Cari Review Buku

TOKPED BANNER by Ditha Anggraini
Tampilkan postingan dengan label Author: Enid Blyton. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Author: Enid Blyton. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Oktober 2020

Lima Sekawan: Memperjuangkan Harta Finniston - Ceritanya Sederhana Tapi Cukup Seru dan Menghibur

Mari kita berpetualang lagi bersama Lima Sekawan! Kali ini lewat buku yang berjudul Lima Sekawan: Memperjuangkan Harta Finniston. Judul aslinya buku ini adalah Five on Finniston Farm

Oh ya, seri Lima Sekawan lain yang sudah kami review bisa dilihat di link di bawah ini yah:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
  4. Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit
  5. Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib by Enid Blyton - Liburan Musim Dingin dengan Petualangan Mendebarkan

Kali ini, di buku petualangan ke-18 ini, Lima Sekawan kembali liburan musim panas. Mereka pergi ke daerah Dorset untuk menginap di sebuah pertanian di sana, pertanian Finniston namanya. Pertanian Finniston adalah sebuah pertanian yang sangat luas. Isunya, di tanah pertanian ini dulu pernah berdiri Puri Finniston yang sangat besar. Sayangnya, puri itu sudah terbakar habis dan puing-puingnya sedikit demi sedikit diambil orang untuk dijadikan bahan bangunan. Ini terjadi ratusan tahun yang lalu. Sekarang, bahkan jejaknya saja sudah tak terlihat.

Lima sekawan ternyata tidak menginap sendiri di pertanian Finniston. Ada seorang pria Amerika bernama Pak Henning dan anaknya yang bernama Junior sudah lebih dulu mengingap di sana. Sebenarnya kehadiran Pak Henning dan Junior sangat tidak disukai oleh para penghuni pertanian, tapi meskipun pertanian Finniston luas, mereka sedang kekurangan uang untuk mengelola pertanian. Jadi, keluarga Philpot yang mengelola pertanian terpaksa kadang-kadang menerima tamu yang menginap di sana. Pak Henning dan Junior merupakan tipikal orang yang seenaknya saja. Pak Henning senang memanfaatkan keadaan keluarga Philpot yang butuh uang untuk mendapatkan barang-barang antik bernilai tinggi dengan harga murah. Sedangkan Junior sangat senang mengganggu para pekerja dan sering minta dilayani dengan seenaknya.

Suatu hari, ketika Anne dan George sedang ke toko barang antik milik salah satu keturunan bangsawan Finniston, mereka mendapatkan cerita menarik. Meskipun sudah runtuh, Puri Finniston harusnya mempunyai ruang bawah tanah yang terhubung dengan sebuah lorong rahasia yang menuju ke sebuah Gereja di dekat pertanian. Di ruang bawah tanah ini sangat mungkin masih tersimpan harta Finniston yang ditinggalkan ketika kebakaran terjadi. Sayangnya pintu ruang bawah tanah tertutup puing dan kemudian terlupakan, lorong rahasia pun tak pernah ditemukan, sedangkan gerejanya sudah menjadi gudang di pertanian Finniston. Informasi ini disimpan erat dari Pak Henning. Tapi Junior diam-diam berhasil mencuri dengar ketika anak-anak sedang berunding.

Junior yang nakal dan ingin membalas dendam tentu saja memberitahukan info ini kepada ayahnya. Akal bulus pak Henning bekerja. Dia berencana untuk membayar sejumlah uang kepada keluarga Philpot sebagai ijin penggalian, dan akan membayar sejumlah uang lagi untuk barang-barang yang nantinya ditemukan. Tentu saja bayarannya jauh di bawah nilai barang-barang berharga yang tersimpan di ruang bawah tanah. Anak-amak lima sekawan tentu saja jadi panik. Mereka harus lebih dulu menemukan ruang bawah tanah dan memberi tahu keluarga Philpot ada harta karun di dalamnya. Semua, sebelum Pak Henning menjalankan rencananya.


Buku ini punya rating Goodreads yang bagus, seri bahasa Inggrisnya yah. Ratingnya 4.00/5.00 ★, dan kami cukup setuju dengan ratingnya. Petualangannya cukup seru. Agak sederhana sih, tidak semendebarkan yang Rahasia Logam Ajaib atau Sarjana Misterius, tapi tetap cukup seru kok. Tidak ada anak-anak Lima Sekawan yang menyebalkan di buku ini, cuman tokoh antagonisnya aja yang menyebalkan. Hasil petualangan anak-anak juga sangat solutif untuk orang-orang di pertanian Finniston. Mereka akhirnya jadi punya uang untuk mengurus pertanian. Tokoh antagonisnya sebenarnya cukup typical sih, dari sikap ataupun perbuatan, typical orang-orang menyebalkan dan rese. Oh iya, beberapa review yang kami baca agak mengeluhkan buku ini karena terkesan anti orang-orang Amerika. Menurut kami sih, yah... memang ada sedikit kesan generalisasi sih yah. Tapi Anne memberikan pernyataan bahwa dia menyukai orang Amerika tapi tidak pak Henning dan Junior yang rese. Jadi agak selamat lah ya dari generalisasi. Oh iya, ada satu hal lucu yang bikin kami merasa buku ini sudah benar-benar kuno nilai-nilainya. Masa Anne tidak boleh menguncir rambutnya menjadi buntut kuda. Wakakakak. Ini kocak banget sih ya sebetulnya, secara George aja berdandan seperti laki-laki. Di buku ini juga ada Harriet yang berdandan laki-laki juga. Jadi yang kami tangkap, jadi tomboy dengan rambut pendek boleh, tapi mengikat rambut tidak boleh. Ck. Bikin geleng-geleng aja. 


Rabu, 30 September 2020

Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib by Enid Blyton - Liburan Musim Dingin dengan Petualangan Mendebarkan

Membaca kisah-kisah Lima Sekawan sebagai orang dewasa ternyata sangatlah berbeda dibandingkan jika kita membacanya ketika masih anak-anak atau remaja. Menurut kami, ini menurut kami yah, untuk nilai-nilai modern di jaman sekarang, buku ini perlu pengawasan orangtua ketika dibaca oleh anak-anak atau remaja. Mungkin sedikit membahas nilai-nilai yang ada di kisah-kisahnya misalnya.

Okeh, sebelum ke review lebih lanjut, ini dia buku-buku lima sekawan yang sudah kami review sebelumnya:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
  4. Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit
Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib ini punya judul asli Five Get into a Fix. Ini adalah petualangan ke-17 dari Lima Sekawan. Sekali ini liburan mereka adalah liburan natal yang dingin bersalju. Terlepas dari keheranan kami kenapa anak yang habis sakit dan masih batuk-batuk malah disuruh liburan dan main ski di pegunungan, petualangan yang hadir di buku ini cukup seru.

Anak-anak pergi ke sebuah pertanian di atas perbukitan bersalju. Nama pertanian itu Magga Glen. Sayangnya, sebelum sampai di tujuan, mereka sempat tersesat ke sebuah menara tua yang aneh. Yang dengan bodohnya ingin diterobos Julian dengan memanjat pagar. Entahlah ya apa yang ada di pikirannya. Sudah jelas-jelas ada tulisan dilarang masuk, digembok pula, masih juga mau masuk kan ya, heran. Julian tidak jadi menjalankan niatnya karena ternyata ada anjing galak yang hampir menyerang mereka.

Tapi akhirnya mereka tiba juga di Magga Glen. Rumah pertanian yang ditempati oleh Bu Jones dan anaknya Morgan yang punya suara sangat lantang. Tapi di pertanian itu juga ada 7 anjing besar yang juga agak galak. Karena kelalaian George yang melepaskan Timmy terlalu cepat, Timmy sempat diserang dan digigit oleh salah satu anjing di pertanian. George yang sangat overprotektif terhadap Timmy tentu saja ngambek doong. Sifat Morgan yang acuh tak acuh menambah parah ngambeknya George. Meskipun luka Timmy ternyata hanya luka lecet, George ngambek parah dan ingin pulang ke rumah. Untungnya, dalam acara jalan-jalan setelah George ngambek, Julian dan Dick menemukan bahwa mereka berlima bisa tinggal di pondok musim panas Magga Glen yang terletak di atas bukit. Jauh dari pertanian dan anjing-anjing Morgan. Jadi, meskipun Bu Jones agak tidak setuju karena khawatir anak-anak tidak punya makanan hangat, mereka pun besoknya pindah ke pondok di atas bukit.

Tapi banyak peristiwa aneh di pondok. Suara-suara menggeram, bumi bergetar, dan asap misterius yang datang dari arah menara tua yang tidak bisa mereka masuki dulu. Banyak gosip-gosip dan kejadian aneh tentang menara tua itu. Anak-anak Lima Sekawan juga punya tiga tamu kecil yang kadang-kadang datang. Aily, anak gembala yang suka berkeliaran bersama dengan seekor anak biri-biri dan seekor anjing kecil. Ternyata Aily tahu banyak hal tentang rumah di menara tua itu. Aily bilang menara tua itu jahat, dan wanita tua di menara itu memberi Aily secarik kertas permintaan tolong. Julian dan Dick memberitahu Morgan soal keadaan gawat di menara tua. Tapi sikap Morgan yang ketus dan menyuruh mereka melupakan masalah itu membuat mereka tidak puas. Mereka malah mencurigai Morgan sebagai salah satu kaki tangan orang-orang jahat di menara tua.

Anak-anak Lima Sekawan bertekad untuk menyelamatkan sang wanita tua dari cengkraman para penjahat di menara tua. Apakah mereka berhasil? Ataukah mereka justru membuat kesalahan karena tidak menuruti kata-kata Morgan?

Kisah Lima Sekawan: Rahasia Logam Ajaib ini terbit di tahun 1958. Kisah Lima Sekawan lain juga terbit di tahun-tahun sebelumnya dan sesudahnya. Akan sudah banyak nilai-nilai kehidupan yang bergeser jauh dari masanya. Apa yang mungkin di masa lalu, saat buku ini ditulis, umum terjadi, sekarang menjadi hal yang sudah tidak relevan lagi. Jadi, kami mencoba objektif dengan memandang buku ini sebagai karya di tahun 1950an, dengan nilai-nilai yang berlaku di tahun 1950an. Kenapa kami merasa perlu menekankan hal ini? Karena di buku ini dan beberapa buku seri Lima Sekawan yang sudah kami review, kami menemukan hal-hal yang tidak terlalu menyenangkan. Stereotyping, hal-hal sexist, prasangka buruk, itu ada semua di dalam cerita-ceritanya, dan kami tidak merasa itu contoh yang baik untuk anak-anak atau remaja. Ya memang sih anak-anak lima sekawan pada akhirnya selalu meminta maaf ketika salah. Tapi, dari kisah ke kisah selalu terjadi lagi, seolah-olah tidak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Akan menarik banget kalau nanti kami melakukan pembahasan mendalam soal tokoh-tokoh Lima Sekawan ini. Tapi kami akan menunggu sampai kami sudah membaca dan mereview semua serinya dulu.

Buku ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.96/5.00 ★. Penilaian pribadi kami 3.50/5.00 ★ saja. Sebenarnya petualangannya seru dan cukup menegangkan. Tapi memang ada beberapa aspek yang kami tidak suka. Endingnya juga menurut kami terlalu terburu-buru. Entah logam ajaib apa yang diburu para penjahat di bawah menara tua. Akan menarik untuk mendengar pendapat teman-teman yang sudah membaca buku ini juga.

Kamis, 03 September 2020

Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock by Enid Blyton - Liburan ke Bukit dan Bertualang Sedikit


Review seri Lima Sekawan lagi nih kita. Kali ini kami akan mereview petualangan ke-16 dari anak-anak Lima Sekawan. Judul novel kali ini adalah Lima Sekawan: Ke Bukit Billycock, judul aslinya adalah Five Go to Billycock Hill/Five Go to Billycock Farm

Sebelum mereview novel ini, ini daftar novel Lima Sekawan lain yang sudah kami review di sini yah:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan
  3. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Belom banyak sih, tapi semoga ada yang bisa membantu teman-teman yah reviewnya. Sekarang mari kita lihat sedikit ringkasan ceritanya.

Kali ini anak-anak Lima Sekawan akan berkemah untuk mengisi waktu liburan mereka. Pilihan mereka jatuh kepada sebuah daerah berbukit yang bernama Billycock. Dick punya seorang teman yang keluarganya kebetulan punya pertanian di daerah Bukit Billycock, namanya Toby. Toby berjanji akan menyediakan peralatan berkemah untuk anak-anak Lima Sekawan, jadi perjalan anak-anak dari Pondok Kirrin ke Bukit Billycock bisa lumayan ringan. 

Bukit Billycock adalah daerah yang menyenangkan dengan padang rumput luas, gua-gua yang bisa dijelajahi, ada peternakan kupu-kupu, dan ada juga lapangan terbang kecil yang katanya penuh rahasia. Pemandangan yang luar biasa membuat anak-anak Lima Sekawan merasa betah berkemah.

Bicara soal lapangan terbang rahasia, Toby punya sepupu yang menjadi pilot di lapangan terbang Billycock, namanya Jeff. Toby sangat mengagumi sepupunya ini. Jeff juga terlihat sangat ramah dan menyenangkan, semua anak-anak suka dan kagum padanya. Apalagi Dick dan Julian yang sangat tertarik akan pesawat. Tapi sayangnya, tidak semuanya menyenangkan, Pak Gringle, pemilik peternakan kupu-kupu agak aneh, dia juga sangat cepat menjadi jengkel dan marah-marah. Bu Janes, pengurus rumah Pak Gringle lebih aneh lagi, kasar sekali kepada anak-anak dan mengusir mereka pergi dari peternakan. Tapi ada yang aneh, Bu Janes memang kasar, tapi dia terlihat sangat ketakutan. Katanya, anaknya jahat sekali padanya. Kalau kata Toby, anaknya Bu Janes dulu pernah membantu-bantu di pertanian, tapi sudah lama tidak pernah datang lagi.

Terlepas dari keanehan kecil di peternakan kupu-kupu, anak-anak tetap melanjutkan liburan mereka dengan riang. Tetapi, di suatu malam berbadai, tiba-tiba keanehan lain terjadi. Julian bertemu dengan Pak Brent, atau orang yang dia sangka Pak Brent, teman Pak Gringle di peternakan kupu-kupu di tengah malam hujan. Tak lama kemudian, di tengah badai, terdengar suara keras pesawat yang mengudara. Tanpa mereka sangka, besoknya, mereka mendengar berita bahwa ada dua pesawat eksperimen yang dicuri dari lapangan terbang dan Jeff serta sahabatnya Ray Wells menjadi tersangkanya. Mereka sangat menyayangkannya, tapi Toby tidak percaya bahwa Jeff berkhianat dengan membawa kabur pesawat eksperimen yang berharga.

Ketika pesawat yang hilang ditemukan jatuh di laut, diperkirakan pilotnya telah tenggelam. Tapi Toby tidak percaya. Anak-anak pun merasa ada yang aneh di peternakan kupu-kupu karena ada orang yang sepertinya mengaku-ngaku sebagai Pak Brent dan telah mengecoh Julian dan Dick. Belum lagi sikap Bu Janes yang semakin tampak ketakutan. Mereka pun menyelidiki peternakan kupu-kupu dengan lebih seksama.

