Kami suka banget baca seri The Naked Traveler ini karena selain info dan ceritanya dikemas dengan menarik dan seru, banyak kelucuan-kelucuannya juga. Kayak cerita-cerita kocak mereka di hostel, yang bisa membuat kita membatin, "ada-ada aja ya sifat manusia". Atau cerita kocak saat ke KBRI Kuba. Saat tidak ada yang membukakan pintu karena sedang jam makan siang, Trinity pun "nyelonong" saja ke gerbang belakang KBRI. Begitu ada mas-mas yang mukanya Jawa banget, dia pun berteriak "Maaas! Saya orang Indonesiaaa mau maiiin!". Wakakak, kocak banget. Atau saat ide mencari cuan dengan jurus Primbon gagal total gara-gara orang Latin ternyata jauh lebih klenik dan punya dukun yang lebih aneh. Ada-ada aja deeh.
Dari kedua buku 1 Year Round-The-World Trip ini, jujur saja sebetulnya tidak ada negara yang kami cukup tertarik untuk mengunjunginya. Mungkin karena kurang familiar (mereka juga tidak familiar sih sama kita), atau karena kondisi negaranya yang mungkin agak-agak tidak nyaman buat kami. Apalagi dengan gaya backpacker. Mungkin karena usia juga sih, sudah tidak kuat kalau disuruh backpackeran begini. Tapi kami suka banget membaca cerita traveling seperti ini. Seru aja gitu melihat pengalaman-pengalaman perjalanan mereka.
Dari kedua buku ini kami pun menyadari, Indonesia masih underrepresented banget di mata dunia. Masih jarang banget orang Indonesia yang backpackeran keliling dunia. Padahal penduduk Indonesia banyak banget kan. Tapi mungkin banyak faktor juga sih yang jadi penyebabnya. Kalau menurut opini kami, paspor dan visa menjadi salah satu penyebab terbesar kenapa orang Indonesia jarang yang traveling. Biar bagaimana pun traveling masih dianggap sebagai suatu kemewahan untuk banyak orang. Buat kami pun itu kemewahan banget kok. Belom lagi bebas visa untuk paspor Indonesia masih bisa dibilang tidak banyak. Mengurus visa kan lumayan ribet dan pakai duit juga. Orang Indonesia juga sebenarnya cukup "sibuk". Kalau dipikir-pikir ya, kita itu selesai sekolah wajib pasti kebanyakan langsung ambil kuliah. Selesai kuliah, langsung kerja. Begitu kerja, sudah terlalu sibuk dan capek. Kalaupun mau traveling, pengennya yang nyaman. Toh sudah punya duit ini kan? Tapi, jatuhnya jadi liburan saja, holiday. Tidak bisa lama-lama juga karena keburu dicariin Pak Bos. Sudah punya uang, pikirannya pun tertuju pada berkeluarga atau pengen punya aset-aset properti. Tidak banyak yang mau atau rela menunda salah satu rangkaian kehidupan tadi demi traveling ala backpacker. Tapi tidak ada yang salah sih dengan semua itu. Toh, prioritas orang beda-beda kok.
Kami pun pengen banget traveling suatu saat nanti. Entah kapan. Buku-buku traveling selalu berhasil membuka mata para pembacanya akan negara-negara di luar sana. Pengalaman-pengalaman yang unik, orang-orang yang menarik, alam yang indah. Ahhh...kalau ada kesempatan, traveling lah sejauh yang kau mampu. Pasti banyak cerita yang bisa dibawa pulang.
Buku ini masih tersedia ya di Tokopedia kami. Silahkan ke link di bawah ini:
https://www.tokopedia.com/olakalik/the-naked-traveler-1-year-round-the-world-trip-part-2-trinity
Baca Juga: