebalikan banget sama buku pertamanya. Kalau buku pertamanya kan suasananya di Tampere, Finlandia yang sedang musim dingin. Suasana yang dibangun dingin membeku. Kalau di buku ini latar belakangnya ada di kota Praha yang sedang musim panas dengan udara yang sangat panas dan gerah. Kalau dipikir-pikir, Salla Simukka ini keren juga lho penggambaran cuaca latar belakangnya, jadi ikut membangun suasana yang realistis.

Buat yang sudah baca buku pertamanya, bukan...buku ini bukan kelanjutan dari sindikat Beruang Kutub. Ini kisah yang sama sekali berbeda. Sayang banget sih sebenarnya, karena kami juga penasaran dengan siapa sebenarnya di balik sindikat Beruang Kutub. Di buku pertama juga ada kesan kalau sindikat Beruang Kutub terhubung dengan masa lalu Lumikki. Tapi tidak ada jawaban pasti sayangnya. Di buku kedua ini juga begitu sih. Ada bayangan kalau Lumikki seolah-olah memang pernah punya kakak atau teman main mungkin. Tapi tidak ada kejelasannya juga. Ending novel ini juga bukan yang memuaskan banget, tapi merupakan ending yang realistis.

Quote

Banyak orang punya tampilan basa-basi dan tampilan asli. Di rumah, mereka baru bisa menampakkan penderitaan dan kelelahan serta penyesalan yang mereka rasakan. Mereka bisa tertawa dan relaks bersama keluarga.
As White As Snow by Salla Simukka

Rindu adalah perasaan yang selalu sulit dilalui. Rindu tidak meminta izin. Tidak peduli waktu dan tempat. Begitu meluap dan menuntut, mencengkeram dan egois. Menyelimuti pikiran hingga membuatnya terlalu jernih, terlalu tajam. Rindu menuntut kepasrahan tak bersyarat.
As White As Snow by Salla Simukka

Pada suatu hari, ada seorang gadis yang mempunyai rahasia.
Pada suatu hari, ada dua orang gadis yang masing-masing saling menyimpan rahasia.
Mereka berasal dari keluarga yang sama, keluarga penuh rahasia.
As White As Snow by Salla Simukka

Jangan pernah mengejar siapa pun. Jangan pernah mengemis cinta, persahabatan, atau kepercayaan.
As White As Snow by Salla Simukka

Jangan membuat rencana gegabah. Selidiki semua terlebih dahulu sebelumnya.
As White As Snow by Salla Simukka



Minggu, 02 Agustus 2020

Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend - Vibenya Mirip Harry Potter

Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow ini adalah buku kedua dari seri Nevermoor. Rating Goodreads-nya luar biasa, 4.52/5.00 ★. Banyak banget yang suka buku ini, tapi ada juga yang punya kritikan keras. Kami juga punya review sendiri sih terhadap buku ini. Hmmm...tapi mari kita lihat dulu sinopsis buku ini. Oh iya, kami belum membaca buku pertamanya Nevermoor. Menurut kami tidak terlalu masalah sih kalau baca langsung buku keduanya, tapi kayaknya lebih bagus baca buku pertamanya juga.

Wundersmith bercerita tentang kisah Morrigan Crow yang sekarang sudah lulus dan sebentar lagi akan dilantik sebagai salah satu cendekiawan Wundrous Society. Tapi itu ternyata bukan hal yang membahagiakan atau melegakan bagi Morrigan. Sebagai seorang Wundersmith, banyak yang takut pada Morrigan, atau bahkan diam-diam membencinya. Teman-teman satu unitnya, yang seharusnya menjadi "saudara-saudari" untuk Morrigan juga sama saja. Kecuali Hawthorne, semua teman-teman seunitnya ada di antara ketakutan atau benci pada Morrigan. Ikrar sadara-saudari sehidup semati, saling setia, siap bahu-membahu hanyalah omong kosong belaka.

Ketika pelajaran dimulai, semakin tampak jelaslah perlakuan berbeda yang didapatkan Morrigan. Dia tidak diijinkan mendapatkan pelajaran apa pun karena mereka takut Morrigan mengembangkan kemampuannya sebagai Wundersmith dan kemudian akan menimbulkan bahaya. Satu-satunya pelajaran yang boleh diikuti Morrigan hanyalah pelajaran sejarah tentang betapa berbahaya, kejam, atau bodohnya seorang Wundersmith dari tahun ke tahun. Bahkan setelah Jupiter, pengayom Morrigan melayangkan protes, Morrigan hanya mendapat satu pelajaran tambahan lagi. Dengan syarat, semua teman seunitnya ikut bergabung dengannya.

Sementara itu, diluar WunSoc, orang-orang yang memiliki kemampuan istimewa satu demi satu menghilang. Jupiter, yang menjadi kapten dalam penyelidikan kasus-kasus ini menjadi sangat sibuk. Sebagai pengayom, dia jadi tidak bisa memperhatikan kesulitan-kesulitan yang Morrigan hadapi.

Seolah-olah masalah Morrigan belum cukup banyak, Unit Morrigan dikirimi surat kaleng. Mereka harus melakukan yang apa yang diperintahkan atau rahasia mereka akan dibongkar. Demi kesetiaan terhadap satu unit, mereka pun melakukan apa yang diperintahkan dengan bayaran rasa benci yang harus diterima oleh Morrigan. Hanya Howthorne dan Candance yang tampak cukup menikmati surat kaleng yang mereka terima.

Satu masalah belum beres, masalah lain datang lagi. Pembangkangan kecil Morrigan membawanya menelusuri sebuah Tricksy Lane dan menemukan lokasi pasar gelap Ghastly Market. Pasar yang ternyata sangat berbahaya, pasar yang menjual orang-orang yang menghilang karena kemampuan mereka. Tapi Morrigan tetaplah anak murid yang masih harus mengikuti ujian. Ketika tes Meretas
Nevermoor dijalankan, Morrigan dipaksa menggunakan sebuah Swindleroad yang membawanya ke sebuah jebakan. Morrigan terpojok oleh Legiun Tulang Belulang yang akan menculiknya untuk kemudian dijual di Ghastly Market. Tapi tanpa disangka Morrigan, penolong yang tidak diharapkan datang, Asap dan Bayangan Pemburu, yang membawanya langsung ke tempat Ezra Squall, Wundersmith satu lagi yang sangat jahat. Yang selama ini sudah mengincar Morrigan untuk dijadikan anak didiknya.

Meskipun hanya bisa hadir sebagai bayangan, Ezra tetap mampu membuat banyak kekacauan di Nevermoor. Semua berkat Morrigan. Tanpa Morrigan sadari, kekuatan wunder Morrigan terkumpul berlimpah tanpa ada penyaluran, dan wunder mendesak untuk disalurkan. Ezra hanya perlu memanfaatkan kekuatan yang terkumpul ini untuk berbuat kekacauan di Nevermoor. Ketika semakin banyak orang-orang yang menghilang, termasuk teman satu unit Morrigan sendiri, dan provokasi yang semakin mengerikan dari Ezra Squall, Morrigan harus menemukan cara bagaimana menyingkirkan Ezra sekaligus menyelamatkan teman-temannya.

Oke...sekarang mari kita mulai reviewnya. Pertama, yes, buku ini bagus. Ceritanya seru dan menarik. Kota Nevermoor dan penghuninya juga digambarkan dengan magis dan apik. Secara keseluruhan, cukup keren. Tapi ada beberapa hal yang memang agak mengganjal juga. Yah, plus minus lah. 

Misalnya kayak, kenapa sih mereka sangat berprasangka sama Morrigan karena dia Wundersmith? Yah oke lah misalnya dalam sejarahnya para Wundersmith selalu berbuat kejahatan atau kebodohan, tapi kan pada dasarnya Morrigan tetap masih anak-anak. Anak-anak yang masih mungkin dibentuk dan diarahkan menuju jalan yang lebih baik. Bukannya dengan mereka membenci dan mengucilkan Morrigan mereka justru membuat Morrigan merasa dendam ya? Yang pada akhirnya ya akan berbuat jahat. Tapi mungkin topik besarnya memang di sini sih ya. Tapi karena topik ini juga buku ini jadi agak gloomy suasananya.

Kalau dari beberapa review di Goodreads kami lihat beberapa sama dengan kami soal Harry Potter vibe-nya,  ini khususnya untuk kisah yang di WunSoc ya. Semacam sekolah sihir gitu. Tapi bedanya, di WunSoc kekuatannya tidak mesti kekuatan sihir, yang penting kekuatan supernatural atau kekuatan fisik yang unik. Tapi WunSoc itu menurut kami sesuatu yang paradoks. Katanya menjunjung tinggi kesetiaan, saudara-saudari, tapi mereka masih bisa membuat Mildmay dan Morrigan merasa terbuang dan terkucilkan.

Novel ini juga masih menyisakan banyak pertanyaan tak terjawab. Seperti apa Ezra Squall memang bermaksud jahat pada Morrigan? Karena yang Ezra mau hanyalah agar Morrigan menjadi muridnya. Untuk di kemudian hari melawan satu musuh bersama yang juga belum diketahui siapa. Ilmu-ilmu yang diajarkan Ezra juga justru menjadi ilmu yang menyelamatkan Morrigan dan kawan-kawannya. Ezra memang jahat, tapi hal apa yang dia sembunyikan? Kelakuan Ezra ini malah membuat kami kepikiran apakah jangan-jangan dia ayahnya Morrigan? Wakakak, tapi itu terlalu plot twist sih. Lalu, ada orang-orang hilang yang masih belum ditemukan. Apakah mereka nanti baru muncul di buku ketiga?

Terlepas dari plus dan minusnya, banyak yang bilang buku pertamanya lebih bagus. Hmm...mungkin kalau nanti ada kesempatan akan kami review juga ya. Lalu mari bandingkan dengan buku keduanya ini. Tapi buku ini sebenarnya memang bagus kok. Kami paling suka suasana kota Nevermoor yang magis dan unik. Morrigan juga sebetulnya anak yang cerdas dengan selera humor yang bagus. Anak yang loveable meskipun, ya itu, kalau lingkungannya salah dalam memperlakukan dia, Morrigan mungkin saja bisa menjadi jahat di kemudian hari.


Quote

Orang tidak akan menanyakan apakah kita merasa tenang kecuali orang itu menduga kita punya alasan sehingga tidak merasa tenang.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Mungkin perbuatanmu tadi tidak sengaja..., tetapi sebagian dari dirimu menikmatinya.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Orang kaya mengkhawatirkan persoalan uang juga. Terkadang bahkan lebih daripada orang miskin.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Langkah satu: TETAP TENANG. Percayalah kepadaku, saat kita mendadak terapung-apung ke angkasa, kita cenderung panik. Padahal, kalau sampai kita panik, hilanglah kemampuan kita untuk berpikir jernih.
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

"Dia...bukan orang yang tidak adil. Terkadang, dia cuman butuh waktu untuk merumuskan tindakan yang adil itu yang seperti apa."
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Tidak ada yang suka diberi tahu bahwa dirinya keliru. Namun, apakah berarti orang sebaiknya tidak diberi tahu ketika dia keliru?
Nevermoor 2: Wundersmith - The Calling of Morrigan Crow by Jessica Townsend

Kamis, 25 Juni 2020

Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers - The Mummy Bersama Theo yang Cerdas

Novel ini adalah buku kedua dari seri Theodosia Throckmorton karangannya R.L. LaFevers. Sayang banget kami belum berhasil mendapatkan buku pertamanya. Tapi tenang aja, buku kedua ini bisa banget dinikmati kok, karena petualangannya beda dengan buku pertamanya. Walaupun musuhnya sama, tapi tidak masalah kok, kita tidak akan bingung sama ceritanya.

Mari coba kita lihat sinopsisnya sedikit...