Apakah kebenaran yang akhirnya mereka temukan di peternakan kupu-kupu? Lalu dimana Jeff dan sahabatnya? Apakah mereka benar tenggelam di lautan atau ada nasib malang lain yang menimpa mereka?

Okeh, novel ini punya rating Goodreads yang bagus 3.96/5.00 ★. Kalau buat kami pribadi, yaah... 3.50 ★ deh. It's an ok novel. B ajah ceritanya. Ceritanya cukup simpel, dan petualangannya tidak semendebarkan ketiga buku yang sudah kami review sebelumnya. Bisa dibilang cerita petualangan kali ini cukup kalem. Tapi enaknya, tidak ada anak-anak atau hal yang menyebalkan di novel ini. Wakakak. Kami sudah pesimis aja sebetulnya dengan sikap George. Tapi di buku ini tidak ada hal-hal menyebalkan kayak gitu sih. Syukurlah.

Setelah membaca beberapa buku Lima Sekawan, terutama buku ini, kami jadi menyadari betapa klasiknya cerita Lima Sekawan ini dari stereotip-stereotip jadul yang ada di novel ini. Novel pertama lima sekawan pertama kali terbit di tahun 1942. Novel Ke Bukit Billycock ini terbit pertama kali di tahun 1957. Sudah 63 tahun! Ada hal-hal yang di novel ini akan terasa tidak cocok di jaman modern ini. Seperti bagaimana Anne dan George selalu dikasih tugas domestik untuk menyiapkan makanan dan membereskannya. Atau, yang bikin kami cukup meringis, ketika Julian dan Toby mengatakan bahwa George dan Anne pasti tak berminat tentang pesawat terbang, hanya karena mereka anak perempuan! Weeww...jaman sekarang bisa diomel-omelin mungkin kalau ada yang ngomong begitu. Wakakak. Yah, namanya juga novel klasik sih. Mungkin kita memang harus memandangnya dengan kacamata klasik juga. Asal jangan lupa untuk kembali ke masa kini ya setelah selesai membaca novel ini.

Meskipun cerita petualangannya cukup kalem, buku ini tetaplah salah satu buku dari seri Lima Sekawan yang layak dikoleksi. Buku yang cocok untuk rehat dari petualangan-petualangan yang terlalu mendebarkan.

Senin, 17 Agustus 2020

Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng by Enid Blyton - Tidak Baik Lho Berprasangka Sembarangan

Sebelum buku ini, kami sudah mereview dua buku di seri Lima Sekawan yang lain:

  1. Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...
  2. Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?
Lima Sekawan: Dalam Lorong Pencoleng ini punya judul asli Five Go Down To The Sea, terbit pertama kali di tahun 1953. Buku ini adalah kisah petualangan ke-12 dari anak-anak Lima Sekawan. Siapa lagi kalau bukan Julian, Dick, George, Anne, dan anjing setia mereka Timmy. Sebelum ke reviewnya, yang cukup menarik untuk dibahas, mari kita lihat dulu sinopsisnya.

Liburan kali ini Lima sekawan pergi ke tempat yang sepi dari keramaian, ke sebuah daerah pertanian di pesisir Cornwall. Mereka tidak mengharapkan ada petualangan, malah niatnya kalau sampai ada petualangan mereka mau memalingkan muka saja. Tapi kalau memang seperti itu ceritanya, pasti buku ini tidak bakalan terbit. Wakakakak.

Jadi, menginaplah mereka berlima di sebuah pertanian yang cukup besar milik pasangan Penruthlan. Bu Penruthlan adalah seorang wanita yang gemar sekali memasak dan menjamu tamu-tamunya. Tentu saja anak-anak Lima Sekawan sangat terjamin makannya. Pak Penruthlan, di sisi lain, merupakan seorang pria petani yang punya badan tinggi, kekar dan berbulu lebat. Kenapa juga berbulunya penting banget sih...tapi di bukunya emang ditulis begitu sih. Pak Penruthlan ini bicaranya suka terdengar tidak jelas, dan hanya Bu Penruthlan yang mengerti apa yang dia bicarakan.

Liburan anak-anak Lima Sekawan ini nyaris sempurna, kalau saja mereka tidak dibuntuti oleh anak setempat yang kumal bernama Yan. Yan membuntuti mereka hampir kemana pun mereka pergi. Meskipun sebagian besar dari mereka tidak menyukai Yan dan sering mengusirnya pergi, Timmy ternyata punya pendapat lain, dia menyukai Yan. 

Yan ternyata adalah cucu dari penggembala biri-biri setempat yang punya cerita menarik. Cerita tentang kawasan pesisir itu yang dulunya merupakan daerah para pencoleng. Zaman dahulu, pada malam berbadai, para pencoleng dengan sengaja akan menyalakan suar palsu agar kapal buruan mereka terpancing memasuki perairan dengan karang-karang yang berbahaya, memecah kapal mereka, lalu para pencoleng akan merampok muatan kapal yang ada. Kisah itu sudah sangat lama dan tua. Tetapi suar palsu itu ternyata masih menyala sampai saat ini, meskipun menaranya sudah hampir menjadi reruntuhan. Fakta ini tentu saja menggelitik jiwa petualang anak-anak Lima Sekawan. Julian dan Dick pun segera merancang untuk menyelidiki menara suar palsu itu pada suatu malam berbadai. Tapi mereka malah menemukan kejutan di tengah jalan. Pak Penruthlan ternyata juga keluar di tengah malam dan berbohong pada Bu Penruthlam mengenai alasannya keluar rumah!

Sementara itu, sekelompok artis keliling yang menamai diri mereka The Barneys juga mengunjungi pesisir Cornwall tersebut. Mereka akan mengadakan pertunjukan di salah satu lumbung besar yang ada di pertanian pasangan Penruthlan. Pemeran utama mereka adalah seekor kuda yang sangat lucu bernama Clopper yang diperankan oleh Sid dan Pak Binks. Julian dan Dick sangat tertarik dengan Clopper. Tapi kostum kepala Clopper dijaga ketat oleh Sid yang mengatakan bahwa Bos menyuruhnya untuk menjaga Clopper baik-baik dan tidak boleh lepas darinya. Pertunjukan The Barneys di lumbung Penruthlan sukses besar.

Sehari setelah pertunjukan, anak-anak berjalan-jalan untuk berpiknik. Mereka memutuskan untuk pergi menyelidiki menara tua tempat para pencoleng pernah menjadikannya sebagai suar palsu. Yan juga ingin ikut dengan mereka. Tapi para Lima Sekawan tak ingin mengajaknya, maka mereka mengusir Yan agar tidak mengikuti mereka. Menara tua itu ternyata menyimpan banyak rahasia. Memang ada orang yang pernah kesana baru-baru ini dan menyalakan suar di sana. Belum lagi ada jalan rahasia di balik perapian yang mengarah ke dalam gua-gua tebing. Tapi mereka terjebak! Seseorang dengan sengaja mengurung mereka karena mereka terlalu usil mencari-cari tahu. Mereka dikunci di sebuah ruang batu yang dulunya merupakan gudang para pencoleng. Bisakah mereka keluar dari situ? Siapa yang akhirnya menyelamatkan Lima Sekawan? Dan siapakah penjahatnya? Apakah Pak Penruthlan yang terlihat bengis? Ataukah justru ada tersangka lain yang tidak mereka duga-duga?