Suatu hari, Theodosia, gadis 11 tahun yang super cerdas ikut dengan ayah dan ibunya ke sebuah acara sosial. Ala-ala acara sosialnya para bangsawan. Oh iya, buku ini mengambil latar belakang abad pertengahan yah. Acara yang dihadiri Theodosia ini ternyata adalah acara pembukaan bungkus mumi yang ditemukan oleh Lord Chudleigh. Theodosia, tidak suka acara ini, karena membuka bungkus mumi bisa mengundang kutukan. Tapi siapa pula Theodosia? Dia hanya anak gadis 11 tahun. Para orang dewasa pasti mengabaikannya. Belum lagi Theodosia selalu diawasi oleh neneknya yang galak. Tapi saat akhirnya bungkus mumi dibuka, Theodosia yang ceplas-ceplos tidak mampu menahan celetukannya dan mengumumkan pada seluruh tamu bahwa itu adalah mumi palsu. 

Celetukan Theo ini berakibat fatal. Lord Chudleigh merasa dipermalukan, karir ayahnya dan ibunya pun jadi sedikit kesulitan, dan para hadirin tentu saja jadi heboh. Nenek Theo juga marah besar dan menganggap Theodosia sebagai anak yang tak tahu sopan santun. Sang Nenek bertekad untuk mencarikan guru privat yang mumpuni untuk mengajar Theodosia. Sementara Theo tidak punya guru privat yang mengajarnya, dan Theo juga tidak mau ditinggal di rumah, ayahnya pun akhirnya memutuskan agar Theo bekerja di ruang bawah tanah museum untuk menginventaris barang-barang yang ada di sana, sementara orangtua Theo bekerja.

Theodosia sebenarnya tidak suka bekerja di ruang bawah tanah, katakomba museum ayahnya. Di sana banyak barang-barang yang penuh kutukan. Tapi pekerjaan ini masih jauh lebih baik daripada ditinggal di rumah. Jadi, dengan berbekal banyak jimat, Theo pun mulai bekerja mendaftar barang-barang yang ada di sana. Saat bekerja di katakomba inilah Theo tanpa sengaja mengaktifkan artefak Tongkat Osiris, dan juga menghidupkan Anubis, patung jakal Dewa Anubis menjadi hidup karena daya hidup Theo yang memenuhi katakomba.

Sebelum Theo menyadari apa yang sudah dia lakukan, kekacauan mulai terjadi. Mumi-mumi menghilang dari seluruh kota dan berkumpul di museum ayahnya. Dua kali hal ini terjadi sebelum Theo menyadari apa penyebabnya. Tongkat Osiris yang tak sengaja Theo aktifkan telah memanggil mumi-mumi itu! Kejadian ini menjadikan ayah Theo dicurigai sebagai dalang pencurian mumi, padahal dia tidak tahu apa-apa. 

Theodosia jadi super sibuk. Theo harus membereskan kutukan dan arwah penasaran yang ikut datang bersama para mumi dari museum. Theo juga harus melakukan riset tentang Tongkat Osiris. Tapi saat Tongkat Osiris dicuri, dan Pasukan Ular Pengacau mulai beraksi kembali, tugas Theo jadi semakin berat dan genting. Tongkat Osiris tak hanya mampu menghidupkan yang mati, tapi ternyata juga sanggup mematikan yang hidup. Inisiatif Theo untuk melindungi mumi-mumi ayahnya agar tidak hilang, justru menjadikan ayahnya semakin dicurigai. Theo harus mencari cara agar bisa mendapatkan tongkat itu kembali, dan membebaskan ayahnya dari tahanan polisi. Semua itu harus dilakukan di tengah-tengah serbuan guru-guru privat galak pilihan nenek Theo, dan organisasi rahasia yang tiba-tiba saja menjadikan Theo pujaan karena menganggapnya sebagai titisan Isis.


Novel Theodosia dan Tongkat Osiris ini asik! Seru banget! Ceplas-ceplos dan sikap sassy-nya Theo menjadikan buku ini lucu dan menghibur. Alur ceritanya lumayan cepat dan aktif dengan petualangan-petualangan yang mendebarkan. Kami suka banget sama tokoh Theodosia ini karena selain cerdas, Theo juga anak yang praktis. Seperti saat Theo mampu mencari pengganti dari barang-barang jimat yang harus dia buat. Theo juga anak yang penuh tekad dan pemberani, tapi juga cukup logis. Ini kelihatan sewaktu Theo harus pergi dengan kereta kuda, tentu saja dia butuh uang untuk pergi. Atau sewaktu Theo harus membiarkan mumi Tetley lepas untuk menemukan lokasi Tongkat Osiris. Dibanding pergi sendiri malam-malam, Theo meminta Stilton, laki-laki dewasa, yang membuntuti mumi Tetley. Detail-detail seperti inilah yang menjadikan novel ini dan tokoh Theo menjadi lebih logis ceritanya.

Kami suka banget sama novel ini. Seru, menegangkan, dan sangat menghibur.

Ada yang sudah baca novel ini juga? Silahkan komen di kolom komentar di bawah yah.


Quote

Tapi kadang-kadang makin besar kita berkonsentrasi untuk tidak melakukan sesuatu, kita makin tertarik untuk melakukannya.
Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers

"Kenapa orang jadi jahat? Keserakahan, penderitaan, kegetiran. Gabungan ketiganya? Mungkin kita takkan pernah tahu.
Theodosia dan Tongkat Osiris by R.L. LaFevers

Rabu, 06 Mei 2020

Review Novel Stealing Phoenix by Joss Stirling - Ringan Tapi Seru dan Menghibur

Selamat datang di review buku kedua dari seri Benedict-Savant, Stealing Phoenix. Dari awal kami bisa bilang bahwa, buku ini lebih bagus dan menarik dibandingkan buku pertamanya, Finding Sky. Mungkin karena udah jauh banget kali ya dari kesan Twilight. Plot ceritanya juga menurut kami cukup fresh. Seperti buku pertamanya, Stealing Phoenix ini juga buku bacaan paranormal romance remaja yang ringan. Tapi, meskipun ringan, buku ini juga cukup seru.

Stealing Phoenix menceritakan kehidupan seorang gadis, Phoenix Corrigan, atau biasa dipanggil Phee. Phee ini hidup di sebuah komunitas savant penjahat yang dikepalai oleh seorang savant yang disebut sebagai Sang Peramal. Suatu hari, Phee ditugaskan untuk mencuri dari sebuah rombongan pelajar. Targetnya tak lain dan tak bukan adalah...Yves Benedict.

Berbeda dengan Sky yang tak tahu kalau dirinya savant, Phee ini sudah memahami dirinya savant, dan biasa memanfaatkan talentanya untuk memuluskan aksi pencuriannya. Phee bisa membekukan momen untuk sesaat, dan itulah yang dia lakukan saat mencuri barang-barang Yves. Tapi tanpa disangka oleh Phee, Yves yang juga seorang savant tidak sepenuhnya membeku. Yves melihat Phee beraksi dan dia murka. Phee yang panik langsung kabur dengan barang jarahannya. Sedangkan Yves yang murka langsung membakar barang-barangnya yang dijarah oleh Phee, meninggalkan Phee tanpa barang jarahan apapun dan tangan yang terluka.

Phee pulang dengan tangan kosong dan harus menghdapi konsekuensinya. Ternyata mencuri dari Yves adalah sesuatu yang penting, sehingga meskipun gagal, Phee harus sekali lagi mencoba mencuri darinya. Kali ini Phee menyamar sebagai salah satu peserta seminar dan membuntuti Yves. Ketika akan melancarkan aksinya, Phee lagi-lagi gagal. Kali ini lebih parah, dia tertangkap oleh Yves.

Yang tidak disadari oleh Phee tapi disadari oleh Yves adalah bahwa mereka ternyata adalah pasangan jiwa. Sementara Yves sangat gembira, Phee justru bahagia sekaligus sedih. Phee yang merasa asal usulnya tidak jelas dan berasal dari komunitas savant penjahat tidak pantas untuk Yves. Phee juga tidak mungkin bisa lolos begitu saja dari komunitas. Belum lagi ternyata Sang Peramal punya alasan tersendiri kenapa dia mengincar Yves.