Oke mari kita masuk ke reviewnya. Petualangan anak-anak Lima Sekawan di buku ini seperti biasa, seru dan menegangkan, dan lumayan bikin lapar karena kayaknya masakannya Bu Penruthlan enak-enak dan banyak. Tapi sayangnya ada sisi kekurangannya juga. Yah, plus minus lah ya. 

Sekali ini kami kurang simpatik dengan bagaimana cara anak-anak Lima Sekawan memperlakukan Yan. Oke lah, Yan terlihat rese karena membuntuti mereka diam-diam dan terus menerus, mungkin juga karena dia kumal. Tapi ada saatnya mereka mengusir Yan seperti anak orang kaya sombong yang mengusir pengemis. Agak cringe ngga sih untuk membaca tingkah ini di buku anak-anak? Walaupun akhirnya mereka berteman sih. Julian dan Dick juga sekali ini sifat berprasangkanya sangat jelek. Apakah karena Pak Penruthlan punya badan yang tinggi berotot dan terlihat agak kasar berarti dia terlihat kriminal dan bisa dituduh sebagai kriminal? Meskipun situasinya tampak seolah-olah memberatkan dirinya? Sikap anak-anak Lima Sekawan kepada Yan dan Pak Penruthlan menurut kami agak kasar sih. Pertama karena pak Penruthlan itu biar bagaimana pun juga tuan rumah mereka, dan kedua, sekumal-kumalnya Yan, dia penduduk asli di pesisir Cornwall, sedangkan anak-anak Lima sekawan hanya sekedar tamu yang berkunjung untuk berlibur. Kayak kurang pantas aja gitu. Ending di buku ini juga tampak sedikit dipaksakan selesai sehingga meninggalkan beberapa pertanyaan. Siapa yang mengurung mereka di gudang tebing? Lalu, siapa dua orang penyelundup yang mereka lihat di pinggir karang? Terus masa iya barang bukti malah dijadikan hadiah ke Julian dan Dick? Ya tapi ngga tahu juga sih ya kalau kepolisian jaman dulu memang begitu.

Overall, kami suka sama kisah petualangannya, tapi banyak aspek yang kurang pas juga buat kami. Novel ini punya rating Goodreads yang bagus, 3.95/5.00 ★. Kalau buat kami sendiri, yah 3.50 ★ deh ya. 


Sabtu, 25 Januari 2020

Lima Sekawan: Menyamarkan Teman by Enid Blyton; Emang George Sifatnya Begini Banget Ya?

Lagi-lagi...lagi-lagi di sini George jadi anak yang kurang menyenangkan. Mungkin karena kami baru saja membaca buku yang Lima Sekawan: Sarjana Misterius kali ya, jadi rese-resenya George di buku ini terasa banget. Memang sih sedikit lebih baik laah dibandingkan di Sarjana Misterius, tapi beneran deh, kami ngga paham apa memang sifatnya George segini resenya? Sensitif dan rese banget sama anak baru, penuh prasangka. Kalau kebetulan ada anak perempuan yang menyaingi dia soal jadi laki-laki, seperti Jo dan Berta di buku ini. Sifat irinya naik sampai ke ubun-ubun. Kalau berurusan dengan Timmy juga begitu, protektif tapi di tingkat iri yang menyebalkan. Syukurnya, di buku ini Julian bisa jauh lebih dewasa dan berani menegur George. Menurut kami ya, dari semua anggota lima sekawan, hanya George yang sepertinya kurang bisa dijadikan panutan. Satu hal yang mungkin menjadi sifat positif George adalah rasa setia kawan dan keberaniannya yang tinggi.

Okeh, udah ah nge-rant soal George. Kita mau cerita petualangan yang bisa dinikmati di buku ini.

Kali ini petualangan dimulai ketika ayah George punya rekan kerja dari Amerika untuk suatu proyek. Teman Amerikanya ini punya seorang putri. Sayangnya, putrinya terancam akan diculik dan ditukar dengan rahasia proyek ilmiah yang sedang dikerjakan. Dengan terpaksa, Berta, sang anak perempuan Amerika dibawa ke Pondok Kirrin untuk diamankan. Di sana, dia harus berubah menyamar menjadi anak laki-laki.