Ujian Yves dan Phee sebagai pasangan jiwa cukup berat. Bagaimana nasib Phee yang dijadikan umpan oleh Sang Peramal untuk mendapatkan Yves? Bagaimana cara Yves dan Phee untuk lolos dari cengkeraman Sang Peramal serta komunitas savant penjahat?

Kami merekomendasikan banget buku ini, karena selain seru, buku ini juga ringan dan humornya cukup menghibur.

Buku ini saat ini masih tersedia di tokopedia kami. Untuk yang ingin link shopee, bisa menghubungi kami terlebih dahulu ya.
Link Tokopedia: https://www.tokopedia.com/olakalik/stealing-phoenix-by-joss-stirling

Quote

Orang bisa banyak belajar asalkan mau.
~ Stealing Phoenix by Joss Stirling

Tidak cemas itu lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.
Stealing Phoenix by Joss Stirling

Kurasa pencipta kita cerdas karena memikirkan urusan pasangan jiwa ini, karena dia menjodohkan kita bukan dengan apa yang kita inginkan melainkan apa yang kita butuhkan.
Stealing Phoenix by Joss Stirling

Lebih baik mendengar jawabannya walaupun buruk daripada dibiarkan bertanya-tanya.
Stealing Phoenix by Joss Stirling

Sabtu, 25 Januari 2020

Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?

Lagi-lagi...lagi-lagi di sini George jadi anak yang kurang menyenangkan. Mungkin karena kami baru saja membaca buku yang Lima Sekawan: Sarjana Misterius kali ya, jadi rese-resenya George di buku ini terasa banget. Memang sih sedikit lebih baik laah dibandingkan di Sarjana Misterius, tapi beneran deh, kami ngga paham apa memang sifatnya George segini resenya? Sensitif dan rese banget sama anak baru, penuh prasangka. Kalau kebetulan ada anak perempuan yang menyaingi dia soal jadi laki-laki, seperti Jo dan Berta di buku ini. Sifat irinya naik sampai ke ubun-ubun. Kalau berurusan dengan Timmy juga begitu, protektif tapi di tingkat iri yang menyebalkan. Syukurnya, di buku ini Julian bisa jauh lebih dewasa dan berani menegur George. Menurut kami ya, dari semua anggota lima sekawan, hanya George yang sepertinya kurang bisa dijadikan panutan. Satu hal yang mungkin menjadi sifat positif George adalah rasa setia kawan dan keberaniannya yang tinggi.

Okeh, udah ah nge-rant soal George. Kita mau cerita petualangan yang bisa dinikmati di buku ini.

Kali ini petualangan dimulai ketika ayah George punya rekan kerja dari Amerika untuk suatu proyek. Teman Amerikanya ini punya seorang putri. Sayangnya, putrinya terancam akan diculik dan ditukar dengan rahasia proyek ilmiah yang sedang dikerjakan. Dengan terpaksa, Berta, sang anak perempuan Amerika dibawa ke Pondok Kirrin untuk diamankan. Di sana, dia harus berubah menyamar menjadi anak laki-laki.

Hari demi hari berlalu dengan aman. Sayangnya, justru ketika Ayah dan Ibu George tidak dirumah, terjadi peristiwa menegangkan. Dimulai dari datangnya orang asing ke pulau Kirrin secara diam-diam. Berusaha memantau Pondok Kirrin dari jauh. Orang yang diam-diam mengintip di jendela. Sampai puncaknya, George diculik! Mereka memang salah menculik orang, tapi apa yang kemudian terjadi dengan George? Bisakah kawanan Lima Sekawan yang lain menemukan dan membebaskan George?

Seperti biasanya buku Lima Sekawan yang lain, kisah petualangan di buku ini seru dan menegangkan. Bacaan yang sangat menghibur.


Baca juga:

Rabu, 22 Januari 2020

Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...

Seri Lima Sekawan ini seri novel petualangan remaja yang legend banget. Selalu seru buat dibaca.

Kali ini Julian, Dick, dan Anne ceritanya sedang berlibur di karavan model lama yang kebetulan dipinjamkan kepada mereka. George dan Timmy terpaksa berangkat belakangan karena George sempat sakit. Acara kemping mereka berjalan menyenangkan dan mulus hingga kedatangan rombongan para artis pasar malam. Mereka sangat menyayangkan karena rombongan artis ini ternyata tidak ramah. Saking tidak ramahnya sampai karavan tempat lima sekawan menginap dipindahkan tanpa izin ke lapangan sebelah dimana disana mereka juga diusir oleh petani yang punya lapangan tersebut.

Saat hampir saja terjadi keributan antara lima sekawan dan para rombongan artis, tiba-tiba datanglah Jo, kawan lama mereka. Paman Jo ternyata salah satu rombongan artis. Dengan caranya sendiri Jo berhasil meluruskan kesalahpahaman antara lima sekawan dan rombongan para artis.

Meskipun mereka sudah berbaikan, Julian dan Dick tetap masih kesal dan ingin pulang saja. Tetapi sesuatu terjadi sore itu. Lewat teropong George, Julian dan Dick melihat ada orang di puri Faynights, di satu-satunya menara yang masih utuh. Orang itu tampaknya sangat mirip dengan sarjana yang dikabarkan menghilang beberapa hari sebelumnya. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk tetap di sana dan memulai petualangan mereka di puri Faynights. Apa yang mereka temukan dan apa yang terjadi selanjutnya merupakan petualangan yang sangat seru.

Dari sisi ketegangan, kami suka banget sama cerita Sarjana Misterius ini, karena petualangannya lumayan menegangkan dan seru. Tapi sayangnya yah, di cerita ini entah kenapa kami sebel banget sama George. Kayaknya kok bebal dan nyebelin banget ya. Apalagi waktu George dengan alasan yang menurut kami kekanak-kanakan tidak suka banget sama Jo. Kami jadinya malah lebih suka sama Jo dibandingkan George. Tapi kesan orang bisa beda-beda sih.

Teman-teman ada yang sudah membaca buku ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komen yah.

Versi Inggris buku ini tersedia di BookDepository. Klik di sini yah.

Sabtu, 21 September 2019

Agatha Mystery 2: Misteri Hilangnya Mutiara Benggala - Serial Detektif Remaja yang Ringan

Waktu kami pertama kali membaca judul buku ini, kami langsung terpikir satu nama, Agatha Christie. Iya dong, Agatha mana lagi yang terhubung erat dengan kasus-kasus misterius? Awalnya kami kira buku ini semacam spin off Agatha Christie, tapi kayaknya sih bukan ya. Tapi kalau terinspirasi mungkin iya.

Seri Agatha Mystery ini menceritakan tentang petualangan saudara sepupu Agatha dan Larry Mystery. Yes...Mystery itu nama keluarga mereka. Larry ingin menjadi seorang detektif, dan dia belajar di sebuah sekolah khusus untuk para calon detektif. Sedangkan Agatha, dia ingin menjadi seorang penulis cerita misteri (kaan, kemungkinan besar inspirasinya dari Agatha Christie). Di buku kedua ini, Larry ceritanya mendapatkan tugas dari sekolahnya untuk memecahkan misteri hilangnya sebuah mutiara keramat dari salah satu kuil di India.

Agatha Mystery ini menurut kami ceritanya lumayan bagus dan enak membacanya. Memang, untuk ukuran novel detektif remaja sekalipun, ceritanya agak terlalu ringan sih menurut kami. Kalau dibandingkan dengan serial lima sekawan, novel ini jauh lebih lebih sederhana ceritanya. Novel ini cocok untuk teman-teman yang sedang mencari bacaan ringan yang menghibur. Atau sebagai bacaan untuk para remaja yang senang cerita detektif yang tidak terlalu kompleks ceritanya.

Apa ada yang sudah membaca novel ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komentar yah.

Quote

"Kalian jangan sampai lupa betapa pentingnya orangtua kalian, teman-temanku sekalian," bisiknya. "Dan indahkan selalu nasihat mereka, kadang-kadang memang benar!"
~Agatha Mystery 2: Misteri Hilangnya Mutiara Benggala by Sir Steve Stevenson


Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.