Hari demi hari berlalu dengan aman. Sayangnya, justru ketika Ayah dan Ibu George tidak dirumah, terjadi peristiwa menegangkan. Dimulai dari datangnya orang asing ke pulau Kirrin secara diam-diam. Berusaha memantau Pondok Kirrin dari jauh. Orang yang diam-diam mengintip di jendela. Sampai puncaknya, George diculik! Mereka memang salah menculik orang, tapi apa yang kemudian terjadi dengan George? Bisakah kawanan Lima Sekawan yang lain menemukan dan membebaskan George?

Seperti biasanya buku Lima Sekawan yang lain, kisah petualangan di buku ini seru dan menegangkan. Bacaan yang sangat menghibur.


Baca juga:

Rabu, 22 Januari 2020

Lima Sekawan: Sarjana Misterius by Enid Blyton - Ngga Nyangka Kalau George Bisa Semenyebalkan Ini...

Seri Lima Sekawan ini seri novel petualangan remaja yang legend banget. Selalu seru buat dibaca.

Kali ini Julian, Dick, dan Anne ceritanya sedang berlibur di karavan model lama yang kebetulan dipinjamkan kepada mereka. George dan Timmy terpaksa berangkat belakangan karena George sempat sakit. Acara kemping mereka berjalan menyenangkan dan mulus hingga kedatangan rombongan para artis pasar malam. Mereka sangat menyayangkan karena rombongan artis ini ternyata tidak ramah. Saking tidak ramahnya sampai karavan tempat lima sekawan menginap dipindahkan tanpa izin ke lapangan sebelah dimana disana mereka juga diusir oleh petani yang punya lapangan tersebut.

Saat hampir saja terjadi keributan antara lima sekawan dan para rombongan artis, tiba-tiba datanglah Jo, kawan lama mereka. Paman Jo ternyata salah satu rombongan artis. Dengan caranya sendiri Jo berhasil meluruskan kesalahpahaman antara lima sekawan dan rombongan para artis.

Meskipun mereka sudah berbaikan, Julian dan Dick tetap masih kesal dan ingin pulang saja. Tetapi sesuatu terjadi sore itu. Lewat teropong George, Julian dan Dick melihat ada orang di puri Faynights, di satu-satunya menara yang masih utuh. Orang itu tampaknya sangat mirip dengan sarjana yang dikabarkan menghilang beberapa hari sebelumnya. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk tetap di sana dan memulai petualangan mereka di puri Faynights. Apa yang mereka temukan dan apa yang terjadi selanjutnya merupakan petualangan yang sangat seru.

Dari sisi ketegangan, kami suka banget sama cerita Sarjana Misterius ini, karena petualangannya lumayan menegangkan dan seru. Tapi sayangnya yah, di cerita ini entah kenapa kami sebel banget sama George. Kayaknya kok bebal dan nyebelin banget ya. Apalagi waktu George dengan alasan yang menurut kami kekanak-kanakan tidak suka banget sama Jo. Kami jadinya malah lebih suka sama Jo dibandingkan George. Tapi kesan orang bisa beda-beda sih.

Teman-teman ada yang sudah membaca buku ini juga? Gimana pendapatnya? Silahkan tulis di kolom komen yah.

Versi Inggris buku ini tersedia di BookDepository. Klik di sini yah.

Amazon Associates Disclaimer

Blog ini adalah partisipan dalam program Affiliasi Amazon.com. Kami akan mendapatkan sedikit komisi jika ada penjualan yang terjadi melalui salah satu link di blog ini.

This blog is a participant in the Amazon Services LLC Associates Program, an affiliate advertising program designed to provide a means for sites to earn advertising fees by advertising and linking to Amazon.com.